Anda di halaman 1dari 34

PENGUKURAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK LENGKAP DI

DESA SIDOHARJO KECAMATAN KELUMBAYAN BARAT


KABUPATEN TANGGAMUS PADA KANTOR PERTANAHAN DINAS
AGRARIA TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL KAB.
TANGGAMUS

Oleh

ALI RIDHO
1805061023
Laporan Kerja Praktik

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


AHLI MADYA TEKNIK

Pada

Program Studi D3 Teknik Survey Dan Pemetaan


Jurusan Teknik Geodesi dan Geomatika

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kerja Praktik : PENGUKURAN PENDAFTARAN


TANAH SISTEMATIK LENGKAP DI
DESA SIDOHARJO KEC.
KELUMBAYAN BARAT KAB.
TANGGAMUS PADA KANTOR
PERTANAHAN DINAS AGRARIA
TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL KAB. TANGGAMUS
Nama Mahasiswa : Ali Ridho

Npm : 1805061023

Program Studi : D3 Teknik Survey Pemetaan

Fakultas : Teknik

MENYETUJUI

Pembimbing Kerja Praktik Dosen Penguji

Mochamad Firman Ghazali., S. Pd., M. T. Ir.Fauzan Murdapa.,M. T.,IPM


NIP 198606252019031013 NIP 196410121992031002

Ketua Jurusan Geodesi dan Geomatika

Ir. Fauzan Murdapa .M.T.,IPM


NIP. 196410121992031002

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT,


karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan,
kelancaran, pengetahuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
Laporan Kerja Praktik ini dengan judul “Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap di Desa Sidoharjo Kecamatan Kelumbayan Barat Kabupaten
Tanggamus Pada Kantor Pertanahan Dinas Agraria Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional Kab. Tanggamus.”

Laporan Kerja Praktik ini memakai alat GPS GNSS Geodetik


menggunakan metode Real Time Kinetic (RTK), dalam pengukuran ini
mendapatkan hasil ukuran lapangan berupa titik koordinat setiap
bidangan, mendapatkan nama tetangga batas dan pengolahan data
menggunakan aplikasi Autocad Tahun 2012. Hasil dari pengolahan data
mendapatkan hasil PBT (Peta Bidangan Tanah).

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terimakasih


kepada beberapa pihak yang telah membantu penulis yaitu kepada
ATR/BPN Kab.Tanggamus yang telah memberikan kesempatan kerja
praktik, kepada kedua orang tua serta keluarga dan rekan-rekan
mahasiswa yang selalu mendukung dan membantu memberi masukan
untuk menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari bahwa Laporan
Kerja Praktik ini masih memiliki banyak sekali kekurangan di dalamnya
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, sehingga dalam
kesempatan ini penulis memiliki maksud untuk meminta tanggapan,
saran dan masukkan dari semua pihak demi terciptanya Laporan Kerja
Praktik dengan lebih baik dan benar. Penulis juga berharap semoga
Laporan Kerja Praktik yang telah penulis susun ini dapat bermanfaat bagi

ii
pembaca khususnya bagi masyarakat, rekan-rekan mahasiswa dan
pemerintahan dinas terkait.
Bandar Lampung, 28 Oktober 2021
Penulis

Ali Ridho
1805061023

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................6
1.2 Maksud dan Tujuan..................................................................................................7
1.2.1 Maksud..............................................................................................................7
1.2.2 Tujuan...............................................................................................................7
1.3 Manfaat....................................................................................................................8
1.4 Rumusan Masalah....................................................................................................8
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan...............................................................................8
1.6 Sistematika Penulisan Laporan.................................................................................9
BAB II GAMBARAN UMUM BPN.....................................................................10
2.1 Badan Pertanahan Nasional (BPN).........................................................................10
2.2 Sejarah Badan Pertanahan Nasional.......................................................................11
2.3 Struktur Organisasi ATR/BPN Kabupaten Tanggamus..........................................14
2.3.1 Deskripsi Jabatan di ATR/BPN Kabupaten Tanggamus..................................14
2.4 Sistematika Pengukuran.........................................................................................15
2.5 Pengertian Pengukuran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL)...................................15
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK....................................................16
3.1 Peralatan Dan Bahan..............................................................................................16
3.2 Metodologi Kerja Praktik.......................................................................................17
3.3 Persiapan................................................................................................................17
3.4 Pengukuran............................................................................................................17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................28
4.1 Pembahsan Hasil Kerja Praktek............................................................................28
BAB V PENUTUP................................................................................................30
5.1 Kesimpulan............................................................................................................30
5.2 Saran......................................................................................................................30
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. peta batas wilayah kabupaten Tanggamus...........................................12


