DISUSUN OLEH:
Bagas Hardika
NIM. 07151007
PEMBIMBING
i
LEMBAR PENGESAHAN
DISUSUN OLEH
BAGAS HARDIKA 07151007
TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH
MENGETAHUI,
KOORDINATOR TEKNIK SIPIL
ii
LEMBAR PENGESAHAN
DISUSUN OLEH
BAGAS HARDIKA 07151007
PEMBIMBING LAPANGAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktik yang berjudul :
“ LAPORAN KERJA PRAKTIK PT. JASAMARGA BALIKPAPAN
SAMARINDA ”
Laporan kerja praktik ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
untuk menyelesaikan Program Sarjana di Program Studi Teknik Sipil, Jurusan
Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Balikpapan.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Andika Ade Indra Saputra M.T selaku Dosen Pembimbing.
2. Ibu Dyah Wahyu M.T.,M.Eng selaku Koordinator Kerja Praktik Program Studi
Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipili dan Perencanaan ITK.
3. Bapak Andika Ade Indra Saputra M.T selaku Koordinator Program Studi
Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan ITK.
4. Ibu Rossana Margareth, S.T, M.T., Bapak Basyaruddin, S.T., M.T., M.Sc.,
Bapak Muhammad Hadid S.T., M.T., dan Bapak Ramdan Indra Lesmana, S.
IP. di Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan
ITK.Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan kerja praktik ini masih jauh
dari sempurna, karena itu kami mengharapkan segala kritik dan saran yang
membangun. Semoga kerja praktik ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
3.2 Deskripsi Pekerjaan Selama Kerja Praktik ............................................. 20
3.2.1 Lapisan Tanah Dasar ....................................................................... 20
3.2.2 Lapisan Drainase ............................................................................. 23
3.2.3 Lapisan Lean Concrete .................................................................... 25
3.2.4 Lapisan Rigid Pavement ................................................................. 28
BAB 4 TUGAS KHUSUS .................................................................................... 34
4.1 Gambaran Umum Tugas Khusus ........................................................... 34
4.2 Tinjauan Pustaka .................................................................................... 34
4.2.1 Perkarasan Jalan .............................................................................. 34
4.2.2 Parameter Perencanaan Perkerasan Jalan........................................ 38
4.3 Metodologi ............................................................................................. 48
4.4 Hasil dan Pembahasan ............................................................................ 50
4.5 Kesimpulan Tugas Khusus ..................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 56
LAMPIRAN .......................................................................................................... 57
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Umum
Secara umum pelaksanaan Kerja Praktik ini bertujuan untuk:
1. Memenuhi salah satu mata kuliah di Program Studi Teknik Sipil ITK yang
merupakan prasyarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik.
2. Mengamati secara langsung penggunaan teori–teori dasar yang telah
diajarkan selama proses perkuliahan di lapangan.
3. Menerapkan ilmu teknik sipil yang dipelajari selama proses perkuliahan
4. Memperluas wawasan dan pengalaman mengenai kondisi kerja di dunia
teknik sipil sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja nantinya.
2
1.4.3 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih memahami kondisi nyata dalam dunia kerja di
instansi/industri/lembaga penelitian secara lebih mendalam sehingga diharapkan
akan mampu mengaplikasikan ilmu dan pengalaman tersebut di dunia nyata.
3
BAB 2
GAMBAR UMUM MITRA KERJA PRAKTIK
4
2.1.3 Lokasi Instansi
Kantor PT. Jasamarga Balikpapan Samarinda terletak di Pesona Mediterania
Balikpapan Baru Jl. Taman Vinolia Blok P1No. 9, Gn. Samarinda, Kec.
Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur 76125. Adapun lokasi
kantor PT.Jasamarga Balikpapan Samarinda dapat dilihat pada Gambar 2.1
berikut :
5
Gambar 2. 2 Lambang PT. Jasamarga Balikpapan-Samarinda
6
Direktur Utama
S.T.H. Saraghi
Direktur
Direktur Teknik Keuangan & Administrasi
Edy Nugraha Adik Supriatno
General Manager
General Manager Teknik Project Manager Wilayah I Project Manager Wilayah II Keuangan & Administrasi
7
Gambaran umum dari setiap posisi adalah sebagai berikut
A. Direktur Utama
Pimpinan perusahaan bertanggung jawab atas seluruh aktivitas
pekerjaan perusahaan, berkoordinasi dengan direktur teknik dan direktur
keuangan dan administrasi untuk mengatur kebijakan pada perusahaan
B. Direktur Teknik
Bertanggung jawab atas kegiatan teknis di proyek, dan berkoordinasi
dengangeneral manager teknik dan project manager dalam mengatur
kegiatan teknis pada proyek
C. Direktur Keuangan dan Administrasi
Bertanggung jawab atas kegiatan keuangan dan administrasi pada
perusahaan.
D. General Manager Teknik
Menyelenggarakan kegiatan penyiapan tata laksana dan pengendalian
pelaksanaan pembangunan, studi Amdal, perencanaan, penyelengaraan
tender dan pengendalian program serta mutu pembangunan, Analisa risiko
perusahaan terhadap pelaksanaan pembanguan dengan memperhatikan
system dan prosedur yang berlaku serta target perusahaan, agar proyek
pembangunan jalan tol dapat berjalan sesuai waktu, biaya dan mutu yang
telah ditetapkan
E. Konsultan Pengendalian Lahan
Menyiapkan data untuk kegiatan pemantauan dan evaluasi setiap
perkembangan pelaksanaan proyek meliputi segi kualitas, kuantitas, biaya
dan waktu yang telah ditentukan, memeriksa dokumen pembayaran
kontraktor terkait backup quality, menyiapkan data terkait pekerjaan tambah
kurang, menyediakan data terkait penyerahan pekerjaan
F. Manajemen Rekayasa Teknik
Menyelenggarakan kegiatan penyiapan tata laksana dan pengendalian
pelaksanaan pembangunan, studi Amdal, perencanaan, penyelengaraan
tender dan pengendalian program serta mutu pembangunan, Analisa risiko
perusahaan terhadap pelaksanaan pembanguan dengan memperhatikan
system dan prosedur yang berlaku serta target perusahaan, agar proyek
8
pembangunan jalan tol dapat berjalan sesuai waktu, biaya dan mutu yang
telah ditetapkan
G. Project Manager
Melakukan rencana persiapan proyek, mengkoordinir, menganalisa
dan menulis semua bagian teknis dari perincian fungsional. Bertanggung
jawab terhadap pembangunan dengan memperhatikan system dan prosedur
yang berlaku serta target perusahaan, agar proyek pembangunan jalan tol
dapat berjalan sesuai waktu, biaya dan mutu yang telah ditetapkan
H. Manajemen Pengendalian Mutu dan K3L
Membantu menyusun perencanaan, evaluasi, monitoring,
implementasi mutu, K3 dan lingkungan di erusahaan, membantu koordinasi
dengan tim pengadaan lahan, proyek pembangunan, pemerintah pusat dan
daerah, membantu melakukan evaluasi invoicing yang diajukan oleh
kontraktor dan konsultan teknik, membantu melakukan coordinator satuan
tugas pelaksanaan kontrak pekerjaan teknik
I. Manajemen Pengendalian Biaya dan Teknik
Membantu melakukan penyusunan biaya dan teknik, membantu dan
mendukung penyusunan laporan teknik untuk instansi terkait, membantu
melaksanakan kegiatan evaluasi, monitoring pelaksanaan biaya, membantu
melakukan koordinasi dengan instansi terkait biaya dan teknik, membantu
koordinasi dengan instansi terkait kualitas, membantu koordinasi tentang
penyesuaian biaya di lapangan dengan instansi terkait
J. Staf Teknik
Memeriksa dan mengevaluasi perhitungan tagihan bulanan yang
diajukan oleh kontraktor dan konsultan, mengumpulkan data terkait item-
item pembayaran dan kuantitas pada tagihan kontraktor, menyelenggarakan
system administrasi umum dan teknis dalam rangka memperlancar
pengelolaan proyek, dan melaksanakan kegiatan pengumpulan dan
pengasipan data yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek
K. General Manager Keuangan dan Administrasi
Menyelengarakan kegiatan perencanaan dan pengelolaan keuangan
perusahaan, meliputi penyusunan dan pengendalian anggaran, manajemen
9
cash flow, transaksi keuangan, perpajakan, manajemen akuntansi dan
analisa risiko terhadap aktivitas transaksikeuangan, serta risiko perusahaan
dengan memperhatikan system, prosedur dan ketentuan yang berlaku agar
manajemen keuangan perusahaan dapat berjalan dengan baik
L. Manajer Keuangan dan Akutansi
Membuat voucher pembayaran pengeluaran dan penerimaan bank,
membuat voucher SPJ, mempersiapkan aplikasi pembayaran bank,
mengelola pemakaian dan melakukan pengisian kas kecil, membuat laporan
kas kecil, membuat laporan pajak untuk dikirim ke kpp, dan membuat surat
kepada bank terkait transaksi bank
10
Karja. Bidang usaha WIKA pada saat itu adalah pekerjaan instalasi listrik dan
pipa air.
Pertumbuhan signifikan pertama adalah pada tahun 1972, ketika Perusahaan
Negara Widjaja Karja diubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA kemudian
berkembang menjadi kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek
penting, seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi
Jatiluhur.
Satu dekade kemudian, pada tahun 1982, WIKA mengalami ekspansi
dengan pendirian beberapa divisi baru, seperti Divisi Sipil Konstruksi, Divisi
Bangunan, Divisi Fasilitas Perumahan, Divisi Produk Logam dan Beton, Divisi
Konstruksi Industri, Divisi Energi, dan Divisi Perdagangan. Banyak proyek yang
ditangani saat itu, antara lain Gedung LIPI, Gedung Bukopin, dan Proyek
konstruksi dan Irigasi. Selain itu, dengan pertumbuhan progresif anak perusahaan
di sektor industri konstruksi, WIKA telah berubah menjadi perusahaan
infrastruktur yang terintegrasi dan sinergis.
Keahlian personel WIKA dalam industri konstruksi telah mendorong
Perusahaan untuk mengeksplorasi lebih jauh di berbagai bidang bisnis dengan
mendirikan sejumlah anak perusahaan untuk menjadi mandiri sebagai usaha bisnis
yang berspesialisasi dalam menciptakan produk masing-masing. Pada tahun 1997,
WIKA mendirikan anak perusahaan pertamanya, bernama PT Wijaya Karya
Beton, yang mencerminkan seberapa cepat Divisi Beton tumbuh di WIKA pada
saat itu.
11
b. Misi
Misi dari PT. Wijaya Karya ( Persero ) Tbk adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan produk dan jasa yang unggul dan terpadu di bidang EPC
dan Investasi untuk Infrastruktur, Gedung Bertingkat, Energi, Industrial
Plant, Industri, Realty dan Property,
2. Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan Utama,
3. Menjalankan Praktik Etika Bisnis untuk Menjadi Warga Usaha yang
Baik dan Memelihara Keberlanjutan Perusahaan,
4. Ekspansi Strategis ke luar Negeri,
5. Mengimplementasikan "Praktek-praktek" Sistem Manajemen
Terintegrasi.
12
Gambar 2. 5 Lambang dari PT. Wijaya Karya ( Persero ) Tbk
13
14
Gambar 2. 6 Struktur Organisasi PT Wijaya Karya ( Persero ) Tbk
Teddy Sitorus
Manager
Konstruksi
Agus Ubaidilah
Kasic Komersial
Denis Yulianto
Project Control
M. Agus Zaini
Kasi SHE
Marni Limanto Sutrisno Nurmantian . S
Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana
Herlambang B.S
Utama Utama Utama Utama Utama
Teknik
Ganis Wijaya
Keuangan
Gambaran umum dari setiap posisi adalah sebagai berikut
A. Manajer Konstruksi
Manajer konstruksi merupakan penanggung jawab dalam pengelolaan
operasi fisik pelaksanaan proyek (quality, cost, delvery dan safety).
1. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
2. Mengawasi dan mengendalikan realisasi pelaksanaan pekerjaan atau
proyek untuk menjamin kelancaran pekerjaan atau proyek sesuai
dengan jadwal pekerjaan dan perencanaan yang telah ditentukan.
3. Memotivasi pelaksana agar mampu bekerja dengan tingkat efisiensi
dan efektivitas yang tinggi.
4. Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk keperluan
pengendalian dari pelaksanaan pekerjaan.
5. Mencari jalan keluar atau solusi atas masalah yang terdapat dalam
proyek.
B. Kepala Sie Komersil
Kasi Komersil berfokus pada pengelolaan pengadaan jasa dan
material, contract administration. Adapun tugas dari kasi komersil adalah
sebagai berikut:
1. Mengembangkan dan menerapkan strategi komersil untuk perusahaan.
2. Mendukung tender dan proses kontrak.
3. Memberikan dukungan komersil pada semua operasi dan
pembangunan.
4. Mengelola tim kontrak komersil dan staf hukum yang efektif. Kepala
seksi komersil membawahi danlat, mekanik, staf komersil dan
quantity surveryor.
C. Project Control
Project control adalah yang mengendalikan progres proyek,
memastikan ketersediaan dan alokasi sumber daya yang sama dan juga
berkoordinasi dengan berbagai departemen dan lembaga-lembaga eksternal
serta menyusun laporan dari proyek. Adapun tugasnya sebagai berikut:
1. Menyusun seluruh pekerjaan dalam proyek agar dapat disusun jadwal
dan biaya yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.
15
2. Memantau kegiatan proyek agar berjalan sesuai rencana.
3. Melakukan control dan reporting untuk suatu pekerjaan yang harus
dilakukan dalam rentang waktu tertentu dan seluruh pekerjaan yang
harus dilakukan sampai proyek selesai.
4. Menganalisa mengenai impact dari resiko yang mungkin muncul pada
fase-fase pelaksanaan suatu proyek terhadap dan cost project
schedule.
D. Kepala Sie SHE
Kasi SHE adalah bagian dari organisasi proyek yang berfokus pada
pengusahaan keselamatan kesehatan kerja lingkungan hidup. SHE
membawahi Safety Officer. Berikut adalah beberapa peran SHE yang ada di
PT Wijaya karya Seksi 1 jalan tol Balikpapan-Samarinda.
1. Membuat program kerja K3 serta rencana penerapannya.
2. Melakukan inspeksi mengenai keselamatan dalam pelaksanaan
konstruksi.
3. Melakukan peninjauan manajemen risiko kerja terhadap semua unsur
dan tingkatan.
4. Melaksanakan pelatihan keselamatan kerja untuk meningkatkan
pemahaman dan kesadaran karyawan.
5. Menyediakan alat penunjang keselamatan.
E. Teknik
Teknik merupakan penanggung jawab bidang perencanaan teknis dan
pengendalian operasional. Adapun tugasnya sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab atas setiap hal teknis yang ada di lapangan.
2. Memecahkan masalah dan memberikan saran teknis di lapangan
3. Memberikan cara-cara penyelesaian atas usul-usul perubahan desain
dari lapangan berdasarkan persetujuan pihak pemberi perintah kerja,
sedemikian rupa hingga tidak menghambat progres proyek.
F. Keuangan
Keuangan merupakan penanggung jawab dalam pengelolaan
keuangan, akuntansi/pembukuan, unsur-unsur umum dan SDM proyek.
Adapun tugasnya sebagai berikut:
16
1. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi di lapangan.
2. Membuat laporan keuangan mengenai seluruh pengeluaran proyek
3. Membuat secara rinci pembukuan keungan proyek.
4. Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek.
G. Pelaksana
Pelaksana merupakan orang yang berperan langsung dalam
pelaksanaan konstruksi suatu proyek. Adapun tugasnya sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab atas pekerjaan konstruksi yang sedang
dilaksanakan.
2. Berkoordinasi dengan mandor atau kepala tukang dalam pelaksanaan
konstruksi.
3. Menyusun dan mengendalikan realisasi pelaksanaan pekerjaan atau
proyek untuk menjamin kelancaran pekerjaan atau proyek sesuai
dengan jadwal pekerjaan dan perencanaan yang telah ditentukan.
17
BAB 3
DESKRIPSI PROYEK
Owner
Kontraktor Pengawas
Perencana
: Hubungan Kontrak
: Hubungan Koordinasi
PT. Madya
Mangunkarsa
18
Berikut ini data umum Proyek Pembangunan Jalan Tol Balikpapan
Samarinda Seksi 1.
A. Nama Proyek : Pembangunan Jalan Tol Balikpapan
Samarinda seksi 1
B. Pemilik Proyek : PT. Jasamarga Balikapapan Samarinda
C. Alamat : Pesona Mediterania Balikpapan Baru Jl.
Taman Vinolia Blok P1No. 9, Gn. Samarinda,
Kec. Balikpapan Utara, Kota Balikpapan,
Kalimantan Timur 76125
19
Samarinda selaku Owner proyek yang kemudian ditempatkan di PT. Wijaya
Karya Persero Tbk selaku Kontraktor Pelaksana.
Pelaksana atau kontraktor dalam UU No.18 Tahun 1991 tentang Jasa
Kontruksi adalah Penyedia Jasa orang perseorangan atau badan usaha yang
dinyatakan ahli yang profesional dibidang pelaksanaan jasa kontruksi yang
mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil
perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lainnya.
Pelaksana adalah suatu badan hukum atau penawar yang memiliki
klasifikasi dan keahlian dalam pelaksanaan yang telah ditunjuk oleh pemilik atau
pemimpin proyek/pemimpin bagian proyek dan menandatangani kontrak untuk
melaksanakan pekerjaan.
20
B. Tes California Bearing Ratio ( CBR )
Material yang diperlukan dalam melakukan Tes California
Bearing Ratio ( CBR ) adalah sebagai berikut
1. Alat CBR lengkap 1 set yang terdiri atas :
a. Piston
b. Dongkrak
c. Kepingan baja atau plat
d. Cincin penguji
e. Arloji penunjuk ( dial ) penetrasi
f. Arloji penunjuk ( dial ) beban
2. Truk
3. Arloji / Stopwatch
21
Gambar 3. 2 Proses pemasangan alat uji CBR pada Lapisan Tanah
Dasar
3. Pengecekkan
Setelah memasang alat, dilakukan pengecekkan agar posisi alat
seimbang
4. Dilakukan pembacaan waktu dan penetrasi
Pembacaan waktu dilakukan dengan arloji yang juga dirangkai
bersama alat CBR, kemudian ditambahkan beban secara berkala
dengan waktu yang teratur
5. Perhitungan
Setelah semua tahapan selesai maka dilakukan perhitungan CBR
Adapun contoh form CBR dapat dilihat pada lampiran
Contoh data hasil pengujian CBR dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut
Tabel 3.2 Data hasil CBR
Waktu (menit) Pembacaan dial Beban (lbs)
¼ 10 117.0
½ 16 187.2
22
1 24 280.8
1½ 28 327.6
2 36 421.2
4 46 538.2
23
B. Tes California Bearing Ratio ( CBR )
Peralatan yang diperlukan dalam melakukan Tes California Bearing
Ratio ( CBR ) adalah sebagai berikut
1. Alat CBR lengkap 1 set yang terdiri atas :
a. Piston
b. Dongkrak
c. Kepingan baja atau plat
d. Cincin penguji
e. Arloji penunjuk ( dial ) penetrasi
f. Arloji penunjuk ( dial ) beban
2. Truk
3. Arloji
Setelah semua peralatan dan meterial tersedia. Adapun metode pelaksanaan
yang akan dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Persiapan
Persiapan dilakukan dengan meastikan bahwa tanah yang akan diuji
sedang dalam keadaan kering dan telah dipadatkan sebelumnya. Dan
menempatkan posisi truk pada tanah yang akan diuji
2. Proses Pemasangan Alat
Pemasangan alat dilakukan dengan meletakkan alat CBR dan
menumpukannya pada bagian belakang truk dirangkai sesuai dengan
Gambar 3.3
24
Gambar 3. 3 Proses pemasangan alat uji CBR pada Lapisan Pondasi Atas
3. Pengecekkan
Setalah memasang alat, dilakukan pengecekkan agar posisi alat
seimbang
4. Dilakukan pembacaan waktu dan penetrasi
Pembacaan waktu dilakukan dengan arloji yang juga dirangkai
bersama alat CBR, kemudian ditambahkan beban dan dilihat penurunanya
setiap 0.0125 inch secara berkala dengan waktu yang teratur setiap 15 detik
5. Perhitungan
Setelah semua tahapan selesai maka dilakukan perhitungan sesuai
dengan form
25
Alat Truss Screed digunakan untuk meratakan beton basah, Adapun
alat truss screed dapat dilihat pada gambar berikut
2. Beton
3. Truk Molen
Truk Molen digunakan untuk mengangkut beton basah dari batching
plan ke area yang akan di cor
4. Acuan
Acuan/ bekisting digunakan untuk mempermudah pembentukan
bentuk beton yang diinginkan
Setelah semua peralatan dan meterial tersedia. Adapun metode pelaksanaan yang
akan dilakukan antara lain sebagai berikut.
1. Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan Pengecoran lean concrete dilakukan
pemasangan acuan/ bekisting pada sisi kiri dan kanan pada bagian yang
akan dicor. alat Truss Screed diletakan pada titik awal pengecoran,
2. Penghamparan Beton dan perataan
Setelah alat siap untuk digunakan, selanjutnya adalah penghamparan
beton segar dari Truck Molen Setelah beton segar dihamparkan lalu
diratakan secara manual oleh pekerja agar alat truss screed dapat bekerja
secara efisien. Adapun proses penghamparan beton segar dan perataan
manual dapat dilihat pada gambar berikut
26
Gambar 3. 4 Proses pengecoran menggunakan Truss Screed
3. Perataan
Perataan dilakukan pada beton yang telah dicetak oleh Truss Screed
dengan menggunakan skop oleh pekerja secara manual. Adapun proses
perataan dapat dilihat pada gambar berikut
27
3.2.4 Lapisan Rigid Pavement
Pada lapisan Rigid Pavement mutu beton yang digunakan adalah fs 45 mpa /
beton kelas P dengan ketebalan 30 cm, pada proyek jalan tol Balikpapan-
Samarinda penulis melakukan kegiatan pengawasan pada pekerjaan lapisan Rigid
Pavement . Adapun peralatan dan material yang digunakan dalam melaksanakan
pekerjaan ini antara lain sebagai berikut.
1. Paver
Alat ini digunakan untuk pekerjaan beton. Pavers menghampar beton
ready mix yang fungsinya seperti pada pekerjaan asphalt finisher. kualitas,
kemiringan, dan kerataan sesuai dengan titik yang ditentukan dengan sangat
akurat. Paver merupakan sebuah mesin yang digunakan untuk meratakan
beton basah dengan menggunakan bantuan sensor. Adapun gambar paver
dapat dilihat pada gambar berikut
Gambar 3. 6 Paver
28
2. Batang dowel
Batang dowel diletakan pada setiap ujung atau akhir segmen lapisan
rigid. Diameter Batang dowel yang digunakan adalah besi polos 32 mm
dapat dilihat pada gambar berikut.
3. Beton
Material yang akan digunakan adalah beton dengan mutu fs 45 mpa (
kelas P )
4. Excavator
Excavator digunakan untuk meratakan beton yang dihamparkan dari
truck agar alat pever bekerja dengan baik
5. Alat untuk Grooving
6. String Lane
String lane digunakan sebagai bantuan sensor untuk alat pever,
sehingga alat pever akan mengikuti string lane dalam bekerja
29
Setelah semua peralatan dan meterial tersedia. Adapun metode pelaksanaan yang
akan dilakukan antara lain sebagai berikut.
1. Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan Pengecoran dilakukan pemasang string
lane di area yang telah ditentukan. Dan memposisikan alat pever sesuai
dengan marking yang telah dilakukan. Pemanasan alat dilakukan dengan
menyalakan mesin dan meletakkan alat sensor alat di area tali yang telah
dipasang sesuai dengan ketinggian rigid yaitu 30 cm
2. Batang dowel
Batang dowel merupakan besi yang memisahkan rigid menjadi
persegmen dan menandai area rigid beton yang akan dilakukan proses
Cutting fungsi dari batang dowel sendiri adalah untuk transfer beban antara
area rigid satu dan lainnya yang saling berhubungan. Pemasangan batang
dowel dapat dilihat pada Gambar berikut
30
3. Pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan truk membawa beton dari batching
plant ke area rigid dan diratakan dengan menggunakan excavator.
Kemudian wirgent jalan sesuai dengan sensor dan diarahkan oleh teknisi.
Dan setelah berjalan 5 meter maka akan ada batang dowel di area rigid serta
dilakukan pemasangan tie bar. Dimana tie bar merupakan perkuatan dan
penyalur beban yang terjadi pada rigid. Adapun untuk pengendalian mutu
dilakukan uji slump lapangan ( slump test ) dan uji kuat lentur ( Flexural
strength ).
4. Perataan
Perataan dilakukan pada beton yang telah dicetak oleh rigid paver
dengan menggunakan skop oleh pekerja dan dipasangkan bekisting di sisi
tiap sisi agar beton tertahan.
31
5. Grooving
Proses grooving dilakukan agar beton memiliki corak sehingga tidak
licin dan dapat memberikan gaya friksi terhadap ban kedaraan. Jarak setiap
garis adalah 3 cm
6. Cutting
Setalah beton keras maka rigid akan di cutting per 5 meter sesuai
dengan jarak batang dowel, proses cutting berutuan untuk membagi rigid
menjadi beberapa segmen sehingga apabila ada kerusakan pada rigid tidak
merambat keluar dari segmen tersebut
8. Proses Curing
Kemudian untuk menunggu beton kering dilanjutkan penutupan beton
degan geotextile non woven untuk pemeliharaan beton setelah pengecoran ,
proses ini berguna untuk mencegah hilangnya air pada beton saat beton
mengeras agar mutu beton tetap sesuai yang di rencanakan, adapun beton
yang telah tertutup geotextile non woven dapat dilihat pada gambar berikut
32
Gambar 3. 10 Penutupan beton dengan geotextile non woven
33
BAB 4
TUGAS KHUSUS
34
digunakan pada lalu lintas yang rendah. Perencanaan dan konstruksi dari
perkerasan lentur dan kaku juga berbeda-beda hal ini berdasarkan beban lalu lintas
dan tanah dasar yang ada. Selain itu keunggulan dan kerugian masing-masing dari
tiap jenis perkeran memiliki pengaruh dalan menentukan desain perkerasan yang
akan digunakan.
35
Struktur perkerasan lentur (lalu lintas berat) pada permukaan tanah asli (at grade)
36
Struktur perkerasan kaku pada Galian
Gambar 4.2 Komponen Struktur Perkerasan Kaku
Solusi penggunaan perkerasan kaku umumnya lebih tepat biaya pada
volume lalu lintas lebih dari 30 juta ESAL. Kehati-hatian sangat dibutuhkan untuk
desain perkerasan kaku diatas tanah lunak atau daerah lainnya dengan potensi
pergerakan tidak seragam. Untuk daerah tersebut, perkerasan lentur akan lebih
murah akibat adanya biaya penanganan dengan pondasi jalan yang tebal dan biaya
penulangan.
Perkerasan kaku umumnya lebih murah daripada perkerasan lentur pada
volume lalu lintas lebih dari 30 juta ESAL. Beberapa keuntungan dari perkerasan
kaku adalah :
a. Struktur perkerasan lebih tipis kecuali untuk area tanah lunak yang
membutuhkan struktur pondasi jalan lebih besar daripada perkerasan
kaku
b. Pekerjaan konstruksi dan pengendalian mutu yang lebih mudah untuk
daerah perkotaan yang tertutup termasuk jalan dengan lalu lintas
rendah.
c. Biaya pemeliharaan lebih rendah jika dilaksanakan dengan baik :
keuntungan signifikan untuk area perkotaan dengan Lintas Harian
Rata-rata Tahunan (LHRT) tinggi.
d. Pembuatan campuran yang lebih mudah (contoh, tidak perlu
pencucian pasir).
Kerugiannya antara lain :
a. Biaya lebih tinggi untuk jalan dengan lalu lintas rendah
b. Rentan terhadap retak jika dilaksanakan diatas tanah asli yang lunak
c. Umumnya memiliki kenyamanan berkendara yang lebih rendah.
37
Oleh karena itu, perkerasan kaku seharusnya digunakan untuk jalan dengan beban
lalu lintas tinggi.
A. Umur Rencana
Penetapan umur rencana untuk perkerasan baru berdasarkan manual
desain perkerasan jalan tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai
berikut.
Tabel 4. 1 Umur perkerasan jalan baru
38
misal : jalan perkotaan,
underpass, jembatan, terowongan.
Cement treated base
Perkerasan kaku Lapis pondasi atas, lapis pondasi
bawah, lapis beton semen, dan
pondasi jalan
Jalan tanpa penutup Semua elemen Minimum 10
39
Dimana nilai persentase kemampuan tiap sumbu dan nilai maksimum beban
yang dapat dipikul kendaraan dapan dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut.
C. Traffic Design
Dalam perencanaan tebal perkerasan jalan ada beberapa komponen
yang perlu diketahui sebagai data perencanaan. Adapun data yang
digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan meliputi
a. Jenis kendaraan,
b. Volume lalu lintas harian rata-rata,
c. Pertumbuhan lalu lintas tahunan,
d. Damage factor,
e. Umur rencana,
f. Faktor distribusi arah
40
g. Faktor disribusi lajur
h. Equivalent Single Axle Load (ESAL)
𝑊18 = ∑𝑁𝑛
𝑁1 𝐿𝐻𝑅𝑗 × 𝑉𝐷𝐹𝑗 × 𝐷𝐷 × 𝐷𝐿 × 365 (4.5)
Dimana :
𝑊18 = Traffic desain pada lajur lalu lintas, ESAL
LHRj = Jumlah lalu lintas harian rata-rata 2 arah untuk jenis
kendaraan
VDFj = Vehicle Damage Factor untuk jenis kendaraan
DD = Faktor Distribusi arah
DL = Faktor Distribusi lajur
N1 = lalu lintas pada tahun pertama jalan dibuka
Nn = Lalu lintas pada akhir umur rencana
(1+𝑔)𝑛 −1
𝑊𝑡 = 𝑊18 × (4.5)
𝑔
41
Dimana :
Wt = Jumlah beban ganda tunggal standar kumulatif
𝑊18 = Beban ganda standar kumulatif selama setahun
n = umur pelayanan atau umur rencana UR (tahun)
g = Perkembangan lalu lintas
42
Arteri 80-99 75-99
Kolektor 80-95 75-95
Lokal 50-80 50-80
R (%) ZR
50 -0.000
60 -0.253
70 -0.524
75 -0.674
80 -0.841
85 -1.037
90 -1.282
91 -1.340
92 -1.405
93 -1.476
94 -1.555
95 -1.645
96 -1.751
97 -1.881
98 -2.054
99 -2.327
99,9 -3.090
99,99 -3.750
E. Kemampuan Pelayanan
Kemampuan pelayanan pada perkerasan kaku terbagi menjadi dua
yaitu, kemampuan pelayanan awal (Po) dan kemampuan pelayanan akhir
(Pt). kemampuan pelayanan dapat ditentukan sesuai dengan acuan
AASHTO 1993. Nilai dari kemampuan pelayanan awal untuk perkerasan
kaku Po = 4.5 sedangkan untuk nilai kemampuan pelayanan akhir (Pt) dapat
dilihat sesuai dengan Tabel 4.6. sedangkan untuk nilai Kehilangan
kemampuan pelayanan ∆𝑃𝑆𝐼 n dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut.
∆𝑃𝑆𝐼 = 𝑃𝑜 − 𝑃𝑡 (4.6)
Dimana :
∆𝑃𝑆𝐼 = Kehilangan kemampuan pelayanan
Pt = Kemapuan pelayanan akhir
Po = Kemampuan pelayanan awal
43
Tabel 4. 6 Kemampuan pelayanan akhir (Pt)
Jenis Jalan Pt
Jalan Raya Utama 2.5 atau 3.0
Jalan Raya lalin rendah 2.0
Jalan Raya minor 1.5
𝐸𝑐 = 57000√𝑓𝑐′
44
direncanakan dan disesuaikan dengan kemampuan dari beton yang akan
digunakan. Di Indonesia nilai kuat lentur beton yang digunakan untuk
pekerjaan jalan tol yaitu 45 kg/cm2 = 640 psi.
𝑆𝑐′ = 7.5√𝑓𝑐′ (4.9)
Dimana :
𝑓𝑐′ = Kuat tekan beton (psi)
Sc’ = Kuat lentur (psi)
Dimana :
P = Persen hari efektif hujan dalam setahun yang akan
mempengaruhi perkerasan (%)
𝑇𝑗 = Hujan rata-rata per hari (jam)
𝑇ℎ = Jumlah rata-rata hari hujan per tahun (hari)
𝐶 = Koefisien pengaliran
Berdasarkan AASHTO 1993 nilai Cd dapat dihubungan dengan
niali P yang didapatkan dari perhitungan yang menggunakan persamaan
diatas. Kemudian nilai P dihunbungkan untuk mendapatkan nilai Cd yang
dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.
45
Tabel 4. 8 nilai Cd berdasarkan P
46
Dimana :
𝑍𝑅 = Standar Deviasi Normal
𝑆𝑂 = Standar Deviasi Keseluruhan
Po = Kemampuan pelayanan awal
Pt = Kemampuan pelayanan akhir
𝑆𝑐 = Kuat lentur beton
𝐶𝑑 = Koefisien Drainase
Ec = Modulus Elastisitas beton
J = Koefsien penyaluran beban
k = Modulus reaksi tanah dasar
∆𝑃𝑆𝐼 = Kehilangan kemampuan pelayanan
Dari persamaan diatas dapat diketahi tebal perkerasan kaku dengan
menggunakan metode trial and error pada nilai D.
No Parameter AASHTO
1. Umur rencana -
2. Lalu Lintas ESA -
3. Kemampuan pelayanan awal (Po) 2.0 – 3.0
4. Kemampuan pelayanan akhir (Pt) 4.5
5. Kehilangan kemampuan pelayanan Po-Pt
(∆𝑷𝑺𝑰)
6. Realibility (R) 75-99.9
7. Standar Deviasi Normal (ZR) -0.674-1.645
8. Standar Deviasi Keseluruhan (So) 0.30-0.40
9. Modulus Reaksi tanah dasar (k) Berdasarkan CBR = 6%
10. Modulus Elastisitas beton (Ec) Berdasarkan fc = 350
kg/cm2
11. Kuat lentur (Sc’) Berdasarkan Sc = 45 kg/cm2
12. Koefisien Drainase (Cd) 1.10 – 1.20
13. Koefisien penyaluran beban (J) 2.50 – 2.60
47
4.3 Metodologi
Adapun alur pengerjaan dalam tugas khusus dapat dilihat pada Gambar 4.2
berikut
48
Mulai
Studi Literatur
A B
49
A B
Tidak
Umur perkerasan
sesuai rencana?
Ya
Selesai
Tiap lapis perkerasan direncanakan untuk dapat memikul beban lalu lintas yang
akan melalui jalan. Dari hasil rencana tebal perkerasan di diharapkan jalan dapat
memikul beban lalu lintas harian sebagai berikut.
A. Mobil Penumpang : 835 Kendaraan/hari
B. Bus : 233 Kendaraan/hari
C. Truk as kecil : 456 Kendaraan/hari
D. Truk as besar : 312 Kendaraan/hari
E. Truk as : 458 Kendaraan/hari
50
Selain itu, adapun data perencanaan lainnya sebagai berikut
A. CBR tanah Dasar :6%
B. Faktor distibusi arah (DD) : 0.5
C. Faktor distribusi lajur (DL) : 100%
D. Fc’ Pelat Beton : 350 kg/cm2 = 4978 Psi
E. Pertumbuhan lalu lintas (i) :5%
F. Indeks Perkerasan awal (IPo) : 4.5
G. Indeks Perkerasan akhir (IPt) : 2.5
H. ∆PSI (IPt-IPo) : 2.0
I. Reability (R) : 90 %
J. Standar Deviasi Normal (ZR) : -1.282
K. Standar deviasi keseluruhan (So) : 0.35
L. Koefisien Drainase (Cd) : 1.2
M. Koefisien Penyaluran beban (J) : 2.55
N. Kuat lentur (Sc) : 45 kg/cm2 = 640psi
Dari data perencanaan diatas dapat diketahui umur rencana dari perkerasan kaku
yang digunakan pada jalan tol Balikpapan-Samarinda dengan menggunakan
metode analisa komponen (empiris) sebagai berikut.
1. Menghitung log wt 18
Menghitung nilai log wt 18 dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut.
∆𝑃𝑆𝐼
𝐿𝑜𝑔10 ( ) 𝑆𝑐 𝐶𝑑 × (𝐷0.75 − 1.132)
log 𝑤𝑡 18 = 𝑍𝑅 𝑆𝑂 + 7.35 𝐿𝑜𝑔10(𝐷 + 1) − 0.06 4.5 − 1.5 + (4.22 − 0.32 𝑃𝑡) × 𝐿𝑜𝑔
7 10
1.624 × 10
1+
(𝐷 + 1)8.46 18.47
215.63 × 𝐽 (𝐷0.75 − )
𝐸𝑐 0.25
( )
𝑘
𝐸𝑐 = 57000√𝑓𝑐′
𝐸𝑐 = 57000√4978
𝐸𝑐 = 402163.2 𝑝𝑠𝑖
Menentukan nilai k,
𝑀𝑅
𝑘=
19.4
51
1500 × 𝐶𝐵𝑅
𝑘=
19.4
1500 × 6
𝑘=
19.4
𝑘 = 463.92 𝑝𝑐𝑖
Menghitung nilai log wt 18
∆𝑃𝑆𝐼
𝐿𝑜𝑔10 ( ) 𝑆𝑐 𝐶𝑑 × (𝐷0.75 − 1.132)
log 𝑤𝑡 18 = 𝑍𝑅 𝑆𝑂 + 7.35 𝐿𝑜𝑔10(𝐷 + 1) − 0.06 4.5 − 1.5 + (4.22 − 0.32 𝑃𝑡) × 𝐿𝑜𝑔
10
1.624 × 107
1+
(𝐷 + 1)8.46 18.47
215.63 × 𝐽 (𝐷0.75 − )
𝐸𝑐 0.25
( )
𝑘
2
𝐿𝑜𝑔10 ( ) (640 × 1.2)𝑥(120.75 − 1.132)
log 𝑤𝑡 18 = (−1,282 × 0,35) + 7.35 𝐿𝑜𝑔10 (12 + 1) − 0.06 4.5 − 1.5 + (4.22 − 0.32 𝑥 2.5 ) 𝑥 𝐿𝑜𝑔
10
1.624 × 107
1+
(12 + 1)8.46 18.47
215.63 × 2,55 (120.75 − )
4021632 0.25
( )
463,92
log 𝑤𝑡 18 = 8.82
2. Menghitung wt 18
𝑊𝑡 18 = 10log 𝑤𝑡 18
𝑊𝑡 18 = 108.82
𝑊𝑡 18 = 674208373.3
Sehingga didapatkan nilai wt 18 sampai dengan umur rencana adalah
674208373.3
52
kecil
Truk 2 as 312 2 18.2 6.188 12.012 0.4038 0.73454 0.73453
besar
Truk 3 as 458 2 25 6.25 18.75 0.3441 2.3974 2.74157
Tabel 4.11 Lalu lintas harian
Setelah mendapatkan nilai VDF maka dapat dilakukan perhitungan wt 18
sesuai dengan persamaan berikut.
𝑁𝑛
53
dibandingkan dengan nilai dari perhitungan wt 18 yang menggunakan
persamaan berikut.
∆𝑃𝑆𝐼
𝐿𝑜𝑔10 ( ) 𝑆𝑐 𝐶𝑑 × (𝐷0.75 − 1.132)
log 𝑤𝑡 18 = 𝑍𝑅 𝑆𝑂 + 7.35 𝐿𝑜𝑔10(𝐷 + 1) − 0.06 4.5 − 1.5 + (4.22 − 0.32 𝑃𝑡) × 𝐿𝑜𝑔
10
1.624 × 107
1+
(𝐷 + 1)8.46 18.47
215.63 × 𝐽 (𝐷0.75 − )
𝐸𝑐 0.25
( )
𝑘
54
28 20615031 260615687
29 21645782 282261469
30 22728072 304989541
31 23864475 328854016
32 25057699 353911715
33 26310584 380222299
34 27626113 407848412
35 29007419 436855831
36 30457790 467313620
37 31980679 499294299
38 33579713 532874013
39 35258699 568132711
40 37021634 605154345
41 38872715 644027061
42 40816351 684843412
43 42857169 727700580
44 45000027 772700608
45 47250029 819950636
Dapat dilihat bahwa nilai yang paling mendekati dengan nilai wt 18 umur
rencana adalah wt pada umur ke 42 tahun. Sehingga, umur rencana pada tebal
perkerasan kaku adalah 42 tahun.
Dari data yang dipereroleh umur rencana yang digunakan pada
perencanaan tebal perkerasan rigid beton pada jalan tol Balikpapan-Samarinda
adalah 40 tahun sesuai dengan manual perkerasan jalan. Sedangkan, dari hasil
perhitungan analisa berdasarkan metode empiris didapatkan umur rencana dengan
spesifikasi rigid beton yang digunakan pada jalan tol Balikpapan-Samarinda
adalah 42 tahun. Umur rencana berfungsi untuk memberikan informasi mengenai
waktu dimana perbaikan yang harus dilakukan pada jalan adalah perbaikan
struktural bukan lagi berikan yang sifatnya ringan. Oleh karena itu, berdasarkan
perhitungan dengan metode empiris jalan tol Balikpapan-Samarinda pada saat
umur 42 tahun harus sudah mendapatkan perbaikan secara struktural.
55
DAFTAR PUSTAKA
56
LAMPIRAN
57