Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN OSEANOGRAFI


Mata Kuliah : Oseanografi
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Rifardi, M.Sc

Oleh:
Jerryanty Arta Sari (2304113018)

KELAS B
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU (2023/2024)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayahnya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “sejarah dan
perkembangan oseanografi” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah oseanografi. Selain itu
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana sejarah dan
perkembangan oseanografi di Indonesia bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Prof. Dr. Ir. Rifardi, M.Sc selaku
dosen mata kuliah oseanografi. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 10 september 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1. Latar Belakang........................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................5
1.3. Manfaat....................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1. Pengertian....................................................................................................6
2.2. Sejarah dan Perkembangan.......................................................................6
2.3. Pengelompokkan Laut Berdasarkan.......................................................11
2.4. Fungsi Laut................................................................................................12
2.5. Gejala Air Laut..........................................................................................13
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................15
3.1. Kesimpulan................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan
graphos yang berarti gambaran atau deskripsi atau biasa disebut ilmu
kelautan) adalah cabang dari ilmu bumi yang mempelajari segala aspek dari
samudra dan lautan. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan sebagai
gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap,
oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah
mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari
hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut
litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut
atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh
makhluk hidup dikelompokkan ke dalam biosfer.

Para ahli oseanografi mempelajari berbagai topik, termasuk organisme laut


dan dinamika ekosistem; arus samudera, ombak, dan dinamika fluida
geofisika; tektonik lempeng dan geologi dasar laut; dan aliran berbagai zat
kimia dan sifat fisik didalam samudra dan pada batas-batasnya. Topik
beragam ini menunjukkan berbagai disiplin yang digabungkan oleh ahli
oceanografi untuk memperluas pengetahuan mengenai samudera dan
memahami proses di dalamnya.

Oseanografi adalah bagian dari ilmu kebumian atau earth sciences yang
mempelajari laut, samudra beserta isi dan apa yang berada di dalamnya hingga
ke kerak samudranya. Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke
dalam 4 bidang ilmu utama yaitu: geologi oseanografi yang mempelajari lantai
samudra atau litosfer di bawah laut, seperti fisika oseanografi yang
mempelajari masalah-masalah fisis laut, seperti arus, gelombang, pasang surut
dan temperatur air laut; kimia oseanografi yang mempelajari masalah-masalah
kimiawi di laut, seperti melihat berbagai proses aksi dan reaksi unsur,
molekul, atau campuran dalam sistem samudra yang menyebabkan perubahan
zat secara reversibel atau inversibel. dan yang terakhir biologi oseanografi
yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna
atau biota di laut.
Laut merupakan gambaran nyata mengenai permukaan bumi dan sekitar
70% dari permukaan bumi merupakan air, dimana permukaan air terdapat
endapan pasir laut, dasar lembah yang masing-masing memiliki cirri-ciri
topografi yang berbeda. Laut merupakan suatu bagian yang saling memiliki
proses yang lebih variatif, tergantung pada lokasi yang ada di sekelilingnya
disamping proses pergerakan aliran secara global. Oleh karena itu dalam
mempelajari laut diperlukan berbagai disiplin ilmu yaitu fisika oseanografi,
geologi oseanografi, kimia oseanigrafi dan biologi oseanografi.

1.2. Rumusan Masalah


a. Pengertian oseanografi?
b. Sejarah dan perkembangan oseanografi di kaca dunia?
c. Sejarah dan perkembangan oseanografi di Indonesia?

1.3. Manfaat
a) Untuk mengetahui apa itu oseanografi
b) Bagaimana sejarah dan perkembangan oseanografi di dunia maupun di
Indonesia
c) Apa saja pengelompokkan laut berdasarkan jenis dan kejadiannya
d) Apa fungsi laut bagi makhluk hidup
e) Apa saja gejala yang terjadi pada air laut
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Oseanografi secara sederhana merupakan suatu ilmu yang mempelajari
lautan atau ilmu yang menceritakan tentang laut, baik bentuk, organisme, serta
semua fenomena terjadi yang berhubungan dengan laut. Secara umum,
oseanografi merupakan perpaduan beberapa ilmu lain yaitu fisika, kimia,
biologi, dan geologi.

