Anda di halaman 1dari 26

Case 5-1 David L.

Miller: Portrait of a White-Collar Criminal


[Page 209]

• Pemahaman Konsep :
1. Karakteristik Umum Pelaku “Kejahatan Kerah-Putih” :
a. Suka “memanfaatkan” kepercayaan pihak lain terutama dari perusahaan
b. Lebih menggunakan kekuatan TRIK seperti misleading information
ketimbang kekuatan fisik
c. Menghilangkan jejak atau barang bukti kecurangan yang dilakukan
d. Menghabiskan keuntungan kecurangan mereka melalui gaya hidup mewah,
jarang yang berinvestasi, dll
2. Opportunity Triangle : Commit, Conceal, Convert
3. Fraud Triangle : Pressure, Opportunity, Rationalization
4. Tindakan Preventif terhadap White-Collar :
e. Perkuat Internal Control
f. Perbaikan dan Optimalisasi Sistem Informasi
g. Transparansi yang selektif atas aktivitas lintas departemen, dll
Case 5-1 David L. Miller: Portrait of a White-Collar Criminal [Page 209] – Cont.

• Pemahaman Kasus :
Miller adalah seorang pelaku Kejahatan Kerah-Putih yang telah melakukan banyak
fraud di beberapa perusahaan tempat ia bekerja. Dalam periode 20 tahun Miller telah
menggelapkan dana dari 6 perusahaan berbeda. Hasil kejahatan yang dilakukannya ia
gunakan untuk berfoya-foya dengan gaya hidup mewah-nya. Membeli mobil baru,
rumah baru, dan segala kebutuhan tersier lain, tidak menempatkan asetnya untuk
investasi.
Meskipun terkadang kejahatan yang dilakukannya ketahuan dan ia mengembalikan
dana yang dicurinya, perusahaan tidak pernah mempublikasi aksi kejahatan yang
dilakukan Miller sehingga Miller TIDAK PERNAH DIUSUT SAMA SEKALI SECARA
HUKUM. Miller sendiri bingung mengapa perusahaan-perusahaan yang ia ‘tipu’ tidak
pernah mengusut dirinya secara hukum dan mempublikasikannya. Ia berpikir bahwa
dengan mengembalikan uang perusahaan dan membuat perjanjian dengannya akan
menghapus jejak masa lalunya ketika ia melamar kerja ke perusahaan baru lain.
Akibatnya ketika Miller diterima bekerja di tempat lain, ia tetap ‘kecanduan’ untuk
melakukan kejahatan yang sama. Ia tetap menggelapkan uang perusahaan dan
menikmatinya dengan gaya hidup mewah hingga kejahatan itu ketahuan lagi. Sampai
ketika kejahatan terakhirnya diketahui oleh perusahaan, Miller akhirnya mengikuti
sebuah terapi psikis yang mungkin mengatasi kebiasaannya menggelapkan uang
perusahaan. Miller juga menyembunyikan masa lalunya sebagai pelaku kejahatan kerah-
putih dan mengklaim diri sebagai orang baik ketika mencari pekerjaan baru lagi.
Case 5-1 David L. Miller: Portrait of a White-Collar Criminal [Page 209] – Cont.

• Pemahaman Kasus – Cont. :


 Bahan Diskusi :
1. Karakter yang dimiliki Miller yang biasa dimiliki pelaku kejahatan kerah-
putih pada umumnya serta yang membedakannya? Bagaimana karakter-
karakter itu membuat kejahatannya sulit dideteksi?
2. Bagaimana Miller ‘memanfaatkan’ tiga prinsip opportunity triangle dalam
melakukan penggelapan uang serta teknik apa yang secara spesifik digunakan
Miller untuk menyembunyikan kejahatan yang dilakukannya?
3. Tekanan apa yang memotivasi Miller melakukan kejahatannya serta
bagaimana ia merasionalisasi atau menjustifikasi tindakannya?
4. Ungkapan “Dia yang mati akibat kemenangan yang paling semu” dan
relevansinya dengan Miller?
5. Alasan-alasan yang mungkin dimiliki perusahaan sehingga tidak mengusut
apalagi mempublikasikan kejahatan Miller? Upaya Lembaga Hukum dan
Peradilan untuk meningkatkan pengusutan kasus kejahatan kerah-putih?
6. Tindakan preventif yang bisa dilakukan perusahaan untuk mencegah
kejahatan kerah-putih seperti yang dilakukan Miller?
Case 5-1 David L. Miller: Portrait of a White-Collar Criminal [Page 209] – Cont.

• Kesimpulan/Jawaban :
1. - Karakter Miller yang umum dimiliki pelaku kejahatan kerah-putih :
a. ‘Memanfaatkan’ kepercayaan dari perusahaan
b. Menggunakan trik-trik tertentu dalam aksinya
c. Semakin overconfident sampai akhirnya kejahatannya ketahuan
d. Hasil kejahatannya bukan untuk investasi tapi untuk berfoya-foya, dll
-Karakter yang cukup spesifik dari Miller :
a. Sangat berdedikasi dan mampu bekerja dengan optimal
b. Miller tidak berusaha mengelak ketika ketahuan
c. Merasa bersalah ketika melakukan kejahatannya
d. Bersikap kooperatif dengan perusahaan
e. Berupaya menghapus jejak masa lalu dan selalu menjustifikasi
tindakannya, dll
- Karakter ini cukup optimal membuat kejahatannya sulit terdeteksi. Apalagi
rekaman ‘masa lalu’-nya tidak bisa ditelesuri sebab tidak terpublikasi oleh
perusahaan dan ini menguntungkan aksi Miller.
Case 5-1 David L. Miller: Portrait of a White-Collar Criminal [Page 209] – Cont.

• Kesimpulan/Jawaban – Cont. :
2. Miller Menjalankan opportunity triangle dengan sangat baik.
a. Commit. Miller cukup loyal, berani, dan serius dalam tindak kejahatannya. Ia
juga melakukan manipulasi yang umum seperti meningkatkan expense yang
tidak sesuai, memanipulasi cash, dll.
b. Conceal. Miller juga berupaya keras menyembunyikan kejahatannya melalui
trik-trik yang cukup pintar. Salah satu contoh spesifik yang dilakukannya
seperti Memanipulasi Penggunaan Check kepada Eksekutif-eksekutif yang
melakukan perjalanan dinas dan dananya dimasukkan ke rekening
pribadinya [Paragraph 9].
c. Convert. Miller memanfaatkan misleading information dalam kasusnya
dengan Crest Industries. Beberapa kasus lain menunjukkan kebiasaan Miller
mengkonversi aset yang dicurinya ke dalam bentuk cash yang bisa langsung
dihabiskan.
3. Beberapa hal memotivasi Miller dalam melakukan kejahatannya. Antara lain
Gaya hidup mewah-nya yang tidak cukup ditopang oleh pendapatannya, Utang
atas kejahatannya terhadap perusahaan sebelumnya, serta tanggungan [istri
dan 3 anak] ekonomi.
Case 5-1 David L. Miller: Portrait of a White-Collar Criminal [Page 209] – Cont.

• Kesimpulan/Jawaban – Cont. :
4. Ungkapan tersebut cukup sesuai dan kurang lebih menggambarkan Miller
yang menikmati ‘kemenangan semu’ yang ia rasakan dari kejahatannya. Tapi
pada akhirnya ia ketahuan dan mendapat konsekuensi.
5. - Beberapa kemungkinan alasan perusahaan menyembunyikan kasus seperti
Miller :
a. Menjaga kerahasiaan perusahaan
b. Menghindari kepanikan investor
c. Menjaga citra kinerja manajemen perusahaan
- Upaya pengusutan oleh Lembaga Hukum dan Peradilan :
a. Penegakan Hukum tanpa pandang bulu, jadi Lembaga Peradilan harus
lebih proaktif menyelidiki kejahatan kerah-putih yang tersembunyi
b. Sinergi dengan manajemen perusahaan
6. Tindakan preventif yang bisa dilakukan perusahaan :
c. Perkuat internal control dan sistem informasi perusahaan
d. Supervisi atau pengawasan yang sesuai SOP perusahaan
e. Selektivitas dan profesionalisme dalam perekrutan karyawan, dll
Case 5-2
Lexsteel Corporation
Lexsteel merupakan pabrik furniture yang berpusat di US
tetapi purchasing, accounting, dan treasury ada di California.
Ray Landsdown, controller Lexsteel menyadari akan masalah
potensial dengan account payable system. Auditor
menganjurkan untuk melakukan studi mendetail tentang
sistem saat ini. Dia lalu menugaskan Dolores Smith, seorang
akuntan baru untuk melakukan studi tentang prosedur pada
saat ini untuk menaksir adanya kecurangan atau penipuan.
Sistem kerja Lexsteel terdiri dari 3 area:
-Computer resources
-Procedur pembelian bahan baku
-Prosedur accounts payable
Pertanyaan:
1. Identifikasi 3 area tersebut dimana dapat
dimungkinkan terjadi kecurangan mengacu pada
kelemahan prosedur tersebut. Apa peningkatan-
peningkatan untuk memperbaikinya.
2. Jelaskan 3 area tersebut dimana informasi
manajemen dapat disalahgunakan mengacu
pada kelemahan prosedur tersebut. Apa
peningkatan-peningkatan yang diperlukan.
3. Apa kelebihan dari prosedur tersebut.
1. - Computer resources:
kecurangan/penipuan seperti pengubahan,
penghapusan, atau penambahan data dapat terjadi
karena sistem yang terlalu flexibel, misalnya
mengubah data transaksi

- Purchasing raw materials:


berpotensi terjadi tindakan merekayasa / merubah
data jumlah barang inventory oleh manager
inventory
bisa terjadi pencurian oleh karyawan di bagian
inventory
- Accounts payable procedures:
Bisa terjadi kecurangan yang dilakukan oleh bagian
perbendaharaan dengan membuat utang usaha
tipuan atas pemesanan pembelian yang sebenarnya
tidak ada
Langkah untuk memperbaiki kelemahan:
• Membatasi flexibilitas software yang digunakan
sehingga mengurangi kebebasan pengguna
dalam mengakses dan mengedit data
• Melakukaan pengawasan yang lebih ketat dan
selalu memeriksa/memonitor data untuk
menghindari adanya kecurangan
• Meningkatkan internal kontrol untuk mencegah
dan menghindari tindakan
kecurangan/penipuan
Internal control tediri dari:
• Pencegahan
Tindakan untuk mencegah terjadinya kecurangan.
Misalnya dengan meningkatkan tingkat keamanan data2 yang
disimpan
• Pemeriksaan
Tindakan atau prosedur yang dilakukan untuk
mengidentifikasi untuk mendeteksi terjadinya peristiwa-
peristiwa yang tidak diinginkan.
• Perbaikan
Yaitu tindakan yang diambil ketika telah terjadi kecurangan
dan dilakukan untuk memperbaiki dan menyelesaikan
masalah tersebut.
2. Penyalahgunaan informasi manajemen

• Data dan informasi manajemen perusahaan


bisa disalahgunakan misalnya dengan mencuri
data perusahaan sehingga bisa
“dimanfaatkan” oleh pihak-pihak lain yang
bisa mengakses data tersebut dengan tujuan
untuk mencari keuntungan.
Langkah untuk menghindarinya:

• Data manajemen tidak sembarang dishare ke


bagian-bagian lain
• System kerja di bagian computer resources
lebih diperketat keamananya
• Meningkatkan internal control
3. Kelebihan sistem kerja di Lexsteel

• Sudah ada alur system informasi dalam system


kerja perusahaan sehingga lebih terstruktur
• Sudah menggunakan komputerisasi dalam
system kerja perusahaan untuk efisiensi
• Ada strukturisasi / pembagian kerja untuk
masing-masing bagian
Case 5-3
Shadowcrew
SHADOWCREW
• ShadowCrew merupakan sebuah komunitas online black hat
hacker yang menjelma menjadi sebuah organisasi kriminal
internasional.
• Shadowcrew muncul dari situs underground
counterfeitlibrary.com pada awal tahun 2002 dan diikuti
dengan carderplanet.com, situs Rusia.
• ShadowCrew telah membajak sekitar 1,7 juta kartu kredit dan
kerugian sebesar $4.3 juta
• Melalui situs website shadowcrew.com, para user dari
ShadowCrew dapat berinteraksi, seperti melakukan
perdagangan identitas, yang merupakan ciri khas dari
ShadowCrew sendiri sebagai Identity Theft
SHADOWCREW Operation
• Melalui situs shadowcrew.com kegiatan penipuan
dilakukan dalam bentuk forum online dan
terproteksi. Beberapa peran dalam kegiatan operasi
ShadowCrew:
• Administrator – Kepala organisasi
• Moderator – Pengatur jalannya forum
• Reviewers – Penguji kualitas barang
• Vendors – Mengatur penjualan barang
• General Members – Pengguna biasa
The Breakup
• Kegiatan penipuan ShadowCrew pertama kali
disadari oleh MasterCard International, Inc. yang lalu
melaporkan temuan ini kepada pemerintah Amerika
Serikat
• Melalui Operation Firewall, misi yang dilakukan oleh
Secret Service dan kerjasama dengan pihak
kepolisian luar negeri, sebanyak 28 penipu kakap
berhasil dijaring.
• Pemerintah Amerika Serikat menutup situs
shadowcrew.com
Case 5-3 – ShadowCrew
1. Metode yang digunakan oleh user Shadowcrew:
• Menggunakan alias - Anonim
• Menggunakan proxy

Cara aman berinteraksi online:


• Hati-hati
• No Cookies
• Cache and Temporary Internet Files
• Use a Firewall
• Monitor Internet Use
Case 5-3 – ShadowCrew – cont’
2. Hal-hal yang membuat sulit untuk mendeteksi kegiatan
penipuan di Internet:
• Tingginya trafik Internet
• Informasi berlalu dengan cepat
• Banyaknya anonim

3. Alat elektronik yang biasanya digunakan untuk mencuri


informasi pribadi:
• Komputer
• Internet
• Telepon
Case 5-3 – ShadowCrew – cont’
4. Data yang berhasil dicuri biasanya digunakan untuk :
• Menguras isi rekening
• Membuat akun kartu kredit
• Meminjam hutang atas nama korban

5. Langkah-langkah proteksi online brokering data pribadi:


• Periksa Laporan Kredit Secara Berkala
• Simpan Baik-Baik Nomor Identitas Pribadi (KTP)
• Jaga Baik-baik Kerahasiaan Password dan PIN
• Hancurkan Semua Berkas Yang Berisi Data Pribadi
Case 5-3 – ShadowCrew – cont’
6. Cara yang paling efektif untuk mendeteksi
pencurian identitas:
• Melakukan monitoring secara berkala terhadap
semua identitas-identitas penting
7. Bagian data yang paling berharga bagi penipu:
• Username
• Password
SEKIAN & TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai