Zaitun
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UIM
Perkembangan Teori
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, geologi berasumsi bahwa kenampakan-
kenampakan utama bumi berkedudukan tetap. Kebanyakan kenampakan geologis seperti
pegunungan bisa dijelaskan dengan pergerakan vertikal kerak seperti dijelaskan dalam
teori geosinklin. Sejak tahun 1596, telah diamati bahwa pantai Samudera Atlantik yang
berhadap-hadapan antara benua Afrika dan Eropa dengan Amerika Utara dan Amerika
Selatan memiliki kemiripan bentuk dan nampaknya pernah menjadi satu. Ketepatan ini
akan semakin jelas jika kita melihat tepi-tepi dari paparan benua di sana. Sejak saat itu
banyak teori telah dikemukakan untuk menjelaskan hal ini, tetapi semuanya menemui
jalan buntu karena asumsi bahwa bumi adalah sepenuhnya padat menyulitkan penemuan
penjelasan yang sesuai.
Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift)
yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912. dan dikembangkan lagi dalam
bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan
bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak
menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti ‘bongkahan
es’ dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang
lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang
dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti
yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut
dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog
Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan
ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi
adalah kekuatan penggeraknya.
Seiring dengan diterimanya anomali magnetik bumi yang ditunjukkan dengan lajur-
lajur sejajar yang simetris dengan magnetisasi yang sama di dasar laut pada kedua
sisi mid-oceanic ridge, tektonik lempeng menjadi diterima secara luas. Kemajuan pesat
dalam teknik pencitraan seismik mula-mula di dalam dan sekitar zona Wadati-
Benioff dan beragam observasi geologis lainnya tak lama kemudian mengukuhkan
tektonik lempeng sebagai teori yang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam segi
penjelasan dan prediksi.
Penelitian tentang dasar laut dalam, sebuah cabang geologi kelautan yang
berkembang pesat pada tahun 1960-an memegang peranan penting dalam pengembangan
teori ini. Sejalan dengan itu, teori tektonik lempeng juga dikembangkan pada akhir 1960-
an dan telah diterima secara cukup universal di semua disiplin ilmu, sekaligus juga
membaharui dunia ilmu bumi dengan memberi penjelasan bagi berbagai macam
fenomena geologis dan juga implikasinya di dalam bidang lain seperti paleogeografi dan
paleobiologi.
C. Tipe tipe Pergerakan Lempeng-Lempeng Tektonik
Gerakan divergen adalah bentuk gerakan lempeng -lempeng tetonik yang saling
menjauh. Karena gerakan yang menjauh inilah, timbul retakan -retakan yang menjadi
jalan keluar magma. Magma ini kemudian mengalir sedikit demi sedikit sampai ke
permukaan bumi. Dari magma inilah, dapat muncul pulau -pulau vulkanik baru.
Contoh pulau vulkanik yang muncul akibat magma yang keluar dari gerakan divergen
ini misalnya pulau -pulau
Sementara adanya gerakan divergen yang terjadi di dasar lautan, juga dapat
membentuk kenampakan hamparan dasar laut atau sea floor spreading. Seperti
contohnya adalah pematang tengah Atlantik (Mid- Atlantic Ridge).
Untuk gerakan divergen yang terjadi di daratan, dapat membentuk lembah retak besar
seperti great rift valley di Afrika Timur.
1. Convergen ( Pergerakan saling mendekat
2. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath
another).
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau
lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona
tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit
samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
3. Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other),
yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun
saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform
fault)
D. Kekar (joint)
Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak mengalami
pergeseran pada bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala tektonik maupun non tektonik
(Ragan, 1973).
rekahan yang berbentuk teratur pada masa batuan yang tidak menampakkan (dilihat
dengan mata telanjang) telah terjadi pergeseran pada kedua sisi-sisinya.
1. kekar tarik (rekahan yang membuka akibat gaya ekstensi yang berarah tegak lurus
terhadap arah rekahan),
2. kekar gerus (biasanya berpasangan merupakan satu set dan lurus, terdapat
pergeseran yang diakibatkan oleh gayakompresi),
3. kekar hibrid (berkenampakan sebagai kekar gerus yang membuka, kombinasi antara
kekar gerus dan kekar tarik),
4. kekar tarik tak beraturan (arah kekar tak beraturan, sering merupakan akibat
hydraulic fracturing).
Kehadiran kekar pada batuan dapat meningkatkan porositas batuan, sehingga mampu
menyimpan air (sebagai aquifer) ataupun hidrokarbon (sebagai reservoir), sebaliknya juga
memperlemah kekuatan batuan. Kehadiran kekar didekat permukaan juga dapat mempercepat
proses pelapukan batuan.
Gambar 1. Pola Sesar dan Kekar
rekahan, pada masa batuan yang telah mmprlihatkan gejala pergeseran pada kedua
belah sisi bidang rekahan (Simpson, 1086),
Sesar yang dimaksud adalah pergeseran yang disebabkan oleh gaya tektonik. Jenis
Sesar berdasarkan aktifitasnya dapat diebadakan menjadi Sesar mati dan Sesar aktif. Sesar
mati adalah sesar yang sudah tidak (akan) bergerak lagi, sedangkan Sesar aktif adalah sesar
yang pernah bergeser selama 11.000 tahun terakhir dan berpotensi akan bergerak di waktu
yang akan datang (Yeats, Sieh & Allen, 1997). Sesar aktif dikenal pula sebagai bagian dari
peristiwa gempa bumi.
Sesar datar
Pergerakan dari sesar ini horizontal. Sesar mendatar ditentukan dengan menghadap
bidang sesar, bila bidang didepan bergerak kekiri seperti diagram disebut mendatar sinistal,
dan sebaliknya sesar mendatar dekstral.
Sesar Oblique
pergerakan dari sesar ini gabungan antara horizontal dan vertikal. Gaya-gaya yang bekerja
menyebabkan sesar mendatar dan sesar normal
Sesar Translasi
Sesar ini mengalami pergeseran sepanjang garis lurus. Biasanya hanging wall relatif naik
terhadap foot ball, dengan kemiringan bidang sesar besar. sesar ini biasanya disebut juga
sesar naik. umumnya dasar dan sesar naik pergerakanya hanya vertikal, jadi sering juga
disebut sebagai sesar dlip-slip
Sesar Gunting
Pergerakan dari sesar ini juga sama dengan sesar oblique yaitu horizontal dan vertikal.
sesar yang pergeserannya berhenti pada titik tertentu sepanjang jurus sesar. Gaya yang
bekerja sama dengan Sesar normal.