Pertamina senantiasa bekerja keras membangun bangsa dengan mengokohkan komitmen dalam
bidang energi baru dan terbarukan serta diversifikasi usaha.
PT Pertamina (Persero) telah menempuh enam dekade dalam industri energi. Komitmen ini
dibuktikan dengan penyediaan produk yang lebih berkualitas guna memenuhi kebutuhan konsumen
akan produk yang unggul. Kini saatnya, Pertamina memantapkan langkah, menyongsong tantangan
yang membentang dengan penuh optimisme guna menciptakan pertumbuhan bisnis Perusahaan yang
berkelanjutan melalui investasi dan optimalisasi bisnis agar terus tumbuh sesuai dengan harapan
seluruh pemangku kepentingan.
Tonggak sejarah Pertamina diawali sekitar tahun 1950-an, Pemerintah Republik Indonesia menunjuk
Angkatan Darat yang kemudian mendirikan PT Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera Utara untuk
mengelola lading minyak di wilayah Sumatera. Pada 10 Desember 1957, perusahaan tersebut
berubah nama menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Tanggal ini
diperingati sebagai lahirnya Pertamina hingga saat ini. Pada 1960, PT Permina berubah status
menjadi Perusahaan Negara (PN) Permina. Kemudian, PN Permina bergabung dengan PN Pertamin
menjadi PN Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) pada 20 Agustus 1968.
Selanjutnya, pemerintah mengatur peran Pertamina untuk menghasilkan dan mengolah migas dari
ladangladang minyak serta menyediakan kebutuhan bahan bakar dan gas di Indonesia melalui UU
No.8 tahun 1971. Kemudian melalui UU No.22 tahun 2001, pemerintah mengubah kedudukan
Pertamina sehingga penyelenggaraan Public Service Obligation (PSO) dilakukan melalui kegiatan
usaha.
Berdasarkan PP No.31 Tahun 2003 tanggal 18 Juni 2003, Perusahaan Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi Negara berubah nama menjadi PT Pertamina (Persero) yang melakukan kegiatan usaha
migas pada Sektor Hulu hingga Sektor Hilir. PT Pertamina (Persero) didirikan pada tanggal 17
September 2003 berdasarkan Akta Notaris No.20 Tahun 2003. Pada 10 Desember 2005, Pertamina
mengubah lambing kuda laut menjadi anak panah dengan warna dasar hijau, biru, dan merah yang
merefleksikan unsur dinamis dan kepedulian lingkungan.
PT Pertamina (Persero) melakukan transformasi fundamental dan usaha Perusahaan pada 20 Juli
2006. PT Pertamina (Persero) mengubah visi Perusahaan yaitu, “menjadi perusahaan minyak
nasional kelas dunia“
Pertamina melalui anak usaha PT Pertamina International EP mengakuisisi saham perusahaan migas
Prancis Maurel et Prom (M&P) dengan kepemilikan saham sebesar 72,65% saham.
pada tanggal 10 Desember 2007. Kemudian tahun 2011, Pertamina menyempurnakan visinya, yaitu
“menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia“. Melalui RUPSLB tanggal 19 Juli 2012, Pertamina
menambah modal ditempatkan/disetor serta memperluas kegiatan usaha Perusahaan.
Pada 14 Desember 2015, Menteri BUMN selaku RUPS menyetujui perubahan Anggaran Dasar
Pertamina dalam hal optimalisasi pemanfaatan sumber daya, peningkatan modal ditempatkan dan
diambil bagian oleh negara serta perbuatan-perbuatan Direksi yang memerlukan persetujuan tertulis
Dewan Komisaris. Perubahan ini telah dinyatakan pada Akta No.10 tanggal 11 Januari 2016, Notaris
Lenny Janis Ishak, SH.
Pada 2017, salah satu langkah nyata mewujudkan visi menjadi perusahaan energi nasional kelas
dunia adalah keberhasilan menuntaskan akuisisi saham perusahaan migas Prancis Maurel et Prom
(M&P). Terhitung mulai 1 Februari 2017 melalui anak usaha PT Pertamina International EP,
Pertamina menjadi pemegang saham mayoritas M&P dengan 72,65% saham. Melalui kepemilikan
saham mayoritas di M&P, Pertamina memiliki akses operasi di 12 negara yang tersebar di 4 benua.
Pada masa mendatang, Pertamina menargetkan produksi 650 ribu BOEPD (Barrels of Oil
Equivalents Per Day) di 2025 dari operasi internasional, sebagai bagian dari target produksi
Pertamina 1,9 juta BOEPD di 2025, dalam upaya nyata menuju ketahanan dan kemandirian energi
Indonesia.
