Disusun oleh :
Disusun oleh :
ii
KATA PENGANTAR
iii
iv
7. Untuk semua itu, penyusun berharap semoga Laporan Praktik Lapangan ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dosen pembimbing serta semua pihak
yang terkait dalam kegiatan Proyek Pembangunan Jaringan Utama Irigasi
Bahuga D.I. Komering Paket II (3.112 Ha) Kabupaten Oku Timur. Penyusun
hanya bisa berdoa dan berharap agar semua yang telah diberikan menjadi amal
yang dinilai pahala oleh Allah Subhanahu wata’ala.
Penulis
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR ISTILAH
Lining : Lapisan untuk melindungi dasar dan kemiringan saluran dari erosi
akibat hujan dan aliran air (bisa berupa beton atau pasangan batu)
Sealant : Bahan yang dapat melekat pada dua permukaan dan mengisi
ruang di antara itu sebagai pembatas atau lapisan pelindung (bisa
berupa aspal/bitumen)
SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja; Surat perintah kerja yang dikeluarkan oleh
PPK di dalam dokumen kontrak/Surat Perjanjian Kontrak
PHO : Provisional Hand Over; Serah terima pekerjaan pertama atau
dimulainya masa kontrak kerja.
FHO : Final Hand Over; Serah terima pekerjaan akhir setelah masa
pemeliharaan berakhir
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Nama pengguna jasa : BBWS Sumatera VIII – Ditjen Sumber Daya Air
Satuan kerja : SNVT – PJPA
PPK : Irigasi dan Rawa I
Alamat : Jl. HBR Motik, Km 8 Perum Taman Bukit
Rafflesia Blok AA No. 19 – 30152, Phone. 0711-
5611416, 5611417 Fax. 0711- 5611414
Konsultan perencana : Sinotech Engineering Consultants, Ltd.
Kontraktor pelaksana : Adhi-Punggur, JO
Konsultan pengawas : PT. Binatama Wirawredha Konsultan.
Perolehan kontrak : Pelelangan Umum
Waktu pelaksanaan : 1.050 (Seribu Lima Puluh) hari kalender
Waktu pemeliharaan : 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) hari kalender
: PO (SPMK) : 05 September 2016
P1 (PHO) : 21 Juli 2016
P2 (FHO) : 19 Juli 2020
7
Pada pelaksanaan pembangunan suatu proyek terdapat gambar shop drawing yang
telah di approve oleh pihak MK/konsultan pengawas/owner yang diajukan oleh
kontraktor. Pada gambar shop drawing, gambarnya sudah sangat detail, karena
tujuan dari shop drawing adalah merupakan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.
8
Semua informasi yang diperlukan, baik notasi, ukuran dan dimensi ruang, ukuran
dan dimensi material, dan jenis/spesifikasi material sudah tercantum dalam shop
drawing tersebut.
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
9
10
Peralatan kerja dalam proyek pembangunan Jaringan Irigasi Bahuga D.I. Komering
Paket II (3.112 Ha) Kabupaten Oku Timur terdiri dari alat-alat berat dan alat-alat
pelengkap yang digerakkan baik secara manual atau otomatis. Alat kerja itu antara
lain excavator, bulldozer, vibro roller, while loader, dump truck, truck mixer
concrete cdan alat-alat pelengkap seperti cangkul, ember, palu, tang, gergaji,
linggis, dan lain-lain. Selama proses konstruki, pemeliharaan, dan pemeriksaan alat
kerja dilakukan secara rutin dan berkala agar peralatan yang digunakan dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
14
15
secara teratur dan terkoordinir sesuai dengan jadwal perencanaan. Gunanya adalah
untuk menjaga kualitas dan mutu dari alat dan bahan yang digunakan. Penyimpanan
dan penempatan alat kerja dan bahan bangunan menjadi tanggung jawab bagian
logistik. Selain itu, bagian logistik juga bertugas untuk mengecek kualitas dan mutu
barang dan menyelesaikan pembayaran barang dengan pihak supplier alat dan
bahan bangunan. Kondisi lingkungan menjadi faktor penting dalam penyimpanan
alat dan bahan bangunan. Alat dan bahan bangunan disimpan secara rapi dengan
memperhatikan pengaruh udara, air, cuaca, dan suhu.
Ketepatan dalam penentuan titik-titik penting dari hasil survey dan pengukuran
tersebut sangat berpengaruh kepada kualitas konstruksi secara keseluruhan.
Kesalahan yang dilakukan dalam proses survey dan pengukuran dapat berakibat
fatal. Kontraktor harus menjaga peralatan ini agar tetap dalam keadaan baik selama
masa kontrak. Bagian dari kontraktor yang bertanggung jawab atas kegiatan
pengukuran ini adalah surveyor. Alat yang umum digunakan oleh surveyor adalah
Waterpass seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3. 1 Waterpass
17
3.3.2 Excavator
Excavator merupakan alat yang mempunyai fungsi untuk melakukan galian tanah.
Pada proyek Pembangunan Jaringan Utama Irigasi Bahuga D.I. Komering Paket II
(3.112 Ha) Kabupaten Oku Timur digunakan untuk melakukan galian, trimming
saluran agar dapat dilakukan pekerjaan lining selanjutnya.
Gambar 3. 2 Excavator
3.3.3 Bulldozer
Bulldozer adalah alat berat bertipe traktor menggunakan track/rantai serta
dilengkapi dengan pisau (dikenal dengan blade) yang terletak di depan. Bulldozer
merupakan traktor yang mempunyai traksi besar. Alat berat ini digunakan untuk
pekerjaan menggali, mendorong, menggusur dan menarik material (tanah, pasir,
dsb). Bulldozer dapat dioperasikan pada medan yang berlumpur, berbatu, berbukit
dan di daerah yang berhutan. Pada proyek ini bulldozer digunakan pada pekerjaan
land clearing dan stripping sebelum pekerjaan timbunan dan galian saluran
sekunder. Bulldozer yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.3 di bawah ini.
18
Gambar 3. 3 Bulldozer
Dalam concrete mixer ini terdapat bilah baja yang berputar mengarah ke dalam
sehingga adukan mengarah ke dalam. Proses pengiriman beton ready mix diatur
dengan memperhatikan jarak, kondisi lalu lintas, cuaca, dan suhu. Truck mixer
concrete dilengkapi dengan tangki air yang berfungsi untuk membersihkan
pengaduk dari sisa-sisa campuran beton setelah digunakan. Pembersihan dilakukan
agar campuran tidak mengeras di dalam mixer. Truck mixer concrete dapat dilihat
pada Gambar 3.5 di bawah ini.
3.3.6 Truk
Truk adalah kendaraan bermotor untuk mengangkut barang. Dalam pekerjaan ini
truk berfungsi sebagai kendaraan mengangkut tanah dari borrow area untuk
pekerjaan timbunan pada saluran sekunder. Truk yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar 3.6 di bawah ini.
20
Gambar 3. 6 Truk
Laporan logistik mengenai keperluan material harus dibuat setiap hari. Tempat
penyimpanan material juga harus diperhatikan sesuai dengan sifat material yang
21
digunakan sehingga terjamin keamanannya dan terhindar dari sifat kerusakan akibat
penyimpanan barang yang salah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan penyiapan bahan bangunan
yaitu.
1. Pemilihan kualitas bahan bangunan sesuai dengan spesifikasi teknis.
2. Penyimpanan material yang baik sesuai dengan sifat dan kepekaan
material terhadap kondisi lingkungan.
3. Penyediaan material yang cukup sesuai dengan pekerjaan yang sedang
berlangsung.
4. Stocking material (penumpukan material) yang baik sehingga urutan
pemakaian material konstruksi sesuai dengan urutan kedatangan material.
merata dalam adukan beton dengan orientasi random dapat menjadi tulangan
sehingga mengurangi keretakan yang terlalu dini di daerah tarik akibat pengaruh
pembebanan (Suhendro : 2000). Sika fiber berfungsi untuk memperbaiki daya ikat
beton, sehingga dapat mengurangi keretakan akibat penyusutan dan memperbaiki
ketahanan terhadap penembusan air dan bahan kimia. Sika fiber dapat dilihat pada
Gambar 3.8 di bawah ini.
3.4.3 Sealant
Sealant adalah bahan yang dapat melekat pada dua permukaan dan mengisi ruang
di antara itu sebagai pembatas atau lapisan pelindung. Sealant digunakan untuk
mengisi celah, ketahanan atau mengakomodasi gerakan antara substrat, dan
menjaga air atau udara keluar. Sealant tidak dimaksudkan untuk pemindahan beban
dan karena itu biasanya kekuatannya lebih rendah daripada perekat, tetapi memiliki
fleksibilitas lebih tinggi. Pada pekerjaan lining saluran beton ini digunakan sealant
berbahan dari aspal/bitumen seperti yang terlihat pada Gambar 3.9 di bawah ini.
Tahapan pekerjaan lining beton saluran ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.
24
25
PERSIAPAN
PENGUKURAN
CURING
CURING
FINISH
bahan, dan tenaga dilakukan sebelum proses produksi. Contoh shop drawing dapat
dilihat pada Gambar 4.2.
saluran. Ilustrasi hasil galian koperan yang berupa galian pondasi saluran dapat
dilihat pada Gambar 4.5.
4.4.3 Pengujian Nilai Slump dan Pembuatan Sampel Uji untuk Lining Saluran
Pengujian nilai slump bertujuan untuk mengontrol kualitas beton sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ada yaitu 5 -12 cm. Setiap pekerjaan pengecoran dilakukan
pengujian nilai slump dan pembuatan benda uji yang akan diujikan di laboratorium
Adhi-Punggur, JO pada umur 7, 21, dan 28 hari. Pengujian nilai slump dan
pembuatan benda uji dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12.
Ilustrasi pengerjaan perapihan dasar saluran dapat dilihat pada Gambar 4.13.
Ilustrasi dan contoh pengecoran dasar saluran dapat dilihat pada Gambar 4.14
dan Gambar 4.15
5. Pengecoran tahap 1 disesuaikan dengan segmental/dilatasi dan tidak menerus
atau disebut tahap ganjil.
6. Pengecoran tahap 2 atau genap dilakukan dengan jeda waktu +/- 24 jam.
7. Perawatan beton atau curing selama 7 hari dengan perendaman atau menutup
permukaan beton dengan karung basah.
Detail dasar saluran dan profil memanjang saluran dapat dilihat pada
Gambar 4.16 dan Gambar 4.17.
4.5.1 Pengujian Nilai Slump dan Pembuatan Sampel Uji untuk Dasar Saluran
Pengujian nilai slump bertujuan untuk mengontrol kualitas beton sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ada yaitu 5 -12 cm. Setiap pengecoran dasar saluran
dilakukan pengujian nilai slump dan pembuatan benda uji yang akan diujikan
di laboratorium Adhi-Punggur, JO pada umur 7, 21, dan 28 hari. Pengujian nilai
slump dan pembuatan sampel uji dapat dilihat pada Gambar 4.18.
35
4.7 Finishing
Setelah selesai proses pengecoran selama 7 hari dilakukan perawatan beton dengan
melakukan penyiraman atau perendaman. Semua sisa material maupun tanah segera
36
dikeluarkan dari dasar saluran. Lining saluran beton yang telah selesai dapat dilihat
pada Gambar 4.20 di bawah ini.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pengamatan di lapangan selama melakukan
praktik lapangan pada Proyek Pembangunan Jaringan Utama Irigasi Bahuga D.I.
Komering Paket II (3.112 Ha) Kabupaten Oku Timur adalah sebagai berikut.
1. Mendapatkan tambahan ilmu yang ada di lapangan sebagai pengembangan dari
teori yang didapatkan di perkuliahan.
2. Mengetahui aplikasi bentuk fisik bangunan di bidang rekayasa sipil khususnya
saluran irigasi.
3. Mendapatkan ilmu mengenai tahapan – tahapan pelaksanaan pekerjaan lining
beton saluran.
4. Mengetahui tugas – tugas dalam manajemen proyek dari suatu pekerjaan.
5.2 Saran
Saran – saran yang ingin disampaikan pada praktik lapangan di Proyek
Pembangunan Jaringan Utama Irigasi Bahuga D.I. Komering Paket II (3.112 Ha)
Kabupaten Oku Timur adalah sebagai berikut.
1. Perlunya penambahan waktu dalam pembelajaran praktik lapangan agar
pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan lebih banyak.
2. Supaya dapat lebih meningkatkan lagi sistem mengenai Praktik Lapangan agar
pada kegiatan Praktik Lapangan tahun berikutnya dapat berjalan dengan baik
dan lancar.
3. Pemilihan lokasi Praktik Lapangan bagi mahasiswa hendaknya sudah diatur atau
dibuat list beberapa proyek yang sedang berlangsung terkait dengan masing-
masing minat studi.
37
DAFTAR PUSTAKA
38
39
DOKUMENTASI PRAKTIK LAPANGAN