Anda di halaman 1dari 35

Case: ATH

Technologie
s

Cut Nyak Adira


(1706972663)
Muhammad Daud
(1706051836)
Diana Silva Maysara
(1706058994)
Thalita Zahra AW
Timeline Presentation
Question Question
1 2

Analisis permasalahan yang Dengan pemahaman anda


dihadapi oleh ATH yang terbatas mengenai
Technologies pada setiap Levers of Control,
tahapan perkembangannya rekomendasikan jenis
dengan menggunakan pengendalian yang
kerangka “Tekanan Profit, seharusnya diterapkan pada
Growth & Control” ! setiap tahapan !
Stages Development of ATH
Technologies
FOUNDING 01
02 GROWTH
PUSH TO
PROFITABILITY
03
TAKEOVER BY 04 REFOCUS ON
PROCESS
NEW 05
MANAGEMENT
Analisis permasalahan yang
dihadapi oleh ATH Technologies
pada setiap tahapan
perkembangannya dengan
menggunakan kerangka
“Tekanan Profit, Growth &
Control” !

01
The Framework Used
Stage I :
Founding
Apakah struktur “earn-out” (keuntungan) fokus pada sasaran
kinerja yang tepat? Serta bagaimana seharusnya penerapan
kontrolnya?

Earn-out Structure pada kasus ini ditargetkan untuk 3 tujuan


kinerja :
1.Persetujuan produk baru (kualitas dan kualifikasi).
2.Pencapaian keunggulan teknologi (berfokus pada inovasi dan
keunggulan dalam pengembangan produk).
3.Pencapaian target pertumbuhan dan pendapatan).
Model Struktur ini berfokus pada tujuan jangka pendek dan
berfungsi untuk maksimalisasi laba bukan untuk sustainable
business growth (pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan).

Earn-out Structure seharusnya dikembangkan sebagai


Stage I :
Founding
Hal itu bisa dicapai jika perusahaan
mempertimbangkan hal dibawah ini :
dalam hal ini

★ Pengertian “Performance Goals” harus dipisahkan dari


pengertian “Finance Goals” perusahaan.
★ Performance Goals juga harus berfokus pada faktor-faktor
lain seperti kepuasan pelanggan, kontrol internal,
manajemen serta pendidikan dan inovasi karyawan.
★ Pengukuran kinerja suatu perusahaan harus selaras dengan
tujuan perusahaan itu sendiri.
★ Meskipun Earning Structure yang diusulkan oleh Scepter
tampak menjanjikan dalam jangka pendek tetapi dalam
jangka panjang, kemungkinan struktur ini akan gagal,
sehingga tidak akan cukup efektif untuk mendorong
perusahaan dan pekerja untuk mencapai tujuan jangka
panjang perusahaan.
Stage II : Growth
Memperoleh “market share” melalui pengembangan produk
baru dan upaya pemasaran merupakan tujuan akhir dari senior
managers. Fokus pada pangsa pasar membuat manajer senior
mengabaikan beberapa faktor, salah satunya adalah skema
bonus yang kurang efektif. Target pangsa pasar tidak terkait
dengan kompensasi manajer individu, hal ini dapat
menyebabkan penurunan performance (kinerja) karyawan.

Terkait dengan tujuan memenangkan pangsa pasar dengan


pengembangan produk baru juga bisa dikatakan kurang
berhasil / kurang inovatif karena berkembangnya new
competition technology di Eropa yang dapat membahayakan
posisi ath. Dimana hal ini sebagai pertanda bahwa ATH gagal
dalam pengembangan produk-produknya.
Stage III : Push To
Profitability
Karena fokus pada peningkatan profit (laba),
mengakibatkan para manajer hanya fokus pada pemotongan
biaya terlepas dari kualitas produk yang pada akhirnya akan
meningkatkan keluhan pelanggan dan pengembalian produk.
Hal ini menandakan bahwa sebenarnya pada saat itu,
perusahaan tidak mengalami growth (pertumbuhan) melainkan
penurunan.

Pada kasus ini, sistem kontrol hanya berfokus pada hasil


akhir, yaitu peningkatan laba yang mengakibatkan
terabaikannya berbagai aspek lain seperti rendahnya tingkat
kepuasan pelanggan yang akhirnya menjadi masalah bagi
perusahaan karena kualitas produk yang buruk sehingga
meningkatkan pengembalian produk.
Stage III : Push To
Profitability
Dalam kasus ini untuk mendapatkan kepercayaan kembali
dari konsumen, ATH harus menyelesaikan masalah utama yang
menyebabkan perusahaannya mendapatkan reputasi buruk
yaitu kualitas. Insentif yang sebelumnya diberikan hanya atas
dasar laba terbukti salah karena mengabaikan produk dan
membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.

Manajemen ATH perlu menyeimbangkan antara laba,


pertumbuhan, dan kontrol kualitas. Untuk menjaga kualitas
yang baik, maka kinerja yang baik tidak hanya dilihat sebagai
cara untuk mendapatkan penghasilan tinggi tetapi juga
mempertimbangkan keberlanjutan dari perusahaan. Jadi
insentif yang diberikan karyawan berdasarkan kinerja
ditingkatkan dari sebelumnya dengan
mempertimbangkan tingkat cacat produk yang
Stage IV : Refocus on Process
ATH (2014-2015)
Technologies mendapatkan “Warning Letter” berisi
tentang adanya 150 penyimpangan pada kualitas dan
kepatuhan perusahaan.
Menanggapi “Warning Letter” tersebut, ATH Technologies
mengadakan Emergency Management Offsite meeting
dan membuat beberapa tindakan:
1. Mengembangkan Sistem Vision and Beliefs: kualitas,
nilai pelanggan, investasi masa depan
2. Memperbaharui sistem insentif yang sesuai dengan
Visi dan Misi yang baru: John Frost
3. Memodifikasi ketentuan bonus tahun 2014
mencantumkan beberapa tindakan non-finansial
Stage IV : Refocus on Process
John Frost mengusulkan skema (2014-2015)
bonus berdasarkan 4
customer measures:
● Product Defects
● Customer Contact Errors
● Backorders
● New Product Delays

2014: 95% masalah pada “warning Letter” terselesaikan,


target pendapatan juga tercapai
2015: skema bonus yang baru diterapkan kembali dan
hasilnya memuaskan
Stage IV : Refocus on Process
The Four Customer measures: (2014-2015)
Stage IV : Refocus on Process
Posisi keuangan sampai dengan (2014-2015)
2015:
Stage IV : Refocus on Process
(2014-2015)
ANALISIS PROFIT, GROWTH, CONTROL:

● Vision and Beliefs System yang dikembangkan ATH


Technologies hanya menekankan kepada kualitas dan
kepuasan pelanggan, sementara target penjualan dan
efektivitas biaya tidak begitu ditekankan
● The New Product Delay ratio meningkat, hal ini
berarti kurang gencarnya ATH Technologies dalam
pengembangan produk
Stage V: New Management (2016-
2017)
2016: pertumbuhan mulai terhenti
● Produk sudah dikirim ke pelanggan pada akhir tahun
2015 untuk mengejar target 2015
● Penjualan di Eropa menurun karena kompetitor
menawarkan produk berbasis teknologi laser sebagai
barang substitusi
● Beberapa senior manajer pergi setelah mendapatkan
bagiannya
● Target income before taxes tidak tercapai
● Tim pengembangan produk tidak mencapai target
peluncuran produk baru
Stage V: New Management (2016-
2017)
Janet Isabella:
● Perusahaan sudah tidak dapat mencapai target
penjualan tahun lalu
● Setiap departemen harus mengurangi sebesar 10%
dari biaya tahun 2015
● Biaya-biaya difokuskan kepada pengembangan
produk baru
● Pengukuran kepuasan pelanggan juga diubah
namanya agar lebih fokus kepada improvement
bukan penghindaran kesalahan
Stage V: New Management (2016-
2017)
Pengukuran kepuasan pelanggan:

2017: Ada kesalahan pada dua produk baru sehingga


posisi ATH Technologies dengan cepat tergantikan oleh
kompetitor dengan produk teknologi barunya
Stage V: New Management (2016-
2017)
Posisi keuangan sampai dengan 2017:
Stage V: New Management (2016-
2017)
ANALISIS PROFIT, GROWTH, CONTROL

● ATH Technologies hanya fokus kepada penurunan


cost, namun tidak mempertimbangakan target
penjualan sehingga gross margin pada 2016 lebih
kecil dibandingkan 2015 dengan penjualan pada
kedua tahun hampir sama
● Kurangnya penekanan terhadap inovasi dan
pengembangan produk membuat ATH Technologies
tertinggal oleh kompetitor yang sudah memproduksi
produk teknologi laser
● ATH Technologies hanya fokus pada target rilis produk
baru sehingga kurang adanya kontrol internal yang
menyebabkan dua produk baru yang dirilis
Dengan pemahaman anda
yang terbatas mengenai
Levers of Control,
rekomendasikan jenis
pengendalian yang seharusnya
diterapkan pada setiap
tahapan !

02
DEFINITIO
N
Sistem Pengendalian Levers of
Control
Boundary
Belief System 01 02 System
Diagnostic Interactive
Control
System
03 04 Control
System
Lever’s of Control Framework

Levers of control adalah jenis-jenis


control yang digunakkan oleh
manajer untuk mengatur value
creation dan pengendalian dalam
menerapkan strategi perusahaan.
Belief System
Belief system adalah nilai fundamental dan tujuan
organisasi termasuk bagaimana nilai itu dibentuk.
Hal itu bertujuan untuk memberikan pedoman dan
tujuan kepada karyawan.
Boundary
System
Boundary system adalah aturan atau batasan
yang dinyatakan secara formal terkait dengan
sanksi yang diterapkan dan ancaman yang
kredibel terhadap hukuman.
Diagnostic Control System
Diagnostic control system adalah standar untuk
pengukuran terkait target dan penyimpangan dari
target yang berguna sebagai feedback untuk
manajemen dalam rangka pengambilan
keputusan di masa yang akan datang.
Interactive Control
System
Interactive control system adalah sebuah
pendekatan untuk memperoleh pendapat dari
setiap lini perusahaan guna terkait isu yang
spesifik tanpa mengabaikan masalah perusahaan
lainnya.
ANALYSIS
CONTROL
STAGE Belief System
● Pada awal berdirinya perusahaan, sistem
pengendalian yang paling tepat diterapkan
manajemen adalah Belief System.
● Belief System berfungsi menjadi landasan
dasar bagi perusahaan untuk mengembangkan
bisnisnya, memastikan tujuan perusahaan
tercapai, sebagai pedoman dalam bagi
karyawan dalam bekerja, serta sarana dalam
pengambilan keputusan perusahaan.
● Contoh implementasi belief system adalah:
1. Founding ○ Mengkomunikasikan core values dari
perusahaan melalui pernyataan visi, misi,
dan tujuan
CONTROL
STAGE Boundary
● Pada tahap ini, System
objektif utama ATH adalah
bagaimana memperluas pangsa pasar dengan
melakukan inovasi produk dan strategi
pemasaran yang agresif.
● Karena itu, penting bagi perusahaan untuk
menetapkan batasan atau aturan sebelum
menjalankan strategi baik dari segi standar
bisnisnya maupun tingkat risiko yang dapat
diterima. Hal ini dapat tercapai melalui
Boundary System.
● Contoh penerapan Boundary System melalui:
○ Codes of conduct
2. Growth ○ Pre-defined strategic planning
○ Asset acquisition regulations
○ Operational guidelines
CONTROL
STAGE Diagnostic Control
● System
Pada tahap ini, ATH memiliki tujuan utama yaitu
pencapaian financial goals yang telah
ditetapkan pada tahun 2013.
● Untuk mengoptimalkan outcome serta target
perusahaan (profitabilitas, pertumbuhan
revenue, dan pangsa pasar) dan memonitor
pelaksanaannya, perusahaan dapat
menerapkan Diagnostic Control System.
Sistem ini juga berfungsi untuk memotivasi,
mengawasi dan memacu pencapaian tujuan
perusahaan.
3. Push to ● Contoh penerapan Diagnostic Control
System adalah melalui:
Profitability ○ Budgets, business plans
○ Performance management and
measurement
○ Incentive systems and compensation
CONTROL
STAGE Interactive Control
System
● Pada tahap ini, ATH Bermasalah di bagian
warning letter terkait penyimpangan
perusahaan
● Karena itu, penting bagi perusahaan untuk
menetapkan pendekatan untuk memperoleh
pendapat dari setiap lini perusahaan guna
terkait isu yang spesifik tanpa mengabaikan
masalah perusahaan lainnya yakni Interactive
Control System
4. Refocus on ● Contoh penerapan Interactive Control
System melalui:
Process ○ Face to face Meeting
○ Management Interaction
○ Integration division under management
control
CONTROL
STAGE Diagnostic Control
● System
Pada tahap ini, ATH berfokus pada melakukan
inovasi teknologi yang baru agar bisa bersaing
dengan kompetitor lainnya dan dapat
● Karena itu, penting bagi perusahaan untuk
melakukan pengukuran terkait target yang
berguna sebagai feedback untuk manajemen
dalam rangka pengambilan keputusan di masa
yang akan datang terkait performa yakni
Diagnostic Control System.
● Contoh penerapan Diagnostic Control

5. Takeover by SYstem melalui:


○ Budgeting
New ○ Performance Evaluation
○ Monitoring division
Management
CREDITS: This presentation
template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
THANKS
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai