Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

INVESTIGASI LAPANGAN
(BENDUNG TAMI)
BANGUNAN BAGI/SADAP

Disusun oleh:
BUCE E. WINDESI
JHON HERY Y. SIBARANI
KHABIB IRSYAD SAPUTRA
YOSIA SEMUEL TOMASSOYAN

TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2017 / 2018
DARTAR ISI

DARTAR ISI......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................4
1.4 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan........................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................5
2.1 Pengertian Bendung..........................................................................5
2.2 Bangunan Utama dan Bagiannya.....................................................5
2.3 Bangunan Bagi / Sadap.....................................................................8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................9
3.1 Letak Bendung Muara Tami.............................................................9
3.2 Kondisi Bendung Tami.....................................................................9
3.3 Bangunan Bagi Sadap pada Bendung Tami...................................10
3.4 Aliran Bagi.....................................................................................12
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................14
DOKUMNETASI............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bendung adalah suatu bangunan yang dibuat dari pasangan batu kali,
bronjong atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai. Yang tentu saja
bangunan ini dapat digunakan pulauntuk kepentingan lain selain irigasi. Seperti
untuk keperluan air minum, pembangkit listrik atau pengendali banjir. Bendung
sebagai salah satu contoh bangunan air mencakup mencakup hamper keseluruhan
bidang ketekniksipilan, yaitu struktur, air, tanah, geoteknik, dan manajemen
konstruksi di dalam perencanaan teknis strukturnya.
Menurut macamnya bendung dibagi dua, yaitu bendung tetap dan
bendung sementara. Bendung tetap adalah bangunan yang sebagian besar
konstruksi terdiri dari pintu yang dapat digerakkan untuk mengatur ketinggian
muka air sungai. Sedangkan bendung sementara adalah bangunan yang digunakan
untuk meninggikan muka air disungai sampai pada ketinggian yang diperlukan
agar air dapat disalurkan ke saluran irigasi dan petak tersier.
Hampir di setiap wilayah Indonesia terdapat sungai baik itu besar
ataupun kecil, yang menguasai hampir 80% hajat hidup masyarakat Indonesia.
Terutama petani sebagai basis dasar negara Agraris. Kebutuhan akan ketersediaan
air pada suatu daerah sangatlah perlu diperhatikan, dikarenakan air adalah salah
satu kebutuuhan pokok manusia yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupannya.
Indonesia merupakan daerah yang memiliki dua musim, yakni musim kemarau
dan musim penghuajan. Sehingga perlu dikembangkan potensi-potensi sungai
tersebut guna meningkatklan hasil produksi pertanian. Salah satunya dengan
membangun bendung.
Bendung Tami yang dibangun pada tahun 1996 merupakan salah satu
bendung di Papua. Terletak di Koya, Jayapura, Bendung Tami diperuntukan
memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat sekitar terutama pada bidang
pertanian. Direncanakan Bendung Tami beserta Daerah Irigasi Koya dapat
mengairi ± 5000 Ha wilayah pertanian. Sehingga pemanfaatan Bendung Tami
sebagai salah satu infrastruktur sumber daya air dikawasan irigasi Koya, Jayapura,
Papua sangatlah diperlukan.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam laporan ini diambil beberapa rumusan masalah diantaranya:
1. Bagaimana kondisi Bendung Tami?
2. Apa saja bagian bangunan bendung yang terdapat pada Bendung Tami?
3. Apa yang dimaksud bangunan pembagi/sadap yang terdapat pada Bendung
Tami?

1.3 Tujuan
Laporan ini dibuat dengan tujuan:
1. Mengetahui kondisi Bendung Tami.
2. Mengetahui bagian bangunan bendung yang terdapat pada Bendung Tami.
3. Mengetahui bangunan pembagi/sadap yang terdapat pada Bendung Tami.

1.4 Waktu dan Lokasi Pelaksanaan


Investigasi lapangan dilaksanaan di Bendung Tami yang terletak di
Koya, Jayapura, Papua. Survey ini dilaksanakan pada hari Sennin tanggal 11
Desember 2017.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bendung


Bendung adalah pembatas yang dibangun melintasi sungai yang
dibangun untuk mengubah karakteristik aliran sungai. Dalam banyak kasus,
bendung merupakan sebuah konstruksi yang jauh lebih kecil dari bendungan yang
menyebabkan air menggenang membentuk kolam tetapi mampu melewati bagian
atas bendung. Bendung mengizinkan air meluap melewati bagian atasnya
sehingga aliran air tetap ada dalam debit yang sama bahkan sebelum sungai
dibendung. Bendung bermanfaat untuk mencegah banjir, mengukur debit sungai,
dan memperlambat aliran sungai sehingga menjadikan sungai lebih mudah dilalui.
Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia membagi bendung menjadi 2 yaitu:
1. Bendung Tetap
Bendung tetap adalah bangunan yang dipergunakan untuk meninggikan muka
air di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan
ke saluran irigasi dan petak tersier.
2. Bendung Gerak
Bendung gerak adalah bangunan yang sebagian besar konstruksinya terdiri dari
pintu yang dapat digerakan untuk mengatur ketinggian muka air sungai.

2.2 Bangunan Utama dan Bagiannya


Bangunan utama dapat didefinisikan sebagai semua bangunan yang
direncanakan di sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan
irigasi, biasanya dilengkapi dengan kantong lumpur agar bisa mengurangi
kandungan sedimen yang berlebihan serta memungkinkan untuk mengukur dan
mengatur air yang masuk.
Pengaliran air dari sumber air berupa sungai atau danau ke jaringan
irigasi untuk keperluan irigasi pertanian, pasokan air baku dan keperluan lainnya
yang memerlukan suatu bangunan disebut dengan bangunan utama. Untuk
kepentingan keseimbangan lingkungan dan kebutuhan daerah di hilir bangunan
utama, maka aliran air sungai tidak diperbolehkan disadap seluruhnya. Namun
harus tetap dialirkan sejumlah 5% dari debit yang ada. Salah satu bangunan utama
yang mempunyai fungsi membelokkan air dan menampung air disebut
bendungan, yang kriteria perencanaannya tidak tercakup dalam kriteria ini.
Kriteria perencanaan bendungan dan bangunan pelengkap lainnya akan
dipersiapkan secara terpisah oleh institusi yang berwenang. Ada 6 (enam)
bangunan utama yang sudah pernah atau sering dibangun di Indonesia, antara lain:
1. Bendung Tetap, bangunan air ini dengan kelengkapannya dibangun melintang
sungai atau sudetan, dan sengaja dibuat untuk meninggikan muka air dengan
ambang tetap sehingga air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi
ke jaringan irigasi.
2. Bendung Gerak Vertikal, bendung ini mempunyai fungsi ganda, yaitu
mengatur tinggi muka air di hulu bendung kaitannya dengan muka air banjir
dan meninggikan muka air sungai kaitannya dengan penyadapan air untuk
berbagai keperluan.
3. Bendung Karet, bendungberfungsi meninggikan muka air dengan cara
mengembungkan tubuh bendung dan menurunkan muka air dengan cara
mengempiskannya. Tubuh bending yang terbuat dari tabung karet dapat diisi
dengan udara atau air. Proses pengisian udara atau air dari pompa udara atau
air dilengkapi dengan instrumen pengontrol udara atau air (manometer).
4. Bendung Saringan Bawah, bendung ini meloloskan air lewat saringan dengan
membuat bak penampung air berupa saluran penangkap melintang sungai dan
mengalirkan airnya ke tepi sungai untuk dibawa ke jaringan irigasi.
5. Pompa, Pompa digunakan bila bangunan-bangunan pengelak yang lain tidak
dapat memecahkan permasalahan pengambilan air dengan gravitasi, atau Jika
pengambilan air relatif sedikit dibandingkan dengan lebar sungai. Dengan
instalasi pompa pengambilan air dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Namun dalam operasionalnya memerlukan biaya operasi dan pemeliharaannya
cukup mahal terutama dengan makin mahalnya bahan bakar dan tenaga listrik.
6. Pengambilan Bebas, pengambilan air untuk irigasi ini langsung dilakukan dari
sungai dengan meletakkan bangunan pengambilan yang tepat ditepi sungai,
yaitu pada tikungan luar dan tebing sungai yang kuat atau massive.
7. Bendung Tipe Gergaji, diperkenankan dibangun dengan syarat harus dibuat di
sungai yang alirannya stabil, tidak ada tinggi limpasan maksimum, tidak ada
material hanyutan yang terbawa oleh aliran.

Gambar 1.1 Bagunan Utama


(Sumber: Standar Perencanaan Irigasi, KP 02 Bangunan Utama. 2013)
Bangunan utama terdiri dari berbagai bagian yang akan dijelaskan secara
terinci dalam subbab berikut ini. Pembagiannya dibuat sebagai berikut:
1. Bangunan Bendung
2. Bangunan Pengambilan
3. Bangunan Pembilas (Penguras)
4. Kantong Lumpur
5. Perkuatan Sungai
6. Bangunan-Bangunan Pelengkap

2.3 Bangunan Bagi / Sadap


Bangunan bagi terdiri dari pintu-pintu yang dengan teliti mengukur dan
mengatur air yang mengalir ke berbagai saluran. Salah satu dari pintu bangunan
bagi berfungsi sebagai pintu pengatur muka air, sedangkan pintus adap lainnya
mengatur debit. Biasanya pintu pengatur dipasang pada saluran
terbesar,sedangkan alat-alat pengukur dan pengatur dipasang pada bangunan-
bangunan sadap yang lebih kecil.
Bangunan bagi pada saluran-saluran besar pada umumnya mempunyai 3
bagian utama, yaitu:
1. Alat pembendung, bermaksud untuk mengatur elevasi muka air sesuai dengan
tinggi pelayanan yang direncanakan
2. Perlengkapan jalan air melintasi tanggul, jalan atau bangunan lain menuju
saluran cabang. Konstruksinya dapat berupa saluran terbuka ataupun gorong-
gorong. Bangunan ini dilengkapi dengan pintu pengatur agar debit yang masuk
saluran dapat diatur.
3. Bangunan ukur debit, yaitu suatu bangunan yang dimaksudkan untuk
mengukur besarnya debit yang mengalir.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Letak Bendung Muara Tami


Secara geografis Benung Tami terletak di Koya, Jayapura, Papua dengan
posisi 2º43’0.24” LS dan 140º48’51.2” BT.

Gambar 2.1 Lokasi Bendung Muara Tami


(Sumber: Google Map, edited)

3.2 Kondisi Bendung Tami


Bendung Tami beserta Daerah Irigasi Koya direncanakan dapat mengairi
± 5000 Ha wilayah pertanian. Pada bagian bendung terdapat bongkahan kayu
yang menumpuk karena terbawa arus sungai. Karena pintu pembagi pada saluran
utama tertutup. Tidak ada aliran air pada saluran sekunder maupun tersier.
Terdapat juga sampah kayu pada bangunan penyaring.
Gambar 3.2 Kondisi Bendung Tami
(Sumber: Dokumentasi Lapangan, 11/12/2017)

3.3 Bangunan Bagi Sadap pada Bendung Tami


Berikut ini merupakan hasil dari pengamatan kelompok pada Banguna
Bagi Sadap Bendung Tami:
1. Bangunan bagi/sadap pada Bendung Tami memiliki 3 – 4 pintu.
2. Mekanismenya menggunakan sistem putar, dengan roda gear untuk
penggeraknya.
3. Tidak ada aliran air yang mengalir dari saluran primer ke saluran sekunder.
4. Pintu air tetutup.
Gambar 3.3 Kondisi Bangunan Bagi Sadap Bendung Tami
(Sumber: Dokumentasi Lapangan, 11/12/2017)

3.4 Aliran Bagi


Aliran bagi pada Bendung Tami mulai dari Bangunan Pengambil pada
Bendung sampai ke petak-petak pertanian warga dijelaskan sebagai berikut:
 Dari bangunan pengambil pada bendung air dialirkan ke pintu bagi/PB 1,
kemudian mengalir ke saluran primer dan ada yang kembali ke sungai
untuk mengurangi debit yang akan dialirkan ke saluran selanjutnya.
 Dari PB 1 air mengalir ke PB 2 melalui kantungn lumpur, masih sama
pada point pertama dimana terdapat aliran yang menuju ke saluran
berikutnya dan yang kembali ke sungai untukl mengurangi debit alirannya.
Dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Aliran Bagi 1

 Dari PB 2 air mengalir ke air pada saluran primer mengalir ke PB 3 untuk


di bagi ke saluran sekunder. Dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 Aliran Bagi 2

 Dari PB 3 air pada saluran sekunder mengalir ke PB 4 kemudian mengalir


ke saluran tersier dan menuju petak-petak sawah, juga ada yang mengalir
ke saluran sekunder berikutnya untuk di bagikan di PB 5, dst. Dapat dilihat
pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Aliran Bagi 3

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari Hasil dan Pembahasan, serta investigasi lapangan yang telah


dilaksanakan dapat diambil kesimpulan:
1. Pada saat investigasi lapangan dapat dilihat kondisi Bendung Tami yang sedikit
memprihatinkan dikarenakan terdapat banyak kayu yang tersangkut pada
Gerigi Gergaji Bendung, tidak ada air yang mengalir di saluran-saluran irigasi,
dan ada beberapa pinru air yang tidak terawat.
2. Bagian bangunan bendung yang terdapat pada Bendung Tami diantaranya:
a. Bangunan Bendung
b. Bangunan Pengambilan
c. Bangunan Pembilas (Penguras)
d. Kantong Lumpur
e. Perkuatan Sungai
f. Bangunan Bagi Sadap
g. Bangunan Pengukur/Pengatur
h. Bangunan-Bangunan Pelengkap
3. Yang dimaksud bangunan pembagi/sadap yang terdapat pada Bendung Tami
adalah bangunan yang terdiri dari beberapa pintu membagikan aliran air dari
satu saluran ke saluran lainnya sehingga sampai di petak-petak pertanian warga
di daerah layanan Bendung Tami.
Sebagai tambahan kelompok kami dalam laporan ini meyarankan
perlunya dilakukan perawatan pada Bendung dan bangunan-bangunan pendukung
lainnya. Sehingga pelayanan dari Bendung Tami dapat lebih dimaksimalkan pada
saat dibutuhkan.
DOKUMNETASI

Gapura Nama Bendung Tami Batu Bendung

Bendung Tami
Anggota Kelompok Sentani

Anggota Investigasi Lapangan

Anda mungkin juga menyukai