Anda di halaman 1dari 31

Tax Management on Income

from Business and Other Income

KELOMPOK 1
ALIF FIRDAUS / 1806162124 UNIVERSITAS INDONESIA
RIFKY ADRIANTO FIRDAUS / 1806250240 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TRY WIJAYANTI / 1806162420 PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
AGENDA
1. Latar Belakang

2. Teori Manajemen Pajak

3. Profil PT. Mandom Indonesia Tbk

4. Manajemen Pajak pada Penghasilan Usaha dan Penghasilan Lainnya


• Tahapan Manajemen Pajak pada Penghasilan
• Manajemen Pajak pada Transaksi Penjualan Aset
• Manajemen Pajak pada Transaksi dengan Pihak yang memiliki
Hubungan Istimewa
• Manajemen Pajak pada Angsuran PPh Pasal 25
5. Contoh Kasus Manajemen Pajak

6. Kesimpulan
LATAR BELAKANG
Meminimalisir
Laba Maksimal Beban Pajak

Beban Minimal
Risiko Pajak

Beban Pajak Minimal

Tujuan Perusahaan Meminimalisir


Memperoleh Laba yang
Mengapa Perlu Risiko Pajak
Maksimal
Manajemen Pajak ? Manajemen Pajak
Meningkatkan Nilai
Perusahaan
LATAR BELAKANG (lanjutan)
Fakta pada

Industri Manufaktur

+ 90% Penjualan dengan Pihak yang


memiliki Hubungan Istimewa

Tahun Pajak 2014 dan 2015 di lakukan Pemeriksaan Pajak

Risiko Pajak Tinggi

Perlu Manajemen Pajak


TEORI MANAJEMEN PAJAK

Definisi Manajemen Pajak

usaha menyeluruh yang dilakukan oleh tax manager dalam suatu perusahaan atau
organisasi agar hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan dari perusahaan atau
organisasi tersebut dapat dikelola dengan baik, efisien, dan ekonomis, sehingga
memberi kontribusi maksimum bagi perusahaan (Pohan, 2011)

Proses Manajemen Pajak

Tax Tax Tax Tax


Plannning Organizing Leading Controlling
TEORI MANAJEMEN PAJAK (lanjutan)
Risiko-risiko Pajak yang Dapat Dimitigasi oleh Manajemen Pajak

1 2 3 4
transactional tax financial
operational tax risk compliance tax risk
risk accounting tax risk
risiko yang berhubungan
risiko yang menyangkut dengan pemenuhan
risiko pajak yang
penerapan hukum kewajiban kepatuhan risiko yang menyangkut
terpapar pada
perpajakan, peraturan, pajak dari sebuah penyiapan laporan
perusahaan sebagai
dan kebijakan terhadap organisasi, di mana keuangan yang dapat
akibat dari transaksi
kegiatan operasional pihak otoritas pajak akan diandalkan untuk
tertentu yang dilakukan
bisnis perusahaan mengawasi secara perhitungan pajak
oleh perusahaan
sehari-hari penuh aktivitas dari
perusahaan
TEORI MANAJEMEN PAJAK (lanjutan)
Risiko-risiko Pajak yang Dapat Dimitigasi oleh Manajemen Pajak

5 6
management tax reputational tax
risk risk

risiko berkaitan dengan


dampak yang lebih luas
risiko pajak yang dapat terhadap reputasi
timbul sebagai akibat perusahaan jika publik
tidak terkelolanya risiko- mengetahui tindakan
risiko pajak dengan baik organisasi yang
menimbulkan
permasalahan pajak
TEORI MANAJEMEN PAJAK (lanjutan)

Aspek Formal yang Harus Dipenuhi dalam Manajemen Pajak

1. Mematuhi peraturan perundang-undangan perpajakan (Compliance);

2. Kejelasan akun/rekening pembukuan (Self Explanatory);

3. Ketepatan waktu membayar dan melaporkan pajak (Timeliness); dan

4. Dokumentasi yang memadai (Good and Sounding Documents)


PROFIL PT. MANDOM INDONESIA TBK
• PT Mandom Indonesia Tbk, merupakan perusahaan perusahaan joint venture antara PT The
City Factory dan Mandom Corporation Jepang
• Didirikan pada tanggal November 1969 di Jakarta
• Mengawali produksi komersial pada tahun 1981 dengan menghasilkan produk berupa
perawatan rambut dan saat ini perusaaan mengembangkan produknya dengan merambah
ke produksi dan perdagangan produk wangi – wangian, kosmetika, bahan pembersih, dan
kemasan plastik.
• Memiliki merek dagang utama antara lain Gatsby dan Pixy serta memiliki beberapa merek
produk yang dikhususkan untuk di ekspor ke luar negeri antara lain merek Lucido-L, Tancho,
54 Lovillea, Spalding, pucelle, Miratone dan lain – lain.

