MAGANG
Pada
Program Studi S-1 Teknik Material dan Metalurgi
Jurusan Ilmu Kebumian dan Lingkungan
Institut Teknologi Kalimantan
Judul Magang:
Oleh:
Muhammad Ramadhan Habibi
06191040
BALIKPAPAN
JANUARI, 2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR HASIL MAGANG
Oleh :
06191040
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan rahmat
dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Hasil Magang dengan
baik yang berjudul :
iii
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Hasil Magang ini
terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, maka daripada itu saya
sangat menerima segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kepentingan bersama. Semoga Laporan Hasil Magang ini dapat membawa
kebermanfaatan yang nyata bagi kita semua. Atas perhatiannya saya ucapkan terima
kasih.
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pengantar bab ini merupakan deskripsi singkat dari isi bab 1
pendahuluan. Untuk isi bab 1 meliputi : latar belakang, rumusan masalah, dan
tujuan.
Industri terdiri dari berbagai sektoral sesuai dengan jenis barang yang
diproduksi. Salah satu sektoral industri yang banyak ditemukan di Indonesia dan
terkhusus di daerah Pulau Kalimantan yaitu industri pertambangan batu bara.
Industri ini mengalami peningkatan produksi dari waktu ke waktu seiring dengan
perkembangan teknologi yang dapat membantu percepatan produksi batu bara. Hal
ini dapat dibuktikan dengan data Kementrian ESDM dimana produksi batu bara di
Indonesia mengalami peningkatan sebesar 7,2 persen mencapai 600,22 juta ton per
tahun 2021 apabila dibandingkan tahun 2020. Produksi batu bara Indonesia juga
menduduki peringkat ketiga produsen batu bara setelah India. Peningkatan produksi
batu bara berbanding lurus dengan sarana pendukung peningkatan produktivitias
salah satunya adalah penggunakan alat berat. Alat berat terdiri dari beberapa jenis
1
sesuai dengan fungsi dan kebutuhan alat berat dan disetiap jenis terdapat
komponen-komponen penyusun yang berbeda, salah satunya yaitu excavator.
2
Salah satu proses remanufaktur yang dilakukan pada PT. United Tractors
Pandu Enginering yaitu proses chrome inside diameter pada tube hydraulic
cylinder. Pada PT. United Tractors Pandu Engineering terindentifikasi terjadi
permasalahan yaitu terjadi ketidak akuratan waktu yang terjadi pada proses chrome
inside diameter (CID) dengan persentase sebesar 60,64% berdasarkan data
produksi chrome inside diameter pada bulan September- Agustus 2022 pada 32
komponen (United Tractors Pandu Engineering, 2022). Perhitungan ketidak
konsistensian berdasarkan perhitungan waktu proses hard chrome plating aktual
dan teoritis dengan toleransi waktu sebesar ± 0,5 jam dari perhitungan waktu proses
hard chrome plating teoritis. Akibat permasalahan ini, PT. United Tractors Pandu
Engineering mengeluarkan biaya produksi lebih besar bagi perusahaan.
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada didapatkan parameter penyebab ketidak
konsistensian waktu proses ini disebabkan karena jarak anoda dan katoda dan
temperatur larutan pada tangki larutan elektrolit.
1. Apa saja faktor yang memengaruhi proses chrome inside diameter (CID) ?
2. Bagaimana hasil identifikasi pengaruh jarak anoda dan katoda dan pengaruh
dan temperatur terhadap hasil ketebalan lapisan chrome inside diameter
(CID) ?
3. Bagaimana pengaruh hasil ketebalan lapisan terhadap laju deposisi hard
chrome untuk konsistensi waktu proses chrome inside diameter (CID) ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan maka tujuan yang
didapatkan sebagai berikut.
3
2. Untuk mengetahui hasil identifikasi pengaruh jarak anoda dan katoda dan
pengaruh temperatur terhadap ketebalan lapisan chrome inside diameter
(CID).
3. Untuk mengetahui pengaruh hasil ketebalan lapisan terhadap laju deposisi
hard chrome untuk konsistensi waktu proses chrome inside diameter (CID).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada pengantar bab ini merupakan deskripsi singkat dari isi bab 2 tinjauan
pustaka. Untuk isi bab 3 meliputi tinjauan pustaka yang digunakan sebagai dasar
teori dalam penyelesaian proyek magang.
2.1 Elektroplating
Elektroplating adalah teknologi dalam penerapan elektrodeposisi pada
benda yang umumnya terbuat dari logam. Elektrodeposisi merupakan aplikasi
elektokimia yang dimana terjadi deposisi atau pengendapan unsur pelapis pada
benda kerja melalui proses elektrolisis (Lowenheim, 1979). Elektroplating adalah
suatu teknik yang digunakan untuk melakukan pelapisan pada material logam
dengan memberikan lapisan pelindung pada permukaan logam dasar dengan
menggunakan bantuan arus listrik melalui media larutan elektrolit. Pada prosesnya
terjadi pengendapan logam pada permukaan material logam dan non logam (benda)
dengan konsep reaksi reduksi dan oksidasi menggunakan elektrolisis. Hal ini
dilakukan untuk meningkatkan mutu kualitas dan memberikan estetika pada produk
(Danang, 2013). Pelapisan juga dilakukan untuk mencegah material logam dari
proses korosi, mencegah material logam dari keausan, mempertebal lapisan
permukaan material dan meningkatkan sifat mekanik material (Yusep, 2016).
Terdapat beberapa jenis unsur yang dapat digunakan dalam proses
pelapisan, diantaranya yaitu pelapisan kromium (Cr), seng (Zn), tembaga (Cu),
nikel (Ni), dan lain-lain. Salah satu jenis elektroplating yang banyak dipakai
khususnya di industri manufaktur yaitu unsur kromium. Metode ini melibatkan
unsur kromium sebagai reduktor (mudah untuk teroksidasi) dan membentuk lapisan
kromium oksida pada permukaan Proses pelapisan krom terbagi menjadi dua
metode yang digunakan dengan fungsi yang berbeda, yaitu krom dekoratif dan
krom keras (hard chrome) (Azhar, 2014).
5
Pada pelapisan krom dekoratif, material logam yang akan dilapisi dengan 2
lapisan yaitu lapisan tembaga dan nikel serta pada tahap akhir dilapisi
dengan lapisan krom tipis. Ketebalan lapisan berkisar 0,25-0,5 mikron untuk
mendapatkan hasil permukaan yang cemerlang dan berkilau. Lapisan krom
jenis ini tahan terhadap abrasi sehingga dapat diaplikasikan pada perabot
rumah tangga, alat medis, dan suku cadang kendaraan bermotor.
2. Krom Keras (Hard Chrome)
Pada pelapisan krom keras, material logam hanya dilapisi oleh lapisan
kromium tanpa ada pelapisan perantara. Ketebalan lapisan berkisar 100-300
µm untuk mendapatkan hasil permukaan yang tahan terhadap termal,
gesekan, korosif, dan permukaan yang licin untuk mengurangi keausan yang
terjadi pada aplikasi material.
Beberapa faktor yang memengaruhi proses elektroplating diantara lain
kerapatan arus, temperatur, jarak antara anoda dan katoda, konsentrasi ion larutan,
konduktivitas, nilai pH larutan, dan waktu pelapisan.
6
Gambar 2. 1 Rangkaian Proses Elektro Plating
1. Sumber Arus Listrik
Sumber arus listrik yang digunakan pada proses pelapisan material yaitu
arus searah dengan tegangan rendah, tegangan berkisar antara 6-12 V. Untuk
mendapatkan arus listrik tersebut digunakan (rectifier) yang mengalirkan arus
searah, tegangan rendah dan konstan, serta arus yang mengalir dapat divariasikan
sesuai dengan kebutuhan.
2. Anoda
4. Larutan Elektrolit
7
2.3 Hard Chrome Plating
Metode ini diaplikasikan pada komponen-komponen yang difungsikan
untuk mampu menerima beban besar, ketahanan pada temperatur tinggi, dan
gesekan yang terjadi secara berkelanjutan, contohnya pada sistem kerja piston pada
silinder hidrolik, komponen yang digunakan untuk peredam pada kontruksi roda
pesawat, komponen dari mould dan dies (Tarwijayanto, 2013).
1. Pada Katoda
Evolusi hIdrogen
2H+ + 2e- → H2 (1)
Pembentukan Cr3+
Cr2O72- + 14H+ + 6e- → 2Cr3+ +7H2O (2)
Pengendapan krom
Cr2O73- + 14H+ + 12e- → 2Cr + 7H2O (3)
Pelepasan hidrogen menyerap 80%-90% daya yang diberikan oleh sistem.
Pada realitanya 10% hanya digunakan untuk deposisi krom yang sesungguhnya.
8
Penerapan anoda larut (soluble anode) tidak efisien pada kondisi elektrolisis
karena logam pada krom jauh lebih mahal apabila dibandingkan dengan bentuk
CrO3, maka penggunaan anoda tidak larut (unsoluble anode) merupakan pilihan
yang tepat yakni timbal (Pb). Pada anoda terjadi tiga reaksi yang berlangsung secara
serentak, yaitu oksidasi ion kromat, produksi timbal (II) oksida, dan pelepasan
oksigen dengan reaksi sebagai berikut (ASM Handbook, 1964).
2. Pada Anoda
Evolusi oksigen
9
2.5 Faktor yang Memengaruhi Proses Hard Chrome Plating
Proses elektroplating memerlukan arus listrik yang digunakan sebagai
media untuk memindahkan partikel logam pelapis hingga dapat terdeposit ke
substrat atau benda kerja. Adapun beberapa faktor yang dapat memengaruhi proses
hard chrome plating yaitu, kerapatan arus, arus, konsentrasi larutan elektrolit,
temperatur, agitasi (pengadukan), waktu, konduktivitas, nilai pH larutan elektrolit,
dan pasivitas.
1. Kerapatan Arus
Kecepatan arus yang baik yaitu arus yang tinggi pada saat arus diperkirakan
masuk, nilai kerapatan arus dapat memengaruhi waktu proses hard chrome plating
untuk dapat mencapai ketebalan lapisan yang diperlukan pada proses hard chrome
plating.
2. Arus
Tegangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam proses hard chrome
plating karena dapat memengaruhi proses penguraian ion-ion logam menjadi logam
yang menempel yang terdeposit pada substrat atau benda kerja. Pada proses hard
chrome plating terdapat instalasi rangkaian yang langsung terhubung ke power
supply atau rectifier sebagai sumber arus pada rangkaian sesuai pada gambar
berikut ini.
Pada PT. United Tractors Pandu Engineering menggunakan perhitungan
luas permukaan area yang terdeposit dikalikan dengan perhitungan ampere per
desimeter persegi dengan rumus berikut ini.
𝐴 = 𝐿𝑎 𝑥 ASD
10
Gambar 2. 3 Power Suplay DC atau Rectifer
Sumber : PT. United Tractors Pandu Engineering
3. Konsentrasi Larutan Elektrolit
Struktur deposit pada proses hard chrome plating dipengaruhi oleh
konsentrasi larutan yang digunakan. Hal ini berhubungan dengan proses elektolisis
yang terjadi dan kegiatan anion serta kation yang membantu mobilitas ion, dimana
semakin tinggi konsentrasi larutan yang digunakan maka akan semakin tinggi
mobilitas ion dalam proses hard chrome plating. Hal ini juga berhubungan dengan
konduktivitas larutan elektrolit. Konduktivitas larutan elektrolit berhubungan
dengan konsentrasi ion dan jumlah konsentrasi molekul. Nilai konduktivitas
berbanding lurus dengan konsentrasi larutan elektrolit pada proses hard chrome
plating.
Pada PT. United Tractors Pandu Engineering beberapa bahan utama yang
memengaruhi konsentrasi pada proses pembuatan larutan elektrolit yaitu kromium
dengan konsentrasi 275 gr/l, asam sulfat dengan konsentrasi 3 gr/l, dan katalis
dengan konsentrasi 60 ml/l sesuai pada gambar berikut ini.
4. Temperatur
Selama berjalannya reaksi untuk membentuk lapisan membutuhkan energi
termal yang ditentukan oleh beberapa hal, seperti ketahanan, jarak anoda dan
katoda, dan kuat arus atau tegangan yang digunakan. Perubahan jarak anoda dan
11
katoda berbanding terbalik dengan perubahan temperatur yang terjadi, sedangkan
perubahan kuat arus atau tegangan berbanding lurus dengan perubahan temperatur
yang terjadi.
Pada PT. United Tractors Pandu Engineering dalam pengukuran temperatur
larutan elektrolit dalam tangki menggunakan alat termometer atau thermogun
dengan batas temperatur optimal yang telah ditetapkan dalam work instruction
sebesar 50-60 ֯ C.
𝑇ℎ𝑖𝑐𝑘𝑛𝑒𝑠𝑠
𝑇=
𝐴𝑆𝐷
2.6 Baja ST 52
Baja ST 52 termasuk kedalam baja karbon rendah atau low carbon steel
dengan kandungan baja dibawah 0,3% karbon sesuai pada tabel 2.1 berikut ini,
sehingga tergolong kedalam baja yang tidak keras yang dapat dibentuk
menggunakan mesin. Baja karbon rendah tidak dapat dikeraskan karena
kandungannya tidak cukup untuk membentuk struktur martensit.
C Mn S N Cu Nb Ti Si P Al Cr Mo Ni Vi
ST (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
52 0.10- 0.10- 0.015 0.012 0.30 0.02 0.03 0.60 0.025 0.02 0.30 0.08 0.03 0.02
0.22 1.70
13
2.7 Pengujian Ketebalan Lapisan
Pengujian ketebalan lapisan krom bertujuan untuk mengetahui ketebalan
lapisan yang dihasilkan oleh proses hard chrome plating pada setiap substrat yang
dilakukan pengujian. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode
pengukuran mikroskopis. Dalam proses pelapisan hard chrome yang digunakan
pada skala industri memiliki ketebalan lapisan dapat mencapai 150 μm. (Purwanto,
2005).
14
BAB III
METODOLOGI
Pada pengantar bab ini merupakan deskripsi singkat dari isi bab 3
metodologi. Untuk isi bab 3 meliputi : metodologi proses, peralatan dan bahan yang
digunakan, prosedur proyek dan proses pengujian.
15
3.1.2 Diagram Alir Proyek
Adapun proses proyek hard chrome plating dengan variasi jarak anoda dan
katoda dan variasi temperatur yang dilakukan pada PT. United Tractors Pandu
Engineering disajikan dalam diagram alir berikut ini.
Gambar 3. 2 Diagram Alir Proyek Proses Hard Chrome Plating Variasi Jarak
Anoda-Katoda dan Temperatur
16
3.2 Peralatan dan Bahan
Adapun peralatan dan bahan yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai
berikut.
3.2.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut.
1. Rectifier 1 unit
2. Alat Thickness Test 1 set
3. Mesin Grinding Polishing 1 unit
4. Mesin Las 1 unit
5. Mesin Bubut 1 unit
6. Gerinda Listrik 1 unit
7. Bor Listrik 1 unit
8. Timbangan Digital 1 unit
9. Gelas beaker 1000 ml 1 unit
10. Gelas Ukur 1 unit
11. Pipet Ukur 1 unit
12. Pipet Filler 1 unit
13. Tangki Larutan 1 unit
14. Baumemeter 1 unit
15. Termometer 1 unit
16. Micrometer Inside 1 unit
17. Micrometer Outside 1 unit
18. Thermogun 1 unit
19. Penggaris 1 unit
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut.
1. Substrat 6 buah
2. Kromium 5225 gram
3. Asam Sulfat 31 ml
4. Katalis 1140 ml
5. Antimist 38 ml
6. Kawat Galvanis 5 meter
17
7. Aquades 19000 ml
8. Thinner 3750 ml
9. Kain Majun 6 lembar
10. Lakban Biru 1 buah
11. Alumunium Foil 1 buah
12. Oli 1000 ml
13. Sarung Tangan Lateks 8 pasang
14. Cairan Anti Karat WD-40 1 kaleng
Material yang digunakan sebagai substrat pada penelitian yaitu baja ST 52.
Material yang digunakan pada penelitian ini tergolong kedalam baja karbon rendah
dengan kandungan karbon sebesar 0,2%. Material didapatkan dari tumpukan
material yang tidak lagi digunakan sehingga dilakukan recycle atau pemanfaatan
kembali pada material. Material yang digunakan memiliki bentuk awal silinder
dengan panjang 1 meter dan diameter 110 mm. Bentuk awal material dapat dilihat
pada gambar 3.1 berikut ini.
18
Kondisi awal material yang digunakan memiliki lapisan yang sedikit kasar
akibat adanya korosi seragam yang terjadi pada permukaan material dan bentuk
material yang masih berbentuk silinder tanpa adanya penutup pada bagian bawah
material. Sehingga sebelum dilakukan proses elektroplating, perlu dilakukan
beberapa preparasi yang dilakukan untuk dapat mendekati bentuk aktual tube, yaitu
pemotongan material sesuai dengan spesifikasi dimensi yang diperlukan,
pengelasan plat untuk menutup bagian bawah material, pemolesan pada permukaan
dalam material sehingga didapatkan permukaan yang halus dan rata, penutupan
bagian luar substrat yang tidak terdeposit lapisan elektroplating dan pembersihan
bagian dalam spesimen uji sebelum dilakukan proses elektroplating.
19
dan terbebas dari pengotor. Hal ini dapat bertujuan agar proses elektroplating yang
dimana hasil deposit lapisan dapat melekat lebih optimal.
20
(a) (b) (c) (d)
Gambar 3. 6 (a) Kromium, (b) Katalis, (c) Asam Sulfat, dan (d) Antimist
Setelah mengetahui komposisi larutan elektrolit hard chrome plating,
selanjutnya dilakukan preparasi setiap bahan yang digunakan sebelum dilakukan
pencampuran. Pertama menggunakan sarung tangan lateks sebagai pelindung untuk
menghindari kontak langsung dengan bahan kimia. Selanjutnya mengambil butiran
kromium sebesar 5225 gram kemudian memindahkannya kedalam wadah untuk
dilakukan penimbangan menggunakan timbangan digital, melakukan pengukuran
katalis sebesar 1140 ml menggunakan pipet ukur kemudian dimasukkan kedalam
gelas beaker, melakukan pengukuran asam sulfat sebesar 31 ml menggunakan pipet
ukur kemudian dimasukkan kedalam gelas beaker, dan melakukan pengukuran
antimist sebesar 38 ml menggunakan pipet ukur kemudian dimasukkan kedalam
gelas beaker.
21
listrik yang mengalir pada rangkaian. Menurut Adhi (2011), substrat atau material
yang dikerjakan menggunakan permesinan menghasilkan lapisan hard chrome yang
baik. Sumber arus listrik yang dihasilkan oleh rectifier menghasilkan arus listrik
yang baik karena lebih stabil.
Terdapat dua elektroda yang digunakan yaitu anoda dan katoda sebagai
kutub arus listrik yang terdapat dalam rangkaian. Anoda yang digunakan yaitu
anoda inert dengan bahan timah (Pb) yang dihubungkan pada kutub positif arus
listrik, sedangkan katoda yang digunakan yaitu baja ST 52 yang digunakan sebagai
substrat dengan dihubungkan pada kutub negatif arus listrik. Dalam rangkaian
listrik yang terjadi menggunakan aliran listrik DC atau searah yang dialirkan
melalui kedua elektroda. Mekanisme pembentukan lapisan terjadi karena ion
bermuatan negatif akan berpindah ke ion bermuatan positif, sedangkan katoda akan
menerima ion positif tersebut kemudian membentuk endapan larutan elektrolit yang
akan membentuk lapisan logam atau deposit. Skema rangkaian dapat dilihat pada
gambar 3.6 berikut ini.
22
dilakukan proses elektroplating. Selanjutnya setelah didapatkan temperatur yang
sesuai, substrat yang telah dilakukan penutupan sebagaimana dimaksud pada
gambar 3.4 dimasukkan kedalam tangki larutan elektrolit kemudian dihubungkan
kedalam rangkaian menggunakan seutas kawat dengan panjang 12 cm yang
dililitkan untuk dapat menggantungkan substrat dan dihubungkan ke sumber arus
listrik dengan cara menjepitkan penjepit buaya untuk dapat menjepit substrat. Serta
memasukkan anoda ke bagian dalam substrat yang telah dililitkan dan dihubungkan
kedalam rangkaian menggunakan seutas kawat dengan panjang 12 cm.
23
Setelah melakukan prosedur penelitian pada setiap substrat maka tahapan
selanjutnya dilakukan pengujian ketebalan lapisan. Pengujian ketebalan lapisan ini
dilakukan dengan tujuan menunjukkan perubahan kenaikan ketebalan lapisan
substrat untuk mengetahui nilai ketebalan deposit atau laju deposisi yang
disebabkan karena adanya pengaruh variasi diameter anoda dan temperatur.
24
BAB IV
Pada pengantar bab ini merupakan deskripsi singkat dari isi bab 4 hasil dan
pembahasan. Untuk isi bab 4 meliputi : sifat mekanik lapisan hard chrome plating,
komposisi larutan elektrolit, dan data ketebalan lapisan setiap variabel
Thickness 30-150 μm
Hardness 55-65 HRC
Roughness 0,2 -0,4 Ra
*) PT. United Tractors Pandu Engineering
Komposisi Jumlah
Kromium (Cr) 275 gr/l
Asam Sulfat (H2SO4 ) 3 gr/l
25
Katalis 60 ml/l
Antimist 2 ml/l
*) PT. United Tractors Pandu Engineering
26
dilakukan analisis dengan data perhitungan teoritis yaitu 12,23 μm, maka
didapatkan diameter anoda dengan hasil pengukuran ketebalan lapisan yang
mendekati perhitungan teoritis menggunakan diameter anoda yaitu 25 mm dan 50
mm atau jarak anoda dan katoda sebesar 42,4 mm dan 30 mm .
Data disajikan dalam grafik pada gambar 4.1 berikut ini. Berdasarkan data
hasil pengukuran ketebalan lapisan didapatkan analisa bahwa diameter anoda yang
digunakan berbanding lurus dengan ketebalan lapisan yang dihasilkan, sedangkan
jarak anoda dan katoda berbanding terbalik dengan ketebalan lapisan yang
dihasilkan.
16 14,5
14 13
12
Ketebalan Lapisan (μm)
12
10
0
25 mm 50 mm 75 mm
Diameter Anoda (mm)
Ketebalan
Diameter Anoda Diameter Anoda Temperatur
Lapisan Hard
(mm) (mm) (֯C)
Chrome (μm)
25 110 45-50 18
25 110 50-55 14,5
25 110 55-60 14,5
Pada temperatur larutan 50-55 ֯C didapatkan ketebalan lapisan 18 μm,
temperatur larutan 50-55 ֯C didapatkan ketebalan lapisan 14,5 μm, dan temperatur
27
larutan 55-60 ֯C didapatkan ketebalan lapisan 14,5 μm. Data disajikan dalam grafik
pada gambar 4.2 berikut ini. Berdasarkan data hasil pengukuran ketebalan lapisan
didapatkan analisa bahwa temperatur 50-55 ֯C dan 55-60 ֯C memiliki nilai ketebalan
lapisan yang konstan sebesar 14,5 μm. Apabila dilakukan analisis dengan data
perhitungan teoritis yaitu 12,23 μm, maka didapatkan temperatur larutan dengan
hasil pengukuran ketebalan lapisan yang mendekati perhitungan teoritis yaitu pada
temperatur larutan 55-60 ֯C.
20 18
18
16 14,5 14,5
Ketebalan Lapisan (μm)
14
12
10
8
6
4
2
0
45-50 C 50-55 C 55-60 C
Temperatur
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari studi pengaruh jarak anoda dan katoda
dan pengaruh temperatur terhadap ketebalan lapisan chrome inside diameter adalah
sebagai berikut.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan kesimpulan yang didapatkan
adalah sebagai berikut.
1. Dilakukan perhitungan estimasi biaya yang dapat dilakukan untuk
mengetahui pengaruh hasil percobaan terhadap biaya yang dikeluarkan
perusahaan.
2. Realisasi hasil percobaan yang dilakukan terhadap komponen yang akan
dilakukan proses chrome inside diameter.
29
3. Melakukan percobaan terhadap beberapa dimensi komponen untuk
mengetahui konsistensi hasil percobaan terhadap jenis komponen lain yang
akan dilakukan proses chrome inside diameter.
30
DAFTAR PUSTAKA
Metals Handbook, ASM Hand Book, American Society for Metal, 1964
Yusep Sukrawan. 2016. Analisis variasi waktu proses hard chrome terhadap
kekerasan dan ketebalan lapisan pada besi cor kelabu. Jurnal Torsi. Volume
1. Nomor 1, 1-9.
31