UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
OLEH :
INDRI ANGGRENI
D061191044
MAKASSAR
2022
i
PERMOHONAN MAGANG INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Indri Anggreni
D061 19 1044
ii
KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Teknik (ST) pada
Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
OLEH :
INDRI ANGGRENI
D061191044
MAKASSAR
2022
iii
GEOLOGI DAN KARAKTERISTIK KUALITAS BATUBARA PADA PT.
KALTIM PRIMA COAL DAERAH SANGATA KUTAI TIMUR,
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Dosetujui Oleh :
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat izin, rahmat serta
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir yang berjudul
“Geologi dan Karakteristik Kualitas Batubara Pada PT.Kaltim Prima Coal
Daerah Sangata Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur” ini dengan baik.
Pembuatan proposal ini merupakan salah satu tahap dalam Tugas Akhir yang
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Departemen
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.
Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, sehingga segala saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat
diperlukan dalam penyempurnaan proposal ini.
v
Akhir kata penulis mohon maaf kepada semua pihak apabila terdapat
kesalahan kata dalam proposal ini dan semoga proposal ini dapat berguna bagi
semua pihak yang menggunakannya. Aamiin
Penulis
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERMOHONAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................ix
DAFTAR TABEL.........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar belakang...................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..............................................................................2
1.3 Maksud dan Tujuan...........................................................................2
1.4 Waktu dan lokasi penelitian..............................................................3
1.5 Peserta Kegiatan................................................................................3
1.6 Pembimbing......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................5
2.1 Geologi Regional................................................................................5
2.1.1 Fisiografi Regional.................................................................5
2.1.2 Geologi Regional Cekungan Kutai........................................6
2.1.3 Geologi Regional Daerah Sangatta......................................12
2.2 Teori Dasar.......................................................................................14
2.2.1 Batubara...............................................................................14
2.2.2 Pembentukan Batubara.........................................................14
2.2.3 Karakteristik Batubara..........................................................17
2.2.4 Analisis Proksimat................................................................20
2.2.5 Klasifikasi Batubara ASTM.................................................21
BAB III METODE DAN TAHAPAN PENELITIAN.............................23
3.1 Metode Penelitian............................................................................23
3.1.1 Matode Pemetaan Tidak Langsung......................................23
3.1.2 Metode Pemetaan Lapangan................................................23
3.2 Tahapan Penelitian..........................................................................23
3.2.1 Tahapan Persiapan.............................................................23
vi
i
3.2.2 Tahap Pengambilan Data...................................................25
3.2.3 Tahap Preparasi Sampel.....................................................26
3.2.4 Tahap Pengolahan data dan analsisi data...........................26
3.2.5 Tahap Penyusunan Tugas Akhir........................................27
3.3 Diagram Alir...................................................................................28
BAB IV PERENCANAAN WAKTU........................................................29
4.1 Perencanaan Waktu.........................................................................29
BAB V PENUTUP......................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................31
vi
ii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kolom Stratigrafi Daerah Kutai Timur, Cekungan Kutai bagian
utara (Supriatna & Rustandi, 1995; po. cit, Resmawan, 2007...9
x
BAB I
PENDAHULUAN
dan terkena pengaruh temperature serta tekanan yang berlangsung sangat lama.
Proses pembentukan batubara dapat melalui proses sedimentasi dan skala waktu
karakteristik kualitas batubara yang berbeda-beda dari suatu daerah dengan daerah
lainnya.
kompleks, salah satunya yaitu proses geologi yang berlangsung bersamaan dengan
dilakukan dengan analisa proksimat untuk mengatahui nilai ash, total moisture,
PT. Kaltim Prima Coal. PT. Kaltim Prima Coal merupakan salah satu perusahaan
golongan kualitas melawan hingga prima. Kualitas batubara merupakan hal yang
sangat penting karena menentukan nilai suatu batubara. Oleh karena itu, studi ini
PT.Kaltim Prima Coal Daerah Sangata Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur”
kualitas batubara?
penelitian.
2
Tujuan dari penelitian ini antara lain yaitu :
kualitas batubara
pada PT. Kaltim Prima Coal, pada tanggal 01 Februari 2023 – 31 Maret 2023
Kalimantan Timur.
Peserta kegiatan penelitian tugas akhir pada PT. Kaltim Prima Coal yaitu
1.6 Pembimbing
Pada pelaksanaan penelitian tugas akhir ini, kami akan dibimbing oleh 2
pembimbing, yaitu:
3
dalam hal ini Dosen.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cekungan Kutai, yang termasuk dalam Peta Geologi Lembar Sangatta (Sukardi
dkk., 1995).
Kutai merupakan salah satu cekungan Tersier yang terbesar di Indonesia, luasnya
utara, Cekungan Kutai dibatasi oleh Sesar Sangkulirang dan Sesar Bengalon,
5
sedangkan
6
dibagian selatan dibatasi oleh Sesar Adang (Biantoro dkk., 1992).
selatan oleh Adang flexure. Bagian barat Cekungan Kutai dibatasi Tinggian
Kuching yang tersusun oleh batuan metasedimen berumur Kapur dan sedimen
Makassar dengan kedalaman air laut mencapai lebih dari 2000 meter (Allen &
belakang atau back arc di bagian barat yang terbentuk akibat tumbukan antara
2005).
Pada Tersier Awal, Cekungan Kutai dan Cekungan Barito merupakan satu
kelurusan zona patenosfer yang dikontrol oleh Sesar Adang atau disebut South
Kutai Boundary Fault. Pemisahan ini diduga terjadi selama Miosen Tengah,
7
berdasarkan fasies yang berbeda pada lapisan sedimen antara kedua cekungan dari
Tengah yang diikuti oleh fase pelenturan dasar cekungan yang berakhir pada
utama sedimentasi klastik di Cekungan Kutai dan tidak terganggu sejak Oligosen
Akhir hingga sekarang (Ferguson & McClay, 1997; op.cit. Resmawan, 2007).
Pada Kala Miosen Tengah pengangkatan dasar cekungan dimulai dari bagian
barat Cekungan Kutai yang bergerak secara progresif ke arah timur sepanjang
waktu dan bertindak sebagai pusat pengendapan. Selain itu juga terjadi susut laut
Gambar 2.2 Peta Geologi Lembar Sangatta, Kalimantan Timur Skala 1:250.000
(Sukardi dkk., 1995).
8
2.1.2.2 Stratigrafi Regional
2.2 dan 2.3), membagi satuan lithostratigrafi daerah Kutai Timur menjadi 6
(enam) formasi dengan urutan dari tua ke yang muda adalah sebagai berikut:
batupasir dan batubara. Bagian atas terdiri dari batulempung pasiran yang
mengandung sisa tumbuhan dan beberapa lapisan tipis batubara. Secara umum
foraminifera besar. Batugamping dari formasi ini adalah terumbu dan tebaran
tempat.
9
batubara. Pada perselingan batupasir kuarsa, batulempung dan batulanau
mengandung muskovit, bitumen dan oksida besi. Tebal formasi ±2000 meter,
Tengah - Miosen Akhir. Formasi ini tertindih selaras oleh Formasi Kampungbaru.
sisipan batubara dan tuf, setempat mengandung lapisan tipis oksida besi dan bintal
pengendapan delta sampai laut dangkal dengan tebal formasi antara 500-800
meter. Endapan Aluvial (Qal) : Material lepas berupa lempung dan lanau, pasir,
Tabel 2.1 Kolom Stratigrafi daerah Kutai Timur, Cekungan Kutai bagian
utara (Supriatna & Rustandi, 1995; op.cit. Resmawan, 2007).
10
2.2.1.1 Struktur Geologi Regional
Kalimantan dan Pulau Sulawesi. Pola struktur Cekungan Kutai dipengaruhi oleh
lipatan dan sesar. Batuan tua seperti Formasi Pamaluan, Formasi Bebuluh dan
Formasi Pulau Balang umumnya terlipat kuat dengan kemiringan sekitar 400 ,
tetapi ada juga yang mencapai 750 , sedangkan batuan yang berumur lebih muda
lemah, namun di beberapa tempat dekat zona sesar ada yang terlipat kuat. Di
daerah ini terdapat 3 (tiga) jenis sesar, yaitu sesar naik, sesar normal dan sesar
mendatar. Sesar naik diduga terjadi pada Miosen Akhir yang kemudian dipotong
oleh sesar mendatar yang terjadi kemudian, sedangkan sesar turun terjadi pada
11
Proses pembentukan lipatan di Cekungan Kutai terdapat dua pendapat,
yaitu:
akibat gaya gravitasi (gravity sliding) pada batuan dasar yang mempunyai
Zaman Tersier.
delta, yaitu gabungan dari sedimentasi yang cepat dan gaya tektonik.
12
Gambar 2.3 Struktur Geologi Cekungan Kutai (Allen & Chambers, 1998; op.cit.
Sukmayana, 2009).
berkembang di bagian utara Cekungan Kutai dan terpisah dari sitem Delta
Mahakam purba di bagian selatan (Snedden dkk., 1996; op.cit. Setiadi, 2008). Di
13
Di kawasan Sangatta pengendapan delta yang cepat pada Miosen Tengah
masa lempung yang belum mampat (kompak) itu menjadi labil. Akibatnya masa
kawasan ini ditemui suatu struktur antiklin yang sempit, memanjang dan sejajar
dengan garis pantai. Struktur antiklin sempit ini dipisahkan oleh sinklin-sinklin
yang lebar. Proses pembentukan struktur ini berlangsung setahap demi setahap,
Mahakam dan diperkirakan mulai berlangsung sejak Miosen Awal (Duval dkk.,
1992; op.cit.
14
Setiadi, 2008). Penurunan dasar cekungan selama Kala Eosen hingga Oligosen
2.2.1 Batubara
dari sisa tumbuhan purba, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak
batubara ini sangat menentukan kualitas batubara, sebab proses yang berlangsung
selain melibatkan metamorfosis dari sisa tumbuhan, juga tergantung pada keadaan
pada waktu geologi dan kondisi lokal seperti iklim dan tekanan. Dalam suatu
cebakan yang sama, sifat-sifat analitik yang ditemukan dapat berbeda, selain
karena tumbuhan asalnya yang mungkin berbeda, juga karena banyaknya reaksi
15
Gambar 2.5 Skema Pembentukan Batubara (Wolf, (1984) dalam Anggayana (2002).
dapat terbakar, berasal dari tumpukan hancuran atau bagian dari tumbuhan yang
terhumifikasi dan dalam kondisi tertutup udara (di bawah air), tidak padat,
memiliki kandungan air lebih dari 75% berat dan kandungan karbon lebih kecil
dari 60% dalam kondisi kering (Anggayana, 2002). Proses penggambutan ini
merupakan tahap paling awal dari proses pembentukan batubara, yang meliputi
proses mikrobial dan perubahan kimia (biokimia). Faktor yang sangat penting
dan perubahan kimia (geochemical coalification), pada tahap ini bakteri tidak ikut
16
pembatubaraan ini terutama dikontrol oleh temperatur, tekanan dan waktu cepat.
tahapan ini. Terdapat dua teori yang menjelaskan proses terjadinya batubara yaitu:
1. Teori In-situ Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal
hutan tersebut pada saat mati dan roboh, langsung tenggelam ke dalam
sedimen organik.
2. Teori Drift Batubara terbentuk dari tumbuhan atau pohon yang berasal dari
dan kualitas dari batubara tersebut, yaitu : Menurut Sari (2009) berdasarkan
tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu,
(luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan
17
2. Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-
Australia.
dengan bituminus.
4. Lignit atau batubara coklat adalah batubara yang sangat lunak yang
5. Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang
seperti arang kayu, tetapi panas yang dihasilkan lebih besar. Batubara
akibat tekanan dan suhu yang tinggi dalam kurun waktu lama. Komposisi
coal) mudah digerus dan HGI tinggi, kecuali kalau kadar abunya tinggi
d. Mudah hancur dan membentuk partikel halus dan debu, ketika dipindahkan.
i. Bersifat hidrophilik.
19
b. Kekerasannya lebih tinggi mempunyai HGI lebih rendah, disebut juga
d. Tidak mudah hancur dan sedikit membentuk partikel halus dan debu,
h. Titik leleh abu lebih tinggi, tidak menyebabkan fouling dan slagging
coking, bahkan FSI bisa lebih dari 6 dan cocok untuk pembuatan kokas
bituminous.
j. Bersifat hidrophobik.
3. Batubara Peringkat Tinggi (High Rank Coal) Sifat fisik batubara peringkat
20
c. Ketahanan terhadap cuaca (weathering index) paling tinggi, tidak
d. Tidak mudah hancur dan tidak membentuk partikel halus dan debu dalam
proses transportasi.
hujan.
f. Reaktivitasnya sangat rendah dan tidak mudah terbakar, titik nyala tinggi
sehingga tidak cocok untuk bahan bakar (steam coal), biasanya untuk
bahan reduktor.
h. Titik leleh abu tinggi, kecuali jika mengandung alkali (sodium dan kalium).
pembuatan kokas.
j. Bersifat hidrophobik.
analisis ini terdiri atas empat parameter utama, yaitu kandungan lengas (moisture),
kadar abu (ash), zat terbang (volatile matter) dan karbon tertambat (fixed carbon).
21
Volatile matters adalah kandungan batubara yang terbebaskan pada
temperature tinggi tanpa keadaan oksigen (misalknya CxHy, H2, Sox, dan
sebagainya).
Fixed carbon ialah kadar karbon tetap yang terdapat dalam batubara
setelah voatile matters dipisahkan dari batubara. Kadar fixed carbon ini berada
dengan kadar karbon (C) hasil analisis ultimat karena sebagian karbon berikatan
akhirnya dikenal dengan Klasifikasi menurut ASTM (America Society for Testing
and Material). Klasifikasi ini berdasarkan rank dari batubara atau berdasarkan
derajat metamorphism nya atau perubahan selama proses coalifikasi (mulai dari
lignite hingga antrasit). Untuk menentukan rank batubara diperlukan data fixed
carbon (dmmf), volatile matter (dmmf) dan nilai kalor dalam Btu/lb dengan basis
klasifikasi didasarkan atas FC nya, untuk ini dibagi menjadi 5 group, yaitu:
22
Untuk batubara dengan kandungan VM lebih besar dari 31%, maka
klasifikasi didasarkan atas nilai kalornya dengan basis mmmf. 3 group bituminous
coal yang mempunyai moist nilai kalor antara 14.000 - 13.000 Btu/lb yaitu :
Untuk group Sub-Bituminous coal yang mempunyai moist nilai kalor antara
Untuk batubara jenis lignit, 2 group Lignite coal dengan moist nilai kalor
1. Lignit A (8.300-6300)
2. Lignit B (6300)
23
BAB III
METODE DAN TAHAPAN PENELITIAN
melalui foto udara ataupun citra satelit. Interpretasi ini juga dilakukan untuk
mengetahui pola pengaliran, dan membuat peta geomorfologi serta peta geologi
daerah penelitian.
Pemetaan geologi yaitu kegiatan pemrosesan data survei keadaan kondisi geologi
pengambilan data lapangan secara langsung, Tahap persiapan ini dibagi kedalam
beberapa sub
24
tahapan, antara lain :
gambaran umum tentang metode penelitian yang akan digunakan serta gambaran
umum tentang daerah penelitian. Data-data sekunder ini diperoleh dari peneliti-
regional, stratigrafi regional dan struktur geologi regional. Dan memahami aspek
teori yang ada mengenai analisis kualitas batubara dan kondisi geologi daerah
penelitian.
apa yang akan diangkat dalam penulisan tugas akhir dalam hal ini perumusan
maupun di laboratorium.
25
3.2.1.4 Persiapan Lapangan
peta topografi daerah penelitian dan peralatan lapangan yaitu mempersiapkan alat
alam dan pengambilan foto yang diperlukan dalam analisa morfologi, serta
Yaitu meliputi kekar dan patahan yang terbentuk pada batuan. Pengukuran
kedudukan struktur geologi dengan menggunakan alat bantu kompas geologi, dan
26
terkendali sejumlah material yang mewakili secara keseluruhan material tersebut.
memilih sampel batuan yang akan di gunakan dalam analisis petrografi. Pada
lengkap, dalam tahap ini di bagi menjadi 2 yaitu analisa data di lapangan dan
analis laboratorium.
bentuk asal, serta analisa sungai seperti pola pengaliran sungai. Analisis Struktur
analisis Stratigrafi bertujuan untuk mengetahui jenis batuan dan sebaran batuan
27
3.2.4.2 Tahap Analisis Laboratorium
polarisasi dengan metode nikol silang dan nikol sejajar untuk mengamati sayatan
tipis pada batuan untuk melihat komposisi mineral, kelimpahan mineral, dan
Batubara digunakan untuk mengetahui kualitas batubara yang di lihat dari jumlah
relatif air lembab (moisture content), zat terbang (VM), abu (ash), dan karbon
Tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan penelitian yang memuat
semua data yang meliputi hasil pengumpulan data berupa, hasil interpretasi,
analisis dan pengolahan data secara sistematik, lokasi pengamatan, peta pola
pengoreksian dan pengecekan ulang terhadap semua data dan hasil analisa yang
28
3.3 Diagram Alir
Tahap Persiapan
1. Studi Literatur
2. Perumusan Masalah
3. Administrasi
4. Persiapan Lapangan
Pengambilan Foto
Tahap
Pengumpulan Sampel Preparasi Pemilihan Sampel
Sampel
Tahap Analisis
Analisis Morfologi Analisis Struktur Analisis Stratigrafi Analisis Petrografi Analisis Proksimat
Satuan Bentuk Lahan Jenis Batuan
Pola Pengaliran Sebaran Komposisi IM, FC, VM, CV
Struktur Geologi Mineral
Umur dan Lingkungan
Pengendapan
Draf Laporan TA
dengan jadwal kegiatan akademik, adapun waktu kerja praktik yaitu 2 Bulan,
dalam kurun waktu bulan 21 Februari 2023 – 31 Maret 2023 atau waktu
30
BAB V
PENUTUP
Akhir pada perusahaan PT. Kaltim Prima Coal. Proposal ini diajukan sebagai
berbagai pihak.
Tugas Akhir ini, akan dapat membuka wawasan mahasiswa pada bidang
yang diberikan oleh pihak perusahaan akan kami manfaatkan dengan sebaik-
baiknya.
Demikian usulan proposal Tugas Akhir ini kami ajukan. Atas perhatian
31
DAFTAR PUSTAKA
A. Razak .K, Sri. W, and Anshariah. 2016. Analisis Proksimat Terhadap Kualitas
Batubara Di Kecamatan Tanah Grogot Kabupaten Paser Provinsi
Kalimantan Timur. Jurnal Geomine, Vol 4, No. 3.
32