Sumber : Annual Report PT Mandom 2018


PROFIL PT. MANDOM INDONESIA TBK (lanjutan)

SUSUNAN KEPEMILIKAN SAHAM PT MANDOM


PROFIL PT. MANDOM INDONESIA TBK (lanjutan)
PROSES BISNIS PT MANDOM
1. Mendirikan Pabrik dan Memproduksi Produk
A. Proses persiapan bahan baku dan
bahan kemasan
B. Proses Penimbangan
C. Proses Pengolahan
D. Pembuatan Kemasan Produk dan
mobilisasi ke Pabrik 1
E. Pengemasan Primer
F. Pengemasan Sekunder
G. Mobilisasi ke Pusat Logistik
H. Produk yang sudah jadi kemudian
dilakukan mobiliasi ke pusat logistic
untuk selanjutnya dilakukan
pemasaran.

Sumber : Annual Report PT Mandom 2018


PROFIL PT. MANDOM INDONESIA TBK (lanjutan)
PROSES BISNIS PT MANDOM
2. Perdagangan Produk
PENJUALAN Penjualan 2018 Sejumlah
Rp 1,95 triliun (turun 5,6%
DOMESTIK dari tahun sebelumnya)
PEJUALAN PRODUK

PENJUALAN Penjualan ekspor sebesar


INTERNASIONAL Rp. 697,99 miliar

PERDAGANGAN

PENJUALAN PIHAK Penjualan 10,95% dari


KETIGA total penjualan bersih

PELANGGAN

PENJUALAN PIHAK Penjualan 89,05% dari


BERELASI total penjualan bersih

Sumber : Annual Report PT Mandom 2018


Tahapan Manajemen Pajak pada Penghasilan

Pendahuluan
Cermat terhadap Ekualisasi antara Pendapatan
Pemahaman terhadap Laporan Keuangan
dengan Objek PPN serta Pengujian Lainnya

Identifikasi Risiko Pajak yang Terpapar

Penerapan Strategi Manajemen Pajak


Pemahaman terhadap Laporan Keuangan

Jika suatu transaksi mempengaruhi persamaan akuntansi, maka


transaksi tersebut harus dicatat dalam pembukuan. Sebaliknya, jika
tidak mempengaruhi persamaan akuntansi, transaksi tersebut tidak
perlu dicatat dalam pembukuan. Dalam hubungannya dengan
manajemen pajak, ketika suatu transaksi mempengaruhi persamaan
akuntansi, maka faktor lain yang perlu dicermati adalah dampak pajak
dari transaksi tersebut.

Pemahaman akan persamaan akuntansi akan membantu Wajib Pajak


dalam mengidentifikasi transaksi-transaksi yang memiliki konsekuensi
pajak secara dini, baik konsekuensi pajak di Neraca maupun
konsekuensi pajak pada Laporan Laba Rugi.
Mencermati Ekualisasi dan Pengujian terhadap Pengakuan Pendapatan

Dalam rangka persiapan Wajib Pajak untuk menghadapi risiko pemeriksaan pajak dan klarifikasi dari Kantor Pelayanan
Pajak (KPP), ada baiknya Wajib Pajak melakukan proses ekualisasi pajak. Selain itu ekualisasi merupakan kunci penting
dalam melakukan proses rekonsiliasi fiskal yang baik.
Ekualisasi pajak adalah suatu proses untuk mengecek kesesuaian antara satu jenis pajak dengan jenis pajak lainnya
yang memiliki hubungan. Hubungan yang dimaksud adalah bagian laporan dari suatu jenis pajak yang merupakan
bagian dari laporan jenis pajak lainnya. Ekualisasi pajak dilakukan dengan menyamakan antara pendapatan/biaya
yang termasuk objek pajak yang dicatat dalam Laporan Keuangan dengan pendapatan/biaya yang dilaporkan dalam
SPT yang disampaikan kepada KPP (Prasetyo, 2016).
Ekualisasi ini didasarkan pada perbandingan antara jumlah peredaran usaha pada formulir 1771-I SPT Tahunan PPh
Badan dengan jumlah DPP PPN Keluaran pada satu tahun pajak berdasarkan pada SPT Masa PPN Masa Januari
sampai dengan Desember tahun pajak yang sama yang dilaporkan oleh Wajib Pajak.
Mencermati Ekualisasi dan Pengujian terhadap Pengakuan Pendapatan - 2

Dalam melakukan ekualisasi pendapatan dan objek PPN tersebut, terdapat kemungkinan terjadinya selisih yang dapat
disebabkan oleh:

a. Pendapatan atau peredaran bruto yang diakui dalam SPT Tahunan PPh Badan bukan merupakan objek PPN.
b. DPP PPN Keluaran tidak dapat diakui sebagai pendapatan
c. Beda waktu penerbitan Faktur Pajak dan pengakuan Nota Retur/Nota Pembatalan.
c. Selisih kurs pencatatan pada pembukuan dan penerbitan Faktur Pajak.
d. Pembayaran uang muka.
Manajemen Pajak pada Transaksi Penjualan Aset

Risiko Pajak yang Terpapar


Transaksi penjualan mesin dan peralatan tersebut dapat menimbulkan risiko pajak jika PT.
Mandom Indonesia Tbk tidak melaksanakan ketentuan pajak terkait dengan penjualan aset
tetap tersebut, karena jika pada suatu saat dilakukan pengujian melalui pemeriksaan pajak,
PT. Mandom Indonesia Tbk akan berisiko untuk terkena sanksi perpajakan
PT. Mandom Indonesia Tbk mengakui hasil penjualan aset tetap sebesar Rp. 941.136.364,-,
namun tidak mengungkapkan siapa pembeli aset tetap tersebut, sehingga jika pembeli aset
tetap tersebut adalah pihak berelasi maka akan terdapat risiko dikoreksinya harga
penjualan tersebut dengan berdasarkan pada nilai pasar yang bisa saja lebih tinggi
dibandingkan dengan harga jual yang sudah diakui.
Jika harga jual dikoreksi positif pada saat pemeriksaan pajak, maka akan menyebabkan
terjadinya kekurangan bayar pajak baik itu PPh Badan maupun PPN Pasal 16D
(penyerahan aktiva yang tujuan semulanya tidak diperjualbelikan), yang akan ditagihkan
termasuk dengan sanksi keterlambatannya.
Manajemen Pajak pada Transaksi Penjualan Aset - 2

Strategi Manajemen Pajak yang Dapat Dilakukan

1. PT. Mandom Indonesia Tbk mencari pembeli yang tidak memiliki hubungan istimewa atau pihak ketiga,
sehingga nilai peralihan aset tetap yang diakui berdasarkan UU PPh adalah harga jualnya, bukan nilai
pasarnya, serta mengungkapkannya dengan jelas pada CaLK.

2. Jika pembeli berasal dari pihak yang memiliki hubungan istimewa, maka untuk menghindari risiko
dilakukannya koreksi positif oleh pemeriksa pajak, maka dalam menentukan harga jualnya, PT. Mandom
Indonesia Tbk harus menggunakan jasa Penilai Publik untuk melakukan Penilaian atas aset tetap tersebut
untuk menentukan Nilai Pasar-nya, sehingga memenuhi ketentuan Pasal 10 ayat (1) UU PPh dan terhindar
dari sanksi perpajakan.
Manajemen Pajak pada Transaksi Hubungan Istimewa

Risiko Pajak yang Terpapar

Dengan jumlah penjualan produk kepada pihak berelasi yang jumlahnya 89,05%
dari total penjualan kotor, maka PT. Mandom Indonesia Tbk memiliki risiko yang
sangat tinggi untuk dapat dilakukan pengujian melalui pemeriksaan terkait dengan
harga jual produknya kepada pihak berelasi.

Berdasarkan pada Pasal 18 ayat (3) UU PPh, Dirjen Pajak berwenang untuk
menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan
utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi
Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya
sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh
hubungan istimewa dengan menggunakan metode perbandingan harga antara
pihak yang independen, metode harga penjualan kembali, metode biaya‐plus, atau
metode lainnya.
Manajemen Pajak pada Transaksi Hubungan Istimewa - 2

Strategi Manajemen Pajak yang Dapat Dilakukan

Untuk meminimalisir risiko pajak yang terpapar pada transaksi penjualan dengan pihak berelasi yang dilakukannya, maka
PT. Mandom Indonesia Tbk harus menyiapkan Transfer Pricing Documentation (TP Doc) sesuai dengan ketentuan yang
terdapat dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 213/PMK.03/2016 Tentang Jenis Dokumen
dan/atau Informasi Tambahan Yang Wajib Disimpan oleh Wajib Pajak yang Melakukan Transaksi dengan Para Pihak
Yang Mempunyai Hubungan Istimewa, dan Tata Cara Pengelolaannya, yaitu :

1. Dokumen Induk,
2. Dokumen Lokal, dan/atau
3. Laporan Per Negara
Manajemen Pajak pada Angsuran PPh Pasal 25

Risiko Pajak yang Terpapar

Risiko pada angsuran PPh Pasal 25 dapat timbul karena:


Perhitungan Angsuran PPh 25 masa setelah pelaporan SPT Tahunan

Penghasilan yang menjadi dasar perhitungan 240.698.641.048 1. terdapatnya selisih antara angsuran PPh Pasal 25 yang
angsuran seharusnya dibayar dengan angsuran PPh Pasal 25 yang sudah
Kompensasi Kerugian Fiskal - dibayar, dan
Penghasilan Kena Pajak 240.698.641.048
PPh yang terutang 60.174.660.250 2. tidak dikurangkannya penghasilan yang tidak teratur dari
Kredit Pajak tahun yang lalu 11.773.840.385
penghasilan yang menjadi dasar penghitungan angsuran PPh
PPh yang harus dibayar sendiri 48.400.819.865
PPh Pasal 25 (PPh yang harus dibayar 4.033.401.655
Pasal 25 sehingga angsuran PPh Pasal 25 lebih besar dari yang
sendiri / 12) seharusnya.
Manajemen Pajak pada Angsuran PPh Pasal 25 - 2

Strategi Manajemen Pajak yang Dapat Dilakukan

Untuk menghemat pembayaran angsuran PPh Pasal 25, sebaiknya dalam menghitung angsuran PPh Pasal 25, PT.
Mandom Indonesia Tbk melakukan pemisahan antara penghasilan yang teratur dan penghasilan yang tidak teratur,
perhitungan angsuran PPh Pasal 25 akan berbeda ketika terdapat penghasilan yang tidak teratur dikarenakan atas
penghasilan yang tidak teratur tersebut harus dieliminasi terlebih dahulu pada saat akan melakukan perhitungan
angsuran PPh Pasal 25.

Jika PT. Mandom Indonesia Tbk mengeliminasi penghasilan yang tidak teratur dari laba bersih kena pajak sebagai dasar
perhitungan PPh Pasal 25, maka jumlah angsuran PPh Pasal 25 dapat diminimalisir.
CONTOH KASUS MANAJEMEN PAJAK PADA PENGHASILAN

Uraian Kasus Rp
PT. Mandom Indonesia Tbk adalah Wajib Pajak yang bergerak dalam
Penjualan bersih 2.600.000.000.000
bidang usaha industri manufaktur dengan pangsa pasar di dalam dan
Beban Pokok Penjualan 1.600.000.000.000
luar negeri. Pada tanggal 15 Desember 20x9, PT. Pasar Minggu
Sejahtera (pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa) mengirimkan Laba Bruto 1.000.000.000.000
Purcase Order (PO) kepada PT. Mandom Indonesia untuk membeli Beban Usaha
sejumlah produk senilai Rp. 10 milyar, dengan waktu pengiriman Beban Penjualan 500.000.000.000
paling lama 1 bulan sejak PO diterima. Beban Umum dan Administrasi 250.000.000.000
Berikut adalah Laporan Laba Rugi untuk Periode yang berakhir pada Jumlah Beban Usaha 750.000.000.000
tanggal 31 Desember 20x9 dengan kondisi jika penjualan kepada PT. Laba Usaha 250.000.000.000
Pasar Minggu Sejahtera berdasarkan PO pada tanggal 15 Desember Penghasilan Lain-lain bersih 50.000.000.000
20x9 tidak ada. Laba Sebelum Pajak 200.000.000.000
CONTOH KASUS MANAJEMEN PAJAK PADA PENGHASILAN

Uraian Kasus (lanjutan)


1. Atas impor bahan baku dan pendukung, PT. Mandom Indonesia Tbk sudah membayar PPh Pasal 22 Impor sebesar Rp. 10
milyar.
2. Angsuran PPh Pasal 25 yang sudah dibayar pada Tahun Pajak 20x9 sejumlah Rp. 40 milyar.
3. Terdapat beban pencadangan, beban dalam bentuk natura dan kenikmatan, serta biaya yang dikeluarkan untuk
kepentingan pribadi direktur pada Tahun Pajak 20x9 dengan total sebesar Rp. 20 milyar.
4. Selisih penyusutan komersial dibawah penyusutan fiskal pada Tahun Pajak 20x9 sebesar Rp. 15 milyar.
5. Terdapat penghasilan tidak teratur yang diterima pada Tahun 20x9 sebesar Rp. 2 milyar.

Diminta
Jika anda adalah Tax Manager PT. Mandom Indonesia Tbk, berikan saran mengenai strategi perencanaan pajak terkait dengan
pesanan dari PT. Pasar Minggu Sejahtera tersebut di atas dengan mempertimbangkan pengaruhnya pada PPh Badan dan
Angsuran PPh Pasal 25 yang harus dibayar.
CONTOH KASUS MANAJEMEN PAJAK PADA PENGHASILAN

Solusi
Sebagai seorang Tax Manager saya akan menyarankan perusahaan untuk menunda pengiriman barang sampai dengan bulan
Januari tahun depan, karena berdasarkan PO dari PT. PT. Pasar Minggu Sejahtera batas waktu pengiriman adalah 1 bulan sejak
tanggal 15 Desember 20x9. Selain itu dengan menunda pendapatan akan menghemat pembayaran PPh Pasal 29 Tahun Pajak
20x9 dan angsuran PPh Pasal 25 yang akan dibayar tahun depan.

Hal tersebut di atas tidak menyalahi ketentuan yang terdapat dalam Pasal 28 ayat (7) UU KUP yang menyatakan bahwa pembukuan
harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan hal yang lain.

Berdasarkan PSAK 23, Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut dipenuhi:
• entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli;
• entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan
pengendalian efektif atas barang yang dijual;
• jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
• kemungkinan besar manfaat ekonomik yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas; dan
• biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara andal.
CONTOH KASUS MANAJEMEN PAJAK PADA PENGHASILAN

Solusi
Analisis Pengaruh pada PPh Badan
Tidak Menunda
Keterangan Menunda Pendapatan
Pendapatan

Penjualan bersih 2.610.000.000.000 2.600.000.000.000


Beban Pokok Penjualan 1.600.000.000.000 1.600.000.000.000
Laba Bruto 1.010.000.000.000 1.000.000.000.000
Beban Usaha
Beban Penjualan 500.000.000.000 500.000.000.000
Beban Umum dan Administrasi 250.000.000.000 250.000.000.000 Dari perhitungan di samping diketahui bahwa jika
Jumlah Beban Usaha
Laba Usaha
750.000.000.000
260.000.000.000
750.000.000.000
250.000.000.000
perusahaan menunda pengiriman, akan menghemat
Penghasilan Lain-lain bersih 50.000.000.000 50.000.000.000 pembayaran PPh Pasal 29 sebesar Rp. 2,5 milyar.
Laba Sebelum Pajak 210.000.000.000 200.000.000.000
Penyesuaian Fiskal Positif 20.000.000.000 20.000.000.000
Penyesuaian Fiskal Negatif (15.000.000.000) (15.000.000.000)
Laba Kena Pajak 215.000.000.000 205.000.000.000
PPh Terutang 53.750.000.000 51.250.000.000
Kredit Pajak
PPh Pasal 22 10.000.000.000 10.000.000.000
PPh yang harus dibayar sendiri 43.750.000.000 41.250.000.000
Angsuran PPh Pasal 25 sudah dibayar 40.000.000.000 40.000.000.000
PPh Pasal 29 yang masih harus dibayar 3.750.000.000 1.250.000.000
CONTOH KASUS MANAJEMEN PAJAK PADA PENGHASILAN

Solusi

Analisis Pengaruh pada Angsuran PPh Pasal 25


Tidak Menunda
Keterangan Menunda Pendapatan
Pendapatan
Laba Kena Pajak 215.000.000.000 205.000.000.000 Dari perhitungan di atas diketahui bahwa jika perusahaan
Penghasilan Tidak Teratur
Penghasilan sebagai Dasar Perhitungan
2.000.000.000
213.000.000.000
2.000.000.000
203.000.000.000
menunda pengiriman, akan menghemat pembayaran
PPh Pasal 25 angsuran PPh Pasal 25 sebesar Rp.208.333.333,- tiap
PPh Terutang 53.250.000.000 50.750.000.000 bulannya.
Kredit Pajak Tahun yang Lalu 10.000.000.000 10.000.000.000
PPh yang harus dibayar sendiri 43.250.000.000 40.750.000.000
Angsuran PPh Pasal 25 3.604.166.667 3.395.833.333
KESIMPULAN

PT. Mandom Indonesia Tbk beresiko pajak atas transaksi (transactional tax risk) dan risiko pajak atas operasi
(operational tax risk) pada transaksi penjualan aset tetap berupa mesin dan peralatan, transaksi penjualan
kepada pihak berelasi, serta pada angsuran PPh Pasal 25.

Strategi manajemen pajak dalam mengatasi dan meminimalisir risiko pajak yang terpapar pada PT. Mandom
Indonesia Tbk dapat dilakukan dengan strategi penghematan pajak dan strategi penghindaran sanksi untuk
transaksi penjualan aset tetap berupa mesin dan peralatan, menyiapkan Transfer Pricing Document untuk
transaksi penjualan kepada pihak berelasi, melakukan pemisahan antara penghasilan yang teratur dan
penghasilan yang tidak teratur dalam melakukan perhitungan angsuran PPh Pasal 25 serta dapat dilakukan
dengan melakukan untuk meminimalisir pembayaran pajak pada tahun depannya adalah dengan cara menunda
pendapatan.
DAFTAR REFERENSI

Budi, H. P. (2016). Manajemen Pajak-Teori & Aplikasi, Edisi 2. PT. Pratama Indomitra Konsultan. Jakarta.
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
tentang Pajak Penghasilan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.03/2018 Tentang Penghitungan Angsuran Pajak Penghasilan Dalam Tahun
Pajak Berjalan Yang Harus Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak Baru, Bank, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah, Wajib Pajak Masuk Bursa, Wajib Pajak Lainnya Yang Berdasarkan Ketentuan Diharuskan Membuat Laporan
Keuangan Berkala Dan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 213/PMK.03/2016 Tentang Jenis Dokumen dan/atau Informasi
Tambahan Yang Wajib Disimpan oleh Wajib Pajak yang Melakukan Transaksi dengan Para Pihak Yang Mempunyai
Hubungan Istimewa, dan Tata Cara Pengelolaannya
DAFTAR REFERENSI

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-537/PJ./2000 tentang Penghitungan Besarnya Angsuran Pajak Dalam
Tahun Pajak Berjalan Dalam Hal-Hal Tertentu
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2010 Tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak Dan
Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan
Pohan, C. A. (2011). Optimizing Corporate Tax Management: Kajian Perpajakan dan Tax Planning-nya Terkini. Jakarta:
Penerbit PT. Bumi Aksara.
Harnanto (2013). Perencanaan Pajak Edisi Pertama. Daerah Istimewa Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
PwC (2004). Tax Risk Management. London: PricewaterhouseCoopers LLP.
Erasmus, Daniel N. (2007). Managing 7 Habitual Tax Mistakes: A Tax Risk Management Handbook. Pietermaritzburg:
Lexis Nexis.
IAI. (2018). Standar Akuntansi Keuangan: Efektif per 1 Januari 2018. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Prasetyo, Sigit. (2016). Ekualisasi, Kunci Sukses Tax Compliance. Diambil dari
https://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=9650.
Laporan Tahunan PT. Mandom Indonesia Tbk Tahun 2018
Laporan Keuangan PT. Mandom Indonesia Tbk Tahun 2018
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai