Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Oceanografi

DI SUSUN OLEH

NAMA : MUHAMMAD RANDI

NIM : 200217038

MATKUL : Oceanografi

JURUSAN : GEOGRAFI

DOSEN PEMBIMBING: INTAN DWI RAHAYU, M. Pd

STKIP PESISIR SELATAN

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin puji dan syukur saya ucapakan kehadiran Allah SWT.yang senantiasa
memberikan rahmat hidayahnya kepada kepada kita semua sehingga kita semua dalam keadaan sehat
wal’afiat sampai saat hari ini.

Dalam kesempatan kali ini saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul’’ Oceanografi ’’
insya allah saya dapat menyelesaiakan dengan baik walaupun jauh dari kata kesempurnaan.

Saya mengucapakan terima kasih kepada dosen kami Ibuk Intan Dwi Rahayu M,pd yang telah
membimbing saya selama ini atas perhatian saya ucapkan terima kasih.

30 Maret 2022

Penulis
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Oseanografi (berasal dari bahasa Yunani oceanos yang berarti laut dan graphos yang berarti gambaran
atau deskripsi juga disebut oseanologi atau ilmu kelautan) adalah cabang dari ilmu bumi yang
mempelajari segala aspek dari samudera dan lautan. Secara sederhana oseanografi dapat diartikan
sebagai gambaran atau deskripsi tentang laut. Dalam bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi
dapat diartikan sebagai studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala
fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui bahwa bumi terdiri dari
bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut
atmosfer. Sementara itu bagian yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup
penghuni planet Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer (Anggapradita, 2011).
Secara umum, oseanografi dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat) bidang ilmu utama yaitu geologi
oseanografi yang mempelajari lantai samudera atau litosfer di bawah laut, fisika oseanografi yang
mempelajari masalah-masalah fisis laut seperti arus, gelombang, pasang surut dan temperatur air laut,
kimia oseanografi yang mempelajari masalah-masalah kimiawi air laut dan yang terakhir biologi
oseanografi yang mempelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan flora dan fauna di laut (Paul,
2011).Studi menyeluruh (komprehensif) mengenai laut dimulai pertama kali dengan dilakukannya
ekspedisi Challenger (1872-1876) yang dipimpin olehnaturalis bernama C.W. Thomson (berkebangsaan
Skotlandia) dan John Murray (berkebangsaan Kanada). Istilah Oseanografi sendiri digunakan oleh
mereka dalam laporan yang diedit oleh Murray. Murray selanjutnya menjadi pemimpin dalam studi
mengenai sedimen laut. Keberhasilan dari ekspedisi.Challenger dan pentingnya ilmu pengetahuan
tentang laut dalam perkapalan atau perhubungan laut, perikanan, kabel laut, dan studi mengenai iklim
akhirnya membawa banyak negara untuk melakukan ekspedisi-ekspedisi berikutnya. Organisasi
oseanografi internasional pertama adalah The International Council for the Exploration of the Sea
(1901). Di Indonesia sendiri terdapat beberapa lembaga penelitian dan perguruan-perguruan tinggi
dalam bidang kelautan. Salah satu lembaga penelitian kelautan yang tertua di Indonesia adalah
Lembaga Oseanologi Nasional, yang berada dibawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (disingkat
menjadi LON-LIPI) yang kini telah berubah namanya menjadi Pusat Penelitian Oseanografi. Cikal
bakaldari lembaga penelitian ini dulu bernama Zoologish Museum en Laboratorium te Buitenzorg yang
didirikan pada tahun 1905 (Talley et al., 2011).

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari pratikum Oseanografi yaitu agara mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor kualitas air
seperti pH, suhu, salinitas, kecerahan, sifat optis air, gelombang, pasang surut serta oksegen terlarut
( DO).Tujuan dilaksanakan praktikum Oseanografi yaitu agar mahasiswa dapat melaksanakan
pengukuran kualitas laut baik dari parameter fisika dan parameter kimia.
Hipotesis Terjadinya Samudera
Dalam membicarakan tentang terjadinya lautan, para ahli biasanya tidak terlepas dari hipotesis
terjadinya bumi itu sendiri. Menurut hipotesis Nebula, bumi berasal dari pecahan matahari yang panas
dan pijar terlempar kemudian membeku di Jadat raya ini serta mengorbit (beredar) mengelilingi
matahari sebagai induknya.Bumi pada mulanya viscous seperti magma yang dikelilingi atmosfer yang
merupakan gas.Dalam waktu yang lama bumi kehilangan gasnya sehingga bumi mendingin dan pada
permukannya terbentuk kulit bumi. Menurut Hill (geolog Inggris) kulit bumi itu mula-mula terjadi di
kutub yang terdiri dari feldspar yang tebalnya kira-kira 1,5 km. Sesudah meluas di permukaan bumi ini
maka terbentuklah kontinen-kontinen. Akibat proses radio aktif yang sangat kuat dibarengi dengan
panas yang terdapat di bawah muka bumi mengakibatkan permukaan bumi tersebut mengmbung dan
terjadilah kontinen. Magma basaltis yang lebih berat terdapat di bawah benua dan menjadi dasar
samudera. J.H.F.Umgrove berpendapat bahwa asal mula kulit bumi itu tidak hanya di daerah kutub
saja tetapi seluruh permukaan bumi, kemudian menekan permukan bumi yang menyebabkan kulit
bumi ini retak-retak. Menurutnya retakan-retakan inilah yang kemudian menjadi samudera.V.J.
Vernansky (sarjana geochemist Uni Sovyet) menduga bahwa pemisahan bulan dari kulit bumi yang
masih plastis. Karena rotasi bumi sejumlah massa magma dan kulit bumi tersebut terlempar keruang
angkasa, akibatnya pada kulit bumi tersebut terdapat basin yang luas yang kemudian menjadi
samudera Pasifik.V.V. Belousov (sarjana Geophysika Uni Sovyet) menduga bahwa dasar samudera
terjadi akibat pemerosotan tanah daratan. Karena itu samudera meluas kearah daratan Menurutnya
samudera Atlantik dan Hindia meluas pada periode Tertier, sedangkan samudera Pasifik pada periode
Quarter.
2. Teori Terjadinya Samudera
Ada bebera teori tentang terjadinya samudera, antara lain adalah sebagai berikut :
1). Contraction theory (teori kontraksi)
Beberapa waktu setelah bumi terbentuk, bumi masih dalam keadaan panas. Kemudian mulai
mendingin dan terbentuklah kulit bumi. Dalam waktu jutaan tahun terjadi perubahanperubahan di
dalam bumi di bawah kulit bumi. Karena terjadi pengerutan kulit bumi menyebabkan batuan yang
ringan dari kulit bumi melengkung dan retak maka magma keluar ke permukaan bumi. Semua
perubahan-perubahan tersebut menyebabkan terjadinya continent dan cekungan samudera. Kita
mengetahui bahwa kulit bumi di bawah samudera yang dalam sangat tipis. Di bawah batuan kulit bumi
itu terdapat batuan yang lebih berat yang disebut Astenosfer (mantel).

2). Gravity theory (teori Gravitasi)


Beberapa sarjana mengira bahwa cekungan samudera terbentuk ketika suatu bintang besar melintas
dekat bumi. Karena gravitasi maka terjadi tarik menarik antara bintang tersebut dengan bumi. Diduga
karena bumi masuh panas dan lunak maka sebagian kulit bumi tertarik ke angkasa luar. Bekasnya
menjadi cekungan samudera yang menurut teori ini adalah cekungan samudera Pasifik. Sedangkan
bagian bumi yang terlepas adalah bulan.
3). Meteorit theory (teori Meteorit)
Menurut teori meteorit terjadinya cekungan samudera akibat jatuhan dari meteor. Diduga bahwa
lekukan-lekukan danau kawah di bulan dan samudera di bumi terjadi oleh hal yang sama. Karena
adanya benturan meteor yang begitu kuat maka pinggir- pinggir tempat meteor itu jatuh terjadi
peninggian. Itulah yang menyebabkan terjadinya pegunungan pantai di sekitar beberapa samudera,
seperi pegunungan Andes yang memanjang di sepanjang pantai Pasifik di Amerika Selatan.
4). Contonental Drift theory (teori pergerakan benua)
Teori ini dikembangkan oleh Alfred Wegener. Dalam teorinya ia mengatakan bahwa ketika kulit bumi
mendingin terjadi satu kontinen besar. Karena kontinen itu ringan maka terapung di atas batuan yang
lebih berat yang ada di bawahnya. Setelah itu mulai terbagi menjadi dua blok. Satu blok di belahan
utara dan yang lain di belahan selatan. Kedua blok itu dipisahkan oleh samudera yang disebut Tethys.
Karena blok-blok ini terapung dan bergerak maka pecah menjadi bagian yang lebih kecil.Blok Utara
membentuk Amerika Utara dan Erasia. Blok Selatan menjadi Amerika Selatan, Afrika, Australia dan
Antartika. Pada waktu itu laut thetys
dipersempit dan memjadi laut Mediteran, laut Hitam dan laut Kaspia. Teori ini dapat dilihat dari
bentuk-bentuk pantai kontinen, misalnya bentuk pantai antara Afrika dengan Amerika Selatan dan
antara Erasia pernah satu blok. Sekitar 180 juta tahun lalu benua Afrika dan Amerika Selatan
merupakan satu daratan. India diduga dari potongan-potongan benua kuno Gondowana land.
Potonganpotongan ini bergerak kearah Utara sejauh 5.000 kilometer dan ahirnya bertamrakan dengan
benua Asia. Proses tabrakan ini menghasilkan tekanan ke atas yang amat besar yang mengakibatkan
terbentuknya pegunungan Himalaya. Alasan lain untuk membuktikan teori ini adalah fosil-fosil
tumbuh-tumbuhan dari batuan purba. Ternyata fosil tumbuh-tumbuhan tertentu terdapat di dalam
batuan purba baik di Amerika Selatan, Afrika India dan Siberia. Bukti ini memperkuat dugaan bahwa
daerahdaerah tersebut pernah bersatu (berhubungan).Para ahli geologi percaya bahwa terjadi daerah-
daerah aktif dimana sering terjadi retakanretakan besar pada kulit bumi.

Retakan-retakan ini mencakup seluruh permukaan bumi dan karena itu mereka membagi kerak bumi
menjadi enam bagian lempeng besar yang dinamakan tectonic plates. Keenam lempeng tersebut
sebagai berikut: (1) Eura sian plate, (2) Australian plate, (3) Pasific plate, (4) American plate, (5) African
plate, dan (6) Antartic plate. (lihat petapada halaman berikut).
Bentuk lempeng-lempeng itu tidak rata, tetapi setiap lempeng cenderung untuk membentuk suatu
batas dengan system mid-oceanic ridge, yaitu satu sisi dengan massa benua dan sisi yang lain dengan
batas lempeng tektonik. Lempeng tektonok ini bergerak secara perlahan-lahan melintasi dasar lautan
dengan kecepatan rata-rata beberapa centimeter setiap tahunnya. Gerakan lempeng ini sulit untuk
diukur secara langsung oleh karena jarak yang terjadi sangat kecil dan memerlukan waktu yang lama.
Walaupun demikian para ahli geologi telah membuktikan secara meyakinkan tentang terjadinya
kejadian-kejadian ini dengan mengadakan penelitian terhadap jenis batuan dari mana lempeng
tektonik dibentuk. Dari gerakan lempeng dibelokan ke arah bawah yang kemudian bertemu dengan
kerak benua melalui proses yang dinamakan subduction (lihat peta di bawah ini). Batas-batas lempeng
yang merupakan subduction juga merupakan pusat dari aktivitas gunung api dan gempa bumi sehingga
menyebabkan terjadinya jajaran/rangkaian gunung-gunung di berbagai tempat di muka bumi ini.
Daerah subduction ditandai oleh adanya trench seperti Java trench yang terletak di samudera Hindia
Selatan Jawa (lihat peta).
PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah temperatur,tekanan dan densitas adalah:

1.Sifat fisis air laut adalah sifat air yang dapat diukur dan diteliti tanpamengubah komposisi atau
susunan dari zat tersebut.

2.Tekanan dapat di definisikan sebagai gaya per satuan luas. Temperaturadalah sifat termodinamis
cairan karena aktivitas molekul dan atom didalam cairan tersebut, Lebih singkatya temperatur adalah
ukuran energigerakan molekul. Sedangkan Densitas dalam pengertian singkatnya adalahkerapatan.
Kerapatan disini adalah massa jenis.

3.Faktor-faktor yang mempengaruhi densitas adalah suhu, salinitas dantekanan. Dan dari faktor-faktor
yang mempengaruhi densitas tersebut, faktortekananlah yang paling berpengaruh terhadap nilai
densitas di suatu perairan. Jadi jika disuatu perairan tekanan nya berubah densitas nya pun pasti
berubah.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyat, Deni. 2005. Pengantar Oseanografi. Penerbit UI-Press.JakartaAzis, M.F.2006.

Gerak air di Laut . Oseana Volume XXXI (4): 9-21.Hutabarat, S. dan S.M. Evans. 1985.Pengantar
Oseanografi

Jakarta: UniversitasIndonesiaImran, Ali. 2009.Suhu dan densitas air


laut.http://adharikunae.blogspot.com. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2015 pukul 20.00
WITA.Supangat,Agus.2000.Pengantar Oseanografi

.ITB : Bandung

Anda mungkin juga menyukai