Gambar 2. Kantor ATR/BPN Kabupaten Tanggamus...........................................13
Gambar 3. Struktur Organisasi ATR/BPN Kabupaten Tanggamus.......................17
Gambar 4. Diagram alir.........................................................................................21
Gambar 5. Tampilan Menu Project........................................................................23
Gambar 6. Proses Buat New Project.....................................................................23
Gambar 7. Pengaturan Koordinat..........................................................................24
Gambar 8. Menu Rover..........................................................................................24
Gambar 9. Cara Connect Base...............................................................................25
Gambar 10. Menu Base..........................................................................................25
Gambar 11.Tampilan connect rover......................................................................26
Gambar 12. Tampilan Menu Survey......................................................................26
Gambar 13. Tampilan Point Survey.......................................................................27
Gambar 14. Menu tampilan Topo Survey..............................................................27
Gambar 15. File DXF............................................................................................28
Gambar 16. Tampilan Point...................................................................................28
Gambar 17. Hasil penggabungan Point Survey.....................................................29
Gambar 18. Hasil bidang sudah ada nominatif......................................................29
Gambar 19. Hasil bidang sudah ada nominatif dan di beri citra satelit.................30
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai negara yang agraris, tanah merupakan sesuatu yang sangat berarti
bagi kehidupan masyarakat di negara Indonesia. Seperti halnya tanah sebagai
ruang hidup, sebagai penghasil material dan sebagainya. Pengertian
pendaftaran tanah sesuai dengan Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah menjelaskan bahwa
pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
secara terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan,
pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan
data yuridis dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan
satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian sertifikat sebagai surat tanda
bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan Hak
Milik Atas Satuan Rumah Susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.

Dasar hukum pendaftaran tanah sebagaimana dalam Undang-undang Nomor


5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria yang memiliki tujuan
diundangkannya UUPA. Sistem pendaftaran tanah di Indonesia menganut
sistem publikasi negatif, tetapi bertendensi positif, artinya sertipikat tanah
bukan menjadi kebenaran mutlak, yang tidak bisa diganggu gugat, maka
dapat dimaknai bahwa sepanjang belum ada pihak lain yang
dapat menunjukkan pembuktian sebaliknya, maka tanah tersebut tetap
dimiliki oleh si pemegang sertipikat.
Manfaat pendaftaran tanah adalah untuk memudahkan pemilik tanah untuk
membuktikan hak atas tanah yang di kuasainya, dan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, seperti calon pembeli dan sebagainya, untuk memperoleh
keterangan yang diperlukan mengenai tanah, serta bagi Pemerintah untuk
melaksanakan kebijaksanaan pertanahan. Proses pendaftaran tanah menurut
peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 yaitu di bedakan menjadi dua
yaitu Proses Pendaftaran Tanah Secara Sistematik dan Pendaftaran Tanah
Secara Sporadik

Pengukuran Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) ini bertujuan


agar warga Desa Sidoharjo Kec. Kelumbayan Barat Kab. Tanggamus agar
mendapatkan sertifikat atas hak tanah mereka dan Pengukuran Pendaftaran
Tanah Sistematik Lengkap (PTSL) ini berada dibawah peraturan pemerintah
melalau Kantor ATR/BPN dan di lakukan pengukuran oleh saya perwakilan
dari ATR/BPN Kab. Tanggamus.

Saya mengharapkan Pengukuran Pendaftaran Tanah Sistematik Lengakap


(PTSL) ini dapat berguna untuk Desa Sidoharjo dan Kantor ATR/BPN Kab.
Tanggamus. Saya mahasiswa Universitas Lampung Jurusan Teknik Survey
dan Pemetaan berperan dalam Pengukuran Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap (PTSL) Desa Lengkukai dan langsung turun ke lapangan sebagai
petugas ukur yang telah di tentukan oleh Kantor ATR/BPN Kab.Tanggamus.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud kegiatan kerja praktik ini yaitu melakukan pengukuran
bidang tanah yang ingin disertifikat kan dan pengaplikasian ilmu
yang di dapat di perkuliahan.
1.2.2 Tujuan
Tujuan kegiatan kerja praktik yaitu untuk mendapatan data hasil
ukuran lapangan Pengukuran Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap
(PTSL) sampai menjadi PBT (Peta Bidangan Tanah).
1.3 Manfaat
Manfaat kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi saya, sebagai petugas ukur
peserta kerja praktik dari Universitar Lampung, dapat menambah pengalaman
dan ilmu pengukuran. Serta dapat mengaplikasikan ilmu yang saya dapat di
perkuliahan. Lalu manfaat bagi desa yaitu berupa sertifikat atas hak tanah
mereka.

1.4 Rumusan Masalah


Batasan masalah dalam penulisan laporan kerja praktek ini adalah bagaimana
penggunaan teknologi GNSS dapat digunakan dalam pengukuran batas bidang
tanah untuk pembuatan sertifikat. Cangkupan pengukuran, waktu pengukuran
dan pemanfaatan teknologi GNSS dalam pengukuran batasan bidang tanah
dengan menggunakan metode Real Time Kinematik (RTK).

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu : 24 Januari 2022 – 24 Maret 2022
Tempat : Kantor Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tanggamus
Alamat : Desa Kampung Baru, Kota Agung Ti, Kabupaten Tanggamus,
Lampung 35384.
Berikut ini gambar peta batas wilayah Kabupaten Tanggamus :
Gambar 1. peta batas wilayah kabupaten Tanggamus

1.6 Sistematika Penulisan Laporan


1. Bab satu membahas tentang latar belakang, tujuan, manfaat, batasan
masalah, metodelogi, pelaksanaan kerja, praktik, lokasi kerja praktik, serta
lingkup wilayah kerja praktik.
2. Bab dua menjelaskan teori-teori tentang sejarah terbentuk Kabupaten
Tanggamus sejarah Kementrian ATR/BPN Tanggamus.
3. Bab tiga memaparkan dan menjelaskan tahapan-tahapan kegiatan yang
dilakukan dalam kerja praktik ini menyajikan tata cara melakukan
pengukuran PTSL dan pengolahan data di autocad 2012.
BAB II
GAMBARAN UMUM BPN

2.1 Badan Pertanahan Nasional (BPN)


Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tanggamus adalah Kementrian yang
berada dibawah Kementrian Agraria Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional dan bertanggung jawab kepada Presiden. Badan Pertanahan
Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas Pemerintah di bidang
pertanahan secara nasional, regional dan sektoral sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Kantor tanah Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tanggamus beralamat


di Desa Kampung Baru, Kota Agung Tim, Kabupaten Tanggamus, Lampung
35384.

Gambar 2. Kantor ATR/BPN Kabupaten Tanggamus


2.2 Sejarah Badan Pertanahan Nasional
1. Pada era 1960 sejak berlakunya Undang – Undang Pokok Agraria
(UUPA), Badan Pertanahan Nasional mengalami beberapa kali
pergantian penguasaan dalam hal ini kelembagaan. tentunya masalah
tersebut berpengaruh pada proses pengambilan kebijakan. ketika dalam
naungan kementerian agraria sebuah kebijakan diproses dan
ditindaklanjuti dari struktur Pimpinan Pusat sampai pada tingkat Kantah,
namun ketika dalam naungan Departemen Dalam Negeri hanya melalui
Dirjen Agraria sampai ketingkat Kantah. disamping itu secara
kelembagaan Badan Pertanahan Nasional mengalami peubahan struktur
kelembagaan yang rentan waktunya sangat pendek.
Untuk mengetahui perubahan tersebut di bawah ini adalah sejarah
kelembagaan Badan Pertanahan Nasional :
Pada awal berlakunya UUPA, Semua bentuk peraturan tentang
pertanahan termasuk Peraturan Pemerintah masih di keluarkan oleh
Presiden dan Menteri Muda Kehakiman. Kebijakan itu ditempuh oleh
pemerintah karena pada saat itu Indonesia masih mengalami masa
transisi.
2. Pada tahun 1965 agraria dipisah dan dijadikan sebagai lembaga yang
terpisah dari naungan menteri pertanian dan pada saat itu menteri agraria
dipimpin oleh R.Hermanses. S.H.
3. Pada tahun 1968 secara kelembagaan mengalami perubahan. Pada saat itu
dimasukan dalam bagian departemen dalam negeri dengan nama
direktorat jenderal agraria. Selama periode 1968 – 1990 tetap bertahan
tanpa ada perubahan secara kelembagaan begitupula dengan peraturan
yang diterbitkan.
4. Pada periode 1988–1990 kembali mengalami perubahan. lembaga yang
menangani urusan agraria dipisah dari departemen dalam negeri dan
dibentuk menjadi lembaga non departemen dengan nama badan
pertanahan nasional yang kemudian dipimpin oleh Ir.Soni Harsono
dengan catur tertib pertanahannya. Pada saat itu terjadi perubahan yang
signifikan karena merupakan awal terbentuknya badan pertanahan
nasional.
5. Pada periode 1990–sekarang kembali mengalami perubahan menjadi
menteri Negara agraria/badan pertanahan nasional yang masih dipimpin
oleh Ir.Soni Harsono. Pada saat itu penambahan kewenangan dan
tanggung jawab yang harus diemban oleh badan pertanahan nasional.
6. Pada tahun 1998 masih menggunakan format yang sama dengan nama
Menteri Negara agraria/badan pertanahan nasional. Perubahan yang
terjadi hanya pada puncuk pimpinan saja yakni Ir.Soni Harsono diganti
dengan Hasan Basri Durin.
7. Pada tahun 2002 kemudian mengalami perubahan yang sangat penting.
pada saat itu badan pertanahan nasional dijadikan sebagai lembaga
Negara. Kedudukannya sejajar dengan kementerian. Pada awal
terbentuknya BPN RI dipimpin oleh Prof.Lutfi I.Nasoetion, MSc.,Ph.D.
8. Pada tahun 2006 sampai 2012 BPN RI dipimpin oleh Joyo Winoto,Ph.D.
Dengan 11 agenda kebijakannya dalam kurun waktu lima tahun tidak
terjadi perubahan kelembagaan sehingga tetap pada format yang
sebelumnya.
9. Pada tanggal 14 Juni 2012 Hendarman Supandji dilantik sebagai Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) menggantikan
Joyo Winoto.
Pada pemerintahan Presiden Joko Widodo dibuat Kementerian baru
bernama Kementerian Agraria dan Tata Ruang Indonesia, sehingga sejak
27 Oktober 2014, Badan Pertahanan Nasional berada di bawah naungan
Menteri Agraria dan Tata Ruang. Jabatan Kepala BPN dijabat oleh
Menteri Agraria dan Tata Ruang yang dijabat oleh Sofyan Djalil.

2.2.1 Fungsi Badan Pertanahan Nasional

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPN


menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan;


2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei,
pengukuran, dan pemetaan;
3. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak
tanah, pendaftaran tanah, dan pemberdayaan masyarakat;
4. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan,
penataan dan pengendalian kebijakan pertanahan;
5. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah;
6. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian
dan penanganan sengketa dan perkara pertanahan;
7. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN;
8. Pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan BPN;
9. Pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan
berkelanjutan dan informasi di bidang pertanahan;
10. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan;
dan
11. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang
pertanahan.
12. Menelaah dan menganalisis bahan pengukuran dan pemetaan
dasar.
13. Fungsi lain di bidang pertanahan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2.3 Struktur Organisasi ATR/BPN Kabupaten Tanggamus

KEPALA KANTOR
PERTANAHAN
KABUPATEN
TANGGAMUS

KEPALA SUB
BAGIAN TATA
USAHA

KEPALA URUSAN KEPALA URUSAN


UMUM & KEUANGAN DAN
KEPEGAWAIAN BMN

KEPALA URUSAN
PERENCANAAN,EV
ALUASI &
PELAPORAN

KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI KEPALA SEKSI


INFRASTRUKTUR HUBUNGAN HUKUM PENATAAN PENGADAAN KEPALA SEKSI
PERTANAHAN PERTANAHAN PERTANAHAN TANAH PENANGANAN MASALAH &
PENGENDALIAN
PERTANAHAN
KEPALA SUB SEKSI KEPALA SUB SEKSI KEPALA SUB SEKSI KEPALA SUB SEKSI
PENGUKURAN PENETAPAN HAK TANAH & PENATAGUNAAN TANAH & PEMANFAATAN TANAH
&PEMETAAN DASAR DAN PEMBERDAYAAN HAK KAWASAN TERTENTU PEMERINTAH & PEMILIK
TEMATIK TANAH MASYARAKAT TANAH KEPALA SUB SEKSI
PENANGANAN
SENGKETA,KONFLIK &
KEPALA SUB SEKSI PERKARA PERTANAHAN
KEPALA SUB SEKSI KEPALA SUB SEKSI LANDREFORM DAN
PENGUKURAN & PEMETAAN PENDAFTARAN HAK TANAH KONSOLIDASI TANAH KEPALA SUB SEKSI FASILITAS
KADASTRAL PENGADAAN & PENETAPAN
TANAH PEMERINTAH
KEPALA SUB SEKSI
PENGENDALIAN PERTANAHAN
Plt.KEPALA SUB SEKSI
PEMELIHARAAN DATA HAK
TANAH & PEMBINAAN PPAT

Gambar 3. Struktur Organisasi ATR/BPN Kabupaten Tanggamus


2.3.1 Deskripsi Jabatan di ATR/BPN Kabupaten Tanggamus

a.Sub bagian Tata Usaha, terdiri atas:


1) Urusan Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan
2) Urusan Umum dan Kepegawaian
3) Urusan Keuangan dan Barang Milik Negara
4) Kelompok Jabatan Fungsional
b. Seksi Infrastruktur Pertanahan, terdiri atas:
1) Subseksi Pengukuran dan Pemetaan Dasar dan Tematik
2) Subseksi Pengukuran dan Pemetaan Kadastral
3) Kelompok Jabatan Fungsional
c. Seksi Hubungan Hukum Pertanahan, terdiri atas:
1) Subseksi Penetapan Hak tanah dan Pemberdayaan tanah
Masyarakat
2) Subseksi Pendaftaran Tanah
3) Subseksi Pemeliharaan Data Hak Tanah dan Pembinaan PPAT
4) Kelompok Jabatan Fungsional

d. Seksi Penataan Pertanahan, terdiri atas:


1) Subseksi Penatagunaan Pertanahan dan Kawasan Tertentu
2) Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah
3) Kelompok Jabatan Fungsional
e. Seksi Pengadaan Tanah;
1) Subseksi Pemanfaatan Tanah Pemerintah dan Penilaian Tanah
2) Subseksi Fasilitas Pengadaan dan Penetapan Tanah Pemerintah
3) Kelompok Jabatan Fungsional
f. Seksi Penanganan Masalah dan Pengendalian Pertanahan.
1) Subseksi Penangan Sengketa, Konflik, dan Perkara Pertanahan
2) Subseksi Pengendalian Pertanahan
3) Kelompok Jabatan Fungsional
2.4 Sistematika Pengukuran
Dengan menggunakan metode Real Time Kinematic (RTK). Ketelitian
tipikal posisi yang diberikan oleh sistem Real-Time Kinematic (RTK) adalah
sekitar 1-5 cm. Tahapan Pengukuran menggunakan GPS GEODETIC metode
Real Time Kinematic (RTK) ada beberapa tahapan, diantaranya :
1. Pengaturan peralatan receiver GPS Base dan Rover hingga siap digunakan.
2. Menghidupkan Controller dilanjutkan menjalankan program Carson
Survey serta pembuatan pekerjaan baru.
3. Pengaturan Configurasi reciver Base.
4. Pengaturan Configurasi reciver Rover.
5. Penentuan toleransi pengukuran yang akan dicapai.
6. Monitoring geometri dan distribusi satelit.
7. Melakukan survei penentuan posisi.
8. Export dan Download data ukuran.

2.5 Pengertian Pengukuran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL)


PTSL adalah proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, yang
dilaksanakan secara serentak dan meliputi semua obyek pendaftaran tanah
yang belum didaftarkan di dalam suatu wilayah desa atau kelurahan atau
nama lainnya yang setingkat dengan itu.
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Pada pelaksanaan untuk melakukan kerja praktik ini membutuhkan


peralatan yang memadai dengan tujuan untuk mendapatkan titik koordinat
batas bidangan, tetangga batas dan nama pemilik bidangan tanah yang
menghasilkan peta bidangan tanah. Adapun peralatan yang digunakan
dalam pengukuran bidangan tanah di Desa Sidoharjo Kabupaten
Tanggamus terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software).

3.1 Peralatan Dan Bahan


A. Perangkat keras (hardware)
1. 1 set base dan rover GPS South
2. 1 statif
3. 1 jalon/stick
4. 1 tribach
5. 1 set alat tulis
6. Laptop

B. Perangkat lunak (sotware)


1. Aplikasi Autocad 2012 (digunakan untuk penggambaran peta bidangan
tanah).
2. Microsoft Word (untuk pembuatan laporan kerja praktik).
3. Microsoft Excel (untuk pembuatan nominatif peta bidangan tanah).
3.2 Metodologi Kerja Praktik

Gambar 4. Diagram alir


3.3 Persiapan
Persiapan meliputi surat izin. Surat keterangan kerja praktik yang dikeluarkan
oleh Fakultas Teknik Universitas Negeri Lampung (UNILA) untuk
melaksanakan kerja praktik dilapangan yang ditujukan kepada Kantor
ATR/BPN Kabupaten Tanggamus.

3.4 Pengukuran
Didalam proses pengukuran dilakukan pada titik-titik perbatasan bidang tanah
yang telah diberi tanda atau patok sebelumnya dan didampingi oleh pemilik
dan perangkat desa. Pemasangan base berlangsung di area terbuka dan di
usahakan memiliki ketinggian lebih tinggi dari objek di sekitarnya guna
memudahkan penangkapan sinyal gelombang.
1) Menyiapkan seluruh alat ukur yang akan digunakan untuk pengukuran.
2) Setting alat ukur. Seperti mendirikan statif, memasang tribach dan
melakukan proses sentering.
3) Pasang neck pada GPS base selanjutnya neck tersebut pasangkan pada
tribach yang sudah ada di statif.
4) Pasangkan Jalon pada rover.
5) Selanjutnya hidupkan Base, Rover dan juga Controller.
6) Setting Base.
1) Pilih Aplikasi Survey Master pada Controller
2) Setelah itu pilih Menu tampilan Project
Gambar 5. Tampilan Menu Project
3) Setelah itu buat project yang sesuai dengan dusun yang di ukur,
contoh nama project “Latihan Unila”.

Gambar 6. Proses Buat New Project


4) Pada menu tampilan kita pilih koordinat sesuai yang ingin
kita pakai lalu pilih Apply.
Gambar 7. Pengaturan Koordinat
5) Lalu pilih Menu Rover

Gambar 8. Menu Rover


6) Lalu connect in ke Base dengan cara, menu setting klik
Device Connect, pilih no seri yang sesuai pada base (yang
terletakdi Base di bawah barcode).
Gambar 9. Cara Connect Base

Gambar 10. Menu Base


7) Setelah Connect Base, klik star kembali ke menu setting
klik device connect lalu klik disconnect. Setelah itu connect
kan ke rover dengan cara memilih pada available device
lalu mengeklik no seri rover yang sesuai pada rover (no seri
yang terletak di rover di bawah barcode).
Gambar 11.Tampilan connect rover
8) Setelah terconnect pada rover lalu kembali ke menu setting,
kemudia beralih dari menu setting ke menu survey.

Gambar 12. Tampilan Menu Survey

9) Pada menu survey klik point survey.


Gambar 13. Tampilan Point Survey
10) Jika sudah pada point survey, koordinat kan sesuai batas
bidangan tanah yang telah di patok dan sudah diberitahukan
lalu kasih nama P1 setelah mengambil titik koordinat
sampai seterusnya dan harus mengambil koordinat dengan
koreksi dibawah 0 dan harus posisi FIXED atau FLOAT
tetapi SINGLE boleh tetapi lebih baik FLOAT dan FIXED.

Gambar 14. Menu tampilan Topo Survey


11) Melakukan pengukuran PTSL, dengan cara mengukur
keliling dan pada setiap sudut batas bidang diambil titik
koordinatnya. Koordinat tersebut berguna pada proses
penggambaran peta bidangan tanah di Autocad 2012
12) Pengambaran peta bidangan tanah di Autocad 2012
13) Buka data ukuran lapangan yang sudah di eksport dari
Controller pindah kan ke laptop, lalu data mentahan
tersebut berupa file dengan format DXF.

Gambar 15. File DXF


14) Lalu buka file DXF di aplikasi Autocad 2012 dan data hasil
ukuran nya akan seperti gambar dibawah ini.

Gambar 16. Tampilan Point


15) Gabungkan point- point tersebut di Autocad sesuai dengan
bentuk bidangan yang telah diambil dilapangan.
Gambar 17. Hasil penggabungan Point Survey

16) Setelah itu Langkah selanjutnya menambah kan data - data


nominatif seperti nama pemilik, tetangga batas serta NIB
yang sudah di setujui di kantor ATR/BPN Tanggamus.

Gambar 18. Hasil bidang sudah ada nominatif


Gambar 19. Hasil bidang sudah ada nominatif dan di beri citra satelit

PBT dibuat dari bidang tanah yang telah lolos quality control dari
pihak Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tulang Bawang, jika gambar
bidang tanah tidak lolos quality control gambar bidang tanah harus segera
diperbaiki agar dapat masuk ke proses selanjutnya. PBT ini digunakan
untuk pengumuman ke masyarakat agar dapat megetahui bentuk, luas, dan
letak bidang tanah.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahsan Hasil Kerja Praktek


Hasil yang didapat dalam kerja praktek Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(PTSL) adalah point coordinate dan Peta Bidang Tanah (PBT) wilayah Desa
Lengkukai Kecamatan Kelumbayan Barat, Kabupaten Tanggamus. Titik
coordinate bidang diperoleh dengan memakai alat GPS GNSS Geodetik
menggunakan metode Real Time Kinetic (RTK) data hasil pengukuran bidang
tanah berupa titik coordinate, sket pengukuran bidang tanah, batas-batas
bidang dan nama pemilik bidang. Kemudian melakukan penggambaran bidang
tanah secara digital dengan munggunakan AutoCAD dari penarikan garis point
coordinate sesuai dengan sket pengukuran. Hasil dari penggambaran bidang
tanah yang berasal dari data ukur yang telah diediting kemudian diberi Nomor
Induk Bidang (NIB). Setelah itu hasil akhir dari kerja praktek dan pengolahan
data adalah Peta Bidang Tanah (PBT) yang memuat informasi mengenai letak,
batas, bentuk bidang, nama pemilik, Nomor Induk Bidang (NIB), dan luas
suatu bidang tanah dengan skala tertentu yang telah ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang dan digunakan untuk pemberitahuan data fisik. Peta Bidang
Tanah (PBT) dibuat dari gambar bidang tanah yang telah lolos quality control
dari pihak BPN, dimasukan pada layout yang diberi oleh pihak BPN Seperti
yang tercantumkan di laporan ini pada gambar 19. Adapun fungsi PBT adalah
:
1. Penyedia data fisik dalam pemrosesan pembuatan sertifikat tanah.
2. Sebagai sarana untuk membantu kontrol terhadap kemungkinan adanya
tumpang tindih batas tanah.
Menggambarkan kondisi fisik bidang-bidang tanah mengenai letak, batas dan
luas bidang tanah berdasarkan penunjukan batas oleh pemilik tanah atau yang
dikuasakan. (Peta-peta et al., 2006).
Hasil dari pekerjaan ini adalah peta bidang tanah. Dan total pengukuran yang
berhasil diukur berjumlah 250 bidang. Peta bidang tanah adalah produk hasil
pengukuran fisik bidang-bidang tanah dilapangan yang menggambarkan
kondisi fisik bidang-bidang tanah mengenai letak, batas, dan luas bidang
tanah. Peta bidang tanah (PBT) dibuat dari bidang tanah yang telah lolos
quality control dari pihak Badan Pertanahan Nasional. Berikut adalah peta
bidang tanah dari pekerjaan pendaftaran tanah sistematis lengkap di Desa
Ujung Gunung.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan kerja praktek yang telah dilakukan selama pengolahan data dan
penyusunan laporan kerja praktik ini dapat di ambil beberapa kesimpulan :
1. Dalam pelaksanaan kegiatan pengukuran Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL) yaitu dari mulai tahapan persiapan administarasi,
sosialisasi ke masyarakat setempat, pengukuran, dan pengumpulan data
pengukuran lapangan yang di perlukan dan pengolahan data sampai pada
pembuatan Peta Bidang Tanah (PBT).
2. Hasil dari kerja praktek pengukuran menggunakan alat GNSS dengan
metode RTK berupa 981 titik-titik point coordinate dari 117 bidang
tanah dan Peta Bidang Tanah (PBT) dengan skala 1:1000 yang memuat
informasi mengenai letak, batas, bentuk bidang, nama pemilik, Nomor
Induk Bidang (NIB), dan luas bidang tanah seperti yang dicantumkan
pada lampiran.

5.2 Saran
Setelah pelaksanaan kerja praktek di Desa Sidoharjo Kecamatan Kelumbayan
Barat Kabupaten Tanggamus, adapun beberapa saran yang diberikan sebagai
bahan evaluasi yang berdasarkan pada pengalaman yang didapat setelah kerja
praktek yaitu sebagai berikut :
1. Penyedian alat ukur seperti GPS GNSS yang memadai agar pengukuran
bisa berjalan dengan baik dan tidak terlalu teruburu-buru sehingga dapat
memanimalisir kesalahan dalam pengambilan data dilapangan.
2. Kehadiran pemilik tanah pada saat pengukuran dan pemberian batas
berupa patok sehingga dapat mengurangi kesalah pahaman dengan
tetangga batas sekitar.
3. Menjaga kesehatan daya tahan tubuh pada saat melakukan pengukuran di
lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ardani, M. N. (2019). Tantangan Pelaksanaan Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis


Lengkap dalam Rangka Mewujudkan Pemberian Kepastian Hukum. Jurnal Gema
Keadilan, 1(III), 11. http://www.albayan.ae

Ardiansyah, Sawitri Subiyanto, A. S. (2015). Jurnal Geodesi Undip Oktober 2015


Oktober 2015. Survei Pendahuluan Deformasi Muka Tanah Dengan Pengamatan
Gps Di Kabupaten Demak, 4, 316–324.

Cermin, P., Pidada, P., Lima, W., Tataan, G., Katon, N., & Punduh, M. (2007). Bab ii
profil kabupaten 2.1. 1–19.

Rtk, K., & Program, P. (2017). Geodetik Dengan Metode Real-Time Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas. Aaaa.

Anda mungkin juga menyukai