VISI
MISI
Menjalankan Usaha Minyak, Gas, Serta Energi Baru dan Terbarukan Secara Terintegrasi,
Berdasarkan Prinsip-Prinsip Komersial Yang Kuat
TUJUAN PERUSAHAAN
Melaksanakan dan menunjang kebijakan dan Program Pemerintah di bidang Ekonomi dan
Pembangunan Nasional pada umumnya, terutama di bidang Penyelenggaraan Usaha Minyak dan Gas
Bumi baik di dalam maupun luar negeri serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut, serta Pengembangan optimalisasi sumber daya yang
dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-
prinsip Perseroan Terbatas.
Pertamina memiliki tata nilai sebagai komitmen perusahaan untuk mewujudkan visi dan misinya
berdasarkan standar global dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance). Nilai-nilai Pertamina disebut dengan 6C, terdiri dari Clean, Competitive, Confident,
Customer Focus, Commercial dan Capable, dan nilai-nilai ini wajib diketahui dan menjadi pedoman
bagi seluruh karyawan dalam beraktivitas. Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang
dapat menjadi pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Penerapan
tata nilai 6C didasarkan pada Surat Keputusan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) No.Kpts-022/
COOOOO/2013-S0 Tentang Penerapan Tata Nilai 6C 01 Pertamina dan Anak Perusahaan
(Operational Holding).
CLEAN
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap,
menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asasasas tata kelola
korporasi yang baik.
CONFIDENT
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), dan membangun kebanggaan bangsa.
COMMERCIAL
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan
prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
COMPETITIVE
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan
investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
CUSTOMER FOCUS
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan
terbaik kepada pelanggan.
CAPABLE
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan
teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
Kegiatan usaha Pertamina sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN selaku RUPS tanggal 24
November 2016 tentang Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT Pertamina
yang dinyatakan pada akta No. 27 tanggal 19 Desember 2016, adalah kegiatan usaha di bidang
penyelenggaraan usaha energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan terbarukan, serta
kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu minyak dan gas
bumi, energi baru dan terbarukan tersebut serta pengembangan optimalisasi sumber daya yang
dimiliki perusahaan.
Berdasarkan Anggaran Dasar, Pertamina dapat melaksanakan usaha utama, antara lain
melaksanakan:
Selain kegiatan usaha utama di atas, Pertamina dapat melakukan kegiatan usaha dalam rangka
optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk:
1. Trading house, real estate, pergudangan, pariwisata, resort, olahraga dan rekreasi, rest area,
rumah sakit, pendidikan, penelitian, prasarana telekomunikasi, jasa penyewaan dan
pengusahaan sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan, jalan tol dan pusat perbelanjaan;
2. Pengelolaan kawasan ekonomi khusus;
3. Pengelolaan kawasan industri;
4. Melaksanakan kegiatan usaha lainnya yang menunjang dan terkait dengan kegiatan usaha
utama.
a. Sektor hulu terdiri dari kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi minyak dan
gas. Kegiatan usaha lainnya pada sektor ini adalah jasa teknologi bidang hulu, jasa
pengeboran, jasa perawatan sumur, pengembangan energi panas bumi dan Gas
Metana Batu Bara (GMB) serta shale gas.
b. Sektor Pengolahan mencakup kegiatan usaha di dalam negeri di antaranya kilang
pengolahan (refinery) dan pengelolaan kilang petrokimia.
c. Sektor Gas, Energi Baru dan Terbarukan Di sektor Gas dan Energi Baru Terbarukan
(GEBT), Pertamina telah melakukan beragam penelitian dan pendekatan terkait
pengembangan EBT untuk pembangkit listrik dan EBT sebagai bahan bakar nabati
non konvensional, termasuk melakukan studi kelayakan untuk pembangkit listrik
tenaga biogas dan pembangkit listrik tenaga surya, serta pengembangan bahan bakar
nabati berupa green diesel dan bio LNG. Sektor ini juga membawahi proyek-proyek
infrastruktur gas seperti pembangunan fasilitas regasifikasi LNG, jalur pipa gas, dan
SPBG.
d. Di sektor pemasaran, Pertamina melakukan usaha pemasaran, perdagangan dan
distribusi berbagai jenis produk seperti Bahan Bakar Minyak (BBM), pelumas, LPG,
produk petrokimia serta produk-produk non-BBM lainnya untuk pasar domestik dan
mancanegara.
e. Sektor Mega Proyek Pengolahan dan Petrokimia merupakan entitas pendukung usaha
sektor pengolahan dengan target meningkatkan kapabilitas dan daya saing kilang.
STRATEGI DAN SASARAN STRATEGIS PERUSAHAAN
Strategi Perusahaan
Memfokuskan pada usaha inti, di bidang minyak, gas, dan bahan bakar nabati.
