Anda di halaman 1dari 22

BAB II

SEJARAH PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

1. Sejarah PT. Kilang Pertamina Internasional (Persero)

PT. Kilang Pertamina Internasional (Persero) adalah badan usaha

yang bergerak di bidang ekplorasi, pengolahan, dan pemasaran hasil

tambang minyak dan gas bumi di Indonesia. PT. Kilang Pertamina

Internasional berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT.

Pertamina. Selanjutnya, PT. Pertamina mengalami perubahan nama seiring

berjalannya waktu dan berdasarkan undang- undang yang berlaku.

Perubahan namatersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Table 2.1 Perubahan Nama Pertamina (Persero)

Masa Nama Perusahaan


10 Desember 1957 PT Permina
PT Permina bergabung dengan PT. Pertamin
20 Agustus 1968 menjadi PN Pertamina
1972 Pertamina

17 September 2003 PT. Pertamina (Persero) Unit Pengolahan

9 Oktober 2008 PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit

Pada bulan Juni 2020, PT KPI semakin berkembang perannya selain

mengelola proyek-proyek infrastruktur juga pengembangan bisnis


pengolahan dan petrokimia serta mengelola kilang-kilang pengolahan &

petrokimia yang sebelumnya dikelola oleh PT. Pertamina (Persero) yaitu

Refinery Unit II Dumai, Refinery Unit III Plaju, Refinery Unit IVCilacap,

Refinery Unit V Balikpapan, Refinery Unit VI Balongan dan Refinery Unit

VII Sorong. Perubahan peran tersebut ditandai dengan pengukuhan PT

Kilang Pertamina Internasional sebagai Subholding Refining &

Petrochemical sebagai bagian dari pembentukan Holding Migas.

Perubahan peran ini, diikuti dengan pengangkatan Dewan Komisaris dan

Direksi PT KPI yang baru.

PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit bergerak dibidang

explorasi, pengolahan dan pemasaran hasil tambang minyak dan gas bumi

diindonesia. Saat ini PT. PERTAMINA(Persero) telah memiliki 7 Refinery

Unit (RU) yang tersebar disebagian wilayah Indonesia. Akan tetapi satu

diantaranya hanya mengolah 5.000 barrel per hari, sehingga pada tahun

2007 ditutup. PT. Kilang Pertamina Internasional (Persero) memiliki tujuh

Refinery Unityang tersebar di wilayah Indonesia seperti terlihat pada Tabel

2.2.
Tabel 2. 2 Refinery Unit PT Pertamina (Persero) di Indonesia

REFINERY UNIT LOKASI KAPASITAS

I Pangkalan Brandan (Sumatera Utara) Tidak Aktif

II Dumai (Riau) 170 MBSD

III Plaju (Sumatera Selatan) 107 MBSD

IV Cilacap (Jawa Tengah) 348 MBSD

V Balikpapan (Kalimantan Timur) 260 MBSD

VI Balongan (Jawa Barat) 125 MBSD

VII Sorong (Papua) 10 MBSD

PT. Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan merupakan

daerah pengolahan minyak mentah terbesar kedua setelah PT. Kilang

Pertamina Internasional RUIV Cilacap, yaitu sebanyak 260.000 Barrels Per

Stream Daya (BPSD) dengan presentase dari pengolahan keselurahan PT.

Kilang Pertamina Internasional yaitu sebesar 24,30 %. Saat ini Kilang

Pertamina Internasional RU V Balikpapan mengolah minyak mentah

(Crude oil) yang berasal dari dalam maupun luar negeri, diantaranya berasal

dari Minas, Sepinggan, Badak, Handil, Bekapai, Arjuna, Attaka, Sangatta,

Duri, Kakap, Tepian Timur,Sangasanga, Tanjung, Cinta, Malaysia (Tapis),

Australia (Jabiru dan Chalyts), Arabian Light Crude, Amna, Bach Ho,

Badin, Brass River, Borrow Island, Bunga Kekwa, Cooper Basin, Dulang,

Harriet,
Iranian Light Crude, Marrieb, Maul, Miri, Nan Hai, North West Sheif,

Palanca, Qua Iboe, Sarir, Tapis, Tantawan Varanus Blend, Xi Chiang dan

Zarzaltine. Minyak mentah yang diolah merupakan minyak mentah hasil

blending beberapa jenis minyak mentah dengan spesifikasi sesuai dengan

spesifikasi desain. Hasil produksi kilangBalikpapan berupa produk BBM

dan non BBM, yaitu Premium, Kerosene (Minyak tanah),Avtur, Solar

(Minyak diesel), fuel oil (Minyak bakar), heavy nafta, LPG, LSWR dan lilin

(Wax).

Gambar 2.1 Kilang Pertamina di Indonesia


Sumber : PT. Pertamina RU V Balikpapan
2. Sejarah Kilang Pertamina RU V Balikpapan

Sejarah PT. Kilang Pertamina Internasional (Persero) RU V

Balikpapan berawal dari ditemukannya sumber minyak di Sanga-Sanga

pada tahun 1887. Selanjutnya ditemukan sumber-sumber minyak lain di

Tarakan (1899), Samboja (1911) dan Bunyu (1922). Penemuan-penemuan

tersebut mendorong dibangunnyakilang minyak mentah menjadi Bahan

Bakar Minyak (BBM) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

PT. Kilang Pertamina Internasional (Persero) RU V Balikpapan

terletak di tepitelukBalikpapan dengan area seluas kurang lebih 2,5 km 2.

Menurut desainnya kilang Balikpapan mengolah total 260 Mille Barrel per

Stream Day (MBSD) minyak mentah. Kilang Balikpapan terdiri dari dua

kilang yaitu Kilang Balikpapan I berkapasitas 60 MBSD dan Kilang

Balikpapan II berkapasitas 200 MBSD. Kilangini mengolah minyak mentah

menjadi produk-produk yang siap dipasarkan. Produk tersebut meliputi

bahan bakar minyak (BBM) yaitu premium (motor gasoline), kerosin, avtur,

solar, minyak diesel, danfuel oil serta non Bahan Bakar Minyak (NBBM)

yaitu naptha, LPG, lilin (wax), dan LowSulphur Wax Residue (LSWR).

Kilang ini memasok kebutuhan dalam negeri khususnya Indonesia

Bagian Timur. Namun pada kasus-kasus insidental, produksi BBM dari

kilang minyak PT. KilangPertamina Internasinal (Persero) RU V Balikpapan

juga didistribusikan ke daerah-daerahlain yang membutuhkan.


Kilang minyak Balikpapan I didirikan pada tahun 1922. Kilang

mengalami kerusakan berat karena Perang Dunia ke-II, dan pada tahun 1948

kilang direhabilitasi dan mulai dioperasikan pada tahun 1950. Seiring

dengan perkembangan kebutuhan BBMdi Indonesia, Kilang Balikpapan I di

upgrade padatahun 1995 dan mulai dioperasikan pada tahun 1997.

Kilang Balikpapan I terdiri dari Crude Destilation Unit V (CDU V),

High Vacuum Unit III (HVU III), Wax Plant, Dehydration Plant (DHP), dan

Effluent Water TreatmentPlant (EWTP).

Kilang Balikpapan II mulai dibangun pada tahun 1980 dan resmi

mulai beroperasimulai bulan November tahun 1983. Kilang Balikpapan II

terdiri dari Hydroskimming Complex (HSC), Hydrocracking Complex

(HCC). Hydroskimming Complex (HSC) meliputi Crude Destilation Unit IV

(CDU IV), Naptha Hydrotreater (NHT), Platformer Unit, LPG Recovery

Unit, Sour Water Stripper Unit (SWS), dan LPG Treater Unit. Sedangkan

Hydrocracking Complex (HCC) meliputi High Vacuum Unit (HVU) II,

Hydrocracking Unibon (HCU), Hydrogen Plant, Hydrogen Recovery Plant,

Flare Gas Recovery Plant.

Perkembangan Kilang Minyak Pertamina RU V Balikpapan dapat

dilihat pada table 2.3 sebagai berikut.


Table 2.3 Perkembangan Kilang Minyak PT. KPI RU V Balikpapan

WAKTU PERISTIWA

Penemuan beberapa sumber minyak pada beberapa tempat di


1897-1922
Kalimantan Timur.

CDU II dibangun oleh perusahaan minyak Bataafsche


1922
Petroleum Maatsppij (BMP).

1946 Rehbilitasi CDU II akibat kerusakan perang dunia II.

HVU I selesai dibangun oleh PT. Shell Indonesia, dengan


1949
desain MC.Kee. Kapasitas Pengolahan HVU I 12 MBSD.

CDU II berkapasitas 25 MBSD selesai dbangun oleh PT.


1952 Shell

Indonesia, dengan desain leh Alco.


Modifikasi CDU III sehingga diapai kapasitas produksi 10
1954
BSD. Saat ini CDU III tidak dioperasikan lagi

Perubahan nama menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional,

1957 disingkat PERMINA. Dan PT Permina berubah status

menjadi Perusahaan Negara (PN) Permina.

Wax Plant dan CDU I berkapasitas produksi masing-masing

1959 110 ton per hari dan 25 MBSD selesai dibangun.

Pembangunan unit-unit ini sama dengan HVU I.


Untuk mengkonsolidasi industri perminyakan dan gas,

manajemen, eksplorasi keamanan, dan distribusi, PN


1968
Pertamin dan PN Permina bergabung menjadi PN

Pertamina.
1971 PN Pertamina diubah menjadi Pertamina.
Modifikasi Wax Plant sehingga dicapai kapasitas produksi
1972
175 ton per hari.
Kilang Balikpapan II mulai dengan hak paten desain proses
1981
dari UOP Inc.
1983 Peresmian kilang Balikpapan II oleh presiden RI saat itu.
Proses upgrading kilang Balikpapan I (CDU I, CDU II, dan

15/02/1997 HVU I (tidak beroperasi lagi) & pembangunan CDU V dan

HVU III diresmikan oleh presiden saat itu.


Perubahan status Pertamina dari BUMN menjadi PT
17/09/2003
(Perseroan Terbatas) menurut UU Migas No.22 Tahun 2001.

PT Pertamina (Persero) melakukan transformasi fundamental


20/07/2006
dan usaha Perusahaan. PT Pertamina (Persero) mengubah visi

Perusahaan yaitu, “Menjadi Perusahaan Minyak Nasional

Kelas Dunia“ pada 10 Desember 2007. Kemudian tahun

2011, Pertamina menyempurnakan visinya, yaitu “Menjadi

Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia“. Melalui RUPSLB

tanggal 19 Juli 2012, Pertamina menambah modal

ditempatkan/disetor serta memperluas kegiatan usaha


Perusahaan.

Menteri BUMN selaku RUPS menyetujui perubahan


14/12/2015
Anggaran Dasar Pertamina dalam hal optimalisasi

pemanfaatan sumber daya, peningkatan modal ditempatkan

dan diambil bagian oleh negara serta perbuatan-perbuatan

Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis Dewan

Komisaris.
Menteri BUMN selaku RUPS sesuai dengan SK BUMN No.

S-690/MBU/11/2016, menyetujui perubahan Anggaran

Dasar Pertamina terkait dengan komposisi Direksi dan


24/11/2016
Dewan Komisaris, kewenangan atas nama Direktur Utama,

pembagian tugas dan wewenang Direksi, kehadiran rapat

Direktur Utama dan Dewan Komisaris.


PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menjadi Sub Holding Gas

Pertamina. Pembentukan Sub Holding Gas ini merupakan


2018
transformasi lanjutan dari langkah konsolidasi bisnis gas

BUMN, yang menyatukan Pertamina dan PGN, yang juga

merupakan salah satu implementasi roadmap pembentukan

Holding BUMN Sektor Migas.

PT Kilang Pertamina Balikpapan (PT KPB), yang

bertujuan untuk mengelola pembangunan

7/05/2019 Proyek Refinery

Development Master Plan (RDMP) RU V Balikpapan dan


dipersiapkan untuk menjadi perusahaan patungan bekerja

sama dengan mitra.

Struktur perusahaan Pertamina mengalami transformasi

menyusul ditetapkannya Pertamina oleh Pemerintah melalui

Kementerian BUMN Republik Indonesia sebagai Holding

Company di bidang energi, yang membawahi 6 Subholding,

yaitu Upstream Subholding yang dijalankan oleh PT

Pertamina Hulu Energi, Gas Subholding yang dijalankan

12/06/2020 oleh PT Perusahaan Gas Negara, Refinery & Petrochemical

Subholding yang dijalankan oleh PT Kilang Pertamina

Internasional, Power & NRE Subholding yang dijalankan

oleh PT Pertamina Power Indonesia, Commercial & Trading

Subholding yang dijalankan oleh PT Patra Niaga, dan

Subholding Integrated Marine Logistics yang dijalankan

oleh PT Pertamina International Shipping.


Sumber : PT. KPI RU V Balikpapan

3. Produksi PT. KPI RU V Balikpapan

PT Kilang Pertamina Internasional (PT. KPI) adalah Subholding

Refining & Petrochemical PT Pertamina (Persero) yang merupakan strategic

holding company. PT KPI mengembangkan investasi dan menjalankan

bisnis Pertamina terkait pengolahan minyak dan gas bumi serta bahan

lainnya
menjadi produk-produk bahan bakar, pelumasan,petrokimia dan farmasi

yang bernilai tinggi serta pengembangan bisnis pengolahan dan petrokimia

dalam rangka memenuhi kebutuhan produk olahan dan petrokimia sesuai

perkembangan pasar.

B. Logo Perusahaan

Sejak pertama berdirinya sampai sekarang, PT. Kilang Pertamina

Internasional (Persero) mengalami beberapa perubahan logo. Adapun

perubahan- perubahan itu dapat dilihatpadad gambar berikut :

Gambar 2.2 Perubahan Logo Pertamina

Pada 10 Desember 2005, menanggapi kompetisi bisnis di bidang industry,

PT. Kilang Pertamina Internasional (Persero) mengganti logonya dari yang

awalnya kuda laut menjadibentuk panah dengan 3 warna dasar yang berbeda.

Berikut adalah gambar lolgo PT. Pertamina (Persero) yang baru serta deskripsi

makna dari logo.


Gambar 2.3 Logo Pertamina terbaru

Makna dari logo Pertamina adalah :

1. Warna biru memiliki arti handal dapat dipercaya dan bertanggung jawab.

2. Warna hijau memilliki arti sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.

3. Warna merah memiliki arti keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam

menghadapi berbagai macam kesulitan.

Simbol grafik memiliki arti :

1. Bentuk anak panah menggambarkan aspirasi organisasi Pertamina untuk

senantiasa bergerak ke depan maju dan progresif. Simbol ini juga

mengisyaratkan huruf “P” yakni huruf dari Pertamina.

2. Tiga elemen berwarna melembangkan pulau-pulau dengan berbagai skala

yang merupakan bentuk negara Indonesia.

C. Visi, Misi dan Tata Nilai Korporat

1. Visi Misi Pertamina Persero

Aspirasi Pertamina adalah menjadi perusahaan global energy

terdepan dengan nilai pasar US$100B.


 Visi

Menjadi perusahaan energy kelas dunia.

 Misi

Menjalankan usaha minyak, gas, serta energy baru dan terbarukan secara

terintergrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial kuat.

2. Visi Misi, dan Tata Nilai Pertamina RU V Balikpapan

Visi & Misi RU V Balikpapan yang mengacu pada Visi & Misi

Pertamina antaralain sebagai berikut :

 Visi

Menjadi Kilang kelas dunia yang kompetitif dan berwawasan

lingkungan.

 Misi

a. Mengelolah operasional kilang yang aman, handal, efisien dan

ramah lingkungan untuk menyediakan kebutuhan energi yang

berkelanjutan.

b. Mengembangkan inovasi dan fleksibilitas untuk memaksimalkan

variable produk.

c. Memberikan manfaat kepada stakeholder

 Tata Nilai Korporat

Dalam mencapai visi dan misinya, Pertamina berkomitmen untuk

menerapkan tata nilai sebagai berikut :


a. Clean (bersih) yaitu dikelolah secara proposional, menghindari

benturan kepentingan tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi

kepercayaan dan integritas, berpedoman pada asas tata kelola

korporasi yang baik.

b. Competitive (kompetitif) yaitu mampu berkompetisi dalam skala

regional maupun internasional. Mendorong pertumbuhan melalui

investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.

c. Confident (percaya diri) yaitu berperan dalam pembanguan

ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN dan

membangun kebanggaan bangsa.

d. Costumer focus (fokus pada pelanggan) yaitu berorientasi pada

kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan

pelayanan terbaik kepada para pelanggan.

e. Comercial (komersial) yaitu menciptakan nilai tambah dengan

orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-

prinsip bisnis yangsehat.

f. Capable (berkemampuan) yaitu di kelola oleh pemimpin dan

pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan

teknis tinggi, berkomit mendalam membangun kemampuan riset

dan pengembangan.
D. Sturktur Organisasi Pertamina RU V Balikpapan

PT. Kilang Pertamina Internasinal (Persero) mempunyai sistem organisasi

dimana para staff dibagi atas cabang – cabang berdasarkan regional. Organisasi

PT. Kilang Pertamina Internasinal Refinery Unit V Balikpapan berada di bawah

wewenang dan tanggung jawab General Manager RU V (GM), yang

bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pengolahan Pertamina.

1. General Manager Pertamina RU V

Pengolahan, perancangan, pengontrolan, dan pengkoordinasi kegiatan

bisnis utama (core business), refinery Supporting, Kilang BBM dan non-

Refinery. Fungsiumum yang bertugas untuk urusan eksternal perusahaan

terhadap intansipemerintahan dan CPS (Contractor Production Sharing)

serta berfungsi terkait lainnya untuk menunjang pelaksanaan kegiatan

operasional perusahaan dengan dukungan teknologi tinggi yang

dikendalikan oleh sumber daya professional.

2. OPI (Operational Performance Improvement)

Sebutan jabatan untuk OPI adalah Coordinator yang membawahi

beberapa OPI Couch sesuai workstreamnya masing-masing. OPI dibawahi

langsung oleh GM (General Manager).

3. O & M (Operation & Manufacturing)

Sebutan jabatan untuk Operation & Manufacturing adalah Senior

Manager. Perencana, Pengolahan pengembangan kegiatan sarana berupa

Refinery Unit V peralatan dan material yang diigunakan secara efektif dan
efisien, pengevaluasian dan pengendallian anggaran sesuai program kerja

yang direncanakan. Manager kilang membawahi Production Manager.

Refinery Planning & Optimization Manager, Maintenance Execution

Manager, Maintenance Planing & Support, Marine.

4. Production

Fungsi ini bertanggung jawab dalam mengatur dan mengoperasikan

kilang secarakeseluruhan. Fungsi produksi dipimpin oleh seorang

Production Manager, yang secara statistik bertanggung jawab terhadap

Operation & Manufacturing Senior Manager.

E. Laboratorium PT. Kilang Pertamina Internasional RU V Balikpapan

1. Tugas dan Fungsi Laboratorium

Laboratorium merupakan bagian yang melaksanakan pengendalian

mutu bahan baku, bahan setengah jadi, maupun bahan jadi. Laboratorium

yang terdapat di PT. Kilang Pertamina Internasinal (Persero) RU. V

Balikpapan merupakan laboratorium penguji yang pengelolaannya

didasarkan atas penerapan sistem mutu ISO/IEC-17025. Laboratorium PT.

Kilang Pertamina Internasinal (Persero) RU V Balikpapan juga memiliki

prinsip untuk menjamin kerahasiaan informasi dan hak kepemilikan, serta

bebas dari tekanan (tidak boleh diinterfensi), sesuai SK.GM.No.Kpts.-

052/E15000/2001-SO tanggal 11 Desember 2001.


Laboratorium PT. Kilang Pertamina Internasional (Persero) RU V

Balikpapan memiliki tugas utama sebagai berikut :

a. Mengontrol kualitas untuk penunjang kelancaran operasi kilang.

b. Quality Assurance sebagai jaminan mutu produk dan mengeluarkan

sertifikat jaminan kualitas hasil pengujian.

c. Memberikan layanan pengujian untuk pelanggan internal dan eksternal.

d. Melakukan pengujian terhadap bahan-bahan kimia yang digunakan

pada operasi kilang maupun diluar kilang.

e. Melakukan pemeriksaan air kebutuhan operasi kilang dan air bersih

hasil pengolahan air.

f. Melakukan pemeriksaan dan pemantauan terhadap permasalahan

lindungan lingkungan.

g. Mengikuti program korelasi dan uji profesiensi serta pelatihan yang

dapat meningkatkan kompetensi laboratorium maupun para staf yang

terkait.

2. Struktur Organisasi

Laboratorium PT. Kilang Pertamina Internasional (Persero) RU V

Balikpapan adalah Laboratorium pengujian yang sudah terakreditasi dengan

ruang lingkup BBM dan NBBM oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN)

dengan telah diraihnya sertifikat ISO/IEC 17025 sejak tahun 2002. Secara

organisasi, laboratorium PT. Kilang Pertamina Internasional (Persero) RU V

Balikpapan dibagi menjadi beberap sub seksi, yaitu :


a. Stream & Distribution

b. Crude Oil, NBBM, Analytic & Gas

c. Operation CFR & Aviation

d. Quality

e. Operation Support

Berikut ini merupakan struktur organisasi laboratorium PT. Kilang

Pertamina Internasional (Persero) RU V Balikpapan.

3. Sarana, Fasilitas, Keselamatan Kerja dan Lindungi Lingkungan

A. Sarana dan Fasilitas Laboratorium

Secara keseluruhan Laboratorium Produksi RU V Balikpapan di

dalam melaksanakan kegiatannya ditunjang dengan saran dan fasilitas

antara lain :

1. Ruangan dan tempat peralatan yang layak.

2. Metode pengujian dengan standar yang berlaku.

3. Peralatan yang menunjang kegiatan laboratorium, seperti : Atomic

Absorbtion Spectrophotometer (AAS), Gas Chromatography (GC),

Sulfur and Nitrogen Analyzer, CFR Engine dan lain-lain.

4. Peralatan keselamatan dan kesehatan kerja, seperti : topi

keselamatan, sarung tangan keselamatan, kaca mata keselamatan

(google), pelindung wajah, pelindung pernafasan dan lain-lain.


5. Setiap gedung dilengkapi utilitis yaitu tenaga listrik, air, udara

tekan, gas dan steam.

6. Laboratorium mempunyai saluran buangan yang menuju langsung

ke Oil Catcher (penangkap minyak). Untuk limbah kimia

ditampung dalam drum dan diserahkan pada bagian Lindungan

Lingkungan.

Metode analisis yang umum dipakai di Laboratorium Produksi

antara lain :

1. ASTM : American Society for Testing and Materials

2. MPC : Mitsui Petrochemical Company

3. IP : Institute of Petroleum

4. API : American Petroleum Institute

5. SMS : Shell Methods Serries

6. UOP : Universal Oil Product

B. Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan

Keselamatan kerj adalah menciptakan suasana aman dan kondisi

yang bebas dari kecelakaan. Peralatan kerja dalam penggunaanya harus

memperhatikan batas-batas kemampuan peralatana tersebut, bagian

yang bergerak dan tegangan listrik serta memakai alat pelindung yang

sesuai.

Tujuan utama keselamatan kerja adalah :

1. Menjamin keselamatan pekerja dalam melaksanakan tugasnya

2. Meningkatkan produktifitas
3. Menjamin keselamatan orang lain dan peralatan yang

berhubungan dengan pekerjaan

Adapun resiko bahaya yang mungkin timbul di lingkungan kerj

laboratorium dapat berasal dari :

1. Bahan – bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya

kebakaran, bahaya keracunan, bahaya iritasi dan lain-lain.

2. Bahan – bahan minyak dan gas yang dapat menyebabkan bahaya

kebakaran, ledakan dan lain-lain.

3. Aliran listrik yang dapat menyebabkan bahaya kebakaran,

tersengat aliran listrik dan lain-lain.

4. Sarana dan fasilitas ditempat kerja yang kurang baik, penerapan

yang kurang, ventilasi dan kebersihan yang kurang baik.

Resiko pekerjaan di laboratorium dapat dikurangi dengan

memperhatikan hal-hal seperti berikut :

1. Mengetahui sifat – sifat umum bahan yang ada di laboratorium,

terutama tentang jenis dan besar kecilnya bahaya yang dapat

ditimbulkan.

2. Menyediakan alat – alat pelindung keselamatan kerja.

3. Menyediakan tanda – tanda pada peralatan listrik.

4. Mempunyai almari asam, penerangan dan ventilasi yang baik.

5. Menjaga kebersihan lingkungan.

6. Air selalu tersedia bila digunakan setiap saat.


7. Mematuhi dan melaksanakan peraturan keselamatan kerja.

Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh industri migas

khususnya limbah dari laboratorium dapat menyebabkan terjadinya

pencemaran air, tanah dan udara. Untuk itu perlu adanya penanganan

limbah secara baik, adapun langkah – langkah yang dilakukan di

laboratorium antara lain :

1. Untuk limbah berbentuk cairan yang mengandung bahan kimia

dibuang ke dalam suatu tempat dan bila telah penuh diserahkan ke

bagian Health Safety and Environment (HSE).

2. Untuk limbah berupa minyak ditampung dan dikumpulkan pada

tangka khusus, kemudian setelah penuh dikirim kembali ke pabrik.

3. Untuk benda – benda padat dikumpulkan ke dalam tempat – tempat

penampungan dan diserahkan ke bagian Jealth Safety and

Environment (HSE).

Anda mungkin juga menyukai