BAB V
PERENCANAAN KONSTRUKSI
Tinggi tubuh embung ditentukan berdasarkan kapasitas desain kolam embung yang
terpilih yaitu 454.017,67 m3. Berdasarkan grafik hubungan antara elv. dan kapasitas
kolam maka direncanakan puncak bendung terletak pada elevasi + 124 m.
Dari hasil flood routing didapat elv. muka air banjir +127.90 m Sedangkan Elv. dasar
kolam +114 m. maka tinggi embung = (+127,90) - (+114) = 13,9 m = 14 m
Tinggi Jagaan
Tinggi Embung
Kedalaman Pondasi
Untuk mendapatkan tinggi puncak maka perlu dicari tinggi jagaan sebagai berikut:
a) Penentuan tinggi jagaan
Tinggi jagaan adalah jarak bebas antara mercu embung dengan permukaan
air maksimum rencana. Tinggi jagaan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
he
Hf ≥ ∆h + (hw atau ) + ha + hi
2
he
Hf ≥ hw + + ha + hi
2
di mana :
Hf = tinggi jagaan (tinggi kemungkinan kenaikan permukaan air waduk)
∆h = yang terjadi akibat timbulnya banjir abnormal
H w = tinggi ombak akibat tiupan angin
he = tinggi ombak akibat gempa
ha = tinggi kemungkinan kenaikan permukaan air waduk, apabila
terjadi kemacetan-kemacetan pada pintu bangunan pelimpah.
Tinggi Embung
Embung
b) Tinggi kenaikan permukaan air yang disebabkan oleh banjir abnormal (∆h) dihitung
berdasarkan persamaan sebagai berikut :
2 αQ h
∆h = . 0 .
3 Q A× h
1+
Q ×T
di mana :
Qo = debit banjir rencana (m3/det)
Q = kapasitas rencana (m3/det)
α = 0.2 untuk bangunan pelimpah terbuka
α = 1.0 untuk bangunan pelimpah tertutup
h = kedalaman pelimpah rencana (m)
A = luas permukaan air waduk pada elevasi banjir rencana (km2)
T = durasi terjadinya banjir abnormal (1 s/d 3 jam)
Untuk perhitungan digunakan data-data sebagai berikut :
Qo = 225,39 m³/dt
Q = 477,39 m³/dt
h = 2m
A = 0.317m²
T = 3 Jam
∆h 2 0.2 × 225,39 2
= × ×
3 477,39 0,317 × 2
1+
477,39 × 3
∆h = 0.12 m
Tinggi ombak yang disebabkan oleh angin ini perhitungannya sangat dipengaruhi
oleh panjangnya lintasan ombak (F) dan kecepatan angin di atas permukaan air
waduk. Panjang lintasan ombak yang dipakai adalah Feff sebesar 410 m (Gambar
5.3.). Sedangkan kecepatan angin di atas permukaan air waduk diambil dari data di
stasiun BMG Semarang yaitu 20 m/det.
Perhitungan tinggi ombak (hw) ini menggunakan grafik metode SMB yang
dikombinasikan dengan metode Saville. Dengan kemiringan hulu 1 : 3 tinggi
jangkauan ombak (hw) yang didapat adalah 0,23 m .
A 1,90-2,00
B 1,60-1,90
C 1,20-1,60
D 0,80-1,20
E 0,40-0,80 Kab. Semarang
F 0,20-0,40
Dari data pada tabel-tabel di atas, maka dapat ditentukan harga yang akan
digunakan yaitu:
Koefisien gempa z = 0,80
Percepatan dasar gempa Ac = 151.72 cm/dt²
Faktor koreksi V = 1,1
Percepatan grafitasi g = 980 cm/dt²
Perhitungan intensitas seismis horizontal dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
V
e = z . Ac .
g
⎛ 1 ⎞
e = 0.8 × 151.72 × ⎜ ⎟
⎝ 980 ⎠
e = 0.1238
Menurut Persamaan 2.83 besarnya tinggi gelombang yang diakibatkan oleh
gempa (he) adalah :
e .τ
he = g . h0
π
Didapatkan tinggi ombak yang disebabkan oleh gempa adalah :
e .τ
he = g . H0
π
di mana :
e = Intensitas seismis horizontal
τ = Siklus seismis ( 1 detik )
h0 = Kedalaman air di dalam waduk
= elv.HWL – elv.dasar
= (+127.9) - (+114)
= 13.9 m = 14 m ( MSL )
0.12 × 1
= 9.8 × 14
3.14
= 0.326 m
he
Jadi tinggi puncak ombak di atas permukaan air rata-rata = 0.163 m.
2
e) Kenaikan permukaan air waduk yang disebabkan oleh ketidaknormalan operasi
pintu bangunan (ha)
ha diambil = 0,5 m (Suyono Sosrodarsono, 1989)
f) Angka tambahan tinggi jagaan yang didasarkan pada tipe embung (hi)
Mengingat limpasan melalui mercu embung urugan sangat riskan maka untuk
embung tipe ini angka tambahan tinggi jagaan (hi) ditentukan sebesar 1,0 m
(Suyono Sosrodarsono, 1989).
Berdasarkan data perhitungan tersebut di atas di mana :
∆h = 0.12 m
hw = 0,23 m
he
= 0,163 m
2
ha = 0,5 m
hi = 1 m
Maka tinggi jagaan dapat ditentukan , yang hasilnya adalah sebagai berikut :
Hf = 0.12+0,23+0,5+1
= 1.85 m
Hf = 0.12+0.163 + 0,5 + 1
= 1.783 m
Hf = 0,23+0,163+ 0,5 + 1
= 1.893 m
Dari ketiga alternatif tinggi jagaan tersebut diambil tinggi jagaan, 1,893m.= 2 m
Elevasi puncak = + 127,9 + tinggi jagaan = +127,9 + 2 = 129,9 = + 130
7m
Lebar Mercu Embung
Tinggi Embung
dalam kandungan tanah yang mudah mengikat air serta memperkecil fluktuasi
yang luas pada kandungan atau memperkecil kadar permukaan air, untuk
embung ini direncanakan memakai gebalan rumput.
Kemiringan Lereng
Material Urugan Material Utama Vertikal : Horisontal
Hulu Hilir
1. Urugan homogen CH 1 : 3 1 : 2,25
CL
SC
GC
GM
SM
2. Urugan majemuk
a. Urugan batu dengan inti lempung atau Pecahan batu 1 : 1,50 1 : 1,25
dinding diafragma
b. Kerikil-kerakal dengan inti lempung atau Kerikil-kerakal 1 : 2,50 1 : 1,75
dinding diafragma
Dicoba :
Untuk kemiringan lereng hulu = 1 : 2,5
Untuk kemiringan hilir =1:2
Stabilitas lereng embung terhadap rembesan ditinjau dengan cara sebagai berikut :
5.7.1 Formasi garis depresi tubuh bendung kondisi tanpa menggunakan
chimney
Diketahui :
h : 13,9 m
l1 : 34,75 m
l2 : 44,25 m
α : 21,8
d : 0,3.l1 + l2 = (0,3 x 34,75) + 44,25 = 54,675
maka :
X(m) 25 30 35 40 45 50
Y(m) 9,49 10,36 11,17 11,92 12,63 13,30
2 2
d ⎛ d ⎞ ⎛ h ⎞
Untuk α = 21,8 0, harga a = − ⎜ ⎟ −⎜ ⎟ maka dapat
cos α ⎝ cos α ⎠ ⎝ sin α ⎠
ditentukan nilai :
y0 1,739
a + ∆a = = = 24,32 m (A-C)
1 − cos α 0,071
a =13,425 m (A-Co)
Dari hasil perhitungan didapat garis depresi aliran yang keluar melalui
lereng hilir embung sehingga tidak aman terhadap bangunan untuk itu
perlu digunakan drainase kaki maupun drainase alas.
10.425
+ 130 dpl
+ 127.9 dpl
a + ? = 24,32
y
54.675
13.425
34.750 44.250
Gambar 5.6 Garis Depresi Pada Bendungan Homogen (sesuai dengan garis parabola)
X(m) 25 30 35 40 45
Y(m) 10,49 11,45 12,33 13,16 13,94
1
Untuk α = 1350, harga a = ( h 2 + d 2 − d ) maka dapat ditentukan nilai :
2
y0 2,11
a + ∆a = = = 1,236 m
1 − cos α 1 + 0,707
1
a = ( y0 ) = 1,055 m
2
10.425
+ 130 dpl
+ 127.9 dpl
a + ? = 24,32
y
44.675
34.750 34.250
Gambar 5.7 Garis depresi tubuh bendung kondisi dengan menggunakan sistem drainase kaki
X(m) 15 20 25 30
Y(m) 10,11 11,54 12,81 13,96
10.43
+ 130 dpl
+ 127.9 dpl
+ 114 dpl
2.11 Drainase Alas
14.84
29.68
34.75 19.25
Gambar 5.8 Garis Depresi Pada Bendungan Homogen Dengan Drainase Alas
di mana :
Qf = kapasitas aliran filtrasi (kapasitas rembesan)
Nf = angka pembagi dari garis trayektori aliran filtrasi
Ne = angka pembagi dari garis equipotensial
k = koefisien filtrasi
H = tinggi tekanan air total
L = panjang profil melintang tubuh embung
Dari data yang ada di dapat :
Nf =8 asumsi
Ne = 14 asumsi
-6 -8
k = 5x10 cm/det = 5x10 m/dt asumsi
H = 15,9 m
L = 101,5 m
Maka debit aliran filtrasi adalah sebagai berikut :
⎛8⎞
Q = ⎜ ⎟ ⋅ 5 × 10 −8 ⋅ 15,9 ⋅ 101,5
⎝ 14 ⎠
= 4,611 x 10-5 m³/dt
= 4,611 x 10-5 .60.60.24
= 3,984 m³/hari
Syarat Q lebih kecil dari 2% Qinflow rata-rata waduk (0,02 x
225,43 = 4,5086 m³/dt)
w1 . g
c=
F .γ
di mana :
c = kecepatan kritis
w1 = berat butiran bahan dalam air = 0.92 t/m³
g = gravitasi = 9.8 m/det²
F = luas permukaan yang menampung aliran filtrasi
= 2 m x 1 m = 2 m²(untuk per satuan meter panjang bidang)
maka :
0,92 .9,8
c = = 2.123 m/det
2 .1
Tubuh embung sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah di daerah rencana embng
berupa tanah homogen yaitu lempung dengan kedap air, bersifat lunak sampai agak
keras dengan plastisitas tinggi. Tanah yang ada dominan homogen dengan kondisi
kemiringan tebing relatif sama, maka pengerukan tanah timbunan dapat dilakukan
pada sisi kiri dan kanan tebing dan digali mulai dari kedalaman 0.5 – 5 m, sehingga
volume cadangan bias tercukupi dengan mempertimbangakan sudut kemiringan.
Stabilitas lereng embung ditinjau dalam 3 (tiga) keadaan yaitu pada saat air
waduk mencapai elevasi penuh, pada saat waduk baru selesai dibangun dan sebelum
dialiri air, dan pada saat air waduk mengalami penurunan mendadak (rapid
drawdown) di mana apakah masih aman terhadap longsoran.
5.8.1 Pada saat embung baru selesai dibangun (belum dialiri air)
Dalam kondisi ini, stabilitas lereng yang ditinjau adalah lereng sebelah
hulu. Tanah timbunan masih mengandung air pada saat proses pemadatan
timbunan.
Untuk perhitungan kestabilan terhadap longsor digunakan persamaan
berikut :
Cl + ( N − U − N e ).tgφ
Fs = ≥ 1.2
T + Te
Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.7 – Tabel 5.15. dan
gambar dapat dilihat pada Gambar 5.10. – Gambar 5.18.
Dalam kondisi ini, stabilitas lereng yang ditinjau adalah sebelah hilir.
Metode yang dipakai adalah irisan bidang luncur dengan hasil dapat dilihat
pada Table.5.16 dan Gambar 5.19.
Dalam kondisi ini stabilitas lereng yag ditinjau adalah lereng sebelah
hulu. Tanah timbunan masih mengandung air yang sangat lembat merembes
keluar dan masih membasahi timbunan. Hasil perhitungannya dapat dilihat
pada Tabel 5.17. dan Gambar 5.20.
Data Teknis
Tinggi Embung = 16 m
Lebar Mercu Embung = 7 m
Kemiringan Hulu = 1 : 2,5
Kemiringan Hilir =1:2
Elevasi Air Waduk = + 127,9 m (FSL)
Tinggi Air = 13,9 FWL
Formasi Garis Depresi tertera dalam Gambar 5.8.
Tabel 5.7 Kondisi perencanaan teknis material urugan sebagai dasar perhitungan
Zone tubuh Kekuatan Geser γ timbunan dalam beberapa kondisi Intensitas beban
Embung C (t/m³) θ Basah Jenuh Air terendam seismis horisontal
(γb) (γsat) (γw) (γsub=γsat-γw) (e)
Zone kedap air 20,46 10,70 1,716 1,940 1,000 0,940 0,18
°
63
°
54
45°
36°
19°
27° 9
9°
18° 8
9° 82° 7
6
5
4
3
2
1
Gambar 5.9 Stabilitas Lereng Embung Pada Kondisi Selesai Dibangun dengan Metode Pias (Method of Slice) Hulu
Tabel 5.10 Perhitungan metode irisan bidang luncur pada kondisi embung baru selesai di bangun bagian hulu
θ
r π α
deg rad
27,950 3,143 82 10,7 0,187
Irisan A (m^2) γ W (t.m) α α rad sin α cos α T = W * Te = N = W* e Ne = h γw u= sudut l U= U= tan θ (N-Ne-U)* C C.L
sin α e*W cos α cos α e.W sin α h*γw pias u*l ul/cos α tan θ
1 8,862 1,716 15,207 -14,5 -0,253 -0,250 0,968 -3,809 2,650 14,722 0,18 -0,686 0,000 1,000 0,000 10,0 4,880 0,000 0,000 0,189 2,913
2 20,244 1,716 34,739 -4,5 -0,079 -0,078 0,997 -2,727 6,234 34,632 0,18 -0,491 0,000 1,000 0,000 9,0 4,392 0,000 0,000 0,189 6,639
3 28,461 1,716 48,839 4,5 0,079 0,078 0,997 3,833 8,764 48,688 0,18 0,690 0,000 1,000 0,000 9,0 4,392 0,000 0,000 0,189 9,073
4 32,544 1,716 55,846 13,5 0,236 0,234 0,972 13,042 9,774 54,301 0,18 2,348 0,000 1,000 0,000 9,0 4,392 0,000 0,000 0,189 9,821
818,751
20,46
5 32,286 1,716 55,403 22,5 0,393 0,383 0,924 21,210 9,213 51,182 0,18 3,818 0,000 1,000 0,000 9,0 4,392 0,000 0,000 0,189 8,953
6 28,092 1,716 48,206 31,5 0,550 0,523 0,853 25,197 7,397 41,097 0,18 4,535 0,000 1,000 0,000 9,0 4,392 0,000 0,000 0,189 6,911
7 20,930 1,716 35,916 40,5 0,707 0,650 0,760 23,333 4,915 27,304 0,18 4,200 0,000 1,000 0,000 9,0 4,392 0,000 0,000 0,189 4,367
8 12,225 1,716 20,978 49,5 0,864 0,761 0,649 15,957 2,451 13,619 0,18 2,872 0,000 1,000 0,000 9,0 4,392 0,000 0,000 0,189 2,031
9 3,698 1,716 6,346 58,5 1,021 0,853 0,522 5,412 0,596 3,313 0,18 0,974 0,000 1,000 0,000 9,0 4,392 0,000 0,000 0,189 0,442
Jumlah 101,448 51,995 288,859 18,261 82 40,017 0,000 51,151
Cl + ( N − U − N e ).tgφ
Fs = > 1,2
T + Te
818,751 + 51,151
Fs = = 5,669 > Fs Syarat = 1,2 ……….aman !!!
101,448 + 51,995
62
°
50°
40°
30°
20°
9°
7 10°
5
4
3
2
1
Gambar 5.10. Stabilitas Lereng Embung Pada Kondisi Selesai Dibangun dengan Metode Pias (Method of Slice) Hilir
Tabel 5.9 Perhitungan metode irisan bidang luncur pada kondisi embung baru selesai di bangun bagian hilir
θ
r π α
deg rad
30,089 3,143 71 10,7 0,187
Irisan A (m^2) γ W (t.m) α α rad sin α cos α T = W * Te = N = W* e Ne = h γw u= sudut l U= U= tan θ (N-Ne-U)* C C.L
sin α e*W cos α cos α e.W sin α h*γw pias u*l ul/cos α tan θ
1 6,420 1,716 11,017 -4,5 -0,079 -0,078 0,997 -0,865 1,977 10,983 0,18 -0,156 0,000 1,000 0,000 12,0 6,304 0,000 0,000 0,189 2,105
2 16,073 1,716 27,581 5 0,087 0,087 0,996 2,405 4,946 27,476 0,18 0,433 0,000 1,000 0,000 10,0 5,254 0,000 0,000 0,189 5,112
3 20,613 1,716 35,372 15,00 0,262 0,259 0,966 9,159 6,150 34,166 0,18 1,649 0,000 1,000 0,000 10,0 5,254 0,000 0,000 0,189 6,147
4 22,936 1,716 39,358 25,00 0,437 0,423 0,906 16,640 6,420 35,668 0,18 2,995 0,000 1,000 0,000 10,0 5,254 0,000 0,000 0,189 6,176 20,46 763,180
5 24,173 1,716 41,481 35,00 0,611 0,574 0,819 23,801 6,115 33,974 0,18 4,284 0,000 1,000 0,000 10,0 5,254 0,000 0,000 0,189 5,612
6 23,650 1,716 40,583 45,00 0,786 0,707 0,707 28,706 5,164 28,687 0,18 5,167 0,000 1,000 0,000 10,0 5,254 0,000 0,000 0,189 4,446
7 17,584 1,716 30,173 56,00 0,978 0,829 0,559 25,022 3,035 16,863 0,18 4,504 0,000 1,000 0,000 9,0 4,728 0,000 0,000 0,189 2,336
Jumlah 104,866 33,807 187,816 18,876 71 37,301 0,000 31,935
Cl + (N − U − N e ).tgφ
Fs = > 1,2
T + Te
763,180 + 91,935
Fs = = 5,734 > Fs Syarat = 1,2 ……….aman !!!
104,866 + 33,807
58
° °
49° 63
°
54
39°
45°
29°
36°
19°
27° 13
1 9°
12
18°
2 9°
11
3
10
4 6
5 9
8
7
Gambar 5.11. Stabilitas Lereng Embung Pada Kondisi Air Penuh dengan Metode Pias (Method of Slice) Hulu
Tabel 5.10 Perhitungan metode irisan bidang luncur pada kondisi air penuh bagian hulu
θ
r π α
deg rad
28,992 3,143 121 10,7 0,187
Irisan A (m^2) γ W (t.m) α α rad sin α cos α T=W* Te = N = W* e Ne = h γw u= sudut l U= U= tan θ (N-Ne-U)* C C.L
sin α e*W cos α cos α e.W sin α h*γw pias u*l ul/cos α tan θ
1 5,21 1,000 5,206 -53,5 -0,934 -0,804 0,595 -4,186 0,557 3,095 0,18 -0,753 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 0,727
2 20,08 1,000 20,084 -44,0 -0,768 -0,695 0,719 -13,956 2,600 14,443 0,18 -2,512 0,000 1,000 0,000 10,0 5,062 0,000 0,000 0,189 3,205
3 36,41 1,000 36,408 -34,0 -0,594 -0,559 0,829 -20,366 5,432 30,179 0,18 -3,666 0,000 1,000 0,000 10,0 5,062 0,000 0,000 0,189 6,398
4 51,52 1,000 51,517 -24,0 -0,419 -0,407 0,913 -20,962 8,471 47,059 0,18 -3,773 0,000 1,000 0,000 10,0 5,062 0,000 0,000 0,189 9,609
56,73 1,000 56,730 -14,0 -0,244 -0,242 0,970 -13,730 9,908 55,043 0,18 -2,471 0,000 1,000 0,000 10,0 5,062 0,000 0,000 0,189 10,872
5
8,86 1,940 17,192 -14,0 -0,244 -0,242 0,970 -4,161 3,003 16,681 0,18 -0,749 0,000 1,000 0,000 10,0 5,062 0,000 0,000 0,189 3,295
41,81 1,000 41,811 -4,5 -0,079 -0,078 0,997 -3,282 7,503 41,682 0,18 -0,591 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 7,991
6
20,24 1,94 39,274 -4,5 -0,079 -0,078 0,997 -3,083 7,047 39,153 0,18 -0,555 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 7,506
33,60 1,000 33,597 4,5 0,079 0,078 0,997 2,637 6,029 33,493 0,18 0,475 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 6,241
7
28,46 1,94 55,214 4,5 0,079 0,078 0,997 4,334 9,908 55,044 0,18 0,780 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 10,257
20,46 1253,220
24,85 1,000 24,851 13,5 0,236 0,234 0,972 5,804 4,349 24,164 0,18 1,045 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 4,370
8
32,54 1,940 63,135 13,5 0,236 0,234 0,972 14,744 11,050 61,389 0,18 2,654 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 11,103
16,40 1,000 16,397 22,5 0,393 0,383 0,924 6,277 2,727 15,148 0,18 1,130 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 2,650
9
32,29 1,940 62,634 22,5 0,393 0,383 0,924 23,978 10,415 57,863 0,18 4,316 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 10,122
8,85 1,000 8,846 31,5 0,550 0,523 0,853 4,624 1,357 7,541 0,18 0,832 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 1,268
10
28,09 1,940 54,498 31,5 0,550 0,523 0,853 28,485 8,363 46,461 0,18 5,127 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 7,813
2,82 1,000 2,819 40,5 0,707 0,650 0,760 1,831 0,386 2,143 0,18 0,330 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 0,343
11
20,93 1,940 40,605 40,5 0,707 0,650 0,760 26,379 5,556 30,869 0,18 4,748 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 4,938
12 12,23 1,730 21,150 49,5 0,864 0,761 0,649 16,087 2,471 13,730 0,18 2,896 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 2,048
13 9,97 1,730 17,250 58,5 1,021 0,853 0,522 14,712 1,621 9,007 0,18 2,648 0,000 1,000 0,000 9,0 4,556 0,000 0,000 0,189 1,202
Jumlah 66,168 108,753 604,186 11,910 121 93,650 0,000 56,114
Cl + (N − U − N e ).tgφ
Fs = > 1,2
T + Te
1.378,221 + 112,614
Fs = = 7,485 > Fs Syarat = 1,2 ……….aman !!!
75,339 + 113,508
62°
50°
40°
30°
20°
9°
7 10°
5
4
3
2
1
Gambar 5.12. Stabilitas Lereng Embung Pada Kondisi Air Penuh dengan Metode Pias (Method of Slice) Hilir
Tabel 5.11 Perhitungan metode irisan bidang luncur pada kondisi air penuh bagian hilir
θ
r π α
deg rad
30.089 3.143 71 10.7 0.187
Irisan A (m^2) γ W (t.m) α α rad sin α cos α T =W* Te = N = W* e Ne = h γw u= sudut l U= U= tan θ (N-Ne-U)* C C.L
sin α e*W cos α cos α e.W sin α h*γw pias u*l ul/cos α tan θ
1 6.420 1.716 11.017 -4.5 -0.079 -0.078 0.997 -0.865 1.977 10.983 0.18 -0.156 0.000 1.000 0.000 12.0 6.304 0.000 0.000 0.189 2.105
2 16.073 1.716 27.581 5 0.087 0.087 0.996 2.405 4.946 27.476 0.18 0.433 0.000 1.000 0.000 10.0 5.254 0.000 0.000 0.189 5.112
3 20.613 1.716 35.372 15.00 0.262 0.259 0.966 9.159 6.150 34.166 0.18 1.649 0.000 1.000 0.000 10.0 5.254 0.000 0.000 0.189 6.147
4 22.936 1.716 39.358 25.00 0.437 0.423 0.906 16.640 6.420 35.668 0.18 2.995 0.000 1.000 0.000 10.0 5.254 0.000 0.000 0.189 6.176 20.46 763.180
5 24.173 1.716 41.481 35.00 0.611 0.574 0.819 23.801 6.115 33.974 0.18 4.284 0.000 1.000 0.000 10.0 5.254 0.000 0.000 0.189 5.612
6 23.650 1.716 40.583 45.00 0.786 0.707 0.707 28.706 5.164 28.687 0.18 5.167 0.000 1.000 0.000 10.0 5.254 0.000 0.000 0.189 4.446
7 17.584 1.716 30.173 56.00 0.978 0.829 0.559 25.022 3.035 16.863 0.18 4.504 0.000 1.000 0.000 9.0 4.728 0.000 0.000 0.189 2.336
Jumlah 104.866 33.807 187.816 18.876 71 37.301 0.000 31.935
Cl + (N − U − N e ).tgφ
Fs = > 1,2
T + Te
763,180 + 91,935
Fs = = 5,734 > Fs Syarat = 1,2 ……….aman !!!
104,866 + 33,807
58°
63°
49°
54°
39°
45°
29°
36°
19°
27°
13
1
9°
18°
12
2 9°
11
3
10
4 6
5 9
8
7
Drainase Alas
14.840
Gambar 5.13. Stabilitas Lereng Embung Pada Kondisi penurunan air mendadak (rapid draw down) bagian hulu (elv +124)
Tabel 5.12 Perhitungan metode irisan bidang luncur kondisi penurunan air mendadak (rapid draw domn) bagian hulu (elv +124)
θ
r π α
deg rad
28.992 3.143 121 10.7 0.187
Irisan A (m^2) γ W (t.m) α α rad sin α cos α T = W * Te = N = W* e Ne = h γw u= sudut l U= U= tan θ (N-Ne-U)* C C.L
sin α e*W cos α cos α e.W sin α h*γw pias u*l ul/cos α tan θ
1 5.21 1.000 5.206 -53.5 -0.934 -0.804 0.595 -4.186 0.557 3.095 0.18 -0.753 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 0.727
2 20.08 1.000 20.084 -44.0 -0.768 -0.695 0.719 -13.956 2.600 14.443 0.18 -2.512 0.000 1.000 0.000 10.0 5.062 0.000 0.000 0.189 3.205
3 36.41 1.000 36.408 -34.0 -0.594 -0.559 0.829 -20.366 5.432 30.179 0.18 -3.666 0.000 1.000 0.000 10.0 5.062 0.000 0.000 0.189 6.398
4 51.52 1.000 51.517 -24.0 -0.419 -0.407 0.913 -20.962 8.471 47.059 0.18 -3.773 0.000 1.000 0.000 10.0 5.062 0.000 0.000 0.189 9.609
56.73 1.000 56.730 -14.0 -0.244 -0.242 0.970 -13.730 9.908 55.043 0.18 -2.471 0.000 1.000 0.000 10.0 5.062 0.000 0.000 0.189 10.872
5
8.86 1.940 17.192 -14.0 -0.244 -0.242 0.970 -4.161 3.003 16.681 0.18 -0.749 0.000 1.000 0.000 10.0 5.062 0.000 0.000 0.189 3.295
41.81 1.000 41.811 -4.5 -0.079 -0.078 0.997 -3.282 7.503 41.682 0.18 -0.591 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 7.991
6
20.24 1.94 39.274 -4.5 -0.079 -0.078 0.997 -3.083 7.047 39.153 0.18 -0.555 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 7.506
33.60 1.000 33.597 4.5 0.079 0.078 0.997 2.637 6.029 33.493 0.18 0.475 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 6.241
7
28.46 1.94 55.214 4.5 0.079 0.078 0.997 4.334 9.908 55.044 0.18 0.780 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 10.257
24.85 1.000 24.851 13.5 0.236 0.234 0.972 5.804 4.349 24.164 0.18 1.045 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 4.370 20.46 1253.220
8
32.54 1.940 63.135 13.5 0.236 0.234 0.972 14.744 11.050 61.389 0.18 2.654 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 11.103
16.40 1.000 16.397 22.5 0.393 0.383 0.924 6.277 2.727 15.148 0.18 1.130 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 2.650
9
32.29 1.940 62.634 22.5 0.393 0.383 0.924 23.978 10.415 57.863 0.18 4.316 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 10.122
8.85 1.000 8.846 31.5 0.550 0.523 0.853 4.624 1.357 7.541 0.18 0.832 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 1.268
10
28.09 1.940 54.498 31.5 0.550 0.523 0.853 28.485 8.363 46.461 0.18 5.127 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 7.813
2.82 1.000 2.819 40.5 0.707 0.650 0.760 1.831 0.386 2.143 0.18 0.330 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 0.343
11
20.93 1.940 40.605 40.5 0.707 0.650 0.760 26.379 5.556 30.869 0.18 4.748 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 4.938
9.58 1.730 16.580 49.5 0.864 0.761 0.649 12.612 1.937 10.764 0.18 2.270 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 1.606
12
2.64 1.940 5.124 58.5 1.021 0.853 0.522 4.370 0.482 2.675 0.18 0.787 0.000 1.000 0.000 10.0 5.062 0.000 0.000 0.189 0.357
13 3.69 1.730 6.384 58.5 1.021 0.853 0.522 5.444 0.600 3.333 0.18 0.980 0.000 1.000 0.000 9.0 4.556 0.000 0.000 0.189 0.445
Jumlah 57.795 107.680 598.221 10.403 121 98.712 0.000 55.271
Cl + (N − U − N e ).tgφ
Fs = > 1,2
T + Te
1253,22 + 55,27
Fs = = 7,907 > Fs Syarat = 1,2 ……….aman !!!
57,795 + 107,680
58
° °
49° 63
54°
39°
45°
29°
36°
19°
27° 13
1 9°
12
18°
2 9°
11
3
10
4 6
5 9
8
7
Drainase Alas
14.840
Gambar 5.14. Stabilitas Lereng Embung Pada Kondisi penurunan air mendadak (rapid draw down) bagian hulu (elv + 127.90 )
Tabel 5.13 Perhitungan metode irisan bidang luncur pada kondisi penurunan air mendadak (rapid draw down) (elev +128)
θ
r π
deg rad
52.903 3.143 10.7 0.187
Irisan A (m^2) γ W (t.m) α α rad sin α cos α T=W* Te = N = W* e Ne = h γw u= sudut l U= U= tan θ (N-Ne-U)* C C.L
sin α e*W cos α cos α e.W sin α h*γw pias u*l ul/cos α tan θ
1 10.81 1.000 10.810 -42.5 -0.742 -0.676 0.737 -7.306 1.434 7.968 0.18 -1.315 0.000 1.000 0.000 4.8 4.465 0.000 0.000 0.189 1.755
2 33.17 1.000 33.170 -35.5 -0.620 -0.581 0.814 -19.269 4.860 26.999 0.18 -3.468 0.000 1.000 0.000 5.0 4.619 0.000 0.000 0.189 5.759
3 55.06 1.000 55.060 -28.5 -0.498 -0.477 0.879 -26.282 8.709 48.382 0.18 -4.731 0.000 1.000 0.000 5.2 4.772 0.000 0.000 0.189 10.040
4 74.49 1.000 74.490 -21.5 -0.375 -0.367 0.930 -27.311 12.474 69.303 0.18 -4.916 0.000 1.000 0.000 5.3 4.926 0.000 0.000 0.189 14.030
5 89.77 1.000 89.770 -14.5 -0.253 -0.250 0.968 -22.485 15.643 86.908 0.18 -4.047 0.000 1.000 0.000 5.5 5.080 0.000 0.000 0.189 17.193
83.59 1.000 83.590 -7.5 -0.131 -0.131 0.991 -10.915 14.917 82.874 0.18 -1.965 0.000 1.000 0.000 5.7 5.234 0.000 0.000 0.189 16.037
6
12.610 1.94 24.463 -7.5 -0.131 -0.131 0.991 -3.194 4.366 24.254 0.18 -0.575 0.000 1.000 0.000 5.8 5.388 0.000 0.000 0.189 4.693
43.720 1.000 43.720 -2 -0.035 -0.035 0.999 -1.526 7.865 43.693 0.18 -0.275 0.000 1.000 0.000 6.0 5.542 0.000 0.000 0.189 8.311
7
15.16 1.94 29.410 -2 -0.035 -0.035 0.999 -1.027 5.291 29.392 0.18 -0.185 0.000 1.000 0.000 5.0 4.619 0.000 0.000 0.189 5.591
65.49 1.000 65.490 3.5 0.061 0.061 0.998 4.000 11.766 65.368 0.18 0.720 0.000 1.000 0.000 7.0 6.466 0.000 0.000 0.189 12.220
8
36.820 1.940 71.431 3.5 0.061 0.061 0.998 4.362 12.834 71.297 0.18 0.785 0.000 1.000 0.000 7.0 6.466 0.000 0.000 0.189 13.329
24.46 1378.221
50.970 1.000 50.970 10.5 0.183 0.182 0.983 9.292 9.021 50.116 0.18 1.673 0.000 1.000 0.000 7.0 6.466 0.000 0.000 0.189 9.157
9
44.830 1.940 86.970 10.5 0.183 0.182 0.983 15.855 15.392 85.513 0.18 2.854 0.000 1.000 0.000 7.0 6.466 0.000 0.000 0.189 15.625
36.590 1.000 36.590 17.5 0.306 0.301 0.954 11.007 6.281 34.895 0.18 1.981 0.000 1.000 0.000 7.0 6.466 0.000 0.000 0.189 6.222
10
46.730 1.940 90.656 17.5 0.306 0.301 0.954 27.271 15.562 86.457 0.18 4.909 0.000 1.000 0.000 7.0 6.466 0.000 0.000 0.189 15.415
23.120 1.000 23.120 24.5 0.428 0.415 0.910 9.591 3.787 21.037 0.18 1.726 0.000 1.000 0.000 7.0 6.466 0.000 0.000 0.189 3.650
11
42.820 1.940 83.071 24.5 0.428 0.415 0.910 34.462 13.605 75.585 0.18 6.203 0.000 1.000 0.000 7.5 6.928 0.000 0.000 0.189 13.115
11.210 1.000 11.210 31.5 0.550 0.523 0.853 5.859 1.720 9.557 0.18 1.055 0.000 1.000 0.000 7.7 7.082 0.000 0.000 0.189 1.607
12
33.930 1.940 65.824 31.5 0.550 0.523 0.853 34.405 10.101 56.117 0.18 6.193 0.000 1.000 0.000 7.8 7.236 0.000 0.000 0.189 9.437
1.870 1.000 1.870 38.5 0.672 0.623 0.782 1.164 0.263 1.463 0.18 0.210 0.000 1.000 0.000 8.0 7.390 0.000 0.000 0.189 0.237
13
21.380 1.940 41.477 38.5 0.672 0.623 0.782 25.829 5.842 32.453 0.18 4.649 0.000 1.000 0.000 8.2 7.544 0.000 0.000 0.189 5.256
14 9.438 1.716 16.195 45.5 0.794 0.713 0.701 11.555 2.043 11.347 0.18 2.080 0.000 1.000 0.000 8.3 7.698 0.000 0.000 0.189 1.752
Jumlah 75.339 113.508 630.598 34.853 102 93.756 0.000 112.614
Cl + (N − U − N e ).tgφ
Fs = > 1,2
T + Te
1.378,221 + 112,614
Fs = = 7,894 > Fs Syarat = 1,2 ……….aman !!!
75,339 + 113,508
Bahan yang dipakai untuk lapisan kedap air dapat berasal dari tanah dan
tanah liat (clay), baik tanpa campuran maupun dicampur dengan pasir dengan
perbandingan tertentu berdasarkan hasil percobaan penimbunan (trial
embankment).
Tanah ataupun tanah liat yang dipakai sebagai bahan timbunan lapisan
kedap air ini haruslah memenuhi persyaratan utama untuk bahan kedap air yaitu
• Koefisien filtrasi serta kekuatan geser yang diinginkan.
• Tingkat deformasi yang rendah
• Mudah pelaksanaan pemadatannya
• Tidak mengandung zat-zat organis serta bahan mineral yang mudah
terurai
Lapisan kedap air harus mempunyai tingkat permeabilitas yang rendah, hal
ini ditentukan oleh nilai koefisien filtrasinya. Sebagai standar koefisien filtrasi
(k) bahan nilainya 1 x 10-5 cm/dt. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
rembesan air melalui lapisan kedap air yang bersangkutan. Untuk mendapatkan
nilai (k) yang memenuhi syarat untuk lapis kedap air biasanya diperkirakan
berdasarkan prosentase butiran tanah yang lolos saringan No.300 (Suyono
Sosrodarsono, 1989). Gradasi bahan kedap air biasanya mempunyai ukuran
butiran seperti tertera pada Gambar 5.14.
Gambar 5.15 Gradasi bahan yang dapat dipergunakan untuk penimbunan zone kedap air embung
urugan homogen
Lereng sebelah hulu dari Embung Sungai Kreo dilindungi oleh lapisan
timbunan batu (rip-rap) setebal 0.4 m, yang bertujuan untuk melindungi lereng
dari pengaruh kekuatan ombak dan aliran air. Kondisi batu untuk perlindungan
lereng ini harus baik dan tidak mudah lapuk.
Perlindungan lereng bagian hulu ini dimulai dari batas tertinggi gerakan
gelombang (mercu) sampai ke permukaan genangan terendah (LWL). Dalam
pelaksanaannya lapisan timbunan batu ini diletakkan di atas suatu lapisan
saringan yang terdiri dari batu pasir dengan ukuran butir yang teratur. Lapisan
saringan ini memiliki ketebalan sebesar 0,15 m. Penempatan lapisan saringan
Tabel 5.14. Ukuran batu dan ketebalan hamparan pelindung rip-rap (Sosrodarsono, 1989)
Tinggi Diameter rata2 batu hamparan Ketebalan minimum hamparan batu Ketebalan minimum
Gelombang pelindung pelindung (cm) lapisan filter
(m) (D 50 cm) (cm)
0,0 – 0,6 25 40 15
0,6 – 1,2 30 45 15
1,2 – 1,8 38 60 23
1,8 – 2,4 45 75 23
2,4 – 3,0 52 90 30
Pelapisan (zoning) embung dapat dilihat pada Gambar 5.15. sebagai berikut:
Rip-Rap
3 2.25
1
Lapisan Kedap Air 1
Urugan Tanah Liat Drainase Kaki
2
1
Cover Dam
Keterangan :
A = Lapisan Kedap Air (unprevious zone)
B = Rip-rap
V < 4 m/det
Gambar 5.17 Saluran pengarah aliran dan ambang pengatur debit pada bangunan
pelimpah
1
W≥ .H
5
1
W= . 3,90 = 0.78 qm
5
W → dipakai = 2 m > 0,78 m
Debit, lebar mercu dan tinggi muka air di atas mercu bendung
Dari hasil flood routing didapatkan :
Ketinggian air di atas mercu H = 127,90 – 124,00 = 3,90 m
Qout yang melewati spillway Q = 477,39 m/det³
Lebar Bendung B = 37,5 m
Tinggi tekanan kecepatan aliran di dalam saluran pengarah :
+ 127.90
Hv
He
Hd
+ 124.00
+ 122.00
A = 3 x 37,5 = 112,5 m²
Kecepatan aliran :
Q 477.4
V= = = 4,24 m/det
A 112,5
Jadi tinggi kecepatan aliran :
hv =
V2
=
(4,24) = 0.91 m
2
2 g (2 × 9,8)
He = 3+ 0,91
= 3,91 m ~ He. OK ! Maka digunakan Hd = 3 m
a = 0.175 × H d b = 0.282 × H d
Dimana :
Hd = tinggi muka air banjir di hulu pada saat banjir
Dari penjelasan di atas didapat lengkung mercu spillway bagian hulu
sebagai berikut:
b = 0.282×3 = 0,846 m
a = 0.175×3 = 0,525 m
r1 = 0.5×3 = 1,5 m
r2 = 0.2×3 = 0,6 m
+ 127,90
Hv = 0.91 0,282 Hd = 0,846 m X
He = 3,90 0,175 Hd = 0,525 m TITIK (0,0) KOORDINAT
Hd = 3.00 + 124
Y
W=4m
(X ^ 1,85) = 2 (Hd ^ 0,85) Y
+ 120
R = 0,2 Hd = 0,60 m
R = 0,5 Hd = 1,50 m
POROS
BENDUNGAN
Gambar 5.19 Koordinat penampang memanjang ambang pengatur debit pada bangunan pelimpah
X 1.85
Y=
2.hd0.85
Dimana:
Hd = tinggi tekan rencana
X = jarak horizontal dari titik tertinggi mercu bendung ketitik
dipermukaan mercu disebelah hilir.
Y = jarak vertikal dari titik tertinggi mercu bendung ketitik
dipermukaan mercu disebelah hilir.
Bagian yang lebih ke hilir dari lengkung diteruskan dengan rumus :
0.925 0.85
Y1 = .X
hd 0.85
X = 1.096.hd .Y '1.176
O = 1 2 .5 °
y
V-49
Gambar 5.20 Skema bagian transisi saluran pengarah pada bangunan pelimpah
¾ y=
(37,5 − 15) = 11,25 m
2
y 11,25
¾ l= =
tg θ tg 12,5
= 50,75 m
∆H
¾ s=
l
∆H
0,1 =
50,75
∆H = 5,07
5,07
0,85 8,40 50,75
1. Agar air yang melimpah dari saluran mengalir dengan lancar tanpa
hambatan - hambatan hidrolis.
penampang lurus
4 penampang terompet
1
20 m 15 m
saluran peluncur
Bagian yang berbentuk terompet pada ujung saluran peluncur bertujuan agar
aliran dari saluran peluncur yang merupakan alira super kritis dan mempunyai
kecepatan tinggi, sedikit demi sedikit dapat dikurangi akibat melebarnya aliran
dan aliran tersebut menjadi semakin stabil.
15 m 20 m
15 m
Gambar 5.23 Bagian berbentuk terompet pada ujung hilir saluran peluncur
A
+ 124.00
+ 122.00 B + 119,97
+ 114,90
C
D + 110,90
+ 107,90
E
8,4 50,75 20 15
saluran pengatur saluran peluncur
hL
hv1
V1
hd1 hv2
1 h1
l1 V2
hd2
2
l
V22 V12 n 2 . V 2
he = + + 4
. ∆l1
2g 2g R 3
n2 . V 2
S= 4
3
R
hL = S . ∆l1
di mana :
V1 : kecepatan aliran air pada bidang-1
V2 : kecepatan aliran air pada bidang-2
hd1 : kedalaman air pada bidang-1
hd2 : kedalaman air pada bidang-2
∆l1 : panjang lereng dasar diantara bidang-1 dan bidang-2
∆l : jarak horisontal diantara bidang-1 dan bidang-2
R : radius (jari-jari) hidrolika rata-rata pada potongan saluran yang
diambil
S0 : kemiringan dasar saluran
S : kemiringan permukaan aliran
hl : kehilangan energi karena gesekan dan lain-lain
he : perbedaan tinggi antara garis energi dengan permukaan air
n : angka kekasaran saluran = 0,045
Di titik A :
- kecepatan aliran V = 4,24 m/det (V1)
- Luas tampang hidrolis A = 112,5 m²
- tinggi tekanan kecepatan aliran hv = 0,91 m = He-Hd
- tinggi aliran hd = 3m
jari-jari hidrolis rata-rata
R = A/(2hd + b) = 2,586 m
Vr =
(4,24 + 10) = 7,12 m/det
2
V22 V12 n 2 . V 2
he = + + 4
. ∆l1
2g 2g R 3
= 5,097 + 0,916 + 0.369 = 6,382
Dari hasil perhitungan di atas dengan V = 9,31 m/det didapatkan hd+he = 7,027 m ~
7,027 m (sesuai dengan asumsi yang diambil), maka :
he = 7,027 – 1,367 = 5,66 m
hv = he – hl = 5,66 – 0,325 = 5,335 m
Di titik C :
Tinggi energi potensial di bidang C = hd1 + he = 3 + (+124 – (+114,9)) = 12,1 m
∆l = 59,15 m
∆l1= 60,3 m
S
Diasumsikan bahwa kecepatan aliran di C berturut-turut sesuai tabel sehingga
didapatkan :
V b hd A R3 Rrata Vrata Hv3 Hv2 hl hd+he
10 15 3.183 47.740 2.234 2.410 7.120 5.097 0.916 0.267 9.463
12.74 15 2.498 37.473 1.874 2.230 8.490 8.273 0.916 0.421 12.108
Dari hasil perhitungan di atas dengan V = 12,74 m/det didapatkan hd+he = 12,107 m
~ 12,1 m (sesuai dengan asumsi yang diambil), maka :
he = 12,11 – 2,498 = 9,612 m
hv = he – hl = 9,612 – 0,421 = 9,191 m
Frounde number pada titik C adalah :
V2 12,74
Fr = = = 2,573
g . hd 2 9,8 . 2,498
Di titik D :
Tinggi energi potensial di bidang D = hd + he = 3 + (+124 – (+110,9)) = 16,1 m
∆l = 79,15 m
∆l1 = 80,69 m
Diasumsikan bahwa kecepatan aliran di D berturut-turut sesuai tabel sehingga
didapatkan :
V b hd A R3 Rrata Vrata Hv3 Hv2 hl hd+he
15 15 2.122 31.827 1.654 2.120 9.620 11.468 0.916 0.578 15.084
15.67 15 2.031 30.466 1.598 2.092 9.955 12.515 0.916 0.630 16.093
Dari hasil perhitungan di atas dengan V = 15,67 m/det didapatkan hd+he = 16,093 m
~ 16,1 m (sesuai dengan asumsi yang diambil), maka :
Di titik E :
Tinggi energi potensial di bidang E = hd+ he = 3 + (+124 – (+107,9)) =19, 1 m
∆l = 94,15 m
∆l1 = 95,98 m
Diasumsikan bahwa kecepatan aliran di E berturut-turut sesuai tabel sehingga
didapatkan :
V b hd A R3 Rrata Vrata Hv3 Hv2 hl hd+he
15 20 1.591 31.827 1.373 1.979 9.620 11.468 0.916 0.633 14.609
17.69 20 1.349 26.987 1.189 1.887 10.965 15.950 0.916 0.877 19.092
Dari hasil perhitungan di atas dengan V = 17,690 m/det didapatkan hd+he = 19,092 m
~ 19,1 m (sesuai dengan asumsi yang diambil), maka :
he = 19,092 – 1,349 = 17,743 m
hv = he – hl = 17,743 – 0,877 = 16,866 m
Frounde number pada titik E adalah :
V2 17,69
Fr = = = 4,865
g . hd 2 9,8 . 1,349
Guna meredusir energi aliran air dari saluran peluncur spillway, maka di
ujung hilir saluran tersebut dibuat suatu bangunan yang disebut peredam energi
pencegah gerusan (scour protection stilling basin).
Perhitungan kolam olak digunakan persamaan-persamaan sebagai berikut :
q
Y=
V
V
Fr =
g ⋅Y
Dimana :
B = Lebar saluran = 20
Fr = Bilangan froude
Y = tinggi konjugasi
Perhitungan :
Y = 477,4/20*17,69 Y= 1,349m
Fr = V = 4,865
gY
Karena Fr = 4,865 > 4.5 dan Q = 477,74 m3/dtk > 45 m3/dtk maka digunakan
kolam olak type USBR type II.
Ukuran panjang kolam olakan tergantung pada bilangan Froude aliran yang
akan melintasi kolam tersebut. Karena Froude number > 4,5 maka digunakan
kolam olak type USBR type II.
• D2/D1 (
= 0,5 x [ 1 + 8 F1
2
) − 1]
• D2/1,349 = 0,5 x [ (1 + 8 * 4,8652 ) -1 ]
• D2 = 9,53 m
• L = 3,85 x 9,53 = 36,69 m ~ 37 m
atau
1
Fb = 0,6 + 0,037 . V. d 3
Fb = 0,773
Atau
1
Fb = 0,6 + 0,037 . 2,505 . 9,53 3
Fb = 0,796 m
+ 124
+ 122
A
4.02
H
D E 2.00
1.00
B C F G
Gambar 5.29 Rembesan dan Tekanan Air Tanah di Bawah Pelimpah Kondisi Muka Air
normal
a Pada Kondisi Air Normal
Tabel 5.16 Perhitungan Rembesan dan Tekanan Air Tanah Kondisi Muka Air Normal
Beda Tekanan
Beda Elevasi
Panjang Rembesan Tinggi Air
Tekanan Air Titik
Titik Garis Energi Tanah
LV LH 1/3 LH LW ∆H = LW / CW H P = H - ∆H dari
2 2 2
elv.A
(m) (m) (m) (m) (Ton/m ) (Ton/m ) (Ton/m )
A 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 2.00 0.00
B A-B 4.03 0.00 0.00 4.03 1.48 5.03 3.55 -4.03
C B-C 0.00 0.85 0.283 4.313 1.592 5.03 3.438 -4.03
D C-D 1.00 0.00 0.00 5.313 1.961 4.03 2.069 -3.03
E D-E 0.00 3.00 1.00 6.313 2.33 4.03 1.7 -3.03
F E-F 1.00 0.00 0.00 7.313 2.698 5.03 2.332 -4.03
G F-G 0.00 4.82 1.61 8.923 3.293 5.03 1.737 -4.03
H G-H 2.00 0.00 0.00 10.923 4.03 4.03 0 -2.03
ΣLV 8.03 Σ(1/3 LH) 2.893
h5=1.73
G1
h1=2.00
G2
+122 W1
A
h7=2.29m
h4=3.29 G3 G4
h2=4.02
H
W2
Paktif D E h8=2.00m
W4 W3 G6 G7
h3=1.00
G5 1.00
B C F G Ppasif W5
9.25
W8 W9
W6W7
1.74
Tabel 5.17 Perhitungan Stabilitas Pelimpah Kondisi Muka Air Normal Gaya Horisontal
Terhadap Titik G
Gaya
Gaya Luas x Tekanan Lengan Momen
(Ton) (m) (Tonm)
W1 1/2 * PA * h1 2 4.69 9.38
PA* h2 8.04 2.01 16.16
W2
1/2 * (PB - PA) * h2 3.116 1.34 4.175
PE * h3 1.7 0.5 0.85
W3
1/2 * (PF - PE) * h3 0.316 0.33 0.104
PD * h3 -2.069 0.50 -1.0345
W4
1/2 * (PC - PD) * h3 -0.6845 0.33 -0.226
W5 1/2 * PG * h8 -1.737 0.67 -1.164
P aktif γb * h2 * tg2(45º - φ/2) + 2 * C * tg(45º - φ/2) 38.66 1.34 51.80
2
P pasif γb * h6 * tg (45º + φ/2) + 2 * C * tg(45º + φ/2) -58.489 0.67 -39.188
ΣRh -5.147 ΣMh 40.856
Tabel 5.18 Perhitungan Stabilitas Pelimpah Kondisi Muka Air Normal Gaya Vertikal
Terhadap Titik G
Gaya
Gaya Luas x Tekanan Lengan Momen
(Ton) (m) (Tonm)
G1 l1 * h5 * γc -3.944 8.77 -34.59
G2 1/2 * l2 * h5 * γc -7.432 7.11 -52.842
G3 (l1+l2) * h4 * γc -35.769 7.70 -275.42
G4 1/2 * l3 *h7 * γc -12.971 3.15 -40.857
G5 l4 * h3 * γc -2.28 8.77 -19.996
G6 1/2 * l5 * h3 * γc -0.696 8.11 -5.646
G7 l3 * h6 * γc -22.656 2.36 -53.468
PC * l4 3.266 8.77 28.643
W6
1/2 * (PB - PC) * l4 0.053 8.97 0.475
PD * l5 1.20 8.01 9.612
W7
1/2 * (PC - PD) * l5 0.397 8.11 3.219
PE * l6 5.1 6.23 31.773
W8
1/2 * (PF - PE) * l6 0.948 6.72 6.371
PG * l7 8.198 2.36 19.347
W9
1/2 * (PF - PG) * l7 1.404 3.15 4.423
ΣRv -65.182 ΣMv -378.96
dimana :
C = kohesi (t/m2)
Dari hasil penyelidikan tanah pada lokasi embung, tanah dasar untuk lokasi pondasi
adalah sebagai berikut:
Nc = 9.64 c = 20,46 Ton/m2 γ = 1,716 Ton/m3
Nq = 2.70 z = 2,00 m γsat = 1,940 Ton/m3
Nγ = 1.20 B = 9,25 m γsub = 0,940 Ton/m3
+ 127.90
AA
+ 124
+ 122
A
4 .02
H
D E 2 .00
1.00
B C F G
Gambar 5.31 Rembesan dan Tekanan Air Tanah di Bawah Pelimpah Kondisi Muka Air
Banjir
Tabel 5.20 Perhitungan Rembesan dan Tekanan Air Tanah Kondisi Muka Air Banjir
Beda Tekanan
Beda Elevasi
Panjang Rembesan Tinggi Air
Tekanan Air Titik
Titik Garis Energi Tanah
LV LH 1/3 LH LW ∆H = LW / CW H P = H - ∆H dari
2 2 2
elv.A
(m) (m) (m) (m) (Ton/m ) (Ton/m ) (Ton/m )
AA 0.00 0.00 0.00 0.00 0 3.9 3.9
A 0.00 0.00 0.00 0.00 0 5.9 5.9 0.00
B A-B 4.03 0.00 0.00 4.03 2.927 9.93 7.003 -4.03
C B-C 0.00 0.85 0.283 4.313 3.132 9.93 6.798 -4.03
D C-D 1.00 0.00 0.00 5.313 3.858 8.93 5.072 -3.03
E D-E 0.00 3.00 1.00 6.313 4.585 8.93 4.345 -3.03
F E-F 1.00 0.00 0.00 7.313 5.331 9.93 4.599 -4.03
G F-G 0.00 4.82 1.61 8.923 6.480 9.93 3.45 -4.03
H G-H 2.00 0.00 0.00 10.923 7.93 7.93 0 -2.03
ΣLV 8.03 Σ(1/3 LH) 2.893
+122
Wt1
3.90
Wt2
+122
AA
Wt3
h5=1.73
G1 1.74
h1=2.00
G2
W1 +122
A
h7 =2.29m
h4=3.29 G3 G4 1.27
h2=4.02
W2 W6
H
Paktif D E h8 =2.00m
W4 W3 G6 G7
h3=1.00
G5 1.00
B C F G Ppasif W5
W9 W10
W8
W7
Tabel 5.21 Perhitungan Stabilitas Pelimpah Kondisi Muka Air Banjir Gaya Horisontal
Terhadap Titik G
Gaya
Gaya Luas x Tekanan Lengan
(Ton) (m)
PAA * h1 7.8 5.02 39.156
W1
1/2 * (PA - PAA) * h1 2.00 4.367 8.734
PA* h2 23.718 2.01 103.576
W2
1/2 * (PB - PA) * h2 2.217 1.34 2.97
PE * h3 4.345 0.5 2.172
W3
1/2 * (PF - PE) * h3 0.127 0.33 0.042
PD * h5 -5.072 0.50 -2.536
W4
1/2 * (PC - PD) * h3 -0.863 0.33 -0.285
PG * h6 -3.9 0.67 -2.613
W5
1/2 * (PG - PH) * h8 -3.45 1.34 -4.623
W6 1/2 * PH * h7 0.00 0.67 0
2
P aktif γb * h2 * tg (45º - φ/2) + 2 * C * tg(45º - φ/2) 38.663 2.01 77.71
2
P pasif γb * h8 * tg (45º + φ/2) + 2 * C * tg(45º + φ/2) -54.49 1.34 -73.017
ΣRh 11.096 ΣMh 151.286
Tabel 5.22 Perhitungan Stabilitas Pelimpah Kondisi Muka Air Banjir Gaya Vertikal
Terhadap Titik G
Gaya
Gaya Luas x Tekanan Lengan Momen
(Ton) (m) (Tonm)
G1 l1 * h5 * γc -3.944 8.77 -34.59
G2 1/2 * l2 * h5 * γc -7.432 7.11 -52.84
G3 (l1+l2) * h4 * γc -35.769 7.70 -275.42
G4 1/2 * l3 *h7 * γc -12.971 3.15 -40.86
G5 l4 * h3 * γc -2.28 8.77 -20.00
G6 1/2 * l5 * h3 * γc -0.696 8.11 -5.64
G7 l3 * h6 * γc -22.656 2.36 -53.47
PC * l4 6.462 8.77 56.67
W7
1/2 * (PB - PC) * l4 0.11 8.97 0.99
PD * l5 2.928 8.01 23.45
W8
1/2 * (PC - PD) * l5 0.498 8.11 4.04
PE * l6 13.035 6.23 81.21
W9
1/2 * (PF - PE) * l6 1.09 6.72 7.32
PG * l7 19.045 2.36 44.95
W10
1/2 * (PF - PG) * l7 1.344 3.15 4.23
Wt1 Berat air di atas pelimpah -3.0769 8.77 -26.98
Wt2 Berat air di atas pelimpah -13.951 6.51 -90.82
Wt3 Berat air di atas pelimpah -18.416 2.36 -43.46
ΣRv -76.68 ΣMv -421.22
Dari hasil perhitungan di atas, dengan demikian bangunan spillway dinyatakan aman
terhadap daya dukung tanah.
¾ Kontrol terhadap geser :
S = (Rv/Rh) > 1,5
Angka Angka
Kondisi keamanan yang keamanan yang Keterangan
ada diijinkan
Guling 9,278 > 1,50 Aman
Muka air
Daya dukung (Ton/m2) 9,616 < 70.573 Aman
normal
Geser 12,66 > 1,50 Aman
Guling 2.784 > 1,50 Aman
Muka air
Daya dukung (Ton/m2) 9,616 < 70.573 Aman
banjir
Geser 6.91 > 1,50 Aman
Bangunan penyadap dalam perencanaan ini dipakai tipe penyadap menara, hasil
sadapan kemudian dialirkan ke hilir sungai sesuai dengan kapasitas saluran sungai di
sebelah hilir.
Jembatan pelayanan
Ruang operasi
Lubang udara
Bukaan Pintu
10.00
9.00
8.00
7.00 Q60
6.00 Q70
5.00 Q80
4.00 Q90
3.00 Q100
2.00
1.00
0.00
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00
Pipa Ventilasi
Pintu penggelontor
D = 1, 00
h = 0,80 (bukaan 80 %)
Gambar 5.35 Skema pengaliran dalam penyalur kondisi pintu terbuka 80%
Kecepatan(V)
Q 5.598
V = = = 6.998 m/det
A 0,8