DASAR TEORI
3.1Pengertian Timah
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodic yang memiliki symbol Sn
dengan nomer atom 50. Unsur ini merupakan logam miskin keperakan, dapat ditempa,
tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak
paduan, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat. Timah
diperoleh terutama dari caseterit (Sno2) yang terbentuk sebagai oksida yang kemudian
dilebur untuk membentuk Sn murni.
Untuk memisahkan timah dari pengotor-pengotornya maka bijih timah harus dilebur
dan ditambahkan senyawa senyawa lain seperti antrasit, dan limestone. Peleburan
dilakukkan didalam reverberetory furnace hingga suhu 1350 C selama 8-12 jam sehingga
dapat memisahkan timah dengan pengoto pengotonya seperti : Pb, As, Sb, Cu, Fe, Ni.
Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada daerah
sentuhan batu endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan turmalin dan urat kuars
timah, serta sebagai endapan sekunder, yang didalamnya terdiri dari endapan alluvium,
elluvial, dan koluvium.
Timah tidak ditemukandalam usur bebas dibumi akan tetapi diperoleh dari
senyawanya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral Cassiterite. Cassiterite merupakan
mineral oksida dari Sn02, dengan kandungan timah berkisar 78%.
Kasiterit (Sn02) merupakan mineral utama yang mengandung timah. Mieral ini
selalu diikuti beberapa mineral berharga dan mineral gangue. Endapan biji timah pada
kasiterit berasal dari magma granitic, yaitu magma yang berasal dari larutan yang bersifat
asam membentuk batuan granit, sehingga terdapatnya endapan bijih timah berhubungan
erat dengan batuan granit (noer,1998). Sifat dan mineral-mineral yang terdapat pada bjih
timah yaitu:
1. Mineral utama
Mineral utama yang diproses dipusat Badan Pengolahan mineral (BPM) PT Timah
Tbk adalah kasiterit (Sn02). Mineral ini memiliki warna yang beragam yakni
kecoklatan, kehitaan dan kemerahan. Mineral ini juga memiliki kandungan Sn
sekitar 78,8% dengan berat jenis 6,8-7,1.
2. Mineral Ikutan Berharga
Mineral ikutan berharga yang umumnya terbawa oleh mineral cassiterite yang
diproses di Bidang Pengolahan mineral (BPM) yaitu :
a. Monasit
Merupakan mineral pospat berwarna cenderung kuning agak ciklat yang
mengandung logam tanah jarang. Dipisahkan dalam Magnetic Saparation.
Mineral ini bersifat radioaktif sehingga harus disimpan yang terisolasi.
b. Tourmalin
Mineral Tormalin memiliki warna hijau kehitaman atau hitam arang dengan
bentuk yang tidak teratur dan permukaan menyerat seperti asbes dengan pecahan
seperti kaca memiliki berat jenis 3,6-4,0 bersifat non komduktor dan non
magnetik.
c. Zirkon
Merupakan mineral berwrna orange yang dapat diekstraksi untuk diambil
zirkonnya dan banyak digunakan di industry keramik. Bersifat non magnetic
sehingga saat proses magnetic saparation (ms) akan ikut masuk kedalam kosentrat
namun karena memiliki sifat non konduktor sehingga dapat dipisahkan dengan
High Tension Saparation (HTS).
3. Mineral Ikutan Lainnya
a. Topaz
Memiliki warna putih bening, merah jambu, ungu. Mineral ini berbentuk
persegi atau potongan lidi tajam dengan goresan pipih pada bagian pinggir,
bersifat non konduktor dan non magnetic.
b. Tourmalin
Mineral tormalin memiliki warna hiaju kehitaman atau itam arang dengan
bentuk yang tidak teratur dan pemukaan menyerat seperti asbes dengan pecahan
seperti kaca memiliki berat jenis 3,6-4,0 bersifat non konduktor dan magnetic.
c. Hematit
Mineral hematit memiliki warna yang beagam mulai dari kecoklatan kemerahan
dan kehitaman berbentuk lonjong dan memiliki berat jenis 4,9-5,3 bersifat
konduktor dan magnetic.
d. Pirit
Memiliki warna beragam seperti kuning dengan kilap keemasan, kehijauan, atau
nerwarna abu-abu keputiha . Mineral ini memiliki bentuk yang tidak teratur
dengan permukaan yang tidak rata dengan berat jeni 5,0 serta mengandung
46,7% Fe bersifat konduktor dan non magnetic.
e. Xenotime
Merupakan senyawa fospot berwarna kuning keabuan yang mengandung logam
tanah jarang ittrium, dapat dilakukkan proses ekstraksi untuk mengambil
yttrium yang banyak digunakan sebag paduan untuk baja karena mampu
meningkatkan sifat mekanis (kekuatan,kekerasaan dan ketahanan terhadap suhu
tinggi). Dipisahkan dari kasiterit dengan Megnetic Saparator (MS) karena
bersifat magnet.
3. CC= 1.50-1,75
Pemisahan secara gaya berat masih memungkinkan tetapi sukar dilakukan untuk
ukuran 10-20 mesh (2000 mm-0,814 mm)
4. CC= 1,25-1,50
Pemisahan masih memungkinkan sampai ukuran ¼ inci tetapi sukar dilakukan
5. CC<1,25: pemisahan secara gaya berat tidak dapat dilakukan kerena tidak ekonomis.
Berdasarkan hasil proses pencucian, mineral pengotor yang dominan pada casiterite
adalah pasir kuarsa. Proses pemisahkan yang menggunakan medim air laut (bj=1,03), mineral
cassiterite (bj=6,9) dengan quartz (bj=2,6) diperoleh nilai concentration criterion sebagai
berikut.
Berdasarkan hasil perhitungan concentration criterion (CC) diatas makan cassiterite
memiliki nilai CC ≥ 2,5 terhadap pasir kuarsa yang merupakan mineral pengotor dominan
pada kapal isap maupun kapal keruk, sehingga metode gravity concentration dapat diterpkan
dalam proses pencucian bijih timah, sedangkan untuk memisahkan cassiterit dengan pyrite
sulit dilakukan perhitungan concentratin criterion (CC) karena CC ≤ 2,5.
Ukuran butir juga berpengaruh pada proses pemisahan. Pemilihan alat pemisahan dapat juga
dilihat dari kondisi karakteristik burit dari mineral serta ukuran mineral itu sendri. (gambar
8.1)
m : massa partikel
ρ : Berat jenis partikel
V : Volume partikel
g : Gaya gravitasi
Pada kondisi hindered settling besarnya gaya pulsion (Fpulsion) akan diteruskan sama
besar untuk setiap partikel. Partikel dengan gaya pengendapan lebih besar dari gaya pulsion
(∑F > FPulsion), akan tetap tenggelam. Sedangkan partikel dengan gaya pengendapan yang
lebih kecil dari gaya pulsion (∑F < FPulsion), akan terangkat menuju permukaan fluida. Hal ini
akan menimbulkan perbedaan kecepatan pengendapan partikel. Kondisi ini seperti
digambarkan pada (gambar 3.5).
Gambar 3.5 Hindered Settling (Nesbitt, 2001)
mineral awal yang jatuh menuju medium pemisah (fluida) nilai terminal velocity dari
mineral akan menentukan posisi dari mineral pada proses pemisahan. Pada (Gambar 3.6) (a)
posisi mineral berat dengan mineral ringan tidak jauh berbeda, sehingga pemisahan pada
sistem ragging akan sulit untuk dilakukan. Sementara pada (Gambar 3.6) (b) kondisi mineral
ringan dengan mineral berat telah memiliki perbedaan posisi yang sangat mencolok, sehingga
pemisahan dari mineral pada sistem ragging akan sangat mudah untuk dilakukan.
Gambar 3.6 Proses Klasifikasi pada (a) Free Settling, (b) Hindered Settling (Nesbitt, 2001)
3. Consolidation trickling
Consolidation trickling (Gambar 3.7) pada akhir jatuh merupakan suatu keadaaan
pada saat suction dari bed. Bed akan merapat sehingga mineral yang mempunyai ukuran
butir yang kecil dengan berat jenis besar akan mempunyai kesempatan untuk menerobos
celah-celah dari bed. Sedangkan mineral besar dengan berat jenis kecil tidak sanggup
berpindah karena pengaruh perbedaan kecepatan pengendapan mineral dengan bed. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.7 Consolidation Trickling (Nesbitt, 2001)
Dari ketiga proses tersebut terjadilah proses pemisahan mineral yang memiliki
perbedaan dalam berat jenis pada jig. Pada pemisahan mineral tersebut, perbedaan dari nilai
terminal velocity dari suatu mineral menjadi faktor yang utama pada proses pemisahan.
Siklus jigging (Gambar 3.8) merupakan suatu bentuk gelombang yang sebangun dan bergerak
secara teratur serta berulang-ulang yang diakibatkan oleh pulsion dan suction (A. B. Nesbitt)
Titik A merupakan titik dimulainya siklus penggerak pada jig (Gambar 2.11), ketika
feed masuk menuju jig, maka mineral berat akan memiliki nilai terminal velocity yang lebih
besar dari mineral ringan. Saat kecepatan aliran ke atas yang disebabkan oleh panjang
pukulan terus meningkat maka jig bed akan terangkat sehingga ragging akan terbuka. Jika
waktu antara A dan B sangat kecil, maka terjadi efek differential acceleration dimana mineral
berat akan terlebih dahulu sampai ke dasar bed dibandingkan mineral ringan.
Pada titik B, kecepatan aliran ke atas semakin besar, sampai mencapai puncaknya pada
titik C, dalam keadaan ini mineral yang mempunyai kecepatan pengendapan yang lebih besar
dari kecepatan aliran keatas akan terus mengendap sedangkan mineral yang mempunyai
kecepatan aliran pengendapan yang lebih kecil dari kecepatan aliran keatas akan terangkat
keatas terbawa aliran mendatar (cross flow) dan menjadi tailing. Pada kondisi ini disesuaikan
dengan kondisi hindered settling.
Aliran air ke atas (pulsion) dan aliran air ke bawah (suction) akan membentuk
getaran sedemikian rupa sehingga mineral-mineral berat akan akan tertarik ke bawah
sedang mineral-mineral ringan akan terdorong ke atas. Aliran air ke atas dengan kecepatan
yang cukup tinggi akan membuka bed dan mineral akan terdorong ke atas. Pada aliran air
ke bawah, bed akan tertutup, mineral-mineral berat akan terperangkap di dalam bed.
Proses ini berlangsung berulang-ulang sehingga mineral berat dapat dipisahkan dari
mineral ringan.
a. Saringan (Rubber Screen)
Saringan gunanya untuk menahan jig bed (hematite) jangan sampai turun ke bawah dan
melewatkan atau meloloskan bijih timah. Pada umumnya saringan dibuat dari bahan yang
tahan terhadap korosi seperti pospor brons, baja tahan karat dan karet. Ukuran lubangnya
harus lebih kecil dari hematite dan lebih besar dari bijih timah, biasanya dipakai dengan
ukuran 4 x 10 mm untuk kompartemen A dan ukuran 3 x 10 mm untuk kompartemen BC,
ukuran lubang 6-10. Saringan berukuran lebih besar diletakan melintang terhadap arah
aliran, dengan tujuan agar lubang saringan tidak mudah buntu atau tersumbat.
b. Bed
Bed adalah lapisan material diatas saringan jig, yang terdiri dari batu hematite yang
berfungsi sebagai bahan perantara dalam memisahkan bijih timah yang berat jenisnya
lebih tinggi dengan bijih yang berat jenisnya lebih rendah. Untuk menghitung kebutuhan
bed jig per unit adalah
d. Kisi – Kisi (Rooster)
Kisi-kisi (rooster) adalah alat yang berguna untuk menjepit saringan jig dan
menahan bed agar tetap di tempat. Kisi-kisi dibuat berpetak-petak supaya bed tersebar
merata di seluruh permukaan jig. Bahan kisi-kisi terbuat dari kayu (papan) dan
dari plat (besi) yang di lapisi oleh karet.
e. Alat Penggerak
Untuk membuat gerakan isapan dan tekanan secara terus menerus (continuitas). Alat
yang digunakan sebagai penggerak adalah menggunakan pompa hidrolik yang
dihubungkan dengan satu sumbu eksentrik yang dibagi untuk 2 kompartemen AB dengan
panjang stang yang sama secara mekanis. Stang balance diafragma merupakan salah satu
alat penggerak untuk proses pencucian, yang dipergunakan pada jig type Pan
America. Stang balance diafragma ini berfungsi untuk merubah gerakan berputar yang
ditimbulkan oleh pompa hidrolik menjadi gerakan atas bawah. Alat ini fungsinya untuk
menimbulkan isapan (Suction) dan tekanan (Pushion) pada permukaan bed jig. Gerakan
atas bawahnya dapat disetel (diubah-ubah) disesuaikan dengan kebutuhan.
f. Membran
Gunanya adalah untuk memberikan gaya isapan (Suction) dan
dorongan (Pushion) dengan menutup rapat antara tangki dan torak yang digerakan oleh
motor penggerak. Membran ini harus diklem dengan kuat, sehingga tidak terjadi
kebocoran atau lepas dan tidak boleh di cat karena akan mengakibatkan mudah retak dan
pecah.
g. Spigot
Spigot merupakan alat untuk mengeluarkan konsentrat yang keluar melewati saringan
dan untuk mengatur jumlah air di dalam tangki jig. Bentuk dari Spigot ialah kerucut yang
berbahan dari karet.
3.5.2.2 Faktor-faktor Kinerja Jig
2. Kadar mineral
Makin tinggi atau kaya kadar mineral berharga yang masuk sebagai feed, maka recovery
akan semakin tinggi. Dan makin banyak kadar mineral pengganggu yang masuk sebagai
feed pemisahan semakin sulit, berarti perolehan recovery akan rendah.
1. Panjang pukulan
Panjang pukulan adalah jarak yang ditempuh oleh torak atau membran dari awal
dorongan (pulsion) hingga akhir hisapan (suction). Untuk mengatur panjang pukulan perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu berat jenis, ukuran butir, jumlah mineral
ikutan, dan kekayaan timah yang digali.
Panjang pukulan berpengaruh terhadap recovery dan kadar konsentrat. Jika ingin
mendapatkan konsentrat yang bersih, dapat menggunakan panjang pukulan yang kecil dan
cepat dimana pulsion akan ditahan dengan menggunakan back water dalam jumlah yang
banyak, tetapi cassiterit tidak tertangkap semua terutama yang ukuran butir halus dan akan
lari ke tailing sehingga recovery menjadi rendah. Untuk mendapatkan tailing yang bersih,
panjang pukulan yang digunakan lebih besar sehingga panjang pukulan bergerak lambat
dan suction akan kuat dengan menggunakan back water yang sedikit. Panjang pukulan
yang relatif pendek dan cepat dengan back water yang banyak digunakan untuk
memisahkan feed yang berkadar tinggi, tetapi untuk feed dengan kadar yang rendah
biasanya digunakan panjang pukulan yang besar dan lambat.
panjang pukulan pada jig berbanding terbalik dengan jumlah pukulan per menit. Ukuran
butir dari mineral berbanding lurus dengan panjang pukulan dan berbanding terbalik
dengan jumlah pukulan per menit.
6. Motor jig
Motor jig merupakan motor penggerak pukulan yang menyebabkan terjadinya
pulsion dan suction pada proses pemisahan. Penentuan daya atau HP motor yang
digunakan berdasarkan beban yang akan didorong pada saat pulsion, jumlah putaran gear
box dan panjang pukul motor yang digunakan.
7. Jig screen
Jig screen merupakan saringan yang terbuat dari kawat (ketebalan kawat 1,5 mm)
yang dipasang diantara roobster bawah dan atas. Semakin besar ukuran lubang bukaan jig
screen maka recovery semakin tinggi ( kebuntuan makin lambat).
3.6 Jig Harz
3.5.1 definisi Jig
Jig adalah suatu alat pemisah bijih timah berdasarkan perbedaan berat jenis (BJ)
dari bijih timah dan mineral-mineral ikutan lainnya. Butiran Bijih Timah akan turun
secara gravitasi akibat adanya gaya isap (suction) dan tekan (pushion) dari air yang
berada dalam komponen Jig harz akibat gerakan dari penggerak jig dengan system
hidrolik.
j. Afsluiter Underwater
Underwater berfungsi sebagai pengatur cross flow dan mengatur pemasukan air ke
tiap tangki jig dan menjaga keseimbangan air dalam jig, maka air perlu ditambahkan dan
dimasukkanke dalam jig dari bagian bawah
saringan (Hutch), disebut underwater atau hutchwater. Selain itu fungsi yang terpenting
adalah untuk mengontrol pemisahan konsentrat dan tailing, sehingga tailing yang sudah
masuk ke dalam jig bed dapat didorong kembali ke atas dan keluar sebagai tailing.
k. Kisi – Kisi (Rooster)
Kisi-kisi (rooster) adalah alat yang berguna untuk menjepit saringan jig dan
menahan bed agar tetap di tempat. Kisi-kisi dibuat berpetak-petak supaya bed tersebar
merata di seluruh permukaan jig. Bahan kisi-kisi terbuat dari kayu (papan) dan
dari plat (besi) yang di lapisi oleh karet.
l. Alat Penggerak
Untuk membuat gerakan isapan dan tekanan secara terus menerus (continuitas). Alat
yang digunakan sebagai penggerak adalah menggunakan pompa hidrolik yang
dihubungkan dengan satu sumbu eksentrik yang dibagi untuk 2 kompartemen AB dengan
panjang stang yang sama secara mekanis. Stang balance diafragma merupakan salah satu
alat penggerak untuk proses pencucian, yang dipergunakan pada jig type Pan
America. Stang balance diafragma ini berfungsi untuk merubah gerakan berputar yang
ditimbulkan oleh pompa hidrolik menjadi gerakan atas bawah. Alat ini fungsinya untuk
menimbulkan isapan (Suction) dan tekanan (Pushion) pada permukaan bed jig. Gerakan
atas bawahnya dapat disetel (diubah-ubah) disesuaikan dengan kebutuhan.
m. Membran
Gunanya adalah untuk memberikan gaya isapan (Suction) dan
dorongan (Pushion) dengan menutup rapat antara tangki dan torak yang digerakan oleh
motor penggerak. Membran ini harus diklem dengan kuat, sehingga tidak terjadi
kebocoran atau lepas dan tidak boleh di cat karena akan mengakibatkan mudah retak dan
pecah.
n. Spigot
Spigot merupakan alat untuk mengeluarkan konsentrat yang keluar melewati saringan
dan untuk mengatur jumlah air di dalam tangki jig. Bentuk dari Spigot ialah kerucut yang
berbahan dari karet.
3.5.2.2 Faktor-faktor Kinerja Jig
c. Sifat-sifat umpan (feed), yakni:
4. Bentuk dan ukuran feed
Semakin besar (kasar) ukuran butir mineral, maka recovery semakin tinggi. Tetapi ada
satu hal yang harus diperhatikan, makin besar ukuran partikel mineral makin makin cepat
pula pemadatan pada bed, sehingga terjadi kebuntuhan yang mengakibatkan feed yang
masuk berikutnya tidak dapat menerobos bed.
5. Kadar mineral
Makin tinggi atau kaya kadar mineral berharga yang masuk sebagai feed, maka recovery
akan semakin tinggi. Dan makin banyak kadar mineral pengganggu yang masuk sebagai
feed pemisahan semakin sulit, berarti perolehan recovery akan rendah.
6. Berat jenis mineral
Semakin tinggi berat jenis mineral berharga terhadap mineral pengganggu maka recovery
akan semakin tinggi.
d. Parameter-parameter proses jig
Pada proses pemisahan dengan menggunakan alat jig, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi efektifitas kerja jig. Adapun parameter yang mempengaruhi proses pemisahan
tersebut antara lain :
8. Panjang pukulan
Panjang pukulan adalah jarak yang ditempuh oleh torak atau membran dari awal
dorongan (pulsion) hingga akhir hisapan (suction). Untuk mengatur panjang pukulan perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu berat jenis, ukuran butir, jumlah mineral
ikutan, dan kekayaan timah yang digali.
Panjang pukulan berpengaruh terhadap recovery dan kadar konsentrat. Jika ingin
mendapatkan konsentrat yang bersih, dapat menggunakan panjang pukulan yang kecil dan
cepat dimana pulsion akan ditahan dengan menggunakan back water dalam jumlah yang
banyak, tetapi cassiterit tidak tertangkap semua terutama yang ukuran butir halus dan akan
lari ke tailing sehingga recovery menjadi rendah. Untuk mendapatkan tailing yang bersih,
panjang pukulan yang digunakan lebih besar sehingga panjang pukulan bergerak lambat
dan suction akan kuat dengan menggunakan back water yang sedikit. Panjang pukulan
yang relatif pendek dan cepat dengan back water yang banyak digunakan untuk
memisahkan feed yang berkadar tinggi, tetapi untuk feed dengan kadar yang rendah
biasanya digunakan panjang pukulan yang besar dan lambat.
panjang pukulan pada jig berbanding terbalik dengan jumlah pukulan per menit. Ukuran
butir dari mineral berbanding lurus dengan panjang pukulan dan berbanding terbalik
dengan jumlah pukulan per menit.
9. Kecepatan aliran horizontal
Kecepatan aliran horizontal adalah kecepatan air yang mengalir diatas lapisan bed.
Fungsi aliran horizontal adalah untuk membawa material ringan, baik yang berukuran
besar maupun kecil. Untuk kecepatan aliran horizontal yang terlalu besar, mineral
berukuran halus akan ikut terbuang bersama tailing. Sedangkan kecepatan aliran
horizontal yang lebih kecil dari kecepatan pengendapan mineral ringan, maka akan
mengendap diatas permukaan jig bed sehingga akan mengganggu proses jigging.
10. Ukuran Butiran dan Tebal Bed
Batu jig/hematit berfungsi sebagai media pemisah yakni untuk menahan mineral
ringan agar sekecil mungkin turun ke dalam tangki jig, dan memberi peluang yang
sebesar-besarnya kepada mineral berat (termasuk timah) turun ke dalam tangki jig. Ukuran
butiran batu hematit harus disesuaikan, bed jangan terlalu tebal sebab apabila terlalu tebal
(penuh) maka tidak ada lagi kantong untuk menjebak material sebelum terkonsentrasi
menjadi konsentrat
11. Volume air Tambahan (Underwater)
Sejumlah air ini yang berada dalam tangki jig adalah merupakan media penghantar
efektif pukulan terhadap daerah pemisahan/daerah suspensi. Apabila jumlah air ini terlalu
kecil maka efektif pukulan tidak berlanjut ke daerah suspensi dan proses pemisahan tidak
terjadi. Apabila underwater terlalu banyak seolah-olah tertekan ke permukaan pemisahan
dan dapat mempengaruhi proses suspensi, sebaliknya underwater diatur sedemikian rupa,
seakan-akan air tersebut keluar melalui permukaan jig dalam keadaan bebas tanpa tekanan.
Kebutuhan underwater jig primer maupun sekunder dapat dihitung dengan rumus :
4. Mineral utama
22
h. Hematit
Mineral hematit memiliki warna yang beagam mulai dari kecoklatan
kemerahan dan kehitaman berbentuk lonjong dan memiliki berat jenis 4,9-5,3
bersifat konduktor dan magnetic.
i. Pirit
Memiliki warna beragam seperti kuning dengan kilap keemasan, kehijauan,
atau nerwarna abu-abu keputiha . Mineral ini memiliki bentuk yang tidak
teratur dengan permukaan yang tidak rata dengan berat jeni 5,0 serta
mengandung 46,7% Fe bersifat konduktor dan non magnetic.
j. Xenotime
Merupakan senyawa fospot berwarna kuning keabuan yang mengandung
logam tanah jarang ittrium, dapat dilakukkan proses ekstraksi untuk
mengambil yttrium yang banyak digunakan sebag paduan untuk baja karena
mampu meningkatkan sifat mekanis (kekuatan,kekerasaan dan ketahanan
terhadap suhu tinggi). Dipisahkan dari kasiterit dengan Megnetic Saparator
(MS) karena bersifat magnet.
8. CC= 1.50-1,75
Pemisahan secara gaya berat masih memungkinkan tetapi sukar dilakukan untuk
ukuran 10-20 mesh (2000 mm-0,814 mm)
9. CC= 1,25-1,50
Pemisahan masih memungkinkan sampai ukuran ¼ inci tetapi sukar dilakukan
10. CC<1,25: pemisahan secara gaya berat tidak dapat dilakukan kerena tidak ekonomis.
Berdasarkan hasil proses pencucian, mineral pengotor yang dominan pada casiterite
adalah pasir kuarsa. Proses pemisahkan yang menggunakan medim air laut (bj=1,03), mineral
cassiterite (bj=6,9) dengan quartz (bj=2,6) diperoleh nilai concentration criterion sebagai
berikut.
Berdasarkan hasil perhitungan concentration criterion (CC) diatas makan cassiterite
memiliki nilai CC ≥ 2,5 terhadap pasir kuarsa yang merupakan mineral pengotor dominan
pada kapal isap maupun kapal keruk, sehingga metode gravity concentration dapat diterpkan
dalam proses pencucian bijih timah, sedangkan untuk memisahkan cassiterit dengan pyrite
sulit dilakukan perhitungan concentratin criterion (CC) karena CC ≤ 2,5.
Ukuran butir juga berpengaruh pada proses pemisahan. Pemilihan alat pemisahan dapat juga
dilihat dari kondisi karakteristik burit dari mineral serta ukuran mineral itu sendri. (gambar
8.1)
m : massa partikel
ρ : Berat jenis partikel
V : Volume partikel
g : Gaya gravitasi
Pada kondisi hindered settling besarnya gaya pulsion (Fpulsion) akan diteruskan sama
besar untuk setiap partikel. Partikel dengan gaya pengendapan lebih besar dari gaya pulsion
(∑F > FPulsion), akan tetap tenggelam. Sedangkan partikel dengan gaya pengendapan yang
lebih kecil dari gaya pulsion (∑F < FPulsion), akan terangkat menuju permukaan fluida. Hal ini
akan menimbulkan perbedaan kecepatan pengendapan partikel. Kondisi ini seperti
digambarkan pada (gambar 3.5).
Gambar 3.6 Proses Klasifikasi pada (a) Free Settling, (b) Hindered Settling (Nesbitt, 2001)
4. Consolidation trickling
Consolidation trickling (Gambar 3.7) pada akhir jatuh merupakan suatu keadaaan
pada saat suction dari bed. Bed akan merapat sehingga mineral yang mempunyai ukuran
butir yang kecil dengan berat jenis besar akan mempunyai kesempatan untuk menerobos
celah-celah dari bed. Sedangkan mineral besar dengan berat jenis kecil tidak sanggup
berpindah karena pengaruh perbedaan kecepatan pengendapan mineral dengan bed. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.7 Consolidation Trickling (Nesbitt, 2001)
Dari ketiga proses tersebut terjadilah proses pemisahan mineral yang memiliki
perbedaan dalam berat jenis pada jig. Pada pemisahan mineral tersebut, perbedaan dari nilai
terminal velocity dari suatu mineral menjadi faktor yang utama pada proses pemisahan.
Siklus jigging (Gambar 3.8) merupakan suatu bentuk gelombang yang sebangun dan bergerak
secara teratur serta berulang-ulang yang diakibatkan oleh pulsion dan suction (A. B. Nesbitt)
Titik A merupakan titik dimulainya siklus penggerak pada jig (Gambar 2.11), ketika
feed masuk menuju jig, maka mineral berat akan memiliki nilai terminal velocity yang lebih
besar dari mineral ringan. Saat kecepatan aliran ke atas yang disebabkan oleh panjang
pukulan terus meningkat maka jig bed akan terangkat sehingga ragging akan terbuka. Jika
waktu antara A dan B sangat kecil, maka terjadi efek differential acceleration dimana mineral
berat akan terlebih dahulu sampai ke dasar bed dibandingkan mineral ringan.
Pada titik B, kecepatan aliran ke atas semakin besar, sampai mencapai puncaknya pada
titik C, dalam keadaan ini mineral yang mempunyai kecepatan pengendapan yang lebih besar
dari kecepatan aliran keatas akan terus mengendap sedangkan mineral yang mempunyai
kecepatan aliran pengendapan yang lebih kecil dari kecepatan aliran keatas akan terangkat
keatas terbawa aliran mendatar (cross flow) dan menjadi tailing. Pada kondisi ini disesuaikan
dengan kondisi hindered settling.
Proses yang pertama kali dilakukan ialah gravity concentrator dengan menggunakan jig harz.
Kosentrat yang dihasilkan mengandung kadar Sn 70 % dan tailingnya akan dilanjut keprose
selanjutnya berupa Harz jig sekunder. Konsentrat harz jig sekunder atau sering disebut
milding ini memiliki kadar Sn 20-30% yang akan dilanjutkan keproses kering. Tailing dari
Harz jig sekunder akan menuju settling pond dan menuju keamang pland. Berikut gambar
3.11 merupakan proses kering pengolahan mineral
4.5 Jig Harz
3.5.1 definisi Jig
Jig adalah suatu alat pemisah bijih timah berdasarkan perbedaan berat jenis (BJ)
dari bijih timah dan mineral-mineral ikutan lainnya. Butiran Bijih Timah akan turun
secara gravitasi akibat adanya gaya isap (suction) dan tekan (pushion) dari air yang
berada dalam komponen Jig harz akibat gerakan dari penggerak jig dengan system
hidrolik.
q. Afsluiter Underwater
Underwater berfungsi sebagai pengatur cross flow dan mengatur pemasukan air ke
tiap tangki jig dan menjaga keseimbangan air dalam jig, maka air perlu ditambahkan dan
dimasukkanke dalam jig dari bagian bawah
saringan (Hutch), disebut underwater atau hutchwater. Selain itu fungsi yang terpenting
adalah untuk mengontrol pemisahan konsentrat dan tailing, sehingga tailing yang sudah
masuk ke dalam jig bed dapat didorong kembali ke atas dan keluar sebagai tailing.
r. Kisi – Kisi (Rooster)
Kisi-kisi (rooster) adalah alat yang berguna untuk menjepit saringan jig dan
menahan bed agar tetap di tempat. Kisi-kisi dibuat berpetak-petak supaya bed tersebar
merata di seluruh permukaan jig. Bahan kisi-kisi terbuat dari kayu (papan) dan
dari plat (besi) yang di lapisi oleh karet.
s. Alat Penggerak
Untuk membuat gerakan isapan dan tekanan secara terus menerus (continuitas). Alat
yang digunakan sebagai penggerak adalah menggunakan pompa hidrolik yang
dihubungkan dengan satu sumbu eksentrik yang dibagi untuk 2 kompartemen AB dengan
panjang stang yang sama secara mekanis. Stang balance diafragma merupakan salah satu
alat penggerak untuk proses pencucian, yang dipergunakan pada jig type Pan
America. Stang balance diafragma ini berfungsi untuk merubah gerakan berputar yang
ditimbulkan oleh pompa hidrolik menjadi gerakan atas bawah. Alat ini fungsinya untuk
menimbulkan isapan (Suction) dan tekanan (Pushion) pada permukaan bed jig. Gerakan
atas bawahnya dapat disetel (diubah-ubah) disesuaikan dengan kebutuhan.
t. Membran
Gunanya adalah untuk memberikan gaya isapan (Suction) dan
dorongan (Pushion) dengan menutup rapat antara tangki dan torak yang digerakan oleh
motor penggerak. Membran ini harus diklem dengan kuat, sehingga tidak terjadi
kebocoran atau lepas dan tidak boleh di cat karena akan mengakibatkan mudah retak dan
pecah.
u. Spigot
Spigot merupakan alat untuk mengeluarkan konsentrat yang keluar melewati saringan
dan untuk mengatur jumlah air di dalam tangki jig. Bentuk dari Spigot ialah kerucut yang
berbahan dari karet.
3.5.2.2 Faktor-faktor Kinerja Jig
e. Sifat-sifat umpan (feed), yakni:
7. Bentuk dan ukuran feed
Semakin besar (kasar) ukuran butir mineral, maka recovery semakin tinggi. Tetapi ada
satu hal yang harus diperhatikan, makin besar ukuran partikel mineral makin makin cepat
pula pemadatan pada bed, sehingga terjadi kebuntuhan yang mengakibatkan feed yang
masuk berikutnya tidak dapat menerobos bed.
8. Kadar mineral
Makin tinggi atau kaya kadar mineral berharga yang masuk sebagai feed, maka recovery
akan semakin tinggi. Dan makin banyak kadar mineral pengganggu yang masuk sebagai
feed pemisahan semakin sulit, berarti perolehan recovery akan rendah.
9. Berat jenis mineral
Semakin tinggi berat jenis mineral berharga terhadap mineral pengganggu maka recovery
akan semakin tinggi.
f. Parameter-parameter proses jig
Pada proses pemisahan dengan menggunakan alat jig, terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi efektifitas kerja jig. Adapun parameter yang mempengaruhi proses pemisahan
tersebut antara lain :
15. Panjang pukulan
Panjang pukulan adalah jarak yang ditempuh oleh torak atau membran dari awal
dorongan (pulsion) hingga akhir hisapan (suction). Untuk mengatur panjang pukulan perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut, yaitu berat jenis, ukuran butir, jumlah mineral
ikutan, dan kekayaan timah yang digali.
Panjang pukulan berpengaruh terhadap recovery dan kadar konsentrat. Jika ingin
mendapatkan konsentrat yang bersih, dapat menggunakan panjang pukulan yang kecil dan
cepat dimana pulsion akan ditahan dengan menggunakan back water dalam jumlah yang
banyak, tetapi cassiterit tidak tertangkap semua terutama yang ukuran butir halus dan akan
lari ke tailing sehingga recovery menjadi rendah. Untuk mendapatkan tailing yang bersih,
panjang pukulan yang digunakan lebih besar sehingga panjang pukulan bergerak lambat
dan suction akan kuat dengan menggunakan back water yang sedikit. Panjang pukulan
yang relatif pendek dan cepat dengan back water yang banyak digunakan untuk
memisahkan feed yang berkadar tinggi, tetapi untuk feed dengan kadar yang rendah
biasanya digunakan panjang pukulan yang besar dan lambat.
panjang pukulan pada jig berbanding terbalik dengan jumlah pukulan per menit. Ukuran
butir dari mineral berbanding lurus dengan panjang pukulan dan berbanding terbalik
dengan jumlah pukulan per menit.
16. Kecepatan aliran horizontal
Kecepatan aliran horizontal adalah kecepatan air yang mengalir diatas lapisan bed.
Fungsi aliran horizontal adalah untuk membawa material ringan, baik yang berukuran
besar maupun kecil. Untuk kecepatan aliran horizontal yang terlalu besar, mineral
berukuran halus akan ikut terbuang bersama tailing. Sedangkan kecepatan aliran
horizontal yang lebih kecil dari kecepatan pengendapan mineral ringan, maka akan
mengendap diatas permukaan jig bed sehingga akan mengganggu proses jigging.