Anda di halaman 1dari 7

SUMMARY AND REVIEW ARTICLES

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Corporate Governance
Pertemuan ke-8

NAMA : FRANSISCA AGUSTIN


NIM : 041914253017
KELAS A2M

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
Artikel 1(Bhagat & Bolton, 2008)
Corporate Governance and Firm Performance
• Alasan Penelitian → (1) Menguji kembali penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya; (2) Adanya keraguan hubungan kualitas antara corporate governance dan
firm performance yang mungkin dipengaruhi oleh faktor endogen; (3) Perbedaan alat
ukur CG.
• Penelitian terdahulu →
✓ Hermalin Weisbach (1998,2003); Bhagat and Black (2002) → mempertimbangkan
karakteristik dewan sebagai peran penting dalam tata kelola perusahaan, karena
kemampuan dewan dalam perusahaan dalam pengambilan keputusan terkait
kebijakan investasi, kompensasi, dan tata kelola itu sendiri.
✓ Bhagat, Carey, and Elson (1999) → struktur kepemilikan saham anggota dewan
dengan struktur kepemilikan saham tertentu memiliki insentif untuk melkukan
pengawasan atas keputusan yang diambil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
struktur kepemilikan merupakan tolak ukur yang baik untuk CG.
✓ Brickley, Coles, dan Jarrel (1997) → Apakah posisi ketua atau CEO ditempati oleh
individu yang sama atau berbeda.
✓ Brown dan Caylor (2004) → Menggunakan 52 indeks dalam pengukuran tata kelola
perusahaan.
✓ Gompers, Ishii, Metrick (2003) → Menggunakan 24 indeks dalam pengukuran tata
kelola perusahaan.
• Rumusan masalah → (1) Bagaimana tata kelola perusahaan diukur ? (2) Apa hubungan
antara tata kelola perusahaan dan kinerja ?
• Tujuan Penelitian → Menganalisis hubungan antara corporate governance,
performance, capital structure, dan ownership structure.
• Kontribusi → (1) Peneliti mempertimbangkan tujuh alat ukur governance berbeda
diantaranya adalah GIM, BCF, stock ownership of board members, CEO-Chair
Separation, Better Governance yang telah digunakan oleh Brown and Caylor, The
Corporate Library, dan Board Independence; (2) Memperhitungkan sifat endogen
dalam melihat hubungan antara tata kelola dan kinerja; (3) Perusahaan dengan tata
kelola yang lebih baik, yang diukur dengan GIM dan indeks BCF tidak memungkinkan
mengalami pergantian manajemen terlepas dari kinerja yang buruk; (4) Penelitian ini
mengusulkan alat ukur governance yang diberi nama dollar ownership of the board
member, yang lebih simple dan tidak rentan terhadap error.
• Implikasi → (1) Upaya peningkatan tata kelola seharusnya berfokus pada kepemilikan
saham oleh board members, karena terdapat hubungan positif antara kinerja
perusahaan di masa mendatang dan kemingkinan pergantian manajemen pada
perusahaan berkinerja buruk; (2) Tujuan dari independensi dewan adalah untuk
meningkatkan kinerja; (3) Meskipun tata kelola berpengaruh positif pafa kinerja masa
depan, pembuat kebijakan dan dewan perusahaan harus berhati-hati pada komponen
indeks ini karena dapat memperburuk masalah manajemen.
• Grand theory → Incentive - Based Economic Models of Managerial Behavior yang
dibangun oleh dua model dasar, yaitu agency models dan adverse selection models.
Model agensi terjadi karena perbedaan kepentingan antara manajer dan shareholder
yang meskipun terhubung oleh kontrak namun shareholder tidak dapat mengawasi
secara langsung perilaku manajerial. Adverse selection model terjadi karena
manajerial memiliki informasi yang lebih dalam mengenai perusahaan dibandingkan
dengan shareholder. Pada dua skenario model tersebut, corporate governance hadir
dalam mengatasi hubungan antara manajer dan shareholder yang tentunya dipengaruhi
oleh fitur-fitur manajerial seperti kepemilikan dan kinerja.
• Variabel Pengujian :
✓ Governance Variabel → Pengujian dilakukan dengan menggunakan variabel GIM
G-Index, BCF E-Index, Board Independence / dewan independen, Median Director
Dollar Value Ownership, Median Director Percent Value Ownership, dan CEO
Chair-Duality.
✓ Other endogenous variables→ Pengujian dilakukan dengan menggunakan variabel
CEO Ownership dan Leverage.
✓ Performance Variabel → Pengujian dilakukan dengan menggunakan variabel
Return on Assets, Stock Return, Tobin’s Q, Last 2 years performance / kinerja 2
tahun terakhir, dan Industry performance / kinerja industri.
✓ Variabel lainnya → Variabel lain yang digunakan untuk pengujian yaitu Asset,
Expense, Board Size, CEO Age, CEO Tenure, dan Risk.
• Estimasi :
✓ Persamaan (1a): variabel kontrol meliputi kinerja industri, log aset, biaya Litbang
dan iklan untuk aset, ukuran dewan, standar deviasi pengembalian saham selama
lima tahun sebelumnya, dan instrumen adalah treasury stock ke aset.
✓ Persamaan (1b): variabel kontrol termasuk R&D dan biaya iklan untuk aset, ukuran
papan, standar deviasi pengembalian saham selama lima tahun sebelumnya, dan
instrumen adalah persentase direktur yang CEO aktif.
✓ Persamaan (1c): variabel kontrol termasuk log aset, R&D dan biaya iklan untuk aset,
ukuran dewan, standar deviasi pengembalian saham selama lima tahun sebelumnya,
dan instrumennya adalah masa kerja CEO hingga usia CEO.
✓ Persamaan (1d): variabel kontrol termasuk leverage industri, log aset, R&D dan
biaya iklan untuk aset, standar deviasi pengembalian saham selama lima tahun
sebelumnya, dan instrumennya adalah Alt-Z hasil modifikasi.
• Alat Analisis → Penelitian ini memperkirakan penggunaan biasa kuadrat terkecil
(OLS), kuadrat terkecil dua tahap (2SLS) untuk memungkinkan potensi endogenitas,
dan kuadrat terkecil tiga-tahap (3SLS) untuk memungkinkan potensi endogenitas dan
korelasi silang antara persamaan.
• Hasil penelitian :
✓ Panel A memberikan hasil hubungan GIM G-Indeks dengan ROA
o Ditemukan korelasi negatif signifikan antara GIM G-Indeks dengan ROA next
1 year performance
o Ditemukan korelasi negatif signifikan antara GIM G-Indeks dengan ROA
kontemporer
✓ Panel B memberikan hasil hubungan BCF Indeks dengan ROA
o Ditemukan korelasi negatif signifikan antara BCF Indeks dengan ROA next 1
year performance
✓ Panel C memberikan hasil hubungan nilai dolar kepemilikan saham direktur
dengan ROA
o Ditemukan korelasi positif signifikan antara nilai dolar kepemilikan saham
dengan ROA kontemporer
o Ditemukan korelasi positif signifikan antara nilai dolar kepemilikan saham
dengan ROA next 1 year performance
✓ Economic significance of impact of governance on performance
Setiap peningkatan 1% dalam tata kelola yang diukur oleh G-Indeks, dikaitkan
dengan perubahan:
• 0,854% dalam kinerja operasi saat ini
• 0,763% dalam kinerja operasi tahun depan
• 0,287% dalam kinerja operasi 2 tahun lagi
✓ Outsider and non-outsider as median director
Mengingat bahwa sebagian median direktur adalah orang luar dan ada hubungan
negatif antara independensi dewan dan kinerja perusahaan, ada kemungkinan
bahwa ada perbedaan antara tata kelola dengan kinerja perusahaan dengan direktur
outsider
✓ Corporate Governance and Management Turnover
Management turnover dalam penelitian ini diwakilkan dengan pergantian CEO
yang diklasifikasikan sebagai disiplin (mengundurkan diri atau diberhentikan) dan
non-disiplin (CEO meninggal, beumur tua, atau CEO tetap sebagai ketua dewan
lebih dari satu tahun). Jika perusahaan memiliki kinerja yang baik, maka tata kelola
tidak akan menyebabkan pergantian CEO, namun jika perusahaan memiliki kinerja
yang buruk terdapat peluang perusahaan mengganti CEO. Namun hasil analisis
menunjukkan bahwa kinerja yang buruk saja tidak dapat mengakibatkan terjadinya
pergantian CEO, dan perusahaan dengan tata kelola yang baik lebih kecil
kemungkinannya terjadi pergantian CEO.

Artikel 2 (Paniagua, Rivelles, & Sapena, 2018)


Corporate Governance and Financial Performance : The Role of Ownership and
Broad Structure
• Tujuan penelitian → Memeriksa bagaimana corporate governance dan ownership
structure berhubungan dengan kinerja perusahaan.
• Metode analisis → Complementary linear dan non-linear multiple regression analysis.
• Estimasi hubungan → Menggunakan fuzzy-set qualitative comparative analysis
(fsQCA), dengan linear dan non-linear multiple regression analysis untuk menangani
keterbatasan analisis regresi linear yang menggunakan pendekatan komprehensif
mencakup regresi Poisson dan fsQCA.
• Data → Data panel pada 1207 perusahaan dari 59 negara 19 sektor mulai tahun 2013-
2015.
• Kontribusi → (1) Teknik multiple empiris yang digunakan dalam studi ini
menawarkan pendekatan yang lebih luas dalam menganalisis kinerja keuangan; (2)
Memahami peran corporate governance dan ownership pada kinerja keuangan
perusahaan.
• Fitur menarik → (1) Menggabungkan tiga teknik empiris; (2) Berguna bagi pratiksi
dan manajer dalam melihat hubungan kontroversial antara corporate governance dan
financial performance.
• Alasan penelitian → (1) Adanya debat akademis atas hubungan antara corporate
governance dan financial performance; (2) Hubungan yang kompleks antara corporate
governance dan firm performance (Herman & Wiesbach, 1991; Dalton & Dalton, 2011;
Mc.Guire, Dow, & Ibrahim, 2012a; Fogel & Geier, 2007).
• Grand theory → Agency theory
✓ Kepemilikan ganda merupakan tantangan bagi perusahaan karena kurangnya
dorongan untuk manajemn kontrol asset.
✓ Tata kelola melalui board of directors memecahkan masalah ini, namun
memunculkan asimetri informasi.
Oleh karena itu, peneliti menggunakan board members dan ownership sebaga
indikator corporate governance.
• Hipotesis board members and financial performance
Penelitian terdahulu :
( - ) → Baghat & Black, 1997; Eisenberg et al., 1998; Jensen, 1993; Yermack,
1996, small board of directors adalah paling efektif dalam meningkatkan nilai
perusahaan.
( + ) → Dalton, Daily, Johnson dan Ellstrand, 1999, terdapat hubungan positif
antara board size dan financial performance. Post and Byron, 2015 menemukan
bahwa female board members memiliki financial performance lebih baik.
Not significnat → Fogel & Geier, 2007; Coles, Daniel, & Naveen, 2008; Dalton
& Dalton, 2011
Hipotesis peneliti → Terdapat hubungan negatif antara board members dan firm’s
financial performance.
• Hipotesis ownership and financial performance
✓ Ownership dispersion (pembubaran)
( - ) → Maury dan Pajuste (2005), third substantial shareholder terpenting
berdampak positif pada nilai perusahaan, sedangkan second large shareholder
berdampak negatif pada nilai perusahaan.
Not significant → Demsetz & Villalonga (2001)
Hipotesis peneliti → Ownership dispersion memiliki hubungan negatif dengan
firm’s financial performance.
✓ Ownership costs
Sumber ownership financial costs utama adalah dividen. Dividen menurunkan
biaya agensi khususnya pada negara dengan tingkat perlindungan investor yang
rendah.
( - ) → Gaver & Gaver (1993), tingginya dividen berhubungan dengan
rendahnya pertumbuhan perusahaan.
Hipotesis peneliti → Ownership cost (dividen) berhubungan negatif dengan
kinerja keuangan.
• Variabel
✓ Dependen : Annual growth rate yang diukur dengan ROE
✓ Independen : (1) Board members diukur dengan jumlah anggota dewan; (2)
Ownership dispersion yang diukur dengan index 0,1 sampai dengan 1, yang
mana 0 mengidikasikan kepemilikan tekonsentrasi dan 1 mengindikasikan
maximum dipersion; (3) Dividen yang diukur dengan annual dividend payout.
✓ Kontrol : Firm size yang diukur dengan (1) Employees; (2) Assets; (3) Capital.
• Metode Empiris
✓ OLS

✓ Poisson → mengatasi keterbatasan OLS yang mensyaratkan asumsi variabel


dependen terdistribusi normal.

✓ fsQCA → memungkinkan identifikasi kombinasi multiple, yang menjembatani


perbedaan antara analisis kuantitatif dan kualitatif.

• Hasil Penelitian
✓ Multiple regression analysis →
1. Analisis OLS gagal dalam mensupport hipotesis yang dibangun, tidak
terdapat hubungan signifikan antara variabel dependen dan variabel
independen. Setelah memasukkan variabel kontrol ownership dispersion
signifikan positif pada financial performance. Hasil ini berkontradiksi
dengan teori dan penelitian sebelumnya.
2. Poisson regresion mengatasi kegagalan dalam analisis OLS. Ditermukan
bawa owneship dispersion berpengaruh negatif pada firm performance,
hubungan negatif antara board member dan firm performance, dan
hubungan negatif antara ownership cost dan firm performance.
Menujukkan bahwa regresi poisson mampu membuktikan hipotesis yang
ada. Hasil uji variabel kontrol sama dengan menggunakan analisis OLS
yaitu pengaruh asset (+); capital (-); employee (-) terhadap ROE.
✓ fsQCA →Mendukung hasil regresi poisson.
fsQCA menemukan pengecualian pada perusahaan yang berhutang tinggi pada
properti memerlukan perluasan board of dircetor untuk meningkatkan ROE.

Hasil Review
Artikel kedua lebih mudah dipahami bila dibandingkan dengan artikel pertama. Pada
artikel kedua berfokus pada penggunaan poisson regresion dan fsQCA untuk
menganalisis hubungan variabel dependen dan independen dengan tujuan untuk
mengatasi kegagalan dengan menggunakan analisis OLS. Selain itu, proksi pada variabel
kedua juga datanya masih dapat dicari pada perusahaan go public di Indonesia.
Sedangkan pada artikel pertama berfokus pada melihat alat pengukuran tata kelola
perusahaan yang efektif serta menganalisis hubungan antara tata kelola perusahaan dan
kinerja dengan memperhitungkan periode sample dan faktor endogenitas. Bila
dibandingkan kedua artikel ini memiliki kesamaan dalam menguji hubungan antara tata
kelola perusahaan dan kinerja, yang membedakan adalah metode analisis yang digunakan.

REFERENSI

Bhagat, S., & Bolton, B. (2008). Corporate governance and firm performance. Journal of
Corporate Finance, 14(3), 257-273. Retrieved from
https://EconPapers.repec.org/RePEc:eee:corfin:v:14:y:2008:i:3:p:257-273

Paniagua, J., Rivelles, R., & Sapena, J. (2018). Corporate governance and financial
performance: The role of ownership and board structure. Journal of Business
Research, 89, 229-234. doi:https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2018.01.060

Anda mungkin juga menyukai