BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
potensi sumber daya minyak, gas bumi dan panas bumi yang banyak
terdapat di Indonesia yang berdasarkan pada Landasan Idiil yaitu Pancasila
dan Landasan Konstitusional UUD 1945.Sedangkan secara operasionalnya
dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 1960 Tentang
pendirian Perusahaan Negara, dan Undang-Undang No. 44 Tahun 1960
Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Atas dasar Undang-Undang
tersebut, maka pada tanggal 1961 dibentuklah perusahaan negara sektor
minyak dan gas bumi yaitu PN PERTAMINA dan PN PERMINA. Kedua
perusahaan tersebut bergerak dalam usaha eksplorasi, eksploitasi
pengolahan dan pemasaran/distribusi. Pada tahun 1968 kedua perusahaan
tersebut melakukan merger menjadi PN PERTAMINA yang pada tanggal 1
Januari 1972 berubah menjadi PT. PERTAMINA. Berdasarkan peraturan
pemerintah No. 31 Tahun 2003 sebagai amanat dari pasal 60 UU No. 22
Tahun 2001 Tentang minyak dan gas bumi serta akta pendirian PT.
PERTAMINA (Persero) yang
dilakukan
Kapasitas
Dalam
(barel/hari)
5.000
0.5 %
170.000
16.3 %
135.000
12.7 %
348.000
33.3 %
270.000
24.3 %
125.000
12.0 %
10.000
1.0 %
2.2.
(ALC). Selain menghasilkan BBM, Kilang ini juga merupakan satusatunya Kilang di Indonesia yang menghasilkan produk tambahan berupa
bahan baku minyak pelumas (lube base oil) dan aspal. Sampai saat ini
Kilang Minyak I ini tetap mengolah minyak mentah dari Timur Tengah
mengingat karakteristik minyak dari dalam negeri tidak cukup ekonomis
untuk produk yang dimaksud.
Kilang Minyak I meliputi :
1.
2.
Lube Oil Complex (LOC I), untuk memproduksi lube base oil dan
aspal.
3.
10
11
aspal.
3. Utilities Complex II (UTL II), untuk meyediakan semua kebutuhan
beroperasinya
Kilang
Paraxylene
tersebut,
maka
kilang
ini
didasarkan
atas
pertimbangan
12
1.
2.
3.
kapasitas
Kilang
salah
satunya
adalah
dengan
3.
1. Modifikasi FOC I dan FOC II, LOC I dan II, dan Utilities/Offsite
2. Pembangunan LOC III
3. Pembangunan Utilities III dan LOC III tankage
4. Modernisasi instrumen Kilang dengan DCS
Tabel 2.2. Jenis Pekerjaan dalam Proyek Debottlenecking Cilacap
Lokasi
FOC I
a.
Jenis Pekerjaan
CDU : Penambahan Crude Desalter dan modifikasi/
penambahan tray pada Crude Splitter, Product Side Stripper,
Naphta Stabilizer, dan Gasoline Splitter.
b.
Modifikasi
penambahan
peralatan
pada
Naphta
Hydrotreater Unit
c.
d.
e.
13
FOC II
f.
a.
LOC I
LOC II
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
LOC III
Utilities/
sistem.
a.
Pembangunan Power Generator 8 MW dan Distribution
Offsite
Sistem
b.
c.
d.
14
e.
f.
g.
h.
2.2.5. Kilang Sulfur Recovery Unit (SRU) dan LPG Recovery Unit
Dengan adanya peraturan UU. No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolahan Lingkungan Hidup dengan proyek langit biru, maka pada
tahun 2004 dibangun Kilang Sulfur Recovery Unit (SRU) yang mulai
beroperasi pada April 2006 yang berfungsi untuk mengelola gas buang dari
proses-proses kilang yang ada untuk diambil kandungan sulfur sehingga
kilang SRU menghasilkan produk sulfur cair untuk kebutuhan kosmetik
dan gas buang yang dihasilkan dari kilang-kilang proses setelah melalui
proses di SRU menjadi gas buang yang tidak berbahaya dan ramah
lingkungan. Selain Kilang Sulfur Recovery Unit (SRU) juga dibangun
Kilang LPG Recovery Unit.
Tujuan dibangunnya LPG Recovery Unit di PT. PERTAMINA
(Persero) RU IV Cilacap adalah untuk memisahkan LPG propane dan LPG
butane yang berasal dari stabilizer column (CDU II) dan debutanizer dari
unit platforming. Kapasitas pengolahan sebesar 5.500 barrel/hari.
Umpan yang diolah
15
lokasi Kilang. Hal-hal yang menjadi pertimbangan meliputi biaya produksi, biaya
operasi, dampak sosial, kebutuhan bahan bakar minyak, sarana, studi lingkungan
dan letak geografis.
PT. PERTAMINA RU IV Cilacap terletak di Desa Lomanis, Kecamatan
Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap. Dipilihnya Cilacap sebagai lokasi Kilang
minyak didasarkan atas pertimbangan :
1. Studi kebutuhan BBM menunjukkan bahwa konsumsi terbesar adalah
penduduk pulau Jawa.
2. Tersedianya sarana pelabuhan alami yang sangat ideal karena lautnya
cukup dalam dan tenang karena terlindung pulau Nusakambangan.
3. Terdapatnya jaringan pipa Maos - Yogyakarta dan Cilacap - Padalarang
sehingga penyaluran produksi bahan bakar minyak menjadi lebih mudah.
4. Daerah Cilacap dan sekitarnya telah direncanakan oleh pemerintah sebagai
pusat pengembangan produksi untuk wilayah Jawa bagian selatan.
Dari hasil pertimbangan tersebut, maka dengan adanya areal tanah yang
tersedia dan memenuhi persyaratan untuk pembangunan Kilang minyak, maka
Refinery Unit IV dibangun di Cilacap dengan luas area total yang digunakan
adalah 526,5 ha.
16
2.3.2
Luas
203,19 Ha
50,97 Ha
120,77 Ha
100,80 Ha
10,27 Ha
70,00 Ha
90,00
69,71 Ha
526,71 Ha
Ha
Nama Unit
Crude Destillation Unit (CDU) I
12
13
14
Platformer Unit
15
16
Meroxtreater Unit
17
18
Nitrogen Plant
19
17
2. Area 01
Fuel Oil Complex II, terdiri dari :
No Unit
008
Nama Unit
Caustic and Storage Unit
009
Nitrogen Plant
011
012
013
014
015
016
017
018
019
3. Area 20
Lube Oil Complex I, terdiri dari :
No. Unit
21
Nama Unit
High Vacuum Unit (HVU) I
22
23
24
25
4. Area 02
Lube Oil Complex II, terdiri dari :
No. Unit
021
Nama Unit
High Vacuum Unit (HVU) II
022
023
024
025
18
5. Area 30
Area Tangki BBM, terdiri dari :
No. Unit
31
Nama Unit
Tangki-tangki gasoline dan vessel penambahan TEL FOC I
dan platformer feed tank
32
33
34
35
36
37
FOC II
38
6. Area 40
Tangki tangki Non BBM, terdiri dari :
19
No. Unit
41
Nama Unit
42
Tangki-tangki Bitumen
43
44
45
46
47
Flare sistem
48
7. Area 50
Utilities Complex I, terdiri dari :
No. Unit
51
Nama Unit
Pembangkit tenaga listrik
52
53
54
55
56
57
8. Area 05
Nama Unit
Pembangkit tenaga listrik
052
053
054
055
056
057
9. Area 60
20
No. Unit
90
91
Nama Unit
Utility Fasility Unit
BAB II Gambaran Umum Perusahaan
Gas Treating Unit
92
93
No. Unit
9461
9562
Nama Unit
Tail
Gas &pipa
Thermal
Oxidator
Unit
Jaringan
dari dan
ke Unit
Terminal Minyak Area 70
Refrigeration
Unit
Cross Country
Pipe Line
63
64
66
67
Dermaga
68
Paraxylene
Pengapalan
Bitumen,
Lube
Oil,
LPG,
dan
Nama Unit
Tangki-tangki minyak mentah feed FOC II dan Bunker
72
73
11. Area 80
Kilang Paraxylene, terdiri dari :
No. Unit
81
Nama Unit
Nitrogen Plant Unit
82
84
85
Sulfolane Unit
86
Tatoray Unit
87
88
Parex Unit
89
12. Area 90
Isomar unit
21
Nama Unit
Propane Deasphalting Unit
MEK Dewaxing Unit
260
14. Area 500
2.4.
Nama Unit
Pembangkit Tenaga Listrik
520
530
560
Unit Sistem Udara Tekan
Produksi Kilang Pertamina RU IV Cilacap dan Kapasitasnya
Produksi PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap bermacammacam,
selain BBM, produk seperti lube base oil (bahan dasar minyak pelumas) dan aspal
juga dihasilkan oleh PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap. Tabel berikut
menjelaskan produksi RU IV Cilacap dan kapasitasnya dari tiap-tiap unit:
Tabel 2.4. Produksi dan Kapasitas FOC I
KAPASITAS DESIGN
TPSD
BPSD
UNIT
CDU I
16.126
118.000
NHT I
2.805
25.600
Hydrodesulfurizer
2.300
17.000
Platformer I
1.650
14.900
Propane Manufacturing
43,5
2.116
780
100 Nm3/jam
15.700
-
N2 cair
CRU Unit
65 Nm3/jam
1615,2
Tabel 2.5. Produksi dan Kapasitas FOC II
22
KAPASITAS DESIGN
TPSD
BPSD
UNIT
CDU II
30.680
230.000
NHT II
2.441
20.000
AH Unibon
3.084
23.000
Platformer II
2.441
20.000
LPG Recovery
636
Naphtha Merox
1.311
11.100
SWS
2.410
TDHT
1.802
13.200
Visbreaker
8.390
55.600
LOC II
LOC III
2.574
3.883
538
784
784
478 573
1.786 - 2.270
226 337
501 - 841
501 841
1.700
Hydrotreating Unit
NHT
1.791
CCR Platformer
1.791
Sulfolane
1.100
Tatoray
1.730
Xylene Fractionator
4.985
Parex
4.440
23
Isomar
3.590
Tabel 2.8. Grade dan Kapasitas Lube Base Oil
2.5.
Grade
HVI 60
69,4
HVI 95/100
108,5
HVI 160s
104,6
HVI 650
145,5
selain BBM juga dihasilkan produk seperti bahan dasar minyak pelumas dan
aspal.
Adapun bahan baku dan produk yang dihasilkan di PT. PERTAMINA
(Persero) RU IV Cilacap adalah :
1.
Bahan Baku:
Produk :
Gasoline/Premium
Kerosene/Avtur
Industrial
Fuel Oil
Produk
: Residu FOC I
24
Produk
: Residu FOC II
Produk
Produk
m. Kilang Paraxylene
Bahan Baku
: Naphta
Produk
Gambar 2.3. , 2.4. , dan 2.5. menjelaskan tentang blok diagram atau alur
proses yang terjadi di Fuel Oil Complek I (FOC I), Lube Oil Complex I (LOC I ),
Fuel Oil Complek II (FOC II ) dan Paraxylene. Dalam setiap diagram blok akan
menjelaskan alur proses dari mulai bahan baku masuk sampai produk yang
dihasilkan. Setiap blok diagram akan melalui proses dan hasil produk yang
berbeda.
25
26
Sarana Penunjang
Dalam kegiatan operasinya, baik Kilang BBM dan Kilang non BBM
(NBM) maupun Kilang Paraxylene didukung oleh sarana penunjang antara lain :
2.6.1. Unit Utilities.
Yang berfungsi menyediakan tenaga listrik, tenaga uap dan kebutuhan air
bersih, baik untuk keperluan operasi kilang, perkantoran, perumahan, rumah
rakit dan fasilitas lainnya.
Refinery Unit IV mempunyai kapasitas Utilities :
a.
b.
c.
27
28
2.7.
Sistem Organisasi dan Manajemen
2.7.1. Visi, Misi, Motto, dan Logo PT. Pertamina
1.
Visi PT.Pertamina
Menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia
2.
Misi PT.Pertamina
Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat
3.
-
Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam sekala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar
biaya dan menghargai kinerja.
Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip prinsip bisnis yang sehat.
Capable (Berkemampuan)
29
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan
penguasaan
teknis
tinggi,
berkomitmen
dalam
membangun
kuda laut yang saling berhadapan menjadi huruf P yang berbentuk seperti panah,
dapat dilihat pada gambar 2.1. Perubahan logo ini mempunyai arti pertimbangan
untuk membangkitkan semangat baru bagi seluruh karyawan, adanya perubahan
corporate culture pada seluruh pekerja, menimbulkan image yang lebih baik di
antara global oil dan gas companies, serta mendorong daya saing perusahaan
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, antara lain :
a. Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi Perseroan.
b. Perubahan strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan pasca
PSO serta semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru.
Selain itu PT. PERTAMINA (Persero) juga memiliki slogan yaitu
ALWAYS THERE, yang berarti SELALU HADIR MELAYANI.
Dengan slogan ini diharapkan perilaku dari seluruh jajaran pekerja PT.
PERTAMINA (Persero) akan berubah menjadi entrepreneur dan custumer
oriented, terkait dengan persaingan yang sedang dan akan dihadapi.
30
5.
6.
kebutuhan
pasar, dengan
tujuan
memuaskan
konsumen,
31
2. Refinery Unit II
: Dumai
: Plaju
4. Refinery Unit IV
: Cilacap
5. Refinery Unit V
: Balikpapan
32
6. Refinery Unit VI
: Balongan
: Sorong
33