Anda di halaman 1dari 9

PELAPORAN KORPORAT

TUGAS KASUS 6

THE EFFECT OF CHANGES IN FOREIGN EXCHANGE RATES

Kelompok 1 :

1. Dezan Aprilyanita Syam (2006619614)


2. Istimurti Ciptaningrum (2006619841)
3. Rosyida Tri Nurdyana ( 2006620130)

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS INDONESIA

2021
Statement of Authorship

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.

Materi ini belum pernah disajikan atau digunakan sebagai bahan untuk makalah atau
tugas pada mata ajaran ini kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan
menggunakannya. Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan / atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Nama : Dezan Aprilyanita Syam

NPM : 2006619614 ( )

Nama : Istimurti Ciptaningrum

NPM :2006619841 ( )

Nama : Rosyida Tri Nurdyana

NPM : 2006620130 ( )

Mata Kuliah : Pelaporan Korporat

Judul Tugas : Kasus 6 - The Effect of Changes in Foreign Exchange Rates

Tanggal : 5 April 2021

Dosen : Dr. Sylvia Veronica N. P. S. S.E


Kasus 1

Perusahaan ZEN, adalah entitas yang berbasis di Amerika yang mata uang fungsionalnya
adalah US$. ZEN mempunyai dua anak perusahaan, yaitu perusahaan ART dan perusahaan
BIT. Baik ART maupun BIN mendapatkan sumber pendanaan dari entitas induknya, yang
mana pinjaman tersebut didenominasi dalam US$. Kedua anak perusahaan tidak ada
mendapatkan pinjaman dari sumber lain.

1. ART, berlokasi di Inggris, dimana sebagian besar produknya diproduksi dan dijual.
Harga jual dari produk tersebut didenominasi dalam mata uang Poundsterling dan
harga jual tersebut ditentukan oleh kompetisi pasar atau regulasi pemerintah di
Inggris. Beban penjualan dan administrasi dibayar dalam mata uang Poundsterling.
Setiap arus kas lebih dari operasi ditahan dan diinvestasikan kembali oleh ART di
Inggris.
2. BIN berlokasi di Italia, tetapi produknya sebagian besar diproduksi di Amerika dan
dibeli dari ZEN pada harga yang didenominasi dalam US$. Harga jual yang
dikenakan BIN ke pelanggannya adalah dalam mata uang Euro dan harga jual
tersebut ditentukan oleh kompetisi pasar atau regulasi pemerintah di Italia. Beban
penjualan dan administrasi dibayar dalam mata uang Euro. Setiap arus kas lebih dari
operasi BIN didistribusikan dan diinvestasikan kembali oleh ZEN di Amerika.

Diminta: Analisis dan tentukan mata uang fungsional di ART dan BIN

Jawab :

1. Berdasarkan PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing Paragraf 9 “Entitas
mempertimbangkan faktor berikut dalam menentukan mata uang fungsionalnya: (a)
mata uang: (i) yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa (mata uang ini
seringkali menjadi mata uang yang harga jual barang dan jasa didenominasikan dan
diselesaikan); dan (ii) dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya
sebagian besar menentukan harga jual barang dan jasa entitas.” Hal ini memenuhi
situasi berdasarkan keterangan No. 1 bahwa sebagian besar produk ART diproduksi dan
dijual di Inggris dengan didenominasi mata uang Poundsterling dan harga jual tersebut
ditentukan oleh kompetisi pasar atau regulasi pemerintah di Inggris.

(b) mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya
lain dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang
yang mana biaya tersebut didenominasikan dan diselesaikan): Berdasarkan informasi
dari soal, beban penjualan dan administrasi dibayar dalam mata uang Poundsterling.

Karena menurut PSAK 10 Paragraf 12 penentuan mata uang fungsional mengutamakan


indikator paragraf 9 dan semua indikator paragraf 9 telah secara jelas dalam kasus
dinyatakan menggunakan poundsterling. Maka kesimpulannya mata uang fungsional
yang digunakan Perusahaan ART adalah Poundsterling.

2. Berdasarkan PSAK 10: Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing Paragraf 9 “Entitas
mempertimbangkan faktor berikut dalam menentukan mata uang fungsionalnya:

(a) mata uang: (i) yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa (mata uang
ini seringkali menjadi mata uang yang harga jual barang dan jasa didenominasikan dan
diselesaikan); dan (ii) dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya
sebagian besar menentukan harga jual barang dan jasa entitas.” Harga jual yang
dikenakan BIN ke pelanggannya adalah dalam mata uang Euro dan harga jual tersebut
ditentukan oleh kompetisi pasar atau regulasi pemerintah di Italia.

(b) mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya
lain dari pengadaan barang atau jasa (mata uang ini seringkali menjadi mata uang
yang mana biaya tersebut didenominasikan dan diselesaikan). Berdasarkan keterangan
soal point 2 produk BIN sebagian besar diproduksi di Amerika dan dibeli dari ZEN pada
harga yang didenominasi dalam US$.

Karena indikator paragraf 9 bercampur antara penggunaan Euro dan US$, maka dari itu
Manajemen dapat mempertimbangkan indikator lain pada paragraf 10 dan 11.

Penentuan berdasarkan faktor lain (Paragraf 10):

(a) mata uang yang mana dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan : Berdasarkan
keterangan di soal, BIN mendapatkan sumber pendanaan dari entitas induknya
Perusahaan ZEN, yang mana pinjaman tersebut didenominasi dalam US$. BIN tidak ada
mendapatkan pinjaman dari sumber lain.

(b) mata uang yang mana penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya ditahan:
Dalam keterangan soal menyatakan setiap arus kas lebih dari operasi BIN didistribusikan
dan diinvestasikan kembali oleh ZEN di Amerika. Sehingga tidak ada arus kas yang
ditahan oleh BIN karena diatribusikan dan diinvestasikan kembali oleh ZEN di Amerika.
Penentuan berdasarkan kegiatan usaha di luar negeri (Paragraf 11):

(c) Apakah arus kas dari kegiatan usaha luar negeri secara langsung mempengaruhi
arus kas entitas pelapor dan siap tersedia untuk dikirimkan ke entitas pelapor. Setiap
arus kas lebih dari operasi BIN didistribusikan dan diinvestasikan kembali oleh ZEN di
Amerika. Karena dilakukan oleh ZEN di Amerika maka mata uang fungsionalnya
menggunakan US$.

Sehingga dengan mempertimbangkan PSAK 10 Paragraf 9, 10 dan 11, maka


kesimpulannya mata uang fungsional yang digunakan perusahaan BIN adalah US$.

Kasus 2

Pada tanggal 30 November 2020, perusahaan SIP yang berlokasi di Indonesia (mata uang
fungsional Rupiah) membeli bahan baku secara kredit dari Jepang dalam mata uang Yen.
Selama bulan Desember 2020, nilai Yen menguat dibandingkan Rupiah. Perusahaan
berkeyakinan bahwa nilai tukar akan kembali ke posisi di bulan November 2020 pada saat
pembayaran utang usaha tersebut jatuh tempo di bulan Februari 2021. Perusahaan tidak
melakukan jurnal penyesuaian apapun terkait transaksi tersebut di 31 Desember 2020.

Analisis apakah perlakuan akuntansi tersebut tepat? Jika tidak, bagaimana seharusnya
perlakuan akuntansi yang tepat atas transaksi tersebut.

Jawab:

Berdasarkan PSAK 10 Paragraf 21 “Pada pengakuan awal, transaksi valuta asing dicatat
dalam mata uang fungsional. Jumlah valuta asing dihitung ke dalam mata uang fungsional
dengan kurs spot antara mata uang fungsional dan valuta asing pada tanggal transaksi.” hal
ini telah sesuai dengan keterangan di soal, yaitu transaksi yang dilakukan pada tanggal 30
November 2020 telah dicatat dengan menggunakan kurs spot antara rupiah dan yen.

Namun berdasarkan PSAK 10 Paragraf 23 “Pada akhir setiap periode pelaporan: (a) pos
moneter valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup;” Sesuai keterangan pada soal,
dimana dari transaksi tersebut menimbulkan kewajiban untuk membayar dalam hal ini adalah
utang sehingga termasuk kategori pos moneter. Tetapi pada akhir periode pelaporan tanggal
31 Desember 2020 Perusahaan SIP tidak melakukan jurnal penyesuaian dengan
menggunakan kurs penutup. Sehingga kesimpulannya adalah perlakuan akuntansi yang
dilakukan Perusahaan SIP tidak tepat.
Perlakuan akuntansi yang seharusnya dilakukan Perusahaan SIP adalah dengan
mencatat jurnal penyesuaian terkait utang tersebut pada tanggal 31 Desember menggunakan
kurs penutup antara rupiah dan yen sesuai dengan PSAK 10 paragraf 23.

Kasus 3

Perusahaan HYP beroperasi di negara yang di tahun 2020 baru pertama kalinya dinyatakan
dalam kondisi hiperinflasi. Salah satu aset yang dimiliki HYP adalah aset tetap yang dibeli
pada akhir Desember 2010 seharga LCU100.000.000. Indeks harga konsumen pada tanggal
31 Desember 2010 dan 31 Desember 2020 masing-masing adalah 54,224 dan 223,100.
Hitung berapa nilai aset tetap disajikan kembali pada tanggal 31 Desember 2020.

Jawab:

Berdasarkan PSAK 63: Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi Paragraf 15


“Sebagian besar pos nonmoneter dicatat pada biaya perolehan atau biaya perolehan
dikurangi penyusutan. Oleh karena itu, pos tersebut disajikan sebesar jumlah kini pada
tanggal akuisisinya. Biaya perolehan, atau biaya perolehan dikurangi penyusutan, yang
disajikan kembali untuk setiap pos ditentukan dengan menerapkan perubahan indeks harga
umum dari tanggal akuisisi sampai akhir periode pelaporan pada biaya historis dan
akumulasi penyusutan.”

Neraca 31 Desember Neraca (Unadjusted) Adjustment Neraca (inflation


2020 adjusted)

Aset Tetap* 100.000.000 223,100/54,224 411.441.428*

*Karena tidak ada informasi terkait biaya penyusutan maka penyusutan dianggap tidak ada.

*411.441.428 = (223,100/54,224) x 100.000.000

Kasus 4

Pada 25 Februari 2020, PT Agung menyepakati kontrak jasa dengan PT Selar senilai $1.000.
Jasa akan mulai dilaksanakan pada 1 April 2020 sampai dengan 30 Juni 2020. Kontrak
mensyaratkan PT Agung untuk membayar di muka senilai $400 pada 1 Maret 2020 untuk
periode pekerjaan jasa 1 April – 30 April 2020. Sisa tagihan akan dibayarkan ketika kontrak
selesai yaitu pada 30 Juni 2020. Mata uang fungsional PT Agung adalah rupiah. Siapkan
jurnal yang dibuat oleh PT Agung pada periode pekerjaan jasa 1 April – 30 April 2019.
Diketahui kurs spot sebagai berikut:
Tanggal Kurs spot $
25 Februari 2019 Rp14.000
1 Maret 2019 Rp14.150
1 April 2019 Rp14.100
30 Juni 2019 Rp14.750
Jawab:
Berdasarkan PSAK 10 Paragraf 21 “Pada pengakuan awal, transaksi valuta asing dicatat
dalam mata uang fungsional. Jumlah valuta asing dihitung ke dalam mata uang fungsional
dengan kurs spot antara mata uang fungsional dan valuta asing pada tanggal transaksi.” dan
paragraf 22 . Tanggal transaksi adalah tanggal pada saat pertama kali transaksi memenuhi
kriteria pengakuan sesuai dengan SAK. Untuk alasan praktis, kurs yang mendekati kurs
aktual pada tanggal transaksi sering digunakan, sebagai contoh, kurs rata-rata untuk
seminggu atau sebulan dapat digunakan untuk seluruh transaksi dalam valuta asing yang
terjadi selama periode tersebut. Akan tetapi, jika kurs berfluktuasi secara signifikan, maka
penggunaan kurs rata-rata untuk suatu periode adalah tidak tepat.

Siapkan jurnal yang dibuat oleh PT Agung pada periode pekerjaan jasa 1 April – 30
April 2019.

Alternatif 1
1 Maret 2019
Biaya Jasa Dibayar Dimuka 5.660.000*
Kas 5.660.000
* Mencatat pembayaran dimuka untuk kontrak jasa 1-30 April 2019 → Rp5.660.000 =

($400 x Rp14.150)

1 April 2019
Tidak ada jurnal yang dicatat karena hanya baru permulaan dari pekerjaan
30 April 2019
Beban Jasa 5.660.000
Biaya Jasa Dibayar Dimuka 5.660.000
* Menghentikan pengakuan biaya jasa dibayar dimuka karena jasa telah dilakukan tahap
selesai untuk periode 1-30 April 2019.

30 Juni 2019
Beban Jasa 8.850.000*
Kas 8.850.000
*Mencatat pembayaran beban jasa 1 Mei-30 Juni $600 → Rp8.850.000 = ($600 x

Rp14.750)

Alternatif 2 Jika penggunaan kurs rata-rata dapat diaplikasikan


1 Maret 2019
Jasa Dibayar Dimuka 5.660.000*
Kas 5.660.000
* Mencatat pembayaran dimuka untuk kontrak jasa 1-30 April 2019 → Rp5.660.000 =

($400 x Rp14.150)

1 April 2019
Tidak ada jurnal yang dicatat karena hanya baru permulaan dari pekerjaan

Mengakui beban jasa pada saat jasa telah selesai dilakukan 30 juni. Menggunakan kurs
rata-rata karena periode waktu pengerjaan adalah 3 bulan.
30 Juni 2019
Beban Jasa 5.770.000*
Keuntungan transaksi valuta asing 110.000*
Biaya Jasa Dibayar Dimuka 5.660.000
*Asumsi kurs rata-rata selama periode 3 bulan (April-Juni) → 14.425=
(14.100+Rp14.750)/2

*Mencatat pengakuan beban jasa 1 April - 30 April $400 → 5.770.000 = ($400 x14.425)

* Mencatat selisih kerugian transaksi valuta asing → 110.000 = 5770.000 - 5.660.000

Beban Jasa 8.655.000*


Kerugian transaksi valuta asing 195.000*
Kas 8.850.000*
*Asumsi kurs rata-rata selama periode 3 bulan (April-Juni) → 14.425=

(14.100+Rp14.750)/2

*Mencatat pengakuan beban jasa 1 Mei - 30 Juni $600 → 8.655.000 = ($600 x14.425)

* Mencatat selisih kerugian transaksi valuta asing → -195.000 = 8.665.000 - 8.850.00

* Mencatat pembayaran sisa tagihan $600 → Rp8.850.000 = ($600 x Rp14.750)

Anda mungkin juga menyukai