Anda di halaman 1dari 4

SUMBERDAYA MINERAL DI INDONESIA

Mineral merupakan senyawa anorganik yang terbentuk di alam, memiliki sifat fisik dan kimia tertentu
serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas
atau padu. Mineral dapat dibedakan menurut karakteristiknya, yaitu berdasarkan: warna, kilap,
kekerasan, belahan, kejernihan, bentuk kristal, dan berat jenis. Beberapa mineral yang umum
ditemui adalah kuarsa (silika), kalsit (karbonat kalsium), pirit (sulfida besi), hematit (oksida besi), dan
feldspar (silikat aluminium). Sebagian besar mineral merupakan gabungan beberapa unsur kimia,
sebagai contoh mineral Pirit, yang disusun oleh 2 unsur yaitu unsur besi (Fe) dan sulfur (S). Hanya
sedikit sekali mineral yang disusun oleh hanya satu unsur. Contoh mineral yang disusun oleh hanya
satu unsur adalah emas (Au), perak (Ag), dan tembaga (Cu).

Proses Pembentukan Mineral

Proses pembentukan mineral merupakan proses yang alami sehingga proses pembentukan hingga
berhentinya proses tersebut dipengarui oleh faktor pengontrol dari alam yaitu suhu dan tekanan.
Magma adalah sumber dari berbagai jenis batuan dan mineral. Magma berasal dari kerak bumi yang
meleleh karena mendapat suhu dan tekanan tinggi. Karena sifatnya yang cair dan tempatnya yang
dalam dengan suhu dan tekanan tinggi, maka magma cenderung mengalir naik ke permukaan bumi
melalui bagian-bagian bumi yang lemah, misalnya retakan. Apabila tekanannya cukup, maka magma
dapat pula menerobos batuan lain di atasnya. Dalam perjalanannya ke permukaan bumi inilah
magma berinteraksi dengan batuan lain yang telah ada, sehingga membentuk berbagai mineral yang
berharga bagi manusia.

Terdapat beberapa proses pembentukan mineral, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Proses Magmatis
Proses ini adalah ketika mineral terbentuk karena pembekuan magma. Pembentukan mineral
terjadi di dapur magma primer sampai mineral yang terbentuk akan mempunyai sifat ultra
basa hingga mengalami pendinginan dan pembekuan sampai membentuk mineral bijih dan
silikat. Suhu mineral sangat tinggi yakni sekitar lebih dari 600 oC hingga berhasil mengganti
stadium liquido magmatis menjadi mineral berbentuk logam maupun non logam.
2. Proses Sedimentasi (Pengendapan)
Pembentukan mineral melalui pengendapan dari larutan merupakan salah satu cara utama
di mana mineral terbentuk di lingkungan sedimen dan endapan. Proses ini terjadi ketika zat-
zat mineral terlarut dalam air atau larutan lainnya menjadi jenuh dan mengendap sebagai
hasil dari perubahan kondisi fisik dan kimia. Pengendapan mineral dari larutan dapat terjadi
di lingkungan air tawar, air laut, ataupun di dalam gua.
3. Proses Metamorfisme
Proses pembentukan mineral melalui rekristalisasi atau metamorfisme adalah proses
geologis di mana batuan yang sudah ada mengalami perubahan struktural dan komposisi
mineral akibat suhu dan tekanan tinggi serta aktivitas geologis lainnya. Proses ini terjadi pada
batuan yang terperangkap di dalam kerak bumi, di daerah dengan tekanan dan suhu tinggi
seperti zona subduksi, pegunungan yang sedang terbentuk, atau di lapisan batuan yang
tebal.
4. Proses Hidrotermal
Pembentukan mineral melalui proses kimia yang terjadi dari interaksi antara batuan dengan
aliran air panas di dalam bumi. Proses ini biasa terjadi di dalam kerak bumi, terutama di
sepanjang zona-zona lempeng tektonik aktif, seperti zona subduksi atau zona perbatasan
antara lempeng tektonik.

Gambar. Proses pembentukan mineral melalui pembekuan magma


(Sumber : https://petroclanlaboratory.weebly.com)

Gambar. Proses pembentukan mineral secara hidrotermal (Goff and Cathy, 2000)

Pengelompokan Pertambangan Mineral

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2021, usaha pertambangan mineral


dikelompokkan menjadi :

a. Mineral radioaktif
Mineral radioaktif merupakan mineral yang digunakan sebagai bahan dasar untuk
pembuatan bahan bakar nuklir yang dihasilkan sebagai produk utama dari kegiatan
pertambangan bahan galian nuklilr

b. Mineral logam
Mineral yang unsur utamanya mengandung sifat logam, memiliki kilap logam, dan umumnya
bersifat sebagai bahan penghantar panas dan listrik yang baik. Mineral logam dapat
dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kelompok utama yaitu kelompok logam dasar, kelompok
logam mulia, kelompok logam besi dan paduan besi, kelompok logam ringan dan langka.
Kelompok logam dasar merupakan logam yang umum terdapat dan secara kimia lebih aktif,
misalnya: Tembaga (Cu), Timbal/Timah Hitam (Pb), Timah (Sn) dan Seng (Zn) dan lain-lain.
Kelompok Logam Mulia; logam yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak
dibutuhkan, terdiri dari: emas (Au), Perak (Ag) dan Platina (Pt). Kelompok Logam Jarang
adalah logam yang secara relatif, ditemukan dalam jumlah sedikit dan tersebar di bumi.
Unsur-unsur logam ini, jarang ditemukan terkonsentrasi dalam jumlah banyak. Beberapa
diantaranya adalah: Lithium (Li), Yurium (Y), Zirconium (Zr), Logam Tanah Jarang (Rare Earth
Elements; unsur yang mempunyai Nomor Atom 57 s.d. 71), Indium (In), Cadmium (Cd) dan
lain-lain. Kelompok Mineral Logam Besi dan Campuran Besi, logam yang lazim digunakan
dalam industri besi dan campurannya, seperti: Besi (Fe), Kobal (Co), Kromit (Cr), Mangan
(Mn) dan lain-lain.

c. Mineral Bukan Logam


Mineral yang unsur utamanya terdiri atas bukan logam, misalnya bentonit, kalsit, pasir
kuarsa, dan lain- lain. Berdasarkan kegunaannya mineral non logam dapat dibagi menjadi 4
kelompok besar, yaitu bahan industri, bahan keramik, bahan bangunan, dan bahan
batumulia.

d. Batuan
Merupakan massa padat yang terdiri atas satu jenis mineral atau lebih yang membentuk
kerak bumi, baik dalam keadaan terikat maupun lepas

Pemanfaatan Mineral

Mineral termasuk sumberdaya alam yang tidak bisa diperbaharui serta terbentuk melalui proses
geologi yang panjang. Ketika mineral habis, maka tidak ada penggantinya. Oleh karena itu
pemanfaatan mineral harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Mineral dapat dimanfaatkan untuuk
berbagai hal, adapun beberapa contoh manfaat dari masing-masing jenis mineral adalah sebagai
berikut

1. Mineral Radioaktif
- Uranium : salah satu bahan dasar pembuatan bahan bakar nullir
2. Mineral logam
- Emas, perak, platina: perhiasan
- Besi, seng: bahan kontruksi bangunan
- Bauksit, titanium: bahan pembuatan pesawat
- Tembaga: konduktor listrik
- Timah, mangan, nikel: bahan campuran dalam industri
- Timbal: bahan baku baterai, pipa, pelapis kabel
- Raksa: bahan cairan thermometer dan bahan peledak
3. Mineral bukan logam
- Kaolin: industri kertas, karet, tekstil
- Bentonit: lumpur pelumas dalam pengeboran minyak bumi
- Asbes: bahan atap rumah, bahan anti api
- Pasir kuarsa: bahan penguat kaca, keramik, dll
4. Batuan
- Andesit, granit, basalt, diorit, liparit, gabbro, konglomerat, batu pasir, batu serpih, breksi,
kuarsit: bahan kontruksi bangunan
- Batu kapur/gamping: bahan baku semen
- Sekis: komponen pembuatan kondensator dan kapasitor dalam industri elektronika
- Apung: isolator temperatur tinggi di bidang industri, mengamplas/menghaluskan kayu
- Obsidian, lempung, pualam, sabak, milonit: bahan kerajinan

Potensi Mineral di Indonesia

Secara geologi Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng dunia yaitu: lempeng Eurasia, lempeng
Australia dan lempeng Pasifik menjadikan Indonesia kaya akan berbagai jenis endapan mineral.
Emas, tembaga, nikel, kobalt, timah, besi dan bauksit adalah beberapa jenis mineral berharga yang
dimiliki Indonesia. Keterdapatan mineral tersebut tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM tahun 2022, jumlah lokasi mineral logam di Indonesia
mencapai 2.611 titik dengan 26 jenis komoditas. Total sumber daya mineral logam sebesar
129.869.385.002 ton dan total cadangannya sebesar 32.969.742.611 ton. Komoditas mineral logam
yang paling banyak ditemukan adalah nikel, diikuti dengan emas primer, dan tembaga. Sedangkan
komoditas yang mempunyai total cadangan mineral logam terbesar adalah timah, nikel, dan bauksit.

Jumlah lokasi mineral bukan logam dan batuan yaitu 4.270 titik yang tersebar di seluruh Indonesia
dengan jumlah komoditas 57 jenis. Total sumber daya mineral bukan logam dan batuan sebesar
385.695.253.322,43 ton dan total cadangannya sebesar 18.967.476.682,20 ton. Komoditas mineral
bukan logam dan batuan yang mempunyaai total sumber daya terbesar adalah batu gamping, batuan
pembawa kalium, dan ultrabasa. Sedangkan komoditas dengan total cadangan mineral bukan logam
dan batuan terbesar yaitu batu gamping, andesit, dan pasir laut.

Anda mungkin juga menyukai