Meletakkan landasan komersial sebagai pertimbangan terpenting dalam semua keputusan
bisnisnya.
Menerapkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi setara dengan perusahaan public
Mempekerjakan sumber daya manusia terbaik di bidangnya, baik dari dalam maupun dari
luar negeri
Membangun lingkungan bisnis yang sehat bersama mitra bisnis yang profesional, terpercaya,
dan berintegritas
Melakukan investasi untuk menopang pertumbuhan, dengan kemampuan sendiri maupun
bekerjasama dengan mitra bisnis yang terpercaya
Membangun kemampuan teknologi, riset, dan pengembangan Bersama dengan perguruan
tinggi dan lembaga ilmu pengetahuan lainnya
Dalam lima tahun mendatang, Pertamina berkomitmen untuk mencapai sasaran strategis sebagai
berikut:
Menjadi produsen minyak dan gas, dan penyedia produk turunan minyak dan gas terbesar di
Indonesia.
Memiliki unit-unit pengolahan dengan tingkat kehandalan, efisiensi, dan daya saing tinggi.
Merupakan pemasok bahan bakar, bahan baku, dan produk turunan minyak dan gas yang
handal, menjadi pemimpin pasar, dan memiliki jaringan infrastruktur berdaya saing tinggi.
Menjadi perusahaan penyedia produk minyak dan gas yang menerapkan standar pelayanan
tinggi kepada pelanggan.
Menjadi perusahaan nasional yang menghasilkan keuntungan terbesar, yang mampu
membiayai investasinya secara pruden dan memberikan kontribusi signifikan kepada
keuangan negara
Merupakan perusahaan yang menerapkan sistem informasi dan teknologi mutakhir untuk
mendorong efisiensi dan transparansi operasi, menerapkan sistem keselamatan dan kesehatan
kerja, dan lindung lingkungan berstandar tinggi, dan menjadi tempat bekerja pilihan bagi
SDM berkualitas
Menjadi pusat lingkungan bisnis yang sehat, dan pusat sumber daya minyak dan gas dengan
kemampuan riset dan pengembangan yang tinggi.
Untuk menjaga integritas yang tinggi dalam setiap penyelenggaraan kegiatan perusahaan, Direksi
menetapkan komitmen berikut untuk digunakan sebagai pedoman oleh seluruh jajaran perusahaan.
1. Bertindak Jujur
Bertindak jujur dalam berinteraksi dengan sesama pekerja maupun dengan pihak eksternal
serta selalu bertindak berdasarkan niat baik.
2. Dapat Dipercaya
Tidak menyalahgunakan wewenang, informasi dan rahasia perusahaan untuk kepentingan
pribadi, pihak lain, atau kegiatan politik.
3. Menghindari Konflik Kepentingan
Tidak terlibat atau melakukan tindakan yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dalam
melaksanakan kegiatan perusahaan.
4. Tidak Mentolerir Suap
Tidak menerima suap dalam setiap penyelenggaraan kegiatan perusahaan.
Pengembangan sumber daya manusia yang fokus pada penciptaan pekerja yang memiliki
profesionalisme, komitmen, dedikasi, dan orientasi bisnis. Untuk membangun kualitas sumber daya
manusia yang berkelanjutan, perusahaan ini membentuk suatu center of excellence yang bertanggung
jawab pada pengembangan sumber daya manusia. Pertamina menerapkan sejumlah Standar Kualitas
Manajemen seperti MBNQA, TQM, dan Six Sigma untuk mengukur kinerjanya. Direksi
berkomitmen untuk menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lindungan Lingkungan
berstandar internasional dalam setiap kegiatan operasi perusahaan. Pertamina juga menerapkan
standar Ukuran Kinerja Terpilih dan Sistem Manajemen Kinerja untuk mewujudkan perbaikan yang
berkesinambungan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk menempati posisi
perusahaan kelas dunia adalah dengan menerapkan sitem informasi yang terintegrasi, Enterprise
Resource Planning (ERP) menggunakan SAP R/3.
Program penataan sumber daya manusia dan perubahan budaya yang dilakukan dalam kurun waktu
terakhir melalui program pembelajaran dan pengembangan kepemimpinan seperti Program
Pengembangan Eksekutif Puncak (PPEP) dan Transformation Leadership Engine (TLE). Saat ini
tidak kurang dari 300 pemimpin muda perusahaan telah disiapkan sebagai penggerak utama
transformasi. Dalam hal sistem manajemen kinerja, Pertamina telah mulai menerapkan sistem reward
and consequences, yang menilai kinerja dan memberikan insentif berdasarkan hasil penilaian kinerja.
Untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam menghadapi kompetisi si sektor migas, per 1 Januari
2008 Pertamina memiliki 17.941 orang pekerja waktu tidak tertentu (PWTT). Selain itu Pertamina
juga memperkerjakan pekerja waktu tertentu (PWT) untuk beberapa jenis pekerjaan khusus seperti
staf ahli dan awak kapal. Pertamina juga menerapkan pola outsourcing sejumlah pekerjaan yang
dilaksanakan oleh pihak ketiga.
Anak-anak perusahaan yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) ini dapat dikategorikan
berdasarkan bisnis yang dijalankan Pertamina yaitu bisnis Hulu dan Hilir.
1. PT PATRA NIAGA, bergerak dalam bidang jasa teknologi, jasa perdagangan Non BBM
serta industri di bidang pertambangan minyak dan gas bumi.
2. PT PATRA DOK. DUMAI, bergerak dalam bidang jasa perawatan dan perbaikan kapal.
3. PT PERTAMINA TONGKANG, bergerak dalam bidang perkapalan Non Tanker Domestik
dalam industri perminyakan dan pengelolaan dermaga KABIL di Pulau Batam, Keagenan,
dan HOP.
4. PERTAMINA ENERGY TRADING LTD (PETRAL), bergerak dalam bidang niaga minyak
mentah dan produk kilang lokasi usaha di Singapura.
5. PY USAYANA, bergerak dalam bidang kontraktor pengeboran minyak dengan menyewakan
rig beserta perlengkapannyapada perusahaan pertambangan minyak.
6. PT PERTAMINA RETAIL, bergerak dalam bidang Retail SPBU.
Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang telah berubah bentuk menjadi PT. Persero yang
bergerak di bidang energi, petrokimia dan usaha lain yang menunjang bisnis Pertamina, baik di
dalam maupun di luar negeri yang berorientasi pada mekanisme pasar.
Modal Setor PT. Pertamina (Persero) : PT. Pertamina (Persero) merupakan BUMN yang 100%
sahamnya dimiliki oleh Negara. Modal Disetor (Penanaman Modal Negara/PMN) PT. Pertamina
(Persero) pada saat pendirian adalah Rp. 100 Trilyun.
Nilai Rp. 100 Trilyun tersebut diperoleh dari : "Seluruh Kekayaan Negara yang selama ini tertanam
pada Pertamina, yang meliputi Aktiva Pertamina beserta seluruh Anak Perusahaan, termasuk Aktiva
Tetap yang telah direvaluasi oleh Perusahaan Penilai Independen, dikurangi dengan semua
Kewajiban (Hutang) Pertamina".
Anak Perusahaan (Subsidiaries)
PT. PERTAMINA EP
PT. PERTAMINA EP, Penyertaan Pertamina : 99,99%; bergerak di bidang Eksplorasi dan
Produksi Minyak Dan Gas.
PT. Pertamina EP Cepu
PT. Pertamina EP Cepu , (Penyertaan Pertamina : 99%); Usaha dibidang minyak dan gas
bumi serta kegiatan terkait di wilayah kerja blok Cepu.
PT. Pertamina Hulu Energi
Dahulu bernama PT. Aroma, bergabung dengan Penyertaan Pertamina : 98.72%, bergerak
dibidang Minyak Hilir, Gas, dan operasi Geothermal. Saat ini belum online, tetapi
diperkirakan menjadi kendaraan bisnis hulu.
PT. Pertamina Geothermal Energy
PT. Pertamina Geothermal Energy (Penyertaan Pertamina : 90%) Bergerak dalambidang
pengelolaan dan pengembangan sumber daya panas bumi meliputi; eksplorasi & eksploitasi,
produksi uap dan pembangkitan listrik dan jasa konsultasi, konstruksi, operasi dan
pemeliharaan serta pengembangan teknologi di bidang panas bumi.
PT. Pertamina Drilling Service Indonesia
Pertamina Drilling Sevices Indonesia yang merupakan salah satu bagian PT.Pertamina
(Persero), bergerak di bidang Drilling Services sesuai dengan namanya, Drilling Services
yang dimaksud adalah pekerjaan Pemboran dan Kerja Ulang Pindah Lapisan sumur-sumur
migas dan geothermal.
PT. Pertagas
PT. Pertagas (Penyertaan Pertamina : 99%); Bergerak di bidang hilir minyak & gas bumi.
PT. Usayana
Penyertaan Pertamina : 95%; diturunkan dari PERTAMINA dan yayasan terkait; dahulu
anak-anak perusahaan Pertamina yaitu Yayasan Kesejahteraan Pegawai Pertamina (YKPP)
dan saat ini menjadi perusahaan induk, bergerak di bidang Leasing Drlling Oil Rig dan
peralatan untuk Minyak Perusahaan Pertambangan.
Pertamina Energy Trading Ltd. (PETRAL)
Pertamina Hak Partisipasi : 100%; bergerak di bidang Perdagangan Minyak Mentah dan
Produk Kilang dengan lokasi usaha di Singapore.
PT. Patra Niaga (PT. Elnusa Harapan)
Pertamina Hak Partisipasi : 98.04%; Bergerak di bidang Teknology, Perdagangan Non Fuel
dan Jasa Industri bidang Minyak dan Gas.
PT. Pertamina Retail
Pertamina Hak Partisipasi : 99,97 %, Merupakan Anak Perusahaan PT. Pertamina (Persero)
yang bergerak di bidang usaha Retail Pertamina, khususnya bisnis SPBU, serta
melaksanakan usaha dan pengembangan Non Fuel Retail (NFR) termasuk Bright ( Bright
Café, Bright C. Store, Bright Wash dan Bright Oli mart).
PT. Pertamina Tongkang
Pertamina berpartisipasi : 99,99%. bergerak dalam bidang Non Tanker Domestik
Transportasi untuk industri minyak dan manajemen KABIL Jetty di Batam, Agency, Jasa
Underwater dan HOP.
Pelita Air Service
Pelita Air Service (PERTAMINA Inerest peserta: 99,99%) bergerak dalam bidang
transportasi udara, Aircraft Charter dan Regular Air Services.
PT. Patra Dok Dumai
Pertamina Hak Partisipasi : 99.97%; Bergerak di bidang Teknologi Pemeliharaan Perbaikan
Kapal, sebelumnya bernama Unit Operasi PERTAMINA.
Patra Jasa PT
PT Patra Jasa, (PERTAMINA Hak Partisipasi: 99,98%) bergerak di Hotel / Motel
Management, kantor dan sewa properti, termasuk barang-barang eks PERTAMINA dan PT
Patra Jasa aset sendiri.
PT. Pertamina Training & Consulting
Dahulu. Patra Tridaya (Pertamina tingkat partisipasi: 75%), bergerak dalam bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Analisis dan Konsultasi Manajemen Sistem sebagai
bagian dari mempromosikan Minyak & Gas dan operasi Panas Bumi.
PT. Tugu Pratama Indonesia
Pertamina Hak Partisipasi : 45%, Dana Pensiun Pertamina : 20%, bergerak di bidang Jasa
Asuransi Umum, Minyak dan Gas dan Industri operasi Marine Hull.
PT. Pertamina Bina Medika
Dahulu RSPP (Pertamina Tingkat Partisipasi : 98,94%); bergerak di bidang pelayanan
kesehatan dan Rumah Sakit di Jakarta.
PT. Pertamina Dana Ventura (PT. Pertamina Saving & Investment)
Dahulu bernama YTPP. (Pertamina Hak Partisipasi : 99.93%); bergerak di bidang Investment
Portfolio Management Services.
Dana Pensiun Pertamina
Mengelola data peserta dan mengembangkan dana guna memenuhi kewajiban membayar
manfaat pensiun tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat subyek.
PT Elnusa
PT Elnusa, Penyertaan Pertamina : 41,1%. terlibat dalam pengolahan dan penjualan produk
minyak dan gas, konstruksi, telekomunikasi, teknologi informasi, desain komputer, serta jasa
untuk industri minyak dan gas.
PT Nusantara Regas
PT Nusantara Regas, Penyertaan Pertamina : 60 %. terlibat dalam pengadaan LNG,
Penyediaan Fasilitas FSRU dan Fasilitas Lainnya serta penjualan Gas Bumi.
PRODUK PERTAMINA
Informasi seputar produk-produk Pertamina di sektor hilir yang terdiri dari Bahan Bakar Minyak
(BBM), Non BBM, Gas, Petrokimia, dan Pelumas.
Minyak Bensin
Minyak Tanah
Minyak Solar
Minyak Diesel
Minyak Bakar
Bio Solar
Premium
Non BBM
Aspal
Pelumas (Lube Base Oil)
Pelarut (Solvent)
Green Coke
Calcined Coke
Slack Wax
Heavy Aromate
Sulphur
Gas
Terdiri dari LPG (Liqueified Petroleum Gas), BBG (Bahan Bakar Gas), Musicool (Pengganti CFC
yang ramah lingkungan)
Fuel Gas
Liquid Petroleum Gas
Musicool
Petrokimia
Berbagai produk petrokimia Pertamina
Pelumas
1) Strength
Pertamina merupakan satu-satunya perusahaan yang mendirikan SPBU terbanyak di
Indonesia.
Banyak produk-produk yang dimiliki Pertamina di sektor hilir yang terdiri dari Bahan
Bakar Minyak (BBM), Non BBM, Gas, Petrokimia, dan Pelumas.
