Anda di halaman 1dari 4

Resume Pertemuan Mata Kuliah Tektonika

Tanggal 8 Maret 2023

Disusun oleh

Mohhamad Fajar
270110210019
B

PRODI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Teori tektonika Lempeng adalah sebuah teori besar dalam bidang geologi yang
dikembangkan untuk memberikan penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar
yang dilakukan secara alami oleh litosfer bumi.

Terdapat tujuh lempeng utama penyusun permukaan bumi yaitu lempeng Afrika,
lempeng Antartika, lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, lempeng Amerika Utara
(North-America), lempeng Amerika Selatan, dan lempeng Pasifik.

Selain itu dalam teori lempeng tektonik tersebut juga menjelaskan tentang interaksi yang
terjadi pada lempeng tersebut. Hal tersebut lalu menimbulkan beberapa asumsi untuk menjadi
hipotesis pada penelitian yang lebih lanjut lagi.

Beberapa asumsi yang dimaksud adalah seperti adanya pembentukan material lempeng
baru, material litosfer akan memiliki bentuk suatu lempeng kaku, luas area permukaan bumi
yang konstan dan lempeng litosfer dapat mentransmisikan tekanan pada jarak horizontal tanpa
adanya suatu penyambungan.

Dapat disimpulkan jika lapisan litosfer terbagi menjadi lempeng-lempeng tektonik. Selain
itu, di dalamnya akan ada banyak lempeng dalam ukuran besar maupun kecil tergantung dari
bagaimana pergerakan yang ada.

Pergerakan atau batas divergen juga dapat disebut sebagai zona pertambahan maupun
proses pembentukan lempeng baru. Dimana batas divergen juga merupakan zona yang
mengalami proses pergerakan lempeng yang saling menjauh satu sama lain. Oleh karena itu,
pada bagian kosong yang disebabkan oleh pergerakan lempeng menjauh akan diisi oleh mantel
bumi pada lapisan litosfer.

Kondisi tersebut akan menyebabkan sebuah mid oceanic ridge atau rift valley. Hal
tersebut akan menjadikan lempeng benua mengalami kondisi terbelah menjadi dua hingga
menimbulkan intrusi magma pada bagian tengah lempeng yang ditinggalkan. Intrusi magma
akan muncul karena memiliki konveksi yang mendorong kedua lempeng ke arah yang berbeda.

Setelah kondisi tersebut magma akan mendingin hingga dapat mengarah yang kemudian
akan tercipta litosfer samudera baru.

Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan jika evolusi batas divergen memiliki tiga
proses penting di dalamnya. Mulai dari batas divergen yang menjadikan lempeng ada pada
litosfer bergerak membelah antara satu sama lain.

Lalu, ketika lempeng tersebut membelah, magma dari astenosfer akan memenuhi bagian
yang kosong atau celah tersebut hingga akhirnya membentuk suatu lautan sempit. Contohnya
adalah Laut merah dan laut sempit pada area Teluk California.

Berikutnya ada pergerakan atau batas konvergen yang juga merupakan suatu zona
penghancuran atau pengkonsumsian. Pada kondisi ini, nantinya lempeng pada permukaan bumi
akan saling mendekat antara satu sama lain. Dimana aka nada satu lempeng yang akan masuk
menghujam dan menembus mantel hingga lempeng tersebut bisa mengalami peleburan atau
penghancuran suhu tinggi.

Gerakan konvergen jenis ini akan bisa membuat lempeng Samudra dengan lempeng
benua saling bertabrakan. Lempeng benua akan memiliki densitas atau kepadatan batuan yang
lebih tinggi serta umur yang lebih tua.

Sedangkan untuk lempeng samudra akan memiliki kerapatan yang lebih rendah serta
umur yang lebih mudah. Tabrakan tersebut bisa menyebabkan tepi lempeng Samudera
membengkok ke bawah serta dipaksa turun ke dalam mantel hingga mencair.

Adapun lempeng benua yang lebih keras namun sedikit melengkung kearah atas hingga
menciptakan pegunungan. Tabrakan tersebut mampu menghasilkan pegunungan berapi yang
kerap juga disebut sebagai zona subduksi.
Sebagai contohnya dari adanya bentang alam yang dihasilkan oleh tabrakan lempeng
Samudera dan benua adalah pegunungan berapi sirkum pasifik dan pegunungan andes atau sabuk
vulkanik andes.

Anda mungkin juga menyukai