DISUSUN
O
L
E
H
LANA KHAIRANI
3163131020
C REGULER 2016
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan banyak
kesempatan hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan CRITICAL
BOOK REPORT Survey dan Pemetaan ini dengan tepat waktu. Tak lupa terimakasih juga
saya haturkan kepada dosen pengampu yang telah memberikan saya waktu untuk
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan laporan makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna oleh karena itu saya mohon kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita yang membacanya.
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................. 17
B. Saran ............................................................................................................ 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Survey dan Pemetaan merupakan salah satu ilmu yang mempelajari mengenai dasar-
dasar untuk melakukan penelitian di lapangan guna mendapatkan informasi yang
selanjutnya akan diubah menjadi data dalam pemetaan. Oleh karena itu Survey dan
Pemetaan memuat cara-cara dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mendapatkan data di lapangan. Sebagai geografer, Survey dan Pemetaan merupakan ilmu
yang penting untuk dipelajari sebab didalamnya lah kita akan menemukan dasar-dasar
pemetaan dan cara mengumpulkan data di lapangan, cara mengolah data tersebut untuk
disajikan ke dalam peta. Sehingga Survey dan Pemetaa menjadi salah satu ilmu yang
penting dalam geografi.
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini ialah untuk memenuhi salah satu tugas dalam
mata kuliah Survey dan Pemetaan, untuk menambah wawasan mengenai ilmu dasar tanah
dan pemetaan topografi tanah, untuk melatih mahasiswa agar berpikir kritis dan mampu
mengkritiki sebuah karya ilmiah, dan memiliki pengetahuan yang mumpuni terkait
penulisan suatu karya ilmiah yang baik dan benar.
C. Manfaat
Mendapatkan ilmu mengenai isi buku yang diulas, dapat menilai dan mengkritiki
sebuah karya ilmiah, menjadi mahasiswa yang teliti dan mampu untuk menelisik
kekurangan dan kelebihan karya orang lain, dan menambah pengetahuan mengenai
penulisan suatu karya ilmiah yang benar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Informasi Bibliografi
1. Identitas Buku Pertama
Cetakan Ke : 3
ISBN : 979-408-281-3
2
B. Ringkasan Isi Buku
A. Pengukuran Topografik
Titik kontrol horisontal merupakan dua titik atau lebih ditanah, yang ditetapkan dengan
sesama kedudukan horisontalnya dengan jarak dan arah. Tittik kontrol horisontal
biasanya ditetapkan dengan pengukuran poligon, triangulasi, trilaterasi, atau metode-
metode kelambaman dan satelit, dan dapat di terbarkan di wilayah luas secara
fotogrametris
Kebanyakan obyek ditentukan lokasinya dengan menganggap mereka terdiri dari garis-
garis lurus, sedangkan masing-masing garis ditentukan oleh dua titik, gari-gari tak
beraturan atau melengkung dapat dianggap lurus antara titik-titik yang cukup dengan satu
sama lain.
3
1.5 Lokasi Garis-Garis Dari Titik Tunggal
Metode titik tunggal dapat dipakai untuk menentukan lokasi garis-garis sebuah bentuk
tertutup, misalnya batas-batas sebuah lapangan.
Garis tinggi dapat ditetapkan dengan metode langsung dan metode tak langsung, dalam
metode langsung pembacaan rambu (bidikan depan) ditentukan, untuk dikurangkan dari
menghasilkan elevasi garis tinggi.
Lokasi detail-detail topografik biasanya diperoleh dengan salah satu dari metode-metode
berikut ini :
Radiasi
Takismetri
Planset
Kisi (bujur sangkar)
Dalam metode radiasi, stasiun-stasiun poligon diduduki transit atau teadolit, dan sudut-
sudut ke titik-titik garis garis dan ciri-ciri lainnya, diukur detail diperoleh dengan pita.
A. Metode Takimetri
B. Metode Planset
C. Metode Bujursangkar Kordinat
D. Metode Bujur Sangkar Kordinat
4
1.7 Sumber-Sumber Galat Dalam Pengukuran Topografik
1. Galat-galat instrumental
3. Titik kontrol yang lebih jauh terpisah dan pemilihannya yang buruk untuk liputan yang
baik pada suatu wilayah
4. Pemilihan titik-titik yang tidak baik untuk penarikan garis garis tinggi.
B. Pemetaan
The geological survey mulai menerbitkan peta-peta topografik pada tahun 1886
sebagai bantuan pada studi-studi ilmiah.
Geological survey sedang bergerak ke arah mentrikasi. Sistem metrik adalah kisi
koordinat Universal Transverse Mercator ( UTM ), garis tinggi, elevasi, jarak, garis,
tinggi kedalaman air dan pemeruman.
Pemilihan skala peta tergantung pada tujuan, ukuran dan keseksamaan simbol topografik,
dan ketelitian yang disyaratkan untuk penerapan skala jarak merupakan beberapa
pertimbangan yang diperhatikan
Penggabaran peta pada umumnya terdiri dari dua tahap: persiapan naskah dan
penggambaran peta akhir. Naskah biasanya disusun dengan pensil.
5
1.4 Menggambar titik kontrol
Metode yang dipilih untuk menggambar titik kontrol tergantung pada prosedur
pengukuran yang dipakai untuk menetapkan dimana titik kontrol tersedia
Sudut dapat digambar dengan metode tangen, metode tali busur, atau dengan busur
derajat.
Memakai metode koordinat, dengan mudah dapat ditemukan bila ada galat besar dalam
penggambaran, memakai penerapan skala. Metode tangen itu teliti dan barangkali cara
Titik-titik yang dipakai untuk menggambar garis tentu dilakukan tinggi ditentukan
lokasinya dengan cara yang sama dengan detail-detail.
Penampilan sebuah peta rampung sangat berarah kepada dapat diterima dan nilainya. Peta
yang buruk susunanya ditulis dengan sembarangan, dan nampak tak selesai kepercayaan
terhadap ke telitiannya.
Setiap peta harus menunjukkan panah meridian untuk tujuan-tujuan orientasi. Seharusnya
lebih baik dekat bagian atas lembaran, walaupun boleh digeser ditempat lain untuk
6
keseimbangan. Panah tak boleh terlalu besar, bergaris garishias, atau diberi warna hitam
penuh sehingga menjadi titik lembar peta, seperti yang dikerjakan pada peta-peta 50
tahun yang lalu.
1.11 Judul
Judul boleh ditempatkan dimana saja yang dapat mengimbangi lembaran peta sebaik-
baiknya, tetapi selalu dijaga agar di luar garis garis pemilikan tanah pada pengukuran
batas.
Ada dua pengukuran titik kontrol: horisontal dan vertikal. Pengukuran horisontal pada areal-
areal luas biasanya menetapkan lintang dan bujur geodetik stasiun stasiun.untuk
menerangkan lintang dan bujur geodetik, perlu ditentukan sferoid yaitu sebuah
permukaan matematis yang diperoleh dengan memutar sebuah elips mengelilingi sumbu
kutub bumi.
7
4.2 Pengukuran Titik Kontrol (Godesi)
4.2.1 Pemilihan Titik Kontrol Dan Pemasangan Menara Observasi
1. pemilihan titik control
2. Pembangunan menara
4.2.2 Observasi
Definisi observasi : Observasi adalah perkerjaan pengukuran yang menggunakan teodolit dengan
menempatkannya pada sebuah titik trianggulasi untuk mengukur sudut horizontal dan sudut
ketinggian dari titik trianggulasi lainnya, guna memperolah hubungan antara titik-titik
trianggulasi yang telah dipasang.
Persiapan observasi :
1) Patok-patok untuk kaki statif dan sebuah tangga perlu dipasang guna menjaga agar teodolit
tidak terganggu oleh gerakan-gerakan yang disebabkan oleh petugar terutama untuk daerah
yang tidak stabil.
2) Sebuah payung dapat melindungi teodolit dari sinar matahari langsung, selanjutnya teodolit
disipat-datarkan, dicek kembali dan dilakukan koreksi-koreksi seperlunya.
3) Supaya dipastikan target yang akan dituju dan dilakukan pengecekan apakah target dapat
terlihat dengan jelas.
Metode pengukuraan elemen-elemen eksentrisitas
Rumus-rumus untuk koreksi ejsentrisitas
4.2.3 Perataan
1. Perataan koordinat geodesi
2. Perataan jaringan dasar
3. Perhitungan perataan untuk garis-garis bujur dan lintang dengan persamaan observasi
8
1) Untuk titi-titik kontrol yang baru haruslah dipilih lokasi yang baik agar tugu dapat
terlindungi dari kemungkinan gangguan, akan tetapi mudah dalam penggunanya.
2) Mengingat ketetapat dalam pemilihan suatu stasion sangat mempengaruhi ketelitihan
pengukuran, efsiensi perkerjaan dan pembiayaan, maka pemilihan tersebut haruslah
dikerjakan dengan memperhatikan secara seksama kondisi topografi daerah
pengukuran dan kondisi dapat saling terlihat satu titik dengan titik lainnya pada
daerah tersebut.
3) Guna mengeplot sebuah titik yang telah ditetapkan pada sebuah peta topografi,
haruslah digunakan meja-lapangn atau peralatan lain yang memadai, agar dapat
dibuat skema network yang baik dari kertas rencana yang telah dibuat terdahulu.
4.3.2 Observasi
1. Observasi sudut horizontal
2. Observasi sudut vertikal
3. Pengukuran jarak
4. Pengukuran elemen dari eksentrisitas
4.3.3 Perhitungan
1. Persamaan untuk koreksi eksentrisitas
2. Perataan secara pendekatan dari route tunggal pengukuran poligon
3. Perataan secara pendekatan utuk jaring-jaring poligon
4. Perhitungan perataan secara pendekatan dalam trianggulasi
5. Metode perataan secara pendekatan untuk rangkaian segitiga
6. Perhitungan perataan secara simultan dengan persamaan observasi
4.3.4 Penyusunan
Hasil dari pengukuran titik kontrol disusun untuk melengkapi keperluan pengukuran
selanjutnya.
1) Persiapan daftar data titik kontrol
2) Persiapan deskripsi titik-titik kontrol
3) Persiapan peta index titik-titik kontrol
9
4.4 Sipat Datar
4.4.1 Observasi Pasang Surut Dan Referensi Sipat-Datar
4.4.2 Penentuan Route Sipat-Datar Dan Pemilihan Lokasi-Stasion
4.4.3 Observasi
(1) berbagai kesalahan dan berbagai metode untuk menghilangkannya dalam pekerjaan
sipat-datar.
(2) pencegahan-pencegahan yang harus dilakukan pada saat observasi
(3) metode memasukan angka observasi ke dalam buku lapangan.
(4) berbagai batas-batas yang diperkenankan dalam observasi.
10
tergantung dari ketinggian juga tergantung dari temperatur udara, kelembaban dan
kondisi-kondisi cuaca lainnya.
5. Pengukuran Topografi
5.1 Umum
Metode-metode yang umum digunakan untuk pemetaan topografi antara lain adalah :
1) Metode tacimetri dengan teodolit
2) Metode offset (offset = jarak pendek yang di ukur tegak lurus dari garis basisi
pengukuran).
3) Fotogrametri
4) Pengukuran meja-lapangan
11
5.4 Pembuatan Peta Dengan Fotogrametri
5.4.1 Tahapan Pembuatan Peta Dasar Dengan Fotogrametri
Standar urutan tahapan pembuatan peta dasar dengan cara fotogrametri adalah sebagai
berikut :
1) Perencanaan dan persiapan
2) Pengekuran titik kontrol sisipan
3) Pemasangan signal foto udara dan pricking pada foto udara
4) Pemotretan udara
5) Peninjauan lapangan
6) Triangulasi udara
7) Plotting
8) Penyusunan
5.4.4 Pemotretan
(1) Persiapan peta rencana
(2) pelaksanaan pemotretan
12
Hal-hal yang harus diselidik dalam peninjauan lapangan adalah macam-macam
bangunan, tumbuh-tumbuhan, permukaan tanah yang bergelombang, keadaan planimetris
yang diperkirakan akan menyulitkan interpretasinya, seperti misalnya jalan-jalan yang
terlindung di bawah pohon-pohon, garis-garis batas administrasi pemerintahan, berbagai
nama, titik-titik kontrol dan sebagainya.
6. Pembuatan Peta
6.1 Peta Dan Proyeksi Peta
6.1.1 Landasan Dasar Pembuatan Peta
Sebagai landasan dasar pembuatan pta di indonesia, dimensi-dimensi permukaan
bumi ditentukan berdasarkan kaidah-kaidah yang dikembangkan oleh Bessel.
13
6.1.4 Rencana Dan Komposisi-Simbol-Simbol
14
BAB III
EVALUASI
A. Keunggulan Buku
Buku Dasar-Dasar Pengukuran Tanah yang ditulis oleh Russel C. Brinkers dan
diterjemahkan oleh Djoko ini disusun dengan baik. Terutama pada materi-materi yang
dipaparkan dengan jelas dan lengkap dan berkaitan dengan dasar-dasar ilmu tanah, kajian
tidak terlalu luas namun tetap lengkap dan jelas, sehingga materi pun dapat ditangkap
dengan mudah oleh pembaca tanpa harus meluber kesana kemari terlalu lebar. Penulis
menguraikan cara-cara dan metode-metode pengukuran tanah pada setiap jenis tanah
yang berbeda bidangnya, dimana artinya materi yang disajikan padat dan rinci. Bahasa
yang digunakan juga baku dan rapi sehingga penerjemah dapat menerjemahkan buku ini
dengan baik dan pembaca akan mudah menangkap materi yang disajikan. Sampul yang
ditampilkan di bagian depan cukup menarik dan penggunaan kertas buku juga berkualitas
dan bukan menggunakan kertas buram. Terdapat banyak soal-soal pada setiap masing-
masing materi untuk menguji kemampuan terhadap materi yang telah dibahas.
Buku “Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan” yang ditulis oleh Ir. Suyono
Sosrodarsono ini memiliki beragam kelebihan antara lain cara penyusunan materi dan
penjelasan mengenai rumus-rumus yang digunakan dalam pemetaan, disana dipaparkan
cara demi cara untuk melakukan praktik di lapangan. Setelah saya bandingkan dengan
buku pertama, Materi yang dibahas juga lengkap beserta teori yang berkaitan dengan
pengukuran dan pemetaan. Juga terdapat beberapa gambar yang ikut memperjelas materi
yang dipaparkan. Materi yang disajikan hampir sama lengkapnya dengan buku pertama
“Dasar-Dasar Pengukuran Tanah” dimana pada buku ini juga dibahas mengenai metode-
metode pengukuran Topografik, yang artinya materi buku ini berkesinambungan dan
cakupannya tidak terlalu lebar kemana-mana namun tetap lengkap.
15
B. Kelemahan Buku
16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melalui buku Dasar-Dasar Pengukuran Tanah dan Pengukuran Topografi & Teknik
Pemetaan ini kita dapat mengetahui pentingnya mahasiswa geografi mempelajari mata kuliah
survey dan pemetaan ini, terutama bagi Geografi Teknik yang menekankan dan focus lebih
banyak pada teknik pembuatan peta. Melalui critical book ini, satu lagi kita mendapatkan ilmu
yang berkaitan dengan bidang geografi teknik, menjadikan kita mengenal dasar-dasar dalam
memproyeksi peta dan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan. Oleh karena itu ilmu
dalam mata kuliah ini sangat bermanfaat bila dipelajari dengan sungguh-sungguh.
B. Saran
Hendaknya sebagai orang geografi, minimal kita harus mengetahui dasar-dasarnya dulu,
setelah itu bila berminat kita bisa mempelajari lebih lanjut mengenai mata kuliah ini dalam
bidang geografi teknik. Sebagai mahasiswa geografi, tentu kita tidak akan lepas dari topografi
muka bumi dan pengukurannya, sehingga kita harus bersungguh-sungguh mempelajari ilmu ini
dengan ikhlas dan kemauan agar kelak kita menjadi lulusan geografi yang berilmu. Dengan
membaca dan mengkritik sebuah buku atau karya ilmiah, maka kita akan semakin memperdalam
pengetahuan kita seiring dengan banyaknya buku-buku yang kit baca dan pahami, oleh karena itu
kerjakanlah sesuatu dengan sungguh-sungguh dan perbanyaklah membaca buku untuk semakin
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita.
17