Anda di halaman 1dari 7

Maulia Hermawati F0316063

Rosyida Tri Nurdyana F0316093

LEGAL LIABILITY CONSIDERATIONS FOR AUDITORS

LINGKUNGAN HUKUM YANG BERUBAH


Para professional audit bertanggung jawab memenuhi apa yang telah dinyatakan dalam
kontrak dengan klien. Apabila mereka gagal atau tidak dapat secara tepat memenuhinya,
maka secara hukum mereka beratanggung jawab kepada klien atas kelalaian dan atau
pelanggaran kontrak dan dalam situasi tertentu kepada pihak selain klien.
Faktor-faktor peenyebab jumlah tuntutan dan besar ganti rugi yang tinggi, antara lain:
1. Kesadaran para pemakai laporan keuangan semakin meningkat akan tanggung jawab
akuntan publik
2. Kesadaran yang meningkat di pihak SEC mengenai tanggung jawabnya melindungi
kepentingan para investor
3. Kerumitan fungsi-fungsi auditing dan akuntansi karena meningkatnya ukuran bisnis,
globalisasi bisnis, dan kerumitan operasi bisnis
4. Kecenderungan masyarakat untuk menerima tuntutan dari pihak yang dirugikan
terhadap siapa saja yang dapat memberikan kompensasi, tanpa melihat siapa yang
salah, bersama dengan beberapa doktrin tentang kewajiban
5. Keputusan pengadilan menyangkut ganti rugi yang besar pada beberapa kasus
melawan akuntan publik telah mendorong para pengacara untuk memberikan
pelayanan kukum atas dasar fee kontinjen
6. Banyak kantor akuntan publik lebih memilih menyelesaikan masalah hukum di luar
pengadlan untuk menghindari biaya pengadilan yang mahal dan publisitas yang
merugikan
7. Kesulitan yang dihadapi hakim dan juri dalam memahami serta menginterpretasikan
masalah teknis akuntansi dan auditing

PERBEDAAN ANTARA KEGAGALAN BISNIS, KEGAGALAN AUDIT D AN RESIKO


AUDIT
Banyak profesional akuntansi dan hukum yakin bahwa penyebab utama tuntutan
hukum kepada kantor akuntan publik adalah kurangnya pemahaman para pemakai laporan
keuangan atas dua konsep.
Kegagalan Bisnis (business failure) terjadi apabila bisnis tersebut tidak mampu
apabila peminjam tidak mampu mnengembalikan pinjamannya atau memenuhi harapan para
investor karena keadaan ekonomi atau bisnis, seperti resesi, keputusan manajemen yang
buruk, atau persaingan yang tak terduga dalam industri itu.
Kegagalan Audit (audit failure) terjadi apabila kantor mengeluarkan pendapat audit
yang tidak benar karena gagal memenuhi persyaratan standar audit. Contohnya adalah kantor
yang menugaskan asisten yang tidak memenuhi syarat untuk melaksanakan tugas audit
tertentu, dimana mereka gagal menemuka salah saji yang material dalam catatan klien yang
seharusnya dapat ditemukan oleh auditor yang memenuhi syarat.
Risiko Audit merupakan kemungkinan  bahwa auditor akan menyimpulkan, setelah
melaksanakan audit yang memadai, bahwa laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar,
sedangkan dalam kenyataannya mengandung salah saji yang material. Risiko audit tidak
dapat dielakkan, karena auditor mengumpulkan bukti hanya atas dasar pengujian dan karena
kecurangan yang disembunyikan dengan baik sangat sulit dideteksi. Seorang auditor mungkin
saja menaati seluruh standar auditing, namun masih gagal mengungkapkan salah saji yang
material akibat kecurangan.

KONSEP HUKUM YANG MEMPENGARUHI KEWAJIBAN


1. Konsep orang yang bijak
Ada kesepakatan antara profesi akuntan dan pengadilan bahwa auditor bukan
penjamin atau penerbit laporan keuangan. Auditor hanya diharapkan untuk melakukan
audit dengan kemahiran, dan tidak diharapkan benar 100%. Standar kemahiran (due
care) disebut sebagai konsep orang bijak.
2. Kewajiban atas tindakan pihak lain
Para partner mungkin juga bertanggungjawab atas pekerjaan orang yang mereka
andalkan menurut UU keagenan. Tiga kelompok auditor yang mungkin diandalkan
para karyawan, kantor akuntan publik lain yang ditugaskan untuk melakukan sebagian
pekerjaan, dan para spesialis yang dihubungi  untuk menyediakan informasi teknis.
Jika seorang karyawan melaksanakan audit yang tidak memadai, partnernya daapat
ikut bertanggungjawab atas kenerja itu.
3. Tidak adanya komunikasi istimewa
Akuntan publik tidak berhak menyembunyikan informasi dari pengadilan dengan
menyatakan bahwa informasi itu rahasia. Diskusi rahasia antara klien dan auditor tidak
dapat disembunyikan dari pengadilan.
Syarat-syarat hukum yang mempengaruhi kewajiban akuntan publik:
1. Syarat yang berkaitan dengan kelalaian dan penipuan
a. Kelalaian biasa
b. Kelalaian besar
c. Penipuan konstruktif
d. Penipuan
2. Syarat yang berkaitan dengan hukum kontrak
a. Pelanggaran kontrak
b. Manfaat pihak ketiga
3. Syarat-syarat lain
a. Common law
b. UU standar
c. Kewajiban bersama dan tertentu
d. Kewajiban terpisah dan proporsional

Empat sumber utama kewajiban hukum auditor:


1. Kewajiban kepada klien
2. Kewajibankepada pihak ketiga menurut common law
3. Kewajiban sipil menurut UU Sekuritas Federal
4. Kewajiban kriminal

KEWAJIBAN KEPADA KLIEN


Sumber tuntutan hukum yang paling umum terhadap kantor akuntan publik adalah
dari klien. Kewajiban yang umum  akibat tuntutan hukum klien melibatkan klaim bahwa
auditor tidak dapat menemukan pencurian oleh karyawan akibat kelalaian dalam
melaksanakan audit. Masalah utama dalam kasus yang melibatkan dugaan kelalaian biasanya
adalah tingkat kemahiran yang diperlukan.
Kantor akuntan publik biasanya menggunakan satu atau kombinasi dari empat
pembelaan bila ada tuntutan hukum oleh klien, yaitu tidak ada tugas yang
harus  dilaksanakan, jasa berarti bahwa kantor akuntan publik mengklaim bahwa kontrak
yang tersirat ataupun yang dinyatakan secata jelas. Pelaksanaan kerja tanpa kelalaian
(nonegligent performance). Ketiadaan hubungan timbal balik (sebab-akibat).
KEWAJIBAN TERHADAP PIHAK KETIGA MENURUT COMMON LAW
Pihak ketiga meliputi pemegang saham actual dan calon pemegang saham, pemasok,
banker dan kreditur lain, karyawan serta pelanggan. KAP mempunyai kewajiban kepada
pihak ketiga jika pihak yang mengklaim menderita kerugian akibat mengandalkan laporan
keuangan yang menyesatkan.
Kasus utama yang mengawali kewajiban kepada pihak ketiga adalah Ultramares
Corporation vs Touche (1931), yang mengenalkan doktrin Ultramares. Pada tahun-tahun
terakhir, pengadilan telah memperluas doktrin Ultramares untuk mengizinkan pemulihan oleh
pihak ketiga dalam banyak situasi, dengan lebih memperkenalkan konsep foreseen user, yang
merupakan anggota dari golongan pemakai terbatas bahwa auditor yang tau akan
mengandalkan laporan keuangan.
Ada tiga pendekatan yang digunakan yaitu sebagai berikut :
1. Credit alliance
2. Restatement of Torts
3. Foreseeable User
Tiga dari empat pembelaan yang tersedia bagi auditor dalam menghadapi tuntutan oleh
klien, juga tersedia untuk tuntutan hukum bagi pihak ketiga, yaitu:
1. Tidak ada tugas yang harus dilaksanakan
2. Pelaksanaan kerja tanpa kelalaian
3. Ketiadaan hubungan timbal balik
Kelalaian kontribusi biasanya tidak tersedia karena pihak ketiga bukan bagian yang
berkontribusi terhadap laporan keuangan salah saji.

KEWAJIBAN SIPIL MENURUT UNDANG-UNDANG SEKURITAS FEDERAL


Securities act Tahun 1933
Hanya menangani persyaratan pelaporan untuk perusahaan yang menerbitkan efek
baru. Satu-satunya pihak yang dapat mendapat ganti rugi dari auditor menurut UU Tahun
1933 adalah pembeli pertama sekuritas tersebut. Jumlah ganti rugi yang potensial adalah
harga beli awal dikurangi nilai sekuritas pada saat tuntutan diajukan. (Jika sekuritas sudah
terjual maka pengguna dapat meminta ganti rugi sejumlah kerugian yang terjadi.)
Securities Act of 1933 membebani beban yang tidak biasa pada auditor. Bagian 11
dari aturan 1933 ini mendefinisikan hak-hak pihak ketiga dan auditor, yang diringkas sebagai
berikut:
 Pihak ketiga yang membeli sekuritas yang dijelaskan dalam pernyataan
pendaftaran dapat menuntut auditor untuk salah saji atau kelalaian material
dalam laporan keuangan yang diaudit yang termasuk dalam pernyataan
pendaftaran.
 Pengguna pihak ketiga tidak memiliki beban bukti bahwa mereka
mengandalkan laporan keuangan atau bahwa auditor itu lalai atau curang
dalam melakukan audit. Pengguna hanya harus membuktikan bahwa laporan
keuangan yang diaudit mengandung keliru atau kelalaian material.
 Auditor memiliki beban untuk membuktikan sebagai pembelaan bahwa (1)
audit yang memadai telah dilakukan atau (2) semua atau sebagian dari
kerugian penggugat disebabkan oleh faktor-faktor selain dari laporan
keuangan yang menyesatkan. Undang-undang 1933 adalah satu-satunya
hukum umum atau hukum di mana beban pembuktian ada pada terdakwa.
Securities Exchange Act Tahun 1934
Kewajiban auditor seringkali berpusat pada laporan keuangan yang telah diaudit yang
diterbitkan kepada public dalam laporan tahunan. Focus utama tentang litigasi kewajiban
akuntan public menurut UU Tahun 1934 adalah peraturan 10b-5. Pembelaan yang bisa
dilakukan auditor dalam kasus ini serupa atau sama dengan tiga pembelaan untuk
menghadapi tuntutan pihak ketiga.
Foreign Corrupt Practice Act Tahun 1977
Larangan pemberian uang suap kepada pejabat di luar negeri untuk mendapatkan
pengaruh dan mempertahankan hubungan usaha.
Sarbanes-Oxley Act Tahun 2002
The Sarbanes-Oxley Act sangat meningkatkan tanggung jawab perusahaan publik dan
auditor mereka. Undang-undang mengharuskan CEO dan CFO untuk mensertifikasi tahunan
dan kuartalan laporan keuangan yang diajukan dengan SEC.

KEWAJIBAN KRIMINAL
Akuntan public dapat disalahkan karena tindakan criminal menurut hukum federal
maupun negara bagian. Beberapa undang-undang seperti Uniform Securities Acts, Securities
Acts 1933 dan 1934, Federal Mail Fraud Statute dan Federal False Statement Statute
menyebutkan bahwa menipu orang lain, yaitu dengan sadar terlibat dalam laporan keuangan
yang palsu merupakan tindakan criminal. Beberapa tindakan criminal yang terkenal yaitu
United state vs simon, United State vs Natelli, United States vs Weiner, ESM Government
Securities vs Alesxander Grant Co.

RESPON PROFESI TERHADAP KEWAJIBAN HUKUM


AICPA dan profesi secara keseluruhan dapat melakukan sejumlah hal untuk
mengurangi risiko para praktisi terkena tuntutan hukum :
1. Mencari perlindungan dari proses pengadilan atau litigasi yang tidak terpuji
2. Meningkatkan performa auditing agar dapat memenuhi kebutuhan para pemakai
dengan lebih baik.
3. Mendidik para pemakai mengenai batas-batas auditing.
Aktivitas-aktivitas khusus antara lain, riset dalam auditing, penetapan standard dan
peraturan, menetapkan persyaratan untuk melindungi auditor, menetapkan persyaratan peer
review, melawan tuntutan hokum, pendidikan bagi pemakai laporan keuangan, memberi
sanksi kepada anggota karena perilaku dan kinerja yang tidak pantas serta melobi perubahan
UU.

MELINDUNGI AKUNTAN PUBLIK INDIVIDUAL DARI KEWAJIBAN HUKUM


Beberapa tindakan untuk meminimalkan kewajiban yang umum dilakukan antara lain:
 Hanya berurusan pada klien yang memiliki integritas
 Mempertahankan independensi
Independensi lebih dari sekadar finansial. Independensi membutuhkan sikap tanggung
jawab yang terpisah dari minat klien. Banyak litigasi telah muncul dari penerimaan
pernyataan klien yang terlalu lama atau dari tekanan klien. Auditor harus
mempertahankan sikap skeptis profesional yang sehat.
 Memahami bisnis klien
 Melaksanakan audit yang bermutu
 Mendokumentasikan pekerjaan secara layak
Dokumentasi audit kualitas sangat penting jika auditor harus mempertahankan audit
di pengadilan, termasuk surat keterlibatan dan surat representasi yang mendefinisikan
kewajiban masing-masing klien dan auditor.
 Mengadakan asuransi yang memadai
 Memilih organisasi dengan kewajiban terbatas
 Berlatih skeptisme profesional

Anda mungkin juga menyukai