Anda di halaman 1dari 21

BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Sejak memesuki abad peradaban, umat manusia terdorong oleh rasa ingin
tahunya akan kebutuhannya akan sumberdaya alam, baik hayati maupun non
hayati, setelah berusaha memahami apa, bagaimana dan kapan bumi tempat
mereka bermukim, mati , terbentuk dan berkembang. Bahkan bentuk bumi
yang semula diperkirakan sebagai dataran luas ternyata bulat seperti globe.
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi para pakar-pakar kebumian
memperkirakan bahawa asal ususl bumi mrupakan bagian yang tak
terpisahkan dari pembentukan tata surya dijagad raya ini. Dari sekian banyak
teori, salah satu teori mengatakan bahwa asal mula tata surya kita ini
bersumber dari massa campuran debu dan gas yang terus menerus bergerak
seperti spiral di jagad raya. Dalam sejarah perkembangannya, massa yang
berupa onggokan embun terus menerus bergerak dan berputar yang
mengaibatkan partikel-partikel saling terikat satu sama lainnya dan
mengumpul. Kemuadian, karena pengaruh gaya berat akhirnya terbentuk
beberapa satuan tubuh massa padat tersendiri yang sangat berbeda satu sama
lainnya. Seperti matahari, bumi, bulan, planet-planet dan ateroid-asteroid
yang kesemuannya membentuk tata surya di jagad raya ini. Pembentukan
bumi dan termasuk juga bulan berdasarkan perhitungan kasar terjadi pada
sekitar 4600 juta tahun yang lalu.
Setelah terbentuknya, bumi masih berupa planet yang panas dan dalam
masa pembentukan kerak bumi, barulah kemudian terbentuklah air yang
berasal dari berbagai tempat baik pendinginan magma maupun dari ruang
angkasa. Dan kemudian dimulailah kehidupan purba mulai dari yang paling
sederhana seperti bakteri, dilanjutkan menjadi yang lebih kompleks seiring
berjalannya waktu.
Di dalam makalah ini akan dibahas salah satu zaman dimana
perkembangan organisme seperti brachiopoda dan vertebrata seperti ikan-ikan
berperisai mencapai puncak perkembangannya serta amfibi-amfibi pertama
yang muncul yaitu Zaman Devon sekitar 400-350 juta tahun lalu.

1.2. Perumusan masalah


Dalam makalah ini pembahasan akan ditekankan pada tektonik pada
zaman devon, stratigrafi pada Zaman Devon, kehidupan di Zaman Devon serta
fosil-fosil yang dijadikan penciri Zaman Devon.
BAB II
Tinjauan Pustaka

2.1 Geologi Sejarah


Geologi sejarah merupakan salah satu cabang geologi yang mempelajari
terjadinya bumi dan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di bumi sejak
pembentukannya. Sudah banyak sekali peristiwa yang terjadi di bumi ini sejak
pembentukannya mulai dari tektonisme, munculnya makhluk hidup,
kepunahan masal, katastrofisme, bencana, dan lain sebagainya. Untuk
mengetahui hal-hal tersebut bukanlah perkara mudah, karena manusia hidup di
bumi saat ini hanya dapat melakukan penelitian berdasarkan prinsip-prinsip
yang telah ditentukan berdasarkan bukti-bukti ilmiah seperti prinsip-prinsip
stratigrafi dan paleontologi.
Pembahasan geologi sejarah tidak akan lepas dari pembahasan mengenai
ruang dan waktu. Ruang diartikan sebagai tempat dimana semua peristiwa
terjadi dan terekam, sedangkan waktu meliputi kapan dan berapa lama sebuah
kejadian terjadi.

2.2 Waktu Geologi


Pembahasan mengenai ruang dan waktu terangkum dalam skala waktu
geologi yang dibuat berdasarkan event-event besar yang terjadi dalam waktu
tertentu dan tempat terjadinya.
Seorang ahli geologi Italia bernama Giovani Arduino (1760) mengusulkan
pembagian skala waktu geologi menjadi Primer (tertua), Sekunder (menengah)
dan Tersier (termuda), pada masa berikutnya kemudian diusulkan dengan
Kwarter yang dianggap lebih muda dari Tersier. Pada perkembangan selanjutya
isrilah Primer dan Sekunder tidak digunakan hingga sekarang
Dasar pembagian menjadi Kurun bertitik tolak dari ada dan belum adanya
kehidupan nyata. Pada Kurun Kriptozoikum belum dijumpai adanya suatu
kehidupan yang nyata, sedang pada Kurun Fanerozoikum sudah nyata ada
kehidupan.
Dalam makalah ini akan dibahas secara khusus Zaman Devon dalam waktu
geologi tersebut.

Gambar 1. Tabel Waktu Geologi

Nama Devon diusulkan oleh Adam Sedgwick dan Murchinson pada tahun
1839. Nama Devon diambil dari nama daerah Devonshire di Inggris yang
merupakan endapan tipenya
Zaman Devon yang dipisahkan dari Zaman Silur yang ada dibawahnya
dan Zaman Karbon yang ada diatasnya baik menurut paleontologi maupun
stratigrafi. Zaman Devon dicirikan dengan munculnya tumbuh-tumbuhan darat
pertama dan binatang bertulang punggung. Di latu dijumpai perkembangan yang
luas dari kelompok binatang yang tak bertulang belakang antara lain Ammonit
dan Brachiopoda. Di samping itu golongan Tetracoral berkembang sangat baik
dan beberapa diantaranya khas untuk Zaman Devon.

2.3 Tektonik
Kerak bumi yang terdiri dari kerak samudra dengan tebal berkisar antara 5
- 15 Km dan kerak benua dengan tebal antara 30- 80 Km. Kerak bumi ini relatif
sangat tipis dibanding dengan jari-jari bumi yang panjangnya 6370 Km maupun
mantel bumi yang tebalnya lebih dari 2900 Km. oleh karena itu kerak bumi yang
mengapung diatas mantel bumi dengan bagian atas yang cair liat akan cenderung
bergerak dinamis seiring dengan proses alam yang terjadi secara terus menerus
berlangsung di perut (inferior) bumi.

ada beberapa elemen tektonik yang penting dan utama yang berkaitan erat
dengan kegiatan tektonik lempeng, diantaranya adalah pemekaran dasar samudra
(sea floor spreading) yang terjadi di punggungan tengah laut (mid-ocean ridges),
palung laut dalam (deep sea trenches) dan lajur tunjaman (subduction zone or
benioff zone) dan berbagai jenis cekungan (basin) lainnya, busur kepulauan
gunung api (volcanic island arc) serta mekanisme pembentukannya

Pergerakan dinamis bumi diawali oleh pemberaian atau pemekaran dasar


samudra di punggunan tengah samudra atau pemberaian pengapungan (rift drifts)
kerak benua. Kedua jenis pemberaian dan pemekaran kerak bumi ini dipicu oleh
aliran konveksi panas mantel bumi yang bergerak naik diikuti naiknya magma
melaluii lajur beraian (rift zones) yang kemudian membeku dan membentuk kerak
samudra baru. Kerak baru ini mendorong kerak bumi (kerak benua maupun kerak
samudra) yang lebih tua ke arah dua sisi yang berlawanan. Dengan pergerakan
yang memberai ini terbentuklah samudra baru yang semakin meluas. Untuk
menjada keseimbangan di muka bumi, pertumbuhan dan penambahan kerak bumi
di PTS, maka ujung lempeng lain akan dikompensasi dengan penumjaman
lempeng samudra di bawah lempeng bumi yang lain (lempeng benua ataupun
lempeng samudra). lajur tunjaman ini dicirikan oleh aliran konveksi panas mantel
bumi yang menukik (menurun).

2.4 Stratigrafi

Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan
dan kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu
sedangkan dalam arti sempit ialah ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan.
Stratigrafi dalam hal ini membicarakan secara luas urut urutan batuan pada
Zaman Devon dengan berpatokan pada tabel waktu geologi yaitu Devon Atas,
Devon Tengah dan Devon bawah beserta fosil-fosil yang mejadi penciri
biostratigrafinya.
BAB III

Pembahasan

3.1 Tektonik Zaman Devon

Tektonik lempeng pada Zaman Devon dimulai dengan superkontinen


Gondwanaland yang termasuk Eropa selatan saat ini bergerak ke utara. Collision
juga terjadi antara Laurasia dan Baltica yang kemudian menutup samudera
Iapetus. Setelah Collision, terbentuk benua baru yaitu Laurrusia yang lebih
dikenal sebagai Euramerica yang berlokasi secara dominan di garis ekuator.
Teritorial Siberia yang berlokasi di utara bergerak bersama Kazakhstan dan
Euramerica. Ketiganya mulai bergerak semakin keutara. Kemudian
Gondwanaland berputar searah jarum jam dengan sumbu di Australia. Beberapa
Blok Cina dan Armorica mulai bergerak menjauh dari Gondwanaland. Mendekati
akhir Devon, Gondwanaland dan Euramerica dikelilingi oleh zona subduksi.

Gambar 2. Gambar Tektonik Pada Zaman Devon


3.2 Stratigrafi Zaman Devon

Sistem Devon dapat dibedakan dan berkembang dalam dua macam


fasies dengan penyebaran yang luas. Zaman Devon sebagian termasuk dalam fase
erosi daur Caledonia. Dalam hal ini Zaman Devon terutama berkembang sebagai
fasies Batupasir Merah Tua (Old Red Sandstone) dimana nama ini diambilkan
dari daerah pertambangan di Inggris. Lapisan Batubara di sini tertutup dan juga
terletak diatas lapisan pasir yang berwarna merah.

Batupasir Merah Tua terdiri dari arkose, konglomerat, batupasir, serpih


yang terutama berwarna merah. Di samping itu didapatkan lapisan silang siur,
gelembur gelombang, rekah kerut yang menunjukkan bahwa disitu terdapat air
tawar yang melimpah. Oleh sebab itu pada lapisan tersebut didapatkan sisa-sisa
dari ikan dan fosil Amfibia dalam jumlah yang banyak antara lain didapatkan di
Tanah Hijau. Tebal lapisan Batupasir Merah Tua ini mencapai 6.000 m.

Gambar 3. Waktu Geologi Zaman Devon


Di Australia sistem Devon dicirikan oleh volkanisme yang hebat yang
terjadi setelah perlipatan Cekungan Tasmania pada akhir Zaman Silur dalam hal
ini dinamakan sebagai Orogenesa Bowning, seusia dengan Orogenesa Caledonia.
Orogenesa Bowning ini yang menyebabkan terjadinya susut laut sehingga
endapan laut hanya dijumpai di Tasmania, New South Wales dan Queensland,
sedang selama Devon Bawah dan Devon Tengah laut menggenangi daratan lagi.
Di tempat itu masih diendapkan bahan-bahan volkanik dengan di beberapa tempat
terdapat selingan terumbu koral dan fosil laut lainnya. Devon Tengah berakhir
dengan suatu pembentukan pegunungan sehingga seluruh Cekungan Tasmania
terangkat lagi. Orogenesa yang menyebabkannya disebut sebagai Orogenesa
Tabberabbera. Pengendapan di laut tidak banyak dan terjadilah cekungan yang
luas dengan pembentukan endapan limne.

Endapan Devon di antaranya berkembang sebagai Batupasir Merah Tua.


Dengan demikian maka penyebaran endapan Devon terutama terdapat di sekitar
cekungan yang menghasilkan endapan tersebut antara lain di sekitar pegunungan
Caledonia yaitu di Inggris, Skotlandia, Skandinavia, Svalbard (Spitsbergen),
Tanah Hijau hingga melampaui dataran tinggi Rusia. Khususnya Tanah Hijau
endapan Batupasir Merah Tua terdapat berselang-seling dengan endapan laut
dangkal.

Di Tiongkok juga dijumpai penyebaran Batupasir Merah Tua terutama,


selama Devon Bawah, di tempat ini juga didapatkan tumbuh-tumbuhan yang
tertua bersama-sama dengan fosil ikan tawar. Selama Devon Tengah, terjadi
pengendapan dalam lingkungan laut. sedang Devon Atas dicirikan oleh suatu
genang laut yang berakhir dengan pengangkatan dan pembentukan pegunungan
yang lemah, terutama terlihat di daerah Kuangsi akibat dari Orogenesa Liukiang.

Di Australia, Devon dicirikan oleh adanya kegiatan volkanisme yang


hebat, yang terjadi setelah perlipatan Cekungan Tasmania pada akhir Zaman Silur,
yang dalam hal ini disebebkan oleh Orogenesa Bowning, setara dengan Orogenesa
Caledonia. Adanya gerak pembentukan pegunungan ini yang menyebabkan
terjadinya susut laut sehingga hanya di Tasmania, New South Wales dan
Queensland dapat dijumpai endapan laut. Tetapi selama Devon Bawah dan Devon
Tengah terjadi genangan laut sehingga secara keseluruhan akan terjadi endapan
laut dengan pengaruh volkanisme serta dibeberapa tempat terjadi batugamping
terumbu. Devon Tengah dicirikan oleh adanya Orogenesa Tabberabbera sehingga
seluruh Cekungan Tasmania terangkat dan terbentuklah pegunungan. Setelah itu
waktu yang lama terjadilah pengikiran dan sebagian lapisan Devon Bawah dan
Devon Tengah terhanyutkan lagi.

Pengendapan di laut tidak banyak dan terjadilan cekungan-cekungan yang


luas di darat dengan pembentukan endapan limne. Volkanisme tetap memegang
peranan penting dan di banyak tempat terdapat sisipan-sisipan endapan abu
gunung api . Di dalam danau terdapat banyak ikan dan kadang-kadang terawetkan
sebagai fossil

Benua-benua tertutup oleh tumbuh-tumbuhan. Sejak Devon Bawah


terdapat Rhynie, sedang pada kala berikutnya banyak dijumpai Lepidodendron
yang berkembang baik dan nantinya memegang peranan penting dalam Zaman
Karbon. Perkembangan di Australia Barat agak berbeda, di sini terjadilah terban-
terban dalam perisai tua karena adanya patahan, akibatnya laut masuk dan
hasilnya terjadilah perkembangan batugamping terumbu. Pada saat Orogenesa
Tabberabbera yang hanya di Cekungan Tasmania mengakibatkan terjadinnya
pegunungan, maka di Australia Barat hanya terjadi susut laut dengan pengendapan
sedimen yang kadang-kadang terbentuk di darat sedang pengangkatan dan
pembentukan pegunungan tidak terjadi. Dengan demikian endapan Devon tidak
terpisahkan oleh suatu pembentukan pegunungan dari sistem Karbon

Di Amerika Utara Cekungan Appalachia dan Cordilera tetap tidak berubah


selama awal Zaman Devon, yang diendapkan terutama batugamping yang banyak
mengandung fossil. Pada akhir Devon Bawah terjadi suatu pemebentukan
pegunungan yan gpenting dibagian Cekungan Appalachia terutama di daerah yang
sekarang merupakan pantai Timut Kanada dan di Utara New York. Pembentukan
pegunungan ini disebut sebagai akibat dari Orogenesa Akadia. Sesudah
Orogenesa Akadia terjadilah pengendapan pasiran yang meluas di Amerika Utara,
sedang diluar Cekungan dijumpai pembentukan batupasir yang mengandung
banayak fossil.
Di Amerika Barat pengaruh Orogenesa Akadia tidak nyata, Sehingga
Zaman Devon disini dapat berkembang batugamping dengan di beberapa tempat
terjadi perkembangan Bioherm yang bagus. Di Cekungan Cordilera yang sekarang
menjadi Rocky Mountain, Zaman Devon berkembang batugamping. Yang penting
disini ialah dijumpainya fossil Stringocephalus yang merupakan anggota dari
filum brachiopoda, sebuah fossil yang khas untuk daerah Eropa. Hal ini
menunjukkan adanya suatu hubungan dengan Cekungan Variscia melalui
Tiongkok, karena disanapun fossil ini juga menunjukkan endapan Zaman Devon.

Cekungan lain yang terkenal selama Zaman Devon ialah Cekungan


Variscia yang melampar dari Inggris Selatan dan Eire melalui Ardena di Prancis
Utara, Eiffel dan Hunsruck di Jerman hingga Polandia. Di sebelah Utara
berbatasan dengan daerah yang terangkat sewaktu Orogenesa Caledonia dan di
tempat itu terdapat cekungan-cekungan dengan Batupasir Merah Tua, sedang di
Selatan dijumpai laut yang luas dengan pulau-pulau yang banyak, terangkat
sewaktu Orogenesa Caledonia yaitu yang kini merupakan dataran tinggi pusat di
Prancis, Fosges, Schwarzzwald dan Bohemian.

3.3 Kehidupan dan Fosil pada Zaman Devonian

Telah diuraikan di depan bahwa Zaman Devon dicirikan dengan


munculnya tumbuh-tumbuhan darat pertama dan binatang Vertebrata, disamping
itu Pilum Brachiopoda, Coelentrata dan golongan Ammonit mempunyai
perkembangan yang sangat baik

Brachiopoda yang sudah ada semenjak Zaman Silur terus berkembang


hingga Zaman Devon. Di antara anggota Brachiopoda yang terkhususkan adalah
Spiriferoida, dan punah pada akhir Paleozoikum. Karena mempunyai
perkembangan yang khusus maka Zaman Devon dapat dibagi menjadi beberapa
jenjang; Devon Bawah, Devon Tengah, Devon Atas

1. Devon Bawah dicirikan oleh :


 Spirifer mercurii,
 S. (Hysterolithes)primaeevus,
 S. hystricus,
 S. bichoffi,
 S. arduennis,
 S. hercyneae,
 S. paradoxus,
 S. decheni,
 S. spicious,
 S. cutijugatus,
 S. elegans.
2. Devon Tengah dicirikan oleh :
 Spirifer osteolatus,
 S. mediotextus,
 S. apeturtus,
 S. anosoffi, dan
 S. mucronatus
3. Devon Atas dicirikan oleh :
 Spirifer verneuilli,
 S. archiaci, dan
 Cyrtina murchisoni

S. hercyneae
S. mediotextus

S. mucronatus

S. paradoxus
. S. spicious

S. verneuilli

Gambar 4. Brachipoda Pada Zaman Devon

Pilum Coelelenterata diwakili oleh Tetracoral. Yang dikenal diantaranya


adalah Calceola sandalina yang dijumpai di seluruh benua Erasia. Jenis lain yang
sering didapatkan antara lain Pleurodyctum problematicum, Phylilip sastraea
pentagona, Cyathophyllum hypercrateroforme, sedang bentuk-bentuk yang
terkhusus untuk Zaman Devon adalah Ptenophyllum, Astrophyllum,
Kereophyllum, Dohmophillum, Zonophyllum, Digonophyllum, Leptoinophyllum,
Spenophyllum, Sparganophyllum, Lytophyllum, Atelophyllum, Diatylophyllum,
Spongophyllum, Stringgophyllum, Neostringophyllum dan Campophyllum.

            Di samping golongan binatang tersebut, beberapa anggota dari Mollusca


dan Arthropoda juga berkembang dengan baik, bahkan beberapa diantaranya
terkhusus untuk Zaman Devon. Demikian juga golongan Vertebrata lain ikan dan
Amfibia.

Golongan Vertebrata mulai memegang peran penting, beberapa di


antaranya menunjukkan adanya transisi dari kehidupan air ke kehidupan darat.
Beberapa di antaranya adalah: Eusthenopteron foordi. Sebangsa ikan dengan
panjang tubuh 0, 65 m dijumpai pada batuan yang berumur Devon Atas di
Escuminac, Quebeq, Ichthyostega sebangsa Amfibia yang dijumpai pada batuan
yang berumur Devon di daerah Greenland dan dianggap golongan Tetrapoda yang
tertua, Hemicyclaspis murchisoni termasuk golongan ikan yang didapatkan pada
batuan yang berumur Devon Bawah di Downtownian di Inggris, Lasanius
problematicus termasuk golongan ikan yang sudah diketahui sejak Zaman Silur
Atas dan pernah didapatkan pada batuan yang berumur Devon di Glasgow,
Skotlandia, Climatus reticulatus  termasuk golongan ikan yang dijumpai pada
Batupasir Merah Tua di Turin Hill, Skotlandia, Dinichthys termasuk golongn ikan
yang dijumpai pada serpih yang berumur Devon Atas di Cleveland, Ohio. Fosil
ikan yang didapatkan pada tahun 1953 di Grahamstown, Afrika Selatan
ialah Crossopterygian, sedang jenis yang sama ialah Pterichthyods milleri yang
berumur Devon Tengah didapatkan di Skotlandia. Yang termasuk golongan ikan
paus ialah Cladoselache flyleriyang panjangnya 7,3 m didapatkan di Clevelan,
Ohio pada batuan yang berumur Devon Atas bagian atas.

Golongan tumbuh-tumbuhan sudah banyak dikenal pada Zaman Devon di


antaranya Rhynea yang didapatkan pada Batupasir Merah Tua di
Skotlandia, Archeopteris  yang dijumpai di Pulau Bear daerah Artika pada batuan
yang berumur Devon Atas, Eospermatopteris, Protolepidodendrom yang
didapatkan di daerah Gilboa, New York pada batuan yang berumur Devon
Tengah, Ateroxylon mackiei dan Hornaelignieri yang didaptkan di Rhynie,
Skotlandia pada batuan yang berumur Devon Bawah. Kesemua jenis tumbuh-
tumbuhan tersebut masih terbatas pada jenis yang masih sederhana atau
dinamakan tumbuhan tingkat rendah.
Latimeria menadoensis

. Dipterus sp

. Eusthenopteron

Gambar 5. Ikan Pada Zaman Devon


Tiktaalik

Acanthostega

Hynerpeton

Gambar 6. Tetrapod (amfibi) pada Zaman Devon


3.4 Iklim Purba dan Kondisi Muka Air Laut di Zaman Devon

Selama Zaman Devon, muka air laut diperkirakan sangatlah rendah. Muka
air laut di Zaman Devon tetap rendah selama periode-periodenya hingga
Zaman Devon berakhir, yangmana muka air laut bahkan terus menurun yang
kemudian diperkirakan menjadi salah satu faktor kepunahan masal di akhir
Zaman Devon. Transgresi dan regresi juga merupakan hal umum delama
Zaman Devon. Banyaknya peristiwa transgresi dan regresi pun diperkirakan
sebagai salah satu penyebab kepunahan masal.
Berdasarkan catatan , kebanyakan peneliti menyimpulkan iklim pada
Zaman Devon cukup hangat dan cukup ideal bagi organisme untuk hidup.
Tetapi pada akhir Devon terjadi penurunan temperatur cukup signifikan
yangmana menjadi salah satu teori penyebab kepunahan masal di akhir
Devon.
BAB IV

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu pada Zaman Devon Tektonik yang
terjadi secara regional yaitu pergerakan Gondwanaland ke utara bersama siberia,
menjauhnya Blok Cina dan Armorica daru Gondwanaland serta tertutupnya
samudera Iapetus oleh Collision dari Laurasia dan Baltica.

Kemudian secara sratigrafi pada Zaman Devon dibagi menjadi Devon


Bawah, Devon Tengah dan Devon Atas yang dicirikan oleh batupasir berwarna
merah, konglomerat dan serpih, di beberapa tempat pun terjadi volkanisme yang
hebat seperti di Australia. Secara Biostratigrafi pada lapisan batuan berumur
Devon menggunakan Fosil Brachiopoda sebagai fosil indeksnya.

Fosil fosil yang mencerminkan kehidupan Zaman Devon didominasi noleh


fosil Brachiopoda yang mencapai puncak perkembangannya, lalu vertebrata
seperti ikan ikan berperisai, amfibi dan ikan hiu juga mencapai puncak
perkembanannya pada Zaman Devon.

Ikli purba pada Zaman Devon secara umum menunjuka kondisi yang
cukup ideal dengan muka air laut ang cukup rendah, sehingga cukup banyak
menjadikan organisme didalamnya berkembang pesat, namun peristiwa
penurunan suhu, transgresi dan regresi menjadi penyebab utama kepunahan masal
organisme yang hidup pada Zaman Devon.
Daftar Pustaka

Bemmel, J. Stemvers van. Van Koraalrif tot Kalkheuvel. Dutch. - Het Frasnien Bij
Frasnes En Boussu

Bond, Pierce. 2009. The Devonian Period. New York: ATEX inc.

Brame , Roderic Ian. 2001. REVISION OF THE UPPER DEVONIAN IN THE


CENTRAL-SOUTHERN APPALACHIAN BASIN: Biostratigraphy and
Lithostratigraphy. Dissertation submitted to the Faculty of the Virginia
Polytechnic Institute and State University in partial fulfillment of the
requirements for the degree of Doctor of Philosophy in Geological Sciences

Brice, D., Boumendjel, K., Racheboeuf, P.R. & Mottequin, B. 2011. Lower
Devonian rhynchonellid brachiopods from the Ougarta area (western
Sahara, Algeria). Bulletin of Geosciences 86(1), 71–90 (14 figures, 10
tables). Czech Geological Survey, Prague

Browne. Michael A. E., Smith. Richard A., Aitken. Andrew M. 2002.


Stratigraphical framework for the Devonian (Old Red Sandstone) rock of
Scotland south of a line Fort William to Aberdeen. Natural Environtment
Research Council British Geological Survey

E.V. Meyers, Rob Van der Voo, Ben A. van der Pluijm. 1997. Paleomagnetic
constraints on Siluro-Devonian Laurentian margin tectonics from northern
Appalachian volcanics. Department of Geological Sciences, Universi O' of
Michigan

Jansen, Ulrich. 2001, On the genus Acrospirifer Helmbrecht et Wedekind, 1923


(Brachiopoda, Lower Devonian) (Contributions to Lower Devonian
Brechiopods from the Rheinisches and adjacent areas) . Journal of the
Czech Geological Society 46/3n4(2001)

Martodjojo, S. dan Djuhaeni, 1996, Sandi Stratigrafi Indonesia. Ikatan Ahli


Geologi ndonesia.
P. T. Osmundsen, T. B. Anderson. 2001. The Middle Devonian basin of western
Norway: sedimentary response to large-scale transtensional tectonics. Oslo,
Norway Departement Of Geology Tectonophysics

Seranne , Michel dan Seguret, Michel . 1987. The Devonian basins of western
Norway: tectonics and kinematics of an extending crust. Geological Society,
London, Special Publications

Simandjuntak, T. O. 2004. Publikasi Khusus Tektonika. Bandung : Puslitbang


Geologi

Sukandarrumidi. Geologi Sejarah. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai