Anda di halaman 1dari 6

Era paleozoikum

Paleozoikum berasal dari Bahasa Yunani, palaios (lama) dan zoe (hidup),
yang berarti kehidupan kuno. Paleozoikum membentang dari 542-251 juta tahun yang
lalu. Selama akhir era ini hutan besar tanaman primitive berkembang di daratan
membentuk batubara besar Eropa dan Amerika Utara bagian timur. Mulai muncul
dan berkembang reptil besar pertama dan tanaman modern pertama (tumbuhan
runjung) pada akhir era ini (Haryadi, 2013).
Era Paleozoikum berakhir dengan kepunahan massal terbesar sepanjang
sejarah bumi. Dampaknya sangat besar sehingga kehidupan di darat membutuhkan 30
juta tahun untuk pulih. Secara geologis, Plaeozoikum dimulai tidak lama setelah
pecahnya superbenua Pannotia pada akhir zaman es global. Sepanjang awal
Paleozoikum, daratan bumi pecah menajdi sejumlah besar benua yang realtif kecil.
Menjelang akhir era ini benua-benua berkumpul ke superbenua atau disebut dengan
Pangea, yang mencakup sebagain besar wilayah daratan bumi (Haryadi, 2013).
Era Paleozoikum dibagi menjadi 6 periode atau kala yakni mulai dari yang
tertua Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon, Karbon, dan Permian.
1. Periode Kambrium
Periode Kambrium merupakan periode geologi pertama era Paleozoikum,
berlangsung dari 542 - 488 juta tahun lalu. Periode ini dicetuskan oleh Adam
Sedgwick, (22 Maret 1785 - 27 Januari 1872) dan Sir Roderick Impey Murchison
(19 Februari 1792 - 22 Oktober 1871), dengan nama Cambria, nama klasik untuk
Wales Britania, di mana batu-batuan Kambrium terpapar dengan baik. Sebelum
periode Kambrium, kehidupan di dunia sangat sederhana. Organisme kompleks
secara bertahap menjadi lebih sering tampil. Diversifiasi bentuk kehidupan yang
relatif cepat disebut ledakan Kambrium (Haryadi, 2013).
Fosil-fosil zaman Kambrium pertama kali diidentifikasi pada pertengahan
abad ke-19 oleh ilmuan Inggris Adam Sedgwick. Trilobita adalah artropoda,
hewan beruas dengan kerangka luar, seperti serangga, udang, dan kepiting. Fosil-
fosil zaman Kambrium terawetkan dengan baik karena banyak yang punya
kerangka dan cangkang Zaman Kambrium bukan menunjukkan awal kehidupan,
melainkan radiasi adaptifbesar bentuk kehidupan bersel banyak (Christian, 2018).

Mata Trilobita, salah satu spesies zaman


Kembrium, memiliki rancangan luar
biasa, tersusun atas ratusan mata kecil.
Di samping itu, setiap mata kecil ini
memiliki dua lensa yang berbeda.
Diperkirakan bahwa mata kecil yang
disebut "struktur doublet" ini
memungkinkan trilobita untuk melihat
secara sempurna di dalam air tanpa
Mata Trilobita kesalahan.
Secara keseluruhan, iklim di Bumi cukup hangat pada periode Kambrium ini.
Periode Kambrium menandai perubahan dalam keanekaragaman hayati dan
komposisi biosfer Bumi. Biota Ediacaran yang eksis sebelumnya mengalami
kepunahan massal pada periode awal. Pada masa ini, beberapa organisme
memberanikan diri naik ke darat, menghasilkan jejak fosil Proricbnites dan
Climactichnites. Secara umum tidak ada tanaman pada saat itu, meskipun
kemungkinan bahwa mikroba seperti jamur, ganggang, dan mungkin lumut
menutupi tanah (Haryadi, 2013).

2. Periode Ordovisium
Ordovisium adalah periode geologi kedua era Paleozoikum, berlangsung dari
488 - 440 juta tahun lalu. Ordovisium mengambil nama suku Ordovices, diusulkan
Charles Lapworth, ahli geologi Inggris, pada 1879. Selama Ordovisium, benua di
selatan berkumpul menjadi satu benua disebut Gondwana. Iklim awal Ordovisium
cukup hangat, sebagian besar Gondwana ditutupi dengan laut dangkal. Perairan
dangkal ini mendorong pertumbuhan organisme bercangkang kalsium karbonat.
Orthoceras (moluska kuno bercangkang) termasuk di antara hewan-hewan
pemangsa (Haryadi, 2013).
Mendekati akhir periode terjadi peristiwa kepunahan massal yang terkena
imbas serius adalah kelompok plankton, seperti conodonts dan graptolites.
Beberapa kelompok Trilobita (anthropoda kuno), agnostida dan ptychopariida
benar-benar punah, dan asaphida jauh berkurang. Brachiopoda, bryozoa, dan
echinodermata juga sangat terpengaruh (Haryadi, 2013).
Pada akhir periode Ordovisium yang paling dingin dalam 600 tahun terakhir
dari sejarah Bumi. Meskipun kurang terkenal daripada ledakan Kambrium,
Ordovisium menampilkan hewan laut empat kali lipat, 12 persen dari semua
hewan laut yang dikenal pada Fanerozoikum. Kerang yang menyekresi karbonat
meningkat pesat. Vertebrata pertama (ikan-Ostraco- derms) juga diduga muncul
pada periode ini, tetapi penemuan-penemuan baru di Cina menunjukkan mungkin
berasal dari awal Kambrium. Gnathostome (ikan berahang) pertama muncul pada
periode ini (Haryadi, 2013).
Periode Ordovisium berakhir dengan ditandai zaman es yang memusnahkan
49% spesies. Zaman es itu tidak berlangsung lama. Zaman es berakhir didahului
penurunan karbondioksida (dari 7.000 ppm ke 4.400 ppm) (Haryadi, 2013).
3. Periode Silur atau Siluria
Selama periode Silur (dari 440 hingga 409 juta tahun lalu) tanaman yang
tumbuh di permukaan bumi muncul, bersamaan dengan hewan tanah yang
pertama, yang paling awal adalah kalajengking. Kalajengking adalah artropoda,
dari kelas Arachnida, dan merekalah yang pertama menyebar di tanah yang kering
(Gaarder, 2018).
Selama periode ini, Bumi memasuki fase hangat, laut dangkal dan hangat
menutupi sebagian besar daratan khatulistiwa. Fluktuasi iklim tidak menentu.
Terlihat dari rusaknya lapisan kerang (Coquina). Ikan bertulang pertama kali
muncul, ditutupi dengan sisik yang tipis. Ikan mencapai keragaman yang cukup
besar, dan berkembang. Eurypterids (kalajengking laut) yang sebagian panjangnya
beberapa meter, berkeliaran di periode Siluria. Lintah juga muncul. Brachiopods,
bryozoa, moluska, dan trilobita hederel/oids berlimpah dan beragam. Cooksonia
tumbuhan vaskular paling awal muncul pada pertengahan siluria. Periode pertama,
daratan dihuni hutan lumut di sepanjang danau dan sungai (Hariyadi, 2013).
4. Periode Devon
Periode Devon (mulai 409 - 354 juta tahun yang lalu) daratan semakin luas
dan juga mulai muncul sungai dan danau. Binatang laut semakin beraneka
terutama dari Filum Mollusca, terumbu karang juga masih tersebar hampir merata
dan mendekati lingkar kutub berarti iklim juga masih merata hampir sama. Selain
itu juga muncul vertebrata air dari golongan ikan. Tumbuhan darat juga sudah
dijumpai dalam jumlah banyak. Tetapi pada Devon awal (Bawah) gurun juga
masih banyak terdapat terutama di tengah benua (Hariyanto et al., 2015).
Kenaikan kadar oksigen mendorong gelombang kedua pendudukan daratan
oleh metazoa selama zaman Devon, yang bermula sekitar 370 juta tahun lalu.
Tumbuhan berkerangka kayu pertama yang bisa berdiri tegak menantang gravitasi
muncul sekitar 375 juta tahun lalu, dan hutan-hutan pertama muncul tak lama
sesudahnya. Tumbuhan mengambil banyak karbon melalui fotosintesis, jadi selagi
Bumi berubah hijau, kadar karbondioksida jatuh sampai sekitar sepersepuluh kadar
sebelumnya (Christian, 2018).
Akhir periode Devon baru tampak bahwa tumbuhan sudah sangat luas
penyebarannya. Untuk hidup tumbuhan awal perlu kelembapan, agaknya setelah
Devon akhir telah terjadi perkembangan tumbuhan yang tidak begitu bergantung
pada kelembapan yang sangat tinggi (Hariyanto et al., 2015).
5. Periode Karbon
Karbon merupakan periode geologi kelima pada era paleozoikum yang
berlangsung dari sekitar 354 – 290 juta tahun yang lalu. Pertama kalinya
foraminifera mengambil bagian terkemuka dalam fauna laut. Kerang-kerangan
meningkat secara signifikan. Banyak ikan menghuni laut pada periode Karbon,
didominasi Elasmobranchs (hiu dan keluarganya). Ikan air tawar berlimpah,
termasuk Ctenodus, Uronemus, Acanthodes, Cheirodus, dan Gyracanthus
(Christian, 2018).
Invertebrata air tawar meliputi berbagai kerang moluska yang hidup di air
payau atau tawar, seperti Anthracomya, Naiadiles, dan Carbonicola. Pada akhir
periode Karbon, capung raksasa, seperti serangga Meganeura tumbuh dengan
bentang sayap 75 sentimeter. Pulmonoscorpius (kalajengking raksasa) mencapai
panjang hingga satu meter. Bangsa amfibi beragam dan umum pada pertengahan
periode Karbon, dengan kulit bersisik. Yang terbesar panjangnya lebih dari 2
meter, yang terkecil sekitar 15 sentimeter (Haryadi, 2013).
Salah satu inovasi evolusi terbesar dari periode Karbon adalah telur, yang
memungkinkan pemanfaatan lebih lanjut tetrapoda untuk hidup di daratan.
Termasuk reptil paling awal, Hylonomus dan Archaeothyris. Kadal kecil itu
dengan cepat memunculkan banyak keturunan. Spesies bertelur merupakan nenek
moyang burung, mamalia, dan reptil untuk bereproduksi di daratan dengan
mencegah pengeringan embrio di dalam telur (Haryadi, 2013).
6. Periode Permian
Permian adalah periode terakhir era Paleozoikum yang berlangsung dari 299-
251 juta tahun silam. Pada akhir periode ini terjadi kepunahan massal terbesar
yang dikenal ilmu pengetahuan. Pada 1841 , Roderick Murchison, ahli geologi
Skotlandia, mengusulkan dengan sebutan Permian. Karakteristik periode ini
adalah, jumlah reptile yang beradaptasi dengan iklim kering, dan pada periode ini
therapsida pertama berkembang, ordo reptile yang menjadi cikal bakal semua
mamalia (Hariyadi, 2013).
Awal zaman Permian, hutan dan metazoa darat mengubah permukaan bumi,
mengubah benua-benua menjadi hijau dan menyetel ulang termostat biosfer
sehingga menciptakan rezim atmosfer Fanerozoikum Akhir dengan kadar oksigen
tinggi dan kadar karbon dioksida rendah (Christian, 2018).
Periode Permian berakhir dengan peristiwa kepunahan paling luas dicatat
dalam paleontologi. Sekitar 90-95 persen spesies laut punah, serta 70 persen
organisme darat musnah, yang paling menderita adalah bangsa serangga di mana
99,5 % tewas. Pemulihan dari kepunahan periode Permian membutuhkan waktu 30
juta tahun (Hariyadi, 2013).

Christian, D. 2018. Kisah Asal-Usul. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.


Gaarder, J. 2018. The Castle in The Pyrenees: Kisah Filosofis Tentang Cinta dan
Nurani. Bandung: Mizan.
Haryadi, R. 2013. Jejak Kehidupan di Planet Lain. Jakarta: ReneBook.
Hariyanto, S., Irawan, B., Mochammadi, N., dan Soedarti, T. 2015. Lingkungan
Abiotik. Surabaya: Airlangga University Press.

Anda mungkin juga menyukai