4
5
Bila ditinjau dari sudut geologi penyebaran bijih timah di Indonesia masih
merupakan kelanjutan dari Granit Belt yang berumur Yura–Kapur yang
membentang mulai dari Burma, Muangthai, Malaysia, Kepulauan Riau (Pulau
Singkep, Pulau Karimun dan Pulau Kundur), Pulau Bangka dan Pulau Belitung
hingga Pulau Karimata. Granite Belt sendiri merupakan deretan formasi batuan
granit kaya akan mineral kasiterit yang akan kemudian dikenal dengan sebutan The
Tin Belt.
Pulau-pulau dari The Tin Belt diinterpretasikan merupakan sisa bagian
resisten dari gunung yang muncul pada masa terbentuknya Sunda Shelf. Malaysia,
Kepulauan Riau, dan Bangka berada dalam kelompok elemen tektonik yang sama.
Evolusi tektonik di wilayah ini telah dimulai sejak Paleozoikum bawah dimana
berdasarkan teori tektonik lempeng bahwa daerah penunjaman (subduction zone)
berada di bagian timur Malaysia dan pada Mesozoikum bawah-tengah
menghasilkan busur gunung api dalam bentuk deretan pulau Kundur, Pulau
Singkep, Pulau Bangka, Pulau Belitung dan sebagainya dari Kalimantan Barat.
Pulau Bangka merupakan daerah dengan erosi tingkat lanjut, hal ini dicirikan
dengan keadaan yang umumnya relatif datar dan adanya bukit-bukit sisa erosi.
Bukit-bukit sisa erosi tersebut tersusun atas batuan beku granit yang umumnya
menempati bagian tepi Pulau Bangka.
a. Dibagian utara : Granit Klabat, yang berorientasi ke arah barat dan timur
melewati Teluk Klabat. Granit yang ada disekitarnya terdiri atas Granit
Pelangas, Granit Menumbing, Granit Mangkol.
b. Di bagian Selatan : Tersusun atas pluton yang lebih kecil yaitu Pluton, Koba,
Pluton Bebuluh, Pluton Permis, dan Granit Toboali, serta pluton yang lain
yang terletak diantaranya.
Daerah dataran menempati +80% luas seluruh daerah. Daerah inilah
merupakan tempat endapan alluvial yang mengandung konsentrasi bijih timah.
Umumnya sungai-sungai yang ada mengalir di atas endapan-endapan muda
(Plistosen/Pliosen) kecuali pada hulu-hulu sungai atau dekat pada daerah
perbukitan.
8
geraham gigi gajah berumur Pleistosen. Formasi berumur Miosen Akhir ini berada
tidak selaras di atas Granit Klabat.
e. Alluvium (Qa)
Berupa endapan rawa dan endapan sungai yang terdiri dari material lepas dan
tersebar mengikuti aliran sungai di sepanjang lembah maupun pantai. Satuan yang
berumur Quarter ini berada tidak selaras di atas Formasi Ranggam.
sehingga terjadi perubahan dalam sifat–sifat fisik dan kimia dari mineral–
mineral tersebut.
Pada umumnya mineral tersebut terbentuknya di alam secara bersamaan
dengan batuan induknya, sehingga mineral berharga dan mineral tidak berharga
sebagai pengotor terdapat bersama–sama. Keberadaan mineral yang terdapat di
alam yang selalu bersama/berasosiasi dengan mineral lain, membuat mineral–
mineral tersebut tidak dapat langsung dipakai dalam industri. Untuk itu diperlukan
suatu proses untuk memisahkan mineral yang diinginkan dari mineral lainnya agar
kualitas mineral tersebut dapat memenuhi persyaratan sebagai bahan baku untuk
industri atau sebagai bahan baku untuk proses ekstrasi logam selanjutnya.
Menurut Tobing (2002), proses pengolahan bahan galian tediri dari beberapa
langkah operasi, yaitu:
1. Comminution
Merupakan proses pengecilan ukuran, dilakukan dengan cara memecah
bongkah batuan besar yang dperoleh dari tambang menjadi butiran–butiran yang
lebih kecil sehingga terjadi pelepasan (liberasi) dari mineral–mineral yang berbeda
atau yang diperoleh ukuran butiran yang digunakan. Hal ini dapat dilakukan dengan
crushing atau grinding. Grinding digunakan untuk proses basah dan kering,
sedangkan crushing digunakan untuk proses kering saja.
2. Sizing
Merupakan proses pemisahan butiran mineral–mineral menjadi bagian–
bagian (fraksi) yang berbeda dalam ukurannya, sehingga setiap fraksi terdiri dari
buturan–butiran yang hampir sama ukurannya. Dalam pengelompokan mineral ini
dapat dilakuakn dengan cara :
a. Screening ialah pemisahan besar butir mineral berdasarkan lubang ayakan,
sehingga hasilnya seragam.
b. Classifying ialah pemisahan butir mineral yang berdasarkan kecepatan jatuh
material dalam suatu media (air atau udara), sehingga hasilnya tidak seragam.
Proses ini mengahasilkan Over Flow dan Under Flow.
11
3. Concentration
Merupakan proses untuk memisahakan butiran–butiran mineral berharga dari
mineral pengotornya yang kurang berharga, yang terdapat bersama–sama. Proses
ini dilakukan untuk peningkatan kadar sehingga bisa menguntungkan. Produk dari
proses konsentrasi ada 3 (tiga), yaitu :
- Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga dengan
kadar tinggi.
- Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
- Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus
dibuang.
Pemisahan ada beberapa cara yang mendasar atas sifat fisik mineral,
diantaranya adalah:
a. Warna, kilap dan bentuk kristal
Warna, kilap dan bentuk kristal adalah konsentrasi yang dilakukan dengan
tangan biasa (hand picking).
b. Specific gravity (gravity concentration)
Specific gravity (gravity concentration) adalah konsentrasi berdasarkan berat
jenisnya. Dalam hal ini gravity concentration ada tiga macam, yaitu :
- Flowing Film Concentration
Flowing Film Concentration adalah proses konsentrasi berdasarkan berat
jenisnya melalui aliran fluida mendatar (horizontal) yang tipis.
- Jigging
Jigging merupakan proses konsentrasi bijih/mineral yang memanfaatkan
berat jenisnya dalam suatu cairan berdasarkan kemampuan butiran-butiran mineral
tertentu untuk menembus lapisan-lapisan campuran mineral, sehingga butiran-
butiran mineral tersebut mengatur diri dan mengambil kedudukan (berstratifikasi)
dalam beberapa lapisan sesuai dengan berat jenisnya dan dilarutkan dengan
pemisahan antara mineral yang diinginkan dengan mineral pengotornya sehingga
didapatkan konsentrat. Pada proses pemisahan partikel mineral dalam proses
jigging, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi, yaitu:
12
2.2.2 Jig
Menurut Mular dan Bhappu (1980), jig merupakan alat yang berperan sangat
penting dalam peningkatan kadar bijih timah. Jig adalah suatu alat pemisah bijih
timah berdasarkan perbedaan berat jenis dari bijih timah dan mineral-mineral
ikutan lainnya.
Jig yang digunakan pada TB 1.42 Pemali adalah tipe Pan American Jig yang
digunakan dalam proses pemisahan mineral dengan berdasarkan pada perbedaan
berat jenis . proses jigging memanfaatkan aliran fluida vertikal dengan gaya tekanan
(pulsion) dan gaya hisapan (suction) sehingga terjadinya stratifikasi atau perlapisan
pada partikel yang akan dipisahkan berdasarkan berat jenisnya dengan pemisah
yang diletakan diatas saringan tetap disebut bed berupa batu hematit dengan berat
jenis 5,26 gram/cm3 yang lebih kecil dari berat jenis bijih timah, yaitu 7,3 gram/cm3
namun lebih besar dari berat jenis mineral pengotor yang terdapat pada proses
pencucian bijih timah.
Ada dua gaya yang bekerja pada Pan American Jig, yaitu gaya tekanan
(pulsion) dan gaya hisapan (suction).
1. Tekanan (pulsion)
Tekanan (pulsion) atau desakan adalah kejadian dimana air menembus atau
bergerak ke atas melalui saringan jig, mengangkat bahan–bahan atau butiran yang
berada di atas saringan. Pada saat terjadi tekanan, butiran yang ringan akan
terangkat lebih tinggi, dalam hal ini bed akan terbuka karena ada gerakan. Dengan
demikian bijih yang berat seperti bijih timah akan masuk di selah pori–pori bed dan
melalui saringan.
15
sebagai konsentrat. Dengan adanya aliran air di atas permukaan jig, butiran yang
lebih ringan akan terbawa dan terbuang sebagai tailing.
kompartemen
nn
3. Saringan
Saringan gunanya untuk menahan bed jangan sampai turun kebawah dan
melewatkan atau meloloskan bijih timah. Ukuran lubangnya harus lebih kecil dari
hematite dan lebih besar dari bijih timah dengan ukuran 1 cm x 0,5 cm.
5. Spigot
Spigot memiliki fungsi sebagai tempat keluarnya material hasil dari
kompartemen pada jig yang memiliki diameter lubang sebesar 2,8 cm. Jika terjadi
kebuntuan, maka aka menyebabkan lolosnya bijih timah dan lepasnya membran.