Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG (Zea


Mays Ssp. Mays) PADA BEKAS PENGGUNAAN LAHAN TEBU DI
DESA WANDOKE KECAMATAN TIKEP4

Oleh:

RAHMATIA
NIM. D1D118001

JURUSAN/PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN JAGUNG (Zea
Mays Ssp. Mays) PADA BEKAS PENGGUNAAN LAHAN TEBU DI
DESA WANDOKE KECAMATAN TIKEP

Proposal
diajukan kepada Fakultas Pertanian
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
pada Jurusan/Program Studi Ilmu Tanah

Oleh:
RAHMATIA
NIM. D1D118001

JURUSAN/PROGRAM STUDI ILMU TANAH


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang atas hidayah dan
ridho-Nya penulis mampu menyelesaikan proposal dengan waktu yang telah
ditentukan. Proposal ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi di jurusan ilmu tanah. Adapun tujuan utama
penyusunan proposal ini adalah memberikan kemudahan kepada mahasiswa guna
melakukan usaha-usaha mempertahankan sumberdaya alam yang ada.
Akhir-akhir ini telah terjadi pengekploitasian dan pemanfaatkan
sumberdaya alam yang berlebihan tanpa mempertahankan kelestariannya. Contoh
kecil adalah penggunaan dan pengolahan lahan yang kurang memperhatikan
kaidah-kaidah Evaluasi Lahan. Hal ini akibatnya telah kita rasakan bersama akibat
munculnya berbagai masalah serius seperti kerusakan lahan-lahan pertanian dan
penurunan produktifitasnya. Kerugian yang timbul sangat besar.
Pada dasarnya kaidah-kaidah Evaluasi Lahan dan sumberdaya alam pada
umumnya adalah sama yaitu bahwa kita harus menjaga dalam penggunaan
sumberdaya alam dan memperlakukannya berdasarkan hukum alam itu sendiri.
Kita tidak boleh boros menggunakan sumberdaya alam, bukan mengeksploitasi
sumberdaya alam yang kita miliki dengan fungsi yang sudah melekat secara
alamiah.
Dalam melaksanakan usaha-usaha di bidang pertanian, mengevaluasi
lahan mutlak harus dikuasi, mengingat banyaknya kerusakan yang terjadi akibat
kesalahan pengolahan tanah. Kerusakan-kerusakan yang terjadi harus dapat
dicegah, karena akan diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya.

Kendari, Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul..........................................................................................
i
Halaman Judul.............................................................................................
ii
Kata Pengantar.............................................................................................
iii
Daftar Isi.......................................................................................................
iv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.............................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................
2
1.3. Tujuan dan Kegunaan..................................................................
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Deskripsi Teori............................................................................
3

2.2. Kerangka Pikir Penelitian............................................................


3...................................................................................................

III. METODE PENELITIAN


3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian......................................................
5
3.2. Bahan dan Alat............................................................................
5
3.3. Prosedur Penelitian......................................................................
5
3.4. Analisis Data...............................................................................
6
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lahan merupakan sumberdaya wilayah utama yang sangat penting untuk


diperhatikan dalam perencanaan tataguna tanah. Lahan merupakan sumberdaya
yang terbatas dan tidak terbaharui, sedangkan dipihak lain, manusia yang
memerlukan lahan jumlahnya bertambah sekitar 1,49 persen/ tahun. Sebagai
konsekuensi pertambahan penduduk dan meningkatnya laju pertumbuhan, sering
terjadi konflik kepentingan dan pemanfaatannya mengabaikan kaidah-kaidah
pembangunan berkelanjutan.
Keberhasilan suatu jenis tanaman sangat bergantung pada kualitas
tanaman, lingkungan tempat tumbuh, tempat melakukan budidaya tanam dan
pengelolaan yang dilakukan oleh petani. Mengenai lingkungan tempat tumbuh,
walaupun pada dasarnya untuk memenuhi persyaratan tumbuh suatu tanaman
dapat direkayasa oleh manusia, namun memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Dalam rangka pengembangan suatu komoditas tanaman, pertama kali yang harus
dilakukan adalah mengetahui persyaratan tumbuh dari komoditas yang akan
dikembangkan kemudian mencari wilayah yang mempunyai tempat tumbuh yang
sesuai.
Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman
pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi.
Pada masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Peng
gunaan la innya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung
maizena. Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai
produk industri farmasi, kosmetika, dan kimia.
Kabupaten Muna Barat adalah sebuah Kabupaten yang ada di Provinsi
Sulawesi Tenggara yang juga memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Desa
Wandoke merupakan desa yang ada di Kecamatan Tikep Kabupaten Muna Barat
yang memanjang dari utara ke selatan di antara 4ᵒ53’- 4ᵒ59 LS dan membentang
dari barat ke timur di antara 122.48ᵒ-122.55ᵒ BT yang berada di antara Desa
Lakalamba dan Kelurahan Tiworo, yang jumlah penduduknya mencapai ±160 kk,
Secara umum Desa Wandoke sudah tergolong daerah berkembang, hal ini ditandai
dengan adanya sarana dan prasarana pendidikan serta pelayanan kesehatan yang
sudah memadai bagi masyarakat setempat.
Berdasarkan observasi awal diperoleh data tentang Desa Wandoke
memiliki (lahan perkebunan tebu seluas ±100 Ha yang tidak difungsikan karena
beberapa kendala yang dihadapi seperti kurangnya air untuk keperluan irigasi,
SDM, sarana dan prasarana., pendidikan dan pengetahuan yang kurang memadai
sehingga masyarakat kesulitan dalam mengelola lahan tersebut juga produksi
tanaman tebu dari tahun ke tahun mengalami penurunan dari kendala tersebut
sebagian besar masyarakat lebih memilih mengelolah tanaman jagung.

Untuk mengembangkan tanaman yang sudah ada , maka perlu adanya


evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman jagung di daerah penelitian, sehingga
dapat dilakukan pengolahan lahan untuk mencapai hasil produksi jagung yang
maksimal.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah:
1. Bagaimana tingkat kesesuaian lahan bekas penggunaan lahan tebu untuk
tanaman jagung ?
2. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas lahan di
daerah penelitian ?
1.3. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk:


1. Mengetahui tingkat kesesuaian lahan bekas penggunaan lahan tebu untuk
tanaman jagung.
2. Mengetahui upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas
lahan di daerah penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
1. Dapat dijadikan bahan pertimbangan dan pembaharuan dalam pengelolaan
lahan yang ada.
2. Bahan rujukan penelitian selanjutnya yang sejalan dengan penelitian ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Teori


Potensi sumberdaya lahan cukup beragam karena adanya perbedaan iklim,
bahan induk tanah, dan topografi/relief. Kergaman potensi atau sumberdaya lahan
tersebut mengindikasikan perlunya suatu perencanaan yang tepat, optimal dan
berkelanjutan. Untuk mendukung perencanaan tersebut diperlukan data dan
informasi sumberdaya lahan yang meliputi distribusi atau luas penyebaran,
potensi dan kendala pengembangan serta teknologi dan pengembangan lahannya
sesuai dengan sifat dan karakteristik lahannya (Mubekti, 2010).
Lahan adalah suatu wilayah daratan dengan ciri mencakup semua watak
yang melekat pada atmosfer, tanah, geologi, timbulan, hidrologi dan populasi
tumbuhan dan hewan , baik yang bersifat mantap maupun yang bersifat mendaur,
serta kegiatan manusia diatasnya. Jadi, lahan mempunyai ciri alami dan budaya
(Marwan, dkk, 2011).
Suatu lahan perlu disurvei. Dimana Survei tanah adalah suatu kegiatan
yang dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang suatu tanah baik
yang didapatkan di lapangan maupun hasil analisis di Laboratorium dimana
bertujuan untuk suatu perencanaan. Survei tanah merupakan pekerjaan
pengumpulan data kimia, fisik dan biologi dilapangan maupun dilaboratorium
dengan tujuan pendugaan penggunaan lahan umum maupun khusus (Abdullah,
2008).
2.2. Kerangka Pikir Penelitian
Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan
memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah, sama sifatnya kedalam
satuan peta tanah tertentu. Sifat dari satuan peta secara singkat dicantumkan
dalam legenda, sedang uraian lebih detail dicantumkan dalam laporan survei tanah
yang selalu menyertai peta tanah tersebut (Hardjowigeno,2007).
Dalam mengevaluasi lahan sangat penting untuk memperhatikan
karakteristik dan kualitas lahan serta persyaratan tumbuh tanaman yang akan
diusahakan. Faktor pembatas utama karakteristik lahan yang penting adalah sifat
fisik tanah, salinitas, dan alkalinitas. Karakterisktik lahan yang digunakan pada
evaluasi lahan adalah temperatur udara, kelembaban udara, tekstur tanah, drainase
tanah, kedalaman tanah, kapasitas tukar katian (KTK), pH tanah, c-organik,
kejenuhan basa, kelerengan, bahaya eosi dan bahaya banjir (Ashraf dan
Normohammadan, 2011).
Kelas kesesuaian lahan dapat dibedakan atas subkelas kesesuaian lahan
berdasarkan kualitas dan karakteristik lahan yang menjadi faktor pembatas
terberat. Dengan diketahuinya faktor pembatas, maka akan memudahkan
penafsiran secara detail dalam perencanaan penggunaan lahan.
Kelas S1, sangat sesuai : Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang
berarti atau nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan, atau faktor pembatas
yang bersifat minor dan tidak akan mereduksi produktivitas lahan secara nyata.
Kelas S2, cukup sesuai : Lahan mempunyai faktor pembatas, dan faktor
pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan tambahan
masukan (input). Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi oleh petani sendiri.
Kelas S3, sesuai marginal : Lahan mempunyai faktor pembatas yang berat,
dan faktor pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan
tambahan masukan yang lebih banyak daripada lahan yang tergolong S2. Untuk
mengatasi faktor pembatas pada S3 memerlukan modal tinggi, sehingga perlu
adanya bantuan atau campur tangan (intervensi) pemerintah atau pihak swasta.
Tanpa bantuan tersebut petani tidak mampu mengatasinya.
Kelas N, tidak sesuai : Lahan yang tidak sesuai (N) karena
mempunyai faktor pembatas yang sangat berat dan/atau sulit diatasi (Wahyunto,
dkk, 2016).

Perencanaan Penggunaan Lahan untuk Pengembangan Tanaman Jagung pada


Bekas penggunaan Lahan Tebu di Desa Wandoke
Hl Survey Kondisi Lahan dan Kondisi
Tanah

Evaluasi Lahan

Karakteristik dan Kualitas Lahan Persyaratan Tumbuh Tanaman

Pencocokan (Matching)

Kes. Lahan Aktual Kes. Lahan Potensial

Peta Kesesuaian Lahan

Bekas Penggunaan Lahan Tebu di Desa Wandoke Berpotensi untuk


Pengembangan Tanaman Jagung
III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Wandoke Kecamatan TIKEP
Kabupaten Muna Barat. Penelitian ini direncanakan berlangsung pada tanggal 25
Mei 2021. Analisis sampel tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakul
tas Pertanian Universitas Halu Oleo Kendari.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta kerja lapang,
kertas label, lakban, tali rafia, kantong plastik, dan data iklim wilayah Muna
Barat, serta bahan-bahan kimia yang diperlukan untuk analisis tanah di
laboratorium.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Positioning
System), kompas, klinometer , bor tanah, pisau lapang, roll meter , buku munsell
soil-colour charts, kartu deskripsi dan ring sampel, kamera digital dan alat tulis
menulis serta peralatan laboratorium.

3.3. Prosedur Penelitian


3.3.1. Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalam metode survey


dengan sistem bebas melalui pendekatan unit lahan. Survei ini dimaksudkan untuk
memperoleh data dan informasi tentang potensi sumber daya lahan yang
pengamatannya dilakukan secara bebas pada unit sampel area yang ditentukan.
Sedangkan tehnik pengamatan dilapangan digunakan dengan cara pemboran
tanah. Untuk pegambilan sampel tanah utuh menggunakan tehnik dengan cara pen
gambilan menggunakan ring sampel.

3.3.2. Prosedur Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah survey lapangan yang
dilakukan di seluruh areal survei. Pengamatan tanah dilakukan melalui identifikasi
boring setiap unit lahan. Pengamatan dengan boring dilakukan sampai kedalaman
120 cm atau sampai mencapai bahan induk. Untuk pengambilan sampel tanah
dilakukan pada kedalaman 0-60 cm dan digunakan sebagai komposit sebanyak 1
kg untuk keperluan analisis sifat fisik dan kimia tanah. Adapun hal-hal yang
diamati pada deskripsi boring antara lain kedalaman lapisan tanah, tekstur, warna
dan konsistensi.

3.3.3. Analisis Sampel Tanah di Laboratorium

Analisis sampel tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas


Pertanian Universitas Halu Oleo. Jenis karakteristik tanah yang akan ditetapkan
adalah :
a. Tekstur tanah dengan metode pipet.

b. C-organik dengan metode Walkly dan Black.

c. pH tanah dengan metode elektometik pH meter.

d. N dengan metode Kjeldahl.

e. P dan K dengan metode bray-1.

f. Salinitas dengan metode elektrometik hantaran listrik.

g. Permeabilitas tanah dengan metode konsisten head

3.4 Analisis Data

Metode yang digunakan untuk evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman


jagung (Zea Mays Ssp. Mays) adalah metode matching atau pencocokan. Evaluasi
kesesuaian lahan dengan metode matching dilakukan dengan mencocokkan antara
karakteristik lahan dengan parameter/kriteria untuk tanaman jagung (Zea
Mays Ssp. Mays).
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T,S. 2008. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Swadaya. Jakarta.

Ashraf S, Normohammadan B. 2011. Qualitative evaluation of land suitability for


wheat in Northeast-Iran using FAO methods. Indian Journal of Science
and Technology, 4(6):703- 707.
Marwan, Subagio H, Hidayat A. 2011. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk
Komoditas Pertanian. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian,
Badan Litbang Pertanian. Bogor.
Hardjowigeno, S dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan
Perencanaan Tatan Guna Lahan. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Mubekti. 2010. Evaluasi Lahan untuk Zonasi Komoditas Unggulan Pertanian
Kasus Kawasan Rawa Pasang Surut Kabupaten Batola. Jurnal Teknik
Lingkungan, 11 (3) : 331-339.
PPTA, 1993. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan. Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat Kerjasama Dengan Proyek Pembangunan Penelitian
Pertanian Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pertanian . Bogor.
Wahyunto, Hikmatullah, E. Suryani, C. Tafakresnanto, S. Ritung, A. Mulyani,
Sukarman, K. Nugroho, Y. Sulaeman, Y. Apriyana, Suciantini, A.
Pramudia, Suparto, R.E. Subandiono, T. Sutriadi, D. Nursyamsi. 2016.
Petunjuk Teknis Pedoman Penilaian Kesesuaian Lahan untuk Komoditas
Pertanian Strategis Tingkat Semi Detail Skala 1:50.000. Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. 37 hal.

Anda mungkin juga menyukai