Anda di halaman 1dari 32

PENGANTAR ILMU GEOLOGI DASAR

PEMBUAT :

Fikri Maulana Ikhsan (270110180171)

DOSEN PEMBIMBING:

Prof. Dr. Ir. Edy Sunardi, M.Sc.

1
DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN
2. GEOLOGI DASAR
3. DATA KULIAH LAPANGAN

1. PENDAHULUAN
Geologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari proses, sejarah, dan material bumi dengan ruang
lingkup waktu dan ruang geologi. Kata geologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu geos
(yang berarti bumi) dan logos (yang berarti ilmu). Jadi, geologi adalah ilmu yang mempelajari
bumi dan fenomena yang terjadi didalamnya. Geologi secara umum membahas mengenai
material pembentuk bumi dan segala proses yang terjadi baik di dalam bumi (bawah
permukaan) maupun yang terjadi di atas permukaan bumi. Gaya yang bekerja di dalam bumi
(endogen) menghasilkan gempa bumi dan aktivitas vulkanik, sementara itu gaya eksternal
(eksogen) menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, dan pembentukan bentang alam

2
2. PROSES BUMI
2.1 PENGANTAR ILMU GEOLOGI
Geologi berasal dari Bahasa yunani geo dan logos yang berarti ilmu bumi, kita sebagai geologis
harus mengerti dan memahami pelajaran geologi sedalam mungkin karena geologi dasar adalah
Bahasa bumi yang akan kita gunakan untuk mengobrol dengan bumi untuk mengetahui segala
nya tentang bumi. Kita sebagai geologist sudah di didik untuk mengenali dan bisa mengerti
pergerakan bumi yang akan sangat berguna disaat kita kerja nanti, namun kita juga tidak boleh
lalai dalam mengambil sebuah keputusan, jika kita membuat sebuah prediksi tanpa dasar yang
jelas dan telah memberitakan itu ke masyarakat sedangkan bencana itu tidak terjadi, ini akan
menyebabkan kerugian dengan nominal yang sangat besar karena menimbulkan kepanikan dan
kekacauan dalam kehidupan masyarakat yang bisa berakibat fatal. Semua yang terjadi di bumi
ini terdata dalam kurun waktu geologi yang berbeda karena ilmu geologi hanya berbeda di
bagian ruang dan waktu saja.

Jadi kami sebagai calon geologist di tuntut untuk lebih mengerti dalam bidang geologi
dasar apalagi dalam bagian geologi dinamis dan komponen utama bumi karena dari ke-2 bidang
itu saja kita bisa mengerti semua bagian tentang geologi dasar, dengan 3 kunci yang harus kita
pahami secara baik ; yaitu :

1. Earth process : proses perubahan bentuk dan letak tanah yang diakibatkan pergerakan
bumi dalam kurun waktu geologi yang bisa jadikan sebagai dasar prediksi
2. Earth material : Material apa saja yang ada di dalam bumi yang bisa kita jadikan
penelitian apakah tempat ini dulunya berada di atas permukaan laut atau berada di
bawah permukaan laut
3. Earth history : sejarah tempat itu dahulunya yang bisa kita jadikan prediksi jika terjadi
daur geologi sehingga kita bisa mengantisipasi nya

Gagasan para scientist yang mendukung geologi menjadi ilmu pengetahuan yang perlu
dipelajari :

 Leonardo Da Vinci (1452-1519) : Cangkang-cangkang kerang yang ditemukan di


pegunungan Alpenina di Italia, sebagai bekas kehidupan laut dan bahwa Italia pernah
suatu ketika digenangi laut.
 Nicolas Steno (1638-1687) : Batuan yang terbentuk lebih dahulu terletak lebih bawah
dari yang terbentuk kemudian. Dengan ini maka Steno dapat mengenal bagaimana
batuan telah terlipat.
 James Hutton (1785) : Muka bumi senantiasa diremajakan oleh proses tekntonik dan
proses denudasi yang berulang-ulang

3
 Charles Lyell (1830), Teori Uniformatisme dan Katastrofiisme Cuvier (1810) : Proses alam
yang terjadi hari ini adalah terjadi juga pada masa lalu.

Dan dengan 2 prinsip yang harus diketahui oleh seorang geologist

“THE PRESENT IS THE KEY TO THE PAST” dan “THE PRESENT IS THE KEY TO THE FUTURE”

Dan sebagai geologis kita hanya mempelajari 1% bagian dari Bumi karena 99% bagian
bumi lainnya lebih diterapkan pada geologi sains bukan teknik geologi, tetapi akan lebih baik
jika kita mengenali juga 99% materi bumi. Kita juga mendengarkan betapa tinggi nya studi
teknik geologi di jepang salah satu contohnya adalah Negara Jepang telah menerapkan ilmu
geologi dari perang dunia pertama, orang orang jepang telah mengenal ilmu medan magnetik
bumi yang akhirnya mereka terapkan untuk strategi perang mereka saat melawan musuh,
mereka menggunakan kapal selam serta menggunakan alat pengukur medan magnet bumi yang
mendeteksi anomalitas medan magnet sehingga mereka bisa mengetahui posisi musuh.

2.2 EARTH PROCESS


Bumi selalu bergerak mencari titik kestabilan nya sehingga kita perlu mengetahui proses proses
yang terjadi di bumi. Dilihat dari letak geografis Indonesia, Negara Indonesia ini memiliki kilang
minyak yang sangat banyak dari ujung sabang sampai merauke namun mengapa orang
Indonesia masih tidak bisa mengelolanya, ini semua karena dibagian pemerintah Indonesia
belum mengerti dan menyadari betapa pentingnya peran geologist dalam kelangsungan hidup
kita di Bumi karena geologist adalah orang yang paling mengerti dan memahami Bumi ini.

Lingkungan sendimentasi hanya terbagi menjadi 3 kategori:

 Domain Denudasi
Domain ini berada di bagian pegunungan dimana disaat terjadi sebuah erosi terhadap
suatu gunung, batuan yang melapuk akan bergerak kebagian cekungan yang lebih
rendah dan dalam kurun waktu geologi yang akan dating gunung tersebut akan habis
dan membentuk gunung baru di tempat cekungan itu berada
 Domain Transportasi dan sedimentasi
Domain ini berada di bagian sungai dimana disaat terjadi nya erosi di gunung, batuan
sendimen akan mengalir ke daerah yang lebih rendah dan sungai menjadi media yang
mengalirkan batuan sendimen tersebut ke pantai. Namun di perjalanan melalui sungai,
beberapa batuan sendimen mengendap di sungai tersebut hingga terjadi pendangkalan
sungai
 Domain Sedimentasi

4
Domain ini berada di bagian laut dimana laut adalah daerah paling rendah di muka bumi
ini, sehingga batuan sendimen yang tidak mengendap di cekungan atau di sungai
akhirnya akan mengendap di dasar laut
Dan yang terakhir kita harus pahami sebagai geologist adalah era era waktu geologi yang
terbagi menjadi 4 era, yaitu:

Dan sebagai seorang geologist kita harus mengetahui tentang pembagian era tersebut
untuk memudah kan tugas kami dalam mengobrol dengan bumi.

5
2.3 LEMPENG KERAK BUMI
Kita juga belajar seberapa jauh jarak dari permukaan bumi hingga ke inti bumi yaitu 6000 KM,
hingga saat ini baru ada satu project yang berusaha mengebor jalan ke inti bumi dan project
yang berhasil menggali paling dalam hanyalah project Mohole yang hanya sedalam 12 km.
Lapisan kerak bumi terbentuk oleh 2 kerak yaitu kerak benua dan kerak lautan, lapisan kerak
bumi selalu bergerak untuk meregenerasi bentuk bumi dengan cara saling mendekat atau saling
menjauh. Pergerakan kedua kerak inilah yang menimbulkan terbentuk nya sebuah gunung
berapi, ini semua terjadi karena adanya subduksi antara kerak benua dan kerak samudera yang
saling menggesek, menyebabkan panas yang membentuk dapur magma lalu magma yagn telah
terbentuk pun mendesak ke atas yang akhirnya membentuk sebuah gunung berapi.

Dan mid ocean ridge lah yang membuat kerak samudera bergerak mendekat atau
menjauhi kerak benua. Pergerakan kerak benua dan kerak samudera telah terjadi sejak waktu
geologi yang lampau dan itu lah yang menyebabkan bentuk permukaan bumi yang sekarang
mungkin tidak sama dengan yang sebelum nya. Gempa bumi yang sering terjadi di bumi kita ini
sebenarnya disebabkan oleh pergerakan mid ocean ridge yang semakin melebar dan
mendorong lempeng continental menjauhi mid ocean ridge, contoh nya adalah daratan india
yang berubah tempat menjadi lebih mendekati kutub utara dibandingkan daratan india di
waktu geologi yang lampau. Dari pergeseran daratan tersebut akan terbentuk sebuah
cekungan, yang didalam cekungan tersebut terdapat Sumber Daya Alam yang sangat berharga
yaitu minyak bumi.

Salah satu teori nya adalah teori tektonika lempeng yaitu teori dalam bidang geologi yang
dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar
yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori
Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep
seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.

Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat litosfer
yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan
litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan
sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan
geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer
sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan
tekanan yang tinggi.

Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat
tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer

6
ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-
batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform
(menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan
palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan
lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50–100 mm/a.

2.4 STRATIGRAFI
Stratigrafi adalah sebuah cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang lapisan batuan yang
terbentuk karena proses sendimentasi dari pelapukan batuan yang akhirnya mengeras
(sementasi). Batuan yang melapuk tersebut biasanya disebabkan oleh erosi namun ada
beberapa ciri batuna yang tidak tererosi, yaitu:

- Jika bentuk morfologi perbukitan


- Kekerasan batuan memenuhi aspek morfologi (komposisi)

Proses bergerak nya sendimen menuju tempat mengendapnya dinamakan sendimentasi dan
bergerak dengan media/bantuan angin dan air, bagian inilah yang dipelajari di ilmu stratigrafi

Di ilmu stratigrafi ini terdapat prinsip prinsip yang menjadi landasan utama bagi seorang
geologis, prinsip yang kita pakai adalah prinsip dari steno yang diantaranya

a. Hukum superposisi
Menyebutkan bahwa pada cekungan atau kerak bumi tempat diendapkannya sedimen,
lapisan yang paling tua akan diendapkan paling bawah, kecuali pada lapisan-lapisan yang
telah mengalami pembalikan(catastrophisme)
b. Hukum horizontalis
Prinsip ini menyatakan bahwa material sedimen yang dipengaruhi oleh gravitasi akan
membentuk lapisan yang mendatar (horizontal). Implikasi dari pernyataan ini adalah
lapisan-lapisan yang miring atau terlipatkan, terjadi setelah proses pengendapa.. Kecuali
Pada keadaan tertentu (lingkungan delta, pantai, batugamping, terumbu, dll) dapat
terjadi pengendapan miring yang disebut Kemiringan Asli (Original Dip) dan disebut
Clinofor
c. Hukum strata continuity
Lapisan sedimen diendapkan secara terus menerus dan berkesinambungan sampai batas
cekungan sedimentasinya. Penerusan bidang perlapisan adalah penerusan bidang
kesamaan waktu atau merupakan dasar dari prinsip korelasi stratigrafi. Dalam keadaan
normal suatu lapisan sedimen tidak mungkin terpotong secara lateral dengan tiba-tiba,
kecuali oleh beberapa sebab yang menyebabkan terhentinya kesinambungan lateral

7
d. Cross cutting relantionships
Prinsip ini menyatakan bahwa sesar atau tubuh intrusi haruslah berusia lebih muda dari
batuan yang diterobosnya
e. Suksesi biota
Penggunaan fosil dalam penentuan umur geologi berdasarkan dua asumsi dalam evolusi
organik.
Asumsi pertama adalah organisme senantiasa berubah sepanjang waktu dan perubahan
yang telah terjadi pada organise tersebut tidak akan terulang lagi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa suatu kejadian pada sejarah geologi adalah jumlah dari seluruh
kejadian yang telah terjadi sebelumnya.
Asumsi kedua adalah kenampakan-kenampakan anatomis dapat ditelusuri melalui
catatan fosil pada lapisan tertua yang mewakili kondisi primitif organisme tersebut.

Lalu ada juga prinsip dari avi cenna/ ibnu sina yang menulis tentang pembentukan pegunungan
menyangkut batuan, pengangkutan dan erosi. Disebutkan juga bahwa tempat
pengunungan/tinggian adalah tempat yang cenderung mengalami erosi dan di
cekungan/rendahan adalah tempat yang cenderung mengalami sendimentasi

Lalu kita belajar tentang petrologi bidang geologi yang berfokus pada studi
mengenai batuan dan kondisi pembentukannya. Ada tiga cabang petrologi, berkaitan dengan
tiga tipe batuan: beku, metamorf, dan sedimen. Kata petrologi itu sendiri berasal dari
kata Bahasa Yunani petra, yang berarti "batu".

 Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan
seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma). Batuan beku
mencakup batuan volkanikdan plutonik.
 Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan sedimen
(batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-partikel sedimen
terikat dengan matrik atau material lebih halus).
 Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan metamorf
(batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang bermula dari batuan sedimen atau beku
tetapi telah melalui perubahan kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrem
dari tekanan, suhu, atau keduanya)
Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan analisis kimia
untuk menggambarkan komposisi dan tekstur batuan. Ahli petrologi modern juga menyertakan
prinsip geokimia dan geofisika dalam penelitan kecenderungan dan siklus geokimia dan
penggunaan data termodinamika dan eksperimen untuk lebih mengerti asal batuan.

8
Petrologi eksperimental menggunakan perlengkapan tekanan tinggi, suhu tinggi untuk
menyelidiki geokimia dan hubungan fase dari material alami dan sintetis pada tekanan dan suhu
yang ditinggikan. Percobaan tersebut khususnya berguna utuk menyelidiki batuan
pada kerak bagian atas dan mantel bagian atas yang jarang bertahan dalam perjalanan
kepermukaan pada kondisi asli. Kita pun belajar mengenai relief yaitu sifat optis mineral atau
batuan yang menunjukkan tingkat / besarnya pantulan yang diterima oleh mata (pengamat).
Semakin besar sinar yang dipantulkan atau semakin kecil sinar yang dibiaskan oleh lensa
polarisasi, maka makin rendah reliefnya, begitu pula sebaliknya. Jadi, relief mineral
berhubungan erat dengan sifat indek biasnya; Ngelas < Nobyek. Relief kadang-kadang juga
diimplikasikan oleh tebal-tipisnya sayatan. Sayatan yang telah memenuhi standarisasi, tentunya
memiliki relief yang standar juga, sehingga besarnya tertentu.
Relief mineral dapat digunakan untuk memisahkan antara batas tepi mineral yang satu dengan
yang lain. Suatu batuan yang tersusun atas berbagai macam mineral yang berbeda, masing-
masing mineral tersebut tentunya memiliki sifat optis yang berbeda pula. Jadi, kesemua itu
akan membentuk relief; ada yang tinggi, sedang atau rendah (Gambar II.1). Pada prinsipnya;
kaca / air / udara memiliki indeks bias sempurna, sehingga memantulkan seluruh sinar yang
menembusnya. Namun, suatu mineral memiliki indeks bias yang lebih rendah dibandingkan
kaca / air / udara, sehingga reliefnya lebih tinggi.

2.5 APA YANG MENGONTROL SUMBER DAYA ALAM


Dipertemuan kali ini kita belajar tentang material yang berada di bumi yang lebih ditekan kan
pada bagian minyak,batu bara, dan emas.kita pun dapat mengetahui tempat dimana material
ini berada dengan cara memahamikonsep geologi lalu kita diperlihatkan sebuah peta oleh prof
edi yang menunjukan tambang minyak yang telah ada ,yang ada dan belum dieksplorasi , dan
yang tidak ada tambang minyak daripeta itu kita dapat melihat bahwa yang mempengaruhi
terbentuk nya sebuah cekungan yang menghasilnya tambang minyak adalah lempeng tektonik
sehingga negara indonesia memiliki banyak tambang minyak tetapi tenaga kerja geologi nya
saja yang tidak ada sehingga kami sebagai geologis dimasa depan harus bisa membantu negara
indonesia untuk memperkaya negara dengan cara menemukan banyak lahan tambang.kita pun
diajarkan ciri ciri dimana tambang minyak berada dengan mencari oil seepage yaitu rembesan
minyak yang keluar ke permukaan bumi karena tekanan yang tinggi dari inti bumi, yang
membuat minyak mencari celah untuk keluar ke permukaan bumi

9
3.

Setelah itu kita belajar mengenai sesar , sesar adalah fraktur planar atau diskontinuitas
dalam volume batuan, di mana telah ada perpindahan signifikan sebagai akibat dari gerakan
massa batuan.sesar dibagi menjadi 3 yaitu sesar naik , sesar turun , atau sesar mendatar

2.6 POTENSI BENCANA GEOLOGI


Sebagai seorang geologist yang mengenal bumi kami harus bisa melihat potensi potensi
bencana apa saja yang bisa tejadi di bumi ini dan juga untuk mengurangi kerugian baik
secara material maupun jiwa.berikut adalah contoh dari beberapa potensi bencana geologi :
Tanah Longsor

Tanah Longsor biasanya terjadi saat musim hujan, curah hujan yang tinggi dan intensitas
yang lama bisa menjadi pemicu terjadinya tanah longsor. Secara umum longosr dapat
dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan tipe pergerakannya, yaitu: Longsoran
Translasi, Longsoran Rotasi, Pergerakan Blok, Runtuhan Batu, Rayapan Tanah, Aliran
Material Rombakan.

Penyebab

 Longsor akibat gerakan tanah biasanya terjadi di daerah yang berlereng tidak stabil dan
dipicu oleh curah dan intensitas hujan.
 Adanya perusakan lahan, penggundulan hutan serta tidak adanya pelindung tanah secara
memadai.
 adanya lapisan impermeable (batuan keras kedap air, lapisan lempung) di bawah lapisan
tanah sehingga air tanah akan mengendap/mengalir di atas lapisan lapisan tersebut, pada
titik jenuhnya air tersebut akan membuburkan lapisan tanah di diatas lapisan tersebut
sehingga tanah akan bergerak sesuai dengan arah kemiringan lapisan impermeable
tersebut baik seketika maupun rayapan.

10
Kekeringan

Bencana kekeringan adalah fenomena alam yang tejadi akibat kondisi geologi suatu
wilayah, jenis dan sifat dari tanah dan batuan di suatu daerah akan sangat berpengaruh
pada asupan dan serapan air tanah. pada daerah yang didominasi atau tersusun oleh
batuan pejal dan keras denga lapisan tanah yang tipis pada umumnya tidak menyimpan air
dalam waktu yang lama bahkan dapat langsung menjadi surface run off atau lolos ke bawah
permukaan melalui celah-celah batuan. Selain itu bencana kekeringan juga dapat terjadi
saat memasuki musim kemarau, hal ini akan terjadi saat suatu wilayah dilanda musim
kemarau namun tidak memiliki persediaan air dan akan menyebabkan kekeringan. Bencana
ini sering mengakibatkan kelaparan hingga wabah penyakit menular.

Banjir dan banjir Bandang

Banjir dan banjir bandang erat kaitannya dengan kapasitas area tangkapan air di daerah
hulu. Berkurangnya area hijau di daerah hulu akan meningkatkan ancaman banjir,
sementara itu minimnya vegetasi akan meningkatkan potensi longsor di daerah hulu,
sehingga jika terjadi longsor di sekitar badan sungai akan mengakibatkan terbentuknya
bendungan alam yang akan menjadi “peluncur peluru” banjir bandang.

Letusan Gunung Api

Secara geologi, Indonesia terletak pada Segitiga Emas interaksi lempeng yang
menyebabkan Indonesia terdapat pada jalur cincin api dunia dimana pada jalur tersebut
tersebar gunungapi-gunungapi aktif. Hal ini tentu membuat Wilayah Indonesia memiliki
ancaman bencana letusan gunung api cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain.

Gempa Dan Tsunami

Gempa Bumi terjadi dengan adanya aktifitas tektonik yang berlangsung di permukaan bumi
sehingga menyebabkan adanya jalur jalur patahan yang rawan terjadi gempa. Tsunami
umum terjadi pada tipe patahan yang memiliki lentingan vertikal (patahan naik), dimana
bagian lempeng yang tertekan melenting ke atas saat terjadi perlepasan energi saat gempa
(Patahan Horizontal/Transform tidak menyebabkan Tsunami). Beberapa daerah di
Indonesia memiliki tingkat terjadinya gempa cukup besar selain itu gempa yang terjadi
sangat berpotensi terjadinya tsunami.

11
2.7 GEOSTRUKTUR
Dipertemuan kali ini kami belajar mengenai geostruktur, materi yang dijelaskan ada :

 Kekar adalah sebuah lipatan permukaan tanah yang belum retak, kekar pun terbagi lagi
menjadi non tektonik dan tektonik
a. Kekar non tektonik adalah sebuah kekar yang tidak terpengaruhi langsung oleh
gaya,contohnya retakan tanah di sawah
b. Kekar tektonik adalah kekar yang dipengaruhi langsung oleh gaya
 Lipatan adalah bentuk cekungan lapisan batuan yang diakibatkan oleh gaya, lipatan
terbagi lagi menjadi buckling, bending dan non tektonik
a. Buckling adalah sebuah lengkungan yang disebabkan oleh compressional
b. Bending adalah sebuah lengkungan yang disebabkan karena ditarik
c. Nontektonik salah satunya adalah longsor

 Sesar adalah sebuah lipatan permukaan tanah yang telah retak atau patah, sesar terbagi

Berdasarkan arah perlepasannya, sesar digolongkan menjnadi tiga:

a. sesar mendatar (strike-slip), di mana offset dominan horisontal, sejajar dengan


jejak sesar.
b. sesar menaik turun (dip-slip), offset is di mana offset dominan vertikall, tegak
lurus dengan jejak sesar.
c. sesar miring (oblique-slip), Kombinasi Strike-slip dan dip-slip

Berdasarkan arah gerak relatif hanging wall terhadap foot wall:

a. sesar turun/norma; ; bila hanging wall relatif turun


b. sesar naik : bila hanging wall relatif naik

 Sinklin (Lembah)
Lipatan yang cekung keatas yang diakibatkan tekanan yang berlawanan arah yang saling
mendekat
 Antiklin (Bukit)
Lipatan yang cembung keatas yang diakibatkan tekanan yang berlawanan arah yang
saling menjauh

Lalu kita juga belajar mengenai strike dan dip

12
 Strike adalah perpotongan bidang miring dengan bidang horizontal dengan patokan arah
utara
 Dip adalah sudut yang terbentuk dengan bidang miring yang diukur tegak lurus strike

Dengan memahami materi strike dan dip kita dapat menentukan sebaran batuan dibawah
tanah jika srike nya sejajar maka sebaran batuannya akan saling sejajar , namun jika strike nya
tidak sejajr maka sebaran batuannya akan melengkung lengkung.

Kita diajarkan pula warna warna penanda batuan di peta

 Batuan beku berwarna merah dan memiliki symbol + atau X


 Batuan metamorph berwarna pink
 Batuan pasir berwarna kuning
 Batuan vulkanik diberi warna coklat dan untuk breksi bersimbol sedangkan truf
bersimbol VV

2.8 MAGMA & GUNUNG BERAPI

Magma adalah merupakan batu-batuan cair yang terletak di dalam kamar magma di
bawah permukaan bumi. Magma di bumi merupakan larutan silika bersuhu tinggi yang
kompleks dan merupakan asal semua batuan beku. Magma berada dalam tekanan tinggi dan
kadang kala memancut keluar melalui pembukaan gunung berapi dalam bentuk aliran lava atau
letusan gunung berapi.

Hasil letupan gunung berapi ini mengandung larutan gas yang tidak pernah sampai ke
permukaan bumi. Magma terkumpul dalam kamar magma yang terasing di bawah kerak bumi
dan mengandung komposisi yang berlainan menurut tempat magma itu didapati.

Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan
intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini
dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel
ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses
berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700
tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan
kerak bumi

Gunung berapi adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas
(batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah

13
permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang
dikeluarkan pada saat meletus. Suatu gunung berapi merupakan bentukan alam dari pecahan
yang terjadi di kerak dari benda langit bermassa planet, seperti Bumi. Patahan tersebut
mengakibatkan lava panas, abu vulkanik dan gas bisa keluar dari dapur magma yang terdapat di
bawah permukaan bumi.

Gunung berapi di Bumi terbentuk dikarenakan keraknya terpecah menjadi 17 lempeng tektonik
utama yang kaku yang mengambang di atas lapisan mantel yang lebih panas dan lunak. Oleh
karena itu, gunung berapi di Bumi sering ditemukan di batas divergen dan konvergen dari
lempeng tektonik. Contohnya, di pegunungan bawah samudra seperti punggung tengah atlantik
terdapat gunung berapi yang terbentuk dari gerak divergen lempeng tektonik yang saling
menjauh, sementara di Cincin Api Pasifik terbentuk gunung berapi dari gerakan konvergen
lempeng tektonik yang saling mendekat. Gunung berapi biasanya tidak terbentuk di wilayah
dua lempeng tektonik bergeser satu sama lain.

Letusan letusan gunung berapi pun ada beberapa jenis, yaitu :

1. Tipe Hawaii

Letusan tipe hawaii ini merupakan letusan yang terjadi pada gunung yang memiliki lava
sangat cair dan memiliki bentuk seperti perisai atau tameng yang dapat mengalir ke
segala arah. Skala letusan tipe Hawaii ini relatif kecil namun memiliki intensitas yang
tinggi

14
2. Tipe Stromboli

Letusan tipe stromboli merupakan jenis letusan yang mempunyai interval waktu yang
hampir sama di setiap letusannya. Sehingga tipe letusan stromboi ini dengan kata lain
letusan terjadi setiap beberapa waktu sekali.

3. Tipe Merapi

Merapi di Indonesia adalah salah satu gunung api yang paling aktif mengalami erupsi.
Tipe letusan merapi ini adalah letusan untuk gunung yang memiliki lava yang kental yang
dapat menyumbat mulut kawah. Hal ini akan berakibat tekanan gas menjadi semakin
kuat dan bertambah kuat dan menyebabkan sumbatan di mulut kawah menjadi pecah
dan terangkat ke atas. Sumbatan di mulut kawah yang terangkat ke atas dan pecah ini
pada akhirnya terlempar keluar. Material- material ini akan turun ke lereng gunung
menjadi sebuah ladu atau gloedlawine. Selain menghasilkan material- material tersebut,
tipe letusan ini juga mengeluarkan awan panas atau yang disebut dengan gloedwolk.

4. Tipe Perret atau plinian

Letusan ini adalah letusan yang sangat berbahaya. Letusan ini adalah letusan gunung
berapi yang disertai ledakan yang sangat dasyat dan dapat merusak lingkungan. Karena
ledakannya yang dasyat, material yang dikeluarkan pun bisa terlepar sejauh hingga 80
km. ciri khusus yang dimiliki oleh letusan ini adalah disertai gas yang sangat tinggi dan
juga awan yang menyembur menyerupai kembang kol. Letusan tipe Perret ini dapat
menyebabkan puncak vulkan terbobol sehingga dinding kawah melorot melemparkan
kepundan

5. Tipe Pelee

Letusan tipe Pelee adalah letusan yang terjadi apabila terdapat sumbatan kawah di
puncak gunung api yang berbentuk jarum sehingga akan menyebabkan tekanan gas
menjadi bertambah besar. Apabila sumbatan pada kawah gunung tersebut tidak terlalu
kuat maka gunung ini akan meletus.

6. Tipe Volkano

Letusan tipe volkano merupakan letusan yang mengeluarkan material- material padat
seperti bom, abu vulkanik, lapili dan juga bahan- bahan padat atau cair seperti lava.
perlu diketahui bahwa tipe letusan ini dikelompokkan atas kekuatan erupsi dan juga

15
kedalaman dapur magmanya. Dapur magma ini memiliki kedalaman yang bervariasi,
mulai dangkal hingga dalam sehingga kekuatan erupsinya pun mulai sedang hingga
tinggi. akibat letusan ini, dampak kerusakan yang ditimbulkan cukup besar.

7. Tipe Sint Vincent

Letusan tipe Sint Vincent terjadi pada gunung api yang memiliki danau kawah. Ketika
gunung ini meletus maka air di danau kawah tersebut akan tumpah bersama lava. Hal ini
tentu sangat berbahaya bagi daerah yang ada di sekitarnya karena dapat diterjang banjir
lahar panas

2.9 SKALA WAKTU GEOLOGI


Skala waktu geologi adalah suatu hal yang harus dipahami oleh seorang geologist karena skala
waktu geologi ini selalu bersangkut paut dengan pekerjaan seorang geologist. Skala waktu geologi
diurutkan dari yang tertua ke yang termuda dimulai dari Eon, Era, Periode, Epoch.Skala waktu
geologi bisa dijadikan patokan untuk umur batuan.Ada beberapa cara mengurutkan umur batuan
secara waktu geologi :

1. Lithostatigraphy
2. Biostratigraphy
3. Magnetostratigrafi
4. Radiometric Dating (Absolut)

Skala batuan menandakan waktu geologi yang terjadi pada waktu geologi tertentu,hokum hokum
dassar geologi di terapkan di stratigrafi terutama litostratigrafi untuk menentukan umur relative

Hukum Hukum Prinsip Stratigrafi :

 Superposisi
Batuan yang diatas lebih muda daripada batuan di bawahnya
 Original Horizontality
Lapisan batuan awalnya di endapkan secara horizontal
 Original lateral extension
Lapisan batuan akan terus berkembang secara lateral kecuali ada struktur atau perubahan
yang ekstrim
 Crosscutting reference
Struktur yang memotong lebih muda daripada yang dipotong

16
 Inclusion
Struktur atau batuan yang berada dalam struktur atau lapisan batuan lain yang umurnya
lebih tua
 Uniformitariaism
Proses yang terjadi pada masa lalu akan terjadi juga pada masa sekarang

Urutan perlapisan batuan harus dicari secara lateral maupun vertical.Ketika ada lapisan batuan
dengan urutan tertentu,urutan tersebut bisa dikorelasikan di lapisan batuan lain yang terpisan
secara lateral.Korelasi ini untuk mengetahui posisi dan mengaitkan umur relative batuan di posisi
yang berbeda kaitannya litostratigrafi dengan strike and dip adalah untuk mengetahui
persebaran batuan secara lateral dan vertical

Untuk morfologi yang berbeda tergantung juga fosil apa yang terdapat pada batuan tersebut

Korelasi batuan dapat di lakukan dengan 4 cara yaitu

 Litostratigrafi
 Biostratigrafi
 Magnetostratigrafi
 Chronostratigrafi

17
3. DATA KULIAH LAPANGAN
3.1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kuliah lapangan adalah aktivitas penerapan ilmu geologi yang diterima mahasiswa pada
perkuliahan umum untuk studi kasus di lapangan. Pada dasarnya hal ini dilakukan agar mahasiswa
dapat mengenali kondisi lapangan sebenarnya yang sangat berbeda dengan apa yang diterima oleh
mereka ketika perkuliahan umum. Teori-teori yang diberikan saat perkuliahan umum pada
umumnya mudah untuk dimengerti, dipahami, dan dibayangkan. Namun pada kenyataanya
dilapangan sangat berbeda dan tidak semudah yang dibayangkan saat perkuliahan di kelas. Maka
kuliah lapangan ini perlu untuk dilakukan, agar mahasiswa dapat memahami dan mampu
menganalisa dengan baik apa yang ada di lapangan, yang kondisinya sangat berbeda ketika
mempelajari teori-teori di perkuliahan umum.

Dilihat dari peta geologi daerah Pangandaran dan sekitarnya, daerah ini memiliki 6 formasi
batuan, yaitu formasi jampang, formasi pamutuan, anggota kalkarenit formasi pamutuan, anggota
tuff napalan formasi pamutuan, formasi kalipucang dan endapan alluvial.

Pada formasi jampang tersusun oleh batuan gunung api klastika yang sangat menonjol bahanya
berupa breksi, tuff dan sisipan lava batuan ini berselingan dengan batu pasir, batu lempung dan
napal dengan sisipan konglomerat, batu pasir, kerikil, dan diamictid. Formasi pamutuan berdasarkan
data regional tersusun oleh batu pasir, napal, tuff, kalkarenit, batu lempung dan batu gamping.
Anggota kalkarenit formasi pamutuan tersusun oleh kalkarenit dan batuan gamping klastika
berselingan dengan napal. Angoota tuff napalan formasi pamutuan tersusun oleh tuff napalan
berselingan dengan batu pasir sela, batu lempung dan batu gamping. Formasi kalipucang merupakan
batu gamping terumbu. Alluvial merupakan satuan batuan yang mengalami proses sedimentasi yaitu
pembentukan endapan, pelapukan, transportasi yang dibentuk dari batuan sebelumnya.

Hasil pembelajaran kuliah lapangan di Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat dengan tatanan
geologinya, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketajaman pola pikir sebagai geologis
sehingga mampu menghasilkan geologis yang cakap di lapangan maupun di kelas.

18
B. Maksud dan Tujuan
Laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi Dasar pada program Studi
Teknik Geologi, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran Jatinangor.

Tujuan dari kegiatan kuliah lapangan ini adalah untuk mengenali : (1) formasi batuan sedimen
yang hendak dipelajari, (2) karakter umum formasi batuan, dalam hal ini Formasi Jampang
Kalipucang dan Pamutuan, (3) Gambaran singkat regional geologi yang menjadi setting dari lokasi
singkapan formasi batuan yang dipelajari, (4) arahan-arahan bagaimana mahasiswa melakukan
deskripsi, pengamatan, pengukuran dan perekaman data sedimentologi secara tradisional dalam
bentuk log lithology, serta (5) bagaimana mahasiswa menafsirkan hasil pengamatan tersebut dalam
tema geologi dan sedimentologi.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu pengambilan data lapangan, pengolahan data dan
penyusunan laporan.

1. Tahap Pengambilan Data


Tahap ini bertujuan untuk mengambil dan mengumpulkan data geologi yang dibutuhkan dalam
melakukan analisis. Pengambilan ini dilakukan pada daerah kuliah lapangan yang telah ditentukan
yaitu daerah Pangandaran dan sekitarnya.

2. Tahap Pengolahan Data


Tahap ini merupakan tahap analisis data yang diperoleh dari lapangan, kemudian diolah untuk
menghasilkan suatu kesimpulan.

3. Tahap Penyusunan Laporan


Tahap ini merupakan tahap akhir dari rangkaian tahapan penelitian yang telah dilakukan.
Seluruh data yang ada digabungkan dan diolah lebih lanjut untuk diinterpretasikan dalam suatu
laporan geologi.

19
3.2 GEOLOGI REGIONAL PANGANDARAN

Fisiografi Regional
Daerah Banjar-Pangandaran termasuk kedalam Zona Pegunungan Selatan (Van Bemmelen,
1949). Fisiografi ini melampar mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu (Jawa Barat) hingga Pulau
Nusakambangan di Selatan Segara Anakan (Cilacap-Jawa Tengah). Zona Pegunungan Selatan
memiliki lebar kurang lebih 50 km dan semakin menyempit di ujung Timur di Pulau Nusakambangan.

Gambar 1. Fisiografi Jawa Barat (Modifikasi Van Bemmelen, 1949)

B. Statigrafi
Mengacu pada peta geologi regional Lemabar Pangandaran (Simanjuntak dan Surono, 1992),
urutan formasi batuan tertua hingga termuda di sepanjang Banjar-Pangandaran adalah Formasi
Jampang berumur Miosen Bawah, Formasi Kalipucang berumur Miosen Tengah dan Formasi Halang
berumur Miosen Tengah.

20
C. Struktur Geologi Regional
Struktur geologi Jawa Barat didominasi oleh struktur lipatan dan sesar naik dengan arah barat-
timur dan sebagian lainnya merupakan sesar mendatar yang berarah barat laut-tenggara dan timur
laut-barat daya. Sesar mendatar di Pulau Jawa dengan konsep Wrench Tectonic (Situmorang, 1976)
adalah,

1. Sistem rekahan yang terbentuk di Pulau Jawa, merupakan kompresi lateral bararah utara-
selatan yang sangat erat hubungannya dengan pergerakan relatif Lempeng Samudera Hindia-
Australia ke arah utara dari Lempeng Asia Tenggara.
2. Uliran (Wrenches) orde pertama, kedua dan ketiga dapat dijumpai di Pulau Jawa dan lipatan
pada umumnya mengikuti sistem lipatan primer, hanya beberapa lipatan di sekitar Jakarta
yang dianggap berasal dari seretan orde kedua (secondary order drag)

Gambar 2. Sistem Penyebaran Sesar Pulau Jawa sesuai konsep “Wrench Fault Tectonics”

(Situmorang, 1976)

21
3.3 HASIL KUNJUNGAN DAN OBSERVASI KULIAH LAPANGAN

Singkapan
Singkapan merupakan bagian batuan yang tampak di permukaan bumi. Terdapat beberapa
langkah apabila kita ingin meneliti/bertemu dengan singkapan. (1) Menentukan dimana posisi kita
berada, menggunakan GPS. Dengan menentukan koordinat lalu memplotnya di peta dasar. (2)
Mengukur Strike Dip. (3) Membuat Sketsa (Map view/Lateral view). (4) Foto jarak jauh dan dekat. (5)
Deskripsi batuan.

Stasiun 1

Gambar 3. Stasiun 1 Desa Kertayasa, Cijulang, Pangandaran

Tempat : Desa Kertayasa, Cijulang, Pangandaran


Koordinat : 07o44’04,0” LS dan 108o27’38,9” BT
Waktu : Minggu, 18 November 2018
Pukul : 14.10 WIB
Cuaca : Cerah
Stike : 280o

Dip : 10o

22
Gambar 4. Sketsa stasiun 1 secara map view dan lateral view

Gambar 5. Foto jarak jauh pada singkapan stasiun 1 dengan Azimut 299o

23
Gambar 6. Foto jarak dekat pada singkapan stasiun 1

Singkapan berada di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Pada


singkapan tersebut terlihat lapisan yang rata (Gambar 5), bukti bahwa pada waktu geologi daerah
tersebut merupakan laut tenang yang tidak ada ombak karena terletak di daerah laguna (belakang
karang). Terdapat jenis batuan dengan ukuran skala wenworth yaitu pasir sangat halus.

Gambar 7. Batuan pada stasiun 1 diukur dengan skala wenworth

24
Gambar 8. Sketsa batuan stasiun 1
Nama Butir : Pasir sangat halus

Ukuran Butir : 1/16 – 1/8 mm

Jenis Kebundaran : Membundar tanggung (Subangular)

Jenis Mineral : Pyroxene dan Hornblende

Kandungan Mineral : 10%-15%

Warna Segar : Putih kecoklatan, karena didominasi oleh kalsit

Warna Lapuk : Kecoklatan

Keterangan
: Saat ditetesi HCl batuan bereaksi, yang menjadi indicator bahwa
batuan tersebut mengandung CaCO3

Jenis Batuan : Batuan sedimen karbonat

Kesimpulan : Nama batuan ini adalah batu gamping klastik, dimana terusun
dari kalsit yang dominan. Batu gamping ini merupakan batuan hasil dari
erosi dan transportasi dari batuan sebelumnya.

25
Stasiun 2

Gambar 9. Singkapan pada stasiun 2


Tempat : Cijulang, Pangandaran

Koordinat : 07o44’48,4” LS dan 108o26’39,4” BT

Waktu : Minggu, 18 November 2018

Pukul : 15:15 WIB

Cuaca : Cerah

Singkapan terletang di pinggir jalan raya Cijulang. Singkapan tersebut terbentuk dengan struktur
geologi sebagai kontrolnya. Singkapan terdiri dari batuan gamping Autochtone yang terbentuk secara
insitu, dimana batuan tersebut tidak melalui proses transportasi. Batuan yang berada dalam
singkapan ini sudah terdeformasi karena adanya sesar, bukti sesar dapat dillihat dari adanya batuan
yang mengkilat. Batuan yang mengkilat tersebut merupakan cermin sesar dimana gesekan
merupakan faktor batuan tersebut tampak mengkilat. Singkapan ini memiliki banyak rongga yang
disebabkan oleh binatang yang dinamakan encrust.

26
(a) (b)

Gambar 10. (a) Sketsa batuan ke 1 pada stasiun 2 (b) Penampakan batuan ke 1 pada stasiun
2
Keterangan,

• Mengandung material-material yang berukuran lebih dari 2 mm Terdapat fosil dalam


batuan.
• Floatstone merupakan batuan gamping Allochtone karena sudah ter-erosi dan
tertransportasi.
• Saat ditetesi HCl batuan bereaksi, yang menjadi indicator bahwa batuan tersebut
mengandung CaCO3.

27
Gambar 11. Batuan ke 2 pada stasiun 2

Nama Butir : Bongkah

Ukuran Butir : 256 mm

Warna Segar : Putih

Warna Lapuk : Coklat

Jenis Batuan : Batuan sedimen karbonat

Keterangan :

• Batuan ini ditemukan di daerah sekitar terumbu karang yang waktu geologi nya sekitar 3 juta
tahun yang lalu.
• Terikat oleh makhluk hidup seperti karang saat proses pembentukannya.
• Merupakan batuan gamping Autochtone, dimana terbentuk secara insitu yaitu tidak dengan
melalui proses transportasi.
• Saat ditetesi HCl batuan bereaksi, yang menjadi indicator bahwa batuan tersebut mengandung
CaCO3.
Kesimpulan : Menurut klasifikasi Dunham, nama batuan ini adalah boundstone. Dimana
boundstone dibagi menjadi dua yaiu skeletal dan non-skeletal. Boundstone yang
kami amati termasuk boundstone skeletal dimana terdapat fosil makhluk hidup
yaitu kerang yang ditemukan dalam batuan tersebut.

28
3.4 PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari kuliah lapangan yang telah dilakukan di Kecamatan

Cijulang, Pangandaran maka dapat ditarik kesimpulan bahwa,

1. Pada stasiun 1, daerah tersebut pada waktu geologi merupakan daerah laut tenang, tidak ada
ombak dan berada dibelakang laguna. Hal tersebut diketahui dari hasil deskripsi batuan dan
lapisan dari singkapan yang diobservasi.
2. Batuan gamping klastik pada stasiun 1 mengandung mineral hitam yaitu Pyroxene dan
Hornblende. Hal ini membuktikan pada waktu geologi telah terjadi proses vulkanisme di
daerah tersebut atau terdapat material yang terlempar dari hasil vulkanisme ke daerah
tersebut.
3. Pada stasiun 2 ditemukan batuan Allochtone dan Autochtone. Pada batuan tersebut banyak
ditemukan fosil makhluk hidup berupa karang. Teskstur batuan yang berpori cocok menjadi
tempat tinggal bagi makhluk hidup laut. Oleh karena itu batuan ini banyak dicari, karena
mengandung sumver daya minyak
4. Jika kita gambarkan sketsa dari stasiun 1 dan 2 dengan garis pantai laut sekarang maka kita
kan mendapatkan data bahwa telah terjadi perubahan garis pantai selama waktu geologi
akibat dari proses geologi yang terjadi.

Gambar 12. Sketsa lokasi stasiun 1 dan 2

29
B. Saran
Penulis menyarankan agar dalam Kuliah Lapangan Geologi Dasar ini dilaksanakan dalam waktu
yang lebih lama, agar data yang terambil dapat secara rinci terungkap dan tidak terdapat
kesumbangan dalam pengambilan data.

30
DAFTAR PUSTAKA

____. 2018. Pedoman Kuliah Lapangan Geologi Dasar Kelas E 2018/2019 BanjarPangandaran Jawa
Barat. Jatinangor

____. Kondisi Geologi Pangandaran (online). http://geoparks.id/id/kondisi-geologipangandaran/.


Diakses pada 2 Desember 2018 pukul 20.00 WIB

Simanjuntak dan Surono. 1992. Peta Geologi Regional Lembar Pangandaran. Pusat
Pengembangan dan Penelitian Geologi. Peta Bakosurtanal Lembar Pananjung edisi I tahun 1999

31
LAMPIRAN

Stasiun 1

Stasiun 2

32

Anda mungkin juga menyukai