Dari beberapa kebijakan yang di buat oleh pemerintah untuk pembangunan smelter di
perusahan-perusahan tambang yang ada di indonesia juga mempunyai dampak yang negatif :
1. Bagai dua sisi mata uang, Kebijakan pemerintah mewajibkan pelaku usaha
pertambangan untuk membangun fasilitas pemurnian memang tak sedikit menuai
kontroversi, pasalnya tak sedikit pula pelaku usaha yang memilih gulung tikar,
sehingga ada sebagian pihak yang menyatakan bahwa kebijakan tersubut bukanlah
kebijakan yang populis dan pro rakyat. Hal ini dapat di pahami karena tidak sedikit
juga perusahaan yang memilih menutup kegiatan usahanya dan hal ini justru
melahirkan banyak pengangguran yang disebabkan oleh PHK besar besaran.
Kesimpulan
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara Pasal 170 dan
dipertegas dengan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal 112 C memiliki pengaruh positif dan negatif.
Pengaruh negatif tersebut seperti biaya yang besar untuk pembuatan smelter, rentang
pembuatan smelter lama, produksi turun, beberapa perusahaan melakukan PHK terhadap
karyawannya, pajak ekspor mahal bahkan beberapa perusahaan terancam tutup. Namun,
pengaruh negatif ini hanya terjadi dalam jangka pendek yaitu terjadi selama rentang
pembangunan smelter. Pengaruh jangka panjang yang akan didapatkan seperti memberikan
nilai tambah ekspor mineral, sebagai ladang investasi, membuka lapangan pekerjaan baru,
berpengaruh terhadap usia tambang serta nama Indonesia akan baik dimata dunia. Selain itu,
nilai rupiah akan terdongkrak