Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

GAMBARAN UMUM DESA SANGIA TIWORO

4.1 Letak Lokasi

Dokumentasi : Mursin

Gambar 4.1 Balai Pertemuan Desa Sangia Tiworo

Desa Sangia Tiworo adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan

Tiworo Selatan Kabupaten Muna Barat dengan luas wilaya 534 Ha dengan

mayoritas penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani, awalnya desa ini

merupakan daerah transmigrasi yang berdiri sejak tahun 1995. Berdasarkan

letaknya, Desa Sangia Tiworo mempunyai batas-batas wilaya sebagai berikut :


-Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kasimpa Jaya Kecamatan

Tiworo Selatan

-Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kabangka Kecamatan

Kabangka

-Sebelah Timur berbatasan dengan Hutan Wadaga Kecamatan Wadaga

-Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Barakah Kecamatan Tiworo

Selatan

Pemukiman penduduk terletak didaerah dataran rendah mengikuti jalan

poros dan juga termaksud lorong-lorong terdiri dari beberapa deret rumah yang

letaknya tidak berjauhan yang biasanya hanya dipisahkan oleh jalan-jalan serta

ditimbuhi oleh pohon kelapa dan kayu gamal saat memasuki wilaya pedesaan.

Selain itu jarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya berdekatan

dan hanya dipisahkan oleh pagar kayu dan bunga yang menjadi pagar hidup di

pekarangan masyarakat, tetapi ada juga rumah yang tidak memiliki pagar. Saat

memasuki lorong-lorong di desa Sangia Tiworo, bentuk perumahan ada yang

cukup berjarak, biasanya jarak rumah yang satu dengan rumah yang lainnya

berjarak sampai ± 20-50 meter dan akan ditemukan beberapa pohon kelapa dan

pohon gamal yang memisahkan dengan rumah-rumah tersebut.

4.2 Keadaan Alam

Keadaan alam di Desa Sangia Tiworo memiliki ketinggian tanah dari

permukaan laut ± 2 meter dan topografi Desa tersebut terdiri dari daratan dan
perbukitan. Seperti halnya dengan daerah lain di Sulawesi Tenggara yang

dikenal dengan iklim tropis, maka di Desa Sangia Tiworo juga termasuk di

dalamnya sedangkan musim terbagi menjadi 2 (dua) macam musim yakni

musim hujan yang membawa angin barat dan musim kemarau yang membawa

angin timur. Musim panas biasanya terjadi pada bulan Mei sampai Oktober,

sedangkan musim hujan terjadi antara bulan November – April, dengan curah

hujan berkisar ± 2100 mm tahun. Namun musim ini tidak menentu yaitu musim

panas/kemarau lebih panjang dari musim penghujan atau sebaliknya.

Desa Sangia tiworo merupakan daerah dataran rendah dan memiliki

populasi tumbuhan yang cukup banyak. Kondisi tanahnya yang datar, dengan

demikian wilaya Desa Sangia Tiworo dapat ditanami berbagai tanaman, baik

tanaman jangka panjang seperti Coklat, Jambu Mete,Pisang, Kelapa, Pohon Jati,

dan Pohon Jabon. Sedangkan tanaman jangka pendek seperti jagung, kedelai,

kacang tanah, nilam, sayuran, dan umbi-umbian.

4.3 Keadaan Demografis

4.3.1 Jumlah Penduduk

Berdasarkan data kantor desa Sangia Tiworo tahun 2016 Keadaan

penduduk yang cukup banyak dengan jumlah penduduk 721 jiwayang terdiri

dari laki-laki sebanyak 371 jiwa, dan perempuan sebanyak 350 jiwa dan jumlah

kepala keluarga sebanyak 278 KK dengan latar belakang yang berbeda-beda


baik dari suku bangsa yang berbeda, mata pencaharian yang berbeda-beda dan

tingkat pendidikan. Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 1
Keadaan Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Sangia Tiworo
No Jenis Kelamin Jumlah Jiwa

1. Laki-laki 371

2. Perempuan 350

Jumlah 721

Sumber : Buku Profil Desa Sangia Tiworo Tahun 2016

Hal ini juga sudah berkaitan dengan jumlah masyarakat peserta program

Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera yang dapat di wawancarai.

Peningkatan jumlah penduduk di Desa Sangia Tiworo disebabkan semakin

banyak masyarakat yang melakukan transmigrasi yaitu masyarakat Bugis yang

kemudian menetap tinggal di Desa Sangia Tiworo.

4.3.2 Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan erat kaitannya dengan pengembangan sumberdaya manusia

dalam bentuk kepribadian, tingkat pengetahuan, kreatifitas dan daya analisa.

Oleh karena itu, pendidikan ini perlu di perhatikan karena merupakan salahsatu

aspek dalam membuka cakrawala dan nuansa berpikir masyarakat dalam

memanfaatkan potensi sumber daya alam serta peningkatan dan produktifitas

kerja. Pendidikan pula amat penting dalam membentuk pola pikir dan tindakan

dalam kehidupan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang


maka berpikir dan bertindak akan lebih bijaksana bila dibanding dengan orang

yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah.

Upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pemerintah

Desa Sangia Tiworo beserta seluruh masyarakat terus berupaya mengejar

ketertinggalan dari daerah lain agar masyarakat wajib belajar 9 Tahun. Saat ini

di Desa Sangia Tiworo baru terdapat 3 lembaga pendidikan yaitu Taman Kanak-

Kanak (TK) dengan nama instansi TK PGRI Wadasa, Sekolah Dasar (SD)

dengan nama Instansi SDN 4 Tiworo Selatan, dan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dengan nama Instansi SMPN Satap 2 Tiworo Selatan. Data keadaan

penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa Sangia Tiworo dapat di lihat

melalui tabel berikut.

Tabel 2
Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan

1. TK 14 12

2. Tamat SD sederajat 91 87

3. Tamat SMP Sederajat 115 82

4. Tamat SMA Sederajat 139 122

5. Tamat D-1 Sederajat - -

6. Tamat D-2 Sederajat - 2

7. Tamat D-3 Sederajat - 16


8. Tamat S-1 Sederajat 25 14

9. Tamat S-2 Sederajat 2 -

10. Tamat S-3 Sederajat - -

Sumber : Buku Profil DesaSangia Tiworo Tahun 2016


Dari tabel diatas mengenai tingkat pendidikan juga sudah termaksud para

pengurus LEM Sejahtera di Desa Sangia Tiworo. Berdasarkan data lapangan

pengurus LEM Sejahtera yang tamatan SMP 68 Orang yang tamatam SMA 62

Orang dan Tamatan S-1 2 Orang. Jadi dari tingkat pendidikan pengurus LEM

Sejahtera hanya dari tingkat SMP(Sekolah Menengah Pertama) sampai dengan

tingkat S-1 (Strata Satu).

Berdasarkan data yang dapat diketahui bahwa kualitas sumberdaya

manusia di Desa Sangia Tiworo masi tergolong kurang sehingga hal ini

berdampak pada pola pikir masyarakat tentang pengelolaan program LEM

Sejahtera. Tingkat pendidikan pula berpengaruh pada keberhasilan dan

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kegiatan usaha , pengelolaan

bantuan, dan keberhasilan pengambilan keputusan yang berhubungan dengan

pekerjaan dan pengelolaan usaha akan tetapi masyarakat yang berpendidikan

tinggi lebih memilih pekerjaan diluar desa atau daerahnya dan masyarakat yang

berpendidikan kurang dalam ikut serta dalam pengelolaan LEM Sejahtera karena

memilih untuk beraktivitas di instansi yang sesuai bidangnya masing-masing.


4.3.3 Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Pada umumnya masyarakat Desa Sangia Tiworo bermata pencaharian

sebagai Petani, Pengusaha Nilam, Pedagang Coklat, Pedagang Sembako,

Honorer,Pertukangan, PNS, TNI, dan POLRI. Mengenai hal tersebut dapat

dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3
Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa)

1. Petani 216

2. Pengusaha Nilam 6

3. Pedagang Coklat 8

4. Pedagang Sembako 20

5. Honorer 15

6. Pertukangan 2

7. PNS 9

8. TNI/POLRI 2

Sumber : Buku Profil Desa Sangia Tiworo Tahun 2016


Dari tabel diatas mengenai mata pencaharian menunjukan bahwa

mayoritas pekerjaan penduduk di Desa Sangia Tiworo adalah Petani, disusul

oleh Honorer, kemudian pedagang Sembako, Pegawai Negri Sipil (PNS),

Pedagang Coklat, Pengusaha Nilam, Pertukangan Kemudian TNI dan POLRI.

Walaupun sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani akan tetapi


sebagian diatara mesyarakat menjadi pengurus LEM Sejahtera sebagai salah satu

lembaga pemerintah yang bertujuan membantu perkembangan usaha para petani

di sektor pertanian terutama pada petani Coklat.

