Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

GEOLOGI SEJARAH

TUGAS

OLEH :
INDRI ANGGRENI
D061191044

GOWA
2021
1. Sejarah singkat pembentukan bumi di mulai dari zaman kambrium, hingga
berakhirnya kenozoikum.
2. Sebutkan fosil-fosil penciri setiap zaman bumi

Jawaban :

1.

Arkeozoikum/Arkaekum/Arkean merupakan masa awal pembentukan bumi,


sekitar 2.500 juta tahun yang lalu. Permukaan bumi masih jauh dari stabil
sehingga tidak ada kehidupan pada masa ini. Udara di bumi sangat panas sehingga
tidak memungkinkan adanya kehidupan yang kompleks.

Organisme pertama yang ditemukan yaitu berasal dari spesies


Cyanobacteria/Sianobakteri. Bakteri jenis ini menggunakan metana, amonia, dan
sulfat untuk berfotosintesis menghasilkan oksigen. Penumpukan oksigen oleh
bakteri ini memakan waktu yang sangat lama sebelum nantinya diperlukan untuk
keberlangsungan hidup organisme selanjutnya. Zaman Arkeozoikum (4,5 – 2,5
milyar tahun lalu) dan Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu) dikenal
dengan sebutan zaman prakambrium.
Masa Prakambrium lebih tua dari masa Kambrium dimana lapisan-
lapisannya terdapat di bawah lapisan yang mengandung fosil. Penampakan batuan
prakambrium sangat jarang dijumpai di permukaan bumi, hanya di beberapa
daerah dan terbatas pada tempat tertentu.

Diperkirakan batuan Prakambrium muncul di permukaan bumi karena


adanya batuan itu semenjak kejadian tidak pernah tertutupnya oleh sedimen muda
yang ada dan sudah habis terkikis oleh erosi. Umumnya daerah itu adalah bagian
pusat benua.

Karena bentuknya agak melingkar dan permukaannya sedikit cembung


maka inti Prakambrium disebut perisai benua. Pada bagian pusat yang memiliki
bentuk perisai, lapisan Prakambrium tertutup oleh lapisan yang lebih muda,
semakin jauh dari bagian pusat maka semakin tebal.

Lapisan prakambrium terdiri atas batuan-batuan berhablur baik yang berasal


dari pembekuan magma cair maupun dari peleburan dan penghabluran kembali
sedimen-sedimen dan batu lainnya yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dan
fisis pada sedimen dan batuan beku.

Sering kali batuan Prakambrium sulit dicermati untuk mengetahui proses


manakah di antara ketiga proses tersebut yang sesungguhnya sudah membentuk
batuan, dan di antaranya bisa didapatkan bentuk-bentuk peralihan. Oleh sebab itu,
lapisan seperti sedimen-sedimen tidak banyak diketahui. Apabila terdapat lapisan
maka seringkali hal ini disebabkan juga oleh perubahan-perubahan fisik dan
kimiawi tertentu pada tekanan yang tinggi. Hubungan dalam ruang dari batuan
sangat rumit untuk diuraikan.

Pada masa Prakambrium dapat diketahui bahwa di beberapa daerah terdapat


iklim yang sangat dingin, sedangkan pada saat lain, iklimnya panas dan lembab,
tetapi sulit untuk menentukan iklim dari lapisan-lapisan sedimen yang ada. Pada
waktu itu permukaan bumi yang ada di atas muka laut merupakan gurun, yang
tidak disebabkan karena kekurangan air yang besar (sahara), tetapi karena pada
waktu itu belum terdapat tumbuh-tumbuhan darat. Faktor lain adalah adanya
oksigen bebas dalam atmosfer yang jauh lebih sedikit dari sekarang. Setelah
dilakukan penelitian terhadap sisa-sisa batuan, pada masa Prakambrium tidak
ditemukan bentuk-bentuk hidup dengan tekstur dan bentuk yang jelas. Tekstur
adalah istilah yang dipakai untuk bentuk-bentuk dan arah di dalam batuan seperti
tekstur butir. Struktur adalah istilah yang dominan digunakan untuk bentuk-
bentuk yang terbangun oleh kumpulan bantuan kubah. Di samping itu juga
didapati jejak rayap cacing atau binatang serupa. Pada masa Prakambrium tidak
ditemukan jasad yang dapat membuat rangka yang keras sehingga pemfosilan
tidak mungkin terjadi.

Zaman Paleozoikum

Paleozoikum artinya zaman bumi purba, berlangsung sekitar 541 – 252 juta
tahun yang lalu. Paleozoikum berasal dari Bahasa Yunani yang berarti palaio (tua)
dan zolon (hewan) atau kehidupan purba. Masa awal ketika permukaan bumi
sudah memiliki hidrosfer (lapisan air) dan atmosfer (lapisan udara).

Pada masa ini mulai ada tanda-tanda kehidupan. Zaman ini ditandai dengan
kemunculan kehidupan yang berasal dari air. Ditandai dengan munculnya
organisme bersel tunggal yang kemudian berkembang menjadi organisme
multiseluler. Organisme invertebrata mulai muncul pada zaman ini. Contohnya
adalah ubur-ubur, koral, cacing, dan beberapa hewan laut lainnya. Beberapa
tumbuhan paku juga sudah mulai bermunculan di zaman ini. Pada akhir masa
Paleozoikum terjadi kepunahan massal yakni peristiwa Kepunahan Perm-Trias.
Peristiwa ini begitu dahsyat hingga membutuhkan 30 juta tahun hingga masa
Mesozoikum untuk memulihkan kehidupan di bumi. Zaman Paleozoikum dibagi
menjadi 6 periode, diantaranya:

1. Periode Kambrium (120 juta tahun)

Periode kira-kira mulai 600 juta tahun yang lalu. Pada periode ini para
ilmuwan menemukan fosil-fosil yang melimpah dimana hal ini tidak pernah
dijumpai pada periode lebih tua (Prakambrium). Hal ini disebut dengan Ledakan
Kambrium, dimana jumlah makhluk hidup yang berevolusi terbanyak dalam
sejarah bumi dalam satu periode. Pada masa ini ganggang mulai berkembang dan
sebagian besar wilayah air menjadi daerah kekuasaan hewan arthropoda lapis
baja, seperti trilobita. Diketahui pada zaman ini iklim bumi cenderung hangat.

Endapan yang terbentuk pada masa Kambrium banyak ditemukan fosil


sehingga banyak yang diketahui tentang keadaan kehidupan masa itu. Masa
Kambrium ini ditandai adanya endapan-endapan yang menagandung jasad-jasad
fosil yang telah mencapai tingkat perkembangan yang tinggi, bila dibandingkan
dengan yang dijumpai pada masa Prakambrium. Semua masih hidup terbatas oleh
air. Oleh karena itu, sisa-sisa peninggalannya hanya berupa jasad-jasad air.
Contoh Archaecyatha dan hewan Trilobite Olenellus.

Archaeocyatha

Peranannya seperti binatang karang. Archaecyatha ini banyak membentuk


endapan-endapan gamping yang tebal. Pembentukannya seperti yang dibuat oleh
fauna karang sekarang ini di laut-laut daerah tropika. Gamping yang mengandung
Archaecyatha telah banyak ditemukan di California, Siberia, Spanyol, Australia,
dan beberapa negara lain-lain.

Binatang

Yang menjadi fosil penunjuk yang terpeting yang pada zaman Kambrium
adalah trilobite yaitu sejenis udang yang berkualitas keras. Batu-batuan pada
zaman Kambrium bercirikan endapan gamping yang mengandung banyak pirit,
sedimen pasir, dan berlempung yang memiliki banyak fosil. Pada masa ini tidak
terdapat batas iklim yang nyata, jasad yang membentuk gamping memerlukan air
yang hangat. Jadi, pada saat iklim sedang atau panas, masa kambrium ditaksir
lamanya 70 juta tahun.

Pendapat yang menyebabkan hewan-hewan yang dapat memfosil semakin


banyak dan ditemukan sebagian besar di daerah tertentu, seperti Kanada Barat
sebagai berikut:
Pada masa Kambrium, batu-batuan terkena pengaruh metamorfosa lebih
kecil sehingga lapisan-lapisan batuan yang telah diendapkan dalam zaman geologi
yang lebih muda. Contohnya lempung lemigrad untuk pembuatan barang pecah
belah. Setelah Prakambrium beberapa kelompok binatang lebih banyak
mempunyai kerangka maka kemungkinan untuk memfosil lebih besar.

3 Macam Zaman Kambrium. Dengan menggunakan fosil maka dapat


diketahui tiga macam zaman Kambrium, antara lain:

 Fauna kambrium bawah

Fauna ini masih bersifat kosmopolit yaitu hewan-hewan masih terdapat di


mana-mana (trilobite olenellus).

 Fauna kambrium tengah

Masa ini sudah terbagi menjadi daerah fauna pasifik dan atlantik. Daerah
atlantik sebagai fosil binatang paradoxides.

 Fauna kambrium atas

Pada masa fauna kambrium atas daerah fauna pasifik bercirikan


diclocephalus dan terus menembus Eropa-Tiongkok-Tibet hingga Spanyol.
Daerah fauna atlantik bercirikan olenus.

2. Periode Ordovisium (45 juta tahun)

Periode ini dimulai 480 juta tahun yang lalu. Pada periode ini fosil ikan tanpa
rahang ditemukan. Fosil ini merupakan hewan vertebrata (bertulang belakang)
tertua. Fosil yang ditemukan berupa rugosa atau trakoral, landak laut (echinoidea),
bintang laut (asteroid), dan lili laut (crinoid). Pada akhir masa ini, bumi
mengalami masa Glasiasi (pembekuan). Iklim yang mendingin ini mengarahkan
bumi kepada kepunahan Ordovisium-Silur dimana 60% invertebrata laut dan 25%
famili punah.
3. Periode Silur (30 juta tahun)

Periode ini dimulai 435 juta tahun lalu. Pada periode ini terlihat mulai
adanya peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan mulai tumbuh di daratan.
Terutama tumbuhan paku (Pteridofita). Tumbuhan yang paling menonjol pada
masa ini adalah tumbuhan vaskular (Cooksonia). Binatang eurypterid
(kalajengking air) yang bisa menghirup udara secara langsung juga ditemukan
pada masa ini.

Graptolit adalah ciri fosil penunjuk pada masa Silur dan merupakan
kumpulan atau kalori hewan kecil yang disebut Rabdosoma. Sedimen pasir
gamping mayoritas diendapkan pada daerah yang terangkat di dekatnya. Banyak
hewan karang berkembang biak dengan baik sehingga jasadnya meninggalkan
lapisan batu gamping yang tebal. Di Indonesia, zaman Silur merupakan zaman
tertua yang diketahui. Fosil Silur berupa koral bulat bernama Halisites yang telah
ditemukan pada suatu sungai di Papua. Air hujan di Niagara juga terjadi endapan-
endapan Silur. Adanya sisa evaporit menunjukkan adanya iklim yang kering dan
mungkin terdapat suasana gurun.

4. Periode Devon (60 juta tahun)

Periode ini dikenal juga dengan nama “Zaman Ikan”, dimulai 405 juta
tahun yang lalu. Perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat
terjadi pada masa ini, contohnya ikan lapis baja Dunkleosteus dan ikan lobus-
bersirip yang berkembang menjadi tetrapoda pertama. Hewan-hewan amfibi pada
periode ini mulai berkembang. Di darat, terjadi Ledakan Devonian, dimana pohon
berevolusi dan juga biji-bijian. Pada menjelang akhir masa ini, 70% spesies
punah, dikenal sebagai peristiwa Kepunahan Devon Akhir.

Zaman ini bercirikan munculnya tumbuhan darat dan hewan bertulang


punggung. Di laut dijumpai perkembangan luas kelompok hewan yang tidak
bertulang punggung seperti amonit. Devon juga terbagi menjadi tiga macam yaitu
devon bawah, devon tengah dan devon atas. Pada zaman Devon ditemukan
lapisan-lapisan endapan daratan yang luas. Banyak di antaranya diendapkan
dalam danau dan sungai. Dalam lapisan banyak ditemukan fosil ikan. Pada zaman
ini juga keadaan iklim sangat panas dan di daerah tropika banyak hujan disertai
tumbuhan berkembang yang mengakibatkan terjadinya tanah merah yang bersifat
laten. Di beberapa tempat ditemukan bekas yang menunjukkan adanya gletser-
gletser besar. Bekas ini ditemukan di Afrika Selatan, Amerika, dan Grondalia. Di
Indonesia, zaman Devon hanya dapat ditunjukkan di beberapa tempat saja yaitu
adanya heliolithes dan tetracoralla. Clathrodyctyon daerah sungai Telen di
Kalimantan adalah satu-satunya tempat di Indonesia yang terbukti memiliki bauan
Devon.

5. Periode Karbon (70 juta tahun)

Periode ini dimulai 345 juta tahun yang lalu. Periode ini ditandai oleh
menyatunya benua-benua membentuk masa daratan yang disebut pangea.
Ganggang tumbuh melimpah dan tumbuhan lumut muncul untuk pertama kalinya
pada masa ini. Hewan reptil mulai berevolusi dan bumi dipenuhi hutan-hutan
berawa. Pohon-pohon itu menciptakan banyak karbon untuk bahan pembuatan
batubara yang digunakan saat ini.

Zaman ini ditandai dengan adanya sejumlah karbon bebas di berbagai


belahan dunia. Karbon atau arang ini sangat berpengaruh terhadap cuaca. Pada
masa Karbon terjadi pembentukan pegunungan, hal inilah yang menyebabkan
zaman Karbon dapat dikenal dengan nyata. Terjadinya batu bara sangat erat
kaitannya dengan pengangkatan dan pembentukan pegunungan. Adanya karbon
menunjukkan iklim sedang yang agak panas, adanya sedimen klasik yang
berwarna merah menandakan iklim kering (arid). Adanya flora dengan daun yang
cukup rindang menunjukkan adanya pelembagaan.

Perkembangan reptilia, amfibia yang muncul pada zaman Devon


mengalami perkembangan pesat, demikian pula perkembangan serangga, lebah,
dan lipan. Serangga pada zaman ini adalah pemakan bangkai. Pada tempat di
mana karbon atau arang diendapkan sebagai lapisan dasar laut, di sana dijumpai
karbon dalam jumlah yang besar. Perkembangan tumbuhan seperti paku, pakis,
kawat, lebih nyata dibandingkan dengan binatang bertulang punggung.

6. Periode Perm (50 juta tahun)

Periode ini dimulai 275 juta tahun yang lalu. Daratan raksasa Pangaea
dengan satu samudra besar yang disebut Panthalassa sudah terbentuk. Pada masa
ini terjadi perubahan iklim yang sangat keras di permukaan bumi. Daratan
Pangaea sangat kering dengan hampir tidak adanya danau dan sungai. Makhluk
seperti Dimetrodon dan Edaphosaurus menguasai benua ini. Akhir periode ini
ditandai dengan kepunahan ketiga yang terjadi dalam sejarah bumi, disebut
dengan Kepunahan Perm-Trias. 95% makhluk hidup punah pada masa ini karena
kekeringan hebat, kekurangan oksigen, hujan asam dan aktivitas vulkanik yang
sangat aktif.

Ciri-ciri perm adalah letak lapisan yang di skor dan di atas karbon
mengandung batu bara dan juga penyimpangan fauna laut dari dua karbon fosil
pada zaman paleozoikum akhir. Di Indonesia, peninggalan perm ditemukan di
Timor pada lembah sungai Noil, besi di Miaffo Timor Barat Daya berupa lapisan
lava-lava bantal. Di Sumatra berupa gamping dan koral disertai dengan batuan
dari gunung berapi. Lapisan perm mengandung minyak, kalium, lempung
keramik, besi, dan batu bara. Pada umumnya dalam sejarah bumi ditemukan
kaidah-kaidah sebagai berikut:

Apabila perbedaan tinggi topografi tidak seberapa dan terdapat genangan


laut yang luas maka akan terdapat iklim yang panas dan merata di bagian bumi.

Apabila perbedaan tinggi topografi besar, yaitu selama sesudah ada


pengangkatan pegunungan yang meluas di seluruh dunia, ada pembagian iklim
dalam beberapa daerah, yaitu iklim kutub, sedang, kering, gersang, dan iklim
hujan tropis.
Zaman Mesozoikum

Masa ketika permukaan bumi sudah mulai stabil. Munculnya dinosaurus


pada masa ini menyebabkan masa ini disebut dengan “Zaman Reptil” atau
“Zaman Dinosaurus”. Mesozoikum berarti “kehidupan tengah”, diambil dari
bahasa Yunani meso yang berarti “antara” dan Zoon yang berarti “hewan” atau
makhluk hidup”. Era ini terbagi dalam 3 periode yang masing-masingnya
memiliki masa awal, tengah, dan akhir.

1. Periode Trias (45 juta tahun)

Periode ini mulai pada 225 juta tahun yang lalu. Periode ini ditandai oleh
munculnya dinosaurus dan reptilian raksasa untuk pertama kalinya. Periode ini
pun menjadi masa transisi dari peristiwa Kepunahan Perm-Trias yang gersang
menuju periode Jura yang subur. Trias Awal masih didominasi dengan gurun.
Superbenua Pangaea belum terpecah menjadikan iklim pada masa ini masih
cenderung panas. Beberapa makhluk seperti Lystrosaurus, Labyrinthodont, dan
Euparkeria berhasil bertahan hidup.

Trias Tengah merupakan masa awal pecahnya Pangaea dan awal mula
terbentuk Laut Tethys. Ekosistem telah pulih dari kehancurannya. Fitoplankton,
karang dan terutama reptil tumbuh semakin besar. Sementara di daratan, hutan
pinus mulai berkembang, bersama dengan serangga nyamuk dan lalat. Buaya
kuno mulai berevolusi pada masa ini. Pada masa Trias Akhir, perubahan lempeng
tektonik mulai terjadi menyebabkan aktivitas gunung berapi semakin meningkat.
Hal ini menjadikan kadar karbon dioksida di bumi semaikin tinggi yang
menyebabkan 80% makhluk hidup punah. Kepunahan ini dikenal dengan
peristiwa Kepunahan Trias-Jura.

2. Periode Jura (50 juta tahun)

Periode ini berlangsung kira-kira 200 – 145 juta tahun yang lalu. Pada
periode ini bumi cenderung memiliki iklim lembab. Periode Jura Awal
berlangsung kira-kira 200 – 175 juta tahun yang lalu. Iklim sudah berubah
menjadi iklim tropis. Di daratan, dinosaurus jenis reptil menjadi spesies dominan.
Sedangkan di lautan, ichthyosaurus, plesiosaurus, dan ammonoidea menjadi
spesies dominan. Mamalia sudah mulai muncul pada masa ini walaupun tubuhnya
masih berukuran kecil.

Jura Tengah adalah masa puncak kehidupan reptil. Reptil berukuran besar
banyak ditemukan pada masa ini. Reptil Diplodocus dan Brachiosaurus
berkembang. Di daratan tumbuhan konifer tumbuh subur hingga membentuk
hutan-hutan konifer. Pada masa Jura Akhir, Pangaea terpecah menjadi benua
Laurasia (ke Utara) dan Gondwana (ke Selatan). Masa ini menampilkan
kepunahan besar-besaran jenis sauropoda dan Ichthyosaurus. Peristiwa kepunahan
ini disebut Kepunahan Jura-Kreta.

3. Periode Kreta atau Zaman Kapur (65 juta tahun)

Periode Kreta/Cretaceous merupakan periode terpanjang di zaman


Mesozoikum. Periode ini terbagi menjadi 2, yaitu Kreta Awal dan Kreta Akhir.
Kreta Awal, berlangsung kira-kira 145 – 100 juta tahun yang lalu. Pada periode
ini dinosaurus berkembang pesat dan menyebar ke seluruh dunia.

Kreta Akhir, berlangsung kira-kira 100 – 65 juta tahun yang lalu. Iklim
pada masa ini cenderung dingin dan ekstrim dengan hanya menyisakan bagian
khatulistiwa yang memiliki iklim tropis. Walaupun begitu masih ada spesies baru
yang muncul pada periode ini seperti, Tyrannosaurus, Ankylosaurus, Triceratops
dan Hadrosauria yang mendominasi rantai makanan. Di lautan, mosasaurus
menguasai lautan. Pada akhir masa ini terjadi kepunahan tercepat. Kepunahan ini
hanya terjadi dalam rentang waktu 2,5 hingga kurang dari 1 juta tahun. Peristiwa
kepunahan ini dikenal dengan Kepunahan Kreta-Tertier, menjadi peristiwa
kepunahan terpopuler karena berbarengan dengan punahnya dinosaurus. Namun,
muncul kehidupan lain di bumi yaitu dari spesies mamalia dan burung.
Ketiga zaman tersebut disebut tingkat kehidupan pertengahan. Suasana
iklim pada waktu itu adalah panas dan basah. Hal ini diketahui dari adanya
pertumbuhan dan perkembangan flora dan fauna yang ada pada saat itu. Pada
zaman ini mulai berkembang tumbuh-tumbuhan berdaun lebar, binatang melata,
amfibi, dan ikan. Kehidupan flora dan fauna penyebarannya terbatas.

Zaman Neozoikum

Zaman setelah kepunahan dinosaurus ketika permukaan bumi didominasi


mamalia dan burung. Berawal dari 60 juta tahun yang lalu sampai sekarang.
Zaman ini dibagi 2, yaitu: zaman tersier (zaman ketiga) dan zaman kuarter (zaman
keempat).

1. Periode Tersier

Pada zaman Tersier, reptil raksasa mulai berkurang, berganti dengan


jenis-jenis binatang mamalia. Zaman ini terbagi menjadi: Paleosen, Eosen,
Oligosen, Miosen, dan Pliosen. Pada zaman Paleosen hewan primata mulai
bermunculan. Primata ini bertubuh lebih besar dari gorila dan disebut dengan
Gigantrofi.

Zaman tersier terbagi menjadi

a. Kala Paleosen (10 juta tahun)

Kala ini dimulai 65 juta tahun yang lalu. Menjadi masa transisi dari kepunahan di
zaman sebelumnya menuju zaman baru. Daratan mulai membentuk seperti daratan
yang sekarang. Di lautan hiu mulai menguasai setelah reptil raksasa punah. Zaman
baru ditandai dengan melimpahnya tumbuhan berbunga serta lazimnya binatang
tak bertulang belakang, ikan, amfibi, dan mamalia kecil.

b. Kala Eosen (15 juta tahun)

Kala ini dimulai 55 juta tahun yang lalu. Ditandai dengan mulai berkembangnya
buah, biji-bijian, dan rerumputan. Rantai makanan tertinggi dikuasai oleh burung
Paracrax. Zaman eosen sekitar 35,5 juta tahun – 56,7 juta yang lalu, daerah Afrika
menabrak daerah Eropa dan daerah India masih bergerak menuju daerah Asia
mengangkat pegunungan Alpen serta pegunungan Himalaya. Tekanan antara
benua membentuk cekungan samudra yang melebar serta menyebabkan
permukaan air laut merendah.

c. Kala Oligosen (14 juta tahun)

Kala ini mulai 40 juta tahun yang lalu. Ditandai dengan munculnya kera
primitif dan berkembangnya berbagai binatang pengerat. Melimpahnya jenis
rerumputan mendorong beberapa spesies hewan berevolusi. Tubuh mamalia mulai
membesar.

Zaman oligosen terjadi sekitar 35,5 juta-24 juta tahun yang lalu dan zaman
pliosen terjadi sekitar 5 juta-1,8 juta tahun yang lalu, dimana sejumlah tumbuhan
habis karena cuaca yang semakin dingin. Pada zaman tersier tumbuh-tumbuhan
berkembang biak dan meluas ke seluruh wilayah kontinen, demikian juga mulai
timbul dan berkembang tumbuhan berbunga. Hewan menyusui dan burung-
burung mulai meluas pada zaman tersier. Keadaan iklim tidak begitu berbeda
dengan zaman sekunder. Pada zaman tersier pula batu bara muda mulai terbentuk.

d. Kala Moisen (12 juta tahun)

Kala ini mulai pada 26 juta tahun yang lalu. Ditandai dengan kemunculan
kera di daratan Asia dan Eropa. 95% tanaman berbiji berevolusi pada masa ini.

e. Kala Pliosen (12,5 juta tahun)

Kala ini dimulai pada 14 juta tahun yang lalu. Ditandai dengan kehidupan
laut yang mirip dengan yang ada sekarang dan kemunculan manusia purba pada
akhir Kala Pliosen ini.

2. Periode Kuarter

Sementara itu, pada zaman Kuarter, mulai muncul tanda-tanda adanya


kehidupan manusia purba. Zaman Kuarter berlangsung sekitar 2 juta tahun yang
lalu. Zaman kuarter terbagi 2 masa, yakni masa Pleistosen yang merupakan awal
kehidupan manusia dan seringkali disebut dengan zaman es. Masa selanjutnya
yaitu masa Holosen yang merupakan awal kemunculan Homo sapiens yang
diyakini sebagai awal dari manusia modern.

Zaman kwartir terdiri atas zaman pleistosen atau dikenal dengan zaman
diluvium dan zaman hollosen atau alluvium. Zaman Pleistosen sekitar 1,8 juta
hingga 0,01 juta tahun yang lalu di mana dikenal sebagai zaman es karena pada
zaman ini terjadi beberapa kali glasisasi. Pada zaman ini sebagian besar daerah
Eropa, Amerika Utara, Asia Utara ditutupi oleh es. Begitu pula pegunungan
Alpen, Himalaya, dan Carpathia. Kemudian di anatara empat zaman es, terdapat
zaman intra glasial yang ditandai dengan iklim bumi yang lebih hangat. Zaman
diluvium dan aluvium ini kurang lebih berumur tiga juta tahun yang lalu di mana
pada zaman kwartir telah muncul manusia purba pertama (homo erectus yang
zaman dahulu disebut Pithecanthropus erectus). Flora dan fauna yang hidup masa
itu sangat mirip dengan yang hidup di zaman sekarang.

Pada masa Holosen, manusia modern mulai muncul dengan peradaban


barunya. Ilmu pengetahun manusia mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Masa atau zaman holosen inilah yang mengawali sejarah
perkembangan manusia modern hingga saat ini.

a. Kala Pleistosen

Disebut juga dengan zaman Dilluvium atau zaman es. Dimulai pada 1,75
juta tahun yang lalu. Pada masa ini muncul manusia purba, Mammoth, badak
berbulu, harimau taring pedang, dan hewan lainnya. Namun dengan iklim yang
lama kelamaan mendingin kehidupan pun kembali musnah. Terjadi perubahan
iklim yang drastis pada daerah kutub, sehingga laut-laut dangkal menjadi kering.

b. Kala Holosen

Disebut juga dengan zaman Alluvium atau zaman banjir. Daratan kering
mulai menjadi lautan kembali karena es mencair. Zaman ini menjadi awal
munculnya nenek moyang manusia modern jenis Homo Sapiens.
2. Sebutkan fosil-fosil penciri setiap zaman bumi

Zaman kambrium, diversifikasi kehidupan utama dalam Ledakan


Kambrium. Banyak fosil; filum hewan paling modern muncul. Chordata pertama
muncul, bersama dengan sejumlah filum bermasalah yang punah. Archaeocyatha
pembentuk terumbu karang berlimpah; kemudian menghilang. Trilobita, cacing
priapulid, spons, brakiopoda tak beraturan (cangkang lampu tidak berengsel), dan
banyak hewan lainnya. Anomalocarids adalah predator raksasa, sementara banyak
fauna Ediacaran mati. Prokariota, protista (misalnya, foram), jamur dan alga terus
berlanjut hingga hari ini. Gondwana muncul.

Zaman Ordovisiun, Invertebrata berdiversifikasi menjadi banyak jenis


baru (misalnya, cephalopoda bercangkang lurus panjang). Karang awal,
brakiopoda artikulasi (Orthida, Strophomenida, dll.), bivalvia, nautiloid, trilobita,
ostracoda, bryozoa, banyak jenis echinodermata (crinoid, cystoids, bintang laut,
dll.), graptolit bercabang, dan taksa lainnya semuanya umum. Conodonts
(vertebrata planktonik awal) muncul. Tumbuhan hijau pertama dan jamur di darat.
Zaman es di akhir periode.

Zaman silur, Tumbuhan berpembuluh pertama (pakis pengocok dan


kerabatnya), kaki seribu dan arthropleurids pertama di darat. Ikan berahang
pertama, serta banyak ikan tanpa rahang lapis baja, mengisi laut. Kalajengking
laut mencapai ukuran besar. Tabulasi dan karang rugosa, brakiopoda
(Pentamerida, Rhynchonellida, dll.), dan crinoid semuanya berlimpah. Trilobita
dan moluska beragam; graptolites tidak bervariasi.

Zaman Devon, Clubmosses, ekor kuda, dan pakis pertama muncul, seperti
halnya tanaman berbiji pertama (progymnospermae), pohon pertama
(archaeopteris pohon-pakis), dan serangga pertama (tidak bersayap). Brachiopoda
strophomenid dan atrypid, karang rugose dan tabulate, dan crinoid semuanya
berlimpah di lautan. Amonoid goniatite berlimpah, sedangkan coleoid mirip cumi-
cumi muncul. Trilobita dan agnath lapis baja menurun, sementara ikan berahang
(plakoderm, ikan bersirip lobus dan pari, dan hiu purba) menguasai lautan. Amfibi
pertama masih akuatik. "Benua Merah Tua" dari Euramerica

Zaman Karbon Missis-sippian, Pohon primitif besar, vertebrata darat


pertama, dan kalajengking laut amfibi hidup di tengah rawa pesisir pembentuk
batu bara. Rhizodont bersirip lobus adalah predator air tawar yang besar. Di
lautan, hiu purba adalah umum dan cukup beragam; echinodermata (terutama
crinoids dan blastoids) berlimpah. Karang, bryozoa, goniatites dan brachiopoda
(Productida, Spiriferida, dll) sangat umum. Tapi trilobita dan nautiloids menurun.
Glasiasi di Gondwana Timur.

Zaman Karbon/Pennsyl- vanian, Serangga bersayap memancar tiba-tiba;


beberapa (terutama Protodonata dan Palaeodictyoptera) cukup besar.
Amphibianumum dan beragam. Reptil pertama dan hutanbatubara (scale trees,
ferns, club trees, giant horsetails, Cordaites, dll.). Tingkat oxygen tertinggi.
Goniatite, brakiopoda, bryozoa, bivalvia, and koral berlimpah di lautan. Pewaris
foram berkembang biak

Zaman Perm, Daratan bergabung menjadi superbenua Pangaea,


membentuk Pegunungan Appalachia. Akhir tahap glasial Permo-Carboniferous.
Reptilia Synapsida (Pelycosaurus dan Therapsida) melimpah, sementara
parareptilia dan [Amfibia Temnospondylia masih umum ditemukan. Pada zaman
Perm pertengahan, flora zaman Karbon mulai digantikan oleh tumbuhan runjung
(tumbuhan berbiji sejati pertama) dan tumbuhan lumut sejati pertama. Kumbang
dan serangga bersayap dua berevolusi. Kehidupan laut berkembang di bagian
terumbu dangkal yang hangat; Brachiopoda (Productida dan Spiriferida), Bivalva,
Foraminifera, dan amonit Orthocerida melimpah. Kepunahan massal antara Perm
dan Trias terjadi 251 juta tahun yang lalu: 95 persen kehidupan di bumi pun,
termasuk seluruh trilobita, graptolita, dan Blastoidea.

Masa Mesozoikum

Zaman trias, Dinosaurus mendominasi: Archosaurus di daratan,


Ichthyosaurus dan Nothosaurus di lautan, dan Pterosaurus di udara. Cynodonta
menjadi lebih kecil dan lebih menyerupai mamalia; mamalia dan crocodilia
pertama muncul. Dicrodium merupakan flora umum di daratan. Banyak terdapat
amfibi Temnospondylus . Ammonita sangat umum. Koral modern dan ikan
bertulang sejati (Teleostei) muncul, dan juga banyak insekta

Zaman jura, Gymnospermae (terutama tumbuhan runjung, Bennettitales


dan sikas) dan paku-pakuan umum ditemukan. Banyak jenis dinosaurus, seperti
sauropoda, carnosaurus, and stegosaurus. Mamalia kecil umum ditemukan.
Burung pertama dan hewan melata bersisik (Squamata). Ichthyosaurus dan
plesiosaurus berkembang. Bivalvia, ammonita dan Belemnoidea juga banyak
dijumpai. Bulu babi sangat umum, juga lili laut, bintang laut, Porifera,
Brachiopoda, Terebratulida, dan Rhynchonellida. Terpecahnya Pangaea menjadi
Gondwana dan Laurasia.

Zaman kapur, Tumbuhan berbunga berkembang, bersama dengan jenis-


jenis baru insekta. Ikan bertulang sejati (Teleostei) modern mulai bermunculan.
Ammonita, Belemnoidea, Bivalvia rudist, Echinoidea dan Porifera umum
ditemukan. Banyak jenis baru dinosaurus (mis. Tyrannosauridae, Titanosauridae,
Hadrosauridae, dan Ceratopsidae) berkembang, juga Crocodilia modern;
mosasaurus dan hiu modern muncul di laut. Burung primitif perlahan
menggantikan pterosaurus. Mamalia monotremata, marsupialia and eutheria
bermunculan. Gondwana terpecah.
Masa Kenozoikum

Zaman Paleogen

Kala Paleosen, Iklim tropis. Tumbuhan modern muncul; Mamalia


terdiversikasi menjadi beberapa garis keturunan primitif menyusul kepunahan
dinosaurus. Mamalia besar pertama (sampai seukuran beruang atau kuda nil
kecil).

Kala eosen, Mamalia kuno (mis. Creodont, Condylarth, Uintatheriidae, dll)


berkembang. Munculnya beberapa keluarga mamalia "modern". Paus primitif
terdiversifikasi. Rumput pertama. Ice cap berkembang di Antartika.

Kala oligosen, Iklim hangat; Evolusi dan diversifikasi pada fauna pesat,
terutama mamalia. Evolusi dan penyebaran utama berbagai jenis tumbuhan
berbunga modern.

Zaman Neogen

Kala miosen, Iklim moderat; Orogeny di belahan utara. Mamalia dan


familia burung modern dikenali. Berbagai kuda dan mastodon berkembang.
Rumput tumbuh di mana-mana. Kera pertama muncul.

Kala pliosen, Iklim dingin dan kering. Australopitheca; banyak mamalia


dan moluska yang saat ini ada mulai muncul. Homo habilis muncul.

Kala pliestosen, Berkembangnya dan selanjutnya punahnya banyak


mamalia besar (megafauna Pleistosen). Evolusi manusia modern secara anatomis.
Awal Zaman Es terkini.

Kala holosen, Akhir glasiasi dan kebangkitan peradaban manusia.

Anda mungkin juga menyukai