Anda di halaman 1dari 27

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.

Sejarah Singkat PT. Pertamina Refinery Unit IV Cilacap


Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Salah satu
diantaranya adalah sumber daya minyak bumi, gas dan panas bumi.
Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat
menghasilkan energi baik untuk bahan bakar maupun untuk pembangkit
tenaga listrik. Bagi Indonesia, minyak bumi merupakan sumber daya alam
yang sangat vital dan strategis, karena peranannya yang penting dan sangat
dominan untuk menunjang pembangunan di tanah air. Hal ini disebabkan
karena disamping untuk keperluan dalam negeri, juga diperuntukkan
menambah devisa melalui ekspor migas. Seiring dengan perkembangan
industri dan pembangunan di Indonesia maka kebutuhan energi akan terus
bertambah dari tahun ke tahun.
Perkembangan penggunaan minyak bumi dewasa ini terus
berkembang dan semakin meningkat. Minyak bumi merupakan salah satu
sumber energi utama yang masih digunakan, terutama untuk pembangkit
tenaga listrik serta sebagai bahan bakar berbagai jenis mesin. Konsumsi
minyak bumi ini terus meningkat terutama untuk keperluan dalam negeri
sebagai bahan bakar minyak (BBM) terutama untuk kebutuhan pulau Jawa
yang merupakan daerah konsumen di Indonesia.
Indonesia mempunyai cukup banyak sumber minyak bumi dan
telah dikelola sejak masa penjajahan Belanda hingga saat ini. Meskipun
telah dimanfaatkan selama kurun waktu hampir dua abad, ternyata masih
banyak wilayah bagian Indonesia yang belum dieksploitasi. Tercatat
kurang lebih 30 cekungan yang telah dieksploitasi yang pada umumnya
berada di wilayah barat Indonesia dan 30 cekungan lagi di wilayah timur
Indonesia yang sebagian besar belum dieksploitasi.
PERTAMINA merupakan perusahaan pertambangan minyak dan
gas bumi negara yang ditugaskan untuk mengolah dan mengembangkan

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

potensi sumber daya minyak, gas bumi dan panas bumi yang banyak
terdapat di Indonesia yang berdasarkan pada Landasan Idiil yaitu Pancasila
dan Landasan Konstitusional UUD 1945.Sedangkan secara operasionalnya
dikembangkan berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 1960 Tentang
pendirian Perusahaan Negara, dan Undang-Undang No. 44 Tahun 1960
Tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi. Atas dasar Undang-Undang
tersebut, maka pada tanggal 1961 dibentuklah perusahaan negara sektor
minyak dan gas bumi yaitu PN PERTAMINA dan PN PERMINA. Kedua
perusahaan tersebut bergerak dalam usaha eksplorasi, eksploitasi
pengolahan dan pemasaran/distribusi. Pada tahun 1968 kedua perusahaan
tersebut melakukan merger menjadi PN PERTAMINA yang pada tanggal 1
Januari 1972 berubah menjadi PT. PERTAMINA. Berdasarkan peraturan
pemerintah No. 31 Tahun 2003 sebagai amanat dari pasal 60 UU No. 22
Tahun 2001 Tentang minyak dan gas bumi serta akta pendirian PT.
PERTAMINA (Persero) yang

dilakukan

oleh Menteri Keuangan

dilaksanakan pengalihan Badan Hukum serta pengalihan Direksi dan


Komisaris. Mulai tanggal 1 Oktober 2003 PERTAMINA berubah menjadi
Persero.
Sejalan dengan pembangunan yang berkembang dengan pesat,
maka kebutuhan minyak bumi akan terus semakin bertambah. Untuk itu
perlu dibangun refinery unit minyak bumi guna memenuhi kebutuhan yang
semakin meningkat tersebut. Dalam usaha tersebut maka pada tahun 1974
dibangunlah kilang minyak yang dirancang untuk mengolah bahan baku
minyak mentah dari Timur Tengah.
Pembangunan Kilang minyak di Cilacap merupakan pembangunan
salah satu dari refinery unit yang ada di Indonesia. PERTAMINA Refinery
Unit IV Cilacap berada di bawah tanggung Jawab Direktorat Pengolahan
PERTAMINA. Refinery Unit IV Cilacap ini merupakan refinery unit
dengan kilang berkapasitas terbesar di Indonesia.

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

Tabel 2.1.Oil Refinery Unit PT. Pertamina dan kapasitasnya :


No

Refinery Unit (RU)

Kapasitas

Dalam

(barel/hari)

5.000

0.5 %

RU I Pangkalan Brandan (Sumatra Utara) *

RU II Dumai dan Sungai Pakning (Riau)

170.000

16.3 %

RU III Plaju dan Sungai Gerong (Sumatra Selatan)

135.000

12.7 %

RU IV Cilacap (Jawa Tengah)

348.000

33.3 %

RU V Balikpapan (Kalimantan Timur)

270.000

24.3 %

RU VI Balongan (Jawa Barat)

125.000

12.0 %

RU VII Kasim Papua Barat (Papua Barat)

10.000

1.0 %

* RU I Pangkalan Brandan saat ini tidak beroperasi lagi

Gambar 2.1. Lokasi Refinery Unit PT. PERTAMINA di Seluruh


Indonesia

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

2.2.

Perkembangan Kilang Minyak PT Pertamina RU IV


Pembangunan Kilang minyak di Cilacap dilaksanakan dalam 4
tahap yaitu Kilang Minyak I, Kilang Minyak II, dan Kilang Paraxylene
serta proyek debottlenecking.

2.2.1. Kilang Minyak I


Kilang Minyak I Cilacap tahun 1974 dan mulai beroperasi pada
24 Agustus 1976 . Kilang ini dirancang oleh Shell International
Petroleum Maatschappij (SIPM), sedangkan kontraktornya adalah Fluor
Eastern Inc. yang dibantu oleh beberapa sub kontraktor dari perusahaan
Indonesia dan Asing. Selaku pengawas dalam pelaksanaan proyek ini
adalah PERTAMINA.
Kilang minyak I ini dirancang dengan kapasitas pengolahan
100.000 barel/hari, karena meningkatnya kebutuhan konsumen, pada
tahun 1996 dilaksanakan peningkatan kapasitas produksi melalui proyek
debottlenecking, sehingga saat ini Kilang minyak I memiliki kapasitas
menjadi 118.000 barel/hari. Kilang minyak I dibangun untuk mengolah
Crude

yang berasal dari Timur Tengah yaitu Arabian Light Crude

(ALC). Selain menghasilkan BBM, Kilang ini juga merupakan satusatunya Kilang di Indonesia yang menghasilkan produk tambahan berupa
bahan baku minyak pelumas (lube base oil) dan aspal. Sampai saat ini
Kilang Minyak I ini tetap mengolah minyak mentah dari Timur Tengah
mengingat karakteristik minyak dari dalam negeri tidak cukup ekonomis
untuk produk yang dimaksud.
Kilang Minyak I meliputi :
1.

Fuel Oil Complex (FOC I), untuk memproduksi BBM

2.

Lube Oil Complex (LOC I), untuk memproduksi lube base oil dan
aspal.

3.

Utilities Complex I (UTL I), menyediakan semua kebutuhan utilities


dari unit-unit proses seperti steam, listrik, angin instrumen, air
pendingin serta fuel sistem.

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

10

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

2.2.2. Kilang Minyak II


Pembangunan Kilang minyak kedua dimulai tahun 1981 dan mulai
beroperasi setelah diresmikan pada 4 Agustus 1983 dan merupakan
perluasan dari Kilang minyak pertama. Mulai Tahun 1998/1999 Kilang
minyak kedua ini berkapasitas 230.000 barel/hari yang semula hanya
berkapasitas 200.000 barel/hari. Kilang ini pada awalnya dirancang untuk
mengolah minyak mentah dengan komposisi 80 % Arjuna Crude (Kadar
Sulfur 0,1% berat) dan 20 % Attaka Crude (Kadar sulfur 0,1% berat),
tetapi pada perkembangan selanjutnya Kilang ini mengolah minyak
mentah campuran (cocktail) baik dari dalam maupun luar negeri dengan
komposisi yang menyerupai rancangan awal. Kilang ini diproyeksikan
menghasilkan produk BBM antara lain: LPG, base oil, minarex, slack wax,
naptha, dan aspal.
Perluasan Kilang dirancang oleh Universal Oil Product (UOP)
untuk Kompleks BBM, Shell International Petroleum Maatschappij
(SIPM) untuk Lube Oil Complex dan Fluor Eastern Inc. dengan sub
kontraktor diutamakan dari perusahaan-perusahaan nasional.
Perluasan yang dilaksanakan tersebut menjadikan kapasitas kilang
minyak Cilacap menjadi 348.000 barel/hari. Proyek peningkatan kapasitas
kilang minyak secara keseluruhan termasuk kilang Paraxylene dan
pembuatan sarana pengolahan pelumas baru (LOC III) dimulai tahun 1996
dan selesai Mei 1999.
Dengan beroperasinya Kilang minyak Cilacap maka dengan
kapasitas Kilang ini diharapkan telah mencukupi kebutuhan BBM dalam
negeri. Hal ini dikarenakan hampir 35 % BBM dari seluruh BBM yang
dibutuhkan untuk dalam negeri dipasok dari Kilang Cilacap. Di samping
itu Kilang Cilacap menjadi lebih penting lagi yaitu dengan dijadikannya
PERTAMINA Refinery Unit IV sebagai jantung distribusi BBM di pulau
Jawa, sejalan dengan program pipanisasi BBM ke kota - kota besar yang
ada di pulau Jawa.

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

11

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

Berdasarkan pertimbangan adanya bahan baku naphta dan sarana


pendukung seperti Tangki, dermaga dan utilities maka pada tahun 1988
dibangunlah kilang Paraxylene Cilacap (KPC) guna memenuhi kebutuhan
bahan baku Pusat Aromatik di Plaju, sekaligus sebagai usaha
meningkatkan nilai tambah produk Kilang BBM.
Kilang Minyak II PT. PERTAMINA (Persero) RU IV meliputi :
1. Fuel Oil Complex II (FOC II), untuk memproduksi BBM dan LPG.
2. Lube Oil Complex II (LOC II), untuk memproduksi Lube Base dan

aspal.
3. Utilities Complex II (UTL II), untuk meyediakan semua kebutuhan

utilities kebutuhan proses.


4. Offsite Fasilities.
2.2.3. Kilang Paraxylene
Mengingat tersedianya bahan baku Naphta produksi Kilang
minyak II dan tersedianya sarana pendukung seperti dermaga, tangkitangki, dan utilities, maka pada tahun 1988 dibangun lagi Kilang
Petrokimia Paraxylene dan sebagai kontraktor pelaksananya adalah Japan
Gasoline Coorporation (JGC). Kilang ini mulai beroperasi pada 20
Desember 1990 dengan mengolah naptha 590.000 ton/tahun menjadi
produk utama Paraxylene, benzene, dan produk lainnya.
Dengan

beroperasinya

Kilang

Paraxylene

tersebut,

maka

keberadaan PT. PERTAMINA (Persero) RU IV semakin penting, karena


disamping produk yang dihasilkan oleh Kilang Minyak I dan II, juga
merupakan penghasil produk petrokimia. Produk Paraxylene sebagian
untuk memenuhi kebutuhan ke pusat aromat di Plaju sebagai bahan baku
Purified Terepthalic Acid (PTA) dan sebagian lagi diekspor. Sedangkan
produk benzene keseluruhannya diekspor dan produk-produk lainnya
untuk keperluan dalam negeri sendiri.
Pembangunan

kilang

ini

didasarkan

atas

pertimbangan

pertimbangan, antara lain :

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

12

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

1.

Tersedia bahan baku Naphta yang cukup dari Kilang Minyak II

2.

Adanya sarana pendukung berupa dermaga, tangki dan utilitas

3.

Terbukanya peluang pasar baik di dalam maupun di luar negeri.

2.2.4. Proyek Debottlenecking Cilacap (DPC)


Sebagaimana diketahui bahwa kebutuhan BBM, minyak pelumas,
dan aspal di dalam negeri terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi dan lajunya pembangunan nasional, maka upaya untuk
mengembangkan

kapasitas

Kilang

salah

satunya

adalah

dengan

direalisasikannya Proyek Debottlenecking Kilang Minyak Cilacap yang


dibangun pada awal tahun 1996 dan mulai beroperasi pada tahun 1998.
Tujuan dari proyek ini adalah:
1. Meningkatkan kapasitas produksi Kilang I dan II dalam rangka
memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri.
2.

Meningkatkan kapasitas produksi Lube Oil Plant dalam rangka


memenuhi kebutuhan Lube Base Oil dan aspal.

3.

Menghemat/menambah devisa negara.


Lingkup dalam proyek ini adalah meliputi:

1. Modifikasi FOC I dan FOC II, LOC I dan II, dan Utilities/Offsite
2. Pembangunan LOC III
3. Pembangunan Utilities III dan LOC III tankage
4. Modernisasi instrumen Kilang dengan DCS
Tabel 2.2. Jenis Pekerjaan dalam Proyek Debottlenecking Cilacap
Lokasi
FOC I

a.

Jenis Pekerjaan
CDU : Penambahan Crude Desalter dan modifikasi/
penambahan tray pada Crude Splitter, Product Side Stripper,
Naphta Stabilizer, dan Gasoline Splitter.

b.

Modifikasi

penambahan

peralatan

pada

Naphta

Hydrotreater Unit
c.

Modifikasi peralatan pada Kerosine Merox Treating

d.

Modifikasi / penambahan peralatan pada SWS Unit

e.

Modernisasi instrumen Kilang

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

13

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

FOC II

f.

Fasilitas lain : modifikasi / penambahan pumping dan piping

a.

sistem, modifikasi / penambahan heat exchange sistem.


CDU : Penambahan Crude Desalter dan modifikasi/
penambahan tray pada Crude Splitter, Product Side Stripper,
Naphta Stabilizer, dan Gasoline Splitter.

LOC I

LOC II

b.

Modifikasi / penambahan peralatan pada unit AH Unibon

c.

Modifikasi / penambahan peralatan pada unit LPG Recovery

d.

Modifikasi / penambahan peralatan pada unit SWS

e.

Modernisasi instrumen Kilang

f.

Fasilitas lain : modifikasi / penambahan pumping dan piping

a.

sistem, modifikasi/penambahan heat exchange sistem.


Modifikasi/penambahan peralatan pada HVU-1

b.

Modernisasi intrumentasi Kilang

c.

Fasilitas lain : rekonfigurasi/penambahan heat exchange,

pumping tankfarm, dan piping sistem.


a. Modifikasi / penambahan peralatan pada HVU-II
b. Modifikasi / penambahan peralatan pada PDU-II
c. Modifikasi / penambahan peralatan pada FEU-II
d. Modifikasi / penambahan peralatan pada HOS-II
e. Modernisasi intrumentasi Kilang
f. Fasilitas lain : rekonfigurasi/penambahan heat exchange,

LOC III

pumping, dan piping sistem.


a. Pembangunan PDU-III
b. Pembangunan MDU-III
c. Pembangunan HTU/RDU
d. Fasilitas lain : pembangunan new tankage, pumping, dan piping

Utilities/

sistem.
a.
Pembangunan Power Generator 8 MW dan Distribution

Offsite

Sistem
b.

Pembangunan Boiler 60 T/hr beserta BWF dan Distribution


sistem

c.

Modifikasi / penambahan peralatan pada Flare Sistem

d.

Pembangunan Intrument Air

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

14

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

e.

Modifikasi / penambahan Cooling Water Sistem

f.

Modernisasi intrumentasi Kilang

g.

Modifikasi / penambahan kolam pengoalahan limbah

h.

Pembuangan Tangki penimbun aspal dan Lube Oil

2.2.5. Kilang Sulfur Recovery Unit (SRU) dan LPG Recovery Unit
Dengan adanya peraturan UU. No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolahan Lingkungan Hidup dengan proyek langit biru, maka pada
tahun 2004 dibangun Kilang Sulfur Recovery Unit (SRU) yang mulai
beroperasi pada April 2006 yang berfungsi untuk mengelola gas buang dari
proses-proses kilang yang ada untuk diambil kandungan sulfur sehingga
kilang SRU menghasilkan produk sulfur cair untuk kebutuhan kosmetik
dan gas buang yang dihasilkan dari kilang-kilang proses setelah melalui
proses di SRU menjadi gas buang yang tidak berbahaya dan ramah
lingkungan. Selain Kilang Sulfur Recovery Unit (SRU) juga dibangun
Kilang LPG Recovery Unit.
Tujuan dibangunnya LPG Recovery Unit di PT. PERTAMINA
(Persero) RU IV Cilacap adalah untuk memisahkan LPG propane dan LPG
butane yang berasal dari stabilizer column (CDU II) dan debutanizer dari
unit platforming. Kapasitas pengolahan sebesar 5.500 barrel/hari.
Umpan yang diolah

1. Fluida dari top stabilizer


2. Fluida dari top debutanizer
Produknya :
1. Refinery Gas sekitar 2% dari LPG
2. Propane
3. Propane dan butane masing masing berjumlah sekitar 35,7 % dan

62,3 % dari LPG.


2.3. Lokasi dan Tata Letak
2.3.1. Lokasi Pabrik
Lokasi perusahaan adalah hal penting yang akan menentukan kelancaran
perusahaan dalam menjalankan operasinya. Demikian halnya dalam menentukan
Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)
Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

15

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

lokasi Kilang. Hal-hal yang menjadi pertimbangan meliputi biaya produksi, biaya
operasi, dampak sosial, kebutuhan bahan bakar minyak, sarana, studi lingkungan
dan letak geografis.
PT. PERTAMINA RU IV Cilacap terletak di Desa Lomanis, Kecamatan
Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap. Dipilihnya Cilacap sebagai lokasi Kilang
minyak didasarkan atas pertimbangan :
1. Studi kebutuhan BBM menunjukkan bahwa konsumsi terbesar adalah
penduduk pulau Jawa.
2. Tersedianya sarana pelabuhan alami yang sangat ideal karena lautnya
cukup dalam dan tenang karena terlindung pulau Nusakambangan.
3. Terdapatnya jaringan pipa Maos - Yogyakarta dan Cilacap - Padalarang
sehingga penyaluran produksi bahan bakar minyak menjadi lebih mudah.
4. Daerah Cilacap dan sekitarnya telah direncanakan oleh pemerintah sebagai
pusat pengembangan produksi untuk wilayah Jawa bagian selatan.
Dari hasil pertimbangan tersebut, maka dengan adanya areal tanah yang
tersedia dan memenuhi persyaratan untuk pembangunan Kilang minyak, maka
Refinery Unit IV dibangun di Cilacap dengan luas area total yang digunakan
adalah 526,5 ha.

Gambar 2.2. Lokasi Pabrik PT. PERTAMINA RU IV Cilacap

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

16

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

2.3.2

Tata Letak Kilang


Tata letak Kilang minyak Cilacap beserta sarana pendukung yang ada

adalah sebagai berikut :


Tabel 2.3. Luas Area Pabrik Kilang Minyak
No.
Nama Area
1 Area Kilang Minyak dan perluasan

Luas
203,19 Ha

Area Terminal dan Pelabuhan

50,97 Ha

Area Pipa Track dan Jalur Jalan

120,77 Ha

Area Perumahan dan Sarananya

100,80 Ha

Area Rumah Sakit dan Lingkungannya

10,27 Ha

Area Lapangan Terbang

70,00 Ha

Area Kilang Paraxylene

90,00

Sarana Olah Raga dan Rekreasi


Total

69,71 Ha
526,71 Ha

Ha

PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit IV Cilacap terdiri dari unitunit


proses dan sarana penunjang yang terbagi dalam beberapa area dimana setiap area
memiliki no.unit dan nama unit masingmasing.
1. Area 10
Fuel Oil Complex I, terdiri dari :
No. Unit
11

Nama Unit
Crude Destillation Unit (CDU) I

12

Naphtha Hydrotreater Unit (NHT) I

13

Hydro Desulfurizer Unit (HDS)

14

Platformer Unit

15

Propane Manufacturer Unit (PMF)

16

Meroxtreater Unit

17

Sour Water Stripper Unit (SWS)

18

Nitrogen Plant

19

CRP Unit / Hg Removal

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

17

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

2. Area 01
Fuel Oil Complex II, terdiri dari :
No Unit
008

Nama Unit
Caustic and Storage Unit

009

Nitrogen Plant

011

Crude Distillation Unit (CDU) II

012

Naphtha Hydrotreater Unit (NHT) II

013

Aromatic Hydrogenation (AH) Unibon Unit

014

Continuous Catalytic Regeneration (CCR) Platformer Unit

015

Liquified Petroleum Gas (LPG) Recovery Unit

016

Minimize Alkalinity Merchaptan Oxidation (Minalk Merox)


Treater Unit

017

Sour Water Stripper Unit (SWS) II

018

Thermal Distillate Hydrotreater Unit

019

Visbreaker Thermal Cracking Unit

3. Area 20
Lube Oil Complex I, terdiri dari :
No. Unit
21

Nama Unit
High Vacuum Unit (HVU) I

22

Propane Deasphalting Unit (PDU) I

23

Fulfural Extraction Unit (FEU) I

24

Methyl Ethyl Keton (MEK) Dewaxing Unit / MDU I

25

Hot Hot Oil Sistem I

4. Area 02
Lube Oil Complex II, terdiri dari :
No. Unit
021

Nama Unit
High Vacuum Unit (HVU) II

022

Propane Deasphalting Unit (PDU) II

023

Fulfural Extraction Unit (FEU) II

024

Methyl Ethyl Keton (MEK) Dewaxing Unit / MDU II

025

Hot Oil Sistem II

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

18

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

5. Area 30
Area Tangki BBM, terdiri dari :
No. Unit
31

Nama Unit
Tangki-tangki gasoline dan vessel penambahan TEL FOC I
dan platformer feed tank

32

Tangki-tangki kerosene dan AH Unibon feed tank

33

Tangki-tangki Automative Diesel Oil (ADO)

34

Tangki-tangki Industrial Fuel Oil (IFO)

35

Tangki-tangki komponen IFO dan HVU feed

36

Tangki-tangki Mogas, Heavy Naphta dan penambahan TEL

37

FOC II

38

Tangki tangki LSWR dan IFO


Tangki tangki ALC, BLC dan ILC sebagai umpan FOC I

6. Area 40
Tangki tangki Non BBM, terdiri dari :

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

19

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

No. Unit
41

Tangki-tangki Lube Oil

Nama Unit

42

Tangki-tangki Bitumen

43

Tangki-tangki Long Residue

44

Gasoline station, Bengkel, Gudang dan Pool Alat Berat

45

Tangki-tangki Feed FOC II

46

Tangki-tangki Feed Mixed LPG

47

Flare sistem

48

Drum Plant, untuk pengisisan aspal

7. Area 50
Utilities Complex I, terdiri dari :
No. Unit
51

Nama Unit
Pembangkit tenaga listrik

52

Unit Steam Generator

53

Unit Sistem Air Pendingin

54

Unit Pengolahan Air

55

Unit Sistem Air Pemadam Kebakaran

56

Unit Sistem Udara Tekan

57
8. Area 05

Unit sistem Pengadaan Fuel Oil dan Fuel Gas

Utilities Complex II, terdiri dari :


No. Unit
051

Nama Unit
Pembangkit tenaga listrik

052

Unit Steam Generator

053

Unit Sistem Air Pendingin

054

Unit Pengolahan Air

055

Unit Sistem Air Pemadam Kebakaran

056

Unit Sistem Udara Tekan

057
9. Area 60

Unit sistem Pengadaan BBM dan Gas

Jaringan Oil Movement dan Perpipaan, terdiri dari :


Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)
Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

20

No. Unit
90
91

Nama Unit
Utility Fasility Unit
BAB II Gambaran Umum Perusahaan
Gas Treating Unit

92
93
No. Unit
9461
9562

LPG Recovery Unit


Sulfur Recovery Unit

Nama Unit
Tail
Gas &pipa
Thermal
Oxidator
Unit
Jaringan
dari dan
ke Unit
Terminal Minyak Area 70
Refrigeration
Unit
Cross Country
Pipe Line

63

Stasiun Pompa Air Sungai

64

Dermaga Pengapalan Bitumen, Lube Oil, LPG dan Paraxylene

66

Tangki-tangki Balast dan Bunker

67

Dermaga

68

Paraxylene

Pengapalan

Bitumen,

Lube

Oil,

LPG,

dan

Dermaga Pengapalan LPG


10. Area 70
Teminal Minyak Mentah dan Produk, terdiri dari :
No. Unit
71

Nama Unit
Tangki-tangki minyak mentah feed FOC II dan Bunker

72

Crude Island Board

73

Dermaga pengapalan minyak dan penerimaan Crude Oil

11. Area 80
Kilang Paraxylene, terdiri dari :
No. Unit
81

Nama Unit
Nitrogen Plant Unit

82

Naphtha Hydrotreater Unit

84

CCR Platformer Unit

85

Sulfolane Unit

86

Tatoray Unit

87

Xylene Fractionation Unit

88

Parex Unit

89
12. Area 90

Isomar unit

LPG Sulfur Recovery Unit, terdiri dari :

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

21

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

13. Area 200


Lube Oil Complex III, terdiri dari :
No. Unit
220
240

Nama Unit
Propane Deasphalting Unit
MEK Dewaxing Unit

260
14. Area 500

Hydro Treating Unit

Utilities II A, terdiri dari :


No. Unit
510

2.4.

Nama Unit
Pembangkit Tenaga Listrik

520

Steam Generator Unit

530

Cooling Water System

560
Unit Sistem Udara Tekan
Produksi Kilang Pertamina RU IV Cilacap dan Kapasitasnya
Produksi PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap bermacammacam,

selain BBM, produk seperti lube base oil (bahan dasar minyak pelumas) dan aspal
juga dihasilkan oleh PT. Pertamina (Persero) RU IV Cilacap. Tabel berikut
menjelaskan produksi RU IV Cilacap dan kapasitasnya dari tiap-tiap unit:
Tabel 2.4. Produksi dan Kapasitas FOC I
KAPASITAS DESIGN
TPSD
BPSD

UNIT
CDU I

16.126

118.000

NHT I

2.805

25.600

Hydrodesulfurizer

2.300

17.000

Platformer I

1.650

14.900

Propane Manufacturing

43,5

Kerosine Merox Treater


Sour Water Stripper
N2 gas

2.116
780
100 Nm3/jam

15.700
-

N2 cair
CRU Unit

65 Nm3/jam
1615,2
Tabel 2.5. Produksi dan Kapasitas FOC II

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

22

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

KAPASITAS DESIGN
TPSD
BPSD

UNIT
CDU II

30.680

230.000

NHT II

2.441

20.000

AH Unibon

3.084

23.000

Platformer II

2.441

20.000

LPG Recovery

636

Naphtha Merox

1.311

11.100

SWS

2.410

TDHT

1.802

13.200

Visbreaker

8.390

55.600

Tabel 2.6. Produksi dan Kapasitas LOC I, II, dan III


UNIT

KAPASITAS DESIGN (dalam TPSD)


LOC I

LOC II

LOC III

2.574

3.883

538

784

784

Furfural Extraction Unit

478 573

1.786 - 2.270

MEK Dewaxing Unit

226 337

501 - 841

501 841

1.700

High Vacuum Unit


Propone Deasphalting Unit

Hydrotreating Unit

Tabel 2.7. Produksi dan Kapasitas Kilang Paraxylene


UNIT

KAPASITAS DESIGN (dalam TPSD)

NHT

1.791

CCR Platformer

1.791

Sulfolane

1.100

Tatoray

1.730

Xylene Fractionator

4.985

Parex

4.440

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

23

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

Isomar

3.590
Tabel 2.8. Grade dan Kapasitas Lube Base Oil

2.5.

Grade

Kapasitas (kilo ton/tahun)

HVI 60

69,4

HVI 95/100

108,5

HVI 160s

104,6

HVI 650

145,5

Bahan Baku dan Produk Pertamina RU IV Cilacap


Produk PT. PERTAMINA (Persero) RU IV Cilacap bermacam macam,

selain BBM juga dihasilkan produk seperti bahan dasar minyak pelumas dan
aspal.
Adapun bahan baku dan produk yang dihasilkan di PT. PERTAMINA
(Persero) RU IV Cilacap adalah :
1.

Fuel Oil Complex I

Bahan Baku:

Arabian Light Crude


Iranian Light Crude
Basrah Light Crude

Produk :

Refinery Fuel Gas

Gasoline/Premium

Kerosene/Avtur

Automatic Diesel Oil

Industrial Diesel Oil

Industrial
Fuel Oil

i. Fuel Oil Complex II


Bahan Baku

: Ardjuna Crude, Ataca Crude

Produk

: LPG, Naphtha, Gasoline/Premium, Propane, Kerosene,


HDO/LDO, IFO, Refinery Fuel Gas

j. Lube Oil Complex I ( LOC I )


Bahan Baku

: Residu FOC I

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

24

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

Produk

: HVI 60, HVI 95, Propane Asphalt, Minarex A dan B,


Snack Wax

k. Lube Oil Complex II ( LOC II )


Bahan Baku

: Residu FOC II

Produk

: HVI 95, HVI 160S, Propane Asphalt, Minarex A dan B,


Snack Wax

l. Lube Oil Complex III ( LOC III )


Bahan Baku

: Distilat LOC I dan Loc II

Produk

: HVI 650,slack Wax, Propane Asphalt, Minarex.

m. Kilang Paraxylene
Bahan Baku

: Naphta

Produk

: Paraxylene, Benzene, LPG, Raffinate, Heavy Aromate,


Tolluene.

Gambar 2.3. , 2.4. , dan 2.5. menjelaskan tentang blok diagram atau alur
proses yang terjadi di Fuel Oil Complek I (FOC I), Lube Oil Complex I (LOC I ),
Fuel Oil Complek II (FOC II ) dan Paraxylene. Dalam setiap diagram blok akan
menjelaskan alur proses dari mulai bahan baku masuk sampai produk yang
dihasilkan. Setiap blok diagram akan melalui proses dan hasil produk yang
berbeda.

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

25

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

Gambar 2.3 Diagram Blok FOC I, LOC I.

Gambar 2.4 Diagram Blok FOC II

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

26

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

Gambar 2.5 Diagram Blok Proses Paraxylene


2.6.

Sarana Penunjang
Dalam kegiatan operasinya, baik Kilang BBM dan Kilang non BBM

(NBM) maupun Kilang Paraxylene didukung oleh sarana penunjang antara lain :
2.6.1. Unit Utilities.
Yang berfungsi menyediakan tenaga listrik, tenaga uap dan kebutuhan air
bersih, baik untuk keperluan operasi kilang, perkantoran, perumahan, rumah
rakit dan fasilitas lainnya.
Refinery Unit IV mempunyai kapasitas Utilities :
a.

Generator ( Pembangkit Tenaga Listrik ) sebesar 112 MW

b.

Boiler sebesar 790 Ton/jam

c.

Sea Water Desalination ( Desalinasi Air Laut ) sebesar 540 Ton/jam

2.6.2. Tangki Penimbunan


Yang digunakan sebagai penampung bahan baku minyak mentah, produk
antara, produk akhir maupun air bersih untuk keperluan operasional Kilang.
2.6.3. Laboratorium
Yang berfungsi untuk mengontrol spesifikasi dan kualitas dari minyak
mentah, produk antara, produk akhir, termasuk juga untuk pusat penelitian
dan pengembangan.
2.6.4. Bengkel Pemeliharaan
Yang berfungsi untuk perbaikan peralatan Kilang yang mengalami
kerusakan bahkan pada saat tertentu membuat peralatan pengganti yang
sangat diperlukan bagi operasi Kilang.
Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)
Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

27

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

2.6.5. Health Safety Environment (HSE)


Fungsi Bidang HSE adalah menyelenggarakan upaya pencegahan dan
pengendalian terjadinya kecelakaan, kebakaran, pencemaran lingkungan
guna meminimalkan risiko kerugian perusahaan agar tercipta kegiatan
operasi kilang yang aman, efektif dan berwawasan lingkungan. Jumlah
pekerja yang mendukung kegiatan operasional HSE PT. PERTAMINA
(Persero) UP IV Cilacap saat ini sebanyak 51 orang
2.6.6. Marine
Adalah salah satu bagian yang bertugas untuk mengatur lalu lintas kapal
kapal tanker dan mendukung bongkar muat minyak mentah serta produk
Kilang yang terletak di area Kilang.
2.6.7. Telkom dan Jaringan,
Yang menyediakan sarana komunikasi antara lain radio HT, telepon dan
peralatan elektronika lainnya untuk kepentingan operasional. Sarana
kesejahteraan dan rekreasi untuk pekerja dan keluarga, meliputi berbagai
fasilitas antara lain :
1. Fasilitas Rumah Sakit
2. Sarana Olah Raga
3. Sarana Ibadah
4. Koperasi Wanita Patra
5. Gedung Pertemuan
6. Wisma Griya Patra

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

28

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

2.7.
Sistem Organisasi dan Manajemen
2.7.1. Visi, Misi, Motto, dan Logo PT. Pertamina
1.

Visi PT.Pertamina
Menjadi perusahaan minyak nasional kelas dunia

2.

Misi PT.Pertamina
Menjalankan usaha inti minyak, gas, dan bahan bakar nabati secara
terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat

3.
-

Tata Nilai PT. Pertamina ( Persero )


Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghadiri benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.
Berpedoman pada asas asas tata kelola korporasi yang baik.

Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam sekala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar
biaya dan menghargai kinerja.

Confident (Percaya Diri)


Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.

Customer Focused (Fokus pada pelanggan)


Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan.

Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip prinsip bisnis yang sehat.

Capable (Berkemampuan)

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

29

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan

penguasaan

teknis

tinggi,

berkomitmen

dalam

membangun

kemampuan riset dan pengembangan.


4.

Logo PT.Pertamina (Persero)


PT. PERTAMINA (Persero) RU IV mengalami perubahan logo dari logo

kuda laut yang saling berhadapan menjadi huruf P yang berbentuk seperti panah,
dapat dilihat pada gambar 2.1. Perubahan logo ini mempunyai arti pertimbangan
untuk membangkitkan semangat baru bagi seluruh karyawan, adanya perubahan
corporate culture pada seluruh pekerja, menimbulkan image yang lebih baik di
antara global oil dan gas companies, serta mendorong daya saing perusahaan
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, antara lain :
a. Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi Perseroan.
b. Perubahan strategi perusahaan dalam menghadapi persaingan pasca
PSO serta semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru.
Selain itu PT. PERTAMINA (Persero) juga memiliki slogan yaitu
ALWAYS THERE, yang berarti SELALU HADIR MELAYANI.

Dengan slogan ini diharapkan perilaku dari seluruh jajaran pekerja PT.
PERTAMINA (Persero) akan berubah menjadi entrepreneur dan custumer
oriented, terkait dengan persaingan yang sedang dan akan dihadapi.

Gambar 2.6 Logo PT. Pertamina (Persero)


Logo ini merepresentasikan kata PERTAMINA dengan membentuk
panah dengan arah ke kanan. Hal ini berarti PT. PERTAMINA (Persero)
bergerak melesat maju dan progresif. Secara keseluruhan, logo PT.
PERTAMINA (Persero) menggunakan warna-warna yang berani. Hal ini
menunjukkan langkah besar kedepan yang akan diambil PERTAMINA dan
aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis.
Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)
Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

30

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

Warna warna tersebut yaitu :

Biru : Melambangkan kehandalan, dapat dipercaya dan bertanggungjawab.


Sumber daya manusia sebagai mitra kerja yang loyal serta memiliki komitmen
untuk berdedikasi.

Hijau : Melambangkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.


Sumber daya lingkungan sebagai mitra kerja yang berorientasi pada pelayanan
masyarakat.

Merah : Melambangkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam


menghadapi berbagai macam keadaan.
Sumber daya manusia sebagai sebagai mitra kerja yang tangguh dan pantang
menyerah.

5.

Visi PT.Pertamina (Persero) RU IV Cilacap


Menjadi kilang minyak yang unggul di Asia Tenggara dan
kompetitif di Asia pada tahun 2015

6.

Misi PT.Pertamina (Persero) RU IV Cilacap


Mengolah minyak bumi menjadi produk BBM dan NBM untuk
memenuhi

kebutuhan

pasar, dengan

tujuan

memuaskan

konsumen,

meningkatkan kesejahteraan pekerja dengan meningkatkan kinerja kilang


yang berwawasan lingkungan dan berstandar internasional yang dikelola
secara profesional.
7.

Motto Budaya Kerja PT.Pertamina RU IV Cilacap


Bekerja dalam kebersamaan untuk keunggulan bersama

2.7.2. Sistem Manajemen dan Pengawasan


PT. PERTAMINA (Persero) dikelola oleh suatu Dewan Direksi Perusahaan
dan diawasi oleh suatu Dewan Komisaris Pemerintah untuk PERTAMINA
(DKPP). Pelaksanaan kegiatan PT. PERTAMINA (Persero) diawasi oleh
seperangkat pengawas yaitu Lembaga Negara, Pemerintah maupun dari unsur
intern PT. PERTAMINA (Persero) sendiri.
Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)
Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

31

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

Sedangkan untuk struktur organisasi PT. PERTAMINA (Persero) RU IV


Cilacap adalah sebagai berikut :

Gambar 2.7.Struktur Organisasi PT. PERTAMINA RU IV Cilacap


2.7.3. Sistem Organisasi dan Kepegawaian
Direktur Pengolahan PERTAMINA membawahi Refinery Unit yang ada di
Indonesia, yaitu :
1. Refinery Unit I

: Pangkalan Brandan (Sudah tidak beroperasi lagi)

2. Refinery Unit II

: Dumai

3. Refinery Unit III

: Plaju

4. Refinery Unit IV

: Cilacap

5. Refinery Unit V

: Balikpapan

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

32

BAB II Gambaran Umum Perusahaan

6. Refinery Unit VI

: Balongan

7. Refinery Unit VII

: Sorong

Kegiatan utama operasi kilang di RU IV Cilacap adalah :


1. Kilang Minyak ( BBM dan Non BBM )
2. Kilang Petrokimia
Refinery Unit IV Cilacap dipimpin oleh seorang General Manager yang
membawahi :
1. Manager Engineering & Development
2. Manager General Affair
3. Manager Health, Safety Environmental
4. Manager Procurement
5. Manager Reability
6. Senior Manager Operation & Manufacturing
7. OPI Coordinator
8. Manager Human Resource Area
9. IT RU IV Cilacap Area Manager
Sedangkan Manager Kilang membawahi 3 manager, 1 kepala Bagian, dan Shift
Superitendent yaitu :
1. Manager Production I
2. Manager Production II
3. Manager Refinery Planning & OPT
4. Manager Maintenance Plann & Support
5. Manager Maintenance Execution
Dalam melakukan tugas dan kegiatannya kepala bidang dibantu oleh
kepala sub bidang, kepala seksi dan seluruh perangkat operasi dibawahnya.

Ahmad Nauval (3.31.13.0.02)


Laporan Kerja Praktek di PT. Pertamina (Persero) RU-IV Cilacap
Periode 01 Juli 31 Agustus 2015

33

Anda mungkin juga menyukai