Anda di halaman 1dari 8

Mohhamad Fajar

12 MIPA 2
PJOK
Pengertian Lompat Tinggi
Lompat tinggi adalah salah satu jenis olahraga cabang atletik dimana sang atlet harus
melakukan lompatan setinggi-tingginya melewati mistar tanpa bantuan alat dengan
berbagai jenis gaya yang diperbolehkan (gaya gunting, guling sisi, guling straddle, dan flop)
atau gaya baru yang tidak bertentangan dengan aturan internasional.
Gaya Lompat Tinggi
1. Gaya Guling (Teknik Straddle)

Gaya Guling (straddle) adalah gaya dimana badan kita melewati tiang dengan cara diputar dan
dibalikkan lagi, sehingga sikap badan kita saat di atas mistar tertelungkup. Teknik ini dapat
dilakukan dengan mengambil jarak awalan dari samping antara 4, 6, 8 atau 10 langkah
tergantung pada ketinggian target yang akan kita lewati.

2. Gaya Gunting

Gaya Gunting ini di temukan oleh Sweney, gaya gunting ini juga sering disebut dengan Gaya
Sweney. Sebelumnya di tahun 1880, Mr. Swenwy tersebut menggunakan gaya jongkok, namun
ia merasa gaya tersebut kurang tepat hingga akhirnya beliau mengubah gaya tersebut menjadi
Gaya gunting.
Pada gaya ini, sebagaimana dinamai sebagai gaya gunting, posisi kaki yang melompat,
mengayun dan melewati mistar tampak seolah-olah seperti gerakan gunting.
Gaya gunting diawali dengan lompatan yang berasal dari tolakan kaki terkuat dan dilanjutkan
dengan ayunan kaki satunya ketika tubuh mendekati mistar sehingga akhirnya kedua kaki dan
seluruh tubuh bisa lolos melewati mistar pada ketinggian tertentu.

3. Gaya Guling Sisi (Western Roll)

Gaya Guling Sisi ini di ciptakan oleh G. Horin yang berasal dari amerika pada tahun 1912,
namun sangat di sayangkan karena pada gaya ini tidak dapat berkembang, karena ada
benturan peraturan yang berlaku. Lompat tinggi menggunakan Gaya guling sisi, saat kita
melewati mistar, posisi kepala kita cenderung lebih rendah dari pinggul kita, sehingga hal ini
tidak sah. Karena itu gaya ini tidak pernah digunakan dalam lompat tinggi.

4. Gaya Flop

Gaya Flop ini diciptakan oleh Dick Ricarod Fosbury. Beliau adalah seorang pelompat tinggi yang
berasal dari Amerika Serikat. Dalam olimpiade Mexico yang diadakan pada tahun 1968. Mr
Fosbury menggunakan gaya tersebut dan berhasil menjadi juara pertama lompat tinggi.
Cara melampaui mistar dengan teknik ini yaitu kebalikan dari teknik straddle. Jika pada
lompatan straddle berguling di atas mistar dengan posisi perut menghadap ke bawah (dari
arah mistar). Sebaliknya jika teknik flop yaitu dengan menggunakan punggung yang
menghadap ke bagian bawah arah agak serong ke kiri, tidak lagi tegak lurus pada mistar.
Peraturan Lompat Tinggi
Berikut ini merupakan peraturan umum dalam pertandingan lompat tinggi:
1. Dalam pertandingan, atlet lompat tinggi akan bertanding untuk melewati mistar
hingga batas tertinggi yang bisa dicapai. Peserta akan satu-persatu berguguran
hingga bertahan satu atlet yang bisa melewati mistar tertinggi.
2. Setiap atlet lompat memiliki 3 kesempatan untuk melompati mistar pada ketinggian
yang sama. Jika pada 3 kesempatan tersebut atlet gagal melewati batas yang
ditentukan, maka ia akan gugur.
3. Tolakan hanya boleh dilakukan dengan menggunakan satu kaki.
4. Peserta tidak boleh menjatuhkan mistar
5. Peserta mengenakan seragam dan segala atributnya sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan panitia, misalnya tentang jenis sol sepatu yang diperbolehkan.
Berikut merupakan peraturan lengkap dalam pertandingan lompat tinggi
1. Mistar lompat
Mistar digunakan sebagai pembatas pelompat saat melakukan lompat tinggi. Mistar boleh
terbuat dari aluminimum, metal, kayu atau bahan lain yang ringan dan dibuat tipis agar
aman bagi pelompat.
Ketentuan dalam membuat mistar sebagai berikut:
a) Mistar berbentuk bulat atau segitiga.
b) Berdiameter minimum 25 mm dan maksimum 30 mm dengan permukaan datar atau
rata pada kedua ujung yang berguna untuk meletakkannya pada papan penopang.
c) Memiliki panjang 3,98 - 4,02 meter disesuaikan dengan jarak tiang.
d) Memiliki berat maksimal 2 kilogram.
e) Mistar tipis dan datar dengan ukuran 3 cm x 15 cm x 20 cm.
f) Penopang mistar pada tiang lompat memiliki ukuran panjang 6 cm dan lebar 4 cm.
2. Lintasan awalan dan tempat tolakan kaki
Awalan digunakan untuk ancang-ancang pelompat sebelum melakukan lompatan agar dapat
menghasilkan lompatan yang maksimal.
Sarana dan prasarana yang dipakai dalam melakukan lompat tinggi yaitu:
a) Lintasan untuk melakukan awalan dalam lompat tinggi minimal berjarak 15 meter
dari tiang mistar.
b) Daerah untuk melakukan tumpuan untuk melompat dengan ketentuan harus datar
dengan sudut kemiringan 1:100.
3. Tiang lompat
Aturan tiang lompat dalam lompat tinggi. Tiang mistar ini digunakan untuk menyangga
mistar lompat tinggi yang berfungsi untuk pembatas lompatan atlet.
Untuk lompat tinggi semua tiang dapat dipakai asalkan kokoh, cukup tinggi, boleh terbuat
dari apa saja asalkan tidak membahayan pelompat, mudah memasang atau menaikkan
mistar dengan 5 atau 10 cm.
Antar tiang lompat memiliki jarak antara 3,98 sampai 4,02 meter.
4. Tempat mendarat
Sekarang ini sarana untuk pendaratan lompat tinggi telah didesain dengan aman dan
modern sehingga aman untuk keselamatan atlet lompat tinggi. Sarana untuk mendarat ini
terbuat dari busa dengan ketebalan minimal 60 cm pada bagian atasnya dilapisi matras
dengan ukuran 10 - 20 cm.
Tempat mendarat minimal 4 x 5 m, dapat ditutup dengan matras lompat atau karet busa
pengalas lompatan.
5. Peserta
a) Pelompat boleh atau tidak memakai sepatu spikes dengan ketebalan sol tidak
melebihi 13 mm. Setiap pelompat diberi waktu 1.5 menit untuk melakukan
lompatan.
b) Apabila terdapat hasil lompatan sama (tie), maka pelompat dengan lompatan paling
sedikit pada ketinggian yang sama di mana tie terjadi, maka dia menjadi
pemenangnya.
c) Apabila tie ini masih sama, pelompat dengan jumlah yang gagal terkecil dari
perlombaan, dia yang menang. Apabila masih sama peserta yang jumlah
lompatannya sedikit dari seluruh pelompat dia menang.
d) Apabila masih sama dan ini untuk menentukan juara 1, maka harus bertanding lagi
(jump off). Setiap peserta yang terlibat tie untuk menentukan diberi hak melompat
satu kali lagi pada ketinggian yang ia gagal. Dan apabila tidak ada keputusan, mistar
akan diturunkan setiap 1 cm setiap lompatan, sampai tie ini dapat dipecahkan.
6. Diskualifikasi
Peserta lompat tinggi akan diskualifikasi apabila:
a) Dalam 3 menit panggilan pelompat belum melompat.
b) Pelompat kembali kearah awalan setelah mendarat.
c) Pelompat mendarat dengan 2 kaki.
d) Pelompat mendarat diluar matras.
7. Peraturan lain
Sebelum perlombaan dimulai, seorang juri akan mengumumkan tiang mistar pertama dan
tinggi kenaikkan mistar. Seorang pelompat boleh memulai melompat pada ketinggian mistar
yang dia inginkan di atas tinggi mistar minimal atau pertama. Tiga kegagalan lompatan
berturut-turut, si pelompat tidak berhak meneruskan perlombaan lagi. Tolakan kaki pada
lompat tinggi harus dilakukan oleh satu kaki
8. Kesalahan dalam melakukan Lompat Tinggi
Berikut ini beberapa kesalahan dalam melakukan lompat tinggi:
a) Dalam melakukan awalan terlalu cepat atau kurang cepat.
b) Dalam melakukan tumpulan kaki tidak kuat sehingga tidak ada gerakan vertikal ke
atas.
c) Pada saat diatas mistar pelompat mendahulukan kepalanya untuk melewati mistar
sehingga titik ketinggian tidak di atas mistar.
d) Memperpendek langkah pada saat mendekati mistar.
e) Kaki tumpu membengkok saat melakukan take off.
f) Badan condong ke arah belakang saat akan melewati mistar.
g) Pinggang tidak melakukan putaran pada saat diatas mistar.
9. Peralatan Lompat Tinggi
Adapun peralatan dalam lompat tinggi adalah sebagai berikut:
a) Lapangan lompat tinggi,
b) Meteran dengan mistar,
c) Matras.
10. Alat-Alat dan Perlengkapan Lompat Tinggi
Berikut alat-alat perlengkapan / sarana dan prasarana lompat tinggi yaitu:
a) Mistar lompat
b) Lintasan awal dan tempat bertolak
c) Tiang lompat
d) Tempat pendaratan atau busa lompat
e) Scoring board
f) Pengukur kecepatan angin
g) Bendera berwarna kuning, merah, dan putih
h) Roll meter terbuat dari baja
i) Penunjuk waktu.
Petugas Pertandingan Lompat Tinggi
Berikut ini Beberapa petugas yang berwenang dalam setiap pertandingan / perlombaan
Lompat Tinggi:
1. Juri Hakim, Juri Hakim bertugas sebagai penengah atau pemutus keputusan
terhadap pelanggaran yang terjadi dalam perlombaan Lompat Tinggi.
2. Juri Pengukur, Juri Pengukur bertugas mengukur hasil lompatan setiap peserta yang
telah melakukan lompatan.
3. Juri Pencatat, Juri Pencatat bertugas mencatat hasil maksimal yang diperoleh setiap
peserta
4. Wasit 1, Wasit satu bertugas mengawasi setiap peserta sebelum melakukan
perlombaan.
5. Wasit 2, Wasit dua bertugas mengawasi setiap peserta yang akan melakukan
lompatan.
Menentukan Pemenang Pertandingan Lompat Tinggi

Peserta Dikatakan Tidak Berhasil Jika Hasil Yang Didapat Sama


Satu orang peserta pada laga lompat tinggi akan Jika berlangsung hasil yang sama pada peserta,
dikatakan tidak berhasil jika lakukan hal berikut: jadi yang bisa dikerjakan ialah :

1. Sesudah peserta lakukan lompatan ke mistar 1. Peserta dengan jumlahnya lompatan yang
serta mistar lompat itu tidak ada pada lebih rendah di ketinggian dimana “hasil sama”
penopangnya sebab peserta menyentuhnya, sedang berlangsung, jadi harus diberi posisi
jadi peserta itu dikatakan tidak berhasil. yang tambah tinggi.

2. Jika peserta sentuh tanah, terhitung pada 2. Saat hasil yang sama itu masih berlangsung,
daeah pendaratan dibalik bagian tegak dari jadi peserta dengan keseluruhan
bagian lenih dekat dari tiang, baik itu berada di ketidakberhasilan yang terendah atau paling
Di antara atau di luar tiang lompat dengan slah kecil sepanjang perlombaan sedang berjalan s/d
satu anggota badan peserta tanpa ada melalui ketinggian yang dilewatinya harus diberi posisi
mistar lompat terlebih dulu. Tetapi apabile yang tambah tinggi.
peserta peserta melonjak serta sentuh tempat
datang dengan kakinya serta menurut 3. Jika masih ada hasil yang masih sama jadi ada
ketetapan dari juri tidak mendapatkan dua hal yang butuh dilihat. Yang pertama ialah
keuntungan, jadi lompatan peserta itu bila ini tersangkut posisi peserta jadi juara final
dipandang satu ketidakberhasilan. atau juara 1, jadi peserta yang membuahkan
skor yang sama harus lakukan lompatan satu
3. Untuk menolong mengaplikasikan ketentuan, kali lagi di ketinggian dimana mereka terjebak di
satu garis putih yang memiliki lebar memiliki hasil yang sama jadi kehilangan hak mereka
ukuran 50 mm harus diletakkan dengan titik 3 untuk menereskun perlombaan, Serta jika
m di luar masing-masing tiang, bagian yang masih belumlah ada ketetapan yang diraih, jadi
lebih dekat sama bagian dari tiang lompat. mistar lompat akan dinaikkan jika tlet yang
membuat hasil yang sama sukses serta bisa
mengerjakannya. Serta mistar lompat akan di
turunkan jika gagal. Penurunan ini sebesar 2
cm. Beberapa peserta akan coba 1x lompatan
pada tiap ketinggian yang sudah diputuskan
sampai hasil yang sama bisa dipecahkan. Yang
ke-2 ialah bila tersangkut posisi lomba lain, jadi
peserta lomba yang hasilnya sama harus diberi
tempat yang juga sama dalam laga itu.

Anda mungkin juga menyukai