Dosen Pengampu :
Disusun Oleh
Milta Charennina
18/426834/GE/08770
FAKULTAS GEOGRAFI
YOGYAKARTA
2019
KEDELAI
Kedelai, atau kacang kedelai, adalah salah satu tanaman jenis polong-polongan yang
menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu, dan tempe.
Konsumsi kedelai di Indonesia mencapai 2,2 juta tons per tahun; dari jumlah itu sekitar 1,6
juta ton harus diimpor.75% dari jumlah itu diimpor oleh lima importir yaitu PT Gerbang
Cahaya Utama, PT Teluk Intan, PT Gunung Sewu, PT Cargill Indonesia, dan PT Sekawan
Makmur Bersama.
Sebaran sentra produksi kedelai di Indonesia adalah Provinsi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Nusa Tenggara Barat, DI Aceh, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Sulawesi Selatan,
Sumatera Selatan, Bali, Sulawesi Tangah.
Sumber: Produksi Tanaman Pangan, Data Tanaman Pangan Tahun 2012, Badan Pusat Statistik (dalam ton)
Pedagang di tingkat distributor mendapat pasokan terbesar dari importir, untuk dijual
kembali ke sesama distributor (44,72%), sub distributor (21,33%) industri pengolahan
(13,87%), sisanya ke agen, sub agen, pedagang grosir, supermarket, penegecer, kegiatan
usaha lainnya, dan rumah tangga. Sub distributor kembali menjual kedelai terbesar ke industri
pengolahan (44,18%), agen (20,64%), pengecer (18,75%), sisanya ke pedagang grosir,
kegiatan usaha lainnya, sub agen, dan rumah tangga.
Pedagang di tingkat agen mendapat pasokan terbesar dari importir dan distributor,
selanjutnya di pasarkan kembali paling banyak ke industri pengolahan (45,56%), sub agen
(23,48%), pengecer (22,31%), sisanya pedagang grosir, supermarket, kegiatan usaha lainnya,
distributor dan rumah tangga. Sub agen juga menjual paling banyak ke industri pengolahan
(68,20%), pengecer (22,68%), sisanya ke pedagangng grosir, kegiatan usaha lainnya, dan
rumah tangga.
Pedagang grosir kedelai paling banyak memasarkan ke industri pengolahan (51,62%),
pengecer (39,17%), sisanya ke sub distributor, agen, sub agen, sesama grosir, pedagang
pengumpul, supermarket, kegiatan usaha lainnya, pemerintah dan lembaga nirlaba, dan
rumah tangga.
Pedagang pengumpul mendapat pasokan dari petani kedelai lokal, kemudian di
pasarkan kembali ke sesama pedagang pengumpul (29,78%), agen (26,56%), industri
pengolahan (25,28%), sisanya ke distributor, sub agen, pedagang grosir, pengecer, kegiatan
usaha lainnya, pemerintah dan lembaga nirlaba, dan rumah tangga. Importir kedelai
mengimpor langsung kedelai dari negara lain untuk dijual kembali ke pedagang grosir
(49,60%), distributor (38,63%), pengecer (5,63%), industri pengolahan (3,13%), sisanya ke
sub distributor, sub agen, dan rumah tangga.
Pengecer menjual kembali kedelai ke industri pengolahan (73,47%), rumah tangga
(18,21%), sisanya ke sub agen, sesama pengecer, kegiatan usaha lainnya.
Marjin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) Kedelai di Indonesia
DKI JAKARTA
(Contoh Wilayah yang tidak memproduksi kedelai di wilayahnya sendiri)
Wilayah Pembelian barang dagangan kedelai di Provinsi DKI Jakarta berasal dari
beberapa daerah diluar DKI Jakarta seperti Lampung (3,79%), Jawa Barat (21,11%), Banten
(29,62%), wilayah sendiri (21,86%), juga dari luar negeri seperti USA (23,54%) dan Canada
(0,07%). Sementara itu wilayah penjualannya ke wilayah sendiri sebesar (84,52%), Jawa
Barat (9,67%), Lampung (3,92%), dan Banten (1,89%).
Pola distribusi perdagangan kedelai di Provinsi DKI Jakarta dimulai dari importir
yang mengimpor langsing dari Negara USA dan Canada untuk dijual kembali ke distributor,
grosir, pengecer (59,92%), industri pengolahan dan rumah tangga. Distributor menjual
kembali kedelai sebagian besar ke pengecer (92,82%), agen, industri pengolahan dan rumah
tangga. Sub Distributor mendapat pasokan dari distributor untuk memasok ke industri
pengolahan (70,00%), pengecer (20,00%) dan rumah tangga.
Wilayah pembelian bahan baku kedelai oleh petani di Provinsi Kalimantan Barat
berasal dari wilayah sendiri (100,00%), kemudian hasil produksinya dijual seluruhnya ke
wilayah sendiri (100,00%).
Distribusi produksi kedelai di Provinsi Kalimantan Barat dimulai dari petani yang
menjual hasil produksinya sebagian besar ke pengecer (64,31%) sedangkan sisanya dijual ke
grosir. Pola saluran distribusi produksi kedelai di Provinsi Kalimantan Barat disajikan pada
Gambar berikut:
Jalur distribusi perdagangan kedelai dimulai dari agen yang mendapat pasokan dari
petani, kemudian dijual seluruhnya ke pedagang grosir (100,00%). Importir mendapatkan
kedelai dari impor langsung untuk untuk memasok ke industri pengolahan (60,00%) dan
sisanya ke sub agen. Sementara itu sub agen juga memasok sebagian besar untuk industri
pengolahan (75,00%), sedangkan sisanya ke rumah tangga. Pedagang grosir menjual barang
dagangannya ke industri pengolahan (50,11%), sisanya ke pengecer dan rumah tangga.
Pengecer menjual seluruhnya ke rumah tangga.
Kedelai dapat diolah menjadi berbagai macam makanan seperti tempe, tahu, oncom, kecap
dan susu. Sebaian besar bahan makanan diolah dahulu di dapur, sehingga menjadi hidangan yang
bercita rasa lezat. Salah satu produk olahan kedelai yang mempunyai aroma dan cita rasa yang khas
serta dapat dijadikan bahan pelengkap dalam pola konsumsi masyarakat sehari-hari adalah kecap.
Industri kecap adalah salah satu industri pangan yang cukup pesat perkembangannya di
Indonesia. Kecap merupakan salah satu bahan makanan yang banyak digunakan oleh masyarakat
karena mengandung protein, vitamin, dan mineral. Selain itu, kecap juga berfungsi sebagai penyedap
makanan dan sebagian masyarakat menjadikan kecap sebagai bagian dari menu makanan harian,
karena dapat memberikan rasa dan aroma yang khas pada makanan atau masakan. Kecap adalah
bumbu dapur atau penyedap makanan yang berupa cairan berwarna hitam yang rasanya manis atau
asin. Bahan dasar pembuatan kecap umumnya adalah kedelai atau kedelai hitam.
DAFTAR NAMA TEMPAT PRODUKSI KECAP YANG ADA DI INDONESIA