Anda di halaman 1dari 15

Makalah

GEOGRAFI TRANSPORTASI DAN PEMUKIMAN

“Faktor Penyebab Kemacetan Lalu Lintas di Daerah Perkotaan”

Dosen Pengampu: Drs. Mbina Pinem M.Si

DISUSUN

Lana Khairani (3163131020)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
mengucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
GEOGRAFI TRANSPORTASI DAN PEMUKIMAN ini dengan baik dan tepat waktu.
Tugas makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar penyusunan materi kuliah ini.
Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan-
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan maupun dalam susunan kalimat dan tata
bahasanya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan atau saran untuk
menyempurnakan penulisan susunan makalah kami ini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas yang telah kami susun ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Aamiin.

Medan, September 2019

Penyusun.

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang ........................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat .................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
A. Pengertian Kemacetan............................................................................... 5
B. Pengertian Lalulintas................................................................................. 5
C. Faktor Penyebab Kemacetan Lalu Lintas ............................................... 6
D. Dampak Kemacetan Lalu Lintas .............................................................. 7
E. Menangani Kemacetan yang ada di Indonesia ....................................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14
A. Kesimpulan ............................................................................................... 14
B. Saran ......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lalu lintas adalah sarana untuk bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, oleh
karena itu lalu lintas merupakan salah satu masalah penting. Apabila arus lalu lintas
terganggu atau terjadi kemacetan, maka mobilitas masyarakat juga akan mengalami
gangguan. Gangguan-gangguan ini akan berdampak negatif pada masyarakat.
Masalah lalu lintas merupakan suatu masalah sulit yang harus dipecahkan bersama dan sangat
penting untuk segera diselesaikan. Apabila masalah lalu lintas tidak terpecahkan, maka
semua kerugian yang timbul akibat masalah ini akan ditanggung oleh masyarakat itu sendiri,
dan apabila masalah ini dapat terpecahkan dengan baik, maka masyarakat sendiri yang akan
mendapatkan manfaatnya.
Sebagai salah satu negara sedang berkembang, Indonesia seperti negara sedang
berkembang lainnya mengalami permasalahan-permasalahan lebih kompleks dibandingkan
dengan negara-negara maju, mulai dari pertumbuhan penduduk yang tinggi, kesenjangan
sosial, hingga kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang pembangunan itu sendiri.
Kemacetan atau kongesti adalah salah satu diantaranya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kemacetan ?
2. Apa yang dimaksud dengan lalu lintas?
3. Apa factor-faktor penyebab kemacetan lalu lintas?
4. Apa dampak kemacetan lalu lintas?
5. Bagaimana menangani Kemacetan di Indonesia?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui pengertian Kemacetan ?
2. Untuk mengetahui Pengertian Lalu Lintas?
3. Untuk mengetahui Faktor Penyebab Kemacetan Lalu Lintas?
4. Untuk mengetahui Dampak Kemacetan Lalu Lintas?
5. Untuk mengetahui Bagaimana Menangani Kemacetan di Indonesia?

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemacetan
Dalam UU RI Nomor 14 Tahun 1992, ditetapkan pengertian lalu lintas adalah gerak
kendaraan, orang dan hewan di jalan. Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya
atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan
melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang
tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak
seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta.
Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari
di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Makassar, Palembang, Denpasar,
Jogjakarta, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Dinas perhubungan DKI Jakarta
mencatat, pertambahan jumlah kendaraan bermotor rata-rata 11 persen per tahun sedangkan
pertambahan jalan tak sampai 1 persen per tahunnya.

B. Pengertian Lalu Lintas


Berdasarkan Undang-undang No 22 tahun 2009 Lalu Lintas didefinisikan sebagai
gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan, sedang yang dimaksud dengan ruang
lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang,
dan atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung. Dalam hal ini, kaitan antara
kendaraan dan orang dengan ruang lalu lintas jalan merupakan entitas yang keberadaannya
selalu berdampingan. Dalam hal ini pemerintah memiliki tujuan untuk mewujudkan lalu
lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman dan
efisien melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu lintas. Tata cara berlalu lintas di
jalan diatur dengan peraturan perundangan menyangkut arah lalu lintas, perioritas
menggunakan jalan, lajur lalu lintas, jalur lalu lintas dan pengendalian arus di
persimpangan. Dalam kaitannya dengan hal ini sebenarnya peran pemerintah dalam mengatur
lalu lintas sudah optimal. Akan tetapi karena para pengguna jalan yang semakin bertambah
seiring dengan berjalannya waktu, sudah tentu menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk
terus memberikan kontribusinya dalam menyediakan suasana lalu lintas yang baik.

5
C. Faktor Penyebab Kemacetan Lalu Lintas
Ada beberapa faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas,
antara lainya adalah :
a. Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan.
b. Terjadi kecelakaan dan mengganggu kelancaran lalu lintas, karena masyarakat yang
menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum
disingkirkan dari jalur lalu lintas.
c. Adanya perbaikan jalan.
d. Adanya bagian jalan yang rusak atau longsor, ataupun banjir.
e. Ketidak tahuan masyarakat akan aturan lalu lintas.
f. Parkir kendaraan yang tidak tertata baik atau tidak pada tempatnya
g. Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga pada
akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang akan melewati
area tersebut.
h. pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi
rendahnya arus lalu lintas.
i. Ruas jalan jauh di bawah kebutuhan normal yang seharusnya 20% dari total luas kota.
Saat ini lahan jalan Jakarta hanya 6,2% saja dari total lahan.
j. Moda angkutan umum belum sesuai dengan kebutuhan di kota besar. Menurut
Andrinof, angkutan umum utama di Jakarta harusnya berupa bus dan kereta yang bisa
mengangkut penumpang dalam jumlah besar.

Studi Kasus
Faktor penyebab Kemacetan Di Ibu Kota Jakarta
Sedangkan, penyebab kemacetan di yang biasa terjadi di Ibu Kota (DKI Jakarta)
antara lain:
a. Pertama, ruas jalan jauh di bawah kebutuhan normal yang seharusnya 20 persen dari
total luas kota.Saat ini, lahan jalan Jakarta hanya 6,2 persen saja dari total lahan.
b. Kedua, moda angkutan umum belum sesuai dengan kebutuhan di kota besar. Menurut
Andrinof, angkutan umum utama di Jakarta harusnya berupa bus dan kereta yang bisa
mengangkut penumpang dalam jumlah besar.
c. Ketiga yaitu minimnya jembatan penyeberangan orang atau terowongan
penyeberangan orang. Sehingga orang kerap kali menyeberang beramai-ramai saat
arus lalu lintas sedang tinggi. Ini tentu menghambat laju kendaraan.

6
d. Keempat, karena kebijakan perumahan perkotaan yang salah. Rumah susun di Jakarta
jumlahnya amat kecil. Akibatnya, orang menyebar ke daerah pinggir. Penyebaran
rumah ke pinggir membuat orang lama dan banyak berada di jalan.
e. Kelima karena banyaknya persimpangan jalan yang belum memiliki bangunan fly
over maupun underpass.
f. Keenam, angka urbanisasi dan pertumbuhan penduduk di pinggir Jakarta amat tinggi.
Jumlahnya di atas 4,5 persen per tahun. Sementara, mayoritas dari mereka bekerja di
Jakarta.
g. ketujuh, yaitu karena banyaknya titik bottleneck, seperti di pintu-pintu masuk jalan
tol.
h. Delapan yaitu karena kurangnya angkutan massal seperti bus dan kereta.
i. Terakhir, yaitu karena buruknya tata ruang dan kesalahan pemberian ijin bangunan
seperti mall dan ruko.

D. Dampak Kemacetan Lalu Lintas


Kemacetan lalu lintas sangatlah tidak disukai oleh semua masyarakat, karena
kemacetan dapat menyebabkan banyak kerugian terhadap para pengguna jalan. Dampak
kemacetan lalu lintas antara lain adalah pemborosan BBM, pemborosan waktu serta
menimbulkan polusi udara. Pemborosann BBM terjadi karena kemacetan menyebabkan
kendaraan menjadi terhambat sehingga terjadi pembakaran yang tidak efektif.
Selain pemborosan BBM, bila terjadi kemacetan tentu kita juga akan rugi waktu.
Misalnya jarak 60 km bisa kita tempuh hanya dengan waktu 1 jam, maka bila terjadi
kemacetan dengan waktu yang sama mungkin kita hanya dapat menempuh jarak 10-20 km
saja.
Jadi, dampak yang ditimbulkan oleh kemacetan lalu lintas sangat banyak. Selain
waktu dan biaya, kemacetan lalu lintas juga dapat menyebabkan stress dan menimbulkan
emosi. Akibatnya pekerjaan pun menjadi terganggu. Kadang-kadang akibat terburu-buru
akan terjadi kecelakaan yang dapat mengancam nyawa para pengguna jalan.
Kemacetan juga menyebabkan laju kendaraan menjadi lambat dan pembakaran pun
menjadi lama, pembakaran yang lama akan menghasilkan karbondioksida sehingga akan
menimbulkan polusi udara yanng semakin banyak. Karbondioksida mengandung racun yang
dapat mengganggu kesehatan masyarakat sehingga produktivitas menurun. Bila produktivitas
menurun maka perekonomian juga akan terganggu.

7
Selain itu, kemacetan juga dapat mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti
ambulans dan pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya. Jadi dampak yang
diakibatkan oleh kemacetan lalu lintas sangat luas, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi
hingga produktivitas kerja.
Dapat disimpulkan kemacetan lalu lintas dapat menimbulkan dampak-dampak
negatif, antara lain :
a. Kerugian waktu, karena kecepatan yang rendah
b. Pemborosan energi.
c. Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang
pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih sering
d. Meningkatkan polusi udara, karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih
tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal
e. Meningkatkan stress pengguna jalan
f. Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti: ambulans, pemadam kebakaran
dalam menjalankan tugasnya.

E. Menangani Kemacetan yang Ada di Indonesia


Seperti telah diuraikan bahwa jika kemacetan lalu lintas berjalan secara terus menerus
dan tidak dapat diatasi, maka akan berdampak pada kelumpuhan lalu lintas, dan akan
berlanjut lagi pada kelumpuhan secara total dalam penyelenggaraan pelayanan perkotaan,
serta berbagai pelayanan perkotaan dan pembangunan perkotaan. Untuk itu, perlu
penanganan untuk menghindari dan mencegah terjadinya kelumpuhan lalu lintas.
Banyak langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di kota
besar seperti Jakarta dan kota-kota besar lainya. Diantaranya yaitu:
1. Peningkatan kapasitas jalan
Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah dengan
meningkatkan kapasitas jalan/parasarana seperti :
a. Memperlebar jalan, menambah lajur lalu lintas sepanjang hal itu memungkinkan.
b. Merubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah
c. Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang
paling dominan membatasi arus belok kanan
d. Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak
sebidang/flyover.
e. Mengembangkan inteligent transport sistem.

8
2. Keberpihakan kepada angkutan umum
Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah mengoptimalkan
kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain :
a. Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum.
b. Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta
dikenal sebagai Busway.
c. Pengembangan kereta api kota, yang dikenal sebagai Metro di Perancis, Subway
di Amerika, MRT di Singapura
d. Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Transjakarta, Batam
ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan
bermotor, bea masuk kepada angkutan umum.

3. Pembatasan kendaraan pribadi


Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus
dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut:
a. Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti
yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP).
ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk lain
dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip
parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan
penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya,
b. Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan
kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi.
c. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti
diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain
pembatasan sepeda motormasuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk
jalur busway

4. Pembuatan marka jalan dan tanda lalu lintas


Marka jalan adalah tanda-tanda yang dicat dijalan, misalnya zebra cross yang
merupakan tempat penyeberangan manusia yang melintasi suatu jalan. Contoh lainya adalah,
garis putih tidak terputus yang memanjang dan berada di tengah jalan, memberikan petunjuk
bahwa si pengendara kendaraan bermotor dilarang melintasi di luar garis tersebut yang telah

9
ditentukan guna menekan resiko terjadinya kecelakaan yang diakibatkan oleh tabrakan yang
berasal dari arah berlawanan. Dan juga seperti tanda-tanda lalu lintas guna sebagai pemandu
atau petunjuk untuk tata cara berkendara di jalan agar mengetahui medan yang akan dilalui
sekaligus sebagai peringatan agar menekan resiko terjadinya kecelakaan.

5. One way traffic (lalu lintas satu arah)


Two ways traffic atau lalu lintas dua arah yang diterapkan pada suatu jalan, di mana
jalan tersebut dibagi dua yang digunakan untuk melayani arus lalu lintas yang berbeda
arahnya. Dalam sistem ini, kendaraan yang melaju pada masing-masing lajurnya tidak dapat
dilakukan dengan kecepatan yang relatif tinggi, karena lebar perbatasan jalan yang tidak
tersedia cukup luas sehingga pengendara kendaraan bermotor tidak leluasa dalam
menjalankan kendaraanya, apalagi bila jalan yang bersangkutan adalah sempit dan arus
kendaraan yang lewat cukup banyak, sehingga kecepatan kendaraan menjadi lambat dan arus
lalu lintas kendaraan kurang lancar. Maka dari itu, solusinya adalah diterapkanya sistem lalau
lintas satu arah.
Jalan yang tadinya menggunakan sistem lalu lintas dua arah yang dianggap sempit
dan tidak leluasa, maka setelah menerapkan sistem ini, lalu lintas menjadi lebih leluasa dan
arus lalu lintas dapat berjalan dengan cepat dan lancar. Di kota-kota besar, pada umumnya
jalan perkotaan adalah lebar-lebar, maka lajur jalan untuk berlalu lintas satu arah akan lebih
banyak, yang memberikan manfaat dalam kelancaran arus lalu lintas.

6. Keep left (belok kiri jalan terus) dan prohibition to the right (membatasi belok ke kanan)
Sistem belok kiri langsung dan membatasi belok ke kanan merupakan bagian dari
sistem lalu lintas satu arah. Belok kiri langsung dimaksudkan untuk mengurangi atau
meniadakan sejumlah kendaraan yang menunggu mulut perempatan. Dengan banyaknya
jumlah kendaraan yang melanjutkan perjalanan lurus ke depan dan akan belok ke kanan ke
jalan lain yang bersimpangan, maka otomatis jumlah kendaraan yang menunggu lebih sedikit
dan antrianya jauh lebih tertib karena tidak ada saling serobotan. Sistem jaringan jalan
perkotaan yang memiliki banyak persimpangan (seperti perempatan) dianggap kurang
mendukung kelancaran arus lalu lintas kendaraan, apalagi dimaklumi bahwa jumlah
kendaraan bermotor selalu bertambah setiap tahunnya.

10
7. Clear ways
Clear ways dimaksudkan sebagai suatu sistem lalu lintas di kota besar, yang melarang
kendaraan, yaitu truk dan sejenisnya untuk melakukan pemuatan atu pembongkaran barang
muatan di sejumlah jalan tertentu. Bukan hanya kegitan pembongkaran dan pemuatan barang,
sistem clear ways dapat pula berupa terapan sebagai larangan parkir kendaraan bermotor.
Sistem clear ways juga terbukti efektif untuk mengatasi kemacetan karena kendaraan yang
mempunyai bobot yang besar dan berjalan lambat tidak mengganggu arus lalu lintas.

8. Motor car free (bebas sepeda motor maupun mobil pada jam tertentu)
Untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan perkotaan, ada yang
merekomendasikan untuk melarang sepeda motor ataupun mobil yang beroperasi di jalan
perkotaan dalam jam-jam tertentu. Dengan menerapkan rencana tersebut, para karyawan dan
mahasiswa untuk tidak menggunakan sepeda motor untuk bekerja maupun ke kampus, dan
digantikan dengan angkutan umum perkotaan bilamana armada dan kapasitas angkutan kota
itu mencukupi. Namun, disisi lain banyak pengguna kendaraan bermotor atau mobil merasa
keberatan atas rencana tersebut karena menurut mereka rencana tersebut menghambat waktu
mereka untuk melakukan aktifitas dan dirasakan lebih nyaman menggunakan sepeda motor
karena lebih lincah dan cepat.

9. Pembangunan banyak ruang parkir


Banyaknya jumlah kendaraan bermotor yang berhenti dan parkir di badan jalan,
membuat arus kemacetan semakin bertambah. Jumlah kendaraan bermotor yang diparkir di
badan jalan jumlahya semakin banyak, merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari
ataupun terelakkan. Hal ini merupakan fenomena penting di daerah perkotaan besar yang
cenderung semakin meningkat. Untuk mengatasi fenomena kecenderungan makin banyaknya
kendaraan bermotor yang parkir di badan jalan, maka dapat dikemukakan beberapa upaya
untuk mengatasinya, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pemerintah kota membuat peraturan yang melarang kendaraan bermotor parkir di
badan jalan untuk seluruh ruas jalan pada jam sibuk seperti pada waktu berangkat
kerja dan pulang kerja
b. Pengelola parkir perkotaan menerapkan parkir kendaraan bermotor dengan sudut 30
derajat ataupun 45 derajat, yang dimaksudkan untuk dapat menampung kendaraan
parkir yang lebih banyak, walaupun sedikit menyempit ruang jalan.

11
c. Menyelenggarakan pelayanan parkir dengan menggunkan mesin penghitung lamanya
waktu parkir berbasis parkir progresif, untuk membatasi jumlah kendaraan yang
parker
d. Pemerintah mewajibkan setiap kantor, rumah sakit, pasar, hotel, dan sebagainya
menyediakan lahan parkir yang cukup baik untuk tamu, staff pekerja, ataupun
pelanggan.
e. Dan menganjurkan para investor untuk membangun parkir yang luas dan bertingkat,
agar semua kendaraan yang mau parkir bisa terpenuhi dan pengelolaan tanah pun
lebih efisien jika bangunan parkir di buat bertingkat seperti gedung.

Ada juga solusi dari dengan melibatkan peran pemerintah dan masyarakat, yaitu :
1. Peran Pemerintah
Urbanisasi dan angka kelahiran yang tinggi menyebabkan pertumbuhan penduduk
menjadi tidak terkendali. Berarti pemerintah harus membatasi laju urbanisasi dan menekan
angka kelahiran dengan cara menjalankan program keluarga berencana.
Bila pemerintah berhasil menangani laju urbanisasi dan angka kelahiran, maka jumlah
pengguna jalan juga akan terkendali. Untuk mencegah semakin parahnya keadaan lalu lintas,
pemerintah perlu megupayakan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan
memaksimalkan kendaraan umum, selain membangun ruas jalan baru, pemerintah juga harus
menetapkan batas kecepatan suatu kendaraan untuk meminimalisasi terjadinya kecelakaan
lalu lintas yang dapat menyebabkan kemacetan.
Disamping itu, pemerintah juga sebaiknya memperbaiki jalan yang rusak,
memperlebar jalan, menambah jembatan peyeberangan dan memperbaiki jembatan
penyeberangan yang rusak. Setelah semua itu terlaksana, pemerintah tetap tidak boleh
langsung bersenang-senang, karena mereka juga masih harus memperbaiki rambu-rambu lalu
lintas, memperbaiki lampu lalu lintas serta sebisa mungkin menjadikan halte agar dapat
menjadi lebih aman dan nyaman.
Busway dibuat lebih efektif dengan menambahkan jumlah armada, sehingga
penumpang tidak menunggu lama dan waktu tempuh menjadi lebih cepat atau lebih singkat.
Selain itu pemerintah harus pula mengoptimalkan kereta api yang telah ada, meningkatkan
pelayanan dan kenyamanannya baik di stasiun maupun di dalam kereta api itu sendiri,
sehingga banyak penggua jalan yang mau berpindah dari kendaraan pribadi ke kereta api.
Peraturan ditegakkan sehingga penduduk menjadi lebih disiplin. Apabila ada
kendaraan yang bersalah segera ditilang sesuai dengan aturan yang berlaku. Misalnya

12
angkutan umum yang berhenti bukan di halte, kendaraan yang menerobos lampu merah,
motor yang berada di jalur kanan serta pejalan kaki yang tidak disiplin juga harus didenda
agar mereka merasa jera dengan apa yang telah mereka lakukan. Selain semua itu,
pemerintah juga harus mengajak para pengguna jalan agar beralih dari kendaraan pribadi ke
kendaraan umum.

2. Peran Masyarakat
Masyarakat sebagai pengguna jalan juga dapat membantu pemerintah dalam
menangani kemacetan lalu lintas seperti dengan beralih ke angkutan umum yang tersedia dan
lebih tertib berlalu lintas agar para pengguna kendaraan pribadi seharusnya mengikuti aturan
agar tidak mengganggu pengguna jalan yang lain. Pejalan kaki harus mau membiasakan diri
berjalan di trotoar dan menyeberang di jembatan penyeberangan. Apabila ingin menggunakan
angkutan umum, maka kita harus menghentikan angkutan tersebut di halte yang telah di
sediakan, begitu pula bila ketika hendak turun.
Untuk para supir hendaknya mempunyai kesadaran yang tinggi untuk mematuhi
rambu-rambu lalu lintas. Supir angkutan umum tidak berhenti di sembarang tempat. Pada saat
berhenti kendaraan dipinggirkan agar tidak mengganggu kendaraan lain dan jangan
menjadikan perempatan atau pertigaan sebagai terminal. Pedagang kaki lima sebaiknya tidak
berdagang di trotoar karena trotoar merupakan haknya pejalan kaki, begitu juga pejalan kaki
untuk tidak membeli barang-barang di troatoar.
Apabila menggunakan kendaraan pribadi sebaiknya gunakan kendaraan yang kecil
dan jangan mencoba untuk menerobos lampu merah jika terjadi kemacetan lalu lintas dan
jangan menggunakan kendaraan pribadi untuk keperluan yang tidak penting. Bagi para
pengguna sepeda motor gunakanlah selalu jalur kiri dan dengan kecepatan yang tidak tinggi.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kemacetan lalu lintas sangatlah tidak disukai oleh semua masyarakat, karena
kemacetan dapat menyebabkan banyak kerugian terhadap para pengguna jalan. Dampak
kemacetan lalu lintas antara lain adalah pemborosan BBM, pemborosan waktu serta
menimbulkan polusi udara. Pemborosann BBM terjadi karena kemacetan menyebabkan
kendaraan menjadi terhambat sehingga terjadi pembakaran yang tidak efektif.
Kemacetan juga menyebabkan laju kendaraan menjadi lambat dan pembakaran pun
menjadi lama, pembakaran yang lama akan menghasilkan karbondioksida sehingga akan
menimbulkan polusi udara yanng semakin banyak. Karbondioksida mengandung racun
yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat sehingga produktivitas menurun. Bila
produktivitas menurun maka perekonomian juga akan terganggu.
Selain itu, kemacetan juga dapat mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti
ambulans dan pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya. Jadi dampak yang
diakibatkan oleh kemacetan lalu lintas sangat luas, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi
hingga produktivitas kerja

B. Saran
Masyarakat juga dapat membantu pemerintah dalam mengurangi kemacetan,
misalnya dengan selalu tertib berlalu lintas, meningkatkan kesadaran hukum tentang lalu
lintas serta juga dapat dilakukan dengan cara mematuhi semua peraturan lalu lintas. Bila
semua itu dapat dilakukan dengan baik, mungkin kemacetan lalu lintas akan sedikit
berkurang. Kedisiplinan berlalu lintas para pengguna jalan memang masih sangat rendah.
Hal ini merupakan salah satu masalah penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas. Dan itu
sangat merugikan masyarakat karena kemacetan dapat menyebabkan pemborosan BBM,
pemborosan waktu serta dapat menimbulkan polusi udara.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://sharp-cherryblossom.blogspot.com/2014/05/makalah-masalah-kemacetan-dan-
solusi.html

http://bagasaditama888.blogspot.com/2018/04/makalah-kemacetan-lalu-lintas-di.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Kemacetan

15

Anda mungkin juga menyukai