Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Perusahaan


2.1.1 Sejarah Singkat PT. Timah (persero) Tbk
Pada abad ke-17 kegiatan penambangan timah dimulai didaerah Melawang
dan di dekat Muara Uliru Bangka Selatan di bawah kekuasaan Kesultanan
Palembang dan penambang Cina dengan VOC (Kongsi Dagang Belanda) sebagai
pedagang perantaranya. Pada abad ke-19 pemerintahan Hindia Belanda
mengambil alih kekuasaan pertambangan timah di Bangka, dengan mendirikan 3
perusahaan tambang Timah yakni Banka-Tin Winning Bedriff (BTW) di pulau
Bangka, NV Gemeenschappelijke Minjnbouwmaatschappij Biliton (GMB) di
Pulau Biliton (yang dikenal sekarang Belitung) dan NV Singkep Tin Exploitatie
Maatschappij (NV SITEM) di Pulau Singkep. Pada tahun 1952 industri tambang
timah berpindah tangan ke pemerintahan Indonesia. Setelah itu ketiga perusahaan
tersebut dinasionalisasikan menjadi (Perusahaan Negara) PN. Tambang Timah
Bangka, PN. Timah Belitung, dan PN. Tambang Timah Singkep.
Pada tahun 1961 untuk mengkoordinasikan ketiga perusahaan tersebut
dibentuklah Badan Pimpinan Umum Perusahaan Tambang-tambang Timah
Negara (PN) Tambang Timah Muntok diubah menjadi bentuk perusahaan
Perseroan (Persero) yang seluruh saham dimiliki oleh Negara Republik Indonesia
dan berubah nama menjadi (Peseroan Terbatas) PT. Tambang Timah (Persero).
Pada tahun 1995 PT.Tambang Timah (Persero) telah tercatat sahamnya di Bursa
Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, dan London Stock Exchange kemudian
berubah nama menjadi PT. Timah (Persero) Tbk. Pada tahun 1995, PT. Timah
(Persero) Tbk. dibagi menjadi 3 anak perusahaan, yaitu PT. Timah Eksplomin,
PT. Tambang Timah, dan PT. Timah Industri. Semakin berkembangnya zaman,
maka pada tahun 2003 perusahaan mengeluarkan produk barunya yaitu rounded
tin shot ke pasar internasional. Pada tahun 2004 perusahaan melakukan
penyertaan modal sebesar 100% pada PT. Tanjung Alam Jaya, sebuah perusahaan

7
yang telah menandatangani Perjanjian Karya Pengusahaan Batubara (PKP2B) dan
telah beroperasi secara komersial. Ekspor perdana 6.500 metrik ton logam timah
produksi smelter baru di Kundur terjadi pada tahun 2005 dan dihadiri oleh 4
menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Pada tahun 2006 Reklamasi lahan bekas
tambang yang sejak tahun 2001 terhenti akibat maraknya penambangan timah
ilegal dimulai kembali. Perusahaan menerima penghargaan Indonesia
Sustinability Reporting Reporting Award (ISRA) 2007 untuk kategori
Commendation For Sustinability Reporting, First Time Sustainbility Report 2006,
yang diberikan oleh Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan, penghargaan
tersebut diterima perusahaan pada tahun 2007. Pada tahun 2009 perusahaan
melakukan pengembangan industri hilir logam timah dengan membangun pabrik
pengolahan tin solder di Kundur dan tin chemical di Cilegon serta memasarkan
kedua produk tersebut. Pada tahun 2010 perusahaan mulai melakukan
intensifikasi penambangan timah di laut untuk meningkatkan produktivitas,
menangani penambangan liar dengan lebih intens, meningkatkan kualitas dan
kinerja sumber daya manusia. Pada tahun 2012 perusahaan meluncurkan kapal bor
Geotin III untuk mengintensifkan kegiatan eksplorasi.

2.1.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan


PT. Timah (Persero) Tbk. berdomisili di kota Pangkalpinang, tepatnya di
jalan Jenderal Sudirman No. 51 Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung
dan memiliki wilayah operasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi
Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Cilegon, serta Banten. Salah satu
bangunan yang dimiliki PT. Timah (Persero) Tbk. dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kantor Pusat PT. Timah (Persero) Tbk di Kota Pangkal Pinang

8
2.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
VISI
“Menjadi perusahaan pertambangan terkemuka di dunia yang ramah
lingkungan”
MISI
1. Membangun sumber daya manusia yang tangguh, unggul,
dan bermartabat.
2. Melaksanakan Tata kelola Penambangan yang baik dan benar.
3. Mengoptimalkan nilai perusahaan dan kontribusi terhadap Pemegang
saham serta tanggung jawab sosial.

Nilai Perusahaan
PT. Timah (Persero) Tbk. dan anak perusahaannya sebagai realisasi dari
visi dan misi yang telah dicanangkan, menjunjung tinggi:
1. Integritas
Memiliki kejujuran, tanggung jawab dan konsisten terhadap semua
tindakan dalam mencapai tujuan Perusahaan.
2. Komitmen
Mampu memenuhi janji dan kesepakatan dengan penuh tanggung
jawab.
3. Terbuka
Mudah menerima masukan dan mampu menyesuaikan diri terhadap
setiap perubahan lingkungan yang terjadi.
4. Rasional
Mampu melakukan kegiatan secara terencana, teratur dan penuh
pertimbangan serta perhitungan yang matang.
5. Visioner
Memiliki kemampuan berinovasi dan melihat jauh ke depan tanpa
dibatasi ruang dan waktu

9
2.1.4 Profil PT.Timah (persero) Tbk.
Proses produksi logam apapun yang terintegritas mulai dari hulu ke hilir
pasti akan melewati serangkaian proses yang melibatkan eksplorasi, ekspoitasi
(penambangan), pengolahan mineral (mineral dressing), peleburan (smelting),
pemurnian (refining), dan pencetakan (casting) hingga pemasaran produk
(marketing). Demikian juga dengan yang berlangsung di PT. TIMAH (Persero)
Tbk, sebagaimana disajikan pada gambar 2.2 berikut:

Sumber : PT. Timah, 2014


Gambar 2.2 Skema Proses Produksi PT. TIMAH (Persero) Tbk

2.2 Profil Unit Metallurgi Kundur PT.Timah (Persero) Tbk


2.2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Unit Metallurgi Kundur

Secara administratif daerah, lokasi Pengolahan Mineral (BPM), Unit


Metalurgi, PT. Timah (Persero), Tbk berada di Desa Gemuruh, Kecamatan
Kundur Barat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Kabupaten
Karimun secara geografis terletak pada 00º24’36” LU sampai 01º13’12” LU dan
103º13’12” BT sampai 104º00’36” BT dengan wilayah laut yang berada dalam
batas wilayah empat mil yang diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau
ke arah perairan kepulauan. Kecamatan Kundur dapat dicapai menggunakan jalur
Laut dengan waktu tempuh yakni sekitar kurang lebih 10 menit perjalanan dari
kota Karimun.

10
Gambar 2.3 Peta Kesampaian Daerah PT. Timah (Persero) Tbk, Unit Kundur, Kepulauan Riau

11
2.2.2 Struktur Organisasi Unit Metallurgi Kundur
Struktur organisasi di unit metallurgi dipimpim oleh kepala unit. Kepala unit
membawahi bidang pengendalian dan evaluasi produksi, bidang pengolahan
mineral, pabrik dan pemurnian, bidang administrasi dan keuangan, bidang
perawatan, bidang PAM unit metallurgi, bagian K3LH, bagian ekpedisi muatan
kapal laut, dan bagian gudang Kundur.

Sumber : PT.Timah, 2014


Gambar 2.4 Struktur Organisasi Unit Metallurgi Kundur

2.2.3 Proses Pengolahan Timah di BPM Unit Metallurgi Kundur


Proses pengolahan timah di bidang pengolahan mineral (BPM) unit
metallurgi timah melakukan proses terhadap hasil penambangan dari kapal isap
produksi (KIP) perusahaan dan mitra, tambang darat, kapal keruk, dan tambang
bucket whell dredge (BWD). Proses awal yang dilakukan di BPM adalah proses

12
pengolahan di Jig harz kemudian konsentrat jig harz yang high grade akan
dikeringkan menggunakan rotary dryer dan dikirim ke gudang material produksi.
Sedangkan untuk produk tailing akan diolah lagi di jig yuba, konsentrat jig yuba
akan dikeringkan menggunakan rotary dryer untuk diproses selanjutnya pada alat
air table.
Pada proses menggunakan air table sebelumnya akan dilakukan proses
screen dialat vibrating screen dengan ayakan 50# dan 60#. Produk yang
dihasilkan diantaranya konsentrat dengan kadar Sn >70% , middling, dan tailing.
Konsentrat air table akan dikirim kegudang material produksi, tailing akan
dikirim ke Amang plan, sedangkan middling dengan kadar Sn cukup tinggi akan
diproses ulang di air table.

2.2.4 Proses pengolahan Mineral di Amang Plan BPM


Amang plan merupakan bagian dari BPM yang dikhususkan untuk
mengolah tailing serta bertujuan untuk merecovery timah yang terbawa kedalam
tailing saat proses basah maupun proses kering di washing plan. Proses basah
yaitu proses konsentrasi dengan menggunakan jig harz dan jig yuba, sedangkan
proses kering menggunakan round screen dan air table. Namun berdasarkan
digram alir pada gambar 2.6 menunjukkan bahwa tailing yang dihasilkan oleh jig
yuba akan diproses kembali di yuba luar dan kemudian diproses menuju air table
untuk me-recovery timah.
Mineral ikutan dan cassiterite yang masih tinggi terdapat dalam tailing
tersebut menjadi alasan mengapa tailing tersebut diolah diamang plan, mineral
ikutan berharga yang dapat diproses dalam amang plan diantaranya ilmenite, 13
monazite, dan zircon. Dalam pengolahan mineral-mineral ikutan ini dilakukan
dengan prinsip pemisahan berdasarkan sifat kemagnetan dan sifat kelistrikan
mineral.

2.2.5 Peralatan Pengolahan Amang Plan

a. Forklift
Forklift adalah alat berat yang berfungsi untuk mobilisasi proses
pengangkutan dan pemuatan di bidang pengolahan mineral (BPM),

13
jadi forklift salah sau alat yang sangat penting untuk kelancaran proses
pengolahan di BPM. Secara spesifik beberapa kegunaan forklift adalah
untuk memuat feed dari drum ke container, menimbang setiap umpan
maupun produk olahan, dan memindahkan container ke setiap awal proses
alat pengolahan.

Gambar 2.5 Forklift

b. Round Screen
Pemisahan mineral hasil dari rotary dryer berdasarkan ukuran butir
menggunakan alat round screen. Alat ini menghasilkan produk dengan
ukuran +20 # (oversize), -20# (undersize). Pemisahan ini bertujuan untuk
meningkatkan perolehan mineral berharga yang akan dipisahkan pada
proses selanjutnya. Alat yang dipadukan dengan round screen adalah
induce roll magnetic separator.

14
Container

Drum +20#

Round Screen

Gambar 2.6 Round Screen

c. Magnetic Separator (MS)


Magnetic Separator (MS) merupakan alat pemisahan berdasarkan
sifat kemagnetan untuk mineral yang bersifat paramagnetic. Umpan yang
berasal dari produk air table MS, feed di-sizing di round screen kemudian
diangkut menggunakan bucket elevator menuju hopper yang terletak pada
bagian atas. Alat ini mampu menghasilkan induksi magnet sebesar 2
Tesla (sama dengan 20.000 Gauss). Alat ini bertujuan untuk
menghasilkan ilmenite high grade pada produk magnet, sedangkan
middling dan nonmagnet akan diolah kembali untuk meningkatkan
recovery .

15
ALAT INDUCE ROLL
MAGNETIC SEPARATOR

PIPA KELUARAN
PRODUK IRMS

DRUM PENAMPUNG
PRODUK IRMS

Gambar 2.7 Induce Roll Magnetic Separator

d. Rotary Dryer
Alat ini digunakan untuk proses pengeringan mineral hasil
o
pencucian dari jig yuba luar dengan suhu ± 300 C. Ada 3 unit rotary
dryer yang beroperasi di Amang Plan, 2 unit untuk proses pengeringan
jig yuba luar dan 1 unit lagi untuk pemisahan High Tension Separator.

BURNER

CONTROL PANEL OUTPUT PRODUK

Gambar 2.8 Rotary Dryer

16
e. High Tension Roll Separator (HTRS)
High tension roll separator HTRS merupakan alat pemisahan
berdasarkan sifat kelistrikan, dimana produk akhir alat ini adalah
konduktor, middling, dan non konduktor. Feed yang berasal dari induce
roll magnetic separator (middling dan tailing) kemudian diangkut
menggunakan forklift pada rotary dryer yang terpasang langsung dengan
HTRS untuk mengurangi kadar air pada feed, dan diangkut menggunakan
bucket elevator ke hopper HTRS.
Produk proses pengolahan mineral di PT Timah dengan
menggunakan electrostatic separator adalah mineral-mineral konduktor
sebagai konsentrat karena terdapat Cassiterite sebagai mineral utama
timah, ilmenite, magnetite, pyrite dan lain-lain. Mineral-mineral non-
konduktor sebagai ampas (tailing). Tailing masih dapat diproses untuk
mendapatkan mineral ikutan timah seperti zircon, monazite, xenotime dan
lain-lain. Produk middling dengan kadar ilmenite yang masih rendah akan
diolah kembali dengan HTRS.
Jika HTRS mengolah feed middling IRMS maka dapat hasil produk
konduktor adalah ilmenite high grade dan produk non-konduktor adalah
monazite high grade. Sedangkan feed tailing IRMS yang diolah maka
produk konduktor adalah cassiterite dan produk non konduktor adalah
zircon. Namun jika kadar mineral tidak mencapai target maka dilakukan
proses lanjutan ke air table terutama bertujuan untuk me-recovery
cassiterite.

17
HTRS

PIPA OUTPUT

CONTROL PANEL
DRUM PRODUK

Gambar 2.9 High Tension Roll Separator

f. Air table
Feed (umpan) yang diolah pada Air table merupakan feed dari
produk non-konduktor. Prinsip pemisahan pada alat ini berdasarkan
gaya gravitasi dengan media udara mineral yang lebih tinggi massa
jenis nya akan masuk ke produk konsentrat disini timah yang berat
3
jenis 6,9-7 ton/m maka akan masuk ke produk konsentrat sedangkan
3
mineral ilmenite dengan berat jenis 4,5 ton/m akan menjadi produk
middling serta kuarsa akan masuk keproduk tailing.

HOPPER AIR TABLE

AIR TABLE

DRUM PRODUK

Gambar 2.10 Air table

18
g. Shaking Table
Material sisa hasil pencucian yang digunakan sebagai feed untuk
shaking table merupakan sisa hasil pencucian dari jig harz sekunder yang
masih mengandung kadar Sn yang cukup tinggi. Kesesuaian kadar Sn dan
sebaran ukuran butiran sangat diperlukan untuk mengetahui keadaan feed
sebelum diolah, agar memudahkan pengaturan variabel-variabel alat yang
disesuaikan dengan keadaan feed. Feed yang digunakan dalam penelitian
ini adalah jig harz sekunder. Pengambilan sample feed dari pengaturan
parameter shaking table, yaitu: kemiringan meja dan panjang stroke
beserta jumlah pukulan.
Feed (umpan) yang diolah pada Shaking Table merupakan feed dari
produk non-konduktor. Prinsip pemisahan pada alat ini berdasarkan gaya
gravitasi dengan media Air, mineral yang lebih tinggi massa jenis nya
akan masuk ke produk konsentrat disini timah yang berat jenis 6,9-7
3
ton/m maka akan masuk ke produk konsentrat sedangkan mineral
3
ilmenite dengan berat jenis 4,5 ton/m akan menjadi produk middling serta
kuarsa akan masuk keproduk tailing.

Gambar 2.11 Shaking Table

19

Anda mungkin juga menyukai