Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN KEPENDUDUKAN
(GEL 0208)

ACARA VII

PERENCANAAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN

Disusun oleh:

Nama : Milta Charennina

NIM : 18/426834/GE/08770

Hari/Waktu : Senin/ 15.00-17.00

Asisten : 1. Aryana Rachmad Sulistya., S.Si

2. Ghina Salsabilla., S.Si

LABORATORIUM KEPENDUDUKAN DAN SUMBERDAYA EKONOMI

PROGRAM STUDI GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2019
I. LATAR BELAKANG

Setiap makhluk hidup mempunyai kebutuhan, tidak terkecuali manusia.


Manusia mempunyai kebutuhan yang beragam. Namun, pada hakekatnya setiap
manusia mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan dasar tersebut
bersifat manusiawi dan menjadi syarat untuk keberlangsungan hidup manusia.
Siapa pun orangnya pasti memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar (Tukiran,
2010).

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia adalah


masalah perekonomian, diantaranya adalah rendahnya pertumbuhan ekonomi,
kemiskinan, pengangguran, kesenjangan penghasilan, dan inflas (Bernard, 1978).
Pada umumnya permasalahan perekonomian di Indonesia disebabkan oleh faktor-
faktor seperti laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya,
ketidakseimbangan antara angkatan kerja dan kesempatan kerja, dan rendahnya
tingkat pendidikan. Salah satu upaya pemerintah untuk menyelesaikan masalah
perekonomian di Indonesia adalah dengan memperbaiki kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki (Matin, 2013). Tugas utama pemerintah untuk mencapai
target ini salah satunya adalah menyelesaikan permasalahan pendidikan.
Kurangnya pemerataan pendidikan, kurangnya kualitas pendidikan, kurangnya
relevansi pendidikan, dan kurangnya efisiensi dan efektivitas manajemen
pendidikan merupakan beberapa hal yang bisa menjadi faktor-faktor penyebab
rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia

Kebutuhan manusia terhadap pendidikan merupakan kebutuhan asasi


dalam rangka mempersiapkan setiap insan sampai pada suatu tingkat di mana
mereka mampu menunjukkan kemandirian yang bertanggung jawab, baik
terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya (Mantra. 2000). Pendidikan
melatih manusia untuk memiliki tingkat penyesuaian diri yang baik dalam
berinteraksi dengan lingkungan (baik dengan sesama manusia maupun dengan
lingkungan alam). Brubacher. S (1981) mengemukakan bahwa pendidikan dapat
diartikan sebagai suatu proses penyesuaian diri secara timbal balik dari seseorang
dengan manusia lainnya dan dengan lingkungannya.
Proses pembelajaran merupakan suatu bagian terpenting dalam dunia
pendidikan. Dimana di dalam proses pembelajaran inilah hasil dari pendidikan
ditentukan. Ketika proses ini berjalan baik, maka baik juga hasil dari pendidikan
itu dan begitu pula bila prosesnya buruk maka buruk juga hasilnya (Ananta,
1993). Namun begitu, proses pembelajaran di indonsia sering kali berjalan kurang
maksimal. Kurang maksimalnya hal tersebeut disebabkan oleh berbagai hal
diantaranya adalah kurangnya perencanaan dalam proses pembelajaran sehingga
pembelajaran terhambat dan tidak mengalai peningkayan. Untuk memaksimalkan
proses pembelajaran hingga bisa mendapatkan hasil sesuai dengan yang
diharapkan maka diperlukanlah perencanaan pendidikan. Sebelum membuat
perencanaan pendidikan, terlebih dahulu perlu dillakukan analisis kebutuhan
terhadap guru dan sekolah. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui jumlah
kebutuhan guru, kelas, dan sekolah di masa yang akan datang agar nantinya
kualitas pendidikan menjadi lebih maju dan berkembang.

II. TUJUAN

Tujuan dari Praktikum Perencanaan Kependudukan Acara VII ini adalah :

1. Menghitung proyeksi jumlah kelas dan jumlah guru.


2. Membuat perencanaan kebutuhan pendidikan.
3. Menganalisis kondisi pendidikan di provinsi Jawa Tengah

III. ALAT DAN BAHAN

Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :


1. Komputer/ Laptop
2. Software Spectrum
3. Publikasi Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2010 dan 2015
4. Data jumlah guru tingkat SD, SMP, SMA Provinsi Jawa Tengah
5. Data jumlah siswa tingkat SD, SMP, SMA Provinsi Jawa Tengah
6. Data proyeksi penduduk eksponensial berdasarkan umur, jenis kelamin,
dan desa+kota Provinsi Jawa Tengah.
IV. LANGKAH KERJA
Langkah kerja dari Praktikum Perencanaan Kependudukan Acara VII ini adalah :

Data penduduk Jawa Tengah

Mengklasifikasikan umur sesuai jenjang pendidikan

SD : 7-12 Tahun
SMP : 13-15 Tahun
SMA : 16-18 Tahun

Menghitung proyeksi jumlah kelas dengan rumus =

Jumlah Kelas = siswa per kelompok umur jenjang : 35

Menghitung jumlah guru dengan rumus =

Jumlah Guru = siswa per kelompok umur jenjang : rasio murid guru

Mengolah data menjadi bentuk table dan grafik

1. Tabel Rasio Guru-Kelas Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010


2. Tabel Proyeksi Jumlah Kelas dan Guru Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010,
2025, 2035, dan 2045
3. Grafik Proyeksi Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2045

Keterangan
= input = proses = output

V. HASIL PRAKTIKUM

Hasil yang didapatkan dari Praktikum ini adalah :


1. Tabel Rasio Guru-Kelas Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010. (terlampir)
2. Tabel Proyeksi Jumlah Kelas dan Guru Provinsi Jawa Tengah Tahun
2010, 2025, 2035, dan 2045. (terlampir)
3. Grafik Proyeksi Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010-2045.
(terlampir)
VI. PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.


Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatif. Sebab dengan sistem pendidikan yang baik
diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
(Wurdiyatmoko, 1994). Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha
peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM), walaupun usaha peningkatan
mutu SDM tidak hanya dilakukan melalui pendidikan khususnya pendidikan
formal ( sekolah ). Tetapi sampai detik ini, pendidikan masih dipandang sebagai
sarana dan wahana utama untuk meningkatkan mutu SDM yang dilakukan secara
sistematis dan berjenjang.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun
wajib mengikuti pendidikan dasar ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar
merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga
pendidikan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat (BPS,2014).
Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta
didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain
yang sederajat. Keberhasilan pendidikan pada tingkat dasar akan meningkatkan
partisipasi pendidikan pada tingkat menengah, dan memperkuat daya saing untuk
meningkatkan kualitas hidupnya ketika dewasa.

Proyeksi adalah perkiraan tentang keadaan masa yang akan datang dengan
menggunakan data yg ada (sekarang). Selain itu, proyeksi memberi perkiraan
(perhitungan) mengenai keadaan pada masa mendatang dengan menggunakan
data yang ada (sekarang). Proyeksi penduduk adalah perhitungan matematis
jumlah penduduk masa yang akan datang dan dihitung berdasarkan jumlah
penduduk sekarang (Raharja, 2017) . Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
proyeksi adalah perkiraan tentang sesuatu hal di masa mendatang dengan
menggunakan kondisi sekarang. Oleh karena itu, proyeksi pendidikan adalah
perkiraan tentang pendidikan di masa mendatang, misalnya lima atau 10 tahun
mendatang yang dihitung dengan menggunakan kondisi pendidikan di masa
sekarang.

Angka partisipasi kasar (APK) merupakan proporsi jumlah


penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan terhadap jumlah
penduduk usia sekolah yang sesuai denganjenjang pendidikan tersebut
(BPS,2010). APK mengindikasikan partisipasi sekolah penduduk sesuai jenjang
pendidikannya. Secara umum, APK digunakan untuk mengukur keberhasilan
program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka
memperluas mengenyam pendidikan. kesempatan bagi penduduk untuk
mengenyam pendidikan

APK Jawa Tengah pada Tahun 2010 untuk jenjang pendidikan Sekolah
Dasar (SD) adalah 114,93. Untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) adalah 99,72. Untuk jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
adalah 64,93. Kesenjangan APK semakin besar seiring meningkatnya jenjang
pendidikan. Nilai APK SD bisa lebih dari 100 persen karena populasi murid yang
bersekolah pada suatu jenjang pendidikan tertentu mencakup anak di luar batas
usia sekolah pada jenjang pendidikan tersebut. Hal ini bisa disebabkan oleh
adanya pendaftaran siswa usia dini, pendaftaran siswa yang telat bersekolah, atau
pengulangan kelas.

Bila digunakan metode proyeksi pendidikan yang paling kompleks, maka


asumsi yang digunakan juga lebih kompleks dan sebaiknya menggunakan
gabungan antara kebijakan dan tanpa kebijakan. Dengan kata lain, gunakanlah
asumsi target, kecenderungan, dan konstan yang disesuaikan dengan kebutuhan
proyeksi. Asumsi target dilaksanakan dengan cara menentukan target pada tahun
akhir proyeksi kemudian diproyeksikan secara linear atau menggunakan rata-rata
pertumbuhan per tahun. Misalnya, angka naik tingkat ditargetkan meningkat dan
angka putus sekolah di targetkan menurun. Peningkatan dan penurunan asumsi ini
dimaksudkan agar menghasilkan proyeksi pendidikan yang makin membaik.
Berdasarkan table proyeksi jumlah guru dan jumlah kelas Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2010 jumlah penduduk untuk kelompok umur 7-12 tahun sebanyak
3637446 jiwa, jumlah penduduk untuk kelompok umur 13-15 tahun sebanyak
1741098 jiwa, dan jumlah penduduk untuk kelompok umur 16-18 tahun sebanyak
157110 jiwa. Perhitungan jumlah murid SD adalah 418.052 jiwa, jumlah murid
SMP adalah 173.622 jiwa, dan jumlah murid SMA adalah 10.201 jiwa. Rasio guru
terhadap murid adalah perbandingan jumlah siswa terhadap 1 orang guru didalam
kelas. Rasio murid guru untuk jenjang SD adalah 17,16; untuk jenjang SMP
adalah 15,11; dan untuk jenjang SMA adalah 10,01.

Proyeksi kebutuhan jumlah guru dan kelas Provinsi Jawa Tengah tahun
2025, 2035, dan 2045 mengalami penurunan. Pada tahun 2025 proyeksi jumlah
kelas SD,SMP, dan SMA berturut-turut adalah sebanyak 95.318, 41.785, dan
26.617 sedangkan proyeksi jumlah guru SD, SMP, dan SMA berturut-turut adalah
194.408, 60.033, dan 77.996. Pada tahun 2035 proyeksi jumlah kelas SD,SMP,
dan SMA berturut-turut adalah sebanyak 89.800, 39.720, dan 26.274 sedangkan
proyeksi jumlah guru SD, SMP, dan SMA berturut-turut adalah 183.154, 57.066,
dan 76.991. Pada tahun 2045 proyeksi jumlah kelas SD,SMP, dan SMA berturut-
turut adalah sebanyak 87.288, 38.210, dan 24.992 sedangkan proyeksi jumlah
guru SD, SMP, dan SMA berturut-turut adalah 178.030, 54.897, dan 73.233.

Pendidikan mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu


Negara (daerah) karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas.
Pendidikan dapat menjadikan sumber daya manusia lebih cepat mengerti dan siap
dalam menghadapi perubahan dan pembangunan suatu Negara (Hastono,2009).
Pendidikan yang ditamatkan merupakan salah satu ukuran kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM). Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin
tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, sehingga selain bisa
memperoleh pekerjaan yang layak dengan gaji/upah yang sesuai, tingginya tingkat
pendidikan juga dapat mencerminkan taraf intelektualitas suatu masyarakat.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah :

1. Proyeksi kebutuhan jumlah guru dan kelas Provinsi Jawa Tengah tahun
2025, 2035, dan 2045 mengalami penurunan. Pada tahun 2025 proyeksi
jumlah kelas SD,SMP, dan SMA berturut-turut adalah sebanyak 95.318,
41.785, dan 26.617 sedangkan proyeksi jumlah guru SD, SMP, dan SMA
berturut-turut adalah 194.408, 60.033, dan 77.996. Pada tahun 2035
proyeksi jumlah kelas SD,SMP, dan SMA berturut-turut adalah sebanyak
89.800, 39.720, dan 26.274 sedangkan proyeksi jumlah guru SD, SMP,
dan SMA berturut-turut adalah 183.154, 57.066, dan 76.991. Pada tahun
2045 proyeksi jumlah kelas SD,SMP, dan SMA berturut-turut adalah
sebanyak 87.288, 38.210, dan 24.992 sedangkan proyeksi jumlah guru SD,
SMP, dan SMA berturut-turut adalah 178.030, 54.897, dan 73.233.

2. Proyeksi pendidikan diperlukan untuk mengetahui perencanaan


pendidikan di masa depan, Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
dicapai, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki, sehingga selain bisa memperoleh pekerjaan yang layak dengan
gaji/upah yang sesuai, tingginya tingkat pendidikan juga dapat
mencerminkan taraf intelektualitas suatu masyarakat.

3. Kondisi pendidikan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 jumlah


penduduk untuk kelompok umur 7-12 tahun sebanyak 3637446 jiwa,
jumlah penduduk untuk kelompok umur 13-15 tahun sebanyak 1741098
jiwa, dan jumlah penduduk untuk kelompok umur 16-18 tahun sebanyak
157110 jiwa. Perhitungan jumlah murid SD adalah 418.052 jiwa, jumlah
murid SMP adalah 173.622 jiwa, dan jumlah murid SMA adalah 10.201
jiwa.
VII. DAFTAR PUSTAKA

Ananta, Aris. 1993. Ciri Demograsif Kualitas penduduk dan Pembangunan


Ekonomi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Bernard, Berelson. 1978. Meningkatkan Jangkauan Keluarga Berencana dalam


Singarimbun, Masri (editor). Liku-liku Penurunan Kelahiran. Jakarta. :
Aquarista Offset.

BPS. 2010. Bahan Ajar Diklat Kompetensi Eselon IV Tahun 2010.Jakarta : Badan
Pusat Statistik.

BPS. 2014. Statistik Pendidikan 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Brubacher. S. 1981. Modern Philosophies of Education, 4th edition. New Delhi :


Tata Mc Grow Hill Publishing Company Ltd.

Hastono, Sutanto Priyo. 2009. Peran Faktor Komposisional dan Faktor


Kontekstual Terhadap Jumlah Anak yang Diinginkan di Indonesia:
Permodelan dengan Analisis Multilevel. Jakarta : BKKBN.

Mantra, I. B. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Matin. 2013. Perencanaan Pendidikan : Persfektif Proses dan Teknik dalam


Penyusunan Perencanaan Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Raharja, M. B. 2017. Fertilitas Menurut Etnis Di Indonesi a: Analisis Data Sensus


Penduduk 2010 ( Fertility By Ethnicity in Indonesia : Analysis of 2010
Indonesian Population Census ). Jurnal Kependudukan Indonesia, 12(1),
69–78.

Tukiran 2010. Kependudukan. Jakarta: Universitas Terbuka

Wurdiyatmoko. 1994. Pertumbuhan Penduduk. Jurnal Kependudukan Ekonomi.


Vol. 22 No. 12 Hal 56-57

Anda mungkin juga menyukai