Oleh :
CHANDRA MARULITUA. P
710015004
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Dewan Penguji :
3. 3. …………………………...
Anggota Tim Penguji
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Departemen Teknik ITNY Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan S1
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan
KaruniaNya, Tugas Akhir I dengan judul “Analisis Pengolahan Basah Untuk
Mengolah Middling Pada Alat Jig Harz Di Bidang Pengolahan Mineral Unit
Metalurgi Muntok PT. TIMAH Tbk Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung”
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tugas Akhir I ini disusun sebagai salah
satu syarat untuk mengambil Tugas Akhir II pada Program Studi Teknik
Pertambangan S1 Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
Terima kasih yang sebesar – besarnya diucapkan kepada :
1. Bapak Dr. Ir. H. Ircham, M.T, selaku Rektor Institut Teknologi Nasional
Yogyakarta.
2. Ibu Lilis Zulaicha, S.T., M.T. Kepala Departemen Teknik Institut Teknologi
Nasional Yogyakarta.
3. Bapak Dr. R. Andy Erwin Wijaya, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi
Teknik Pertambangan Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Supandi, S.T., MT. selaku Dosen Pembimbing I.
5. Bapak Erry Sumarjono, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing II.
6. Ibunda dan ayahanda yang selalu memberikan dukungan kepada kakak baik
materil maupun moril dan adik-adik yang selalu membuat kakak terhibur di
setiap saat.
7. Semua pihak yang selalu memberikan bantuan baik secara material dan moril
dalam penyusunan Tugas Akhir I ini.
Dalam penyusunan Tugas Akhir I ini masih terdapat beberapa kekurangan,
oleh karena itu sangat diharapkan adanya kritik dan saran yang kiranya dapat
membangun. Akhir kata, semoga Tugas Akhir I ini dapat menambah wawasan
tentang ilmu pertambangan bagi para pembaca.
Yogyakarta, 10 November 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Gambar Halaman
7.1 Diagram Alir Metode Penelitian............................................5
8.1 Mineral Cassiterite..................................................................10
8.2 Mineral Monasit.......................................................................11
8.3 Mineral Ilmenite.......................................................................11
8.4 Mineral Zircon.........................................................................12
8.5 Mineral Topaz..........................................................................12
8.6 Mineral Tourmalin..................................................................13
8.7 Mineral Hematit.......................................................................13
8.8 Mineral Pyrite..........................................................................14
8.9 Mineral Xenotime.....................................................................14
8.10 Tahap-tahap mineral dressing................................................20
8.11 Batas ukuran partikel untuk proses konsentrasi.....................23
8.12 Proses pemisahan di dalam Jig..............................................26
8.13 Header tank............................................................................27
8.14 Proses di dalam Header Tank................................................28
8.15 Flow Sheet Up-grading Objec Low Grade...........................33
8.16 Jig Harz (Tampak Samping Kiri)..........................................33
8.17 Jig Harz (tampak depan).......................................................34
8.18 Sketsa eksentrik Jig Harz......................................................35
8.19 alat Jig Harz (Pandangan samping kiri)...............................36
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
8.1 Sifat Fisik Timah...........................................................................................8
8.2 Sifat Kimia Timah.........................................................................................8
8.3 Karateristik mineral cassiterite dan mineral ikutan......................................9
9.1 Rencana Jadwal Penelitian Tugas Akhir II..................................................39
viii
I. JUDUL
ANALISIS PENGOLAHAN BASAH UNTUK MENGOLAH MIDDLING
PADA ALAT JIG HARZ DI BIDANG PENGOLAHAN MINERAL UNIT
METALURGI MUNTOK PT TIMAH Tbk KABUPATEN BANGKA BARAT,
BANGKA BELITUNG
1
timah dengan
2
kadar ≥ 70% Sn dikirim di pabrik peleburan Muntok sedangkan Middling di
tempatkan pada stock yard. Middling merupakan kosentrat yang kadarnya belum
memenuhi syarat untuk dikirim dipabrik Peleburan Muntok, mineral ikutan
dominan nya berupa quarsa dan pyrite.
Seiring berjalan zaman dimana saat ini bertepatan pada Revolusi Industri
4.0 permintaan pasar dunia meningkat akan timah batangan untuk kebutuhan
industri oleh karena itu biji timah hasil penambangan darat dan laut dengan kadar
sekitar 20-30% Sn langsung diproses pada bidang pengolahan mineral kemudian
hasil olahan berupa middling bertambah dan menumpuk pada stock yard.
Oleh karena itu stock Middling yang bertambah dan menumpuk pada stock
yard tersebut harus diolah kembali untuk mendapatkan Timahnya, dalam
Penelitian ini akan dibahas mengenai ‘’Analisis Pengolahan Basah Untuk
Mengolah Middling Pada Alat Jig Harz Di Bidang Pengolahan Mineral Unit
Metalurgi Muntok PT TIMAH Tbk’’.
V. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses pengolahan middling dengan alat Jig Harz pada
pengolahan basah.
2. Mengetahui cara prosedur penggunaan alat Jig Harz di bidang pengolahan
mineral.
1. Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang, antara lain:
a. Perpustakaan.
b. Penelitihan yang pernah dilakukan oleh perusahaan.
c. Peta-peta, grafik, table, Brosur-brosur, buletin, dan informasi-
informasi lain.
d. Instansi yang terkait dengan permasalahan.
2. Observasi Lapangan
Tahapan ini dilakukan untuk mengamati secara langsung kondisi lapangan
agar lebih mudah dalam proses pengambilan data selanjutnya dan lebih
memahami alur kegiatan pengolahan mineral basah, terkhususnya pengolahan
middling di alat Jig Harz. Lokasi penelitian berada di pengolahan basah pada
bidang pengolahan mineral, unit Metalurgi Muntok.
3. Pengambilan data
Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengambil data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan data primer dan
sekunder. Data primer merupakan data yang diukur atau diamati langsung di
lapangan, sedangkan data sekunder adalah data yang diambil dari arsip
perusahaan.
a) Data primer
b) Data sekunder
Data sekunder yang diambil diantaranya :
1. Profil perusahaan PT Timah Tbk.
2. Alur pengolahan pada Bidang Pengolahan Mineral.
3. Proses pengolahan mineral basah.
4. Intruksi kerja mengoperasikan Jig.
5. Flow proses laboratorium di bidang pengolahan mineral.
4. Pengolahan data
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
microsoft office excel 2016 untuk analisa proses pengolahan. Data yang diolah
pertama adalah data sampel Middling di lapangan lalu dilakukan analisa
laboratorium dengan menggunakan alat mikroskop untuk mengetahui kadar
Timah(Sn) dan mineral ikutannya. Kemudian setelah kadar diketahui,
dilanjutkan untuk menghitung Concetration Criterion (CC) pada middling
tersebut. Nilai CC yang telah di peroleh sebagai patokan untuk proses middling di
alat Jig Harz bidang pengolahan mineral.
Studi literatur tentang pengolahan basah untuk mengolah middling menggunakan alat Jig Harz
Pengambilan Data
Pengolahan Data :
Analisis pengolahan basah untuk mengolah Middling pada alat Jig Harz.
Cara prosedur penggunaan alat Jig
Harz di bidang pengolahan mineral
Endapan timah Sekunder termasuk salah satu jenis endapan placer. Endapan
placer mempunyai pengertian deposit endapan mineral yang berasal dari hasil
pelapukan atau hasil konsentrasi mekanis mineral berat yang tahan terhadap
proses pelapukan dan mempunyai nilai ekonomis.
Endapan timah sekunder di Pulau bangka menurut Dwi Worodjati (1990) dibagi
dalam beberapa jenis :
1. Endapan Aluvium
Terjadi karena pelapukan yang intensif, diikuti dengan disentegrasi batuan
samping dan pemindahan mineral kasiterit secara vertikal sehingga terjadi
konsentrasi residual.
2. Endapan kolovium
Endapan ini tejadi pada lereng lembah, butir agak kasar, bentuk butir
runcing, terjadi karena transportasi sepanjang lereng dan diendapkan
ditempat agak rata.
3. Endapan Kaksa
Terjadi karena proses erosi selektif terhadap endapan eluvium, koluvium
dimana mineral berat diendapkan dekat dengan sumber sedangkan mineral
berat jauh dari sumber.
4. Endapan Meincang
Terjadi akibat proses rework atas endapan sedimen sebelumnya.
5. Endapan terhambur (Dessiminated)
Terjadi karena adanya proses transportasi yang cukup jauh.
Sifat Fisik
Fasa Padatan
Sifat Kimia
Hitam, hitam
20 Colombite (Fe, Mn) (Nb2O-6(Fe, 5,5-8,2 6 Konduktor Magnetik
Mn) Ta2O6 kecoklatan
c. Zirkon
Merupakan mineral berwarna orange yang dapat diekstrasi untuk
diambil zirkonnya dan banyak digunakan di industri keramik. Bersifat
non magnetic sehingga saat proses Magnetic Separation (MS) akan
ikut
masuk ke dalam konsentrat namun karena memiliki sifat non
konduktor sehingga dapat dipisahkan dengan High Tension Separation
(HTS).
b. Tourmalin
Mineral Tourmalin memiliki warna hijau kehitaman atau hitam arang
dengan bentuk yang tidak teratur dan permukaan menyerat seperti
asbes dengan pecahan seperti kaca memiliki berat jenis 3,6-4,0 bersifat
non konduktor dan non magnetic.
Sumber : Arsip Laboratorium pengolahan bahan mineral, tahun 2019
Gambar 8.6 Mineral Tourmalin
c. Hematit
Mineral Hematit memiliki warna yang beragam mulai dari kecoklatan
kemerahan, dan kehitaman, berbentuk lonjong dan memiliki berat jenis
4,9-53 bersifat konduktor dan magnetik.
e. Xenotime
Merupakan senyawa ittrium phosphate bewarna kuning keabuan yang
mengandung 54-65% logam tanah jarang. Dapat dilakukan proses
ekstrasi untuk mengambil ittrium yang banyak digunakan sebagai
panduan untuk baja karena mampu meningkatkan sifat mekanis
(kekuatan, kekerasaan dan ketahanan terhadap suhu tinggi).
Dipisahkan dari Casiterit dengan Magnetic Separation (MS) karena
bersifat magnet.
COMMINUTION
Crushing (dry) Grinding (dry or wet)
S I Z I NG
Screening Classifying
CONCENTRATION
DEWATERING
Filtering
𝑃ℎ − 𝑃𝑓
𝑪𝑪 =
𝑃𝑙 − 𝑃𝑓
Keterangan :
CC = Concetration criterion
Jig adalah salah satu alat pemisahan berdasarkan gaya berat, dengan
menggunakan medium air. di bidang pengolahan mineral jig yang dipergunakan
pada proses awal pada umumnya type Harz jig 1 x 4 kompartemen (kompartemen
A; B; C; D).
Cara kerja jig adalah sebagai berikut :
a) Air tambahan (Underwater) dimasukkan kedalam tangki jig hingga mengalir
diatas permukaan Bed jig.
b) Motor listrik dihidupkan (ON).
c) Motor listrik menggerakkan eksentrik.
d) Eksentrik menggerakkan membran hingga terjadi tekanan (pulsion) dan
isapan (suction).
e) Bahan umpan (Feed) dimasukkan ke permukaan jig dan mengalir dari Feed
end ke tailing end.
f) Pada saat eksentrik bergerak ke atas, pada kompatemen A terjadi isapan
kebawah (suction), sedangkan pada kompartemen B terjadi dorongan keatas
(pulsion).
g) Pada saat dorongan ke atas, jig Bed menjadi longgar, keadaan ini untuk
memberi kesempatan kepada mineral-mineral berat (terutama berukuran
besar) seperti kasiterit, Monazite menerobos celah-celah jig Bed kedalam
tangki jig sedangkan mineral ringan seperti quartz, turmalin terangkat keatas
dan terbawa oleh aliran permukaan ke tailing jig.
h) Pada saat hisapan, jig Bed menjadi kompak (saling merapat satu sama lain),
keadaan ini dimanfaatkan oleh mineral-mineral berat yang berukuran kecil
untuk menerobos celah-celah jig Bed serta mineral-mineral yang telah berada
didalam tangki jig akan lebih cepat keluar melalui spigot sebagai konsentrat.
mineral ringan yang berada dipermukaan jig Bed dengan mudah terbawa oleh
aliran cross flow ke tailing jig.
Pada dasarnya pemisahan mineral pada jig dapat terjadi karena beberapa hal
yang utama yakni :
Consolidation trickling.
Consolidation trickling adalah suatu keadaan, yaitu pada saat hisapan (jig
Bed merapat satu sama lainnya) mineral yang ukuran lebih kecil dari celah-
celah jig Bed (terutama) mineral berat akan mempunyai kesempatan
menerobos celah-celah jig Bed tersebut. Dengan demikian pada akhir
hisapan, partikel kecil berada pada bagian bawah, sedangkan yang lebih
besar berada pada paling atas.
Differential acceleration.
Differential acceleration adalah perbedaan jatuh pada partikel pada awal
pengendapan, keadaan ini dipengaruhi oleh berat jenisnya.
b. Header tank
Header tank adalah suatu wadah penampung sementara underwater sebelum
didistribusikan/digunakan di bidang pengolahan mineral, kapasitas tampungnya
disesuaikan dengan kebutuhan. Satu persyaratan yang harus dipenuhi di header
tank adalah setelah kebutuhan air di bidang pengolahan mineral, air didalam
header tank harus masih tersisa. Air didalam header tank tersebut fungsinya untuk
menghindari udara yang terjadi didalam header tank supaya tidak ikut dengan air
yang dikonsumsi oleh pencucian di bidang pengolahan mineral. didalam header
tank dipasang saringan yang bertujuan untuk mencegah masuknya sampah di
bidang pengolahan mineral.
1. Jig
Jig adalah salah satu alat pemisahan yang digunakan di Bidang Pengolahan
Mineral, memisahkan mineral-mineral berdasarkan perbedaan berat jenis (gaya
berat) yang cukup besar.
Type jig yang umum dipakai di bidang pengolahan mineral adalah Harz Jig.
Keterangan gambar :
a) As penghubung eksentrik . . . ( 1 ).
e) Tangki Jig . . .( 5 ).
f) Eksentrik . . .( 6 )
Fungsinya untuk merubah gerakan berputar yang ditimbulkan gear
box menjadi gerakan turun naik sehingga terjadi isapan dan tekanan
pada jig.
g) Diafragma plat . . . ( 7 ).
h) Rubber diafragma . . .( 8 ).
Fungsinya untuk menahan batu hematite (Bed jig) agar tidak jatuh
dan masuk kedalam tangki jig.
l) Rooster Atas . . .( 12 ).
m) Batu Hematite . . .( 13 ).
1. Perawatan Jig.
Agar dapat berfungsi dengan baik, maka peralatan dan perlengkapan jig
perlu dirawat antara lain :
a. Tangki Jig.
Perawatan terhadap tangki jig dimaksudkan adalah melakukan
pengawetan dengan melakukan pengecatan pada dinding tangki agar
tidak berkarat.
b. Penggerak jig dan perlengkapan lainnya..
Karena mengalami gangguan-gangguan selama jig beroperasi, maka
penggerak perlu mendapat perawatan seperti :
1) Pelumasan kepada eksentrik, pulsator dan fillow block.
2) Melakukan perawatan motor listrik dengan memberi pelindung
agar terhindar dari percikan air.
3) Baut-baut pengikat penggerak jika ada yang kendor.
4) Membran, jika bocor segera diganti. Sebab jika tidak segera
diganti maka akan mengganggu kerja jig yang berakibat
berkurangnya tekanan (pulsion) dan isapan (suction).
c. Afsluiter Underwater
d. Rooster Jig
Rooster-rooster jig (rooster atas/bawah apakah sudah rusak (tipis)
terutama rooster atas, jika tidak diganti akan menyebabkan
terlukanya jari-jari tangan pekerja ketika melakukan penggemburan
Bed sewaktu jig sedang beroperasi.
e. Bed jig.
Lakukan pembongkaran dan penyayakan bed secara berkala atau
sewaktu-waktu.
f. Kawat saringan jig (wire screen), jika lubang wire screen sudah
banyak buntu harus dibersihkan dengan cara dipukul-pukul
dengan menggunakan palu kayu.
g. Lubang spigot sudah besar (> 12 mm), jika tidak segera diganti
operasi jig akan terganggu karena kekurangan underwater.
h. Melakukan perawatan saluran feed dan saluran tailing.
39
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, M. R, 2019, Tugas Akhir I Analisis Kinerja Jig Agar tercapai target
recovery sebesar 96% pada KIP Timah 12 Unit Produksi Laut Bangka
PT Timah Tbk (DU-1549) Dikecamatan Parit Tiga Jebus Kab. Bangka
Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Jurusan Teknik
Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.
Anonim, Desember 2012, Buku Proses Pengolahan Basah & Pengolahan Kering
Materi Pelatihan Teknik Tingkat Dasar Pusat Pengolahan Bijih Timah,
PT. Timah Tbk
Anonim, 2013, Buku Pelatihan Mengenai Mineral Timah dan Mineral Ikutannya,
Pusat Pendidikan dan Pelatihan PT. Timah Tbk
Anonim, 2014, Buku Pelatihan Teknis Proses Pengolahan Pusat Pencucian Bijih
Timah Unit Metalurgi, PT. Timah Tbk
Artika. D, 2014, Pengaruh Ukuran Butiran dan Karakter Umpan Bijih Timah
Terhadap Peningkatan Kadar Konsentrat (Sn02) Setelah Proses
Pemisahan Dengan Menggunakan Jig Harz di unit metalurgi PT TIMAH
Tbk Muntok Program Studi Teknik Pertambangan Falkutas Teknik
Universitas Bangka Belitung.
40
Dwi Worodjati., 1990, Endapan timah sekunder di pulau Bangka
Janiar Resti & Samsuri Ali, 2012, Laporan Kerja Praktek Teknik Pencucian Bijih
Timah Low grade dengan menggunakan Jig Harz di unit metalurgi
PT.TIMAH (Pesero), Tbk Muntok Program Studi Teknik Pertambangan
Falkutas Teknik Universitas Bangka Belitung.
Nusaly. P., 2017, Skrispi Analisis Pengaruh Frekuensi Pukulan Pada Jig Harz
Terhadap Presentase SN Pada Pengolahan Timah di Unit Metalurgi
PT.TIMAH (PERSERO), Tbk Kab. Bangka Barat Prov. Bangka Belitung
Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta.
Santoso. R, 2014, Skripsi Analisis Hasil Pengolahan Bijih Timah “Low grade”
Berdasarkan Produksi, Kadar Sn Dan Recovery Total Di Pengolahan
Mineral (Bpm) Unit Metalurgi Pt. Timah (Persero),Tbk, Mentok, Bangka
Belitung Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya.
Septiadi, 2017., Skripsi Studi Analisis Pengaruh Kuat Arus Listrik Dan Single
Splitter Terhadap Pengolahan Mineral Unit Metallurgi Muntok
PT.TIMAH (PERSERO), Tbk Jurusan Teknik Pertambangan Sekolah
Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta.