Anda di halaman 1dari 113

UU

Cipta
Cipta
Kerja
Kerja
Perpajakan
Group 5
01. Background

02. Perubahan Pasal dalam UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan

Perubahan pasal dalam UU Nomor 42 Tahun 2009 tentang PPN Barang dan Jasa & Pajak
03. Penjualan atas Barang Mewah

Perubahan pasal dalam UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
04. Perpajakan (KUP)

Perubahan pasal dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
05. Daerah

06. Mitigasi Risiko

07. KESIMPULAN
01.

Latar
Belakang
UU Cipta Kerja
05 Oktober 2020
Latar Belakang : Indonesia perlu memperkuat
pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan
investasi → Menyerap Tenaga Kerja

…...growth rates in
Indonesia, Malaysia,
and the Philippines
were dragged lower by
weaker investments…..

Sumber : WEATHERING GROWING RISKS


Latar Belakang : Indonesia perlu memperkuat
pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan
investasi → Menyerap Tenaga Kerja
Latar Belakang : Iklim bisnis & Investasi dan
Kemudahan Usaha
INDONESIA DINILAI BERISIKO, RUMIT, & TAK REGULASI TIDAK TERPREDIKSI,INKONSISTEN, &
KOMPETITIF SALING BERTENTANGAN
1. PROSES PERIZINAN 1. TERLALU BANYAK PERATURAN
butuh 1 tahun atau lebih, 6.300 aturan menteri (2015-2018)
di Vietnam & Thailand cukup 2 bulan 5.000 aturan menteri (2011-2014)
2. PENGURUSAN SNI 2. PERATURAN DAERAH (PERDA) SERING
butuh 4,5 bulan dengan banyak tahapan KONTRADIKTIF
3. PROSES IMPOR UNTUK PRODUKSI EKSPOR dengan regulasi pemerintah pusat
mahal & lama
1.084 perda terkait retribusi &
Di atas kertas surat rekomendasi hanya 5 hari ………………...izin(2017)
Tapi praktiknya 3-6 bulan 3. TAK ADA ENTITAS TUNGGAL YANG
AKUNTABEL untuk memastikan
prioritas pemerintah
Sumber : Kata.data
Latar Belakang : Urgensi Penyesuaian Pada
Sektor Perpajakan
Negara Asean Tarif pajak
korporasi

Singapura 17 %

Brunei 18,5 %
● Penyesuaian Tarif PPh Badan
Darussalam ● Pemajakan Dividen Berlapis
Thailand 20 %
● Sanksi Perpajakan
● Pengecualian Pajak
Vietnam 20 %
● Penataan Regulasi
Kamboja 20 %

Malaysia 24 %

Laos 24 %

Indonesia 25 %
Sumber :
Myanmar 25 % Business Times
Juni 2019
Filipina 30 %
Latar Belakang : Tercapai Kebijakan Fiskal
National
● Pemerintah mengupayakan untuk mencapai rasio
kepatuhan wajib pajak (WP) sesuai dengan
standar OECD yakni mencapai 85 persen.
Namun, rasio kepatuhan belum pernah mencapai
75 persen meski rasio kepatuhan dari tahun ke
tahun memang terus meningkat.
● Rasio kepatuhan 2017 sempat melonjak ke
angka 72,6 persen, jauh lebih baik dibandingkan
2016 dimana rasio kepatuhan hanya mencapai
60,8 persen.
● Namun, rasio kepatuhan kembali turun pada
2018 ke angka 71,1 persen dan sedikit meningkat
pada 2019 dengan rasio kepatuhan mencapai
72,9 persen.

Sumber : Kata.data
Kemudahan
Kemudahan berusaha
berusaha
Pendanaan Investasi
01 PPh Dividen dari DN → Dihapus

Penghasilan tertentu ( Dividen ) dari LN


02 tidak dikenai PPh, Jika diinvestasikan di
Indonesia

Non-Objek Pajak PPh →


03 Bagian laba/SHU Koperasi
Dana Haji → BPKH

Ruang untuk Penyesuaian Tarif PPh


04 Pasal 26 atas bunga

Penyertaan modal dalam bentuk aset


05 tidak terutang PPN
02.
Perubahan
PerubahanPasal
Pasaldalam
dalam
UU
UUNomor
Nomor3636Tahun
Tahun
2008 tentangPajak
2008tentang Pajak
Penghasilan
Penghasilan
Penentuan Subjek Pajak Orang Pribadi
UU Cipta Kerja (Omnibus Law) Pasal 111
Pasal 2 ayat (3)

UU PPh UU Cipta Kerja Keterangan

SPDN: SPDN: Penegasan tentang Subjek Pajak


Dalam Negeri → untuk
Orang pribadi yang bertempat tinggal di orang pribadi, baik yang merupakan meningkatkan kepastian hukum
Indonesia, orang pribadi yang berada di Warga Negara Indonesia maupun warga
Indonesia lebih dari 183 hari dalam negara asing yang:
jangka waktu 12 bulan, atau orang 1. Bertempat tinggal di Indonesia
pribadi yang dalam suatu tahun pajak 2. Berada di Indonesia lebih dari 183
berada di Indonesia dan mempunyai niat hari dalam jangka waktu 12 bulan;
untuk bertempat tinggal di Indonesia atau
3. Dalam suatu tahun pajak berada di
Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia
Penentuan Subjek Pajak Orang Pribadi
UU Cipta Kerja (Omnibus Law) Pasal 111
Pasal 2 ayat (4)
UU PPh UU Cipta Kerja Keterangan

SPLN: SPLN: Penegasan tentang


Subjek Pajak Luar
(a) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di (a) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia Negeri → untuk
Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia (b) Warga negara asing yang berada di Indonesia tidak lebih meningkatkan
tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan;
(c) WNI yang berada di luar Indonesia lebih dari 183 hari
kepastian hukum
bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia, yang dalam jangka waktu 12 bulan serta memenuhi persyaratan:
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan 1. Tempat tinggal
melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; dan 2. Pusat kegiatan utama
(b) Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di 3. Tempat menjalankan kebiasaan
Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia 4. Status subjek pajak; dan/atau
tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 5. Persyaratan tertentu lainnya
bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak (a) Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan
bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat di Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan
menerima atau memperoleh penghasilan dari kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia atau yang
Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan
Indonesia. kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
POKOK PERUBAHAN
Pasal 2 ayat (3) dan ayat (4)

● Artinya, baik WNI maupun WNA memiliki kewajiban sama terkait pajak penghasilan di
dalam negeri maupun ketika WNI berada di luar negeri.
● Semua jenis penghasilan yang diperoleh WNA (orang atau badan) di wilayah hukum
Indonesia menjadi objek pajak yang bisa dipungut pemerintah karena menjadi SPDN.
● Sedangkan bagi WNI, dapat menjadi SPLN jika menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan usaha melalui Badan Usaha Tetap (BUT) di Indonesia dan memperoleh
penghasilan dari Indonesia dengan tidak menjalankan usaha atau melalui BUT di
Indonesia.
Prinsip Pemajakan Penghasilan
UU Cipta Kerja (Omnibus Law) Pasal 111
Pasal 4 ayat (1a), ayat 1(b), ayat 1(c), ayat 1(d) disisipkan

Pasal yang UU Cipta Kerja Keterangan


disisipkan

Pasal 4 (1a) (1a) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana pada ayat (1), warga negara asing yang telah Pengecualian
menjadi subjek pajak dalam negeri dikenai Pajak Penghasilan hanya atas penghasilan yang dari objek pajak
diterima atau diperoleh dari Indonesia dengan ketentuan: untuk WNA
a. Memiliki keahlian tertentu yang berstatus
b. Berlaku selama 4 tahun pajak, dihitung sejak menjadi subjek pajak dalam negeri SPDN

Pasal 4 (1b) (1b) Termasuk dalam pengertian penghasilan yang diterima atau diperoleh dari Indonesia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1a) berupa penghasilan yang diterima atau diperoleh warga
negara asing sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan di Indonesia dengan nama
dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan di luar Indonesia
Prinsip Pemajakan Penghasilan
UU Cipta Kerja (Omnibus Law) Pasal 111
Pasal 4 ayat (1a), ayat 1(b), ayat 1(c), ayat 1(d) disisipkan (CONT’D)

Pasal yang UU Cipta Kerja Keterangan


disisipkan

Pasal 4 (1c) (1c) ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1a) tidak berlaku terhadap warga negara asing Pengecualian
yang memanfaatkan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda Indonesia dan pemerintah dari objek pajak
negara mitra atau yuridiksi mitra Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda tempat warga negara untuk WNA
asing memperoleh penghasilan dari luar Indonesia yang berstatus
SPDN

Pasal 4 (1d) (1d) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria keahlian tertentu serta tata cara pengenaan
pajak penghasilan bagi warga negara asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1a) diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan
POKOK PERUBAHAN
UU PPh Pasal 4 ayat 3(f)

Terdapat perubahan atas dividen dan penghasilan lain yang dikecualikan


sebagai objek pajak [Pasal 4 ayat 3(f)]

1. Dividen yang berasal dari dalam negeri yang diterima/diperoleh


Wajib Pajak:
a. Orang Pribadi dalam negeri, sepanjang dividen tersebut
diinvestasikan di wilayah NKRI dalam jangka waktu
tertentu
b. Badan dalam negeri
POKOK PERUBAHAN
UU PPh Pasal 4 ayat 3(f)

2. Dividen yang berasal dari luar negeri yang diterima/diperoleh Wajib Pajak
OP/Badan dalam negeri, sepanjang diinvestasikan/digunakan untuk mendukung
kegiatan usaha lainnya di wilayah NKRI dan memenuhi persyaratan:

a. Dividen yang diinvestasikan tersebut minimal 30% dari laba setelah


pajak; atau
b. Dividen yang berasal dari badan usaha di luar negeri yang sahamnya tidak
diperdagangkan diinvestasikan di Indonesia sebelum DJP menerbitkan
SKP
POKOK PERUBAHAN
UU PPh Pasal 4 ayat 3(f)

3. Dividen yang berasal dari luar negeri sebagaimana dimaksud nomor 2


sebelumnya berasal dari:

a. Badan usaha luar negeri yang sahamnya diperdagangkan di bursa efek


b. Badan usaha luar negeri yang sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek
sesuai dengan proporsi kepemilikan saham
POKOK PERUBAHAN
UU PPh Pasal 4 ayat 3(f)

4. Apabila dividen yang diinvestasikan kurang dari 30% laba setelah pajak, maka:

a. Atas dividen tersebut tidak dikenakan Pajak Penghasilan


b. Atas selisih 30% dari laba setelah pajak dikurangi dengan dividen, dikenakan Pajak
Penghasilan
c. Atas selisih laba setelah pajak dikurangi dengan poin (a) dan (b) tidak dikenakan
Pajak Penghasilan

Dikecualikan Dikenakan Tidak Dikenakan

Dividen
30% Laba Setelah Pajak

Laba Setelah Pajak


POKOK PERUBAHAN
UU PPh Pasal 4 ayat 3(f)

5. Atas dividen sesuai nomor 3(b), jika diinvestasikan di Indonesia dan lebih dari 30%
dari jumlah laba setelah pajak, maka :

a. Atas dividen tersebut dikecualikan dari pengenaan Pajak Penghasilan


b. Atas sisa laba setelah pajak dikurangi dengan dividen tidak dikenakan Pajak
Penghasilan

Dikecualikan Tidak Dikenakan

30% Laba Setelah Pajak

Dividen
Laba Setelah Pajak
POKOK PERUBAHAN
UU PPh Pasal 4 ayat 3(f)

6. Atas dividen sesuai nomor 3(b), jika diinvestasikan di Indonesia setelah DJP
menerbitkan SKP sesuai dengan no 2(b), maka tidak dikecualikan dari
pengenaan Pajak Penghasilan
POKOK PERUBAHAN
UU PPh Pasal 26 ayat (1b)
Ruang Penyesuaian
UU PPh Pasal 4 ayat (1) huruf g Tarif PPh 26 atas Bunga

Penghapusan PPh atas pembagian


SHU koperasi Tarif PPh Pasal 26 atas penghasilan
bunga dari dalam negeri yang diterima
oleh Subjek Pajak Luar Negeri dapat
diturunkan lebih rendah dari 20%
Non-objek pajak atas:
dengan Peraturan Pemerintah.
1. Bagian laba/SHU Koperasi
2. Dana Haji yang dikelola BPKH
(Badan Pengelola Keuangan
Haji).
Aturan saat ini: PPh Pasal 26 atas
penghasilan bunga dari dalam negeri yang
Aturan saat ini: merupakan objek pajak. diterima oleh Subjek Pajak Luar Negeri
dikenakan tarif sebesar 20%.
Penghapusan PPh atas pembagian SHU koperasi
UU Cipta Kerja (Omnibus Law) Pasal 111 angka 2
Perubahan atas Pasal 4 ayat (1) & (3) huruf (i) UU PPh No. 36/2008
Tujuan: menghindari pemajakan berlapis di level koperasi dan anggota.

UU PPh UU Cipta Kerja


Yang termasuk objek pajak adalah: Dividen, dengan Yang termasuk objek pajak adalah: Dividen, dengan
nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis; dan perusahaan asuransi kepada pemegang polis;
pembagian sisa hasil usaha koperasi; Pasal 4 Ayat (1)
huruf (g)

Yang dikecualikan dari objek pajak adalah:


Yang dikecualikan dari objek pajak adalah: i. bagian laba atau sisa hasil usaha yang diterima atau
i. bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari diperoleh anggota dari koperasi, perseroan komanditer
perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham,
saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;
investasi kolektif; Pasal 4 Ayat (3) huruf (i).
Penghapusan PPh atas Dana Setoran Biaya Penyelenggaraan
Ibadah Haji & Penghasilan BPKH Bidang Tertentu
UU Cipta Kerja (Omnibus Law) Pasal 111 angka 2
Perubahan atas Pasal 4 ayat (3) huruf (o) UU PPh No. 36/2008
Tujuan: Perlu memberikan perlakuan pajak khusus untuk transaksi terkait dana setoran biaya
haji dan keuntungan dari pengembangan keuangan haji

UU PPh Tidak diatur

UU Cipta KerjaPenambahan
Yang dikecualikan dari objek pajak adalah:
o. Dana setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan / atau BPIH khusus, dan penghasilan dari pengembangan keuangan
haji dalam bidang atau instrumen keuangan tertentu, diterima Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), yang ketentuannya diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
p. sisa lebih yang diterima/diperoleh badan atau lembaga sosial dan keagamaan yang terdaftar pada instansi yang membidanginya,
yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana sosial dan keagamaan dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun
sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, atau ditempatkan sebagai dana abadi yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Pengalihan Dasar Hukum Penetapan Tarif PPh atas
Bunga Pinjaman yang Diterima WP LN (PPh PASAL 26)
UU Cipta Kerja (Omnibus Law) Pasal 111 angka 3
Penambahan ayat (1b) pada Pasal 26 UU PPh No. 36/2008

UU PPh UU Cipta KerjaPenambahan


Dasar penetapan tarif PPh Pasal 26 seluruhnya 1b) Tarif sebesar 20% dari jumlah bruto oleh pihak
diatur dalam UU yang wajib membayarkan bunga termasuk premium,
diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang sebagaimana dimaksud pada
ayat(1) huruf b dapat diturunkan dengan Peraturan
Pemerintah.
03.
Perubahan pasal dalam
UU Nomor 42 Tahun
2009 tentang PPN
Barang dan Jasa &
Pajak Penjualan
atas Barang
Mewah
Pasal 1A

UU PPN UU Cipta Kerja

- Ayat 1 (g) - Ayat 1 (g)


Yang merupakan barang kena pajak termasuk dihapuskan
barang konsinyasi
- Ayat 2 (d)
- Ayat 2 (d) pengalihan Barang Kena Pajak dalam
pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka rangka penggabungan, peleburan, pemekaran,
penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pemecahan, dan pengambilalihan usaha, serta
dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak pengalihan Barang Kena Pajak untuk tujuan
yang melakukan pengalihan dan yang menerima setoran modal pengganti saham dengan syarat
pengalihan adalah Pengusaha Kena Pajak; dan pihak yang melakukan pengalihan dan yang
menerima pengalihan adalah Pengusaha Kena
Pajak
Pasal 4A

UU PPN
Ayat 2 (a)
Jenis barang yang tidak dikenai PPN :
barang hasil pertambangan atau hasil
pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya;
UU Cipta Kerja
Ayat 2 (a)
Jenis barang yang tidak dikenai PPN :
barang hasil pertambangan atau hasil
pengeboran yang diambil langsung dari
sumbernya, tidak termasuk hasil
pertambangan batubara
Pasal 13
UU PPN
Ayat 5 (b)
Keterangan yang terdapat pada faktur pajak :
Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena
Pajak

UU Cipta Kerja
Ayat 5(b)
Keterangan yang terdapat pada faktur pajak :
identitas pembeli Barang Kena Pajak atau Jasa Kena
Pajak yang meliputi :
a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak atau nomor induk kependudukan atau nomor paspor bagi
subjek pajak luar negeri orang pribadi; atau
b. nama dan alamat, dalam hal pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak merupakan subjek
pajak luar negeri badan atau bukan merupakan subjek pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
Undang- Undang mengenai Pajak Penghasilan
Pasal 13
Adanya tambahan aturan yang sebelumnya tidak ada di
UU PPN.

UU Cipta kerja Pasal 13 ayat 5a :


Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran dapat
membuat Faktur Pajak tanpa mencantumkan keterangan
mengenai identitas pembeli serta nama dan tanda
tangan penjual dalam hal melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak kepada
pembeli dengan karakteristik konsumen akhir, yang
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri
Keuangan
RELAKSASI HAK PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN BAGI PKP YANG
BELUM BERPRODUKSI
Pajak Masukan perolehan BKP/JKP sebelum PKP melakukan penyerahan terutang PPN; dan Pembatalan atas PM
yang telah dikreditkan (UU Cipta Kerja (Omnibus Law) Pasal 112 Pasal 9 ayat (2a), ayat (6a) diubah. Ayat (4b) huruf
f dihapus)

Ketentuan lama UU Cipta Kerja

Pasal 9 ayat 2a:

Dapat dikreditkan hanya atas barang modal Dapat dikreditkan atas semua perolehan BKP/JKP yang berhubungan
langsung dengan penyerahan BKP/JKP

Pasal 9 ayat (6a), (6c) & (6d)


Pembatalan – Hak Pengkreditan PM (6a) Bila 3 tahun
(6a) Pajak Masukan yang telah dikreditkan dan pertama sejak
telah diberikan pengembalian, wajib dibayar mengkreditkan belum
kembali oleh PKP dalam hal PKP tersebut ada penyerahan
mengalami keadaan gagal berproduksi dalam BKP/JKP, Pajak
jangka waktu paling lama 3 tahun sejak Masa Masukan yang telah
Pajak pengkreditan Pajak Masukan dimulai dikreditkan dalam
jangka waktu 3 tahun
tersebut menjadi
PEMBATALAN HAK PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN TERHADAP
KONDISI TERTENTU
Pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan (UU Cipta Kerja (Omnibus Law) Pasal 112 Disisipkan pasal 9 ayat (6e)
dan ayat (6f))

Ketentuan lama UU Cipta Kerja

Pasal 9 ayat (6e) huruf a (6e) Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud pada ayat (6a):
- a. wajib dibayar kembali ke kas negara oleh Pengusaha Kena Pajak, dalam hal Pengusaha
Kena Pajak: 1. telah menerima pengembalian kelebihan pembayaran pajak atas Pajak
Masukan dimaksud; dan/atau 2. telah mengkreditkan Pajak Masukan dimaksud dengan
Pajak Keluaran yang terutang dalam suatu Masa Pajak; dan/atau

Pasal 9 ayat (6e) huruf b b. tidak dapat


- dikompensasikan ke
Masa Pajak
berikutnya dan tidak
dapat diajukan
permohonan
pengembalian,
setelah jangka waktu
3 (tiga) tahun
sebagaimana
PEMBATALAN HAK PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN TERHADAP
KONDISI TERTENTU
Pembayaran kembali pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan (UU Cipta Kerja (Omnibus Law) Pasal 112
Disisipkan pasal 9 ayat (6f), ayat (6g))

Ketentuan lama UU Cipta Kerja

Pasal 9 ayat (6e) huruf f (6f) Pembayaran kembali Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (6e) huruf a
- dilakukan paling lambat:
a) akhir bulan berikutnya setelah tanggal berakhirnya jangka waktu 3 (tiga) tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat (6a);
b) akhir bulan berikutnya setelah tanggal berakhirnya jangka waktu bagi sektor usaha tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (6c); atau
c) akhir bulan berikutnya setelah tanggal pembubaran (pengakhiran) usaha atau pencabutan
Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (6d).

Pasal 9 ayat (6e) huruf g (6g) Dalam hal


- Pengusaha Kena
Pajak tidak
melaksanakan
kewajiban
pembayaran kembali
sesuai dengan jangka
SINKRONISASI HAK PENGKREDITAN PM BAGI PKP YANG BELUM
BERPRODUKSI DALAM PASAL LAINNYA (UU PPN)
Pajak masukan bagi PKP dalam tahap masih berproduksi (UU UU Cipta Kerja (Omnibus Law) Pasal 112 Pasal 9
ayat (8) huruf I dan j dihapus, ayat (9) diubah)

Ketentuan lama UU Cipta Kerja

Pasal 9 ayat (8) huruf j

(8) Pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana Pengkreditan Pajak


dimaksud pada ayat (2) tidak dapat diberlakukan Masukan
bagi pengeluaran untuk: j. Pengusaha Kena Pajak sebagaimana
dalam tahap belum berproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat
dimaksud pada ayat (2a); (2) tidak dapat
diberlakukan bagi
pengeluaran untuk: j.
dihapus;
PENGHAPUSAN STATUS PKP RISIKO RENDAH BAGI PKP YANG
BELUM
Penghapusan kewenangan untuk mengajukan BERPRODUKSI
permohonan ‘kemudahan’ restitusi bagi PKP yang belum
berproduksi (PKP Risiko Rendah)

Ketentuan lama UU Cipta Kerja

Pasal 9 ayat 2
(2a) Bagi Pengusaha Kena Pajak yang belum (2a) Bagi Pengusaha Kena Pajak yang belum melakukan penyerahan
berproduksi sehingga belum melakukan BKP dan/atau JKP dan/atau ekspor BKP dan/atau JKP, Pajak Masukan
penyerahan yang terutang pajak, Pajak Masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP, serta pemanfaatan BKP
atas perolehan dan/atau impor barang modal Tidak Berwujud dan/atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di
dapat dikreditkan. dalam Daerah Pabean dapat dikreditkan sepanjang

Pasal 9 ayat 4b
4b) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana 4b) Dikecualikan dari
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (4a), atas ketentuan
kelebihan Pajak Masukan dapat diajukan sebagaimana
permohonan pengembalian pada setiap Masa dimasud pada ayat
Pajak oleh: (4) dan ayat (4a),
……….. atas kelebihan Pajak
f) Pengusaha Kena Pajak dalam tahap belum Masukan dapat
berproduksi sebagaimana dimaksud pada ayat diajukan permohonan
(2a). pengembalian pada
RELAKSASI HAK PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN TERHADAP
KONDISI
Pajak Masukan sebelum dikukuhkan menjadi PKP LAINNYA
Ketentuan lama UU Cipta Kerja

Pasal 9 ayat (9a) (9a) Pajak Masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP serta pemanfaatan BKP Tidak
- Berwujud dan/atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean sebelum
Pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, dapat dikreditkan oleh Pengusaha Kena Pajak
dengan menggunakan pedoman pengkreditan Pajak Masukan sebesar 80% dari Pajak Keluaran yang
seharusnya dipungut.

PM tidak dilaporkan di SPT & ditemukan saat pemeriksaan

Pasal 9 ayat (9b) (9b) Pajak Masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP serta pemanfaatan BKP Tidak
- Berwujud dan/atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean yang tidak
dilaporkan dalam SPT Masa PPN yang diberitahukan dan/atau ditemukan pada waktu dilakukan
pemeriksaan, dapat dikreditkan oleh PKP sepanjang memenuhi ketentuan pengkreditan sesuai dengan UU
ini

PM ditagih dengan ketetapan pajak

Pasal 9 ayat 14 (14) Dalam hal terjadi


pengalihan Barang
Kena Pajak dalam
rangka penggabungan,
RELAKSASI HAK PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN TERHADAP
KONDISI
Pajak Masukan sebelum dikukuhkan menjadi PKP LAINNYA
Ketentuan lama UU Cipta Kerja

Pasal 9 ayat (9c) (9c) Pajak Masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP, impor BKP serta pemanfaatan BKP Tidak
- Berwujud dan/atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean yang ditagih
dengan penerbitan ketetapan pajak dapat dikreditkan oleh PKP sebesar jumlah pokok PPN yang
tercantum dalam ketetapan pajak dengan ketentuan ketetapan pajak dimaksud telah dilakukan pelunasan
dan tidak dilakukan upaya hukum serta memenuhi ketentuan pengkreditan sesuai dengan UU ini.

PM tidak dilaporkan di SPT & ditemukan saat pemeriksaan

Pasal 9 ayat (13) (13) Ketentuan lebih


- lanjut mengenai: a)
kriteria belum
melakukan penyerahan
BKP dan/atau JKP
dan/atau ekspor BKP
dan/atau JKP
sebagaimana
dimaksud pada ayat
(2a); b) penghitungan
dan tata cara
pengembalian
SINKRONISASI HAK PENGKREDITAN PM TERHADAP KONDISI
TERTENTU YANG TERTUANG DALAM PASAL LAINNYA (UU PPN)
Pasal 9 Pajak masukan (8) Pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada Pengkreditan Pajak Masukan
ayat (8) sebelum pengusaha ayat (2) tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk: a. sebagaimana dimaksud pada ayat
huruf a dikukuhkan sebagai perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum (2) tidak dapat diberlakukan bagi
PKP pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak; pengeluaran untuk: a. dihapus;

Pasal 9 Pajak masukan atas (8) Pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada Pengkreditan Pajak Masukan
ayat (8) pemanfaatan BKP ayat (2) tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk: d. sebagaimana dimaksud pada ayat
huruf d tidak berwujud atau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau (2) tidak dapat diberlakukan bagi
JKP dari luar daerah pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean sebelum pengeluaran untuk: d. dihapus;
pabean sebelum Pengusaha dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
pengusaha
dikukuhkan sebagai
PKP

Pasal 9 Pajak masukan (8) Pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada Pengkreditan Pajak Masukan
ayat (8) ditagih dengan ayat (2) tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk: h. sebagaimana dimaksud pada ayat
huruf h ketetapan pajak perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak (2) tidak dapat diberlakukan bagi
Masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak; pengeluaran untuk: h. dihapus;

Pasal 9 Pajak masukan 8) Pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pengkreditan Pajak Masukan
ayat (8) tidak dilapor di SPT tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk: i. perolehan Barang sebagaimana dimaksud pada ayat
huruf i dan ditemukan saat Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak (2) tidak dapat diberlakukan bagi
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai,
pemeriksaan pengeluaran untuk: i. dihapus;
04.
Perubahan pasal dalam
UU Nomor 28 Tahun
2007 tentang
Ketentuan Umum
dan Tata Cara
Perpajakan (KUP)
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 8 ayat 2
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Dalam hal Wajib Pajak membetulkan Dalam hal Wajib Pajak membetulkan Ada Perubahan
sendiri Surat Pemberitahuan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan
Tahunan yang mengakibatkan utang yang mengakibatkan utang pajak menjadi
UU KUP:
pajak menjadi lebih besar, kepadanya lebih besar, kepadanya dikenai sanksi
dikenai sanksi administrasi berupa administrasi berupa bunga sebesar tarif sanksi dari 2%/bulan
bunga sebesar 2% (dua persen) per bunga per bulan yang ditetapkan oleh
bulan atas jumlah pajak yang kurang Menteri Keuangan atas jumlah pajak yang UU Ciptaker:
dibayar, dihitung sejak saat kurang dibayar, dihitung sejak saat Sanksi sesuai suku bunga
penyampaian Surat Pemberitahuan penyampaian Surat Pemberitahuan acuan
berakhir sampai dengan tanggal berakhir sampai dengan tanggal
pembayaran, dan bagian dari bulan pembayaran, dan dikenakan paling lama
dihitung penuh 1 (satu) bulan. 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian
dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 8 ayat 2a
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Dalam hal Wajib Pajak membetulkan Dalam hal Wajib Pajak membetulkan Ada Perubahan
sendiri Surat Pemberitahuan Masa sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang
yang mengakibatkan utang pajak mengakibatkan utang pajak menjadi lebih
UU KUP:
menjadi lebih besar, kepadanya besar, kepadanya dikenai sanksi
dikenai sanksi administrasi berupa administrasi berupa bunga sebesar tarif sanksi dari 2%/bulan
bunga sebesar 2% (dua persen) per bunga per bulan yang ditetapkan oleh
bulan atas jumlah pajak yang kurang Menteri Keuangan atas jumlah pajak yang UU Ciptaker:
dibayar, dihitung sejak jatuh tempo kurang dibayar, dihitung sejak jatuh Sanksi sesuai suku bunga
pembayaran sampai dengan tanggal tempo pembayaran sampai dengan tanggal acuan
pembayaran, dan bagian dari bulan pembayaran, dan dikenakan paling lama
dihitung penuh 1 (satu) bulan. 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian
dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 8 ayat 2b

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Penambahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (2a) dihitung Sanksi ayat (2) dan (2a) =
berdasarkan suku bunga acuan ditambah 5% (lima persen)
suku Bunga Acuan + Uplift
dan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada tanggal
dimulainya penghitungan sanksi. 5%
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 8 ayat 3
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Walaupun telah dilakukan tindakan Walaupun telah dilakukan tindakan Ada Perubahan
pemeriksaan, tetapi belum dilakukan pemeriksaan bukti permulaan, Wajib Pajak
tindakan penyidikan mengenai adanya dengan kemauan sendiri dapat
ketidakbenaran yang dilakukan Wajib mengungkapkan dengan pernyataan tertulis UU KUP:
Pajak sebagaimana dimaksud dalam mengenai ketidakbenaran perbuatannya, Norma pengungkapan
Pasal 38, terhadap ketidakbenaran yaitu sebagai berikut: ketidakbenaran perbuatan dan
perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak a. tidak menyampaikan Surat
akan dilakukan penyidikan, apabila Pemberitahuan; atau
Denda pengungkapan
Wajib Pajak dengan kemauan sendiri b. menyampaikan Surat Pemberitahuan yang ketidakbenaran sebesar 150%
mengungkapkan ketidakbenaran isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau
perbuatannya tersebut dengan disertai melampirkan keterangan yang isinya tidak UU Ciptaker:
pelunasan kekurangan pembayaran benar
jumlah pajak yang sebenarnya terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 atau Norma pengungkapan
beserta sanksi administrasi berupa denda Pasal 39 ayat (1) huruf c dan huruf d ketidakbenaran perbuatan
sebesar 150% (seratus lima puluh persen) sepanjang mulainya Penyidikan belum
dari jumlah pajak yang kurang dibayar. diberitahukan kepada Penuntut Umum
melalui penyidik pejabat Polisi Negara
Republik Indonesia.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 8 ayat 3a

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Pengungkapan ketidakbenaran perbuatan sebagaimana Penambahan


dimaksud pada ayat (3) disertai pelunasan kekurangan Norma pengungkapan
pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta
ketidakbenaran perbuatan
sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% (seratus
persen) dari jumlah pajak yang kurang dibayar.
Perubahan Nilai Sanksi
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 8 ayat 5
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Pajak yang kurang dibayar Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari Ada Perubahan
yang timbul sebagai akibat pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat
dari pengungkapan Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus
ketidakbenaran pengisian dilunasi oleh Wajib Pajak sebelum laporan tersendiri UU KUP:
Surat Pemberitahuan disampaikan beserta sanksi administrasi berupa bunga Sanksi Kenaikan 50% atas
sebagaimana dimaksud sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Pengungkapan
pada ayat (4) beserta sanksi Keuangan dari pajak yang kurang dibayar, yang dihitung
administrasi berupa sejak:
Ketidakbenaran
kenaikan sebesar 50% (lima a. batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
puluh persen) dari pajak berakhir sampai dengan tanggal pembayaran, untuk UU Ciptaker:
yang kurang dibayar, harus pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Sanksi Bunga sesuai suku
dilunasi oleh Wajib Pajak Pemberitahuan Tahunan; atau bunga acuan
sebelum laporan tersendiri b. jatuh tempo pembayaran berakhir sampai dengan tanggal
dimaksud disampaikan. pembayaran, untuk pengungkapan ketidakbenaran pengisian
Surat Pemberitahuan Masa dan dikenakan paling lama 24
(dua puluh empat) bulan, serta bagian dari bulan dihitung
penuh 1 (satu) bulan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 8 ayat 5a

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Penambahan: Sanksi ayat
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dihitung berdasarkan (5) = Suku bunga Acuan +
suku bunga acuan ditambah 10% (sepuluh persen) dan dibagi
ditambah uplift 10%
12 (dua belas) yang berlaku pada tanggal dimulainya
penghitungan sanksi.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 9 ayat 2a
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Pembayaran atau penyetoran pajak Pembayaran atau penyetoran pajak Ada Perubahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yang
yang dilakukan setelah tanggal jatuh dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
tempo pembayaran atau penyetoran pembayaran atau penyetoran pajak, dikenai UU KUP:
pajak, dikenai sanksi administrasi berupa sanksi administrasi berupa bunga sebesar Sanksi 2%/bulan
bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh
yang dihitung dari tanggal jatuh tempo Menteri Keuangan yang dihitung dari UU Ciptaker:
pembayaran sampai dengan tanggal tanggal jatuh tempo pembayaran sampai Sanksi sesuai suku bunga
pembayaran, dan bagian dari bulan dengan tanggal pembayaran, dan dikenakan
dihitung penuh 1 (satu) bulan. paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta acuan
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 9 ayat 2b
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Atas pembayaran atau penyetoran pajak Atas pembayaran atau penyetoran pajak Ada Perubahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang
dilakukan setelah tanggal jatuh tempo dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
penyampaian Surat Pemberitahuan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan, UU KUP:
Tahunan, dikenai sanksi administrasi dikenai sanksi administrasi berupa bunga Sanksi 2%/bulan
berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebesar tarif bunga per bulan yang
per bulan yang dihitung mulai dari ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang UU Ciptaker:
berakhirnya batas waktu penyampaian dihitung mulai dari berakhirnya batas waktu Sanksi sesuai suku bunga
Surat Pemberitahuan Tahunan sampai penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
dengan tanggal pembayaran, dan bagian sampai dengan tanggal pembayaran, dan acuan
dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh
1 (satu) bulan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 9 ayat 2c

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Penambahan: Sanksi bunga
sebagaimana dimaksud pada ayat (2a) dan ayat (2b) dihitung ayat (2a) dan (2b) = suku
berdasarkan suku bunga acuan ditambah 5% (lima persen)
bunga acuan + uplift 5%
dan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada tanggal
dimulainya penghitungan sanksi.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 9 ayat 4
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Ada Perubahan
Wajib Pajak dapat memberikan Wajib Pajak dapat memberikan persetujuan
persetujuan untuk mengangsur atau untuk mengangsur atau menunda
menunda pembayaran pajak termasuk pembayaran pajak termasuk kekurangan UU KUP:
kekurangan pembayaran sebagaimana pembayaran sebagaimana dimaksud pada Angsuran penundaan
dimaksud pada ayat (2) paling lama 12 ayat (2) yang pelaksanaannya diatur dengan maksimal 12 bulan dengan
(dua belas) bulan, yang pelaksanaannya atau berdasarkan Peraturan Menteri
diatur dengan atau berdasarkan Keuangan.
tata cara di PMK
Peraturan Menteri Keuangan.
UU Ciptaker:
Jangka waktu dalam PMK
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 11 ayat 3
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Apabila pengembalian kelebihan Apabila pengembalian kelebihan pembayaran Ada Perubahan


pembayaran pajak dilakukan pajak dilakukan setelah jangka waktu 1 (satu)
setelah jangka waktu 1 (satu) bulan, bulan, Pemerintah memberikan imbalan bunga
Pemerintah memberikan imbalan sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh UU KUP:
bunga sebesar 2% (dua persen) per Menteri Keuangan atas keterlambatan Imbalan bunga 2%/bulan
bulan atas keterlambatan pengembalian kelebihan pembayaran pajak tanpa batas waktu
pengembalian kelebihan dihitung sejak batas waktu penerbitan Surat
pembayaran pajak, dihitung sejak Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
batas waktu sebagaimana dimaksud Pajak berakhir sampai dengan saat dilakukan UU Ciptaker:
pada ayat (2) berakhir sampai pengembalian kelebihan dan diberikan paling lama Imbalan bunga (IB)
dengan saat dilakukan 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian dari
pengembalian kelebihan. bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. maksimal 24 bulan
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 11 ayat 3a

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Penambahan:
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihitung berdasarkan IB = Suku Bunga Acuan
suku bunga acuan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada
tanggal dimulainya penghitungan imbalan bunga.
Perubahan Nilai bunga
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 13 ayat 1 (a)

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Apabila berdasarkan hasil Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan, Ada Perubahan


pemeriksaan atau keterangan pajak yang terutang tidak atau kurang
lain pajak yang terutang tidak dibayar; UU KUP:
atau kurang dibayar; Hasil Pemeriksaan atau
Keterangan Lainnya
UU Ciptaker:
Hasil Pemeriksaan
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 13 ayat 1 (c)

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Apabila berdasarkan hasil Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan Ada Perubahan


pemeriksaan atau keterangan mengenai Pajak Pertambahan Nilai dan
lain mengenai Pajak Pajak Penjualan Atas Barang Mewah UU KUP:
Pertambahan Nilai dan Pajak ternyata tidak seharusnya dikompensasikan Hasil Pemeriksaan atau
Penjualan Atas Barang Mewah selisih lebih pajak atau tidak seharusnya Keterangan Lainnya
ternyata tidak seharusnya dikenai tarif 0% (nol persen);
dikompensasikan selisih lebih UU Ciptaker:
pajak atau tidak seharusnya Hasil Pemeriksaan
dikenai tarif 0% (nol persen);
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 13 ayat 1 (f)

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Pengusaha Kena Pajak tidak melakukan penyerahan Barang Penambahan:


Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dan/atau ekspor Barang PKP gagal produksi telah
Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dan telah diberikan
diberi restitusi (pindahan
pengembalian Pajak Masukan atau telah mengkreditkan Pajak
Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6e) dari STP)
Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 13 ayat 2
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Jumlah kekurangan pajak yang Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Ada Perubahan
terutang dalam Surat Ketetapan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana
Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan ditambah dengan sanksi administrasi berupa UU KUP:
huruf e ditambah dengan sanksi bunga sebesar tarif bunga per bulan yang Sanksi bunga 2% perbulan
administrasi berupa bunga sebesar ditetapkan oleh Menteri Keuangan dihitung sejak
2% (dua persen) per bulan paling saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
lama 24 (dua puluh empat) bulan, Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak UU Ciptaker:
dihitung sejak saat terutangnya sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Sanksi sesuai suku bunga
pajak atau berakhirnya Masa Pajak Kurang Bayar, dan dikenakan paling lama acuan untuk huruf a dan
Pajak, bagian Tahun Pajak, atau 24 (dua puluh empat) bulan serta bagian dari bulan
Tahun Pajak sampai dengan dihitung penuh 1 (satu) bulan. huruf e
diterbitkannya Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 13 ayat 2 (a)

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Penambahan:


Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada Sanksi sesuai suku bunga
ayat (1) huruf f ditambah dengan sanksi administrasi berupa
acuan, untuk huruf f
bunga sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan dihitung sejak saat jatuh tempo
pembayaran kembali berakhir sampai dengan tanggal
diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, dan
dikenakan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 13 ayat 2 (b)

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Penambahan:
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (2a) dihitung Sanksi bunga ayat (2) dan
berdasarkan suku bunga acuan ditambah 15% (lima belas
(2a) = suku bunga acuan +
persen) dan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku pada tanggal
dimulainya penghitungan sanksi. uplift 15%
(Pindahan dari STP)
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 13 ayat 3 (a)

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Dalam hal terdapat penerapan sanksi administrasi berupa Penambahan:


bunga dan kenaikan berdasarkan hasil pemeriksaan Pajak Sanksi ayat (1) huruf a dan
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
huruf c hanya dikenakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf c,
nilainya tertinggi
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 13 ayat 4
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Besarnya pajak yang terutang yang Besarnya pajak yang terutang yang diberitahukan Ada Perubahan
diberitahukan oleh Wajib Pajak oleh Wajib Pajak dalam Surat Pemberitahuan
dalam Surat Pemberitahuan menjadi pasti sesuai dengan ketentuan peraturan UU KUP:
menjadi pasti sesuai dengan perundang-undangan perpajakan apabila dalam Besarnya pajak menjadi pasti
ketentuan peraturan perundang- jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana bila tidak diterbitkan SKP
undangan perpajakan apabila dimaksud pada ayat (1), setelah saat terutangnya
sampai dengan 5 tahun sejak
dalam jangka waktu 5 (lima) tahun pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun
sebagaimana dimaksud pada ayat Pajak, atau Tahun Pajak tidak diterbitkan surat terutangnya
(1), setelah saat terutangnya pajak ketetapan pajak, kecuali Wajib Pajak melakukan
atau berakhirnya Masa Pajak, tindak pidana di bidang perpajakan dalam Masa UU Ciptaker:
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak Besarnya pajak menjadi pasti
Pajak tidak diterbitkan surat dimaksud. bila tidak diterbitkan skip
ketetapan pajak. sampai dengan 5 tahun sejak
terutangnya, kecuali terdapat
tindak pidana
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penghapusan Pasal 13 ayat 5

UU KUP UU CIPTA KETERANGAN


KERJA

Walaupun jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud - Dihapus


pada ayat (1) telah lewat, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
tetap dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa
bunga sebesar 48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah
pajak yang tidak atau kurang dibayar, apabila Wajib Pajak setelah
jangka waktu tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana
di bidang perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan negara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penghapusan Pasal 13A

UU KUP UU CIPTA KETERANGAN


KERJA

Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat - Dihapus


Pemberitahuan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi
isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan
keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara, tidak dikenai sanksi pidana
apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh Wajib
Pajak dan Wajib Pajak tersebut wajib melunasi kekurangan
pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen)
dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang ditetapkan melalui
penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penghapusan Pasal 13A

UU KUP  UU CIPTA KETERANGAN


KERJA

Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak menyampaikan Surat - Dihapus


Pemberitahuan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi
isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan
keterangan yang isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara, tidak dikenai sanksi pidana
apabila kealpaan tersebut pertama kali dilakukan oleh Wajib
Pajak dan Wajib Pajak tersebut wajib melunasi kekurangan
pembayaran jumlah pajak yang terutang beserta sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 200% (dua ratus persen)
dari jumlah pajak yang kurang dibayar yang ditetapkan melalui
penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 14 ayat 1 (d)
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Pengusaha yang telah dikukuhkan Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Ada Perubahan
sebagai Pengusaha Kena Pajak, Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat
tetapi tidak membuat faktur pajak faktur pajak atau terlambat membuat faktur UU KUP:
atau membuat faktur pajak, tetapi pajak; Membuat FP tidak tepat waktu
tidak tepat waktu;
UU Ciptaker:
Terlambat membuat FP
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 14 ayat 1 (e)
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Ada Perubahan
Pengusaha Kena Pajak yang tidak mengisi Pengusaha Kena Pajak yang tidak mengisi
faktur pajak secara lengkap sebagaimana Faktur Pajak secara lengkap sebagaimana UU KUP:
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang- dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) dan Tidak mengisi FP dengan
Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan ayat (6) Undang-Undang Pajak lengkap, selain identitas
perubahannya, selain: Pertambahan Nilai 1984 dan
pembeli atau selain identitas
1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud perubahannya, selain identitas pembeli
dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b Undang- Barang Kena Pajak atau penerima Jasa pembeli bagi pedagang eceran
Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan Kena Pajak serta nama dan tanda tangan
perubahannya; atau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 UU Ciptaker:
2. identitas pembeli serta nama dan ayat (5) huruf b dan huruf g Undang- Tidak mengisi FP dan
tandatangan sebagaimana dimaksud dalam Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dokumen dipersamakan
Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g Undang- dan perubahannya dalam hal penyerahan
faktur dengan lengkap selain
Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak
perubahannya, dalam hal penyerahan pedagang eceran; identitas pembeli bagi
dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran
pedagang eceran;
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penghapusan Pasal 14 ayat 1 (f) dan 1 (g)

UU KUP UU CIPTA KETERANGAN


KERJA

Ayat 1 (f) - Dihapus


Pengusaha Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai
dengan masa penerbitan faktur pajak; atau

Ayat 1 (g) - Dihapus


Pengusaha Kena Pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan
pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9 ayat (6a) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan
perubahannya.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 14 ayat 1(h)

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- terdapat imbalan bunga yang seharusnya tidak diberikan Penambahan:


kepada Wajib Pajak, dalam hal: Imbalan bunga tidak
1. diterbitkan keputusan;
seharusnya diberikan
2. diterima putusan; atau
3. ditemukan data atau informasi yang menunjukkan adanya
imbalan bunga yang seharusnya tidak diberikan kepada Wajib
Pajak.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 14 ayat 3
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Jumlah kekurangan pajak yang terutang Ada Perubahan
Surat Tagihan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Surat Tagihan Pajak sebagaimana
pada ayat (1) huruf a dan huruf b ditambah dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf UU KUP:
dengan sanksi administrasi berupa bunga b ditambah dengan sanksi administratif Bunga 2%/bulan
sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling berupa bunga sebesar tarif bunga per
lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung bulan yang ditetapkan oleh Menteri
UU Ciptaker:
sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Keuangan dihitung sejak saat terutangnya
Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Suku bunga acuan
Pajak sampai dengan diterbitkannya Surat bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
Tagihan Pajak. sampai dengan diterbitkannya Surat
Tagihan Pajak, dan dikenakan paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan serta
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 14 ayat 4
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Terhadap pengusaha atau Pengusaha Kena Terhadap pengusaha atau Pengusaha Ada Perubahan
Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada
huruf d, huruf e, atau huruf f masing-masing, ayat (1) huruf d atau huruf e masing- UU KUP:
selain wajib menyetor pajak yang terutang, masing, selain wajib menyetor pajak yang Denda 2%
dikenai sanksi administrasi berupa denda terutang, dikenai sanksi administratif
sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan berupa denda sebesar 1% (satu persen)
UU Ciptaker:
Pajak. dari Dasar Pengenaan Pajak.
Denda 1%
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penghapusan Pasal 14 ayat 5

UU KUP UU CIPTA KETERANGAN


KERJA

Terhadap Pengusaha Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) - Dihapus
huruf g dikenai sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) per bulan dari jumlah pajak yang ditagih kembali, dihitung dari
tanggal penerbitan Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak sampai dengan tanggal penerbitan Surat Tagihan
Pajak, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 14 ayat 5 (a)

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Penambahan:
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihitung berdasarkan suku Tarif bunga ayat (3)
bunga acuan ditambah 5% (lima persen) dan dibagi 12 (dua belas)
ditambah uplift 5%
yang berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan sanksi.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 14 ayat 5 (b)

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Surat Tagihan Pajak diterbitkan paling lama 5 (lima) tahun setelah Penambahan:
saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Kadaluwarsa penetapan
Pajak, atau Tahun Pajak.
STP 5 tahun
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 14 ayat 5 (c)
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Dikecualikan dari ketentuan jangka waktu penerbitan sebagaimana dimaksud Penambahan:


pada ayat (5b): a. Surat Tagihan Pajak atas sanksi administrasi sebagaimana Pengecualian
dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) diterbitkan paling lama sesuai dengan
kadaluarsa penetapan
daluwarsa penagihan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar serta Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, STP. yakni pasal 19 (1),
Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Pasal 25 (9), pasal 27 (5)
Kembali yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar
bertambah; b. Surat Tagihan Pajak atas sanksi administrasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (9) dapat diterbitkan paling lama 5 (lima)
tahun sejak tanggal penerbitan Surat Keputusan Keberatan, apabila Wajib
Pajak tidak mengajukan upaya banding; dan c. Surat Tagihan Pajak atas
sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (5d) dapat
diterbitkan paling lama dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal
Putusan Banding diucapkan oleh hakim Pengadilan Pajak dalam sidang
terbuka untuk umum.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penghapusan Pasal 15 ayat 4

UU KUP UU CIPTA KETERANGAN


KERJA

Apabila jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat - Dihapus
(1) telah lewat, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan tetap
dapat diterbitkan ditambah sanksi administrasi berupa bunga sebesar
48% (empat puluh delapan persen) dari jumlah pajak yang tidak atau
kurang dibayar, dalam hal Wajib Pajak setelah jangka waktu 5 (lima)
tahun tersebut dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan atau tindak pidana lainnya yang dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 15 ayat 5

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Tata cara penerbitan Surat Ketetapan Pajak Tata cara penerbitan Surat Ketetapan Ada Perubahan Referensi
Kurang Bayar Tambahan sebagaimana Pajak Kurang Bayar Tambahan
dimaksud pada ayat (4) diatur dengan atau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) UU KUP:
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. diatur dengan atau berdasarkan Ayat 4
Peraturan Menteri Keuangan.
UU Ciptaker:
Ayat 1
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 17B ayat 3

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Apabila Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Apabila Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar Ada Perubahan Referensi
terlambat diterbitkan sebagaimana dimaksud pada terlambat diterbitkan sebagaimana dimaksud
ayat (2), kepada Wajib Pajak diberikan imbalan pada ayat (2), kepada Wajib Pajak diberikan UU KUP:
bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan imbalan bunga sebesar tarif bunga per Imbalan bunga 2%/bulan
dihitung sejak berakhirnya jangka waktu bulan yang ditetapkan oleh Menteri
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai Keuangan dihitung sejak berakhirnya jangka
dengan saat diterbitkan Surat Ketetapan Pajak waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) UU Ciptaker:
Lebih Bayar. sampai dengan saat diterbitkan Surat Imbalan bunga sesuai suku
Ketetapan Pajak Lebih Bayar. bunga acuan
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 17B ayat 4
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Apabila pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di Apabila pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di Ada Perubahan Referensi
bidang perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1a): bidang perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1a):
a. tidak dilanjutkan dengan penyidikan; b. dilanjutkan a. tidak dilanjutkan dengan penyidikan; b. dilanjutkan
dengan penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan dengan dengan penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan dengan UU KUP:
penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan; atau c. penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan; atau Imbalan bunga 2%/bulan, maks.
dilanjutkan dengan penyidikan dan penuntutan tindak c. dilanjutkan dengan penyidikan dan penuntutan 24 bulan, atau SKPLB dan pidana
pidana di bidang perpajakan, tetapi diputus bebas atau tindak pidana di bidang perpajakan, tetapi diputus tidak terbukti
lepas dari segala tuntutan hukum berdasarkan putusan bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum berdasarkan putusan pengadilan yang telah
tetap, dan dalam hal kepada Wajib Pajak diterbitkan mempunyai kekuatan hukum tetap dan dalam hal
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, kepada Wajib kepada Wajib Pajak diterbitkan Surat Ketetapan UU Ciptaker:
Pajak diberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua Pajak Lebih Bayar, kepada Wajib Pajak diberikan Imbalan bunga sesuai suku bunga
persen) per bulan untuk paling lama 24 (dua puluh imbalan bunga sebesar tarif bunga per bulan yang acuan
empat) bulan, dihitung sejak berakhirnya jangka waktu 12 ditetapkan oleh Menteri Keuangan dihitung sejak
(dua belas) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhirnya jangka waktu 12 (dua belas) bulan
sampai dengan saat diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan saat
Bayar, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 17B ayat 5

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak diberikan Penambahan:
dalam hal pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang Imbalan bunga ayat (4) tidak
perpajakan: a. tidak dilanjutkan dengan penyidikan karena Wajib diberikan bila WP lakukan
Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan ketidakbenaran pengungkapan pasal 8(3) atau
perbuatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3); atau b. penghentian penyidikan pasal
dilanjutkan dengan penyidikan, tetapi tidak dilanjutkan dengan 44B
penuntutan tindak pidana di bidang perpajakan karena dilakukan
penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 17B ayat 6 dan 7

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Ayat 6 Penambahan:
Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) Imbalan bunga ayat (3) dan
diberikan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian dari (4) maksimal 24 bulan
bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

Ayat 7 Penambahan:
Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Imbalan bunga ayat (3) dan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dihitung (4) = suku bunga acuan
berdasarkan suku bunga acuan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku
pada tanggal dimulainya penghitungan imbalan bunga.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 19 ayat 1
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Apabila Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Ada Perubahan
atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan,
Tambahan, serta Surat Keputusan serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat UU KUP:
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau Bunga 2%/bulan,
Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan tanpa batas waktu
Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah,
yang masih harus dibayar bertambah, pada pada saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang
saat jatuh tempo pelunasan tidak atau kurang dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau kurang UU Ciptaker:
dibayar, atas jumlah pajak yang tidak atau dibayar itu dikenai sanksi administratif berupa Sanksi bunga sesuai
kurang dibayar itu dikenai sanksi bunga sebesar tarif bunga per bulan yang ditetapkan suku bunga acuan.
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua oleh Menteri Keuangan untuk seluruh masa, yang Maksimal 24 bulan
persen) per bulan untuk seluruh masa, yang dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai dengan
dihitung dari tanggal jatuh tempo sampai tanggal pembayaran atau tanggal diterbitkannya
dengan tanggal pelunasan atau tanggal Surat Tagihan Pajak, dan dikenakan paling lama 24
diterbitkannya Surat Tagihan Pajak, dan (dua puluh empat) bulan serta bagian dari bulan
bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) dihitung penuh 1 (satu) bulan.
bulan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 19 ayat 2
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Dalam hal Wajib Pajak Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur Ada Perubahan
diperbolehkan mengangsur atau atau menunda pembayaran pajak juga dikenai
menunda pembayaran pajak juga sanksi administratif berupa bunga sebesar tarif UU KUP:
dikenai sanksi administrasi berupa bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Bunga 2%/bulan, tanpa batas
bunga sebesar 2% (dua persen) per Keuangan dari jumlah pajak yang masih harus waktu
bulan dari jumlah pajak yang masih dibayar dan dikenakan paling lama 24 (dua puluh
harus dibayar dan bagian dari empat) bulan serta bagian dari bulan dihitung
bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan. penuh 1 (satu) bulan. UU Ciptaker:
Sanksi bunga sesuai suku bunga
acuan. Maksimal 24 bulan
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 19 ayat 3
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan Dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan menunda Ada Perubahan
menunda penyampaian Surat penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan dan
Pemberitahuan Tahunan dan ternyata ternyata penghitungan sementara pajak yang UU KUP:
penghitungan sementara pajak yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat Bunga 2%/bulan, tanpa
terutang sebagaimana dimaksud dalam (5) kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya batas waktu
Pasal 3 ayat (5) kurang dari jumlah pajak terutang atas kekurangan pembayaran pajak
yang sebenarnya terutang atas kekurangan tersebut, Wajib Pajak dikenai bunga sebesar tarif
pembayaran pajak tersebut, dikenai bunga bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri UU Ciptaker:
sebesar 2% (dua persen) per bulan yang Keuangan yang dihitung dari saat berakhirnya batas Sanksi bunga sesuai suku
dihitung dari saat berakhirnya batas waktu waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan bunga acuan. Maksimal
penyampaian Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) huruf 24 bulan
Tahunan sebagaimana dimaksud dalam b dan huruf c sampai dengan tanggal dibayarnya
Pasal 3 ayat (3) huruf b dan huruf c sampai kekurangan pembayaran tersebut dan dikenakan
dengan tanggal dibayarnya kekurangan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan serta bagian
pembayaran tersebut dan bagian dari dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 19 ayat 4

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan Penambahan:
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dihitung Sanksi bunga ayat (1),(2),(3)
berdasarkan suku bunga acuan dibagi 12 (dua belas) yang berlaku
= suku bunga acuan
pada tanggal dimulainya penghitungan sanksi.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penghapusan Pasal 27 ayat 1
UU KUP UU CIPTA KETERANGAN
KERJA

Apabila pengajuan keberatan, permohonan banding, atau permohonan peninjauan kembali - Dihapus
dikabulkan sebagian atau seluruhnya, selama pajak yang masih harus dibayar sebagaimana
dimaksud dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar yang telah
dibayar menyebabkan kelebihan pembayaran pajak, kelebihan pembayaran dimaksud
dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk paling
lama 24 (dua puluh empat) bulan dengan ketentuan sebagai berikut: a. untuk Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dihitung sejak tanggal
pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya
Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali; atau b. untuk
Surat Ketetapan Pajak Kurang Nihil dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar dihitung sejak
tanggal penerbitan surat ketetapan pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penghapusan Pasal 27 ayat 1A
UU KUP UU CIPTA KETERAN
KERJA GAN

Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga diberikan atas Surat Keputusan - Dihapus
Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, atau Surat Keputusan Pembatalan
Ketetapan Pajak yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya menyebabkan kelebihan
pembayaran pajak dengan ketentuan sebagai berikut: a. untuk Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dihitung sejak tanggal pembayaran
yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan diterbitkannya Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak, atau Surat Keputusan
Pembatalan Ketetapan Pajak; b. untuk Surat Ketetapan Pajak Nihil dan Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar dihitung sejak tanggal penerbitan surat ketetapan pajak sampai dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak,
atau Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak; atau c. untuk Surat Tagihan Pajak dihitung
sejak tanggal pembayaran yang menyebabkan kelebihan pembayaran pajak sampai dengan
diterbitkannya Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan Ketetapan Pajak,
atau Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penghapusan Pasal 27 ayat 2 dan 3
UU KUP UU CIPTA KETERANGAN
KERJA

AYAT 2: - Dihapus
Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga diberikan atas
pembayaran lebih sanksi administrasi berupa denda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) dan/atau bunga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) berdasarkan Surat Keputusan
Pengurangan Sanksi Administrasi atau Surat Keputusan Penghapusan
Sanksi Administrasi sebagai akibat diterbitkan Surat Keputusan
Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali yang
mengabulkan sebagian atau seluruh permohonan Wajib Pajak.

AYAT 3: - Dihapus
Tata cara penghitungan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dan
pemberian imbalan bunga diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 27B
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Tidak diatur (1) Wajib Pajak diberikan imbalan bunga dalam hal pengajuan Penambahan
keberatan, permohonan banding, atau permohonan peninjauan
kembali yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya sehingga
menyebabkan kelebihan pembayaran pajak.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
terhadap kelebihan pembayaran pajak paling banyak sebesar
jumlah lebih bayar yang disetujui Wajib Pajak dalam pembahasan
akhir hasil pemeriksaan atas Surat Pemberitahuan yang
menyatakan lebih bayar yang telah diterbitkan:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau
d. Surat Ketetapan Pajak Nihil.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 27B
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Tidak diatur (3) Wajib Pajak diberikan imbalan bunga dalam hal permohonan Penambahan
pembetulan, permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan
pajak, atau permohonan pengurangan atau pembatalan Surat Tagihan
Pajak yang dikabulkan sebagian atau seluruhnya sehingga menyebabkan
kelebihan pembayaran pajak.

(4) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3)
diberikan:
a. berdasarkan tarif bunga per bulan yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan berdasarkan suku bunga acuan dibagi 12 (dua belas); dan
b. diberikan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, serta bagian dari
bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 27B
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Tidak diatur (5) Tarif bunga per bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang Penambahan
digunakan sebagai dasar penghitungan imbalan bunga adalah tarif bunga
per bulan yang berlaku pada tanggal dimulainya penghitungan imbalan
bunga.

(6) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dihitung sejak
tanggal penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar, atau
Surat Ketetapan Pajak Nihil sampai dengan tanggal diterbitkannya Surat
Keputusan Keberatan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan
Kembali.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 27B
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Tidak diatur (7) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dihitung: Penambahan
a. sejak tanggal pembayaran Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan sampai dengan tanggal
diterbitkannya Surat Keputusan Pembetulan, surat keputusan pengurangan
atau pembatalan surat ketetapan pajak;
b. sejak tanggal penerbitan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atau Surat
Ketetapan Pajak Nihil sampai dengan tanggal diterbitkannya Surat Keputusan
Pembetulan, surat keputusan pengurangan, atau pembatalan surat ketetapan
pajak; atau
c. sejak tanggal pembayaran Surat Tagihan Pajak sampai dengan tanggal
diterbitkannya Surat Keputusan Pembetulan, surat keputusan pengurangan,
atau pembatalan Surat Tagihan Pajak.

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberian imbalan bunga diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Pasal 38
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Setiap orang yang karena kealpaannya: Setiap orang yang karena kealpaannya: Perubahan
a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan;
b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya atau
tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi
keterangan yang isinya tidak benar; isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada melampirkan keterangan yang isinya tidak
pendapatan negara dan perbuatan tersebut merupakan benar; sehingga dapat menimbulkan kerugian
perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali pada pendapatan negara, didenda paling sedikit
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A, didenda 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang tidak
paling sedikit 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua)
tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang kurang dibayar, atau dipidana kurungan paling
dibayar, atau dipidana kurungan paling singkat 3 (tiga) singkat 3 (tiga) bulan atau paling lama 1 (satu)
bulan atau paling lama 1 (satu) tahun. tahun.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Perubahan Pasal 44B ayat 2
UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang Perubahan:
perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat Denda
hanya dilakukan setelah Wajib Pajak melunasi utang (1) hanya dilakukan setelah Wajib Pajak penghentian
pajak yang tidak atau kurang dibayar atau yang tidak melunasi utang pajak yang tidak atau kurang penyidikan 300%
seharusnya dikembalikan dan ditambah dengan sanksi dibayar atau yang tidak seharusnya
administrasi berupa denda sebesar 4 (empat) kali dikembalikan dan ditambah dengan sanksi
jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar, atau administrasi berupa denda sebesar 3 (tiga) kali
yang tidak seharusnya dikembalikan. jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar,
atau yang tidak seharusnya dikembalikan.
KUP Sanksi Administratif dan Imbalan Bunga
Penyisipan/Penambahan Pasal 14 ayat 5 (a)

UU KUP UU CIPTA KERJA KETERANGAN

- Ketentuan lebih lanjut mengenai permintaan penghentian Penambahan:


penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana TC Penghentian penyidikan
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
diatur dalam PMK
Menteri Keuangan.
05.
Perubahan pasal dalam
UU Nomor 28 Tahun
2007 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi
Daerah
Pasal 141 dan 144

UU PDRD
Jenis retribusi gangguan termasuk dalam
Retribusi Perizinan Tertentu (Pasal 141).

Objek retribusi gangguan diatur dalam Pasal 144 UU Cipta Kerja


UU PDRD. Menghapus jenis retribusi gangguan

Menghapus pasal 144


Pasal 158 (Proses evaluasi atas perda yang telah
ditetapkan)
UU PDRD
Dalam pasal 158 , Perda yang dibuat dan ditetapkan oleh
pemda provinsi/kabupaten/kota disampaikan paling lama 7 hari, UU Cipta Kerja
dimana menkeu melakukan evaluasi yang apabila ditemukan Dalam UU Cipta Kerja, Perda yang buat dan ditetapkan
ketidaksesuaian, menkeu akan memberikan rekomendasi
oleh pemda diajukan paling lambat 7 hari untuk dievaluasi
pembatalan kepada mendagri yang kemudian disampaikan
oleh menkeu dan mendagri. Jika ditemukan peraturan yang
kepada presiden dimana pembatalan perda tersebut dilakukan
tidak sesuai, maka menkeu memberikan rekomendasi
dengan dikeluarkannya perpres dalam waktu 60 hari.
Kemudian setelah perpres diterbitkan maka pemda wajib
perubahan peraturan kepada mendagri. Mendagri lalu
menghentikan pemakaian perda tersebut paling lambat 7 hari memberikan rekomendasi tersebut kepada pemda yang
setelah perpres disahkan. Perda juga dapat mengajukan harus melakukan perubahan peraturan paling lambat 15 hari
keberatan kepada MA dan jika perpres tidak dikeluarkan maka kerja. Jika tidak dilakukan perubahan maka mendagri akan
perda tersebut dianggap berlaku. menyampaikan rekomendasi sanksi kepada menkeu.
Pasal 159

UU PDRD
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 157 ayat (1) dan ayat (2)
serta Pasal 158 ayat (1) dan ayat (6) oleh Daerah
dikenakan sanksi berupa penundaan atau UU Cipta Kerja
pemotongan Dana Alokasi Umum dan/atau Dana
Bagi Hasil atau restitusi. (1)Pelanggaran terhadap ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 157 ayat
(2) Tatacara pelaksanaan penundaan atau (1) dan ayat(2), serta Pasal 158 ayat (5) oleh
pemotongan Dana Alokasi Umum dan/atau Dana Daerah dikenakan sanksi berupa penundaan
bagi Hasil atau restitusi sebagaimana yang atau pemotongan Dana Alokasi Umum
dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dalam dan/atau Dana Bagi Hasil.
peraturan menteri keuangan (2) Pemberian sanksi oleh Menteri Keuangan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
Pasal 156A
Adanya tambahan aturan yang sebelumnya tidak ada di UU PDRD. Peraturan ini
ditambahkan dalam rangka program fiskal nasional dalam mendorong investasi

UU Cipta kerja Pasal 156A:


Pemerintah sesuai program prioritas nasional dapat melakukan penyesuaian
terhadap kebijakan Pajak dan Retribusi yang ditetapkan Pemda, yang berupa:
a.dapat mengubah tarif Pajak dan Retribusi melalui penetapan tarif yang berlaku
secara nasional; dan

b.pengawasan dan evaluasi terhadap Perda Kebijakan PDRD yang dianggap


menghambat ekosistem investasi dan kemudahan dalam berusaha.

Tarif pajak yang dapat diubah mencakup jenis pajak Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Sementara, tarif retribusi mencakup seluruh objek retribusi (Jasa Umum; Jasa
Usaha; dan Perizinan Tertentu). Ketentuan mengenai tata cara penetapan tarif Pajak
& Retribusi yang berlaku secara nasional diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah.
Pasal 156B
Adanya tambahan aturan yang sebelumnya tidak ada di UU PDRD.
Penambahan ini dilakukan dalam upaya pelaksanaan program fiskal dalam
mendorong investasi

UU Cipta kerja Pasal 156A:

1. Dalam mendukung kebijakan kemudahan berinvestasi,


gubernur/bupati/walikota dapat memberikan insentif fiskal kepada
pelaku usaha di daerahnya
2. Insentif fiskal berupa pengurangan, keringanan, dan pembebasan atau
penghapusan pokok pajak dan/atau sanksinya.
3. Pemberian insentif fiskal diberikan atas permohonan wajib pajak atau
diberikan secara jabatan oleh kepala daerah berdasarkan pertimbangan
yang rasional.
4. Pemberian insentif fiscal diberitahukan kepada DPRD dengan
melampirkan pertimbangan kepala daerah dalam memberikan insentif
fiskal tersebut.
5. Pemberian insentif fiskal ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Pasal 157
Adanya tambahan ayat aturan yang sebelumnya tidak ada
di UU PDRD tentang evaluasi peraturan daerah terkait
PDRD oleh Menkeu.

UU Cipta kerja Pasal 157 Ayat 5a:

- Menteri Dalam Negeri dalam melakukan evaluasi


terhadap Rancangan Peraturan Daerah untuk
menguji kesesuaian Rancangan Peraturan Daerah
dengan ketentuan Undang-Undang PDRD,
kepentingan umum, dan/atau peraturan perundang
undangan lain yang lebih tinggi.
- Mendagri berkoordinasi bersama Menteri Keuangan
yang melakukan evaluasi dari sisi kebijakan fiskal
nasional
Pasal 159a
Adanya tambahan ayat aturan yang sebelumnya tidak ada
di UU PDRD terkait sanksi terhadap perda yang
melanggar ketentuan evaluasi Rancangan perda dan perda
yang telah ditetapkan

UU Cipta kerja Pasal 159a:

1. evaluasi Rancangan Peraturan Daerah mengenai


Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
2. pengawasan pelaksanaan Peraturan Daerah
mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan
aturan pelaksanaannya
3. Pemberian sanksi
diatur dalam Peraturan Pemerintah
06.

Mitigasi
Risiko
MITIGASI RESIKO

● Worldwide tax system menjadi territorial tax system.


● Worldwide system: pengenaan pajak akan penghasilan yang sumbernya baik
dari dalam maupun luar negeri.
● Territorial system: pengenaan pajak atas penghasilan yang sumbernya hanya
berasal dari negara yang bersangkutan.
● Keterbatasan pemerintah dalam memungut pajak.
● Negara yang berhasil menerapkan territorial tax system kebanyakan
merupakan negara maju.
● Territorial tax system akan meningkatkan offshore pada tax havens.
07.

Kesimpulan
Perubahan UU PPh

UU PPh UU Cipta Kerja Keterangan

● Pasal 2 ayat 3 & 4 ● Pasal 111 ● Penegasan tentang Subjek Pajak Dalam Negeri
● Pasal 4 ayat 1a,1b,1c, & 1d ● Pasal 111 ● Pengecualian objek pajak untuk WNA SPDN
● Pasal 4 ayat 3 huruf (f) ● Pasal 111 angka 2 ● Penghapusan PPh atas dividen WP Badan DN
● Pasal 4 ayat 1 & 3(i) ● Pasal 111 angka 2 ● Penghapusan PPh atas pembagian SHU
● Pasal 4 ayat 3(o) ● Pasal 111 angka 2 koperasi
● Pasal 26 ayat 1(b) ● Pasal 111 angka 3 ● Penghapusan atas PPh atas dana setoran BPIH
dan Penghasilan BPKH bidang tertentu
● Pengalihan dasar hukum penetapan tarif PPh
atas Bunga Pinjaman yang Diterima WP LN
Perubahan UU PPN & PPnBM

UU PPN UU Cipta Kerja Keterangan

● Pasal 1A ayat 1(g) ● Pasal 112 ● Penghapusan


● Pasal 1A ayat 2(d) ● Penambahan
● Pasal 4A ● Pengecualian pertambangan batubara
● Pasal 13 ayat 5(b) ● Penambahan
● Pasal 9 ayat 2(a) ● Relaksasi hak pengkreditan pajak masukan
● Pasal 9 ayat 6a,6c,6d ● Pembatalan hak pengkreditan PM
● Pasal 9 ayat 6e huruf a, ● Pembatalan dalam kondisi tertentu
b, f, g ● Sinkronisasi pengkreditan PM
● Pasal 9 ayat 8(j) ● Penghapusan status PKP
● Pasal 9 ayat 2 & 4b
Perubahan UU KUP
UU PPN UU Cipta Kerja Keterangan

● Pasal 8 ayat 2 & 2a ● Pasal 113 ● Perubahan sanksi menyesuaikan suku bunga
● Pasal 8 ayat 2b ● Penambahan sanksi uplift 5%
● Pasal 8 ayat 3 & 3a ● Perubahan norma & nilai sanksi
● Pasal 8 ayat 5 ● Perubahan sanksi bunga
● Pasal 8 ayat 5a ● Penambahan sanksi uplift 5%
● Pasal 9 ayat 2a & 2b ● Perubahan sanksi bunga
● Pasal 9 ayat 2c ● Penambahan sanksi uplift 5%
● Pasal 9 ayat 4 ● Perubahan jangka waktu
● Pasal 11 ayat 3 & 3a ● Perubahan nilai bunga
● Pasal 13 ayat 1a & 1c ● Perubahan hasil pemeriksaan
● Pasal 13 ayat 1f ● Penambahan
● Pasal 13 ayat 2 & 2a ● Perubahan sanksi bunga
● Pasal 13 ayat 2b ● Penambahan sanksi uplift 15%
● Pasal 13 ayat 3a ● Penambahan ketentuan
● Pasal 13 ayat 4 ● Menambahkan pengecualian
● Pasal 13 ayat 5 dan ● Dihapus
Pasal 13A ● Perubahan kalimat
● Pasal 14 ayat 1d ● Perubahan kalimat
● Pasal 14 ayat 1e
Perubahan UU KUP
UU PPN UU Cipta Kerja Keterangan

● Pasal 14 ayat 1f & 1g dan ayat 5 ● Pasal 113 ● Dihapus


● Pasal 14 ayat 1h ● Penambahan atau sisipan
● Pasal 14 ayat 3 ● Perubahan sanksi bunga
● Pasal 14 ayat 4 ● Perubahan sanksi administratif
● Pasal 14 ayat 5a ● Penambahan/sisipan pasal imbalan bunga
● Pasal 14 ayat 5a ● Penambahan uplift 5%
● Pasal 14 ayat 5b & 5c ● Penambahan/sisipan ayat
● Pasal 15 ayat 4 ● Dihapus
● Pasal 15 ayat 5 ● Perubahan referensi
● Pasal 17b ayat 3 & 4 ● Perubahan referensi imbalan bunga
● Pasal 17b ayat 5, 6, 7 ● Penambahan/sisipan ayat
● Pasal 19 ayat 2, 3, 4 ● Perubahan sanksi bunga
● Pasal 27 ayat 1, 1a, 2, & 3 ● Dihapus
● Pasal 27B ● Penambahan/ sisipan pasal
● Pasal 38 ● Perubahan disebabkan penghapusan 13A
● Pasal 44B ayat 2 ● Perubahan denda
Perubahan UU Pajak Daerah & Retribusi Daerah

UU PDRD Keterangan

● Pasal 141 & 144 ● Dihapus


● Pasal 158 ● Perubahan proses evaluasi
● Pasal 159 ● Perubahan ketentuan
● Pasal 156A &156B ● Penambahan pasal (program fiskal)
● Pasal 157 ● Penambahan pasal (evaluasi perda PDRD)
● Pasal 159 ● Penambahan pasal (evaluasi rancangan perda)
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai