Anda di halaman 1dari 40

**87 +-

LAPORAN HASIL MAGANG

STUDI PENGARUH JARAK ANODA-


KATODA DAN TEMPERATUR LARUTAN
TERHADAP KETEBALAN LAPISAN
CHROME INSIDE DIAMETER UNTUK
KONSISTENSI WAKTU PROSES HARD
CHROME PLATING PADA PT. UNITED
TRACTORS PANDU ENGINEERING

Muhammad Ramadhan Habibi


NIM. 06191040

Ade Wahyu Yusariarta P. P., S. T., M. T.

Program Studi Teknik Material dan Metalurgi


Jurusan Ilmu Kebumian dan Lingkungan
Institut Teknologi Kalimantan
Balikpapan, 2022
-

LAPORAN HASIL MAGANG

STUDI PENGARUH JARAK ANODA-


KATODA DAN TEMPERATUR LARUTAN
TERHADAP KETEBALAN LAPISAN
CHROME INSIDE DIAMETER UNTUK
KONSISTENSI WAKTU PROSES HARD
CHROME PLATING PADA PT. UNITED
TRACTORS PANDU ENGINEERING

Muhammad Ramadhan Habibi


NIM. 06191040

Ade Wahyu Yusariarta P. P., S. T., M. T.

Program Studi Teknik Material dan Metalurgi


Jurusan Ilmu Kebumian dan Lingkungan
Institut Teknologi Kalimantan
Balikpapan, 2022
LEMBAR PENGESAHAN

MAGANG
Pada
Program Studi S-1 Teknik Material dan Metalurgi
Jurusan Ilmu Kebumian dan Lingkungan
Institut Teknologi Kalimantan

Judul Magang:

STUDI PENGARUH JARAK ANODA-KATODA DAN TEMPERATUR


LARUTAN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN CHROME INSIDE
DIAMETER UNTUK KONSISTENSI WAKTU PROSES HARD CHROME
PLATING PADA PT. UNITED TRACTORS PANDU ENGINEERING

Oleh:
Muhammad Ramadhan Habibi
06191040

Disetujui oleh Tim Penguji Magang

1 Rifqi Aulia Tanjung, S.T., M.T. Pembimbing I ………………….


2 Jatmoko Awali, S.T., M.T.
(MK : Magang A)
Penguji I ………………….
3 Fikan Mubarok Rohimsyah, S.T., M.Sc.
(MK : Perancangan Material)
Penguji II ………………….
4 Rifqi Aulia Tanjung, S.T., M.T.
(MK : Studi Kegagalan Material)
Penguji III ………………….

BALIKPAPAN
JANUARI, 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR HASIL MAGANG

PT. UNITED TRACTORS PANDU ENGINEERING

PERIODE 01 SEPTEMBER – 31 DESEMBER 2022

Oleh :

Muhammad Ramadhan Habibi

06191040

Telah diperiksa dan disetujui oleh

PLANT MANAGER PEMBIMBING LAPANGAN

Ryandicka A. Putra Defrinnosa P. Panjaitan

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan rahmat
dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Hasil Magang dengan
baik yang berjudul :

“STUDI PENGARUH JARAK ANODA-KATODA DAN TEMPERATUR


LARUTAN TERHADAP KETEBALAN LAPISAN CHROME INSIDE
DIAMETER UNTUK KONSISTENSI WAKTU PROSES HARD CHROME
PLATING PADA PT. UNITED TRACTORS PANDU ENGINEERING”
Laporan ini saya buat sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh untuk
menyelesaikan Program Sarjana di Program Studi Teknik Material dan Metalurgi,
Jurusan Ilmu Kebumian dan Lingkungan, Institut Teknologi Kalimantan
Balikpapan. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :

1. Bapak Rifqi Aulia Tanjung, S. T., M. T. selaku Dosen Pembimbing Utama


dan Bapak Fikan Mubarok Rohimsyah, S. T., M. Sc. selaku Dosen
Pembimbing Pendamping.
2. Bapak Fikan Mubarok Rohimsyah, S. T., M. Sc. selaku Koordinator Tugas
Akhir Program Studi Teknik Material dan Metalurgi, Jurusan Ilmu Kebumian
dan Lingkungan.
3. Bapak Jatmoko Awali, S. T., M. T. selaku Koordinator Program Studi Teknik
Material dan Metalurgi, Jurusan Ilmu Kebumian dan Lingkungan.
4. Bapak dan Ibu Dosen serta Tendik Program Studi Teknik Material dan
Metalurgi, Jurusan Ilmu Kebumian dan Lingkungan.
5. Orang tua saya Bapak Soelistio Eko Yoewono dan Ibu Lina Umyati yang
telah mendukung dan memberikan semangat dalam mengerjakan tugas akhir
ini.
6. Mas Defrinnosa P. Panjaitan selaku Pembimbing Lapangan dalam
pengambilan data tugas akhir ini.
7. Ali Akbar Rassanjani selaku partner dalam pengambilan data tugas.
8. Serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan hasil magang.

iii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Hasil Magang ini
terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, maka daripada itu saya
sangat menerima segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kepentingan bersama. Semoga Laporan Hasil Magang ini dapat membawa
kebermanfaatan yang nyata bagi kita semua. Atas perhatiannya saya ucapkan terima
kasih.

Balikpapan, 31 Desember 2022

Muhammad Ramadhan Habibi

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5
2.1 Elektroplating ........................................................................................... 5
2.2 Prinsip Kerja Elektroplating ..................................................................... 6
2.3 Hard Chrome Plating ................................................................................ 8
2.4 Mekanisme Reaksi.................................................................................... 8
2.5 Faktor yang Memengaruhi Proses Hard Chrome Plating ....................... 10
BAB III METODOLOGI ...................................................................................... 15
3.1 Metodologi Proses .................................................................................. 15
3.1.1 Diagram Alir Proses Hard Chrome Plating ..................................... 15
3.1.2 Diagram Alir Proyek ....................................................................... 16
4.1 Sifat Mekanik Lapisan Hard Chrome Plating ....................................... 25
4.2 Komposisi Larutan Elektrolit ................................................................. 25
4.3 Data Ketebalan Lapisan .......................................................................... 26
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 29
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 29
5.2 Saran ....................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Rangkaian Proses Elektro Plating ...................................................... 7


Gambar 2. 2 Reaksi Pada Proses Hard Chrome Plating.......................................... 8
Gambar 2. 3 Power Suplay DC atau Rectifer ....................................................... 11
Gambar 2. 4 (a) Kromium, (b) Katalis, (c) Asam Sulfat, dan (c) Antimist .......... 11
Gambar 2. 5 Termometer atau Thermogun ........................................................... 12
Gambar 2. 6 Circulation System ........................................................................... 12
Gambar 3. 1 Diagram Alir Proses Hard Chrome Plating ...................................... 15
Gambar 3. 2 Diagram Alir Proyek Proses Hard Chrome Plating Variasi Jarak
Anoda-Katoda dan Temperatur ............................................................................. 16
Gambar 3. 3 Bentuk Awal Material ST 52 ........................................................... 18
Gambar 3. 4 Proses Pemotongan Material ............................................................ 19
Gambar 3. 5 Spesimen Uji Setelah Dilakukan Penutupan .................................... 20
Gambar 3. 6 (a) Kromium, (b) Katalis, (c) Asam Sulfat, dan (d) Antimist .......... 21
Gambar 3. 7 Skema Rangkaian Proses Elektroplating (Suarsana, 2008) ............. 22
Gambar 3. 8 roses Dummy.................................................................................... 23
Gambar 3. 9 Proses Pemotongan Spesimen .......................................................... 24
Gambar 4. 1 Grafik Ketebalan Lapisan Variabel Jarak Anoda-Katoda ................ 27
Gambar 4. 2 Grafik Ketebalan Lapisan Variabel Temperatur .............................. 28

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Standar Hasil Lapisan Hard Chrome Plating*) .................................... 25


Tabel 4. 2 Data Komposisi Larutan Elekrolit Hard Chrome Plating*) ................. 25
Tabel 4. 3 Data Ketebalan Lapisan Hard Chrome Variabel Jarak Anoda-Katoda 26
Tabel 4. 4 Data Ketebalan Lapisan Hard Chrome Variabel Temperatur .............. 27

vii
BAB I
PENDAHULUAN

Pada pengantar bab ini merupakan deskripsi singkat dari isi bab 1
pendahuluan. Untuk isi bab 1 meliputi : latar belakang, rumusan masalah, dan
tujuan.

1.1 Latar Belakang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, industri yaitu kegiatan


memproduksi atau memproses suatu barang dengan menggunakan sarana peralatan
seperti mesin produksi. Berdasarkan Undang-undang Nomor Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2014 tentang pengertian produksi yaitu merupakan seluruh bentuk
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan memanfaatkan sumber daya
sehingga dapat menghasilkan barang yang memiliki nilai tambah lebih tinggi atau
dapat memberikan manfaat lebih tinggi. Industri juga dapat dikatakan sebagai
memproduksi barang baku atau mentah menjadi barang jadi atau setangah jadi
dengan saran alat bantu seperti mesin produksi. Sedangkan berdasarkan bentuk
barang yang diproduksi industri diklasifikasikan kedalam bentuk barang dan jasa.

Industri terdiri dari berbagai sektoral sesuai dengan jenis barang yang
diproduksi. Salah satu sektoral industri yang banyak ditemukan di Indonesia dan
terkhusus di daerah Pulau Kalimantan yaitu industri pertambangan batu bara.
Industri ini mengalami peningkatan produksi dari waktu ke waktu seiring dengan
perkembangan teknologi yang dapat membantu percepatan produksi batu bara. Hal
ini dapat dibuktikan dengan data Kementrian ESDM dimana produksi batu bara di
Indonesia mengalami peningkatan sebesar 7,2 persen mencapai 600,22 juta ton per
tahun 2021 apabila dibandingkan tahun 2020. Produksi batu bara Indonesia juga
menduduki peringkat ketiga produsen batu bara setelah India. Peningkatan produksi
batu bara berbanding lurus dengan sarana pendukung peningkatan produktivitias
salah satunya adalah penggunakan alat berat. Alat berat terdiri dari beberapa jenis

1
sesuai dengan fungsi dan kebutuhan alat berat dan disetiap jenis terdapat
komponen-komponen penyusun yang berbeda, salah satunya yaitu excavator.

Komponen-komponen yang memegang peranan penting dalam menunjang


performa excavator diantaranya engine, pump, control valve, final drive, swing,
center joint, hydraulic cylinder boom, arm dan bucket. Dari komponen tersebut
perlu dilakukan pemeliharaan atau perbaikan komponen, salah satunya yaitu
hydraulic cylinder yang berfungsi sebagai batang aktuator yang mengubah energi
fluida menjadi energi gerak mekanis. Salah satu bagian yang terdapat dalam
hydraulic cylinder yaitu cylinder tube. Cylinder tube seringkali mengalami keausan
sehingga terjadi perubahan diameter seiring dengan waktu pemakaian akibat gaya
gesek yang terjadi selama pengoperasian alat berat. Hal ini dapat menyebabkan
kesalahan fungsi seperti terjadi kebocoran oli. Ketika cylinder tube mengalami
kerusakan, pada bagian komponen tersebut dapat dilakukan penggantian dengan
komponen baru atau melakukan remanufaktur komponen. Pada beberapa industri
batu bara memilih melakukan remanufaktur komponen untuk dapat menekan biaya
pemeliharaan. Proses manufaktur merupakan proses memperbaiki suatu barang
habis masa pakai atau tidak memenuhi standar untuk dapat digunakan kembali
menjadi barang yang seperti baru yang dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi
limbah barang bekas dan dapat menekan biaya pemiliknya serta dapat
meningkatkan profit keuntungan. Salah satu perusahan yang bergerak di bidang
remanufaktur adalah PT. United Tractors Pandu Engineering.
PT. United Tractors Pandu Engineering merupakan perusahaan dibawah
PT. ASTRA International melalui mereknya, PATRiA didirikan pada tanggal 8
februari 1983. Awalnya PT. United Tractors Pandu Engineering dibangun untuk
memenuhi permintaan perkembangan industri di Indonesia yang terus meningkat.
Sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia dalam pembuatan dan
rekayasa alat berat, PATRiA memberikan solusi berdasarkan kebutuhan spesifik
pelanggan. PT. United Tractors Pandu Engineering Plant Mulawarman berlokasi di
Balikpapan Kalimantan Timur. PT. Universal Tekno Reksajaya terletak di Jalan
Mulawarman, No. 22 Manggar, Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kalimantan
Timur 76116.

2
Salah satu proses remanufaktur yang dilakukan pada PT. United Tractors
Pandu Enginering yaitu proses chrome inside diameter pada tube hydraulic
cylinder. Pada PT. United Tractors Pandu Engineering terindentifikasi terjadi
permasalahan yaitu terjadi ketidak akuratan waktu yang terjadi pada proses chrome
inside diameter (CID) dengan persentase sebesar 60,64% berdasarkan data
produksi chrome inside diameter pada bulan September- Agustus 2022 pada 32
komponen (United Tractors Pandu Engineering, 2022). Perhitungan ketidak
konsistensian berdasarkan perhitungan waktu proses hard chrome plating aktual
dan teoritis dengan toleransi waktu sebesar ± 0,5 jam dari perhitungan waktu proses
hard chrome plating teoritis. Akibat permasalahan ini, PT. United Tractors Pandu
Engineering mengeluarkan biaya produksi lebih besar bagi perusahaan.
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada didapatkan parameter penyebab ketidak
konsistensian waktu proses ini disebabkan karena jarak anoda dan katoda dan
temperatur larutan pada tangki larutan elektrolit.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka rumusan masalah
yang didapatkan sebagai berikut.

1. Apa saja faktor yang memengaruhi proses chrome inside diameter (CID) ?
2. Bagaimana hasil identifikasi pengaruh jarak anoda dan katoda dan pengaruh
dan temperatur terhadap hasil ketebalan lapisan chrome inside diameter
(CID) ?
3. Bagaimana pengaruh hasil ketebalan lapisan terhadap laju deposisi hard
chrome untuk konsistensi waktu proses chrome inside diameter (CID) ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan maka tujuan yang
didapatkan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi proses chrome inside diameter


(CID).

3
2. Untuk mengetahui hasil identifikasi pengaruh jarak anoda dan katoda dan
pengaruh temperatur terhadap ketebalan lapisan chrome inside diameter
(CID).
3. Untuk mengetahui pengaruh hasil ketebalan lapisan terhadap laju deposisi
hard chrome untuk konsistensi waktu proses chrome inside diameter (CID).

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada pengantar bab ini merupakan deskripsi singkat dari isi bab 2 tinjauan
pustaka. Untuk isi bab 3 meliputi tinjauan pustaka yang digunakan sebagai dasar
teori dalam penyelesaian proyek magang.

2.1 Elektroplating
Elektroplating adalah teknologi dalam penerapan elektrodeposisi pada
benda yang umumnya terbuat dari logam. Elektrodeposisi merupakan aplikasi
elektokimia yang dimana terjadi deposisi atau pengendapan unsur pelapis pada
benda kerja melalui proses elektrolisis (Lowenheim, 1979). Elektroplating adalah
suatu teknik yang digunakan untuk melakukan pelapisan pada material logam
dengan memberikan lapisan pelindung pada permukaan logam dasar dengan
menggunakan bantuan arus listrik melalui media larutan elektrolit. Pada prosesnya
terjadi pengendapan logam pada permukaan material logam dan non logam (benda)
dengan konsep reaksi reduksi dan oksidasi menggunakan elektrolisis. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan mutu kualitas dan memberikan estetika pada produk
(Danang, 2013). Pelapisan juga dilakukan untuk mencegah material logam dari
proses korosi, mencegah material logam dari keausan, mempertebal lapisan
permukaan material dan meningkatkan sifat mekanik material (Yusep, 2016).
Terdapat beberapa jenis unsur yang dapat digunakan dalam proses
pelapisan, diantaranya yaitu pelapisan kromium (Cr), seng (Zn), tembaga (Cu),
nikel (Ni), dan lain-lain. Salah satu jenis elektroplating yang banyak dipakai
khususnya di industri manufaktur yaitu unsur kromium. Metode ini melibatkan
unsur kromium sebagai reduktor (mudah untuk teroksidasi) dan membentuk lapisan
kromium oksida pada permukaan Proses pelapisan krom terbagi menjadi dua
metode yang digunakan dengan fungsi yang berbeda, yaitu krom dekoratif dan
krom keras (hard chrome) (Azhar, 2014).

1. Krom Dekoratif (Decoratif Chrome)

5
Pada pelapisan krom dekoratif, material logam yang akan dilapisi dengan 2
lapisan yaitu lapisan tembaga dan nikel serta pada tahap akhir dilapisi
dengan lapisan krom tipis. Ketebalan lapisan berkisar 0,25-0,5 mikron untuk
mendapatkan hasil permukaan yang cemerlang dan berkilau. Lapisan krom
jenis ini tahan terhadap abrasi sehingga dapat diaplikasikan pada perabot
rumah tangga, alat medis, dan suku cadang kendaraan bermotor.
2. Krom Keras (Hard Chrome)
Pada pelapisan krom keras, material logam hanya dilapisi oleh lapisan
kromium tanpa ada pelapisan perantara. Ketebalan lapisan berkisar 100-300
µm untuk mendapatkan hasil permukaan yang tahan terhadap termal,
gesekan, korosif, dan permukaan yang licin untuk mengurangi keausan yang
terjadi pada aplikasi material.
Beberapa faktor yang memengaruhi proses elektroplating diantara lain
kerapatan arus, temperatur, jarak antara anoda dan katoda, konsentrasi ion larutan,
konduktivitas, nilai pH larutan, dan waktu pelapisan.

2.2 Prinsip Kerja Elektroplating


Pelapisan material logam dilakukan dengan menggunakan aliran listrik
dengan rangkaian dari sumber arus listrik (rectifier), anoda, katoda, dan larutan
elektrolit. Sumber listrik searah dihubungkan dengan dua buah elektroda yaitu
elektroda yang dihubungkan dengan kedua kutub. Anoda dihubungkan dengan
kutub positif, sedangkan benda kerja yang akan dilapisi disebut katoda
dihubungkan dengan kutub negatif dan harus memiliki sifat konduktif atau dapat
menghantarkan arus listrik. Kedua elektroda ini dimasukkan kedalam larutan
elektrolit yang telah diberikan arus listrik sehingga dapat terjadi proses pelapisan
pada material logam (benda kerja).

6
Gambar 2. 1 Rangkaian Proses Elektro Plating
1. Sumber Arus Listrik

Sumber arus listrik yang digunakan pada proses pelapisan material yaitu
arus searah dengan tegangan rendah, tegangan berkisar antara 6-12 V. Untuk
mendapatkan arus listrik tersebut digunakan (rectifier) yang mengalirkan arus
searah, tegangan rendah dan konstan, serta arus yang mengalir dapat divariasikan
sesuai dengan kebutuhan.

2. Anoda

Anoda merupakan terminal positif dalam larutan elektrolit dan terbagi


kedalam dua golongan, yaitu :

a. Anoda larut (soluble anode) yang berfungsi untuk menghantarkan arus


listrik dan sebagai bahan baku pelapis material. Anoda yang sering
digunakan adalah anoda nikel dan anoda seng.
b. Anoda tidak larut (unsoluble anode) yang berfungsi sebagai hanya
menghantarkan arus listrik. Anoda yang sering digunakan adalah anoda
Pb pada proses pelapisan kromium.
3. Katoda

Katoda merupakan terminal negatif dalam larutan elektrolit dan dapat


diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi.

4. Larutan Elektrolit

Larutan ini berfungsi untuk media tempat terjadinya elektrolisis pada


proses pelapisan material logam dengan larutan elektrolit berbeda berdasarkan
logam pelapisnya.

7
2.3 Hard Chrome Plating
Metode ini diaplikasikan pada komponen-komponen yang difungsikan
untuk mampu menerima beban besar, ketahanan pada temperatur tinggi, dan
gesekan yang terjadi secara berkelanjutan, contohnya pada sistem kerja piston pada
silinder hidrolik, komponen yang digunakan untuk peredam pada kontruksi roda
pesawat, komponen dari mould dan dies (Tarwijayanto, 2013).

Gambar 2. 2 Reaksi Pada Proses Hard Chrome Plating

2.4 Mekanisme Reaksi


Pada tangki atau bak larutan pada proses pelapisan berlangsung terjadi
berbagai reaksi yang tentunya akan memengaruhi kualitas mutu hasil pelapisan.
Asam kromat yang berada dalam tangki larutan asam, kebanyakan bereaksi menjadi
asam dikromat. Pada katoda terjadi tiga reaksi yang berlangsung secara serentak,
yaitu deposisi krom, pembentukan Cr(III), dan pelepasan hidrogen dengan reaksi
sebagai berikut (ASM Handbook, 1964).

1. Pada Katoda
Evolusi hIdrogen
2H+ + 2e- → H2 (1)
Pembentukan Cr3+
Cr2O72- + 14H+ + 6e- → 2Cr3+ +7H2O (2)
Pengendapan krom
Cr2O73- + 14H+ + 12e- → 2Cr + 7H2O (3)
Pelepasan hidrogen menyerap 80%-90% daya yang diberikan oleh sistem.
Pada realitanya 10% hanya digunakan untuk deposisi krom yang sesungguhnya.

8
Penerapan anoda larut (soluble anode) tidak efisien pada kondisi elektrolisis
karena logam pada krom jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan bentuk
CrO3, maka penggunaan anoda tidak larut (unsoluble anode) merupakan pilihan
yang tepat yakni timbal (Pb). Pada anoda terjadi tiga reaksi yang berlangsung secara
serentak, yaitu oksidasi ion kromat, produksi timbal (II) oksida, dan pelepasan
oksigen dengan reaksi sebagai berikut (ASM Handbook, 1964).

2. Pada Anoda

Evolusi oksigen

2H2O → O2 + 4H+ + 4e- (4)

Oksidasi ion krom

2Cr3+ + 6H2O → 2CrO3 + 12H+ + 6e- (5)

Pembentukan timbal oksida

Pb + 2H2O → PbO2 + 4H+ + 4e- (6)

Pengalokasian daya serap untuk proses pelepasan oksigen lebih besar


dibandingkan dengan reaksi lainnya. Reaksi oksidasi ulang Cr(III) pada anoda
membantu menyeimbangkan produksi pada katoda dan menjaga tingkat Cr3+.
Anoda timbal harus tertutup lapisan timbal dioksida, apabila hal ini tidak dilakukan
maka akan berpengaruh pada pengaturan konsentrasi dalam tangki.

Pada proses pelapisan yang terjadi akan menimbulkan gelembung gas


hidrogen (H2) akibat dari adanya reaksi pelepasan hidrogen pada katoda. Hal ini
dapat memengaruhi hasil dari proses pelapisan dengan membentuk lubang kecil
berwarna hitam yang disebut dengan pitting yang dapat menyebabkan cacat bintik
pada permukaan lapisan yang dapat berpotensi menyebabkan korosi. Penurunan
kekerasan pelapisan dapat dibuktikan ketika benda kerja dibengkokkan, maka
permukaan pelapisan akan retak dan patah dan dapat menjadi sarana untuk
berlangsungnya korosi pada benda kerja yang menyebabkan terjadinya patahan
mikro.

9
2.5 Faktor yang Memengaruhi Proses Hard Chrome Plating
Proses elektroplating memerlukan arus listrik yang digunakan sebagai
media untuk memindahkan partikel logam pelapis hingga dapat terdeposit ke
substrat atau benda kerja. Adapun beberapa faktor yang dapat memengaruhi proses
hard chrome plating yaitu, kerapatan arus, arus, konsentrasi larutan elektrolit,
temperatur, agitasi (pengadukan), waktu, konduktivitas, nilai pH larutan elektrolit,
dan pasivitas.
1. Kerapatan Arus
Kecepatan arus yang baik yaitu arus yang tinggi pada saat arus diperkirakan
masuk, nilai kerapatan arus dapat memengaruhi waktu proses hard chrome plating
untuk dapat mencapai ketebalan lapisan yang diperlukan pada proses hard chrome
plating.
2. Arus
Tegangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses hard chrome
plating karena dapat memengaruhi proses penguraian ion-ion logam menjadi logam
yang menempel yang terdeposit pada substrat atau benda kerja. Pada proses hard
chrome plating terdapat instalasi rangkaian yang langsung terhubung ke power
supply atau rectifier sebagai sumber arus pada rangkaian sesuai pada gambar
berikut ini.
Pada PT. United Tractors Pandu Engineering menggunakan perhitungan
luas permukaan area yang terdeposit dikalikan dengan perhitungan ampere per
desimeter persegi dengan rumus berikut ini.

𝐴 = 𝐿𝑎 𝑥 ASD

A = tegangan Arus (A)


La = luas area permukaan terdeposit (dm2)
ASD = ampere square desimeter

10
Gambar 2. 3 Power Suplay DC atau Rectifer
Sumber : PT. United Tractors Pandu Engineering
3. Konsentrasi Larutan Elektrolit
Struktur deposit pada proses hard chrome plating dipengaruhi oleh
konsentrasi larutan yang digunakan. Hal ini berhubungan dengan proses elektolisis
yang terjadi dan kegiatan anion serta kation yang membantu mobilitas ion, dimana
semakin tinggi konsentrasi larutan yang digunakan maka akan semakin tinggi
mobilitas ion dalam proses hard chrome plating. Hal ini juga berhubungan dengan
konduktivitas larutan elektrolit. Konduktivitas larutan elektrolit berhubungan
dengan konsentrasi ion dan jumlah konsentrasi molekul. Nilai konduktivitas
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan elektrolit pada proses hard chrome
plating.
Pada PT. United Tractors Pandu Engineering beberapa bahan utama yang
memengaruhi konsentrasi pada proses pembuatan larutan elektrolit yaitu kromium
dengan konsentrasi 275 gr/l, asam sulfat dengan konsentrasi 3 gr/l, dan katalis
dengan konsentrasi 60 ml/l sesuai pada gambar berikut ini.

(a) (b) (c) (d)


Gambar 2. 4 (a) Kromium, (b) Katalis, (c) Asam Sulfat, dan (c) Antimist

4. Temperatur
Selama berjalannya reaksi untuk membentuk lapisan membutuhkan energi
termal yang ditentukan oleh beberapa hal, seperti ketahanan, jarak anoda dan
katoda, dan kuat arus atau tegangan yang digunakan. Perubahan jarak anoda dan

11
katoda berbanding terbalik dengan perubahan temperatur yang terjadi, sedangkan
perubahan kuat arus atau tegangan berbanding lurus dengan perubahan temperatur
yang terjadi.
Pada PT. United Tractors Pandu Engineering dalam pengukuran temperatur
larutan elektrolit dalam tangki menggunakan alat termometer atau thermogun
dengan batas temperatur optimal yang telah ditetapkan dalam work instruction
sebesar 50-60 ֯ C.

Gambar 2. 5 Termometer atau Thermogun


Sumber : PT. United Tractors Pandu Engineering
5. Agitasi (Pengadukan)
Agitasi atau pengadukan terbagi menjadi dua macam, yaitu proses agitasi
katoda akibat reaksi yang terjadi selama proses berlangsung dan agitasi akibat
jalannya larutan yang dapat diperbantukan dengan alat seperti kompresor. Proses
agitasi berkorelasi dengan permukaan dan hasil deposit logam hard chrome plating
dari aspek bentuk atau struktur, penampilan secara visual, dan ketebalan lapisan
yang tidak seragam. Proses ini dapat disesuaiakan dengan kondisi wadah larutan
yang digunakan agar tidak merusak aspek yang dapat dihasilkan dari deposit logam
hard chrome plating.
Pada PT. United Tractors Pandu Engineering menggunakan circulation
system yang terbuat dari pipa yang telah diberikan celah sirkulasi udara yang
terhubung langsung dengan kompresor bertekanan tinggi sesuai pada gambar
berikut ini.

Gambar 2. 6 Circulation System 12


6. Waktu
Lama proses hard chrome plating sangat berpengaruh dan berbanding lurus
terhadap nilai ketebalan lapisan yang berhasil terdeposit pada substrat atau benda
kerja. Lama proses hard chrome plating juga berpengaruh terhadap permukaan
hasil lapisan yang dihasilkan, permukaan hasil lapisan yang ideal menunjukkan
hasil permukaan lapisan yang mengkilap sedangkan hasil permukaan yang tidak
sesuai akan menghasilkan warna yang buram.
Pada PT. United Tractors Pandu Engineering menggunakan perhitungan
teoritis lama waktu proses hard chrome plating yang telah ditetapkan pada work
instruction untuk mengatasi hal ini, dengan perhitungan nilai ketebalan lapisan
yang diperlukan dibagi dengan ampere square desimeter (ASD) dengan rumus
berikut ini.

𝑇ℎ𝑖𝑐𝑘𝑛𝑒𝑠𝑠
𝑇=
𝐴𝑆𝐷

T = time atau waktu proses hard chrome plating (jam)


Thickness = ketebalan lapisan (μm)
ASD = ampere square desimeter

2.6 Baja ST 52
Baja ST 52 termasuk kedalam baja karbon rendah atau low carbon steel
dengan kandungan baja dibawah 0,3% karbon sesuai pada tabel 2.1 berikut ini,
sehingga tergolong kedalam baja yang tidak keras yang dapat dibentuk
menggunakan mesin. Baja karbon rendah tidak dapat dikeraskan karena
kandungannya tidak cukup untuk membentuk struktur martensit.

Tabel 2.1 Unsur Baja ST 52 pada Substrat

C Mn S N Cu Nb Ti Si P Al Cr Mo Ni Vi
ST (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
52 0.10- 0.10- 0.015 0.012 0.30 0.02 0.03 0.60 0.025 0.02 0.30 0.08 0.03 0.02
0.22 1.70

13
2.7 Pengujian Ketebalan Lapisan
Pengujian ketebalan lapisan krom bertujuan untuk mengetahui ketebalan
lapisan yang dihasilkan oleh proses hard chrome plating pada setiap substrat yang
dilakukan pengujian. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode
pengukuran mikroskopis. Dalam proses pelapisan hard chrome yang digunakan
pada skala industri memiliki ketebalan lapisan dapat mencapai 150 μm. (Purwanto,
2005).

14
BAB III
METODOLOGI

Pada pengantar bab ini merupakan deskripsi singkat dari isi bab 3
metodologi. Untuk isi bab 3 meliputi : metodologi proses, peralatan dan bahan yang
digunakan, prosedur proyek dan proses pengujian.

3.1 Metodologi Proses


Metodologi proses yang dilakukan dibagi menjadi diagram alir proses hard
chrome plating pada PT. United Tractors Pandu Engineering dan diagram alir
proses percobaan hard chrome plating dengan variasi jarak anoda dan katoda dan
variasi temperatur.
3.1.1 Diagram Alir Proses Hard Chrome Plating
Adapun proses hard chrome plating yang dilakukan pada PT. United
Tractors Pandu Engineering disajikan dalam diagram alir berikut ini.

Gambar 3. 1 Diagram Alir Proses Hard Chrome Plating

15
3.1.2 Diagram Alir Proyek
Adapun proses proyek hard chrome plating dengan variasi jarak anoda dan
katoda dan variasi temperatur yang dilakukan pada PT. United Tractors Pandu
Engineering disajikan dalam diagram alir berikut ini.

Gambar 3. 2 Diagram Alir Proyek Proses Hard Chrome Plating Variasi Jarak
Anoda-Katoda dan Temperatur

16
3.2 Peralatan dan Bahan
Adapun peralatan dan bahan yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai
berikut.
3.2.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut.
1. Rectifier 1 unit
2. Alat Thickness Test 1 set
3. Mesin Grinding Polishing 1 unit
4. Mesin Las 1 unit
5. Mesin Bubut 1 unit
6. Gerinda Listrik 1 unit
7. Bor Listrik 1 unit
8. Timbangan Digital 1 unit
9. Gelas beaker 1000 ml 1 unit
10. Gelas Ukur 1 unit
11. Pipet Ukur 1 unit
12. Pipet Filler 1 unit
13. Tangki Larutan 1 unit
14. Baumemeter 1 unit
15. Termometer 1 unit
16. Micrometer Inside 1 unit
17. Micrometer Outside 1 unit
18. Thermogun 1 unit
19. Penggaris 1 unit
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut.
1. Substrat 6 buah
2. Kromium 5225 gram
3. Asam Sulfat 31 ml
4. Katalis 1140 ml
5. Antimist 38 ml
6. Kawat Galvanis 5 meter

17
7. Aquades 19000 ml
8. Thinner 3750 ml
9. Kain Majun 6 lembar
10. Lakban Biru 1 buah
11. Alumunium Foil 1 buah
12. Oli 1000 ml
13. Sarung Tangan Lateks 8 pasang
14. Cairan Anti Karat WD-40 1 kaleng

3.3 Prosedur Proyek


Adapun prosedur proyek yang dilakukan pada proyek ini adalah sebagai berikut.
3.3.1 Studi Literatur
Pada langkah ini dilakukan studi literatur yang berkaitan dengan beberapa
hal yang memengaruhi proses elektroplating sehingga didapatkan variasi
berdasarkan pengaruh luas permukaan anoda dan pengaruh temperatur terhadap
proses elektroplating.

3.3.2 Preparasi Substrat

Material yang digunakan sebagai substrat pada penelitian yaitu baja ST 52.
Material yang digunakan pada penelitian ini tergolong kedalam baja karbon rendah
dengan kandungan karbon sebesar 0,2%. Material didapatkan dari tumpukan
material yang tidak lagi digunakan sehingga dilakukan recycle atau pemanfaatan
kembali pada material. Material yang digunakan memiliki bentuk awal silinder
dengan panjang 1 meter dan diameter 110 mm. Bentuk awal material dapat dilihat
pada gambar 3.1 berikut ini.

Gambar 3. 3 Bentuk Awal Material ST 52

18
Kondisi awal material yang digunakan memiliki lapisan yang sedikit kasar
akibat adanya korosi seragam yang terjadi pada permukaan material dan bentuk
material yang masih berbentuk silinder tanpa adanya penutup pada bagian bawah
material. Sehingga sebelum dilakukan proses elektroplating, perlu dilakukan
beberapa preparasi yang dilakukan untuk dapat mendekati bentuk aktual tube, yaitu
pemotongan material sesuai dengan spesifikasi dimensi yang diperlukan,
pengelasan plat untuk menutup bagian bawah material, pemolesan pada permukaan
dalam material sehingga didapatkan permukaan yang halus dan rata, penutupan
bagian luar substrat yang tidak terdeposit lapisan elektroplating dan pembersihan
bagian dalam spesimen uji sebelum dilakukan proses elektroplating.

Selanjutnya dilakukan pemotongan pada substrat menggunakan gerinda


listrik sesuai dengan pola yang telah dibentuk sebelumnya dengan dimensi diameter
110 mm dan panjang 150 mm.

Gambar 3. 4 Proses Pemotongan Material


Selanjutnya melakukan pengelasan pada bagian bawah spesimen uji dengan
plat untuk menyatukan spesimen uji dan plat agar dapat mendekati bentuk
komponen aktual.

Selanjutnya melakukan pemolesan pada permukaan bagian dalam spesimen


uji menggunakan kertas amplas dengan bantuan shaft yang dihubungkan pada bor
listrik. Maksud dilakukannya proses ini yaitu untuk menghilangkan lapisan yang
kasar serta menghilangkan kotoran yang melekat pada spesimen uji. Proses ini
dilakukan selama ± 30 menit sehingga didapatkan hasil spesimen uji yang homogen

19
dan terbebas dari pengotor. Hal ini dapat bertujuan agar proses elektroplating yang
dimana hasil deposit lapisan dapat melekat lebih optimal.

Selanjutnya dilakukan penutupan bagian luar pada substrat yang tidak


terdeposit lapisan elektroplating menggunakan alumunium foil, dilakukan masking
dan covering dengan lakban biru dan dilapisi kembali dengan aluminium foil untuk
memastikan lakban biru tidak telepas pada saat proses elektroplating yang
ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut ini. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa
deposit lapisan hanya terjadi pada bagian dalam substrat dan mengurangi luas
permukaan yang dilakukan proses elektroplating.

Gambar 3. 5 Spesimen Uji Setelah Dilakukan Penutupan

Proses selanjutnya yaitu membersihkan bagian dalam spesimen uji yang


akan dilakukan proses elektroplating menggunakan kain majun berwarna putih
yang dioles thinner serta preparasi anoda yang akan digunakan dengan variasi 25
mm, 50 mm, dan 75 mm.

3.3.3 Pembuatan Larutan

Dalam penelitian ini digunakan kromium sebagai bahan utama pembuatan


larutan elektrolit pada proses hard chrome plating. Beberapa komposisi utama
lainnya yang digunakan antara lain yaitu katalis, asam sulfat (H2SO4), antimist dan
aquades sebagai bahan pelarut sebagaimana ditunjukkan pada gambar 3.5 berikut
ini.

20
(a) (b) (c) (d)

Gambar 3. 6 (a) Kromium, (b) Katalis, (c) Asam Sulfat, dan (d) Antimist
Setelah mengetahui komposisi larutan elektrolit hard chrome plating,
selanjutnya dilakukan preparasi setiap bahan yang digunakan sebelum dilakukan
pencampuran. Pertama menggunakan sarung tangan lateks sebagai pelindung untuk
menghindari kontak langsung dengan bahan kimia. Selanjutnya mengambil butiran
kromium sebesar 5225 gram kemudian memindahkannya kedalam wadah untuk
dilakukan penimbangan menggunakan timbangan digital, melakukan pengukuran
katalis sebesar 1140 ml menggunakan pipet ukur kemudian dimasukkan kedalam
gelas beaker, melakukan pengukuran asam sulfat sebesar 31 ml menggunakan pipet
ukur kemudian dimasukkan kedalam gelas beaker, dan melakukan pengukuran
antimist sebesar 38 ml menggunakan pipet ukur kemudian dimasukkan kedalam
gelas beaker.

Selanjutnya semua bahan dimasukkan kedalam wadah yang berisikan


butiran kromium yang telah dilarutkan dalam aquades sebanyak 19000 ml
kemudian diaduk menggunakan alat bantu selama ± 30 menit hingga larutan
elektrolit dapat homogen dengan sempurna.

3.3.4 Proses Elektroplating

Pada proses elektroplating terdapat beberapa instalasi yang harus


dihubungkan antara satu dan lainnya untuk membentuk sebuah rangkaian, diantara
lain yaitu rectifier yang digunakan sebagai power supply dalam rangkaian yang
ditunjukkan pada gambar 3.5 berikut ini, tangki dan larutan elektrolit yang menjadi
media proses elektroplating dalam rangkaian, dan elektroda sebagai kutub arus

21
listrik yang mengalir pada rangkaian. Menurut Adhi (2011), substrat atau material
yang dikerjakan menggunakan permesinan menghasilkan lapisan hard chrome yang
baik. Sumber arus listrik yang dihasilkan oleh rectifier menghasilkan arus listrik
yang baik karena lebih stabil.

Gambar 3.5 Rectifier atau Power Supply DC

Terdapat dua elektroda yang digunakan yaitu anoda dan katoda sebagai
kutub arus listrik yang terdapat dalam rangkaian. Anoda yang digunakan yaitu
anoda inert dengan bahan timah (Pb) yang dihubungkan pada kutub positif arus
listrik, sedangkan katoda yang digunakan yaitu baja ST 52 yang digunakan sebagai
substrat dengan dihubungkan pada kutub negatif arus listrik. Dalam rangkaian
listrik yang terjadi menggunakan aliran listrik DC atau searah yang dialirkan
melalui kedua elektroda. Mekanisme pembentukan lapisan terjadi karena ion
bermuatan negatif akan berpindah ke ion bermuatan positif, sedangkan katoda akan
menerima ion positif tersebut kemudian membentuk endapan larutan elektrolit yang
akan membentuk lapisan logam atau deposit. Skema rangkaian dapat dilihat pada
gambar 3.6 berikut ini.

Gambar 3. 7 Skema Rangkaian Proses Elektroplating (Suarsana, 2008)


Langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu menghubungkan rectifier atau
power supply ke sumber listrik kemudian melakukan proses dummy atau proses
menaikkan temperatur larutan elektrolit sebagaimana pada gambar 3.7 berikut ini,
hingga didapatkan temperatur yang sesuai standar 55-60 ֯C yang diukur
menggunakan thermogun. Pada proses ini menggunakan elektroda tumbal yang

22
dilakukan proses elektroplating. Selanjutnya setelah didapatkan temperatur yang
sesuai, substrat yang telah dilakukan penutupan sebagaimana dimaksud pada
gambar 3.4 dimasukkan kedalam tangki larutan elektrolit kemudian dihubungkan
kedalam rangkaian menggunakan seutas kawat dengan panjang 12 cm yang
dililitkan untuk dapat menggantungkan substrat dan dihubungkan ke sumber arus
listrik dengan cara menjepitkan penjepit buaya untuk dapat menjepit substrat. Serta
memasukkan anoda ke bagian dalam substrat yang telah dililitkan dan dihubungkan
kedalam rangkaian menggunakan seutas kawat dengan panjang 12 cm.

Langkah selanjutnya yaitu melakukan proses etching yang dimana proses


ini bertujuan untuk membuka lapisan permukaan substrat agar deposit lapisan hard
chrome dapat melekat secara optimal. Proses ini dilakukan selama sekitar ± 2 menit
dengan besar arus sebesar 63 ampere. Proses selanjutnya yaitu proses elektroplating
menggunakan besar arus 63 ampere (ASD = 12,25) selama 1 jam dengan menaikkan
1 voltase setiap 2 menit. Proses ini dilakukan pada substrat 1 sampai 8 dengan
variasi diameter anoda 25 mm, 50 mm, dan 75 mm, serta variasi temperatur 45-50
֯C, 50-55 ֯C, dan 55-60 ֯C

Gambar 3. 8 roses Dummy

3.4 Proses Pengujian

Setelah proses pelapisan hard chrome plating, dilakukan proses


pengeringan kemudian dilakukan pengujian terhadap ketebalan lapisan (Soleh,
2021). Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pengujian ketebalan
lapisan dan pengujian kekerasan lapisan yang dijelaskan sebagai berikut.

3.4.1 Pengujian Ketebalan Lapisan

23
Setelah melakukan prosedur penelitian pada setiap substrat maka tahapan
selanjutnya dilakukan pengujian ketebalan lapisan. Pengujian ketebalan lapisan ini
dilakukan dengan tujuan menunjukkan perubahan kenaikan ketebalan lapisan
substrat untuk mengetahui nilai ketebalan deposit atau laju deposisi yang
disebabkan karena adanya pengaruh variasi diameter anoda dan temperatur.

Sebelum dilakukannya pengujian perlu dilakukan beberapa tahapan


preparasi untuk menyiapkan spesimen dengan pemotongan substrat menjadi
spesimen yang lebih kecil dengan dimensi 2 cm x 2 cm menggunakan gerinda listrik
sesuai pada gambar 3.10 dibawah ini. Selanjutnya dilakukan proses pengamplasan
untuk dapat melihat ketebalan lapisan pada cross section spesimen yang akan
dilakukan pengujian. Kemudian permukaan spesimen dibersihkan dan diberikan
carian pelumas anti karat WD-40 untuk meminimalisir korosi yang terjadi sebelum
dilakukan pengujian. Selanjutnya dilakukan tahapan pengujian pada bagian cross
section spesimen menggunakan mikroskop optik pada setiap masing-masing
spesimen.

Gambar 3. 9 Proses Pemotongan Spesimen

24
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pengantar bab ini merupakan deskripsi singkat dari isi bab 4 hasil dan
pembahasan. Untuk isi bab 4 meliputi : sifat mekanik lapisan hard chrome plating,
komposisi larutan elektrolit, dan data ketebalan lapisan setiap variabel

4.1 Sifat Mekanik Lapisan Hard Chrome Plating


Lapisan yang dihasilkan dengan proses hard chrome plating dapat
menghasilkan lapisan hasil deposit dengan ketentuan standar untuk mendapatkan
hasil remanufaktur komponen yang baik (PT. United Tractors Pandu Engineering)
dengan standar pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4. 1 Standar Hasil Lapisan Hard Chrome Plating*)

Thickness 30-150 μm
Hardness 55-65 HRC
Roughness 0,2 -0,4 Ra
*) PT. United Tractors Pandu Engineering

4.2 Komposisi Larutan Elektrolit


Hard chrome plating menggunakan unsur kromium sebagai pelapis ke
permukaan logam yang akan dilapisi untuk aplikasi engineering dengan tebal,
komposisi larutan dan konsentrasi larutan yang spesifik (PT. United Tractros Pandu
Engineering).
Komposisi larutan yang digunakan di PT. United Tractors Pandu
Engineering disesuaikan untuk mendapatkan konsentrasi larutan yang spesifik
dengan beberapa komposisi yang dicampurkan secara homogen pada tangki khusus
sesuai pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4. 2 Data Komposisi Larutan Elekrolit Hard Chrome Plating*)

Komposisi Jumlah
Kromium (Cr) 275 gr/l
Asam Sulfat (H2SO4 ) 3 gr/l

25
Katalis 60 ml/l
Antimist 2 ml/l
*) PT. United Tractors Pandu Engineering

Berdasarakan komposisi penyusun larutan elektrolit hard chrome plating


yang telah ditentukan, untuk menjaga densitas larutan sebesar 20-25 baume dan
kandungan unsur pada setiap tangki maka dilakukan pengambilan sampel larutan
setiap ± 3 bulan untuk dilakukan proses titrasi larutan untuk dapat menghitung
kadar kromium, asam sulfat, dan katalis (PT. United Tractors Pandu Engineering).

4.3 Data Ketebalan Lapisan


Dilakukan uji coba terhadap beberapa faktor yang memengaruhi proses
hard chrome plating pada PT. United Tractors Pandu Engineering dengan variabel
jarak anoda-katoda dan temperatur menggunakan substrat yang dibentuk
sebagaimana bentuk aktual komponen dengan dimensi yang diperkecil. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh kedua variabel pengaruh terhadap substrat
dengan mengukur ketebalan lapisan hasil deposit kromium.
4.3.1 Data Ketebalan Lapisan Pengaruh Jarak Anoda dan Katoda
Didapatkan data ketebalan lapisan hasil deposit kromium dengan variabel
jarak anoda-katoda yang disajikan pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4. 3 Data Ketebalan Lapisan Hard Chrome Variabel Jarak Anoda-Katoda
Jarak Anoda Ketebalan
Diameter Anoda Diameter Anoda
dan Katoda Lapisan Hard
(mm) (mm)
(mm) Chrome (μm)
25 110 42,5 12
50 110 30 13
75 110 17,5 14,5

Pada diameter anoda 25 mm dengan jarak anoda-katoda 42,5 mm


didapatkan ketebalan lapisan 12 μm, diamater anoda 50 mm dengan jarak anoda-
katoda 30 mm didapatkan ketebalan lapisan 13 μm, dan diameter 75 mm dengan
jarak anoda-katoda 17,5 mm didapatkan ketebalan lapisan 14,5 μm. Apabila

26
dilakukan analisis dengan data perhitungan teoritis yaitu 12,23 μm, maka
didapatkan diameter anoda dengan hasil pengukuran ketebalan lapisan yang
mendekati perhitungan teoritis menggunakan diameter anoda yaitu 25 mm dan 50
mm atau jarak anoda dan katoda sebesar 42,4 mm dan 30 mm .
Data disajikan dalam grafik pada gambar 4.1 berikut ini. Berdasarkan data
hasil pengukuran ketebalan lapisan didapatkan analisa bahwa diameter anoda yang
digunakan berbanding lurus dengan ketebalan lapisan yang dihasilkan, sedangkan
jarak anoda dan katoda berbanding terbalik dengan ketebalan lapisan yang
dihasilkan.
16 14,5
14 13
12
Ketebalan Lapisan (μm)

12

10

0
25 mm 50 mm 75 mm
Diameter Anoda (mm)

Gambar 4. 1 Grafik Ketebalan Lapisan Variabel Jarak Anoda-Katoda


4.3.1 Data Ketebalan Lapisan Pengaruh Temperatur Larutan
Didapatkan data ketebalan lapisan hasil deposit kromium dengan variabel
temperatur larutan yang disajikan pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4. 4 Data Ketebalan Lapisan Hard Chrome Variabel Temperatur

Ketebalan
Diameter Anoda Diameter Anoda Temperatur
Lapisan Hard
(mm) (mm) (֯C)
Chrome (μm)
25 110 45-50 18
25 110 50-55 14,5
25 110 55-60 14,5
Pada temperatur larutan 50-55 ֯C didapatkan ketebalan lapisan 18 μm,
temperatur larutan 50-55 ֯C didapatkan ketebalan lapisan 14,5 μm, dan temperatur

27
larutan 55-60 ֯C didapatkan ketebalan lapisan 14,5 μm. Data disajikan dalam grafik
pada gambar 4.2 berikut ini. Berdasarkan data hasil pengukuran ketebalan lapisan
didapatkan analisa bahwa temperatur 50-55 ֯C dan 55-60 ֯C memiliki nilai ketebalan
lapisan yang konstan sebesar 14,5 μm. Apabila dilakukan analisis dengan data
perhitungan teoritis yaitu 12,23 μm, maka didapatkan temperatur larutan dengan
hasil pengukuran ketebalan lapisan yang mendekati perhitungan teoritis yaitu pada
temperatur larutan 55-60 ֯C.
20 18
18
16 14,5 14,5
Ketebalan Lapisan (μm)

14
12
10
8
6
4
2
0
45-50 C 50-55 C 55-60 C
Temperatur

Gambar 4. 2 Grafik Ketebalan Lapisan Variabel Temperatur

28
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi pengaruh jarak anoda dan katoda
dan pengaruh temperatur terhadap ketebalan lapisan chrome inside diameter adalah
sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil pengukuran


ketebalan lapisan yang mendekati perhitungan teoritis sebesar 12,23 μm
yang dipengaruhi oleh jarak anoda dan katoda sebesar 42,5 mm dan 30 mm
serta dipengaruhi oleh temperatur larutan elektrolit pada temperatur 55-60
֯C.
2. Didapatkan pengaruh jarak anoda dan katoda terhadap ketebalan lapisan
yang dihasilkan sebesar 12-14,5 μm setiap jam dengan jarak anoda-katoda
sebesar 42,5 mm dan pengaruh temperatur terhadap ketebalan lapisan yang
dihasilkan sebesar 14,5-18 μm setiap jam dengan temperatur larutan 55-60
֯C.
3. Didapatkan pengaruh ketebalan lapisan terhadap laju chrome inside
diameter sebesar 12 μm setiap jam proses hard chrome plating

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan kesimpulan yang didapatkan
adalah sebagai berikut.
1. Dilakukan perhitungan estimasi biaya yang dapat dilakukan untuk
mengetahui pengaruh hasil percobaan terhadap biaya yang dikeluarkan
perusahaan.
2. Realisasi hasil percobaan yang dilakukan terhadap komponen yang akan
dilakukan proses chrome inside diameter.

29
3. Melakukan percobaan terhadap beberapa dimensi komponen untuk
mengetahui konsistensi hasil percobaan terhadap jenis komponen lain yang
akan dilakukan proses chrome inside diameter.

30
DAFTAR PUSTAKA

Lowenheim, F.A., “Electroplating”, 1978. McGraw-Hill, New York.

Metals Handbook, ASM Hand Book, American Society for Metal, 1964

Yusep Sukrawan. 2016. Analisis variasi waktu proses hard chrome terhadap
kekerasan dan ketebalan lapisan pada besi cor kelabu. Jurnal Torsi. Volume
1. Nomor 1, 1-9.

31

Anda mungkin juga menyukai