Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESPONSI OSEANOGRAFI FISIK

Definisi, Sejarah, dan Peran dalam


Geomatika

Disusun oleh:
Rizkulloh Nurfauzi A.
03311840000002

Dosen Pengampu:
Cherie Bhekti Pribadi, S.T., M.T

DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, PERENCANAAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2021
A. Definisi Oseanografi
Oseanografi terdiri dari dua kata: oceanos yang berarti laut dan graphos yang
berarti gambaran atau deskripsi (bahasa Yunani). Secara sederhana oseanografi dapat
diartikan sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa yang lebih
lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah
mengenai laut dan segala fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer.
Seperti kita ketahui bahwa Bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian
cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian
yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet Bumi
dikelompokkan ke dalam biosfer
Kadangkala, selain istilah oseanografi, adapula istilah lain yang sering
digunakan untuk menyebut ilmu tentang laut ini, yaitu oseanologi. Oseanologi sendiri
terdiri dari dua kata (dalam bahasa Yunani) yaitu oceanos (laut) dan logos (ilmu) yang
secara sederhana dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang laut. Dalam arti
yang lebih lengkap, oseanologi adalah studi ilmiah mengenai laut dengan cara
menerapkan ilmu-ilmu pengetahuan tradisional seperti fisika, kimia, matematika, dan
lain-lain ke dalam segala aspek mengenai laut. Dalam beberapa ensiklopedia yang ada,
oseanografi dan oseanologi dinyatakan sebagai dua hal yang sama (sinonim), namun
beberapa sumber lain menyatakan bahwa ada perbedaan mendasar yang membedakan
antara oseanografi dan oseanologi.

B. Sejarah Oseanografi
a. Perkembangan Oseanografi Sebelum Masehi
Pengetahuan mengenai oseanografi sebenarnya sudah ada semenjak dahulu sebelum
masehi. Berikut penjelasannya.
1) Seorang navigator yaitu orang polinesia berdagang dengan jarak yang jauh pada
4000 SM.

2) Pytheas menjelajahi Samudera Atlantik dari Italia ke Norwegia pada 325


Sebelum Masehi. Dia adalah orang pertama dalam catatan sejarah yang
menggambarkan tentang negeri matahari tengah malam dan Lingkaran Utara
Artrik.
3) Pedagang Arab yang menggunakan pengetahuan mereka mengenai angin dan
arus yang berbalik di Samudera Hindia untuk membangun rute untuk
perdagangan ke Cina pada abad pertengahan.
4) Dalam kita Samaveda di veda India yang membentang dari 2000 SM-1400 SM
sudah dijelaskan mengenai hubungan antara pasang surut dan matahari bulan.

b. Perkembangan Oseanografi Setelah Masehi


1) Pada awal abad ke-16 Bartholomew Dias, Christopher Columbus, Vasco da
Gama, Ferdinand Magellan, dan banyak lainnya, mereka meletakkan dasar di
pendakiannya untuk rute perdagangan global yang membentang dari Spanyol
hingga Filipina. Rute ini dibuat berdasarkan pengetahuan yang baik tentang
angin perdagangan, angin barat, dan arus batas barat di Samudera Atlantik dan
Samudera Pasifik.
2) Pada abad ke-18 perjalanan penemuan ilmiah yang dipimpin oleh James Cook
yang mempelajari tentang distribusi vertical kehidupan di lautan.

c. Perkembangan Oseanografi Modern (zaman sekarang)


1) Untuk perkembang oseanografi pada saat ini dalam penelitian oseanografi sudah
mulai berkembang yaitu dengan cara menggunakan alat satelit, bila dulunya
menggunakan kapal layar atau kapal – kapal biasa sekarang sudah bias lebih
mudah menggunakan satelit.
2) Eksplorasi oseanografi berlanjut hingga saat ini dalam bentuk survei bawah air,
ekspedisi bawah air, dan misi untuk perkembangan selanjutnya.

d. ERA EKSPLORASI OSEANOGRAFI


1) Era of Surface Oceanography atau Era Permukaan Oseanografi (1873)
Era ini ditandai oleh pengumpulan sistematis pengamatan pelaut terhadap angin,
arus, gelombang, suhu, dan fenomena lain yang dapat diamati dari geladak kapal
layar. Contoh penting termasuk grafik angin perdagangan Halley, peta Gulf
Stream Franklin.
2) Era Eksplorasi Laut Dalam (1873–1914)
Era ini ditandai dengan ekspedisi oseanografi yang luas untuk mensurvei kondisi
permukaan dan bawah permukaan dekat klaim kolonial. Contoh utama adalah
Ekspedisi Challenger.
3) Era Survei Sistematis dan Nasional (1925–1940)
Era ini ditandai dengan survei terperinci wilayah kolonial. Contohnya Survei
Meteor Atlantik.
4) Era Metode Baru (1947–1956)
Era ini ditandai dengan survei panjang menggunakan instrumen baru. Contohnya
termasuk survei seismik Atlantik oleh Vema yang mengarah ke diagram
fisiografi Heezen dari lantai laut.
5) Era Kerjasama Internasional (1957–1970)
Era ini ditandai dengan survei multinasional lautan. Contohnya termasuk
Program Depan Kutub Atlantik, kapal pesiar norpac, dan kapal pesiar Tahun
Geofisika Internasional.
6) Era Eksperimen Besar (1970–1978)
Era ini ditandai dengan penelitian multiship tentang proses kelautan Contohnya
termasuk mode, polymode, dan norpax, dan eksperimen jasin.
7) Era Satelit (1978–1995)
Era ini ditandai dengan survei global proses kelautan dari luar angkasa.
Contohnya termasuk Seasat, Geosat, Topex / Poseidon.
8) Era Sintesis Global (1995)
Era ini ditandai dengan penentuan global proses samudera menggunakan data
kapal dan ruang dalam model numerik . Contohnya termasuk Eksperimen
Sirkulasi Samudera Dunia (woce), Topex /Poseidon.

C. Peranan Oseaonografi dalam Bidang Teknik Geomatika


Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama
yaitu:
1. geologi oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah laut;
2. fisika oseanografi yang mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang,
pasang surut dan temperatur air laut;
3. kimia oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi air laut dan yang
terakhir.
4. biologi oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora
dan fauna di laut
Mengacu terhadap 4 bidang ilmu diatas, pada bidang ilmu Geologi Oseanografi
dan Fisika Oseanografi sangat erat kaitannya dengan ilmu dari Teknik Geomatika itu
sendiri. Terdapat beberapa contoh peran oseanografi dalam bidang Ilmu Geomatika,
yakni pada cabang bidang ilmu Geologi Oseanografi yang sangat erat kaitannya dengan
survey hidrografi yang nantinya menghasilkan pemetaan kondisi dasar laut
menggunakan data hasil pengukuran side scan sonar dan multibeam echosounder.
Selain itu pada bidang ilmu Fisika Oseanografi yang mempelajari masalah-masalah fisis
laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut sangat erat kaitannya
dengan penentuan Chart Datum.
Chart datum adalah suatu titik atau bidang referensi yang digunakan pada peta-
peta navigasi maupunpada peramalan pasang surutdan umumnya dihubungkan terhadap
permukaan air rendah (Ongkosongo S., 1989). Dari pengertian tersebut dapat dijabarkan
lagi bahwa chart datum adalah bidang referensi yang berupa permukaan terendah air
laut yang digunakan sebagai acuan tinggi (kedalaman) dalam pembuatan peta laut yang
diperoleh dari hitungan dan analisis data pengamatan pasang surut air laut. Terdapat
beberapa model dari Chart Datum, diantaranya :
1. Lowest Possible Low Water (air terendah yang mungkin terjadi).
2. Indian Spring Low Water (ISWL)
3. Mean Spring Low Water (MSLW)
4. Chart Datum definisi DISHODROS
5. Chart Datum menurut definisi Hidrografi Internasional (IHO)
Datum vertikal harus mempertimbangkan penggunaan dari pembuatan peta.
Misalnya untuk kebutuhan navigasi membutuhkan suatu peta yang menunjukkan
kedalaman air rendah terendah (LLWL). Selain itu pada konferensi Hidrografi
Internasional 1926 diusulkan datum pasut dari peta seharusnya sebuah bidang serendah
mungkin, sehingga elevasi pasut akan jarang sekali lebih rendah dari bidang itu.
Bakosurtanal menggunakan datum MSL (meansea level) disebabkan membutuhkan
tinggi yang konstan sebagai acuan pada tinggi yang ada di daratan. Untuk peta yang
menggunakan HWL (High Water Level) digunakan untuk pembangunan atau kegiatan
yang membutuhkan pasang tertinggi dari laut agar apabila dibangun sebuah bangunan
tidak akan tenggelam atau banjir, misalnya untuk pembangunan pelabuhan laut.
Berdasar penjelasan diatas, maka membutuhkan kajian lebih lanjut untuk menentukan
datum vertikal.
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, A. (2019). Pengenalan Data Oseanografi. Jurnal Hidrosfir Indonesia, 2(2).

Mahera, Jamal. 2014. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Oseanografi.


https://tairoroy.wordpress.com/sejarah-dan-perkembangan-ilmu-oseanografi/ (diakses tanggal
21 Maret 2019)

Affandi, A. R., Yuwono, Y., & Martono, D. B. (2015). PENYEDIAAN PETA DASAR
DALAM PEMBUATAN PETA KADASTER LAUT SEBAGAI MASUKAN KEBIJAKAN
DALAM PENGATURAN RUANG LAUT DI INDONESIA. Geoid, 3(2), 102-110.

Pradipta, N. D., Prasetyo, Y., & Wijaya, A. P. (2015). Analisis Pasang Surut Air Laut
Menggunakan Data IOC (Intergovermental Oceanographic Comission) UNTUK Menentukan
Chart Datum di Perairan Cilacap. Jurnal Geodesi Undip, 4(2), 101-109.

Anda mungkin juga menyukai