2) Weakness
Kelemahan Pertamina yaitu harga Bahan Bakar Minyak (BBM) lebih mahal
ketimbang pesaing (kompetitor) nya.
Kelemahan Pertamina yaitu dalam pendistribusian BBM.
3) Oppurtunities
Pelumas Pertamina yang dijadikan oli resmi atau pelumas yang direkomendasikan
oleh beberapa ATPM mobil (Agen Tunggal Pemegang Merek) tertentu untuk
menggunakan pelumas Pertamina.
Pesaing Pertamina baru mampu menyiapkan SPBU dalam jumlah terbatas untuk
melayani produk BBM high grade, mereka belum siap berjualan BBM bersubsidi,
tidak seperti Pertamina.
4) Threat
Ancaman bagi Pertamina antara lain: banyak masuknya pendatang baru dalam dunia
Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia, pendatang baru tersebut dari dalam negeri
dan dari luar negeri. Semua SPBU menawarkan nilai lebih dari kompetitor nya, hal ini
harus benar – benar ditanggapi serius oleh Pertamina.
Para pesaing (kompetitor) menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-
subsidi, ini akan jadi ancaman bagi Pertamina karena kemungkinan pangsa pasarnya
akan diambil alih oleh para pesaing (kompetitor).
Tujuan Perusahaan
Kesimpulan
Setelah menganalisis data-data dan informasi sebelumnya, maka bisa ditarik beberapa kesimpulan
mengenai manajemen strategi Pertamina, yaitu:
1) Strategi yang tepat diperlukan dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam
industri penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM), yang tingkat persaingannya tidak lagi
domestik, tetapi bersifat internasional.
2) Pertamina mempunyai kinerja yang cukup baik dalam menghasilkan keuntungan.
3) Pertamina cukup tepat dalam memilih strategi bisnis dalam menghadapi para pesaing
(kompetitor) nya.
Penyusunan Strategy Map Perusahaan
Pada peta strategi perusahaan setiap penyebab dari masing-masing perspektif pada harus memiliki
hubungan sebab akibat (cause and effect linkage) antara satu dengan yang lainnya. Setiap hubungan
sebab akibat antara penyebab dalam masing-masing perspektif pada akhirnya harus menyebabkan
tercapainya kontribusi terhadap perusahaan.
Kinerja Operasional
Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi, tahun 2018 Pertamina berhasil menunjukan
peningkatan kinerja operasional yang cukup baik. Dari Sektor Hulu, Pertamina berhasil mencatat
pertumbuhan produksi minyak dan gas sebesar 33% dibandingkan tahun sebelumnya dengan total
produksi sebesar 921 MBOEPD.
Produksi minyak tahun 2018 mencapai sebesar 393 MBOPD, meningkat 15% dibandingkan tahun
sebelumnya. Sedangkan produksi gas sebesar 3.059 MMSCFD, meningkat 50% dibandingkan tahun
sebelumnya. Selain itu, produksi panas bumi yang berasal dari area own operation mencapai 4.182
GWh atau lebih tinggi 7% dari tahun sebelumnya.
Selain berhasil meningkatkan produksi, Pertamina juga berhasil meningkatkan cadangan migas
terbukti (proven reserves, P1) yang tercatat tahun 2018 adalah sebesar 426,25 MMBOE. Angka ini
lebih tinggi 36% dibandingkan P1 tahun 2017. Reserve Replacement Ratio (RRR) migas adalah
137,81%. Angka RRR tahun 2018 lebih rendah dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 143%.
Tambahan cadangan migas tahun 2018 sebagian besar berasal dari kegiatan anorganik melalui alih
kelola wilayah kerja migas dalam negeri yang habis masa kontraknya, seperti misalnya WK
Mahakam, Sanga-Sanga, Attaka, dan East Kalimantan. Hal ini menjadi bukti komitmen PT
Pertamina untuk tetap menjaga keberlanjutan produksi migas nasional dengan terus melakukan
kegiatan eksplorasi.
Kinerja operasi kilang tahun 2018 secara umum juga mengalami peningkatan. Pengolahan minyak
mentah, gas dan intermedia tahun 2018 tercatat sebesar 336,54 MMbbl, meningkat 4% dibandingkan
tahun sebelumnya. Sedangkan volume produksi BBM (10 produk utama) meningkat 6%
dibandingkan tahun 2017 menjadi 278,86 MMbbl.
Di Sektor Hilir, kinerja pemasaran Pertamina tahun 2018 juga menunjukan peningkatan yang cukup
baik. Penjualan produk BBM tumbuh menjadi 70 juta KL dari tahun sebelumnya 67 juta KL,
sedangkan produk non BBM relatif stabil dengan penjualan sebesar 16 juta KL. Penjualan gas
meningkat signifikan menjadi 1.222.632 BBTU dari tahun sebelumnya 823.769 BBTU, penambahan
signifikan ini akibat bergabungnya PGN menjadi entitas anak Pertamina.
Pertamina juga dapat menjalankan penugasan dari pemerintah mewujudkan BBM Satu Harga di
Indonesia. Sampai dengan Akhir tahun 2018, secara nasional Pertamina telah merealisasikan
pengoperasian dan uji operasi atas lembaga penyalur BBM Satu Harga sebanyak 125 (55 titik di
tahun 2017 dan 70 titik di tahun 2018) titik di daerah-daerah Terdepan, Terluar dan Terpencil atau
3T. Dengan adanya SPBU ini, sekarang masyarakat dapat membeli BBM Premium dan Solar dengan
harga yang sama dengan masyarakat di daerah lain yang sudah menikmati harga sesuai Peraturan
Presiden No. 191 Tahun 2014 yaitu Premium Rp6.450/liter, dan produk Solar seharga Rp5.150/liter.
Kinerja Keuangan
Peningkatan kinerja operasional sepanjang tahun 2018 berdampak pada kinerja keuangan Perseroan.
Secara umum, kinerja keuangan Pertamina tahun 2018 mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya dan berada di atas target RKAP tahun 2018. Jumlah penjualan dan pendapatan usaha
lainnya tahun 2018 mencapai USD 57.934 juta, tumbuh 25,94% dibandingkan tahun sebelumnya
USD 46.000 juta dan 108,46% di atas RKAP 2018 yang ditetapkan sebesar USD 53.416 juta.
Pendapatan usaha Perseroan tahun 2018 utamanya dikontribusi oleh penjualan dalam negeri minyak
mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produk minyak yang mencapai USD 44.743 juta,
meningkat 12,45% dibandingkan tahun sebelumnya USD 39.789 juta.
Sementara pertumbuhan pendapatan terbesar tahun 2018 diperoleh dari pendapatan usaha dari
aktivitas operasi lainnya yang pada tahun 2018 mengalami pertumbuhan sebesar 427,87% menjadi
USD 3.906 juta dari USD 740 juta pada tahun 2017.
Namun demikian, peningkatan produksi dan penjualan juga diikuti oleh pertumbuhan beban pokok
penjualan dan beban langsung lainnya yang pada tahun 2018 meningkat 29,47% dibandingkan tahun
2017 menjadi USD 48.714. Peningkatan beban pokok produksi dan beban langsung lainnya tersebut
utamanya disebabkan meningkatnya harga minyak dan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD
sepanjang tahun 2018. Hal ini membuat laba usaha yang dibukukan Pertamina tahun 2018 terkoreksi
menjadi USD 6.246 juta dan laba tahun berjalan juga terkoreksi menjadi USD 2.636 juta. EBITDA
2018 sebesar USD 9.204 juta, naik 26,86% dibandingkan tahun 2017 sebesar USD 7.256 juta.
Bagi Pertamina, Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu mata rantai yang paling
penting dari rantai bisnis yang terintegrasi. Karena itu, kami terus berupaya untuk meningkatkan
kapasitas dan kualitas SDM dengan menyelenggarakan program pendidikan dan pelatih sesuai
dengan kebutuhan dan rencana perusahaan.
Selain itu, Pertamina juga membangun budaya perusahaan berkinerja tinggi yang didasari oleh
perilaku kerja efektif berdasarkan Tata Nilai 6C (Clean, Competitive, Confident, Customer focus,
Commercial, dan Capable) dan didukung iklim kerja yang kondusif berdasarkan keterlibatan Pekerja
(employee engagament). Pemahaman dan pelaksanaan Tata Nilai 6C akan membentuk perilaku yang
menjadi budaya, sebagai ciri khas Pertamina di antara perusahaanperusahaan lainnya.
HUMAN CAPITAL
Bagi Pertamina, Sumber Daya Manusia (SDM)/Human Capital (HC) merupakan salah satu mata
rantai yang paling penting dari rantai bisnis yang terintegrasi. Kinerja dan kontribusi dari setiap
individu berpotensi untuk menentukan laju pertumbuhan bisnis dalam setiap aspek. Seiring dengan
visi Pertamina untuk menjadi Perusahaan Energi Nasional kelas dunia perlu diiringi dengan
peningkatan kualitas seluruh SDM dalam organisasi. Untuk mendukung pencapain Visi Perusahaan,
Pertamina menyusun HC Strategy House yang merefleksikan visi dan strategi HC yang selaras
dengan kebutuhan bisnis. Dengan demikian, diharapkan pengelolaan sumber daya manusia berjalan
dengan terstruktur dan efektif agar setiap individu mampu memberikan kontribusi terbaik sesuai
kapabilitasnya.
Kebijakan Perencanaan dan Pengelolaan Talent Sourcing
Budaya Korporat
Pertamina membangun budaya perusahaan berkinerja tinggi yang didasari oleh perilaku kerja efektif
berdasarkan Tata Nilai 6C dan didukung iklim kerja yang kondusif berdasarkan keterlibatan Pekerja
(employee engagament). Pemahaman dan pelaksanaan Tata Nilai 6C akan membentuk perilaku yang
menjadi budaya, sebagai ciri khas Pertamina di antara perusahaan-perusahaan lainnya. Setiap
individu Pekerja di Pertamina harus memastikan dirinya berperilaku sesuai dengan Tata Nilai 6C ini.
Tata Nilai 6C tersebut terdiri dari; Clean, Competitive, Confident, Customer focus, Commercial, dan
Capable. Guna meningkatkan Strong Values dan menurunkan Limited Values, meningkatkan
Employee Engagement (EE) dan konsistensi implementasi Praktik-Praktik Profesional (Practice
Pulse Check atau PPC) di lingkungan Pertamina, setiap tahun dilakukan Survei Theme O Meter.
Survei tersebut bertujuan untuk mengukur dan memperoleh masukan dari para pekerja dan
manajemen atas ketiga hal tersebut di atas. Pada tahun 2018, survei Theme O Meter (ToMS)
dilakukan pada bulan Desember di lingkungan PT Pertamina (Persero) dan beberapa Anak
Perusahaan. Jumlah responden survei Theme O Meter mengalami peningkatan dari 9.042 pekerja
pada tahun 2017 menjadi 10.395 pekerja pada tahun 2018. Peningkatan jumlah responden dimaksud
menunjukkan makin meningkatnya kepedulian pekerja terhadap kesehatan budaya Perusahaan.
Hasil Survei Theme O Meter, secara umum menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa tahun
terakhir dengan indeks tertinggi dicapai di tahun 2018, dengan rincian sebagai berikut:
a. Employee Engagement (EE): 86,1% dan Practise Pulse Check (PPC): 78,7%. Berikut tren
pergerakan indeks EE dan PPC.
Dari hasil survei EE dan PPC lima tahun terakhir, menunjukan kecenderungan penurunan gap
antara EE dan PPC, hal ini mencerminkan peningkatan dalam employee engagement dan
praktik manajemennya. Namun untuk beberapa aspek masih perlu ditingkatkan, yaitu terkait
Performance Management, Carrier Management, Innovation dan Excellent Execution.
Hasil survei seluruh dimensi EE telah mencapai target 85%, mulai dari dimensi Aspirations,
Accountabilities, Collaboration, Recognition, dan People Manager Interaction. Sedangkan
hasil seluruh dimensi PPC yang di atas 77% adalah People Performance Management,
Employee Engagement, Close Leadership Gap, Sense of Urgency For Change, Motivation
with Career / Opportunity and Values, dan Execution Excellence.
b. Entropi Budaya mengalami penurunan 0,46% dari 13.24% tahun 2017 menjadi 12,78% tahun
2018 (semakin rendah indeks Entropi Budaya maka semakin sehat suatu perusahaan). Nilai
Entropi Budaya tahun 2018 semakin mendekati kategori Prima/Sehat.
Untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional, Pertamina harus dapat
mengoptimalkan sumber daya yang ada seraya terus mencari sumber daya baru. Untuk itu, Pertamina
membentuk Research and Technology Center (RTC). RTC merupakan fungsi yang dibentuk dengan
tujuan untuk mendukung aspirasi Pertamina menuju perusahaan energi kelas dunia melalui kegiatan
inovasi yang terintegrasi dan secara umum mencapai standar yang sama dengan perusahaan energi
kelas dunia lainnya.
RTC mendukung Pertamina dalam 4 (empat) aspek kegiatan riset dan pengembangan yaitu:
1. Mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki saat ini dan meningkatkan produksi minyak dan
gas dari lapangan yang ada;
2. Mengakses sumber daya yang baru, termasuk sumber daya yang belum tergali dari wilayah
yang belum terjamah;
3. Meningkatkan margin atau keuntungan bisnis Pertamina melalui pengembangan ide,
menyediakan solusi dan menyebarkan penggunaan teknologi baru;
4. Mendukung keberlanjutan bisnis Pertamina melalui diversifikasi bisnis seperti bisnis
petrokimia, kimia dan energi baru terbarukan.
Tahun 2018, RTC telah menjalankan beberapa proyek penelitian dan pengembangan antara lain: