PENDAHULUAN
1.2 Sejarah PT. PERTAMINA (PERSERO) Refinery Unit III Plaju-Sungai Gerong
Tahun Sejarah
1982 Pendirian Plaju Aromatic Center (PAC) dan Proyek Kilang Musi (PKM
I) yang berkapasitas 98 MBSD
Tugas pokok PERTAMINA Refinery Unit III Plaju / Sungai Gerong sesuai
dengan UU No.8 tahun 1971 yaitu: “ Menyediakan bahan baku bagi perkembangan
dan pertumbuhan industri dalam negeri, Karena itu kegiatan PERTAMINA Unit
Pengolahan III Plaju / S.Gerong hanya mengolah bahan bakar minyak (BBM) dan
non BBM ”.
PERTAMINA RU-III memiliki 2 buah kilang, yaitu :
1. Kilang minyak Plaju, yang berbatasan dengan Sungai Musi di sebelah selatan dan
Sungai Komering di sebelah barat
2. Kilang minyak Sungai Gerong, yang terletak di persimpangan Sungai Musi dan
Sungai Komering.
1. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas, dan
berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong
pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai
kinerja.
3. Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4. Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan
pelayanan terbaik kepada pelanggan.
5. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial dan mengambil keputusan
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun riset dan
pengembangan.
Primary Process
Proses primer merupakan proses pemisahaan komponen-komponen minyak
mentah yang dilakukan secara fisik, yaitu dengan cara distilasi pada tekanan
atmosferik maupun tekanan vakum. Sebagian dari hasil distilasi ada yang menjadi
produk langsung dan sebagian lagi harus melewati tahapan secondary process
untuk pengolahan lebih lanjut. Unit operasi yang digunakan pada proses ini adalah
Crude Distiller (CD) dan Redistiller bertekanan atmosferik. Unit ini terdiri dari
unit CD II, CD III, CD IV, CD V, dan CD VI. Unit Redistiller terdiri dari
Redistiller I dan II yang pada awalnya digunakan untuk mengolah slop oil (minyak
sisa yang tidak memenuhi standar, off spec). Namun, saat ini redistiller telah tidak
beroperasi lagi (idle). Unit lain yang termasuk dalam primary process adalah High
Vacuum Unit (distilasi bertekanan vakum), Stabilizer C/A/B, dan BB Distiller
(Butane-Butylene Distiller).
Secondary Process
Proses sekunder melibatkan terjadinya perubahan struktur kimia dari suatu
senyawa fraksi minyak bumi. Proses yang bertujuan untuk mengolah fraksi-fraksi
dari hasil proses primer ini meliputi dekomposisi molekul (cracking), kombinasi
molekul (polimerisasi dan alkilasi), dan perubahan struktur molekul (reforming).
Unit–unit yang beroperasi pada proses ini adalah RFCCU (Riser Fluid Catalytic
Cracking Unit), Unit Polimerisasi, dan Unit Alkilasi.
Treating
Proses treating bertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang tidak
diinginkan dari produk BBM seperti senyawa belerang dan merkaptan. Proses
treating ini dilakukan pada unit CTU (Caustic Treating Unit) dan Doctor Treater
(untuk menghilangkan merkaptan).
Blending
Proses blending atau pencampuran bertujuan untuk memenuhi spesifikasi produk
yang telah ditentukan. Proses pencampuran dilakukan dengan penambahan zat
aditif atau dengan pencampuran dua produk atau lebih yang berbeda
spesifikasinya. Contoh proses pencampuran adalah pencampuran HOMC (High
Octane Mogas Component) dengan nafta untuk menghasilkan bahan bakar
premium dengan angka oktan yang memenuhi spesifikasi produk.
Produksi Polypropylene
Bahan baku kilang polypropylene adalah raw propaneee-propylene dari hasil
perengkahan di RFCCU. Proses pengolahannya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu
pemurnian bahan mentah menggunakan proses adsorpsi, distilasi dan
pengeringan, polimerisasi dan peletisasi serbuk polypropylene menjadi bijih
plastik.
BAB II
URAIAN PROSES
2.1Bahan Baku
2.1.1.Bahan Baku Utama
Bahan baku mentah yaitu minyak bumi mentah yang digunakan oleh PT.
Pertamina (Persero) RU III Plaju berasal dari daerah Sumatera Bagian Selatan. Sebagai
pasokan utama, minyak mentah disalurkan melalui pipa dari lapangan disekitar wilayah
Sumatera Selatan dan melalui kapal. Adapun perbandingannya adalah 70% minyak
mentah melalui pipa dari lapangan dan 30% minyak mentah melalui kapal tanker.
Proses transportasi bahan mentah dari sumber ke kilang yang berada di Plaju dan Sungai
Gerong dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu dengan menggunakan pipa
(sistem perpipaan) dan dengan kapal. Daerah-daerah sumber minyak mentah yang
digunakan RU III Plaju dan Sungai Gerong dapat dijabarkan sebagai berikut :
Setelah memiliki kandungan air yang sesuai spesifikasi, minyak mentah tersebut
diumpankan ke Unit Crude Distiller dan Redistiller yang berbeda sesuai dengan
komposisi dan sifat minyak tersebut. Minyak tersebut akan dijadikan umpan pada
Primary Process Unit dan Secondary Process Unit .
CD III SPD, Ramba, Jene, TAP, SLC, Duri, Jene & SLC
CD VI Ramba, SLC
Bahan Kegunaan
Gas
Sebagai zat anti korosi pada system overhead
1. Amoniak (NH3)
kolom distilasi.
Sebagai regenerator dryer pada unit
2. Gas Panas
Polypropylene.
3. N2
Sebagai pendingin (cooler).
4. H2
Sebagai pemutus dan penyambung rantai
Polypropylene.
Aditif
1. MTBE dan TEL Untuk menaikan bilangan oktan dari bensin. Untuk
2. Aditif memperbaiki sifat Polypropylene sehingga sesuai
dengan sifat yang diinginkan.
3. Topanol A Anti oksidan aditif untuk polimer mogas unit
polimerisasi, aditif untuk produk Treating Plant
bagian crude distiller.
Sumber : PT.Pertamina(Persero) RU III Plaju, 2017
Tabel 4.6 Kegunaan Bahan-Bahan Penunjang (Lanjutan)
Bahan Kegunaan
Bahan Kimia
Sebagai katalis unit alkilasi.
1. H2SO4
Sebagai katalis pada RFCCU.
2. Zeolite
Sebagai caustic treater pada CD&L unit
3. NaOH
alkilasi dan LPG treater.
Sebagai katalis unit polimerisasi.
4. P2O5
Kegunaan
Bahan
1) Pompa
Alat іnі merupakan bagian penting dalam ѕuаtu instalasi pada kilang
minyak, digunakan untuk memindahkan liquid dаrі ѕuаtu tempat kе tempat lain.
pada proses destilasi, pompa digunakan untuk mentransferkan fluida dаrі dalam
tanki penampungan bahan baku menuju kolom destilasi, umunya pompa уаng
digunakan іаlаh pompa jenis cenrifugal.
2) Heat Exchanger
Heat Exchanger merupakan alat penukar kalor (panas) antar liquid,
pada proses destilasi alat іnі digunakan untuk memanaskan minyak mentah уаng
аkаn dimasukkan kе dalam kolom destilasi serta untuk mendinginkan fraksi уаng
keluar dаrі dalam kolom. Kedua zat уаng memiliki temperatur уаng berbeda
dibatasi оlеh dinding sehingga kedua zat tеrѕеbut tіdаk аkаn bercampur pada zaat
terjadinya proses pertukaran panas.
3) Desalter
Sesuai dеngаn namanya, alat іnі digunakan untuk menghilangkan
garam уаng terdapat dі dalam kandungan minyak bumi. Cara kerja dаrі alat іnі
уаіtu dеngаn mencampurkan minyak mentah dеngаn air agar mineral уаng
terkandung dі dalam minyak bumi аkаn terlarut dеngаn air, selanjutnya аkаn
dikontakkan dеngаn plat уаng dialiri dеngаn tegangan listrik AC, maka secara
otomatis ion-ion уаng terdapat dі dalam minyak аkаn ditarik kе katup-katup plat,
air уаng telah berisi mineral аkаn membesar dan jatuh kе bаwаh dasar tanki
desalter.
4) Furnace
Furnace аdаlаh proses dimana terjadinya pemanasan minyak mentah
уаng mengalir dі dalam pipa ѕеbеlum dimasukkan kedalam kolom destilasi. Panas
уаng digunkan berasal dаrі hasil pembakaran fuel oil maupun gas dеngаn suhu
sekitar 350°C, dі dalam furnace terdapat susunan pipa уаng merupakan media
уаng dipanaskan kеmudіаn panas tеrѕеbut аkаn diserap оlеh liquid уаng mengalir
dі dalam pipa, proses perpindahan panas terjadi dеngаn tiga cara уаіtu konduksi,
radiasi dan konveksi.
5) Kolom Destilasi
Crude oil уаng telah dipanaskan, selanjutnya аkаn dimasukkan kе
dalam kolom destilasi, kolom іnі berbentuk bejana dеngаn material baja dan
memiliki tekanan 1 atm. Fungsi dаrі kolom іnі іаlаh ѕеbаgаі tempat terjadinya
penguapan molekul-molekul minyak bumi dan kеmudіаn dipisahkan kedalam
fraksi-fraksi tertentu sesuai dеngаn titik didihnya. Pemisahan terjadi dеngаn
menggunakan tray-tray khusus, dimana ѕuаtu fraksi dеngаn titik tertentu аkаn
tertampung pada tray tertentu pula. Molekul уаng memiliki titik didih paling
rendah уаіtu gas аkаn berada pada bagian puncak kolom dan fraksi berat (long
residu) аkаn tetap berada pada bagian bаwаh kolom. Hasil dаrі kolom destilasi іnі
terdiri dаrі gas (20°C), Naphta (40°C), Kerosen (120°C), Diesel (170°C),
Lubricating oil atau pelumas (300°C) dan residu (350°C).
6) Kolom Stripper
Peralatan proses pengolahan minyak bumi selanjutnya уаіtu kolom
stripper, kolom іnі memiliki bentuk уаng mirip dеngаn kolom destilasi hаnуа ѕаја
ukurannya lebih kecil, alat іnі berfungsi untuk mengeluarkan fraksi уаng lebih
ringan dаrі dalam fraksi уаng lebih berat, contohnya fraksi naphta уаng terikut
masuk kedalam penampungan fraksi kerosen. Cara kerja dаrі alat іnі уаіtu
penguapan bіаѕа dеngаn menggunakan injeksi steam dаrі dasar kolom ѕеbаgаі
sumber panas.
7) Condenser
Kondensor merupakan alat уаng digunakan untuk mencairkan fraksi
gas уаng merupakan hasil dаrі kolom destilasi. Gas tеrѕеbut didapatkan dаrі
bagian аtаѕ kolom уаng merupakan fraksi уаng memiliki titik didih terendah. Cara
kerja dаrі kondensor іnі уаіtu pertukaran panas, dеngаn cara gas аkаn dimasukkan
kedalam ruangan pada alat tersebut, diamana dі dalamnya terdapat pipa-pipa уаng
berisi air ( ѕеbаgаі pendingin), gas tеrѕеbut аkаn mengalami kontak dеngаn
permukaan luar pipa sehingga panasnya (panas latent) аkаn diserap оlеh air
pendingin уаng membuat temperatur dаrі gas tеrѕеbut аkаn menurun dan аkаn
terkondensasi.
8) Cooler
Coler аdаlаh alat уаng digunakan untuk mendinginkan ѕuаtu produk
уаng memiliki panas уаng tinggi sehingga tіdаk dараt ditampung dі dalam tanki.
Media pendingin pada alat іnі ѕаmа hаlnуа dеngаn kondensor уаіtu media air.
Cara kerjanya уаіtu pipa-pipa уаng berisi produk panas аkаn melewati media
pendingin air sehingga panas dаrі produk tеrѕеbut аkаn terserap dan menurunkan
temperaturnya hіnggа mencapai temperatur normal.
9) Separator
Separator digunakan untuk memisahkan dua zat уаng tіdаk dараt
melarut, misalnya air dan minyak atau minyak dan gas. Cara kerjanya уаіtu
dеngаn cara pengendapan, sehingga zat уаng memiliki densitas уаng tinggi
(misalnya air) аkаn berada pada bagian bаwаh ѕеdаngkаn zat уаng memiliki
densitas уаng rendah аkаn berada pada bagian аtаѕ (minyak), selanjutnya salah
satu zat tеrѕеbut аkаn dikeluarkan baik іtu minyak maupun air.
10) Pemipaan
Sistem perpipaan dalam indutri migas sangatlah diperlukan, tаnра
adanya pipa maka proses dі dalam kilang tіdаk аkаn terjadi. Pipa berfungsi
ѕеbаgаі tempat mengalirnya ѕuаtu fluida dаrі ѕuаtu tempat kе tempat lain. Pipa
terbuat dаrі berbagai jenis bahan tergantung dаrі karakteristik liquid уаng аkаn
dialirkan didalamnya. Khusus untuk mengalirkan minyak, jenis pipa уаng
digunakan bіаѕаnуа terbuat dаrі baja dеngаn paduan serat carbon.
2.3.Tahapan Proses Produks
Unit Pemrosesan yang adaa dikilang PT.Pertamina RU III terbagi atas dua
bagian besar ,yaitu unit yang memproses minyak mentah menjadi produk-produk BBM
dan unit yang memproses beberapa produk samping hasil pemrosesan minyak mentah
menjadi produk petrokimia.
2.3.1.Oil Movement
Suatu kilang minyak bumi umumnya terletak di tepi laut atau sungai yang besar
dan dalam. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan terhadap sarana pengangkutan crude oil
sebagai bahan baku pengolahan dan produk – produk yang dihasilkan untuk dipasarkan.
Sebagai sarana pengangkutan dalam jumlah yang besar, proses tersebut dapat
menggunakan kapal atau sistem perpipaan untuk menjamin kontinuitas umpan maupun
aliran produk. Selain sarana pengangkutan, juga dibutuhkan sarana penyimpanan
(storage) dalam jumlah besar. Oleh karena itu, suatu kilang minyak bumi tidak bisa
dilepaskan dari Instalasi Tangki dan Perkapalan (ITP). Secara garis besar, tugas umum
ITP adalah sebagai berikut: Menerima berbagai jenis crude oil melalui kapal tanker
maupun melalui perpipaan.
Menyiapkan dry stock crude oil (feed stock preparation) untuk diolah di unit
pengolahan (crude distiller).
Menampung aliran produk dari unit pengolahan, baik yang langsung sebagai
produk akhir maupun produk intermediate.
Mencampur (blending) berbagai macam produk untuk mendapatkan produk akhir
(BBM dan Non BBM).
Pengapalan produk (BBM dan Non BBM) untuk keperluan ekspor dan domestik.
Pemeliharaan tangki, dimaksudkan untuk menekan kerugian akibat kerusakan
yang lebih berat.
Menekan oil losses akibat kebocoran, drainage, down grade dan penguapan di
tangki.
Pengendalian pencemaran akibat buangan effluent water ke badan sungai.
A. Penerimaan Crude Oil
RU III menerima berbagai jenis crude oil dari berbagai daerah penghasil
minyak di Indonesia. Untuk mengirimkan crude oil tersebut, terdapat dua pilihan
transportasi utama menuju tangki – tangki penampung di RU III yaitu :
Metering Pipe (pipe line)
Crude oil dari lapangan eksplorasi/pengeboran dipompakan ke unit
pengolahan melalui perpipaan dan stasiun pengukuran minyak. Stasiun
pengukuran minyak ini, yang terletak di KM 3 Plaju dan ditempatkan di dekat unit
pengolahan dilengkapi dengan metering system. Hasil pengukuran dari metering
system digunakan sebagai angka transaksi (custody transfer).
Kapal Tanker
Crude oil dari lapangan eksplorasi diangkut oleh kapal tanker ke unit
pengolahan. Dari kapal tanker, crude oil tersebut dipompakan ke tangki
penyimpanan.
Crude oil yang diterima terkadang memiliki kandungan air yang cukup tinggi,
baik dalam bentuk emulsi ataupun air bebas. Oleh karena itu, crude oil sebelum
diumpankan ke unit proses harus dipersiapkan terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk
memenuhi persyaratan water content yang telah disepakati yaitu maksimal 0,5% volume.
Keberadaan air dalam crude oil dapat menyebabkan kenaikan tekanan pada kolom distilasi dan
mengganggu proses pengolahan minyak bumi.
D. Penyaluran Produksi
Hasil pengolahan crude oil di unit – unit proses ada yang langsung menjadi produk
akhir dan ada yang memerlukan proses blending atau penambahan bahan aditif. Produk
tersebut bisa sebagai BBM atau non BBM. Produk tersebut dialirkan ke tangki
penyimpanan melalui jalur perpipaan tertentu sesuai dengan jenis produknya.
E. Tank Ticket
Sebelum dan sesudah aktivitas distribusi atau pemindahan miyak, tangki yang
bersangkutan harus diukur level minyak, temperatur, dan level air bebasnya. Data – data
hasil pengukuran tersebut dimasukan ke dalam tank ticket sebagai sumber data asli untuk
kepentingan pembuatan dokumen selanjutnya (Bill of Lading dan lain – lain).
Ada 4 jenis penggolongan tank ticket berdasarkan warna, yaitu :
Warna kuning, dipakai untuk record data pergerakan tank to tank
transfer, feed (crude/intermediate) ke unit dan produksi ke unit.
Warna hijau, dipakai untuk record data pergerakan penerimaan crude
oil, intermediate, komponen dan produksi.
Warna putih, dipakai untuk record data pergerakan shipment atau lifting keluar
kilang.
Warna biru, dipakai untuk record data pergerakan stock inventory dan memeriksa
ukuran
1) Tahap 1
Awalnya, minyak mentah yang sudah ditampung di dalam tangki
selanjutnya akan dipompa buat dimasukkan kedalam kolom "Crude Distillation Unit"
(CDU). Namun, sebelum dimasukkan ke dalam kolom tersebut, minyak mentah sudah
dihilangkan kandungan garamnya dengan menggunakan alat yang disebut desalter).
Proses Desalting
Proses desalting menggunakan alat yang disebut dengan desalter, yaitu
proses penghilangan garam dengan cara mencampurkan minyak mentah dengan air,
dengan tujan menghilangkan kandungan mineral yang terlarut di dalam air, selain itu
ditambhakan juga asam dan basa yang bertujuan untuk menghilangkan senyawa
nonhidrokarbon. Setelah Crude oil telah melewati proses Desalting maka selanjutnya
akan di masukkan ke dalam kolom Destilasi untuk memisahkan fraksi-fraksi
Hidrokarbonnya.
Desalter
Memiliki berbagai macam varian jenis, dan teknologi yang paling
mutakhir saat ini disebut dengan Electrostatic Desalter, metode dari Desalter jenis ini
yaitu dengan cara ekstraksi, yaitu proses pemisahan suatu zat bersarkan perbedaan
kelarutannya. Setelah di ekstraksi selanjutnya dipisahkan dengan tegangan listrik AC.
Cara kerjanya adalah minyak dari crude oil diemulsikan dengan air dan
selanjutnya dikontakkan dengan plat yang dialiri tegangan listrik AC, maka secara
otomatis, ion-ion yang terkandung dalam minyak dan air akan tertarik ke kutup-kutup
plat. Partikel-partikel air yang mengandung mineral akan membesar dan jatuh ke
bawah dasar tanki desalter, pada level tertentu secara otomatis valve akan terbuka dan
mengalirkan air keluar dari tanki.
Jenis Electrostatic Desalter digolongkan dalam dua jenis yaitu tipe single
stage dan multistage, dasar pemilihannya disesuaikan dengan kondisi kandungan
garam dalam crude, jika salt dalam crude oil dikategorikan tinggi maka sebaiknya
sistem multistage yang diterapkan, begitupun sebaliknya, jika kandungan salt hanya
sedikit maka jenis singel stage yang digunakan.
2) Tahap 2
Dari "desalter", minyak mentah akan dialirkan menuju ke alat penukar
panas guna menyerap panas tiap fraksi yang telah terdestilasi sebelumnya di "CDU".
Tujuan utama dari proses ini adalah untuk meringankan beban kerja dari tungku
(furnace).
3) Tahap 3
Pada tahapan ini minyak mentah akan dipanaskan di tungku (furnace)
pada suhu sekitar 350°C, suhu tersebut diklaim cukup untuk memisahkan fraksi-fraksi
minyak mentah. Akan tetapi, besaran suhu yang dipergunakan wajib disesuaikan
dengan jenis minyak mentahnya. diketahui ada beberapa jenis dan karakter minyak
bumi.
Pemisahan pada pada kolom destilasi ini terjadi secara atmosferik atau bertekanan
atmosfer, sehingga menyebabkan proses ini disebut juga sebagai destilasi atmosferik.
Disini, minyak akan mengalami penguapan, dan uapnya akan tertampung pada
susunan "tray".
4) Tahap 4
Fraksi yang sudah dipisahkan serta terampung di tray selanjutnya akan
dikeluarkan melalui pipa, dan dialirkan ke alat penukar panas yang berfungsi untuk
menyerap panas. Setelah panasnya terserap, maka akan segera didinginkan kembali
dengan menggunakan alat pendingin yang disebut "cooler", serta kemudian dialirkan
ke unit-unit berikutnya (secondary process).
Hasil dari proses destilasi diatas selanjutnya akan melewati tahapan berupa proses
cracking, Combining, Treating (Removing Impurities), dan Reforming untuk
mendapatkan suatu produk bahan bakar yang siap pakai.
Prinsip dasar operasi unit ini adalah distilasi pada keadaan vakum. Keadaan
vakum diperoleh dengan cara menarik produk gas pada bagian atas kolom dengan
menggunakan tiga buah steam jet ejector yang disusun seri sehingga terjadi penururunan
tekanan reaktor.
Keadaan vakum ini diperlukan untuk menurunkan titik didih LSWR sehingga
pemisahan fraksi-fraksi minyak mentah dapat berlangsung dengan lebih baik tanpa
terjadi thermal Cracking. Proses pemisahan berlangsung pada temperatur 400oC dan
tekanan 18-22 mmHg. Kapasitas pengolahan unit ini adalah 92,6 MBSD.
Fuel type
Vacuum Distillation Unit fuel type merupakan fraksinasi terbatas, yang biasanya
menghasilkan 3 macam produk, yaitu Light Vacuum Gas Oil (LVGO), Heavy Vacuum
Gas Oil (HVGO), dan Vacuum Residue. Produk Light Vacuum Gas Oil biasanya sudah
memenuhi spesifikasi diesel dan dapat langsung dikirim ke tangki penyimpanan.
Produk Heavy Vacuum Gas Oil biasanya dikirim ke unit Hydrocracker atau Fluid
Catalytic Cracking / FCC. Sedangkan vacuum residue dapat diolah di Delayed Coking
Unit atau Visbraker atau sebagai komponen blending Low Sulfur Waxy Residue (LSWR)
atau sebagai komponen blending fuel oil.
Feed VDU fuel type adalah atmospheric residue yang berasal dari CDU (boiling
range 370 s/d 540 oC), sedangkan produknya berupa Light Vacuum Gas Oil (boiling
range 243 s/d 382 oC), High Vacuum Gas Oil (boiling range 365 s/d 582 oC),
dan Vacuum Residue (boiling range 582 oC).
Aliran proses VDU Fuel Type secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar : Diagram alir fuel type
2.3.3.Secondary Processing
Unit-unit yang dikelompokkan ke dalam proses secondary processing adalah
unit-unit yang melibatkan reaksi kimia. Secondary processing terdiri dari Hydrotreating
process, Catalytic Reforming/Platforming process, Hydrocracking process, Fluid
Catalytic Cracking/Residual Catalytic Cracking/Residual Fluid Catalytic Cracking/High
Olefine Fluid Catalytic Cracking, Hydrogen Production Unit/HPU, Delayed Coking
Unit/DCU, dan Visbraking.
1) Hydrotreating process
Unit-unit yang dikelompokkan ke dalam secondary processing Peraturan
yang berlaku mensyaratkan kadar sulfur pada bahan bahan bakar (bbm) memiliki
kadar maksimal tertentu. Bensin 88, bensin 91 dan bensin 95 kandungan sulfur yang
diperbolehkan maksimal 0,05 %m/m atau 500 ppm. Minyak Solar 48 maksimal 0,35
%m/m atau 3500 ppm berlaku tahun 2015 dan untuk 1 Januari 2025 maksimal 0,005
%m/m atau 50 ppm. Minyak solar 51 maksimal 0,05 %m/m atau 500 ppm. Kandungan
sulfur yang terkandung di bbm ketika terjadi pembakaran akan menjadi gas SO2 yang
dibuang ke udara dan akan mengakibatkan masalah lingkungan seperti hujan asam dan
pemanasan global. Hal itu menjadi salah satu alasan mengapa kandungan sulfur di bbm
dibatasi.
2) Catalytic Reforming
Catalytic reforming (atau UOP menyebut Platforming) telah menjadi
bagian penting bagi suatu kilang di seluruh dunia selama bertahun-tahun. Fungsi utama
proses catalytic reforming adalah meng-upgrade naphtha yang memilikioctane number
rendah menjadi komponen blending mogas (motor gasoline)dengan bantuan katalis
melalui serangkaian reaksi kimia. Naphtha yangdijadikan umpan catalytic reforming
harus di-treating terlebih dahulu di unitnaphtha hydrotreater untuk menghilangkan
impurities seperti sulfur, nitrogen,oksigen, halide, dan metal yang merupakan racun
berbahaya bagi katalis catalytic reformer yang tersusun dari platina.
3) Hydrocracking Process
Hydrocracking merupakan unit proses kilang minyak bumi yang termasuk
kelompok secondary processing, yaitu proses downstream kilang minyak bumi yang
menggunakan reaksi kimia untuk menghasilkan produk-produknya. Walaupun
menggunakan katalis dan prosesnya meng-cracking umpan, namun seringkali
Hydrocracking tidak dikelompokkan ke dalam catalytic cracking. Seringkali istilah
catalytic cracking hanya diperuntukkan kepada unit-unit proses Fluid Catalytic
Cracking atau Residual Catalytic Cracking atau Residual Fluid Catalytic Cracking
(perbedaan ketiganya terutama hanya pada jenis umpannya). Sedangkan
hydrocracking dikelompokkan terpisah, berdiri sendiri sebagai Hydrocracking.
4) Fluid Catalytic Cracking
Proses utama FCCU terdiri dari reaktor dan regenerator. Pada reaktor
terjadi reaksi perengkahan rantai hidrokarbon panjang menjadi lebih pendek dengan
menggunakan bantuan katalis, sedangkan pada regenerator terjadi proses pembakaran
coke untuk mengembalikan keaktifan katalis dan juga panas yang dihasilkan oleh
regenerator digunakan sebagai panas untuk reaksi cracking pada reaktor. Dalam
penelitian ini digunakan pengendali MPC (Model Predictive Control) dengan variabel
yang dikendalikan adalah temperatur reaktor, temperatur regenerator, dan level katalis
dalam reaktor. Pengendalian variabel-variabel tersebut dilakukan dengan
memanipulasi laju alir katalis (spent catalyst dan regenerated catalyst), dan laju air
udaramasuk regenerator. Hydrocracking Process
5) Hydrogen Production Unit (HPU)
Hydrogen Production Unit (HPU) menggunakan proses
steam/hydrocarbon reforming. Hydrogen production unit di kilang minyak bumi
biasanya diperlukan oleh unit Hydrocracker untuk menyediakan kebutuhan hydrogen
yang digunakan untuk proses treating-cracking di unit Hydrocracker. Selain di kilang
minyak bumi, HPU juga ada di pabrik ammonia dan methanol dengan tujuan yang
sama, yaitu hydrotreating dan hydrocracking.
Process Flow Diagram Fixed Bed Catalyti c Reforming dapat diliha t pada gambar
berikut :
7) Visbreaking Unit
Visbreaking Unit biasanya didisain untuk mengolah Vacuum
Distillation Unit residue (atau dapat juga untuk mengolah gas oil). Proses
perengkahan residue ini dimungkinkan dengan pemanasan umpan menggunakan
visbreaking unit fired heater dan rapid quenching fluida keluar fired heater, yang
memudahkan terjadinya perengkahan panas dan perubahan viscosity untuk proses
lebih lanjut Produk visbreaking unit adalah overhead tail gas, naphtha, dan bottom.
2.3.4.Recovery Processing
Unit-unit yang dikelompokkan ke dalam recovery processing adalah unit-
unit yang bertujuan untuk memperoleh kembali minyak yang diproduksi atau chemical
yang digunakan di unit-unit primary dan secondary processing atau untuk mengolah
limbah cair atau gas sebelum dibuang ke laut atau udara luar/lingkungan sekitar.
Recovery processing terdiri dari Amine unit, Sour Water Stripping Unit, dan Sulphur
Recovery Unit.
1) Amine unit
Sour Water Stripping Unit digunakan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan
pemanfaat limbah,khususnya sulfur.
3) Sulphur Recovery Unit
BAB 3
UTILITAS
4.1 Kesimpulan
1. Uraian Proses
Bahan Baku
Bahan baku pengolahan minyak bumi adalah crude oil.
2.Proses
Terdapat 3 tahapan pada proses pengolahan minyak bumi ini:
1) Primary Processing
Primary processing adalah unit-unit yang hanya melibatkan peristiwa fisis,
yaitu distilasi
2) Secondary Processing
Secondary processing adalah unit-unit yang melibatkan reaksi kimia,terdiri
atas:
a) Hydrotreating process,
b) Catalytic Reforming/Platforming process,
c) Hydrocracking process,
d) Fluid Catalytic Cracking/Residual Catalytic Cracking/Residual
Fluid Catalytic Cracking/High Olefine Fluid Catalytic Cracking
e) Hydrogen Production Unit/HPU
f) Delayed Coking Unit/DCU
g) Visbraking
3) Recovery Processing
Unit-unit yang dikelompokkan ke dalam recovery processing
adalah unit-unit yang bertujuan untuk memperoleh kembali minyak yang
diproduksi atau chemical yang digunakan di unit-unit primary dan
secondary processing atau untuk mengolah limbah cair atau gas sebelum
dibuang ke laut atau udara luar/lingkungan sekitar.
Recovery processing terdiri atas:
a) Amine unit
b) Sour Water Stripping Unit
c) Sulphur Recovery Unit.
DAFTAR PUSTAKA
Hani, Ummu. 2008. Evaluasi Kinerja Kolom Fraksinasi Crude Distillasion Unit (CDU)
pada berbagai Operasi Over Kapasitas dengan Simulasi Hysis.
Operation Manual for Unit 100 Crude Distillation Unit, Pakistan-Arabian Refinery
Limited, Mid-Country Refinery Project (PARCO), Mahmood Kot, Pakistan.
.
Operating Manual Amine & LPG Recovery PERTAMINA Unit Pengolahan
II Dumai.
Operation Manual for Unit 810 Amine Treating Process Unit, Pakistan-
Arabian Refinery Limited, Mid-Country Refinery Project (PARCO),
Mahmood Kot, Pakistan.