4.3.4 Keadaan Penduduk Menurut Agama

Dalam rangka mewujudkan hakikat pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya dan untuk meningkatkan kualitas manusia khususnya di bidang agama

maka ada perhatian khusus didaerah itu. DesaSangia Tiworo merupakan Desa

yang beragama Islam (100 %). Olehnya itu Desa Sangia Tiworo hanya terlihat

bangunan-bangunan masjid dan tidak terlihat tempat peribadatan yang lain.

Agama Islam sebagai agama kepercayaan seluruh masyarakat Desa Sangia

Tiworo, di lihat adanya bangunan mesjid Nur Sabar. Perkembangan Agama

Islam di Indonesia berdasarkan sejarah melalui daerah-daerah pesisir pantai lalu

berkembang ke daerah pedalaman.


Dokumentasi : Mursin

Gambar 4.2 Mesjid Nur Sabar

Kenyataan tersebut tampak pada adanya sebuah bangunan masjid yang

berkondisi baik dan disamping itu sering diadakan kegiatan keagamaan seperti

mengadakan Taman Pengajian (TPA), serta memperingati hari-hari besar islam

seperti perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Majelis Taklim, serta hari-hari

besar Islam yang lainnya.

Dilihat dari komposisi penduduk menurut agama, masyarakat Desa

Sangia Tiworo 100% Agama Islam, namun dalam pelaksanaannya masi kurang

bahkan masi banyak diwarnai oleh kepercayaan-kepercayaan lama berupa

Animisme dan Dinamisme yaitu mereka masih percaya Roh-roh halus dan

benda-benda ghaib.
Akan tetapi dalam pelaksanaan program pemerintah seperti LEM

Sejahtera tidak menggunakan agama sebagai acuan pelaksanaannya akan tetapi

program LEM Sejahtera dilaksanakan secara nasional berdasarkan arahan dari

pemerintah daerah tentang bagaimana pengelolaan program tersebut agar

mendapatkan hasil yang baik dan efektif.

4.3.5 Keadaan Penduduk Menurut Suku Bangsa

Suatu konsekuensi logis dari kemajuan pembangunan dari berbagai

bidang kehidupan adalah semakin intensifnya antara suku bangsa yang satu

dengan suku bangsa yang lainnya. Masyarakat Desa sangia Tiworo yang

berjumlah 721 Jiwa memiliki latar belakang etnik yang berbeda-beda. Namun

mayoritas dari penduduknya adalah suku Muna sehingga dalam pelaksanaan

kegiatan sosial kemasyarakatan cenderung mengarah pada kebudayaan suku

Muna tetapi hal ini tidak menjadi halangan bagi mereka untuk hidup rukun dan

harmonis. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4
Keadaan Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa

No Suku Bangsa Jumlah (Jiwa)


1. Muna 448
2. Bugis 251
3. Jawa 7
4 Buton 2
5 Flores 2
6 Bajo 1
Jumlah 721
Sumber : Buku Profil Desa Sangia Tiworo Tahun 2016
Dari tabel di atas menunjukan bahwa mayoritas penduduk yang

bermukim di Desa Sangia Tiworo, Kecamatan Tiworo Selatan, Kabupaten Muna

Barat adalah suku Muna sebagai penduduk asli, dimana mereka merupakan

sebagian besar pengurus dari program LEM Sejahtera yang ada di Desa Sangia

Tiworo.

4.4 Profil LEM Sejahtera


Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera adalah lembaga

ekonomi desa yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat desa dengan

menghimpun dan mendayagunakan seluru potensi sumber daya yang tersedia

untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh anggotanya, maksud pendirian dari

LEM Sejahtera adalah sebagai wadah untuk mensukseskan program bahteramas

di tingkat desa dengan membangun sistem perekonomian yang tangguh, berdaya

saing dan berkelanjutan. LEM Sejahtera di dirikan sejak tahun 2009 melalui

rapat anggota yang difasilitasi oleh TIM Fasilitator LEM Sejahtera.

Seperti yang dikatakan oleh Amrahdi (45 Tahun) bahwa :

“LEM Sejahtera suatu lembaga yang dimana bertujuan untuk


kesejahteraan masyarakat khususnya mewujudkan program kemandirian
petani. Program LEM Sejahtera di Desa Sangia Tiworo di dirikan sejak
Tahun 2013 dan saya sendiri sebagai ketua. Tujuan di dirikan LEM ini
untuk kesejahteraan semua petani. Akan tetapi petani yang saya maksud
ini petani coklat atau petani yang punya tanaman jangka panjang yang
hasilnya menjanjikan. Tapi to dalam ADRT yang kepanjangannya itu
anggaran dasar anggaran rumah tangga dalam LEM sejahtera di jelaskan
cakupannya itu adalah ruang lingkup masyarakat Sangia Tiworo”
(Wawancara, 4 Nopember 2016)
Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa LEM Sejahtera merupakan salah

satu program yang bergerak disektor perekonomian yang tujuannya itu

menyejahterakan masyarakatnya khususnya para petani coklat, Jambu Mete,

serta Usaha Tani yang lainnya yang ada di Desa Sangia Tiworo. Selain itu

program LEM Sejahtera ini diatur dalam AD-ART sehingga proses pelaksanaan

dan pengelolaan lembaga tersebut dapat teratur dengan baik berdasarkan acuan

yang ada dalam AD-ART.

Sekarang ini sebagian besar masyarakat Desa Sangia Tiworo telah

terdaftar sebagai pengurus LEM Sejahtera khususnya bagi para petani, dalam

kepengutusan LEM Sejahtera terdapat struktur organisasi dalam keanggotaan

LEM Sejahtera yang terdiri atas ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Anggota

sebagai pengurus dalam Program penyelenggaraan dan penerima bantuan LEM

Sejahtera. Dalam keanggotaan LEM Sejahtera ini terdapat 132 Anggota mereka

adalah masyarakat Desa Sangia Tiworo yang memiliki tanaman Coklat atau

memiliki usaha tani yang memiliki hasil yang menjanjikan, akan tetapi yang

menjadi anggota ini hanya yang memiliki tanaman jangka panjang saja, sebab

dalam program bantuan LEM Sejahtera ini yang menerima bantuan ini hanya

masyarakat yang menabung saja di kas keanggotaan LEM Sejahtera. Seperti

yang dikatakan oleh Siti Rahmatina ( 41 Tahun) bahwa :

“ Anggota LEM Sejahtera ini terdiri dari 132 anggota diluar dari Ketua,
Sekretaris, Dan Bendahara. Saya sendiri dalam kepengurusan LEM
Sejahtera ini posisiku sebagai bendahara. Syarat untuk menjadi anggota
itu yang penting punya usaha tani, terus mereka harus punya simpanan.
Tujuan dari simpanan ini untuk modal awal agar mereka bisa menerima
bantuan dari LEM semua sudah diatur dalam peraturan LEM Sejahtera,
simpanan disini bukan untuk kita pengurus tapi sebagai tabungan mereka
jadi kapan-kapan mereka butuh uang maka kami kasi pinjam dengan
catatan harus mengembalikan dalam tiap bulannya karena ini uang
diputar. Tapi disini masyarakat punya simpanan dari Rp. 20.000 –
1.000.000 ini sebagai syarat. Tapi kalau yang menyimpan itu apabila
mereka mau pinjam uang harus seimbang dengan simpanannya mereka.
Seperti yang menyimpan uang Rp. 20.000 mereka itu tidak bisa
meminjam uang mereka hanya bisa menerima bantuan saja. Dan LEM
Sejahera ini sering melakukan pelatihan pada masyarakat dalam hal
pengelolaan pertanian”
Dari hasil wawancara diatas menunjukan bahwa dalam program LEM Sejahtera

dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani, dengan adanya berbagai

program serta bantuan dapat membantu meningkatkan penghasilan petani. Oleh

karena itu program LEM Sejahtera di Desa Sangia Tiworo sangat membantu

khususnya para petani dalam hal meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan

adanya permodalan LEM Sejahtera yang dihimpun dari simpanan anggota secara

swadaya. Selain itu program LEM Sejahtera memiliki peranan untuk membantu

masyarakat yang peranannya sebagai wadah pembinaan dan pengembangan

sumber daya manusia (SDM), menyediakan data dan bahan perencanaan,

membantu terwujudnya keterpaduan program pembangunan di tingkat desa,

meningkatkan akses masyarakat terhadap sumberdaya lahan, modal, dan

Teknologi informasi.dan mengembangkan kemandirian kelembagaan

masyarakat serta menyelenggarakan kegiatan bisnis yang berbasis sumberdaya

lokal antara lain : pengelolaan hasil bumi,pengadaan barang dan jasa, sarana

produksi pertanian, perdagangan, dan simpan pinjam.

Anda mungkin juga menyukai