Anda di halaman 1dari 30

Nama : Hernest Jenika s.

Kelas : VII.5
Pelajaran : IPS
Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar (4,54×109) tahun yang lalu melalui
akresi dari nebula matahari. Pelepasan gas vulkanik diduga
menciptakan atmosfer tua yang nyaris tidak beroksigen dan beracun
bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup masa kini.

1.

Kekuatan tumbukan pembentuk Bulan membuat Bumi menjadi


gumpalan magma panas yang bergolak. Kondisi neraka membuat
Bumi menyerupai Venus untuk sementara waktu, dengan atmosfer
yang kabur dan beruap. Tapi saat planet mendingin, lava menjadi
batu dan air cair mulai mengembun, membentuk lautan pertama di
Bumi. Mineral tertua yang ditemukan di Bumi, yang disebut zirkon,
berasal dari masa ini dan berusia 4,4 miliar tahun
Benua Pertama :
Pada proses terbentuknya bumi di waktu ini, Bumi sepenuhnya
tertutup oleh lempeng tektonik raksasa dari kerak benua dan
samudera. Tapi lempeng tektonik pertama Bumi muda jauh lebih
kecil. Protokontinen ini adalah batuan vulkanik daur ulang yang telah
dilebur kembali, atau juga terkubur dan diubah menjadi batuan
metamorf. Sabuk metamorf ini sering mengandung banyak deposit
emas, perak, tembaga dan logam mulia lainnya. Kerak bumi yang
baru tumbuh dengan cepat, dengan sekitar 70 persen kerak bumi
terbentuk 3 miliar tahun yang lalu, menurut para peneliti. Penanda
kimia awal kehidupan juga muncul dengan benua pertama, sekitar 3,8
miliar tahun yang lalu.

Superkontinen :
Bumi telah ditutupi oleh kumpulan benua raksasa, yang disebut
superkontinen, beberapa kali di masa lalunya. Superbenua paling
terkenal, Pangaea, adalah tempat kelahiran dinosaurus. Benua pertama
di Bumi ditarik bersama menjadi superkontinen beberapa kali, pikir
para peneliti. Sisa-sisa sabuk gunung kuno membantu para peneliti
menyatukan benua-benua ke dalam pola masa lalu mereka, seperti
potongan puzzle yang cocok.

Mulai Mendingin :
Boring billion itu berlalu ketika sebuah superbenua besar terkoyak
750 juta tahun yang lalu, memicu kedinginan global yang disebut
Bumi Bola Salju. Model ini menunjukkan bahwa planet bumi tampak
seperti "bola salju" lembek yang hampir seluruhnya tertutup gletser.
Letusan gunung berapi dan pelapukan batuan yang menyertai
pecahnya benua super telah menjebak karbon dioksida, mendinginkan
planet secara besar-besaran. Ahli geologi telah menemukan bukti
gletser di setiap benua, bahkan di tempat yang berada di garis lintang
tropis
Muncul Kehidupan :
Proses terbentuknya bumi selanjutnya berkaitan dengan tingkat
oksigen atmosfer yang mulai meningkat lagi kira-kira 650 juta tahun
lalu, ketika hewan pertama muncul. Bagian keras pertama pada hewan
muncul selama Periode Kambrium 545 juta tahun yang lalu.
Sementara para peneliti masih berbeda pendapat tentang penyebab
ledakan kehidupan ini, banyak yang berpikir kombinasi faktor
mendorong lompatan luar biasa ini dari sel tunggal ke makhluk
kompleks.

Misalnya, benua yang menyebar mengirimkan gelombang nutrisi ke


lautan dan membuka habitat baru. Dan perlombaan senjata
evolusioner dimulai saat hewan berjuang untuk saling memakan dan
melindungi diri dari pemangsa.

Kepunahan massal :
Bumi telah mengalami kepunahan massal sejak Periode Kambrium,
tetapi yang terbesar dalam catatan fosil adalah pada Periode Permian
252 juta tahun yang lalu. Menurut para peneliti, lebih dari 90 persen
kehidupan mati hanya dalam 60.000 tahun, dibandingkan dengan 85
persen kehidupan selama kepunahan yang membunuh dinosaurus
pada akhir Periode Kapur 66 juta tahun yang lalu. Namun, tersangka
utama dalam kematian Permian bukanlah dampak meteorit tetapi
letusan gunung berapi raksasa di Siberia.

Zaman Es :
Dalam sejarah bumi, ada lima periode utama Zaman Es. Kita berada
di salah satunya sekarang. Sekitar 2,6 juta tahun yang lalu, lapisan es
besar mulai merayap turun dari Kutub Utara di Belahan Bumi Utara.
Lapisan es ini maju selama periode glasial yang lebih dingin dan
mundur selama periode yang lebih hangat, yang dikenal sebagai
interglasial. Periode interglasial modern bumi dimulai sekitar 11.500
tahun yang lalu.
Plastiglomerat :
Meskipun era manusia telah didominasi oleh es, peneliti masa depan
menyebut periode ini sebagai Plasticene. Banyak ilmuwan berpikir
kita telah menulis pesan ke masa depan dengan sampah plastik saat
ini. Potongan-potongan kecil plastik muncul di mana-mana di Bumi,
dari es Kutub Utara hingga lautan menuju pantai Hawaii — dan
beberapa di antaranya telah berubah menjadi batu yang disebut
plastiglomerat. Satu juta tahun dari sekarang, plastik itu mungkin
tergencet hingga terlupakan, tetapi para ilmuwan masih dapat
mendeteksi sinyal kimia plastik yang berbeda.
2.

Pembagian periode ini membentang dari pembentukan bumi, yaitu sekitar 4,6 miliar tahun
yang lalu (Ga) hingga awal dari periode Kambrium, yaitu sekitar 542 juta tahun yang lalu
(Ma), ketika mahkluk hidup bercangkang keras mulai ada.