2.2. Sejarah dan Perkembangan


Sejak zaman peradaban laut merupakan alat transportasi perdagangan,
dimana kapal-kapal pelaut dapat pergi dan kembali. Pada zaman Ptolemous,
abad kedua sebelum Masehi, Lautan Mediterania bagian utara Afrika dan
bagian pantai selatan Asia daratan telah dipetakan dengan sempruna.
Pengetahuan tentang lautan juga turut berkembang pada arah yang lain berupa
teori pembentukan samudra.

Menurut Endarto, D. Teori pembentukan samudra terdiri dari teori


kontraksi (contraction theory), teori gravitasi (gravitation theory), dan teori
gerak apung benua (continental drift theory).

Pertama teori kontraksi (contraction theory) dikemukakan pertama kali


oleh Descrates (1596-1650). Ia menyatakan bahwa bumi semakin lama
semakin susut dan mengerut disebabkan terjadinya proses pendinginan
sehingga di bagian permukaannya terbentuk relief berupa gunung, lembah,
dan dataran. Teori ini juga didukung oleh James Dana (1847) dan Elie de
Bumant (1852). Keduanya berpendapat bahwa bumi mengalami pengerutan
karena terjadi proses pendinginan pada bagian dalam bumi yang
mengakibatkan bagian permukaan bumi mengerut membentuk pegunungan
dan lembah-lembah.

Gambar 1. Teori kontraksi

Kedua teori gravitasi (gravitation theory) gravitasi terjadi tarik menarik


antara bintang dan bumi. Diduga karena bumi masih panas dan lunak, maka
sebagian kulit bumi tertarik ke angkasa luar. Nekasnya menjadi cekungan
samudra yang menurut teori ini adalah cekungan Samudra Pasifik. Adapun
bagian bumi yang terlepas adalah bulan.

Ketiga teori apung benua (continental drift theory) teori ini dikemukakan
oleh Alfred Wegener pada tahun 1912. Ia menyatakan bahwa pada awalnya di
bumi hanya ada satu benua mahabesar disebut Pangea. Menurutnya benua
tersebut kemudia terpecah- pecah dan terus mengalami perubahan melalui
pergerakan dasar laut. Gerakan rotasi bumi yang sentrifugal, mengakibatkan
pecahan benua tersebut bergerak ke arah barat menuju ekuator. Teori ini
didukung oleh bukti-bukti berupa kesamaan garis pantai Afrika bagian barat
dengan Amerika Selatan bagian timur, serta adanya kesamaan batuan dan fosil
di kedua daerah tersebut.
Gambar 2. Teori apung benua

Penjelajahan laut bertolak dari sejarah yunani Kuno dengan peninggalan-


peninggalan kebudayaannya diantaranya ditemui pengetahuan tentang lautan,
meskipun pengetahuan rnereka baru berdasarkan hipotesa-hipotesa belaka.
A. Berikut sejarah dan perkembangan laut yang dikemukakan oleh para
peneliti dunia:
I. Homerus Kurang lebih ada 1OOO tahun SM yang dianggap lautan pada masa
itu adalah Laut Tengah, bangsa yang berkebudayaan sekitar Laut tengah
sebelah timur menganggap bahwa dunia ini datar seperti piringan yang
dikeliringi oleh Iaut yeng mereka sebut "okeanus" yang artinya permulaan dan
akhir dari segala sesuatu. Menurut orang Babilonia samudra yang mengelilingi
laut itu di kelilingi lagi oleh fajar dan cakrawaIa.

II. Hesiodus ( 75O BC) Di dalam syairnya menyebutkan adanya pulau-puIau di


samudra yang didiami oleh makluk-makhluk yang kemudian hal ini
mendorong kearah adanya perjalanan-perjalanan penyelidikan di kemudian
hari.

III. Hanno (465 BC) seorang bangsa carthogo berlayar sampai ke teluk Eunesia,
berlayar keluar dari Laut tengah sampai ke Kepulauan Inggris dan canari
melalui selat Gibraltar.

IV. Herodotus (45O BC) seorang bangsa phunisia, dia menganggap dunia di
kelilingi oleh samedra dan menggambarkan Lautan Atlantik di sebelah barat
tiang Herkules (selat Gibraltar) juga Afrika di kelilingi air yaitu Lautan
Atlantik dan Lautan Hindia , beliau juga orang pertama kali yang membuat
peta kontruksi.

V. Pyhteas (325 BC) Dalam pelayaran ini, ia mengelilingi dan mengunjungi


sebagian besar wilayah Britania dan Irlandia modern. Dia adalah pengunjung
ilmiah pertama yang melihat dan mendeskripsikan arktik, es kutub, celtic, dan
Jerman. Keberadaan teoretis dari beberapa fenomena Utara yang ia
gambarkan, seperti zona dingin, dan zona beriklim sedang di mana malam
sangat pendek di musim panas dan matahari tidak terbenam pada titik balik
matahari musim panas. menurut Pytheas ada hubungan antara pasang
naik/surut dengan bulan. Pasang naik/surut di kepulauan Inggris jauh lebih
besar dari pada di Laut Tengah.

VI. Aristoteles (4 BC) seorang sarjana terkemuka bangsa Yunani, beliau telah
melakukan suatu penelitian mengenai hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan
laut. mengenai Lautan Atlantik belum jelas hanya diceritakan bahwa Lautan
Atlantik itu berlumpur dangkal.

VII. Abad 1492 Columbus berlayar dari India Timur melalui Lautan Atlantik
sampai ke Amerika. Bangsawan portugal Ferdinando Magelhaens (1519)
berlayar mengelilingi dunia. James cook (18M) membuat seluruh peta dari
Lautan Pasifik dan memperlihatkan adanya sebuah daratan yang terletak pada
bagian selatan kutub yang selalu tertutup es. MF Maury yang menemukan arus
dan cuaca, serta Charles Darwin menemukan biota laut.

VIII. Beberapa ekspedisi oseanografi penting lainnya Challeger (1873-1876)


melakukan expedition, Istilah Challenger diambil dari sebuah nama Karvet
dari angkatan laut Inggris dan dilengkapi sebaik-baiknya dengan labortorium.
melakukan penelitian fisika, kimia, dan biologi. Pelayaran sejauh 127.500 km.
Sampel yang terkumpul 2.300 ton, 4.717 spesies baru, dan menemukan palung
terdalam 11 km, mariana trench. Kemudian Gazelle (1874-1876), Vitiaz
(1886-1889), dan Meteor (1925-1927).

Gambar 3. Pelayaran Challenger

IX. Beberapa peneliti (1000 BC) yaitu bangsa Phoenic telah berlayar secara
intensif di Laut Mediterania. Diikuti oleh bangsa Polynesia yang berlayar di
Samudra Pasifik sampai ke pulauan Hawai. Tahun 600 an Bangsa Arab
Muslim melakukan pelayaran di Samudra Hindia dengan memanfaatkan
perubahan angin Monsoo dan mereka juga mendominasi Laut Mediterania.

Gambar 4. 1000 bc bangsa Phoenic berlayar di Laut Mediterania

B. Sejarah laut di Indonesia sebagai berikut:


Tanggal 13 Desember 1957 merupakan sejarah penting bagi keberadaan
laut Indonesia, yang sebelumnya masih berada di bawah kekuasaan dan
hukum yang ditetapkan oleh penjajah Belanda. pada tanggal ini PM Juanda
memproklamsikan azaz negara kepulauan untuk Indonesia. Konsep negara
kepulauan ini diikuti dengan penerapan penarikan garis wilayah kepulauan
Indonesia berdasarkan "straight base line” yaitu garis yang menghubungkan
titik-titik terluar dari pulau-pulau terluar Indonesia. Hal ini menyebabkan
kepulauan Indonesia menjadi satu unit yang utuh dan bulat. Artinya tidak
seperti di zaman penjajahan dimana terdapat laut-laut bebas antara pulau-
pulau besar di Indonesia.

Dalam bidang penelitian laut, salah satu orang yang berjasa di Indonesia
adalah DR.Koningsbenser. Ia adalah orang yang pertama kali merintis
laboratorium laut nasional yang ada sekarang. Semenjak era reformasi ini
perhatian pemerintah terhadap keberadaan laut sudah tinggi. Hal ini terbukti
dengan dibentuknya departemen kelautan dan perikanan yang diurus oleh
seorang menteri. Diharapkan dimasa yang akan datang perhatian ini ditindak
lanjuti dengan berbagai penyediaan sarana dan prasarana untuk
mengembangkan potensi laut dan demi kesejahteraan rakyat banyak.

Selain itu Direktur Kebun Raya Bogor yang bernama Konings Berger
mendirikan suatu lembaga penelitian"Lembaga Penelitian Laut" di pasar ikan
Jakarta pada tahun l9O4 yang merupakan stasiun perikanan yang bertujuan
mengadakan penelitian perikanan laut. Stasiun perikanan ini kemudian diganti
namanya menjadi Laboratorium "Voor Het Onderzoek de zoo” yang secara
organisatoris berada di bawah kebun raya Bogor yang menyelidiki
Planktonologi, Benthonologi, Biologi dan Fisika laut. Sebagian dari lembaga
biologi nasional diberi nama lembaga Penelitian Laut sekarang menjadi
Lembaga Oseanografi di bawah LIPI yang mempunyai bermacam-macam
laboratorium, seperti Laboratorium Zoologi, laboratorium Botani,
Laboratorium produktivitas lautan dan planktonologi dan laboratorium
Oseanografi. Khusus laboratorium Oceanografi terdiri dari dua bagian yaitu
bagian kimia air laut dan bagian fisika air laut. Lembaga ini mempunyai
kapal-kapal ekspedisi antara lain RI Jalanidi, KH Samudera, Aries dan
Mutiara II (perahu motor untuk keperluan aquarium). Alat-aIat Osenografi
sebagian besar berasal dari rampasan perang Jepang dan dari UNESCO berupa
alat-alat fisika atau kimia air laut guna menyelidiki geologi laut. Di samping
itu juga di lengkapi dengan fotografi dan kamar-kamar gelap untuk
penyeledikan biologi laut.

Gambar 5. "Lembaga Penelitian Laut" di pasar ikan, Jakarta

2.3. Pengelompokkan Laut Berdasarkan

 Laut berdasarkan letaknya dibedakan atas tiga macarn yaitu, laut tepi, laut
tengah dan laut pedalaman. Laut tepi yaitu laut yang berada di sekitar
daratan atau pinggir benua. Misalnya laut Jawa, laut Madura, Laut
Arafuru, dan sebagainya. Laut Tengah laut yang berada jauh dari daratan
pulau maupun benua. Misalnya, Samudera Pasifik, Samudera Atlantik, dan
Samudra Hindia. Laut pedalaman yaitu laut yang menjorok ke arah
pedalaman suatu daratan atau benua. Misalnya laut Mediterania dan laut
Merah.
 Laut berdasarkan kejadiannya dibedakan atas tiga macam yaitu, laut
Ingresi, laut transgresi, laut ingresi terjadi akibat dasar laut mengalami
penurunan, akibatnya daratan menjadi bertambah luas. Misalnya, laut
Banda di Maluku. Laut transgresi terjadi akibat permukaan air laut naik,
sehingga daratan bertambah sempit atau turun. Misalnya, laut Cina
Selatan, laut Madura dan laut Arafura.

2.4. Fungsi Laut


o Jalur lalu lintas
Indonesia merupakan negara kepulauan yang diapit oleh dua benua
dan dua samudera (Pasifik dan atlantik). Dengan demikian Ialu lintas laut
di Indonesia tidak hanya berlangsung antar pulau, tetapi juga antar negara.
Oleh karena itu pengembangan sarana transportasi laut Indonesia
hendaknya mendapat perhatian penting oleh pemerintah. Keuntungan
transportasi laut disamping biaya lebih murah, dapat mengangkut barang
dalam jumlah yang sangat besar.

o Pengatur iklim
Ketika siang hari air laut menguap ke udara, lalu digerakkan oleh
angin menuju daratan. Akibatnya di darat keadaan tidak terlalu panas,
karena udaranya mengandung bintik-bintik air. Bandingkan dengan
wilayah yang tidak terpengaruh oleh air laut, keadaan panas dan gersang,
misalnya daerah gurun Sahara dan gurun Gobi. Di Indonesia daerah yang
sangat kurang terpengaruh air laut adalah Nusa Tenggara. Akibat
Indonesia di kelilingi laut, maka terdapat dua musim yaitu musim hujan
dan musim panas. Pada masim panas ternyata tidak, terlalu panas, karena
pengaruh laut terhadap daratan tetap berlangsung.

o Sumber tenaga
Terutama di negara maju, gelombang laut yang besar telah
dimanfaatkan orang sebagai sumber tenaga pembangkit listrik. Selain dari
itu gelombang laut yang besar juga dimanfaatkan orang sebagai objek
rekreasi dan olahraga selancar. Di Kota padang, daerah yang sering
dijadikan objek selancar ini adalah purus yang terkenal dengan "ombak
puruihnya”

o Sumber mineral
Di laut banyak sekali terdapat bahan tambang, misalnya Garam,
kapur kerang, kalium carbonat sebangsa lumut, fosfat dari tulang-tulang
ikan. selain itu juga terdapat bahan tambang yang sangat besar peranannya
untuk menunjang sektor perekonomian yaitu minyak bumi, biji besi,
tembaga.
Negara-negara maju yang memiliki laut telah banyak yang
melakukan penggalian mineral-mineral. Di Indonesia terutama pengeboran
minyak lepas pantai. Mineral yang paling besar jumlahnya di laut adalah
chlorine, kemudian sodium, magnesium, sulfur, calscium, potasium,
bromtne, carbon. Mineral paling sedikit antara lain krypton, silver dan
cobalt. Disamping itu di laut juga terdapat zinc dan silicon.
Di Indonesia suatu ketika nanti besar kemungkinan bahan tambang
dasar laut ini akan menjadi sumber devisa negara yang sangat besar, selain
minyak bumi. untuk itu diperlukan persiapan SDM Indonesia yang ahli
dibidang kelautan. Laut Indonesia sampai saat ini masih merupakan harta
terpendam yang belum terusik.

o Sumber makanan
Di laut terdapat ribuan jenis ikan dan tumbuhan laut. Semuanya ini
merupakan sumber makanan yang tidak akan ada habisnya. Di laut
terdapat makanan ikan berupa plankton-plankton zooplankton atau
binatang-binatang kecil dan phytoplankton atau tumbuhan kecil yang
melayang-layang di air laut. Jumlah plankton ini sangat besar sekali,
sehingga mernungkinkan bagi ikan untuk hidup dan berkembang biak
dengan cepat.
Tumbuhan laut yang paling besar jumlahnya yang dimanfaatkan
manusia adalah ganggang laut (sea algae) Ganggang laut dapat diolah
menjadi bermacam-macam kebutuhan misalnya, untuk makanan, untuk
kosmetik, untuk obat dan minuman.
Akan tetapi di Indonesia laut belum dimanfaatkan sepenuhnya
sebagai sumber makanan. Kebiasaan makan ikan orang Indonesia masih
jauh lebih rendah dibandingkan dengan orang Jepang. Tidak ada salahnya
jika suatu saat nanti pemerintah berupaya mencanangkan "gemar makan
ikan" kepada rakyatnya dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya
manusia Indonesia.

2.5. Gejala Air Laut


1. Gelombang laut adalah pergerakan masa air laut baik secara vertikal
maupun secara horizontal. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya
gelombang adalah angin. Semakin kuat pergerakan angin semakin besar
gelombang yang ditimbulkannya. Tenaga penggerak lain misalnya, letusan
gunung berapi di bawah permukaan laut, gempa tektonik di dasar laut, dan
jatuhnya benda-benda angkasa yang sangat besar ke laut. Gelombang laut
yang besar disebut tsunami. Tsunami berasal dari bahasa jepang yang
berarti gelombang laut akibat tenaga seismik (seismeic se wave).
2. Arus laut atau sering juga disebut dengan sirkulasi air di samudera (ocean
circulation) adalah pergerakan air laut dari tempat yang berkepadatan
tinggi ke tempat yang berkepadatan rendah. Pergerakan dan kecepatan
arus laut dipengaruhi oleh suhu dan kepadatan air laut (water density).
Semakin rendah suhu kepadatan semakin tinggi, sehingga kekuatan dan
kecepatan untuk bergerak dari tempat yang padat ke tempat yang renggang
semakin tinggi. Sebaliknya, suhu naik menyebabkan kepadatan rendah,
kekuatan dan kecepatan untuk bergerak semakin lemah bahkan tidak ada
sarna sekali.

3. Salinitasi adalah jumlah keseluruhan dari material padat yang cair dalam
setiap satu kilogram air laut. Atau berapa gram garam terdapat dalam
setiap satu kilogram air laut. Misalnya rata kadar garam di laut adalah 34,7
%o hal ini berarti setiap satu kilogram air laut terdapat34,7 gram garam
padat. Tinggi rendahnya kadar garam ditentukan oleh suhu dipermukaan
air laut, curah hujan, banyaknya sungai yang mengalir ke laut.

4. Pasang surut air laut, Orang pertama yang mengamati gejala pasang air
laut adalah Sir Isaac Newton (1642-1727). Newton mengemukakan bahwa
pasang air laut dipengaruhi oleh pergerakan bulan. Newton mendasarkan
teorinya pada hukum gravitasi. Yaitu, the greater the mass of the objects
and the closer they are together. The greater will be the gravitational
attraction (semakin besar masa suatu objek dan semakin dekat mereka
satu sama lainnya, semakin besar gaya gravitasi yang akan terjadi). Objek
yang sangat mempengaruhi pasang air laut adalah matahari dan bulan.
Meskipun masa Matahari jauh lebih besar daripada masa bulan, namun
jarak Bulan dengan bumi jauh lebih dekat, sehingga pengaruh bulan tetap
lebih dominan daripada Matahari.
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
oseanografi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari Iautan yang
diperoleh dari penjelajahan-penjelajahan Iautan, ekspedisi - ekspedisi dan
penelitian -penelitian mengenai kelautan yang juga dikaitkan dengan iImu-ilmu
lain seperti GeoIogi, Fisika, Kimia dan Biologi. Disamping itu juga dikaitkan
mengenai hipotesa-hipotesa dan teori-teori mengenai terjadinya samudra, serta
perubahan-perubahan dari bentuk-bentuk laut dan samudra dengan melalui
pembuktian-pembuktian tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books?
id=CVNDwAAQBAJ&lpg=PA1&dq=sejarah%20dan%20perkembangan
%20oseanografi&lr&pg=PA1#v=onepage&q&f=false
KKI_SUHATRIL_809_1997.pdf (unp.ac.id)
http://repository.unp.ac.id/31908/1/KKI_SYAFRI_ANWAR_263_1998.pdf

Anda mungkin juga menyukai