Penambangan timah di Indonesia sudah berlangsung lebih dari 300 tahun, mulai
dari Bangka pada tahun 1711, di Singkep tahun 1812 dan di Belitung tahun 1852.
Dengan kekayaan cadangan yang melimpah, Indonesia merupakan salah satu
negara produsen timah terbesar di dunia.
Bijih Timah di Indonesia pertama kali digali pada tahun 1709 di Sungai Olim,
Toboali, Pulau Bangka pada saat pemerintahan Sultan Palembang. Pada tahun
1711 didatangkan ahli-ahli penambangan dari Malaka dan Siam mengajarkan cara
menambang dengan sistem penggalian “Sumur Palembang” atau sistem kolong /
parit. Bijih Timah yang dihasilkan pada waktu itu dijual kepada pedagang-
pedagang yang datang dari Portugis, Spanyol juga dari Belanda. Keadaan ini
berubah ketika Belanda datang ke Indonesia, pada saat penggalian timah mulai
lebih digiatkan. Sejak tahun 1720, penggaliantimah dilakukan secara besar-
besaran dan dibiayai oleh pada pengusaha asal Belanda yang tergabung dalam
VOC yang kemudian memonopoli dan mengawasi seluruh tambang timah di
Pulau Bangka.
II-1
Peralatan-peralatan untuk tambang di darat yang cukup maju baru diperkenalkan
berupa mesin semprot dengan pompa air (monitor) dan excavator pada tahun
1909, pompa tanah di tahun 1917 dan jig pada tahun 1920. Tak hanya di darat,
pada tahun 1917 juga diperkenalkan cara menambang dengan Kapal Keruk di
Pulau Singkep dan di Pulau Bangka tahun 1926.
II-2
dikoordinasikan oleh Pemerintah dalam bentuk Badan Pimpinan Umum
Perusahaan Tambang Timah Negara (BPUPTTN) dengan pembagian tugas dan
wewenang seperti bentuk “holding company”.
Perubahan selanjutnya teradi pada tahun 1968, dimana ketiga PN dan BPU ini
ditambah dengan Proyek Pabrik Peleburan Timah Mentok yang dijadikan satu
dalam bentuk PN Tambang Timah, yang terdiri dari Unit Penambangan Timah
(UPT) Bangka, Belitung dan Singkep serta Unit Peleburan Timah Mentok (Unit
Peltim).
Krisis industri timah dunia mengakibatkan merosotnya harga timah pada tahun
1985 dan mencapai titik terendah pada tahun 1989 yang memicu perusahaan
untuk melakukan perubahan mendasar agar dapat mempertahankan kelangsungan
perusahaan. Pada tahun 1991-1995 dilakukan Restrukturisasi perusahaan yang
meliputi proram-program reorganisasi, relokasi kantor pusat ke Pangkalpinang,
rekonstruksi peralatan pokok dan penunjang produksi, serta pelepasan aset yang
tidak berkaitan langsung dengan usaha pokok perusahaan.
II-3
perusahaan yang dimiliki oleh masyarakat di dalam dan luar negeri sebesar 35%
dan Negara Republik Indonesia sebesar 65%. Dengan perubahan kepemilikan
saham tersebut yang diikuti dengan perubahan - perubahan anggaran dasar dan
nama perusahaan menjadi perusahaan (Persero) PT Timah Tbk.
Pada tahun 1998 dalam rangka pemekaran usaha, PT Timah Tbk. melakukan
reorganisasi dan memisahkan kempetensi sejenis kedalam tiga anak perusahaan
yang baru dibentuk, yaitu PT Tambang Timah, PT Timah Industri dan PT Timah
Eksplomin. Dengan pembentukan anak-anak perusahaan tersebut, PT Timah
(Persero) Tbk. menempati posisi sebagai induk perusahaan (Holding Company).
2. Misi
Membangun sumber daya manusia yang teguh, unggul dan bermartabat.
Melaksanakan tata kelola penambangan yang baik dan benar.
Mengoptimalkan nilai perusahaan dan kontribusi terhadap pemegang saham
serta tanggung jawab sosial.
Berikut ini merupakan struktur organisasi di PT Timah Tbk lebih jelas dilihat
pada Gambar 2.1.
II-4
Sumber : Arsip PT Timah Tbk, Unit Laut Bangka, 2019
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
II-5
Keterangan:
a. PT Tambang Timah (PT TT), bergerak dalam bidang pertambangan timah dan
mineral ikutan lainnya, bahan galian industri, jasa, dan perdagangan.
b. PT Timah Industri (PT TI), bergerak dalam bidang usaha perdagangan,
perekayasaan, keteknikan industri, dan jasa.
c. PT Timah Eksplomin (PT TE), bergerak dalam menyediakan jasa dalam
bidang penyelidikan tambang, eksplorasi, analisis laboratorium contohnya
mineral bahan galian, pembuatan studi kelayakan, penyelidikan geologi teknik,
dan geohidrologi.
d. PT Timah Investasi Mineral (PT TIM), bergerak dalam bidang jasa investasi
dan konsultasi usaha pertambangan.
e. PT Dok dan Perkapalan Air Kantung (PT DAK), bergerak dalam menyediakan
jasa perbengkelan, galangan kapal, dan jasa pelayanan kapal penumpang untuk
karyawan.
f. PT Timah Investasi Batu Bara (PT TIMBARA)
g. PT Tanjung Alam Jaya (PT TAJ)
II-6
pompong yang biasanya digunakan karyawan dari dermaga ke area penambangan
dengan jarak tempuh kurang lebih 45 menit. Penelitian ini dilakukan di Kapal Isap
Produksi (KIP) Timah PT. Timah Tbk. Peta lokasi Kapal Isap Produksi timah 15
dapat dilihat pada Gambar 2.2.
LOKASI PENELITIAN
KAPAL ISAP
PRODUKSI TIMAH 15
II-7
kemarau. Perubahan iklim ini dapat mempengaruhi faktor cuaca, arah angin, dan
gelombang air laut yang berubah arah.
II-8
a. April-Oktober: Angin Tenggara
Pada bulan ini Kapal Keruk dan KIP biasanya beroperasi di utara Pulau
Bangka (Laut Kebiang, Laut Jebus, Laut Penganak, Laut Cupat Luar, dan Laut
Tanjung Kelayang ). Lokasi ini termasuk ke dalam cadangan utama.
b. November-Maret: Angin Utara atau Barat Laut
Pada bulan ini Kapal Keruk dan KIP biasanya beroperasi di selatan Pulau
Bangka (Laut Teluk Kelabat, Laut Pangkol, Laut Batu Ampar, Laut Toboali,
dan Laut Permis). Lokasi ini termasuk ke dalam cadangan pelindung.
Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite (SnO2).
Batuan pembawa mineral ini adalah batuan granit yang berhubungan dengan
magma asam dan menembus lapisan sedimen. Pada tahap akhir kegiatan ini,
terjadi peningkatan konsentrasi elemen dibagian atas, baik dalam bentuk gas
maupun cairan, yang akan bergerak melalui pori-pori atau retakan, karena retakan
dan temperatur berubah, maka terjadilah proses kristalisasi yang akan membentuk
deposit dan batuan samping.
II-9
Bangka, Belitung, Singkep, Karimun, Kundur, dan sebagian Pulau di Kalimantan
Barat.
Pulau Bangka tersusun oleh formasi batuan beku, sedimen dan batuan sedimen
resen. Batuan sedimen nya terdiri atas lapisan lempung, lempung pasir, dan
lainnya. Batuan sedimen ini merupakan batuan tua yang mengalami penerobosan
oleh intrusi batu granit pada batuan samping, sehingga batuan sampingnya
mengalami perubahan bentuk ke batuan metasedimen.
Proses pembentukan bijih timah berasal dari magma cair yang mengandung
mineral kasiterit. Pada saat intrusi batuan granit naik ke permukaan bumi, makan
akan terjadi fase pneumatolitik, dimana terbentuk mineral-mineral bijih
diantaranya bijih timah. Mineral ini terakumulaksi dan terasosiasi pada batuan
granit maupun didalam batuan yang diterobosnya, yang akhirnya membentuk urat
(vein). Jadi, pada proses pembentukan bijih timah terdapat dua sumber, yaitu pada
batuan granit dan pada batuan samping yang diterobosnya.
II-10
b. Lapisan pasir lempung (sand clay), lapisan yang mempunyai ukuran yang
halus mendekati ukuran butir lempung. Material ini mempunyai sifat yang
hampir sama dengan lempung. Adapun yang membedakan di antara keduanya
adalah warna lempung pasir relaltif lebih terang (lebih putih) dan kandungan
air lebih kecil (17,29%).
c. Lapisan pasir lempung (clay) biasanya terletak di antara lapisan lempung
humus dan lapisan pasir yang mengandung bijih timah. Sifat lapisan ini apabila
kering akan menjadi keras dan apabila basah akan menjadi lengket dan liat,
ukuran butirnya sangat halus dengan kandungan air yang tinggi (59,40%).
d. Lapisan lempung pasir (clay sand), lapisan yang terdiri dari lempung dan pasir,
dimana kebalikan dari pasir lempungan. Lapisan ini berwarna agak gelap,
kandungan air lebih besar dari pasir lempungan serta ukurannya realatif lebih
kasar dari pasi lempungan.
e. Lapisan pasir (sand), lapisan yang berbutir kasar, keras dan memiliki
kandungan air yang kecil.
f. Lapisan tanah bertimah (kaksa).
g. Lapisan batuan dasar (bed rock). Lapisan paling dasar terdiri dari b (batuan
beku, sedimen, atau metamorf) dan batuan yang lunak (batuan sedimen).
Umumnya lapisan batuan dasar pada endapan bijih timah di Pulau Bangka
adalah batu granit lapuk, batu lempung, Scist, dll.
Menurut Katili (1967) di P. Bangka terdapat 2 generasi granit. Granit yang tua
tidak mengandung kasiterit dan umunya terdapat di daerah rendah, yakni granit
Klabat & A. Kapo. Granit generasi muda sebagai pembawa Timah umumnya telah
tererosi lanjut (“monadnock”).Menurut Suyitno, S (1981),generasi granit tersebut
adalah:
a. Granit Klabat-Jebus, terletak di utara.
b. Granit Belinyu-Sungailiat, menyebar di bagian timur granit Jebus.
c. Granit Menumbing.
d. Granit Tempilang.
e. Granit Mangkol
II-11
f. Granit Pading-Koba.
g. Granit Toboali.
h. Granit yang terpenting adalah granit Klabat, Menumbing, Plangas, Tempilang,
Mangkol, dan Pading. Umumnya tubuh granit tersebut tersusun atas granit
biotit, granit hornblende, granit muskovit; mineral yang umum terdiri atas
kwarsa, ortoklas, oligoklas, biotit, serta sebagai asesori zircon,apatit, dan ortit.
Stratifigrafi Pulau Bangka lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Sumber : Josephsirait.blogspot.com
Gambar 2.3 Stratifigrafi Pulau Bangka
II-12