Anda di halaman 1dari 20

Critical Book Report

SURVEY DAN PEMETAAN


“Dasar-Dasar Pengukuran Tanah (Surveying) Dan Pengukuran Topografi dan Teknik
Pemetaan”

Dosen Pengampu: Ir. Mahara Sintong M.Si

DISUSUN
O
L
E
H
LANA KHAIRANI
3163131020
C REGULER 2016

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan banyak
kesempatan hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan CRITICAL
BOOK REPORT Survey dan Pemetaan ini dengan tepat waktu. Tak lupa terimakasih juga
saya haturkan kepada dosen pengampu yang telah memberikan saya waktu untuk
menyelesaikan makalah ini. Penyusunan laporan makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna oleh karena itu saya mohon kritik dan saran yang membangun untuk kedepannya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita yang membacanya.

Medan, September 2017

Penyusun, Lana Khairani.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Tujuan ............................................................................................................ 1
C. Manfaat .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2

A. Informasi Bibliografi .................................................................................... 2


B. Ringkasan Isi Buku ....................................................................................... 3

BAB III EVALUASI ............................................................................................... 15

A. Keunggulan Buku ....................................................................................... 15


B. Kelemahan Buku ......................................................................................... 16

BAB IV PENUTUP ................................................................................................. 17

A. Kesimpulan .................................................................................................. 17
B. Saran ............................................................................................................ 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Survey dan Pemetaan merupakan salah satu ilmu yang mempelajari mengenai dasar-
dasar untuk melakukan penelitian di lapangan guna mendapatkan informasi yang
selanjutnya akan diubah menjadi data dalam pemetaan. Oleh karena itu Survey dan
Pemetaan memuat cara-cara dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mendapatkan data di lapangan. Sebagai geografer, Survey dan Pemetaan merupakan ilmu
yang penting untuk dipelajari sebab didalamnya lah kita akan menemukan dasar-dasar
pemetaan dan cara mengumpulkan data di lapangan, cara mengolah data tersebut untuk
disajikan ke dalam peta. Sehingga Survey dan Pemetaa menjadi salah satu ilmu yang
penting dalam geografi.

B. Tujuan

Tujuan dari penyusunan laporan ini ialah untuk memenuhi salah satu tugas dalam
mata kuliah Survey dan Pemetaan, untuk menambah wawasan mengenai ilmu dasar tanah
dan pemetaan topografi tanah, untuk melatih mahasiswa agar berpikir kritis dan mampu
mengkritiki sebuah karya ilmiah, dan memiliki pengetahuan yang mumpuni terkait
penulisan suatu karya ilmiah yang baik dan benar.

C. Manfaat

Mendapatkan ilmu mengenai isi buku yang diulas, dapat menilai dan mengkritiki
sebuah karya ilmiah, menjadi mahasiswa yang teliti dan mampu untuk menelisik
kekurangan dan kelebihan karya orang lain, dan menambah pengetahuan mengenai
penulisan suatu karya ilmiah yang benar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Informasi Bibliografi
1. Identitas Buku Pertama

Judul Buku : DASAR-DASAR PENGUKURAN TANAH (SURVEYING)


Nama Penulis : Djoko Walijatun M.Sc.
ISBN :-
Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit : 1987
Cetakan ke : 7 jilid 2
Dimensi Buku :-
Halaman : viii+226

2. Identitas Buku Pembanding

Judul Buku : PENGUKURAN TOPOGRAFI DAN TEKNIK PEMETAAN

Nama Penulis : Ir. Suyono Sosrodarsono

Penerbit : PT. Pradnya Paramita

Tahun Terbit : 1992

Cetakan Ke : 3

Jumlah Halaman : 314

ISBN : 979-408-281-3

2
B. Ringkasan Isi Buku

1. Ringkasan Isi Buku Pertama

A. Pengukuran Topografik

Pengukuran topografik dilaksanakan untuk menentukan perubahan (relief)


permukaan bumi untuk menentukan letak lokasi ciri-ciri alamiah dan kebudayaan
diatasnya. Dengan bantuan berbagai garis dan simbul-simbul konvensional, peta-
petatopografik di hasilkan dari data pengukuran. Peta topografik adalah penyajian dan
sebagian permukaan bumi memperlihatkan kebudayaan, relief, hidrografi, dan mungkin
tumbuh-tumbuhan. Peta topografik dibuat dan dipakai oleh insinyur dalam menentukan
lokasi-lokasi yang paling dikehendaki dan ekonomis untuk jalan raya, jalan baja, saluran,
jalur pipa, jalur listrik, waduk, dan fasilitas fasilitas lainnya.

1.1 Metode-Metode Untuk Pengukuran Topografik

Pengukuran topografik dilaksanakan dengan metode fotogrametrik atau media terestris,


dan sering gabungan dari keduanya.

1.2 Titik Tetap (Titik Kontrol) Untuk Menggunakan Topografik.

Titik kontrol horisontal merupakan dua titik atau lebih ditanah, yang ditetapkan dengan
sesama kedudukan horisontalnya dengan jarak dan arah. Tittik kontrol horisontal
biasanya ditetapkan dengan pengukuran poligon, triangulasi, trilaterasi, atau metode-
metode kelambaman dan satelit, dan dapat di terbarkan di wilayah luas secara
fotogrametris

1.4 Lokasi Garis

Kebanyakan obyek ditentukan lokasinya dengan menganggap mereka terdiri dari garis-
garis lurus, sedangkan masing-masing garis ditentukan oleh dua titik, gari-gari tak
beraturan atau melengkung dapat dianggap lurus antara titik-titik yang cukup dengan satu
sama lain.

3
1.5 Lokasi Garis-Garis Dari Titik Tunggal

Metode titik tunggal dapat dipakai untuk menentukan lokasi garis-garis sebuah bentuk
tertutup, misalnya batas-batas sebuah lapangan.

1.4 Garis Tinggi

Metode terbaik untuk menggambarkan perbukitan,pegunungan, lekukan, dan gelombang


dipermukaan tanah secara kuantitatif pada sehelai kertas dua dimensi adalah dengan garis
tinggi.

1.5 Cara Langsung Dan Tak Langsung Menentukan Garis Tinggi

Garis tinggi dapat ditetapkan dengan metode langsung dan metode tak langsung, dalam
metode langsung pembacaan rambu (bidikan depan) ditentukan, untuk dikurangkan dari
menghasilkan elevasi garis tinggi.

1.6 Metode-Metode Lapangan Dalam Memperoleh Topografi

Lokasi detail-detail topografik biasanya diperoleh dengan salah satu dari metode-metode
berikut ini :

 Radiasi
 Takismetri
 Planset
 Kisi (bujur sangkar)

1.6 Metode Radiasi

Dalam metode radiasi, stasiun-stasiun poligon diduduki transit atau teadolit, dan sudut-
sudut ke titik-titik garis garis dan ciri-ciri lainnya, diukur detail diperoleh dengan pita.

A. Metode Takimetri
B. Metode Planset
C. Metode Bujursangkar Kordinat
D. Metode Bujur Sangkar Kordinat

4
1.7 Sumber-Sumber Galat Dalam Pengukuran Topografik

Sumber galat dalam pengukuran topografik adalah:

1. Galat-galat instrumental

2. Galat-galat pembacaan instrumen

3. Titik kontrol yang lebih jauh terpisah dan pemilihannya yang buruk untuk liputan yang
baik pada suatu wilayah

4. Pemilihan titik-titik yang tidak baik untuk penarikan garis garis tinggi.

B. Pemetaan

1.1 Badan-Badan Pemetaan

The geological survey mulai menerbitkan peta-peta topografik pada tahun 1886
sebagai bantuan pada studi-studi ilmiah.

Geological survey sedang bergerak ke arah mentrikasi. Sistem metrik adalah kisi
koordinat Universal Transverse Mercator ( UTM ), garis tinggi, elevasi, jarak, garis,
tinggi kedalaman air dan pemeruman.

1.2 Skala Peta

Pemilihan skala peta tergantung pada tujuan, ukuran dan keseksamaan simbol topografik,
dan ketelitian yang disyaratkan untuk penerapan skala jarak merupakan beberapa
pertimbangan yang diperhatikan

1.3 Penggambaran peta

Penggabaran peta pada umumnya terdiri dari dua tahap: persiapan naskah dan
penggambaran peta akhir. Naskah biasanya disusun dengan pensil.

5
1.4 Menggambar titik kontrol

Metode yang dipilih untuk menggambar titik kontrol tergantung pada prosedur
pengukuran yang dipakai untuk menetapkan dimana titik kontrol tersedia

1.5 Menggambar sudut (ploting angles)nn

Sudut dapat digambar dengan metode tangen, metode tali busur, atau dengan busur
derajat.

1.6 Kebaikan dan Keburukan Metode-metode yang Berbeda-beda

Memakai metode koordinat, dengan mudah dapat ditemukan bila ada galat besar dalam

penggambaran, memakai penerapan skala. Metode tangen itu teliti dan barangkali cara

terbaik untuk mengukurkan sudut dengan seksama.

1.7 Menggambar Detail

Metode-metode yang dipakai untuk meletakkan posisi detail-detail pada peta


tergantung pada prosedur pengukuran yang dipakai untuk menentukan lokasinya, dan
bentuk dimana peta itu berada.

1.8 Interval Garis Tinggi

Titik-titik yang dipakai untuk menggambar garis tentu dilakukan tinggi ditentukan
lokasinya dengan cara yang sama dengan detail-detail.

1.9 Menetapkan Peta Dalam Lembaran

Penampilan sebuah peta rampung sangat berarah kepada dapat diterima dan nilainya. Peta
yang buruk susunanya ditulis dengan sembarangan, dan nampak tak selesai kepercayaan
terhadap ke telitiannya.

1.10 Panah Merdian

Setiap peta harus menunjukkan panah meridian untuk tujuan-tujuan orientasi. Seharusnya
lebih baik dekat bagian atas lembaran, walaupun boleh digeser ditempat lain untuk

6
keseimbangan. Panah tak boleh terlalu besar, bergaris garishias, atau diberi warna hitam
penuh sehingga menjadi titik lembar peta, seperti yang dikerjakan pada peta-peta 50
tahun yang lalu.

1.11 Judul

Judul boleh ditempatkan dimana saja yang dapat mengimbangi lembaran peta sebaik-
baiknya, tetapi selalu dijaga agar di luar garis garis pemilikan tanah pada pengukuran
batas.

C. Pengukuran Titik Kontrol

Ada dua pengukuran titik kontrol: horisontal dan vertikal. Pengukuran horisontal pada areal-
areal luas biasanya menetapkan lintang dan bujur geodetik stasiun stasiun.untuk
menerangkan lintang dan bujur geodetik, perlu ditentukan sferoid yaitu sebuah
permukaan matematis yang diperoleh dengan memutar sebuah elips mengelilingi sumbu
kutub bumi.

1.1 Datum-Datum Acuan


1.2 Standar ketelitian dan Spesifikasi
1.3 Jaringan titik kontrol nasional
1.4 Hirarki jaringan titik kontrol horizontal nasional
1.5 Deskripsi titik control
1.6 Tinjauan selidik triangulasi
1.7 Pengukuran lapangan untuk triangulasi
1.8 Peralatan triangulasi
1.9 Poligon saksama
2. Ringkasan Isi Buku Pembanding

4.Pengukuran Titik-Titik Kontrol


4.1 Umum
Pengukuran titik-titik kontrol (control survey) adalah pekerjaan pengukuran untuk
pemasangan patok-patok yang kelak akan digunakan sebagai titik-titik dasar dalam berbagai
macam pekerjaan pengukuran.

7
4.2 Pengukuran Titik Kontrol (Godesi)
4.2.1 Pemilihan Titik Kontrol Dan Pemasangan Menara Observasi
1. pemilihan titik control
2. Pembangunan menara

4.2.2 Observasi

Definisi observasi : Observasi adalah perkerjaan pengukuran yang menggunakan teodolit dengan
menempatkannya pada sebuah titik trianggulasi untuk mengukur sudut horizontal dan sudut
ketinggian dari titik trianggulasi lainnya, guna memperolah hubungan antara titik-titik
trianggulasi yang telah dipasang.

 Persiapan observasi :
1) Patok-patok untuk kaki statif dan sebuah tangga perlu dipasang guna menjaga agar teodolit
tidak terganggu oleh gerakan-gerakan yang disebabkan oleh petugar terutama untuk daerah
yang tidak stabil.
2) Sebuah payung dapat melindungi teodolit dari sinar matahari langsung, selanjutnya teodolit
disipat-datarkan, dicek kembali dan dilakukan koreksi-koreksi seperlunya.
3) Supaya dipastikan target yang akan dituju dan dilakukan pengecekan apakah target dapat
terlihat dengan jelas.
 Metode pengukuraan elemen-elemen eksentrisitas
 Rumus-rumus untuk koreksi ejsentrisitas

4.2.3 Perataan
1. Perataan koordinat geodesi
2. Perataan jaringan dasar
3. Perhitungan perataan untuk garis-garis bujur dan lintang dengan persamaan observasi

4.3 Pengukuran Titik-Titik Kontrol (Ukuran-Tanah Datar)


4.3.1 Pemilihan Lokasi Stasiun Dan Pembangunan Target
Dalam pemilihan stasion, haruslah diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

8
1) Untuk titi-titik kontrol yang baru haruslah dipilih lokasi yang baik agar tugu dapat
terlindungi dari kemungkinan gangguan, akan tetapi mudah dalam penggunanya.
2) Mengingat ketetapat dalam pemilihan suatu stasion sangat mempengaruhi ketelitihan
pengukuran, efsiensi perkerjaan dan pembiayaan, maka pemilihan tersebut haruslah
dikerjakan dengan memperhatikan secara seksama kondisi topografi daerah
pengukuran dan kondisi dapat saling terlihat satu titik dengan titik lainnya pada
daerah tersebut.
3) Guna mengeplot sebuah titik yang telah ditetapkan pada sebuah peta topografi,
haruslah digunakan meja-lapangn atau peralatan lain yang memadai, agar dapat
dibuat skema network yang baik dari kertas rencana yang telah dibuat terdahulu.

4.3.2 Observasi
1. Observasi sudut horizontal
2. Observasi sudut vertikal
3. Pengukuran jarak
4. Pengukuran elemen dari eksentrisitas

4.3.3 Perhitungan
1. Persamaan untuk koreksi eksentrisitas
2. Perataan secara pendekatan dari route tunggal pengukuran poligon
3. Perataan secara pendekatan utuk jaring-jaring poligon
4. Perhitungan perataan secara pendekatan dalam trianggulasi
5. Metode perataan secara pendekatan untuk rangkaian segitiga
6. Perhitungan perataan secara simultan dengan persamaan observasi

4.3.4 Penyusunan
Hasil dari pengukuran titik kontrol disusun untuk melengkapi keperluan pengukuran
selanjutnya.
1) Persiapan daftar data titik kontrol
2) Persiapan deskripsi titik-titik kontrol
3) Persiapan peta index titik-titik kontrol

9
4.4 Sipat Datar
4.4.1 Observasi Pasang Surut Dan Referensi Sipat-Datar
4.4.2 Penentuan Route Sipat-Datar Dan Pemilihan Lokasi-Stasion

4.4.3 Observasi
(1) berbagai kesalahan dan berbagai metode untuk menghilangkannya dalam pekerjaan
sipat-datar.
(2) pencegahan-pencegahan yang harus dilakukan pada saat observasi
(3) metode memasukan angka observasi ke dalam buku lapangan.
(4) berbagai batas-batas yang diperkenankan dalam observasi.

4.5 Titik-Titik Kontrol Khusus


4.5.1 Penuntuan Posisi Dengan NNSS
1. Penentuan posisi pada permukaan bumi dengan satelit buatan : cara pengukuran yang
mudah adalah dengan menggunakan pemancar dan penerima signal radio atau sinar yang
dipancarkan dari permukaan bumi.
2. Prinsip penentuan posisi pada permukaan bumi dengan NNSS : NNSS menggunakan
metode tingkat cakupan yang memungkinkan penentuan tiap posisi pada permukaan
bumi dengan mudah dan karena digunakan signal radio, maka metode ini dapat
diterapkan dalam semua keadaan cuaca.

4.5.2 Pengukuran Astronomi


(1) keterangan simbol-simbol
(2) pengukuran waktu 9 pengukuran garis bujur
(3) pengukuran garis lintang
(4) pengukuran sudut azimuth

4.5.3 Sipat-Datar Barometris


Hasil sipat-datar barometris meskipun dilaksanakan dengan teliti, tetapi tidak
akan dapat memeberi hasil yang sungguh-sungguh tepat, karena tekanan atmosfer selain

10
tergantung dari ketinggian juga tergantung dari temperatur udara, kelembaban dan
kondisi-kondisi cuaca lainnya.

5. Pengukuran Topografi
5.1 Umum
Metode-metode yang umum digunakan untuk pemetaan topografi antara lain adalah :
1) Metode tacimetri dengan teodolit
2) Metode offset (offset = jarak pendek yang di ukur tegak lurus dari garis basisi
pengukuran).
3) Fotogrametri
4) Pengukuran meja-lapangan

5.2 Pengukuran Jaring-Jaring Sederhana Dan Pengukuran Offset


5.2.1 Pengukuran Jaring-Jaring Sederhana
Prinsip pengukuran jaring-jaring sederhana adalah bahwa pengukuran panjang
sisi-sisi segitiga menentukan bentuk dan ukuran segitiga yang bersangkutan.

5.2.2 Pengukuran Offset

5.3 Pengukuran Meja-Lapangan


Segi-Segi Pokok Pengukuran Meja-Lapangaan
1. ketelitihan peta kasil pengukuran meja-lapang : pembuatan peta pada pengukuran
meja-lapangan bentuk-bentuk planimetris, topografis dan lain-lain digambarkan
secara langsung di lapanga. Karena itu tingkat ketelitihannya tergantung dari
ketelitihan horizontal yang dituangkan pada peta yang bersangkutan.

5.3.2 Pengukuran Meja-Lapangan


(1) pengukuran titik-titj kontrol pembantu secara grafis
(2) Pengukuran detail : pengukuran detail merupakan pekerjaan di mana posisi bentuk-
bentuk plani

11
5.4 Pembuatan Peta Dengan Fotogrametri
5.4.1 Tahapan Pembuatan Peta Dasar Dengan Fotogrametri
Standar urutan tahapan pembuatan peta dasar dengan cara fotogrametri adalah sebagai
berikut :
1) Perencanaan dan persiapan
2) Pengekuran titik kontrol sisipan
3) Pemasangan signal foto udara dan pricking pada foto udara
4) Pemotretan udara
5) Peninjauan lapangan
6) Triangulasi udara
7) Plotting
8) Penyusunan

5.4.2 Rencana Penerbangan


1. Waktu pemotretan
2. Tipe kamera
3. Penentuan skala
4. Overlap
5. Strip
6. Bahan-bahan pemotretan

5.4.3 Pengukuran Titik Kontrol Sisipan Dan Penempatan-Signal Foto Udara


Penempatan signal foto udara merupakan pekerjaan pemasangan titik-titik di atas
tanah, agar pada foto-foto udara titik-titik tersebut dapat terlihat, sebagian titik-titik
kontrol yang digunakan untuk triangulasi udara atau plotting.

5.4.4 Pemotretan
(1) Persiapan peta rencana
(2) pelaksanaan pemotretan

5.4.5 Peninjauan Lapangan

12
Hal-hal yang harus diselidik dalam peninjauan lapangan adalah macam-macam
bangunan, tumbuh-tumbuhan, permukaan tanah yang bergelombang, keadaan planimetris
yang diperkirakan akan menyulitkan interpretasinya, seperti misalnya jalan-jalan yang
terlindung di bawah pohon-pohon, garis-garis batas administrasi pemerintahan, berbagai
nama, titik-titik kontrol dan sebagainya.

6. Pembuatan Peta
6.1 Peta Dan Proyeksi Peta
6.1.1 Landasan Dasar Pembuatan Peta
Sebagai landasan dasar pembuatan pta di indonesia, dimensi-dimensi permukaan
bumi ditentukan berdasarkan kaidah-kaidah yang dikembangkan oleh Bessel.

6.1.2 Skala Dan Pengisisan Pada Peta


Penentuan skala peta didasarkan pada tingkat ketelitian dan banyaknya informasi
yang dibutuhkan mengenai keadaan daerah yang dipetakan, pada ukuran gambar-gambar
yang harus dimasukan dalam peta dan pada tujuan dari pemetaan tersebut. Peta dengan
skala yang lebih besar, memungkinkan penjelasan-penjelasn yang lebih mendetail untuk
daerah yang dicakup dalam pemetaan. Sebaliknya, peta dengan skala yang lebih kevil,
maka peta akan memberikan penjelasan yang bersifat lebih umum dan beberapa
penjelasan terpaksa harus dihilangkan.

6.1.3 Proyeksi Peta


Beberapa persyaratan proyeksi untuk peta-peta skala besar :
1) Distrorsi yang terdapat pada peta haruslah berada dalam batas-batas kesalahn grafis
2) Diusahakan agar sebanyak mungkin lembaran peta dapat saling berhubungan satu
dengan lainnya.
3) Perhitungan plotting untuk setiap lembar peta haruslah sederhana mungkin.
4) Untuk plotting yang dilakukan dengan tangan, agar dibuat dengan metode yang
semudah-mudahnya.
5) Berdasarkan koordinat titik-titik kontrol, yang telah diukur agar posisinya segera
diplot.

13
6.1.4 Rencana Dan Komposisi-Simbol-Simbol

1. Rancangan simbol-simbol untuk peta topografi


2. Komposisi simbol pada peta

6.2 Pembuatan Peta Dasar


Metode yang dipilih haruslah dengan mempertimbangkan faktor utama yaitu efesiensi
yang tentu saja disesuaikan dengan persyaratan untuk peta yang akan dibuat. Dalam
pembuatan peta dasar, perhatian haruslah dicurahkan pada cara-cara melakukan
penggambaran seperti penintaan maniskrip’ pengkalkiran, penulisan, penempelan dan lain-
lain. Dalam hal ini, penintaan dan pengkalkiran dilakukan tanpa menggunakan cara-cara
stempel atau cetakan.

6.3 Ketelitihan Peta


Ketelitian peta mencakup kesalahan-kesalahan akibat serangkaian pengukuran, kesalahan
plotting data pengukuran, kesalahan yang umunya terjadi saat penggambaran simbol-simbol,
dan lain-lain.

14
BAB III
EVALUASI

A. Keunggulan Buku

1. Keunggulan Buku Pertama

Buku Dasar-Dasar Pengukuran Tanah yang ditulis oleh Russel C. Brinkers dan
diterjemahkan oleh Djoko ini disusun dengan baik. Terutama pada materi-materi yang
dipaparkan dengan jelas dan lengkap dan berkaitan dengan dasar-dasar ilmu tanah, kajian
tidak terlalu luas namun tetap lengkap dan jelas, sehingga materi pun dapat ditangkap
dengan mudah oleh pembaca tanpa harus meluber kesana kemari terlalu lebar. Penulis
menguraikan cara-cara dan metode-metode pengukuran tanah pada setiap jenis tanah
yang berbeda bidangnya, dimana artinya materi yang disajikan padat dan rinci. Bahasa
yang digunakan juga baku dan rapi sehingga penerjemah dapat menerjemahkan buku ini
dengan baik dan pembaca akan mudah menangkap materi yang disajikan. Sampul yang
ditampilkan di bagian depan cukup menarik dan penggunaan kertas buku juga berkualitas
dan bukan menggunakan kertas buram. Terdapat banyak soal-soal pada setiap masing-
masing materi untuk menguji kemampuan terhadap materi yang telah dibahas.

2. Keunggulan Buku Pembanding

Buku “Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan” yang ditulis oleh Ir. Suyono
Sosrodarsono ini memiliki beragam kelebihan antara lain cara penyusunan materi dan
penjelasan mengenai rumus-rumus yang digunakan dalam pemetaan, disana dipaparkan
cara demi cara untuk melakukan praktik di lapangan. Setelah saya bandingkan dengan
buku pertama, Materi yang dibahas juga lengkap beserta teori yang berkaitan dengan
pengukuran dan pemetaan. Juga terdapat beberapa gambar yang ikut memperjelas materi
yang dipaparkan. Materi yang disajikan hampir sama lengkapnya dengan buku pertama
“Dasar-Dasar Pengukuran Tanah” dimana pada buku ini juga dibahas mengenai metode-
metode pengukuran Topografik, yang artinya materi buku ini berkesinambungan dan
cakupannya tidak terlalu lebar kemana-mana namun tetap lengkap.

15
B. Kelemahan Buku

1. Kelemahan Buku Pertama


Buku ini tidak banyak memiliki kekurangan sebab memang sudah bagus dan baik,
namun ada beberapa kelemahan diantaranya; buku dicetak tanpa menampilkan nomor
ISBN sehingga identitasnya kurang lengkap. Di bagian belakang sampul buku tidak
menjelaskan synopsis mengenai isi materi yang dibahas dalam buku. Didalamnya kurang
ada gambar-gambar yang jelas mengenai alat maupun cara-cara pengukuran, akan lebih
baik jika disertakan gambar yang menunjukkan langkah-langkah menggunakan alat
pegukuran sehingga hal itu dapat membantu pembaca untuk semakin mengerti bagaimana
bentuk alat yang digunakan maupun cara-cara menggunakannya. Buku ini tidak
memberikan referensi di halaman daftar pustaka sehingga bila kita ingin mengetahui
lebih lanjut akan sulit mencari sumber dari materi yang disajikan dalam buku. Warna
sampulnya terlalu gelap, mungkin sebaiknya diberi warna dan gambar yang lebih
menarik.

2. Kelemahan Buku Pembanding


Sampul buku ini berwarna kuning pudar dan menurut saya itu bukanlah warna
yang bagus, akan lebih baik jika buku dicetak dengan warna yang lebih beragam
sehingga kemungkinan besar akan menarik minat pembaca bahkan hanya melalui
sampulnya saja. Gambar yang tersedia masih sedikit dan kurang lengkap, selain itu
gambar juga tidak berwarna dan masih hitam putih, pembaca akan lebih suka
memperhatikan gambar yang fullcolor sehingga mungkin akan lebih bagus jika cetakan
selanjutnya banyak menampilkan gambar yang berwarna sehingga materi dapat lebih
mudah lekat di ingatan para pembaca. Kertas yang digunakan pada buku cetakan ini
adalah kertas buram dan kasar dimana warnanya tidak menarik dan menjadikan buku ini
seperti buku yang sudah sangat lama, sebagian pembaca ada juga yang akan
mempertimbangkan kualitas kertas buku yang mereka baca sehingga saya sarankan agar
cetakan berikutnya menggunakan kertas yang teksturnya lebih lembut dan padat.

16
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Melalui buku Dasar-Dasar Pengukuran Tanah dan Pengukuran Topografi & Teknik
Pemetaan ini kita dapat mengetahui pentingnya mahasiswa geografi mempelajari mata kuliah
survey dan pemetaan ini, terutama bagi Geografi Teknik yang menekankan dan focus lebih
banyak pada teknik pembuatan peta. Melalui critical book ini, satu lagi kita mendapatkan ilmu
yang berkaitan dengan bidang geografi teknik, menjadikan kita mengenal dasar-dasar dalam
memproyeksi peta dan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan. Oleh karena itu ilmu
dalam mata kuliah ini sangat bermanfaat bila dipelajari dengan sungguh-sungguh.

B. Saran
Hendaknya sebagai orang geografi, minimal kita harus mengetahui dasar-dasarnya dulu,
setelah itu bila berminat kita bisa mempelajari lebih lanjut mengenai mata kuliah ini dalam
bidang geografi teknik. Sebagai mahasiswa geografi, tentu kita tidak akan lepas dari topografi
muka bumi dan pengukurannya, sehingga kita harus bersungguh-sungguh mempelajari ilmu ini
dengan ikhlas dan kemauan agar kelak kita menjadi lulusan geografi yang berilmu. Dengan
membaca dan mengkritik sebuah buku atau karya ilmiah, maka kita akan semakin memperdalam
pengetahuan kita seiring dengan banyaknya buku-buku yang kit baca dan pahami, oleh karena itu
kerjakanlah sesuatu dengan sungguh-sungguh dan perbanyaklah membaca buku untuk semakin
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan kita.

17

Anda mungkin juga menyukai