Klasifikasi
Susunan kimia
Kandungan Fe (%)
Magnetit
FeO, Fe2O3
72,4
Hematit
Fe2O3
70,0
Bijih merah
Limonit
Fe2O3.nH2O
59 - 63
Bijih coklat
Siderit
FeCO3
48,2
komersil
Magnetik
ataubijih hitam
Sumber : Iron & Ferroalloy Metals in (ed) M. L. Jensen & A. M. Bafeman, 1981; Economic Mineral
Deposits, P. 392.
nikel. Unsur ini berasosiasi dengan olivine dan piroksen. Penggunaan logam besi
dapat dikatakan merupakan logam utama. Dalam kehidupan seharti-hari, besi
dimanfaatkan untuk: Bahan pembuatan baja Alloy dengan logam lain seperti
tungsten, mangan, nikel, vanadium, dan kromium untuk menguatkan atau
mengeraskan campuran. Keperluan metalurgi dan magnet Katalis dalam
kegiatan industri Besi radiokatif (iron 59) digunakan di bidang medis, biokimia,
dan metalurgi. Pewarna, plastik, tinta, kosmetik, dan sebagainya
Cebakan bijih besi di Indonesia secara geologis dapat dibedakan atas
tiga jenis endapan yaitu:
Pasir besi
Endapan bijih besi tersebut tersebar di Indonesia di beberapa daerah di
1.1
BESI PRIMER
Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat
1.2
BESI SEKUNDER
Pembentukan
endapan
pasir
besi
memiliki
perbedaan
genesa
Placer sungai atau aluvial. Jenis ini paling penting terutama yang
berkaitan dengan bijih emas yang umumnya berasosiasi dengan bijih
berat.
Bertambah
besar
dan
berat
partikel
akan
Mineral ikutan dalam endapan placer. Suatu cebakan pasir besi selain
mengandung mineral-mineral bijih besi utama tersebut dimungkinkan
berasosiasi
dengan
mineral-mineral
mengandung
Fe
lainnya
1.3
primer, terjadi akibat adanya pembekuan magma disertai kontak dengan batuan
di sekitarnya pada tekanan dan temperatur tinggi (550 0C 6000C). Bijih besi ini
umumnya mengandung Fe,Cu, Zn, S, dan TiO2.
Bijih besi kontak metasomatik merupakan bijih besi hematit/magnetit, dan
sesuai untuk dilebur pada tanur tiup (blast furnace). Komposisi kimia bihij besi
jenis ini adalah:
Fe
50 70 %
Cu, Zn
>1 %
TiO2
<0,5 %
Ni dan Co
tidak terdeteksi
1.4
hasil pelapukan, dekomposisi dan akumulasi kimia dari batuan basa atau
ultrabasa. Pada umumnya bijih besi jenis ini mengandung:
Fe
20 50 %
Ni
0,6 2,6 %
0,1 0,6 %
Cr
0,1 1 %
Jenis bijih besi ini terdapat di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan
Tenggara, dan pulau-pulau di Maluku Utara. Jenis bijih besi ini memerlukan
pengolahan yang lebih kompleks.
1.5
PASIR BESI
Menurut Thomas (1973), pasir besi yang sehari-hari dikenal sebagai
mineral berat atau pasir laut sebenarnya adalah pasir mineral (mineral sands).
Biasanya mengandung mineral utama sebagai berikut:
a.
Rutil
Rutil (TiO2) merupakan bahan baku pigmen putih setelah mendapat
perlakuan proses klorida atau sebagai bahan baku logam titanium. Pada tekanan
dan temperatur yang tingg, rutil merupakan salah satu polimorf dari TiO 2. Rutil
juga merupakan bentuk yang paling umum dari TiO2 secara alamiah dan juga
merupakan mineral sampingan dengan kadar tinggi pada batuan malihan dan
batuan beku,
Konsentrasi rutil komersial mempunyai kadar mineral 95 % TiO 2, dan
sisanya tersiri dari SiO2, Cr2O3. V2O3, Al2O3, FeO. Proses pembentukan rutil yang
lain, menunjukkan adanya unsur tantalum (Ta) dan kolumbium (Cb) dalam rutil.
Unsur-unsur tersebut dapat masuk ke dalam mineral titanium karena radius ion
yang hampir sama antara Ti+4, Ta+5, dan Cb+5. Jika terdapat besi dalam kadar
yangcukup besar, maka disebut ferroan-rutil.
Rutil dapat terentuk karena proses perubahan dari ilmenit atau anatase
menuju ke bentuk yang stabil. Tetapi kadang-kadang ada proses kebalikan
dimana rutil dapat berubah menjadi sfen, ilimenit atau menjadi anarase. Dalam
keadaan murni, rutil berwarna gelap seperti coklat kemerah-merahan dapat juga
hitam, ungu, kuning atau hijau. Berat jenisnya 4,2 dan kekerasaannya 6,5 Mohs.
b.
Zirkon
Zirkon (ZrO2, SiO2) digunaan sebagai pasir atau pelapis (glaze) atau
bahan logam. Zirkon terjadi di dalam batuan beku asam, seperti misalnya granit,
sienit. Zirkon mungkin bisa diemukan sebagai butiran dalam pasir dan batu
kerikil. Zirkon dapat berupa tanpa belahan yang baik; bisa rapuh; dengan
pecahan membawang; kekuatan 7,5; bergaya berat khusus, dengan variable
antara 4,2 hingga ,8; berkilau,adamantin, memiliki warna-warna cemerlang;hijau,
kuning-kehijauan, kuning-keemasan, merah, merah-kecoklatan, coklat dan biru.
c.
Ilmenit
Ilmenit (FeTiO3) adalah bahan pigmen menggunakan perlakuan sulfat,
atau bahan logam titanium dan bahan aditif dalam metalurgi. Secara literature
rumus kimia ilmenit adalah Fe.TiO2. Hal tersebut telat ditunjukkan oleh Ramdohr
(1950) dimana lebih dari 6 % Fe 2O3 dapat larut dalam larutan padat, dan pada
10500C deret larutan padat berada antara ilmenit dan hematit (Nichols, 1950).
Hematit berada bersama ilmenit sebagai lamel-lamel bekas larutan. Magnesium
dan mangan dapat menggantikan besi dalam ilmenit sebagai MgTiO 3 (geikelit)
dan MnTiO3 (pirofirit), tetapi biasanya kedua unsur tersebut berada sebagai
pengotor yang sangat kecil. Magnetit berasosiasi dengan ilmenit terjadi pada
batuan beku dan malihan. Ilmenit mempunyai berat jenis 4,7 dan kekerasannya
5,5 Mohs, kadar TiO2 teoritis 52 %. Kadar TiO2 lebih besar dari 52 %, disebabkan
oleh penggantian yang dan penyusupan secara submikroskopis rutil ke dalam
ilmenit.
Penelitian
terakhir
menunjukkan
bahwa
kelebihan
TiO2
akan
Monasit
Monasit [(Ca La Dy) PO4 (ThSi) O2] merupakan bahan mineral jarang.
Leukoksen, dan
Turnalin
BAB II
TIPE ENDAPAN BESI
lensa. Salah satu lensa yang besar terdapat di permukaan dekat G. Ragal,
sedangkan sisanya berupa lensa-lensa kecil. Endapan ini juga berbentuk bijih
yang
kompak,
gumpalan,
blok-blok
dan
bongkah-bongkah,
terkadang
Jenis endapan
Bijih primer
Bijih lapuk
Bijih primer
Bijih lapuk
Bijih primer
oleh van Gaffron, pada waktu melakukan pemetaan topografi. Bijih besi ini
terdapat di G. Tembaga dan Sungai Pontain.
Secara geologis, daerah Pleihari termasuk pre-Cenomian porfiri, dengan
batuan sedimen batuan pasir, batusabak-lempung, dan napal yang mengalami
pemampatan oleh adanya patahan sebagai akibat dari berlanjutnya aktivitas
pengangkatan dan proses dekomposisi konglomerat dan batu pasir. Endapan
laut yang berumur Eosen sampai Pliosen, terjadi dalam beberapa tipe dan
berbeda dengan proses geologis.
dn sekitar 40 km dari kota Pagatan. Endapan ini diketahui sejak awal abad ini,
diantaranya oleh Macke (1981-1919), Dickman (1920), Ubagh (1934, 1938,
1940), van Goetner, Wirts dan Klees (1956).
Dibawah kondisi panas dan iklim, batuan ultrabasa (eridotit, harsbuhit,
serpentinisasi, dunit dan lainnya) dipermukaan mengalami pelapukan sehingga
terjadi pengayaan besi. Pada kala Eosen terjadi puncak pelapukan akibat
adanya erosi yang intensif dan terendapkan kembali sehingga terjadi endapan
sedimen bijih besi. Keberadaan endapan ini tidak tergantung pada keberadaan
nikel, tetapi mengandung banyak silica. Mineral lain yang terkandung di
dalamnya antara lain kaolinit, ilit dan kuarsa.
sebelah timur kota Cilacap. Endapan ini merupakan endapan alluvial yang
tersebar searah garis pantai. Endapan alluvial laut yang kaya akan besi sedikit
ditumbuhi tanaman, sedangkan endapan yang verumur tua ditumbuhi oleh padi
dan rumput.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan terhadap endapan pasir besi
Cilacap antara lain oleh Pemerintah Belanda (1919), Kraeff (1956), Kerjasama
Nippn Kokan Kabushiki Kaisha Japan dengan Departemen Pertambangan
Indonesia (1960 dan 1961), Nisco Steel Mfg.Co.Ltd, Japan dan Departemen
Pertambangan (1962).
Tanah daerah ini terdiri atas lapisan pasir dan lapisan lempung alluvial
yang berasal dari Pegunungan Selo yang terdiri atas breksi andesitic dan tufa
yang berumur Tersier. Bagian alluvial yang baru dapat terlihat sepanjang pantai
dengan formasi menuju ke arah laut.
Mineral pembentuk batuan ini adalah magnetitm dan bijih besi bertitan
(ilmenit), augit, kuarsa, hornblende, plagioklas, dan yang jarang adalah hematit,
geotit, dan epidot. Cadangan pasir besi Cilacap berdasarkan laporan Niss Steel
sebesar 6.516.930 ton dengan kadar Fe 51-55 %, FeO 19-31 %, Fe2O3 44-45 %,
TiO2 9-11 %, sudah habis ditambang PT.Antam.
selatan Pulau Jawa lainnya, endapan pasir besi bertitan pada daerah ini juga
merupakan endapan alluvial pantai. Bagian yang tua dari endapan ini terdapat
agak masuk ke daratan sedangkan yang lebih muda dapat dilihat sepanjang
pantai. Cadangan endapan pasir besi yang terdapat di Pantai daerah Yogyakarta
tersebar antara Sungai Bogowonto sampai ke Sungai Progo, membujur
sepanjang 22 km, dan terbentang dengan lebar 1,2 km.
Secara umum endapan pasir besi mempunyai karakteristik yang sama.
Hal ini disebabkan oleh sejarah pembentukan dan asal geologis yang sama.
Karakteristik ini antara lain meliputi hubungan kadar dengan kehalusan butir,
dimana pada endapan dengan kadar yang tinggi biasanya menunjukkan lebih
banyak mineral titanomagnetis berukuran halus dan terliberasi, sedang pada
kadar yang rendah banyak butiran titanomagnet yang berukuran kasar dan
terikat dalam mineral-mineral ikutan. Gejala umum pada endapan pasir besi,
bahwa makin kearah kedalaman makin banyak dijumpai butir-butir yang lebih
kasar, terdiri atas butiran-butiran magnetit yang tergabung dengan mineral ikutan
dan kadar besi makin rendah karena butiran magnetit yang lepas makin
berkurang. Adanya TiO2 didalam mineral-mineral magnetit menyebabkan kadar
TiO2 yang cukup tinggi (7 % - 10%).
Pada umumnya endapan pasir besi Yogyakarta e=menunjukkan butiran
kasar dengan sedikit mineral magnetit yang lepas, mencakup mineral magnetit
dan penyertanya. Butiran yang lebih bersegi dan kasar, tampak lebih menonjol.
Komposisi mineral pasir besi Yogyakarta ini di satu pihak terdiri atas butiran
magnetit yang sudah lepas dan halus (misalnya magnetit yang berada di dalam
mineral ikutan lainnya seoerti silica yang pada umumnya berukuran kasar), dan
di lain pihak, butir mineral ikutan agak lebih kasar seperti piroksen, feldspar, dan
kuarsa. Mineral ikutan lainnya adalah apatit dan kalsit.
BAB III
TAHAPAN EKSPLORASI
BAB IV
KESIMPULAN
LAMPIRAN
Peta Sebaran Sumberdaya Mineral Di Indoesia
Laterit Besi
1.151.369.714
502.317.988
215.160.000
8.193.580
Pasir Besi
89.632.359
45.040.808
28.417.600
15.063.748
Sumber : Sumber daya dan Cadangan Nasional Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun 2003,
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral 2004
Sumberdaya (ton)
Cadangan (ton)
Bijih
Logam
Bijih
Logam
Nanggroe Aceh Darussalam
124.124
68.268
Bengkulu
738.241
434.027
Lampung
74
34
Jawa Barat
23.165.506
11.925.668
10.465.200
5.894.001
Yogyakarta
60.606.000
30.727.000
Jawa Timur
1.100
462
700.000
351.400
Nusa Tenggara Barat
4.270
2.859
Nusa Tenggara Timur
175.000
89.250
MalukuSulawesi Selatan
3.402.500
1.357.125
Sulawesi Tengah
609.772
1.824.110
Sumber : Sumber daya dan Cadangan Nasional Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun 2003,
Jenis Cebakan
Tabel Sumberdaya
Dan Cadangan Bijih
Besi Laterit
DAFTAR PUSTAKA
Desember
2012,
BIJIH
BESI.
satriopage.blogspot.com/2012/12/makalah-iron-ores-bijih-besi_1.html.
Diakses pada tanggal 20 Mei 2014