MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Geografi Pariwisata
Yang diampu oleh Bapak Drs. I. Komang Astina, M.S., Ph.D
Disusun Oleh:
Muhammad Al-Farisy 160721614463
Muhlas Ardiyansyah P 160721614452
M. Syahidan Wahidin W 160721600938
Rafikatul Mustarifah 160721614455
Revina Putri S 160721600943
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni:
1. Mengetahui karakteristik wilayah pantai Sendang Biru
2. Mengetahui potensi Ekternal dan internal pantai Sendang Biru Kabupaten
Malang di lihat dari analisis SWOT
3. Mengetahui pengembangan pariwisata Sendang Biru.
1.4 Kajian Pustaka
Istilah Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari dua suku kata yaitu
pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, sedangkan wisata berarti
perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata “travel” dalam bahasa
Inggris (Oka. A Yoeti, 1982: 103). Pariwisata merupakan kegiatan yang mempunyai tujuan
untuk mendapatkan kenikmatan atau kepuasan (Sujali : 1989: 21). Menurut Gamal
Suwantoro (1997: 3) istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan
wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat
tinggalnya karena suatu alasan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.
Menurut Institut of Tourism in Britain (1976) dalam Kusumayadi dan Endar Sugiarto
(2000: 5), mendefinisikan pariwisata sebagai kunjungan orang-orang untuk sementara
dalam jangka pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan tempat bekerja
sehari-hari, serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempattempat tujuan
tersebut.Geografi pariwisata adalah geografi yang berhubungan erat dengan pariwisata.
Kegiatan pariwisata yang banyak sekali seginya di mana semua kegiatan tersebut dapat
disebut dengan industri pariwisata, seperti perhotelan, restoran, toko cenderamata,
transportasi, biro jasa,tempat-tempat hiburan, objek wisata, atraksi budaya dan sebagainya.
Segi-segi geografi umum yang dikaji dalam pariwisata antara lain iklim, flora, fauna,
keindahan alam, adat istiadat, laut dan sebagainya (Gamal Suwantoro, 1997: 28). Menurut
Heru Pramono (2012: 2), geografi pariwisata adalah studi terapan dari konsep-konsep,
teori-teori, dan pendekatanpendekatan geografi terhadap aspek-aspek pariwisata pada
wilayah permukaan bumi.
Menurut Pearce (dalam Heru Pramono, 2012: 2) Terdapat enam wilayah topik yang
menyusun komponen geografi pariwisata yaitu : 1) Pola keruangan penawaran (spatial
patterns of supply) 2) Pola keruangan permintaan (spatial patterns of demand) 3) Geografi
tempat-tempat wisata (the geography of resort) 4) Geografi dan aliran wisatawan (tourist
movement and flows) 5) Dampak pariwisata (the impact of tourism) 6) Model-model
keruangan pariwisata (models tourism space) Menurut Sujali (1989: 5), geografi pariwisata
sesuai dengan bidang atau lingkupnya, sasaran atau objek adalah objek wisata, sehingga
pembahasannya ditekankan pada masalah bentuk, jenis, persebaran dan juga termasuk
wisatawannya sendiri sebagai konsumen dari objek wisata.
Potensi wisata merupakan segala hal dan kejadian yang diatur dan disediakan sehingga
dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata baik berupa suasana, kejadian, benda,
maupun jasa (Nyoman S. Pendit, 1994: 108). Potensi wisata juga dapat berupa sumberdaya
alam yang beraneka ragam dari aspek fisik dan hayati, serta kekayaan budaya manusia yang
dapat dikembangakan untuk pariwisata. Sedangkan sumberdaya pariwisata diartikan
sebagai unsur-unsur lingkungan alam atau yang telah diubah oleh manusia yang dapat
memenuhi keinginan wisatawan (Chafid Fandeli, 2001: 48-57).
Pengembangan pariwisata mendasarkan pada sifat, kemampuan, fungsi, ruang jangkauan
pemasaran yang akan dicapai. Jangkauan dapat bersifat lokal, regional, nasional, dan bahkan
bersifat internasional (Sujali, 1989: 34). Alasan utama pengembangan pariwisata pada suatu daerah
tujuan wisata, baik wisata lokal, regional atau ruang lingkup suatu negara sangat erat kaitannya
dengan pembangunan perekonomian daerah atau negara tersebut. Alasan kedua pengembangan
pariwisata itu lebih banyak bersifat non ekonomis.
Wisatawan yang datang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata salah satu motivasinya
adalah untuk menyaksikan dan melihat keindahan alam dan termasuk di dalamnya cagar alam,
kebun raya, tempat bersejarah dan candi-candi. Alasan ketiga pengembangan pariwisata untuk
menghilangkan kepicikan berpikir, mengurangi salah pengertian, terutama bagi masyarakat di
objek kepariwisataan itu dibangun (Oka A. Yoeti, 2008: 77-78). Tujuan pengembangan pariwisata
adalah guna memperoleh nilai-nilai ekonomi positif dimana pariwisata dapat sebagai fasilisator
dalam pembangunan ekonomi pada beberapa sektor.
Dalam mengembangkan setiap sektor pembangunan, pariwisata tidak terkecuali perlu kiranya
diperkirakan situasi yang terjadi di tahun yang akan datang. Ini penting mengingat perencanaan
membutuhkan suatu tindak lanjut, baik yang berupa pekerjaan fisik maupun penanganan yang
bersifat sosial ekonomi. Selain itu perlu diperhatikan bahwa untuk perencanaan seringkali
diperlukan suatu unit besaran tertentu (Oka A. Yoeti, 1992: 32). Peranan pemerintah dalam
mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastruktur (tidak hanya
dalam bentuk fisik), memperluas berbagai bentuk fasilitaas, kegiatan koordinasi antara aparatur
pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi umum ke luar negeri (Spillane, 1985:
133).
Menurut Freddy Rangkuti Analis swot adalah indifikasi berbagai factor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (sterngths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan ( weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis SWOT menurut Sondang P. Siagian
merupakan salah satu instrument analisi yang ampuh apabila digunakan dengan tepat telah
diketahui pula secara luas bahwa “SWOT merupakan akronim untuk katakata strenghs (kekuatan),
weaknesses (kelmahan), opportunities (peluang) dan htreats (ancaman).
Analisis SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi terhadap keseluruhan
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen
analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang dikenal luas. Analisis ini didasarkan
pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila
diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang besar atas rancangan suatu
strategi yang berhasil.
Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan
informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan
kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).Analisis SWOT tersebut akan
menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan
mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau
diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara systematis untuk merumuskan strategi perusahaan, analisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan (weaknesses)dan ancaman (threat).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangangmisi, tujuuan
, dan strategi, dan kebijan dari perusahaan. Dengan demikian perecanaan strategi (strategic planner)
harus menganalisi faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan , peluang, dan ancaman)
dalam kondisi yang ada disaat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling popular
untuk analisis situasi adalah analisi SWOT. Sedangkan menurut sondang psinagian ada pembagian
faktor-faktor strategis dalam analisi SWOT yaitu:
a. Faktor berupa kekuatan
Sesuatu yang dimaksud dengan faktor-faktor kekuatan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalahantara lain kompetisi
khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilkikan keunggulan
komparatif oleh unit usaha dipasaran. Dikatan demikian karena satuan bisnis memilki
sumber keterampilan, produk andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari
pada pesaing dalam memuaskan kebutuhan pasar yang sudah dan direncanakan akan
dilayani oleh satuan usaha yang bersangkutan.
b. Faktor kelemahan
Suatu keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan, dan kemampuan
yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan
c. Faktor peluang
Definisi peluang secara sederhana peluang ialah berbagai situasi lingkuangan yang
menguntungkan bagi suatu satuan bisnis.
d. Faktor ancaman
Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang yaitu faktor-faktor
lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis jika jika tidak diatasi
ancaman akan menjadi bahaya bagi satuan bisnis yang bersangkutan baik unutk masa
sekarang maupun dimasa depan.
Menurut (Zurotun,Nisak 2013) untuk menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT,
maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT,
yaitu:
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities and threats (O dan T).
Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi di luar perusahaan
yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup
lingkungan industri dan lingkungan bisnis makro, ekonomi, politik, hukum, teknologi,
kependudukan, dan sosial budaya.
b. Faktor internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strenghts and weaknesses (S dan W).
Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang
mana ini turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision making)
perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua macam manajemen fungsional :
pemasaran, keuangan, operasi, sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan,
sistem informasi manajemen dan budaya perusahaan (corporate culture).
Adapun pendekatan-pendekatan dalam analisis SWOT dapat dibedakan menajdi 2 yaitu:
WEAKNESS
Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages: Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan
peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang
lebih cepat.
Sel B: Mobilization :Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus
dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi
sebuah peluang.
Sel C: Divestment/Investment :Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi
dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur.
Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena
kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil
adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan
menggarap peluang itu (investasi).
Sel D: Damage Control :Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan
karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi.
Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga
tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
b. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui
perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar
diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu: Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta
jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung
skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap
sebuah point factor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point
faktor lainnya.
Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim
digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah
dan 10 berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor
dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor
adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya.
Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya
sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point
faktor).Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O
dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X,
sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y.
BAB II
I. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pada makalah ini yakni pantai SendangBiru yang terletak di
Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang Jawa
Timur. jarak tempuh dari kota Malang 74 Km dengan waktu tempuh 2 jam
perjalanan bisa dengan menggunakan roda dua ataupun roda empat.
Gambar 1. Peta Lokasi Pantai Sendangbiru
Sumber: Dokumen Pribadi
Pantai Sendangbiru memiliki Pusat Pendaratan Ikan Pondokdadap dan merupakan pusat
kegiatan perikanan tangkap terbesar di Kabupaten Malang. Kebijakan yang dicanangkan
oleh pemerintah Kabupaten Malang tersebut menjadikan kawasan pesisir Sendang Biru
diarahkan untuk pengembangan kawasan perikanan terpadu yang populer dengan program
Fishery towni. Selain adanya Pusat Pendaratan ikan pantai ini juga didukung oleh adanya
Pulau Sempu yang banyak menarik perhatian wisatawan. Wisatawan yang ingin
mengunjungi Pulau Sempu harus melewati Pantai Sendangbiru. Hal itu dilakukan karena
akses dan perizinan untuk mengunjungi pulau ini berada di Pantai Sendangbiru, sedangkan
pulau Sempu sendiri termasuk dalam wilayah administrasi Pantai Sendangbiru.
2.2 Hasil Analisi Swot
Gambar 3. Halaman TPI Sendang Biru Gambar 4. Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Gambar 5. Gudang Beku TPI Gambar 6. Kantor UPT Pelabuhan Sendang Biru
Gambar 11. Tempat Perakitan Perahu Gambar 12. Fasilitas Parkir Mobil
Gambar 13. Transaksi penjualan ikan Gambar 14. Kondisi Dermaga Perahu Nelayan
Gambar 19. Wawancara dengan wisatawan Gambar 20. Pedagang asongan Sendang Biru
Gambar 21. Wawancara dengan nelayan Gambar 22. Wawancara dengan Pedagang