1
Pertanian Melalui Peta, Penginderaan
Jauh, Sistem Informasi Geografi, Pola
Keruangan Desa dan Kota, Konsep
Wilayah dan Pusat Pertumbuhan, dan
Wilayah Negara Maju dan Berkembang.
Penyajian materi buku ini, tidak terlalu
memberikan penekanan yang berlebihan
pada pengetahuan, melainkan mengajak
siswa untuk melihat contoh dalam
kehidupan sehari-hari dan melibatkannya
dalam proses tersebut secara aktif.
Penggunaan gaya bahasa yang baik dan
mudah dimengerti sangat diutamakan,
sehingga hasil belajar siswa akan lebih
bermakna. Media gambar diberikan agar
lebih menarik dan kontekstual. Setiap
bab dilengkapi tugas mandiri dan
kelompok dalam rangka memupuk nilai-
nilai
(apektif) dan keterampilan (psikomotor)
pribadi siswa serta kerja samanya dalam
kelompok. Adapun untuk mengukur
keberhasilan belajar siswa (kognitif),
akan dievaluasi melalui tes formatif atau
latihan dan refleksi. Pengenalan terhadap
obyek geografi ditekankan pada
pengamatan lingkungan sekitar.
Pada buku ini saya hanya melay-
out untuk memenuhi tugas mata kuliah
PMPG, maka dari itu isi dari buku ini
diluar tanggung jawab saya. Semoga
buku ini dapat dijadikan media belajar
2
yang sesuai dengan standar nasional
pendidikan yang bertujuan: untuk
meningkatkan mutu pendidikan,
melindungi peserta didik dari buku-buku
yang tidak bermutu, meningkatkan minat
dan kegemaran membaca, serta
meningkatkan mutu perbukuan nasional,
baik produk yang dihasilkan, proses,
maupun sumber daya manusianya.
Penulis
3
Daftar Isi
PETA KONSEP........................................ 6
Ringkasan............................................ 48
Glosarium............................................ 50
Daftar Pustaka..................................... 52
4
POLA KERUANGAN
5
6
Mengapa harus ada wilayah desa dan
kota? Mengapa di desa sebagian besar
wilayahnya merupakan kawasan pertanian?
Sebaliknya, mengapa pula di kota kita
banyak menemukan gedung-gedung
bertingkat, pusat perbelanjaan, jalan raya,
pusat pemerintahan, dan lain-lain? Apakah
banyak orang desa yang pergi kota
diakibatkan oleh adanya perbedaan-
perbedaan tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut
merupakan motivasi bagi kamu untuk lebih
banyak mengetahui tentang pola keruangan
desa-kota dan interaksi yang terjadi di
dalamnya. Dengan mempelajari bab ini
diharapkan kamu mampu menganalisis
potensi dan struktur ruang desa dan kota,
serta mengidentifikasi berbagai interaksi
wilayah keduanya.
7
A. POTENSI DESA DAN PERKEMBANGAN
DESA-KOTA
8
sehingga menjadi suatu daerah yang berdiri
sendiri dan berhak mengatur rumah
tangganya sendiri (otonomi).
9
unsur-unsur tersebut menurut R. Bintarto
(1977) antara lain:
2. Potensi desa
10
dan sumber manusia (non fisik) yang
tersimpan dan terdapat di suatu desa, dan
diharapkan kemanfaatannya bagi
kelangsungan dan perkembangan desa.
a. Potensi fisik
11
b. Potensi non fisik
3. Perkembangan desa-kota
12
suatu desa (nilai desa). Dengan adanya
indicator ini, maka berdasarkan tingkat
pembangunan dan kemampuan
mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki, desa diklasifikasikan menjadi desa
swadaya, desa swakarya, dan desa
swasembada.
13
masyarakatnya untuk mengadakan interaksi
dengan masyarakat luar, melakukan tukar-
menukar barang dengan wilayah lain (fungsi
perdaganagan) dan kemampuan untuk
saling mempengaruhi dengan penduduk di
wilayah lain. Dari hasil interaksi tersebut,
masyarakat dapat menyerap teknologi baru
untuk memanfaatkan sumber dayanya
sehingga proses pembangunan berjalan
dengan baik.
14
c. meningkatkan bidang pendidikan.
15
maju dari petani di daerah pedesaan,
karena:
16
berkebun, beternak, memelihara atau
menangkap ikan, menebang kayu di hutan,
dan lain-lain, umumnya dilakukan di luar
kampung, walaupun adapula kegiatan-
kegiatan ekonomi yang dilakukan di dalam
kampung seperti perindustrian,
perdagangan, dan lain-lain. Jadi, pola
penggunaan tanah di pedesaan yaitu untuk
perkampungan dalam rangka kegiatan sosial
dan untuk pertanian dalam rangka kegiatan
ekonomi.
17
1) Bentuk perkampungan linier
18
3) Bentuk perkampungan terpencar
19
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Fasilitas
tersebut misalnya mata air, danau, waduk,
dan fasilitas lain.
20
yang sebagian besar sebagai petani, baik
petani pemilik maupun buruh tani. Sebagai
gambaran pemanfaatan tanah di pedesaan,
dapat kamu lihat pada tabel 5.1 berikut.
21
Hal ini sangat berpengaruh terhadap
minimnya produktivitas yang otomatis
mengakibatkan rendahnya tingkat
pendapatan petani.
22
terbentuklah suatu wilayah kota. Mengingat
lengkapnya fasilitas-fasilitas sosial yang
dimiliki, maka kota merupakan daya tarik
bagi penduduk yang tinggal di desa untuk
berdatangan, bahkan sebagian di antaranya
tinggal di wilayah kota.
23
Pendapat ahli lainnya seperti yang
dikemukakan Dickinson, kota adalah suatu
pemukiman yang bangunan rumahnya rapat
dan penduduknya bernafkah bukan
pertanian. Adapun Ray Northam, R.,
menyebutkan bahwa kota adalah suatu
lokasi yang kepadatan penduduknya lebih
tinggi dibandingkan dengan populasi,
sebagian besar penduduk tidak bergantung
pada sektor pertanian atau aktivitas ekonomi
primer lainnya, dan sebagai pusat
kebudayaan, administratif, dan ekonomi bagi
wilayah di sekitarnya.
24
pusat kegiatan manusia (di luar pertanian)
terdapat di sini. Misalnya: pusat industri,
baik industri besar sampai industri kecil;
pusat perdagangan, mulai dari pasar
tradisional sampai pasar regional, dan pusat
pertokoan; pusat sektor jasa dan pelayanan
masyarakat seperti rumah sakit, pusat
pendidikan, pusat pemerintahan, pusat
hiburan dan rekreasi, dan sebagainya.
25
berkembang dari waktu ke waktu, sehingga
meluas ke arah daerah di luarnya, daerah ini
disebut Selaput Inti Kota (SIK).
26
d. perencanaan kota;
27
agar pertumbuhan dan perkembangannya
teratur, tidak semrawut, dan tidak
menimbulkan permasalahan pada kemudian
hari. Penataan ruang kota yang baik, harus
didasarkan pada kondisi fisik setempat,
pemerintah kota sebagai pengatur
kebijakan, dan tingkat perekonomian serta
kebutuhan penduduk terhadap fasilitas kota.
Fasilitasfasilitas yang harus ada dalam tata
ruang kota antara lain:
28
Pertumbuhan dan perkembangan kota
sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
alamiah dan faktor sosial wilayah, serta
kebijakan pemerintah. Faktor alamiah yang
mempengaruhi perkembangan kota antara
lain lokasi, fisiografi, iklim, dan kekayaan
alam yang terkandung di daerah tersebut.
Termasuk dalam faktor sosial di antaranya
kondisi penduduk dan fasilitas sosial yang
ada. Adapun kebijakan pemerintah
menyangkut penentuan lokasi kota dan pola
tata guna lahan di wilayah perkotaan
tersebut.
29
fasilitas kota, maka semakin beragam
penggunaan tanah di kota.
30
Berhubungan dengan hal tersebut,
fungsi kota ialah sebagai pusat pelayanan
(misalnya perdagangan) dan industri.
Kegiatan industri yang ada di perkotaan
meliputi industri besar, industri menengah,
dan industri kecil (home industries).
31
Serikat sekitar 47-75 orang per hektar, dan
di Inggris 75 orang per hektar (Chapin,
1972). Selain industri, penggunaan tanah di
kota juga digunakan oleh sektor jasa.
Perusahaan jasa maupun instansi yang
menggunakan, memanfaatkannya antara
lain untuk sarana tanah lalu lintas (jalan, rel
kereta api, stasion, terminal, dan
sebagainya), perdagangan (toko, warung,
pasar, gudang, dan sebagainya), pendidikan
dan agama (sekolah, museum, universitas,
kebun binatang, perpustakaan, madrasah,
masjid dan tempat peribadatan lain,
kuburan, dan sebagainya) kesehatan (rumah
sakit, puskesmas, klinik, balai kesehatan,
dan sebagainya) rekreasi (lapangan
olahraga, taman, gedung kesenian, bioskop,
dan sebagainya), pemerintahan dan
pertahanan (asrama, tempat latihan, dan
sebagainya). Penggunaan tanah di kota
untuk jasa juga diperlukan standar luas
seperti halnya dalam industri.
32
Adanya berbagai fasilitas dan
beragamnya aktivitas masyarakat kota, telah
membentuk struktur kota yang berbeda
dengan struktur di desa. Menurut Johara
(1986), segala yang dibangun di daerah
kota, baik oleh alam seperti bukit, gunung
dan sebagainya, maupun oleh manusia
seperti gedung-gedung, rumah, pabrik dan
sebagainya, biasanya semua yang tersembul
dari permukaan bumi dianggap sebagai
suatu struktur ruang kota.
33
Struktur ruang wilayah perkotaan,
baik di negara kita maupun di negaranegara
lain, ternyata memperlihatkan bentuk-
bentuk tertentu. Contohnya di Indonesia
khususnya di Pulau Jawa, hampir semua
kota di pusatnya selalu ada alun-alun,
masjid agung, penjara, pamong praja atau
kantor pemerintahan, dan pertokotaan.
34
35
36
Keterangan gambar:
37
bank, museum, hotel, restoran, dan
sebagainya.
38
yang memiliki keahlian tertentu. Rumah-
rumahnya lebih baik dibandingkan daerah
kelas ploretar.
39
Selain teori konsentris, juga terdapat
teori sektoral (sector theory) menurut
Homer Hoyt (1930). Menurut teori ini,
struktur ruang kota cenderung lebih
berkembang berdasarkan sektor-sektor
daripada berdasarkan lingkaran-lingkaran
konsentrik. PDK atau CBD terletak di pusat
kota, namun pada bagian lainnya
berkembang menurut sektor-sektor yang
bentuknya menyerupai irisan kue bolu. Hal
ini dapat terjadi akibat faktor geografi
seperti bentuk lahan dan pengembangan
jalan sebagai sarana komunikasi dan
transportasi.
40
4. agak jauh dari pusat kota dan sektor
industri serta perdagangan, terletak sektor
madyawisma;
41
tertentu yang berfungsi sebagai inti kota dan
pusat pertumbuhan baru. Keadaan tersebut
telah menyebabkan adanya beberapa inti
dalam suatu wilayah perkotaan, misalnya:
komplek atau wilayah perindustrian,
pelabuhan, komplek perguruan tinggi, dan
kota-kota kecil di sekitar kota besar.
42
4. kawasan madyawisma, tempat tinggal
berkualitas menengah;
43
permukaan bumi, elevasi, vegetasi, iklim,
dan factor non fisik, seperti alat transportasi,
kegiatan ekonomi, biaya, kondisi jalan dan
kondisi sosial masyarakat setempat. Proses
ini mengungkapkan adanya interaksi
wilayah.
44
Adanya hubungan wilayah yang saling
melengkapi dimungkinkan karena adanya
perbedaan wilayah dalam ketersediaan dan
kemampuan sumber daya. Di satu pihak ada
wilayah yang surplus, sedangkan pada
wilayah lainnya kekurangan sumber daya
seperti hasil tambang, hutan, pertanian,
barang industri, dan sebagainya. Keadaan ini
mendorong terjadinya interaksi yang
didasarkan saling membutuhkan.
45
keadaan di B sebaliknya. Namun karena
kebutuhan masing-masing wilayah itu secara
langsung telah dipenuhi oleh wilayah C,
maka interaksi antara wilayah A dan B
menjadi lemah. Dalam hal ini wilayah C
berperan sebagai alternatif pengganti suatu
sumber daya bagi wilayah A atau wilayah B.
46
a. jarak mutlak dan relatif antarwilayah;
47
Ringkasan
Desa merupakan suatu wilayah yang
ditempati oleh sejumlah penduduk, sebagai
kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai organisasi pemerintah terendah
langsung di bawah camat dan mempunyai
hak otonomi dalam ikatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
48
kota seperti Teori Konsentris, Teori Homer
Hoyt, dan Teori Inti Berganda.
49
Glosarium
50
Kota : sebuah bentang budaya yang
ditimbulkan oleh unsur-unsur alamiah dan
non alami dengan gejala-gejala pemusatan
penduduk yang cukup besar dan corak
kehidupan yang bersifat heterogen dan
materialistis dibandingkan dengan daerah
belakangnya.
51
Daftar Pustaka
52