Anda di halaman 1dari 12

LEMPENG TEKTONIK

Zaitun
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UIM

Sebelum muncul Konsep/Teori Tektonik Lempeng dikenal Konsep Geosinklin, yang


menyatakan bahwa; Pembentukan Pegunungan, Pedataran, Cekungan; diawali dengan
pengendapan batuan sedimen pada suatu palung atau geosinklin. Pembebanan sedimen yang
terus menerus membebani batuan yang dibawahnya mengakibatkan gaya pembebanan pada
batuan sedimen yang telah ada dan terendapkan sebelumnya, sehingga batuan termampatkan
dan terlipat-lipat. Batuan yang terletak paling bawah melebur menjadi magma.

A. Konsep Lempeng Tektonik


Teori atau Konsep mengenai Dinamika pada kerak bumi sebagaimana telah dijelaskan
terdahulu adalah Teori Tektonik Lempeng yang menyatakan bahwa akibat dari pada zona
tumbukan oleh sebab saling mendekatinya segmen-segmen lempeng, mengakibatkan
terbentuknya zona subduksi atau jalur penunjaman, disertai terbentuk lipatan-lipatan,
patahan-patahan, naiknya magma baik melalui proses erupsi gunungapi maupun dengan
melalui celah retakan batuan membentuk batuan intrusive..
Lempeng-lempeng tektonik adalah bagian kerak bumi yang di bawahnya disokong oleh
magma. Lempeng ini berada di wilayah dasar gunung api. Ketika lempeng ini bergerak naik,
turun dan bergeser, gerakannya akan mengakibatkan perubahan pada bentuk kulit bumi.
Perubahan bentuk serta pergerakan yang terjadi ini disebut gempa bumi.
Prinsip umum dari lempeng tektonik ini adalah adanya lempeng litosfer padat dan kaku
yang terapung di atas selubung bagian atas yang bersifat plastis. Selubung bagian atas bumi
merupakan massa yang mendekati titik lebur atau bisa dikatakan hampir mendekati cair
sehingga wajarlah kalau lempeng litosfer yang padat dapat bergerak di atasnya. Kerak bumi
(litosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit yang sangat kuat dan relatif dingin yang
mengapung di atas mantel astenosfer yang liat dan sangat panas.

Ada dua jenis kerak bumi


1. yakni kerak samudera yang tersusun oleh batuan bersifat basa dan sangat basa,
yang dijumpai di samudera sangat dalam, dan kerak benua tersusun oleh batuan
asam dan lebih tebal dari kerak samudera.
2. Kerak bumi menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas
yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan kerak bumi ini pecah menjadi
beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng kerak bumi. Dengan
demikian lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau keduanya.
litosfer yang kita kenal sekarang ini ada 6 lempeng besar, yaitu
lempeng Eurasia, Amerika utara, Amerika selatan, Afrika, Pasifik, dan Hindia Australia.
Lempeng-lempeng tersebut bergerak di atas lapisan astenosfir (kedalaman 500 km di dalam
selubung dan bersifat kampir melebur atau hampir berbentuk cair.
Lempeng yang ada di bumi terbagi ke dalam 7 lempeng besar serta banyak lempeng-
lempeng kecil. Lempeng- lempeng kecil terbentuk melalui perpecahan lempeng- lempeng
besar. Lempeng- lempeng besar ini antara lain:

1. Lempeng Benua Afrika yang meliputi Afrika


2. Lempeng Benua Antartika yang meliputi Antartika
3. Lempeng Benua Australia yang meliputi Australia hingga India
4. Lempeng Benua Eurasia yang meliputi Asia dan Eropa
5. Lempeng Benua Amerika Utara yang meliputi Amerika Utara dan Siberia
6. Lempeng Benua Amerika Selatan yang meliputi Amerika Selatan
7. Lempeng Samudra Pasifik yang meliputi samudra pasifik
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tingkat bencana alam yang cukup
sering. Salah satu penyebabnya adalah Indonesia dikelilingi oleh banyak lempeng. lempang
pada indonesia adalah lempeng indo- australian dan lempeng eurasia. Lempeng di Indonesia
bersifat konvergen, sehingga lempeng indo- australian yang masuk ke bawah lempeng
eurasia. Selain itu, pada indonesia bagian timur, terdiri dari 3 lempeng sekaligus. Lempeng
tersebut adalah lempeng filipina, lempeng pasifik, dan lempeng indo- australia.

B. Distribusi Lempeng Tektonik


Teori Tektonika Lempeng (bahasa Inggris: Plate Tectonics) adalah teori dalam
bidang Geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-
bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer (kerak bumi). Teori ini telah
mencakup dan juga menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu
dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang
dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat
litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di
bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir
seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama
karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi,
bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya
bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di
bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil.
Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif
satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen
(bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik,
pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di
daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-
100 mm/a.

Perkembangan Teori

Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, geologi berasumsi bahwa kenampakan-
kenampakan utama bumi berkedudukan tetap. Kebanyakan kenampakan geologis seperti
pegunungan bisa dijelaskan dengan pergerakan vertikal kerak seperti dijelaskan dalam
teori geosinklin. Sejak tahun 1596, telah diamati bahwa pantai Samudera Atlantik yang
berhadap-hadapan antara benua Afrika dan Eropa dengan Amerika Utara dan Amerika
Selatan memiliki kemiripan bentuk dan nampaknya pernah menjadi satu. Ketepatan ini
akan semakin jelas jika kita melihat tepi-tepi dari paparan benua di sana. Sejak saat itu
banyak teori telah dikemukakan untuk menjelaskan hal ini, tetapi semuanya menemui
jalan buntu karena asumsi bahwa bumi adalah sepenuhnya padat menyulitkan penemuan
penjelasan yang sesuai.

Penemuan radium dan sifat-sifat pemanasnya pada tahun 1896 mendorong


pengkajian ulang umur bumi, karena sebelumnya perkiraan didapatkan dari laju
pendinginannya dan dengan asumsi permukaan bumi beradiasi seperti benda hitam. Dari
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahkan jika pada awalnya bumi adalah
sebuah benda yang merah-pijar, suhu Bumi akan menurun menjadi seperti sekarang
dalam beberapa puluh juta tahun. Dengan adanya sumber panas yang baru ditemukan ini
maka para ilmuwan menganggap masuk akal bahwa Bumi sebenarnya jauh lebih tua dan
intinya masih cukup panas untuk berada dalam keadaan cair.

Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift)
yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912. dan dikembangkan lagi dalam
bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan
bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak
menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti ‘bongkahan
es’ dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang
lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang
dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti
yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut
dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog
Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan
ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi
adalah kekuatan penggeraknya.

Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan


didapatkan dari penemuan perbedaan arah medan magnet dalam batuan-batuan yang
berbeda usianya. Penemuan ini dinyatakan pertama kali pada
sebuah simposium di Tasmania tahun 1956. Mula-mula, penemuan ini dimasukkan ke
dalam teori ekspansi bumi, namun selanjutnya justru lebih mengarah ke
pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan pemekaran (spreading) sebagai
konsekuensi pergerakan vertikal (upwelling) batuan, tetapi menghindarkan keharusan
adanya bumi yang ukurannya terus membesar atau berekspansi (expanding earth) dengan
memasukkan zona subduksi/hunjaman (subduction zone), dan sesar translasi (translation
fault). Pada waktu itulah teori tektonik lempeng berubah dari sebuah teori yang
radikal menjadi teori yang umum dipakai dan kemudian diterima secara luas di kalangan
ilmuwan. Penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara seafloor spreading dan balikan
medan magnet bumi (geomagnetic reversal) oleh geolog Harry Hammond Hess dan
oseanograf Ron G. Mason menunjukkan dengan tepat mekanisme yang menjelaskan
pergerakan vertikal batuan yang baru.

Seiring dengan diterimanya anomali magnetik bumi yang ditunjukkan dengan lajur-
lajur sejajar yang simetris dengan magnetisasi yang sama di dasar laut pada kedua
sisi mid-oceanic ridge, tektonik lempeng menjadi diterima secara luas. Kemajuan pesat
dalam teknik pencitraan seismik mula-mula di dalam dan sekitar zona Wadati-
Benioff dan beragam observasi geologis lainnya tak lama kemudian mengukuhkan
tektonik lempeng sebagai teori yang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam segi
penjelasan dan prediksi.

Penelitian tentang dasar laut dalam, sebuah cabang geologi kelautan yang
berkembang pesat pada tahun 1960-an memegang peranan penting dalam pengembangan
teori ini. Sejalan dengan itu, teori tektonik lempeng juga dikembangkan pada akhir 1960-
an dan telah diterima secara cukup universal di semua disiplin ilmu, sekaligus juga
membaharui dunia ilmu bumi dengan memberi penjelasan bagi berbagai macam
fenomena geologis dan juga implikasinya di dalam bidang lain seperti paleogeografi dan
paleobiologi.
C. Tipe tipe Pergerakan Lempeng-Lempeng Tektonik

1. Divergen ( Pergerakan saling menjauh )

 Gerakan divergen adalah bentuk gerakan lempeng -lempeng tetonik yang saling
menjauh. Karena gerakan yang menjauh inilah, timbul retakan -retakan yang menjadi
jalan keluar magma. Magma ini kemudian mengalir sedikit demi sedikit sampai ke
permukaan bumi. Dari magma inilah, dapat muncul pulau -pulau vulkanik baru.
 Contoh pulau vulkanik yang muncul akibat magma yang keluar dari gerakan divergen
ini misalnya pulau -pulau
 Sementara adanya gerakan divergen yang terjadi di dasar lautan, juga dapat
membentuk kenampakan hamparan dasar laut atau sea floor spreading. Seperti
contohnya adalah pematang tengah Atlantik (Mid- Atlantic Ridge).
 Untuk gerakan divergen yang terjadi di daratan, dapat membentuk lembah retak besar
seperti great rift valley di Afrika Timur.
1. Convergen ( Pergerakan saling mendekat

 Gerakan konvergen adalah gerakan lempeng -lempeng tektonik yang saling


mendekat sehinggga menimbulkan tumbukan antarlempeng. Apabila lempeng
samudra menabrak lempeng benua, maka sisi lempeng samudera akan melengkung
dan masuk ke bawah lempeng benua.
 Hal ini bisa terjadi karena lempeng benua mempunyai berat jenis yang lebih ringan
daripada lempeng samudra. Proses masuknya sisi lempeng samudra ke bawah
lempeng benua ini juga dikenal dengan sebutan penunjaman (subduction).
 Penunjaman ini dapat membentuk palung parit samudra dan pegunungan. Sebagai
contoh, seperti palung Peru -Cile (Peru - Chile Trench), palung Jawa, dan
Pegunungan Himalaya.
3) (transform fault ) Gerakan sesar mendatar
 Gerakan sesar mendatar (transform) merupakan gerakan lempeng -lempeng tektonik
yang saling bergesekan dengan berlawanan arah. Contohnya seperti pada gesekan
Lempeng Samudra Pasifik dengan lempeng daratan Amerika Utara yang membentuk
sesar atau patahan San Andreas (San Andreas Fault)
 Patahan San Andreas ini membentuk kurang lebih sepanjang 1.200 km dari San
Francisco di utara hingga ke Los Angeles di selatan Amerika Serikat. Zona dari
pergesekan lempeng -lempeng tektonik inilah yang disebut seabagai zona sesar
mendatar (zone transform).
Batas-batasan
1. Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart).
Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk
batas divergen.
Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor
spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya
lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling
menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi
yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik,
membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.

2. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang
mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath
another).
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau
lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona
tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit
samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
3. Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other),
yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun
saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform
fault)
D. Kekar (joint)

Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak mengalami
pergeseran pada bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala tektonik maupun non tektonik
(Ragan, 1973).

rekahan yang berbentuk teratur pada masa batuan yang tidak menampakkan (dilihat
dengan mata telanjang) telah terjadi pergeseran pada kedua sisi-sisinya.

secara umum dibedakan menjadi menjadi 4 (empat) (Mc.Clay 1987)

1. kekar tarik (rekahan yang membuka akibat gaya ekstensi yang berarah tegak lurus
terhadap arah rekahan),
2. kekar gerus (biasanya berpasangan merupakan satu set dan lurus, terdapat
pergeseran yang diakibatkan oleh gayakompresi),
3. kekar hibrid (berkenampakan sebagai kekar gerus yang membuka, kombinasi antara
kekar gerus dan kekar tarik),
4. kekar tarik tak beraturan (arah kekar tak beraturan, sering merupakan akibat
hydraulic fracturing).

Kehadiran kekar pada batuan dapat meningkatkan porositas batuan, sehingga mampu
menyimpan air (sebagai aquifer) ataupun hidrokarbon (sebagai reservoir), sebaliknya juga
memperlemah kekuatan batuan. Kehadiran kekar didekat permukaan juga dapat mempercepat
proses pelapukan batuan.
Gambar 1. Pola Sesar dan Kekar

E. Sesar / Patahan (Fault)

rekahan, pada masa batuan yang telah mmprlihatkan gejala pergeseran pada kedua
belah sisi bidang rekahan (Simpson, 1086),

Sesar yang dimaksud adalah pergeseran yang disebabkan oleh gaya tektonik. Jenis
Sesar berdasarkan aktifitasnya dapat diebadakan menjadi Sesar mati dan Sesar aktif. Sesar
mati adalah sesar yang sudah tidak (akan) bergerak lagi, sedangkan Sesar aktif adalah sesar
yang pernah bergeser selama 11.000 tahun terakhir dan berpotensi akan bergerak di waktu
yang akan datang (Yeats, Sieh & Allen, 1997). Sesar aktif dikenal pula sebagai bagian dari
peristiwa gempa bumi.

berdasarkan kinematikanya scara garis besar dibedakan menjadi:

gambar 2. Macam-macam Sesar (Fault)


 sesar turun

patahan/sesar turun (atau di-sebut jg patahan/sesar normal) adalah satu bentuk


rekahan pada lapisan bumi yg memungkinkan satu blok batuan bergerak relatif turun
terhadap blok lainnya.
blok yg ada di bagian bawah patahan/sesar disebut sebagai foot wall dan blok yg ada di
bagian atas patahan/sesar disebut sebagai hanging wall. Pada sesar turun, bagian hanging wall
akan bergerak relatif turun terhadap foot wall-nya..

 Sesar datar

Pergerakan dari sesar ini horizontal. Sesar mendatar ditentukan dengan menghadap
bidang sesar, bila bidang didepan bergerak kekiri seperti diagram disebut mendatar sinistal,
dan sebaliknya sesar mendatar dekstral.

 Sesar Oblique

pergerakan dari sesar ini gabungan antara horizontal dan vertikal. Gaya-gaya yang bekerja
menyebabkan sesar mendatar dan sesar normal

 Sesar Translasi

Sesar ini mengalami pergeseran sepanjang garis lurus. Biasanya hanging wall relatif naik
terhadap foot ball, dengan kemiringan bidang sesar besar. sesar ini biasanya disebut juga
sesar naik. umumnya dasar dan sesar naik pergerakanya hanya vertikal, jadi sering juga
disebut sebagai sesar dlip-slip

 Sesar Gunting

Pergerakan dari sesar ini juga sama dengan sesar oblique yaitu horizontal dan vertikal.
sesar yang pergeserannya berhenti pada titik tertentu sepanjang jurus sesar. Gaya yang
bekerja sama dengan Sesar normal.

Anda mungkin juga menyukai