 Proterozoikum: 538.8 – 2500 Ma.


o Neoproterozoikum: 538.8 – 1000 Ma.
 Ediakara: 538.8 – 635 Ma.
 Kriogenium: 635 – 720 Ma.
 Tonium: 720 – 1000 Ma.
o Mesoproterozoikum: 1000 – 1600 Ma.
o Paleoproterozoikum: 1600 – 2500 Ma.
 Arkean: 2500 – 4000 Ma.
 Hadean: 4000 – 4600 Ma.

- Superbenua Prakambrium
Peta superbenua Kenorland yang terbentuk sekitar 2,5 miliar tahun
yang lalu

Peta superbenua Kenorland yang mulai terpecah sekitar 2,3 miliar


tahun yang lalu
Peta superbenua Kolombia yang terbentuk sekitar 1,6 miliar tahun
yang lalu

Usulan rekonstruksi Rodinia yang terbentuk sekitar 750 juta tahun


yang lalu
Posisi masa daratan yang terbentuk pada masa akhir dari
Prakambrium

Pergerakan dari lempeng tektonik Bumi menyebabkan pembentukan


dan perpecahan benua dan masa daratan seiring waktu. Pergerakan
tersebut terkadang membentuk superbenua yang merupakan
kumpulan dan penyumbang paling besar ataupun seluruhnya dari
massa daratam yang ada. Vaalbara merupakan superbenua pertama
yang diketahui, superbenua tersebut terbentuk pada 3,636 miliar tahun
yang lalu dari kumpulan proto-benua. Vaalbara mengalami
perpecahan sekitar 2,845–2,803 Ga lalu. Kemudain, superbenua
Kenorland terbentuk sekitar 2,72 Ga lalu dan kemudian terpecah pada
2,45–2,1 Ga menjadi proto-bentua kraton yang disebut sebagai
Laurentia, Baltica, Kraton Yilgarn dan Kalahari. Superbenua
Kolombia, atau Nuna, terbentuk sekitar 2,1–1,8 miliar tahun yang lalu
dan terpecah sekitar 1,3–1,2 miliar tahun yang lalu.[2][3] Superbenua
Rodinia diperkirakan terbentuk sekitar 1300-900 Ma, superbenua
tersebut menyumbang kebanyakan dadi massa daratan dan benua di
Bumi dan kemudian terpecah menjadi delapan benua sekirar 750–600
juta tahun yang lalu.

- Fanerozoikum

 Halaman
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Biodiversitas pada masa Fanerozoikum


Fanerozoikum
538.8 ± 0.2 – 0 Ma
Had'n
Arkean
Proterozoikum
Pha.

Spesies fauna and flora dari masing-masing periode


Fanerozoikum. Dari kiri atas: Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon,
Karbon, Perem, Trias, Jura, Kapur, Paleogen, Neogen, dan Kuarter.
Bagian Fortune Head, Newfoundland,
Batas bawah GSSP Kanada
47.0762°N 55.8310°W
GSSP diratifikasi 1992
Definisi batas atas N/A
Batas atas GSSP N/A
GSSP diratifikasi N/A

Fanerozoikum adalah suatu eon pada skala waktu geologi yang


memiliki kehidupan hewan yang sangat banyak. Masa ini kurang
lebih telah dimulai sejak 545 juta tahun yang lalu sewaktu hewan
bercangkang keras pertama kali muncul dan masih berlangsung terus
saat ini. Namanya diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti
"kehidupan kasatmata", merujuk pada besarnya organisme sejak
ledakan Kambrium. Fanerozoikum dibagi menjadi tiga era:
Paleozoikum, Mesozoikum, dan Senozoikum.

Masa sebelum mulainya eon ini disebut Prakambrium yang


belakangan dibagi lagi menjadi eon Hadean, Arkean, dan
Proterozoikum. Batasan tepat antara Fanerozoikum dan Prakambrium
agak kurang dapat dipastikan. Pada abad ke-19, batasnya dipatok pada
fosil pertama metazoa. Namun, belakangan berhasil diidentifikasi
beberapa ratus taksa metazoa Prakambrium melalui studi sistematik
yang dimulai sejak 1950-an. Kebanyakan ahli geologi dan
paleontologi menetapkan batas antara Prakambrium dan
Fanerozoikum pada beberapa titik: sewaktu trilobita dan arkaeociata
pertama kali muncul; sewaktu Trichophycus pedum, suatu organisme
penggali kompleks, pertama kali muncul; atau pada kemunculan
pertama suatu kelompok organisme kecil bercangkang yang
dinamakan "fauna kecil bercangkang". Tiga titik batas ini memiliki
perbedaan beberapa juta tahun satu dengan yang lainnya.

Periode waktu Fanerozoikum mencakup kemunculan pesat banyak


filum hewan; evolusi filum-filum tersebut menjadi berbagai bentuk;
kemunculan tumbuhan darat; perkembangan tumbuhan kompleks;
evolusi ikan; kemunculan hewan darat; serta perkembangan fauna
modern. Selama periode ini, lempengan daratan perlahan bergabung
menjadi suatu massa daratan tunggal yang disebut Pangea yang
selanjutnya terpisah menjadi bentuk-bentuk benua seperti sekarang.
Senozoikum

Kerangka dari zaman Oligosen, Kenozoikum.

Senozoikum, Kenozoikum, atau Neozoikum (bahasa Yunani:


καινός, kainos, "baru", dan ζωή, zoe, "kehidupan", atau berarti
"kehidupan baru") adalah era terakhir dari tiga era klasik geologi. Era
ini berlangsung selama 65,5 juta tahun hingga saat ini, setelah
peristiwa kepunahan massal Kapur-Tersier pada akhir periode Kapur
yang menandai punahnya dinosaurus tanpa bulu dan berakhirnya era
Mesozoikum.

Senozoikum dibagi menjadi dua periode; Paleogen dan Neogen, yang


dibagi lagi menjadi beberapa kala (epos). Paeogen terdiri dari
Paleosen, Eosen, dan Oligosen, sedangkan Neogen terdiri dari
Miosen, Pliosen, Pleistosen, dan Holosen, yang berlangsung hingga
saat ini. Senozoikum dapat pula dibagi menjadi Tersier (Paleosen
hingga Pliosen) dan Kuarter (Pleistosen dan Holosen), walaupun
sebagian besar para ahli geologi saat ini tidak lagi menggunakan
pembagian tersebut.
ca. 20.8 Vol %[1]
Rata-rata kadar O2 (104 % tingkat
selama periode kehidupan
modern)
- Kuarter Rata-rata kadar ca. 250 ppm[2]
CO2 selama (1 kali tingkat
Dari Wikipedia bahasa periode pra-industrial)
Indonesia, ensiklopedia
ca. 14 °C[3]
bebas
Rata-rata suhu (0 °C di atas
Periode Kuarter merupakan permukaan tingkat
periode terakhir dari ketiga selama periode kehidupan
periode di era Kenozoikum modern)
dalam skala waktu geologi.[4] Periode ini berlangsung setelah periode
Neogen dan membentang dari 2,588 ± 0.005 juta tahun yang lalu
sampai sekarang. Waktu yang relatif singkat ini ditandai oleh
serangkaian glasiasi dan dengan penampilan dan perluasan manusia
modern secara anatomis. Kuarter mencakup dua kala geologi:
Pleistosen dan Holosen.

Periode Kuarter merupakan periode terakhir dari ketiga periode di


era Kenozoikum dalam skala waktu geologi.[4] Periode ini
berlangsung setelah periode Neogen dan membentang dari 2,588 ±
0.005 juta tahun yang lalu sampai sekarang. Waktu yang relatif
singkat ini ditandai oleh serangkaian glasiasi dan dengan penampilan
dan perluasan manusia modernsecara anatomis. Kuarter mencakup
dua kala geologi: Pleistosen dan Holosen.

3. Pembentukan Tata Surya :


Rekonstruksi pergerakan lempeng tektonik pada 250 juta tahun
terakhir (era Kenozoikum dan mesozoikum) dapat dilakukan dengan
mencocokkan benua, anomali magnetik dasar laut, dan kutub
paleomagnetik. Tidak ditemukan kerak samudera yang terbentuk
sebelum waktu tersebut, sehingga rekonstruksi sebelum waktu
tersebut sulit untuk dilakukan. Kutub paleomagnetik dilengkapi
dengan bukti-bukti geologi seperti sabuk orogenik, yang menandai
tepi lempeng kuno, dan distribusi flora dan fauna pada masa lalu.[99]:370

Sepanjang sejarah bumi, ada saat-saat ketika benua bertabrakan dan


membentuk benua raksasa, yang kemudian pecah menjadi benua baru.
Sekitar 1000–830 juta tahun, benua yang paling luas bersatu
membentuk benua raksasa Rodinia.[99]:370[100] Sebelum Rodinia
terbentuk, kemungkinan telah terbentuk terlebih dahulu Columbia
atau Nuna pada awal sampai pertengahan Proterozoikum.[99]:374[101][102]

Setelah Rodinia pecah sekitar 800 juta tahun, benua-benua tersebut


kemungkinan telah membentuk benua raksasa lain yang berumur
pendek, Pannotia pada 550 juta tahun. Hipotetis benua raksasa sering
kali mengacu pada Pannotia atau Vendia.[103]:321–322 Bukti yang
memperkuat adalah fase tabrakan benua yang dikenal sebagai orogeni
Pan-Afrika, yang bergabung dengan massa benua Afrika saat ini,
Amerika Selatan, Antartika dan Australia. Keberadaan Pannotia
ditentukan oleh waktu terjadinya retakan antara Gondwana (yang
termasuk sebagian besar daratan di belahan bumi selatan, serta
Semenanjung Arab dan anak benua India) dan Laurentia (kira-kira
setara dengan Amerika Utara sekarang).[99]:374 Hal ini meyakinkan
bahwa pada akhir eon Proterozoikum, sebagian besar massa benua
bergabung dalam posisi di sekitar kutub selatan.[104]

4.Iklim dan kehidupan Proterozoikum Akhir :


Pada akhir eon Proterozoikum, Bumi setidaknya mengalami dua kali
peristiwa Bumi Bola Salju yang sedemikian parah sehingga
permukaan laut benar-benar membeku. Kejadian ini terjadi sekitar
716,5 dan 635 juta tahun yang lalu, pada periode Kriogenium.[105]
Intensitas dan mekanisme kedua proses glasial tersebut masih dalam
penyelidikan dan lebih sulit dijelaskan dibandingkan peristiwa Bumi
bola salju yang terjadi pada eon Proterozoikum.[106] Kebanyakan
Paleoklimatologi berpikir peristiwa Bumi Bola Salju berhubungan
dengan pembentukan benua raksasa Rodinia.[107] Karena Rodinia
berada di tengah khatulistiwa, tingkat pelapukan kimia meningkat dan
karbon dioksida (CO2) diambil dari atmosfer. Karena CO2 merupakan
gas rumah kaca yang penting, maka terjadilah pendinginan cuaca
secara global. Dengan cara yang sama selama periode Bumi bola salju
sebagian besar permukaan benua tertutup dengan permafrost yang
kembali menurunkan pelapukan kimia, sehingga meningkatkan
pembentukan es. Ada hipotesis alternatif yang mengatakan bahwa ada
cukup banyak karbon dioksida yang keluar melalui lubang vulkanik
menghasilkan efek rumah kaca yang meningkatkan suhu global.[107]
Peningkatan aktivitas vulkanik ini dihasilkan oleh pecahnya Rodinia
pada kisaran waktu yang sama.

Periode Kriogenium diikuti oleh periode Ediakarium yang ditandai


dengan pesatnya perkembangan bentuk kehidupan multiseluler.[108]
Hubungan antara akhir jamas es dan peningkatan keanekaragaman
kehidupan belum bisa ditentukan dengan jelas, meskipun tampaknya
hal itu bukan sesuatu yang kebetulan. Bentuk baru kehidupan, yang
disebut biota Ediakarium, menjadi lebih besar dan lebih beragam dari
sebelumnya. Meskipun taksonomi sebagian besar biota Ediakara tidak
jelas, sebagian darinya merupakan nenek moyang kehidupan modern.
[109]
Perkembangan yang penting adalah asal mula sel otot dan sel
saraf. Tidak satupun fosil dari periode Ediakarium yang memiliki
bagian tubuh yang keras seperti kerangka. Biota ediakarium muncul
pertama kali pada perbatasan eon Proterozoikum dan Fanerozoikum
atau periode Ediakarium dan Kambrium.

5. Eon Fanerozoikum
Artikel utama: Fanerozoikum
Rekonstruksi salah satu tumbuhan berpembuluh pertama di Bumi,
dari genus Cookconia, hidup pada pertengahan Silur hingga Devon
Awal, sekitar 433–393 juta tahun lalu. Sejak periode Devon, daratan
dikolonisasi oleh tumbuhan darat.

Fanerozoikum adalah eon yang sedang berjalan saat ini di Bumi. Eon
ini dimulai sekitar 542 juta tahun yang lalu. Eon ini dibagi menjadi
tiga era—Paleozoikum, Mesozoikum dan Kenozoikum,[3]—dan
merupakan masa ketika kehidupan multiseluler terdiversifikasi sangat
luas ke hampir semua organisme yang dikenal saat ini.[110]

Era Paleozoikum
Artikel utama: Paleozoikum

Era Paleozoikum (yang berarti era bentuk kehidupan lampau)


merupakan era pertama dan era terpanjang eon Fanerozoikum,
dimulai dari 542–251 juta tahun yang lalu.[3] Sepanjang era ini,
banyak kelompok kehidupan modern muncul. Kehidupan
mengkolonisasi daratan, diawali dengan tumbuhan, dan diikuti
dengan binatang. Kehidupan perlahan-lahan berevolusi. Pada masa
itu, terjadi radiasi adaptif yang membentuk banyak spesies baru,
namun juga terjadi kepunahan massal. Ledakan evolusi ini sering kali
disebabkan oleh perubahan mendadak pada lingkungan yang terjadi akibat bencana
alam seperti aktivitas gunung berapi, tumbukan meteor ataupun perubahan iklim.

Benua-benua yang terbentuk akibat pecahnya Rodinia dan Pannotia


pada akhir eon Proterozoikum perlahan lahan bergerak bersama-sama
lagi selama era Paleozoikum. Pergerakan ini pada akhirnya membetuk
benua raksasa Pangea pada akhir era Paleozoikum.

6. Letusan Kambrium

Dari catatan fosil yang ditemukan, tingkat evolusi kehidupan


dipercepat pada periode Kambrium (540–488 juta tahun yang lalu).[3]
Munculnya banyak spesies, filum, serta bentuk kehidupan baru secara
tiba-tiba pada periode ini disebut letusan Kambrium. Kecepatan
tingkat evolusi ini sangat berbeda dibandingkan masa sebelum dan
sesudahnya.[40]:229 Pada periode Ediakarium bentuk kehidupan masih
primitif dan tidak mudah untuk dimasukkan ke dalam kelompok
modern, namun pada akhir periode Kambrium filum yang paling
modern sudah hadir. Perkembangan anggota tubuh yang keras seperti
kerang, kerangka, atau binatang bercangkang luar seperti moluska,
echinodermata, lili laut dan artropoda membuat proses terjadinya fosil
lebih mudah dibandingkan nenek moyangnya dari eon Proterozoikum.
Hal ini yang menyebabkan kehidupan pada periode Kambrium lebih
banyak diketahui dibandingkan kehidupan pada periode sebelumnya.

Selama periode Kambrium, muncul vertebrata pertama, di antaranya


ikan.[92]:357 Makhluk yang bisa jadi merupakan nenek moyang dari
ikan, atau mungkin berkaitan erat dengan ikan adalah pikaia. Pikaia
memiliki notokorda primitif, sebuah struktur yang bisa berkembang
menjadi tulang punggung. Ikan pertama yang memiliki rahang
(Gnathostomata) muncul pada periode geologi berikutnya,
Ordovisium. Kolonisasi relung baru menyebabkan berkembangnya
ukuran tubuh. Dengan cara ini ikan seperti Dunkleosteus dapat
tumbuh sampai sepanjang 7 meter.

Keragaman bentuk kehidupan tidak meningkat terus disebabkan oleh


serangkaian kepunahan massal.[111] Setelah masing-masing tahap
kepunahan tersebut, paparan benua kembali dipenuhi oleh bentuk
kehidupan yang mirip yang kemungkinan berkembang perlahan-lahan
di tempat lain.[112] Pada akhir Kambrium, trilobit telah mencapai
keragaman terbesar dan mendominasi hampir seluruh bentuk fosil.
[113]:34
7. Tektonik, paleogeografi, dan iklim Paleozoikum

Pangea adalah benua raksasa terakhir yang ada pada masa 300–180
juta tahun yang lalu. Garis-garis besar benua modern dan daratan
lainnya ditunjukkan pada peta ini.

Pada akhir eon Proterozoikum, benua raksasa Pannotia telah terpisah-


pisah menjadi benua kecil Laurentia, Baltica, Siberia dan Gondwana.
[114]
Selama periode saat benua-benua tersebut bergerak memisah,
lebih kerak samudera terbentuk oleh aktivitas gunung berapi. Karena
kerak vulkanik muda relatif lebih panas dan kurang padat
dibandingkan kerak samudera tua, dasar laut akan naik selama periode
tersebut. Hal ini menyebabkan permukaan laut naik. Oleh karena itu,
pada paruh pertama era Paleozoikum, sebagian besar kawasan benua
berada di bawah permukaan laut.

Suhu pada awal era Paleozoikum lebih hangat dari iklim saat ini,
namun pada akhir periode Ordovisium mengalami zaman es yang
singkat saat gletser menutupi kutub selatan, tempat benua besar
Gondwana. Pada akhir zaman es Ordovisium, terjadi beberapa
kepunahan massal, ketika banyak brachiopoda, trilobit, bryozoa, dan
karang lenyap dari jejak fosil. Spesies laut ini mungkin tidak bisa
bertahan menghadapi penurunan suhu air laut.[115] Setelah kepunahan
tersebut, spesies baru berevolusi, lebih beragam dan lebih mampu
beradaptasi.

Benua Laurentia dan Baltica bertabrakan antara 450–400 juta tahun


yang lalu, membentuk Laurussia (juga dikenal sebagai Euramerika).
[116]
Jejak dari tabrakan ini dapat ditemukan di Skandinavia,
Skotlandia dan Appalachia Utara. Pada periode Devon (416–359 juta
tahun yang lalu),[3] Gondwana dan Siberia mulai bergerak menuju
Laurussia. Tabrakan Siberia dengan Laurussia menyebabkan orogeni
Uralia, tabrakan Gondwana dengan Laurussia disebut orogeni Varisca
atau Hercynia di Eropa, atau orogeni Alleghenia di Amerika Utara.
Tahap kedua berlangsung selama periode Karbon (359–299 juta tahun
yang lalu) [3] dan mengakibatkan pembentukan benua raksasa terakhir,
Pangea.[117]

8. Kolonisasi daratan
Oksigen yang terakumulasi dari proses fotosintesis membentuk
lapisan ozon yang menyerap banyak radiasi sinar ultraviolet matahari.
Hal ini membuat organisme uniseluler dapat bertahan hidup lebih
baik, dan prokariota mulai bertambah banyak dan makin mampu
beradaptasi untuk hidup di luar air. Keturunan prokariota[118]
kemungkinan sudah mengkoloni daratan sejak 2,6 miliar tahun yang
lalu[119] bahkan sebelum eukariota muncul. Untuk waktu yang lama,
daratan tidak di tempati oleh organisme multiseluler. Benua raksasa
Pannotia terbentuk sekitar 600 juta tahun yang lalu dan kemudian
pecah 50 juta tahun kemudian.[120] Ikan—vertebrata paling awal—
berkembang di lautan sekitar 530 juta tahun yang lalu.[92]:354 Sebuah
peristiwa kepunahan besar terjadi mendekati akhir periode Kambrium,
[121]
yang berakhir 488 juta tahun yang lalu.[122]

Beberapa ratus juta tahun yang lalu, tanaman (mungkin menyerupai


ganggang) dan jamur mulai tumbuh di tepi air, dan kemudian mulai
keluar dari air.[123]:138–140 Fosil jamur tanah dan tanaman tertua yang
pernah ditemukan berasal dari masa 480–460 juta tahun yang lalu,
meskipun bukti molekuler menunjukkan jamur mungkin telah hidup
di daratan 1000 juta tahun yang lalu, sedangkan tanaman 700 juta
tahun yang lalu.[124] Pada awalnya mereka tetap dekat dengan tepi air.
Akibat mutasi dan variasi, perlahan-lahan mereka mulai mengkoloni
lingkungan baru yang makin jauh dari air. Kapan hewan pertama
meninggalkan lautan belum diketahui secara tepat; bukti tertua yang
paling jelas adalah artropoda dari 450 juta tahun yang lalu.[125] Ada
juga bukti lain, namun belum dikonfirmasi bahwa artropoda mungkin
telah muncul di daratan 530 juta tahun yang lalu.[126]

9. Evolusi tetrapoda

Ilustrasi Tiktaalik, seekor ikan purba dengan sirip menyerupai


anggota badan, leluhur dari tetrapoda. Rekonstruksi dari fosil berusia
sekitar 375 juta tahun.

Pada akhir periode Ordovisium, 443 juta tahun yang lalu,[3] terjadi lagi
kepunahan massal, mungkin disebabkan oleh zaman es.[115] Sekitar
380–375 juta tahun yang lalu, tetrapoda pertama berevolusi dari ikan.
[127]
Diperkirakan bahwa sirip berevolusi menjadi anggota badan yang
memungkinkan tetrapoda pertama yang mengangkat kepala mereka
keluar dari air untuk menghirup udara. Hal ini memungkinkan mereka
untuk hidup di air yang miskin oksigen atau mengejar mangsa kecil di
perairan dangkal.[127] Kemudian mereka berkelana di darat untuk
waktu yang singkat. Beberapa dari mereka dapat beradaptasi dengan
keadaan di darat dan menghabiskan hidup mereka di darat saat
dewasa, meskipun mereka menetas di dalam air dan kembali untuk
bertelur. Inilah asal mula amfibi. Sekitar 365 juta tahun yang lalu,
periode kepunahan massal lainnya terjadi, yang kemungkinan
disebabkan oleh pendinginan global.[128] Tanaman berevolusi dengan
menghasilkan biji, yang secara dramatis mempercepat penyebaran
mereka di darat, pada sekitar waktu ini (kira-kira 360 juta tahun yang
lalu).[129][130]

Sekitar 20 juta tahun kemudian (340 juta tahun yang lalu[92]:293–296),


telur dengan cangkang keras mulai berkembang, yang dapat
diletakkan di tanah, memberikan manfaat kelangsungan hidup bagi
embrio tetrapoda. Hal ini mengakibatkan perbedaan antara amniota
dengan amfibi. 30 juta tahun kemudian (310 juta tahun yang lalu[92]:254–
) terlihat perbedaan antara synapsida (termasuk mamalia) dengan
256

sauropsida (termasuk burung dan reptil). Kelompok-kelompok lain


organisme terus berkembang, dan garis penyimpangan pada ikan,
serangga, bakteri, dan sebagainya, meskipun secara detail tidak
dikenali.

10. Era Mesozoikum


Artikel utama: Mesozoikum

Dinosaurus merupakan vertebrata terestrial dominan pada sebagian


besar rentang waktu Mesozoikum.

Era Mesozoikum ("kehidupan pertengahan") berlangsung dari


251 juta tahun lalu hingga 66 juta tahun lalu.[3] Era ini terbagi menjadi
periode Trias, Jura, dan Kapur. Era tersebut diawali oleh peristiwa
kepunahan Perm-Trias, peristiwa kepunahan paling parah yang
terekam dalam jejak fosil; 95% spesies di Bumi binasa.[131] Era
tersebut diakhiri oleh peristiwa kepunahan Kapur-Tersier yang
membinasakan dinosaurus dari muka Bumi. Peristiwa kepunahan
Perm-Trias dapat disebabkan oleh kombinasi letusan gunung berapi di
Trap Siberia, tumbukan asteroid, gasifikasi metana hidrat, fluktuasi
permukaan air laut, dan peristiwa anoksik besar. Kawah Wilkes[132] di
Antartika atau struktur Bedout di barat daya pesisir Australia dapat
mengindikasikan hubungan antara tumbukan benda langit dengan
kepunahan Perm-Trias. Namun masih belum dapat dipastikan apakah
fitur geologis tersebut dan kawah-kawah lainnya merupakan kawah
tumbukan yang sebenarnya atau sezaman dengan peristiwa kepunahan
Perm-Trias. Kehidupan masih bertahan, dan sekitar 230 juta tahun
lalu, dinosaurus diturunkan dari nenek moyang reptil.[133] Peristiwa
kepunahan Trias-Jura saat 200 juta tahun lalu menyisakan banyak
dinosaurus,[3][134] dan akhirnya mereka menjadi yang dominan di
antara vertebrata. Meskipun beberapa garis keturunan mamalia mulai
bercabang pada periode ini, mamalia yang ada boleh jadi berukuran
kecil menyerupai tupai.[92]:169

Pada masa 180 juta tahun lalu, Pangea pecah menjadi Laurasia dan
Gondwana. Batas antara dinosaurus avian dan non-avian tidak jelas,
namun Archaeopteryx dianggap sebagai salah satu burung pertama di
dunia, hidup sekitar 150 juta tahun lalu.[135] Bukti keberadaan
angiosperma berbunga tertua di dunia berasal dari periode Kapur,
sekitar 20 juta tahun kemudian (132 juta tahun lalu).[136] 66 juta tahun
lalu, sebuah asteroid berukuran 10-kilometer (6,2 mi) menumbuk
Bumi, tepatnya di pesisir semenanjung Yucatán, lokasi kawah
Chicxulub yang dikenal saat ini. Tumbukan tersebut menyebabkan
materi dan uap air terhempas ke udara sehingga menutupi cahaya
matahari, menghambat fotosintesis. Sebagian besar hewan raksasa,
termasuk dinosaurus non-avian, akhirnya binasa,[137] menandai akhir
periode Kapur dan era Mesozoikum.

11.Era Kenozoikum
Artikel utama: Kenozoikum

Silsilah evolusi mamalia berdasarkan kajian genetika, kesimpulan dari


studi morfologi, dan catatan fosil.
Era Kenozoikum dimulai pada 66 juta tahun yang lalu,[3] dan terbagi
ke dalam periode Paleogen, Neogen, dan Kuarterner. Mamalia dan
burung mampu bertahan dari peristiwa kepunahan Kapur-Tersier yang
membunuh dinosaurus dan banyak bentuk kehidupan lainnya, dan era
ini merupakan era ketika mahluk hidup melakukan diversifikasi ke
dalam bentuk kehidupan modern.

- Diversifikasi mamalia
Mamalia telah ada sejak akhir periode Trias, tapi sebelum peristiwa
kepunahan Kaput-Tersier mereka berukuran kecil. Selama era
Kenozoikum, mamalia cepat terdiversifikasi karena dinosaurus dan
hewan besar lainnya telah punah, sedangkan yang sintas berkembang
menjadi banyak ordo modern. Dengan banyaknya reptil laut yang
telah punah, beberapa mamalia mulai hidup di lautan dan menjadi
cetacea. Mamalia lainnya menjadi felidae dan canidae, predator yang
cepat dan tangkas. Iklim global lebih kering pada era Kenozoikum
menyebabkan perluasan padang rumput dan evolusi mamalia yang
memakan rumput serta berkuku seperti equidae dan bovidae.
Beberapa mamalia arboreal menjadi primata; salah satu keturunannya
lalu berkembang menjadi manusia modern.

- Evolusi manusia
Artikel utama: Evolusi manusia

Kera Afrika kecil yang hidup sekitar 6 juta tahun lalu merupakan
animalia yang keturunannya meliputi manusia modern dan kerabat
terdekat mereka, para simpanse.[92]:100–101 Hanya dua garis keturunan
dalam silsilahnya yang memiliki keturunan sintas. Tak lama setelah
percabangan keturunan—oleh alasan yang masih belum pasti—para
kera pada salah satu cabang mengembangkan kemampuan untuk
berjalan dengan dua kaki.[92]:95–99 Ukuran otak bertambah secara cepat,
dan pada 2 juta tahun lalu, hewan pertama yang terklasifikasikan
dalam genus Homo muncul.[123]:300 Pada sekitar masa yang sama, garis
keturunan lainnya bercabang menuju leluhur simpanse dan leluhur
bonobo sebagaimana evolusi juga berlanjut serentak pada segala
bentuk kehidupan.[92]:100–101
Rekonstruksi keadaan Bumi saat glasial maksimum pada Periode
Glasial Akhir, ketika umat manusia sudah ada di Bumi, sekitar
25.000–13.000 tahun yang lalu.[138]

Kemampuan mengontrol api boleh jadi dimulai oleh Homo erectus


(atau Homo ergaster), sekurang-kurangnya sekitar 790.000 tahun
lalu[139] namun ada kemungkinan lebih jauh lagi sekitar 1,5 juta tahun
lalu.[92]:67 Penemuan dan penggunaan api bisa jadi mendahului Homo
erectus. Kemungkinan besar api digunakan oleh hominid Paleolitik
Hulu (Oldowan) purba seperti Homo habilis atau australopithecine
seperti Paranthropus.[140]

Melacak asal mula bahasa merupakan hal sulit; tidak jelas apakah
Homo erectus dapat berbicara ataukah kemampuannya belum muncul
sebelum keberadaan Homo sapiens.[92]:67 Seiring dengan pertambahan
ukuran otak, persalinan terjadi lebih dini, sebelum kepala bayi terlalu
besar untuk melewati pelvis. Akibatnya, mereka mengalami
neuroplastisitas berlebih, sehingga memiliki banyak kapasitas untuk
belajar dan membutuhkan periode ketergantungan yang lebih lama.
Kecakapan sosial menjadi lebih kompleks, bahasa menjadi lebih
berkembang, dan peralatan kian diperbagus. Hal ini berperan dalam
perkembangan hubungan sosial dan intelektual lebih lanjut.[141]:7
Manusia modern (Homo sapiens) dipercaya mulai ada sejak
200.000 tahun lalu—atau lebih jauh lagi—di benua Afrika; fosil
tertua yang ditemukan telah terukur berasal dari masa 160.000 tahun
lalu.[142]

Manusia pertama yang menunjukkan tanda-tanda spiritualitas adalah


manusia Neanderthal (biasanya diklasifikasikan sebagai spesies
berbeda tanpa keturunan sintas); mereka mengubur rekannya yang
meninggal, sering kali dengan jejak makanan atau peralatan.[143]:17
Lain dari itu, bukti sistem kepercayaan yang lebih maju, seperti
lukisan gua oleh manusia Cro-Magnon (mungkin mengungkapkan
signifikansi religius atau bahkan sihir)[143]:17–19 belum ada sebelum
32.000 tahun lalu.[144] Manusia Cro-Magnon juga menciptakan artefak
patung batu seperti Venus dari Willendorf, kemungkinan besar
mengungkapkan kepercayaan religius.[143]:17–19 Pada masa 11.000 tahun
lalu, Homo sapiens mencapai ujung selatan Amerika Selatan, benua tak
berpenghuni yang terakhir (kecuali Antartika, yang belum pernah dijamah sebelum tahun
1820 Masehi).[145] Penggunaan perkakas dan komunikasi terus berkembang, dan hubungan
interpersonal semakin berseluk-beluk.

- Peradaban manusia
Artikel utama: Sejarah dunia
Informasi lebih lanjut: Sejarah Afrika, Sejarah Amerika, Sejarah
Antartika dan Sejarah Eurasia

Ilustrasi perburuan glyptodon pada masa Paleolitikum. Paleolitikum


adalah zaman awal saat hominidae (termasuk manusia) mulai
memanfaatkan batu sebagai peralatan, sejak keberadaan
australopithecine 2,6 juta tahun lalu, hingga akhir Pleistosen sekitar
10.000 tahun lalu.[146]

Mural yang menggambarkan usaha pertanian, peninggalan zaman


Mesir Kuno, dibuat sekitar 1400 SM. Pertanian merupakan aspek
penting dalam Revolusi Neolitik. Di tempat yang menyediakan lahan
pertanian, manusia telah meninggalkan gaya hidup nomadis.
Selama lebih dari 90% dari masa keberadaannya di Bumi, Homo
sapiens hidup dalam kelompok kecil sebagai pemburu-pengumpul
makanan nomadis.[141]:8 Ketika bahasa menjadi lebih kompleks,
kemampuan mengingat dan menyebarkan informasi menghasilkan
replikator baru: meme.[147] Gagasan-gagasan dapat saling ditukar
secara cepat dan diturunkan dari generasi ke generasi. Evolusi
kebudayaan berhasil mendahului evolusi biologis, dan catatan sejarah
pun dimulai. Antara masa 8500 dan 7000 Sebelum Masehi (SM),
manusia di kawasan Hilal Subur di Timur Tengah memulai budi daya
tanaman dan hewan yang sistematis; suatu budaya yang kini dikenal
di seluruh dunia sebagai pertanian.[148] Hal ini menyebar ke daerah-
daerah sekitarnya, serta berkembang secara mandiri di sejumlah
kawasan dunia, hingga akhirnya sebagian besar Homo sapiens hidup
menetap di permukiman permanen sebagai petani. Tidak semua
masyarakat dunia meninggalkan tradisi nomadis, terutama manusia
yang tinggal di kawasan terisolasi yang miskin tanaman pertanian,
seperti Australia.[149] Bagaimanapun, pada peradaban-peradaban yang
mengembangkan pertanian, stabilitas relatif dan pertambahan
produktivitas karena bercocok tanam mengakibatkan populasi
bertambah.

Pertanian memberi pengaruh yang kuat bagi manusia. Mereka mulai


memberi dampak pada lingkungannya lebih besar daripada
sebelumnya. Surplus makanan mengakibatkan kemunculan golongan
rohaniwan dan bangsawan, diikuti oleh bertambahnya pembagian
tenaga kerja. Hal ini mengawali kelahiran peradaban pertama di
Bumi, tepatnya di Sumeria (kawasan Timur Tengah), antara 4000 dan
3000 SM.[141]:15 Peradaban-peradaban lainnya muncul tak lama
kemudian di Mesir, lembah Sungai Indus, dan Tiongkok. Penemuan
aksara mengakibatkan kemunculan masyarakat yang lebih kompleks.
Catatan dan perpustakaan berfungsi sebagai gudang pengetahuan dan
menambah transmisi informasi kultural. Umat manusia tidak lagi
menghabiskan seluruh waktunya untuk bekerja, dan pendidikan
mengantarkannya pada upaya pencarian pengetahuan dan
kebijaksanaan.

Periode dari 900–200 SM dinyatakan sebagai Zaman Poros bagi


peradaban manusia, yaitu zaman ketika fondasi spiritualitas umat
manusia terjadi serentak dan mandiri di beberapa belahan dunia.
Tradisi filosofis yang berkembang pada zaman tersebut meliputi:
monoteisme di Persia dan Kanaan; Platonisme di Yunani; Buddhisme,
Jainisme, dan Hinduisme di India; Konfusianisme dan Taoisme di
Tiongkok. Berbagai adat dan sains (dalam bentuk primitif)
bermunculan, seperti sistem teokrasi dan produksi kereta perang. Di
Mediterania dan Timur Tengah, peradaban-peradaban kuno
berkembang dan melakukan perdagangan, serta bertempur demi
wilayah dan sumber daya. Tak lama kemudian sistem imperium mulai
berkembang. Sekitar 500 SM, ada sejumlah peradaban maju di Timur
Tengah, Iran, India, Tiongkok, dan Yunani, yang sedang menuju
masa kejayaannya atau menuju masa keruntuhannya.[141]:3 Beberapa
peradaban bertahan hingga abad modern meskipun tidak sejaya dulu,
dan beberapa di antaranya memberi pengaruh atau fondasi bagi Dunia
Barat, seperti Yunani dan Romawi Kuno. Seiring perkembangan
peradaban, beberapa agama didirikan, seperti Kristen (abad ke-1) dan
Islam (abad ke-7).

Panorama Tokyo, kota dengan penduduk terpadat di dunia, dan


salah satu kota yang berpengaruh dalam perekonomian dunia.[150]

Pada abad ke-14, zaman Renaisans dimulai di Italia dengan kemajuan


dalam bidang agama, seni, dan sains.[141]:317–319 Pada masa itu, Gereja
Kristen sebagai entitas politik kehilangan sebagian besar
kekuasaannya. Tahun 1492, Kristoforus Kolumbus mencapai benua
Amerika, mengawali perubahan besar pada Dunia Baru. Peradaban
Eropa mulai berubah sejak 1500-an, mengantarkannya pada Revolusi
Ilmiah dan Industri. Benua tersebut mulai menebarkan dominansi
politis dan budaya pada masyarakat lain di seluruh dunia pada suatu
masa yang dikenal sebagai Era Kolonial.[141]:295–299 Pada abad ke-18,
gerakan kultural yang dikenal sebagai Abad Pencerahan kemudian
membentuk mentalitas bangsa Eropa dan berperan penting dalam
sikap sekuler mereka. Dari tahun 1914 sampai 1918, dan dari 1939
sampai 1945, bangsa-bangsa di seluruh dunia berada dalam perang
dunia. Liga Bangsa-Bangsa yang didirikan setelah Perang Dunia I
merupakan usaha pertama dalam membangunan lembaga
internasional untuk menyelesaikan permasalahan secara damai.
Setelah gagal mencegah Perang Dunia II—konflik paling berdarah
dalam sejarah umat manusia—lembaga tersebut digantikan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Setelah perang usai, banyak negara
menyatakan kemerdekannya, baik dengan usaha sendiri maupun
pemberian bangsa lain dalam suatu periode dekolonisasi. Amerika
Serikat dan Uni Soviet menjadi negara adikuasa untuk sementara, dan
terlibat dalam persaingan yang dikenal sebagai Perang Dingin sampai
disolusi di kemudian hari. Seiring transportasi dan komunikasi yang
semakin mutakhir, perkara politis dan ekonomi antarbangsa menjadi
kian berseluk-beluk. Hal ini dikenal sebagai globalisasi yang dapat
mendatangkan konflik atau kerja sama.

- Peristiwa terkini
Artikel utama: Zaman modern
Lihat pula: Modernitas dan Masa depan

Pada abad ke-20, organisme yang ber-evolusi di Bumi berhasil


menembus atmosfer dan menatap Bumi dari luar angkasa. Dalam
foto tampak astronot Bruce McCandless II sedang melayang di luar
angkasa, dalam misi STS-41-B dengan pesawat ulang-alik Challenger,
tahun 1984.
Perubahan terjadi secara cepat sejak pertengahan 1940-an hingga saat
ini. Perkembangan teknologi meliputi senjata nuklir, komputer,
rekayasa genetika, dan nanoteknologi. Globalisasi ekonomi yang
tumbuh subur dalam perkembangan teknologi transportasi dan
komunikasi telah memengaruhi kehidupan sehari-hari di berbagai
belahan dunia. Berbagai bentuk sistem dan budaya seperti demokrasi,
kapitalisme, dan environmentalisme melebarkan pengaruh mereka.
Masalah besar seperti penyakit, perang, kemiskinan, radikalisme
dengan kekerasan, dan perubahan iklim akibat manusia semakin parah
seiring pertambahan jumlah penduduk.

Tahun 1957, Uni Soviet meluncurkan satelit buatan pertama ke orbit


Bumi, dan tak lama kemudian, Yuri Gagarin menjadi manusia
pertama yang berada di luar angkasa. Neil Armstrong, seorang warga
negara Amerika Serikat, merupakan manusia pertama yang
menjejakkan kaki di benda langit selain Bumi, yaitu Bulan. Sejumlah
wahana tak berawak telah dikirim ke seluruh planet di Tata Surya,
sementara beberapa di antaranya (seperti Voyager) diluncurkan untuk
meninggalkan Tata Surya. Uni Soviet dan Amerika Serikat
merupakan perintis dalam eksplorasi luar angkasa pada abad ke-20.
Lima agensi luar angkasa, mewakili lebih dari lima belas negara,[151]
telah bekerja sama untuk membangun Stasiun Luar Angkasa
Internasional. Maka dari itu aktivitas manusia di luar angkasa telah
berlangsung sejak tahun 2000.[152] World Wide Web dikembangkan
pada tahun 1990-an dan sejak itu telah terbukti menjadi sumber
informasi yang sangat diperlukan di negara maju.

Anda mungkin juga menyukai