Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mohhamad Fajar

Kelas : 12 MIPA 2
Bersikap Demokratis (PI4)
Pertanyaan
1. Apa isu utama demokrasi?
2. Bagaimana islam memandang demokrasi?
3. Sebutkan salah satu ayat yang menjelaskan tentang demokrasi?
4. Jelaskan makna ayat tersebut dengan merujuk kepada tafsirweb.com
5. Sebutkan 5 Perilaku demokratis yang perlu dibiasakan?
Jawaban
1. Isu utama yang menjadi muatan demokrasi adalah persoalan saling menghargai eksistensi
atau keberadaan. Rasa ingin dihargai adalah kebutuhan alamiah atau fitrah manusia,
manusia dari kasta apapun memiliki rasa itu.
2. Walaupun demokrasi lahir dari didunia barat tetapi islam bersifat akomodatif, sehingga
Islam memandang demokrasi sebagai hal islami, jika nilai yang diusungnya sejalan dengan
jalan islam itu sendiri. Kemudian, Islam memandang bahwa persoalan menghargai dan
dihargai adalah bagian penting dari misi dakwah islam, seperti yang muda menghormati
yang lebih tua dan yang lebih tua menyayangi yang lebih muda, hal demikian dipandang
sebagai nilai-nilai demokrasi. Selain itu juga Islam berhasil menerapkan pemerintahan yang
paling demokratis di dunia, dengan piagam madinah sebagai acuan menata hubungan antar
masyarakat. Dengan demikian, Islam memandang bahwa demokrasi merupakan hal yang
sangat penting, sesuai dengan jalan islam, dan bagian penting dari misi dakwah islam.
3. Ayat yang menjelaskan tentang bersikap demokratis terdapat pada QS. Ali Imran/3:159.
Sebagai berikut :

Artinya : “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah
ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal”.

4. Berikut merupakan tafsir dan makna QS. Ali Imran/3:159, yaitu :

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

“Hai Rasulullah, karena rahmat dari Allah yang Dia jadikan dalam hatimu, kamu menjadi
lembut dan pemaaf kepada para sahabatmu. Andai kamu adalah orang yang kasar
tabiatnya dan keras hatinya niscaya mereka akan menghindar darimu. Maafkanlah
kesalahan mereka pada perang Uhud, dan mintakanlah mereka ampunan dari Allah,
serta bermusyawarahlah dengan mereka dalam masalah-masalah penting. Jika kamu
telah bertekat melakukan sesuatu setelah bermusyawarah, maka lakukanlah itu dengan
penuh tawakkal kepada Allah. Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal, Dia akan
mencukupkan segala kebutuhan mereka”.

Referensi: https://tafsirweb.com/1291-quran-surat-ali-imran-ayat-159.html

Berdasarkan tafsir QS. Ali Imran/3:159 diatas, maka memiliki makna bahwa :
1. Sikap lemah lembut dimiliki oleh Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam.
2. Sifat lemah lembut dapat dimiliki karena adanya rahmat dari Allah subhanahu wa
ta'ala. Hanya dengan rahmat Allah sifat lemah lembut dapat dimiliki. Maka siapa saja
yang berkeinginan untuk mendapatkan sifat lemah lembut seperti ini hendaknya
memohon kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Di samping itu, seseorang juga perlu
berusaha untuk memperoleh sifat tersebut.
3. Sikap keras dan berhati kasar merupakan kebalikan dari lemah lembut. Sikap keras
serta berhati kasar ini dapat membuat banyak orang menjauh dari seseorang. Maka
sudah sepantasnya jika sikap tersebut tidak dimiliki.
4. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam juga memiliki akhlak yang mulia yakni sikap
mudah memaafkan kesalahan orang lain. Siapa saja yang ingin meneladani akhlak
Nabi maka perlu untuk selalu mudah memaafkan. Meskipun terkadang memberi
maaf itu lebih sulit daripada sekedar meminta maaf.
5. Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam juga berkenan memohonkan ampunan
atas kesalahan orang lain.
6. Musyawarah merupakan bagian dari akhlak Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa
sallam. Dalam menyelesaikan suatu permasalahan maka musyawarah menjadi cara
yang baik. Dengan musyawarah maka segala masalah yang begitu pelik pun dapat
diselesaikan, musyawarah juga akan membentuk satu kesepahaman dalam sebuah
tindakan, segala prasangka buruk akan segera sirna, dan adanya saling menghargai
dalam berpendapat. Ketika sebuah musyawarah telah menghasilkan keputusan
maka hendaknya dijalankan dengan baik.
7. Dalam menjalankan hasil keputusan musyawarah maka perlu untuk melakukan
tawakal kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Dari setiap musyawarah pastinya ada
sebuah hasil keputusan.
8. Allah subhanahu wa ta'ala mencintai orang-orang yang mau bertawakal. Jika kita
sebagai seorang hamba ingin dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala maka perlu
untuk bertawakal.
5. Berikut perilaku-perilaku demokratis yang perlu dibiasakan, yaitu :
1. Bersikap lemah lembut jika hendak menyampaikan pendapat, tidak berkata kasar
ataupun bersikap keras;
2. Senantiasa menghargai pendapat orang lain;
3. Berlapangdada untuk saling memaafkan;
4. Memohonkan ampun untuk saudara-saudara yang bersalah;
5. Menerima keputusan bersama hasil musyawarah dengan ikhlas.

Anda mungkin juga menyukai