Anda di halaman 1dari 14

RANGKUMAN MATA KULIAH

TEORI PORTOFOLIO dan ANALISIS INVESTASI


BAB 3
PASAR MODAL INDONESIA

Disusun oleh :
Maulia Hermawati (F0316063)
Rosyida Tri Nurdyana (F0316093)
(Kelas B)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
3.1 Pendahuluan

Bursa efek (pasar modal) yang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta atau
yang dikenal dengan nama Jakarta Stock Exchange (JSX). Sekuritas yang diperdagangkan di
BEJ adalah saham preferen, saham biasa, hak dan obligasi konvertibel. Bursa efek terbesar
setelah BEJ adalah Bursa Efek Surabaya (BES). Pada 30 Oktober 2007 diadakannya Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan hasilnya BEJ dan BES bergabung menjadi BEI
(Bursa Efek Indonesia) mulai efektif pada awal November 2007. BEI akan
memperdagangkan seluruh produk BEJ dan BES seperti saham, kontrak opsi saham, obligasi
dan lain sebagainya. Sampai akhir tahun 2007 jumlah saham yang tercatat di BEI sebanyak
383 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 1.988 triliun. Sampai kuartal pertama tahun 2012
terdapat jumlah saham sebanyak 442 saham dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp3.877 triliun.

3.2 Sejarah Pasar Modal di Indonesia

Di Indonesia era pasar modal dibagi menjadi enam periode sebagai berikut :

3.2.1 Periode Pertama (1912-1942): Periode jaman Belanda


Pada tanggal 14 Desember 1912 ada suatu asosiasi 13 broker dibentuk di
Jakarta dan diberi nama “Vereniging voor Effectenhandel” yang merupakan cikal
bakal terbentuknya pasar modal pertama di Indonesia. Karena masih jaman penjajah
dan didirikan oleh Belanda maka mayoritas sahamnya dipegang oleh Belanda dan
afiliasinya yang tergabung dalam Ducth East Indies Trading Agencies. Pasar modal
ini berlangsung hingga kedatangan Jepang di Indonesia tahun 1942.
3.2.2 Periode Kedua (1952-1960) : Periode Orde Lama
Pada tanggal 1 November 1951 Bursa Efek Jakarta dibuka kembali pada
tanggal 3 Juni 1952, dengan tujuan untuk menampung obligasi pemerintah yang
sudah dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya serta untuk mencegah saham-saham
perusahaan Belanda yang dulunya diperdagangkan dipasar modal di Jakarta yang lari
ke luar negeri. Selanjutnya kepengurusan bursa efek ini berkembang dan diserahkan
kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-Efek (PPUE) yang terdiri dari 3
bank dengan BI sebagai anggota kehormatan
3.2.3 Periode Ketiga (1977-1988) Periode Orde Baru
Bursa Efek Jakarta lahir kembali pada tahun 1977 dengan Kepres No. 52
tahun 1976 berisikan menetapkan pendirian pasar modal, pembentukan badan
Pembina pasar modal, pembentukan Badan Pelaksana Pasar Modal dan PT
Danareksa. Penerbitan saham perdana disetujui pada tanggal 6 Juni 1977 dan pada
tanggal 10 Agustus 1977 yang tercatat dalam bursa sebanyak 178.750.000 lembar
saham ditawarkan dengan harga Rp10.000 per lembar. Pada saat periode ini disebut
juga dengan periode tidur yang panjang karena hanya ada 24 perusahaan yang tercatat
di BEJ sampai tahun 1988. Dari segi investor, mungkin disebabkan oleh tidak
dikenakannya pajak atas bunga deposito, sedang penerimaan deviden dikenakan pajak
penghasilan 15 %.
3.2.4 Periode keempat (1989-Mei 1995): Periode Bangun dari Tidur yang
Panjang
Setelah tahun 1988 selama 3 tahun saja BEJ meningkat sampai 127 dan hingga
tahun 1994 jumlah perusahaan yang sudah IPO (Initial Public Offering) menjadi 225
sehingga menjadi peristiwa nasional dan banyak dikenal sebagai periode lonjakan
IPO. Pada tahun 1991, BEJ diswastakan dan akibatnya BAPEPAM bukan lagi
pelaksana pasar modal sehingga lebih ke pengawas pelaksanaan pasar modal. Ada
beberapa hal yang mendorong peningkatan di pasar modal antara lain:
1. Permintaan dari investor asing
Investor asing melihat bahwa pasar modal di Indonesia telah maju dengan
pesat dan mempunyai prospek yang baik maka investor asing tertarik
dengan pasar modal Indonesia karena dinilai menguntungkan. Namun ada
pembatasan kepemilikan bagi investor asing didalam pasar modal sebesar
49% dari sekuritas yang terdaftar.
2. Pakto 88
Merupakan reformasi tanggal 27 Oktober 1988 yang dikeluarkan untuk
merangsang ekspor non migas, meningkatkan efisiensi dari bank
komersial, membuat kebijakan moneter yang lebih efektif, meningkatkan
simpanan domestic dan meningkatkan pasar modal. Hasil dari pakto 88
adalah mengurangi reserve requirement dari bank-bank deposito,
akibatnya terjadi pelepasan dana sebesar Rp 4M dari BI ke sector
keuangan atau akibat lainnya yaitu masyarakat mempunyai cukup dana
untuk bermain ke pasar saham.
3. Perubahan generasi
Perubahan kultur bisnis terjadi di periode ini yaitu dari kultur bisnis
keluarga tertutup ke kultur bisnis professional yang terbuka dan
memungkinkan professional dari luar keluarga dapat duduk di kursi
kepemimpinan perusahaan. Contohnya mulai banyak perusahaan keluarga
yang go public.
Pada saat periode ini disebut juga dengan periode kebangkitan Bursa Efek
Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSE) dan dilahirkan kembali pada
tanggal 16 Juni 1989. Pada awalnya BES hanya mempunyai 25 saham dan 23 obligasi
yang diperdagangkan, namun dalam waktu 3 bulan indeks gabungan dari nilai 100
meningkat menjadi 340.
3.2.5 Periode kelima (mulai Mei 1995): Periode Otomatisasi
Karena peningkatan kegiatan transaksi yang dirasakan sudah melebihi
kapasitas manual, maka BEJ memutuskan untuk mengotomatisasikan kegiatan
transaksi di bursa dengan memperlihatkan jaringan komputer-komputer yang
digunakan oleh broker pada lantai bursa.
- Jakarta Automated Trading System (JATS)
Salah satu system otomatisasi yang diterapkan di BEJ dan mulai beroperasi
pada tanggal 22 Mei 1995. Awalnya menggunakan system manual mampu
menangani sebanyak 3.800 transaksi setiap harinya, dengan menggunakan JATS
dapat menangani sebanyak 50.000 transaksi setiap hairnya. Rata-rata volume
perdagangan tiap harinya meningkat dari semula 14,8 juta lembar menjadi 18 juta
lembar dengan nilai Rp 58 miliar untuk transaksi regular sedangkan untuk non
regular rata-rata volume penjualan awalnya 19,3 juta lembar menjadi 24,7 juta
lembar dengan nilai Rp 82 miliar. Beberapa komponen utama dari JATS antara
lain:
a.) Pusat komputer pengolah data yang disebut dengan trading engine
untuk menerima, memproses order dari computer broker, mengirim
informasi ke computer broker dan mempertemukan order penjualan dan
pembelian.
b.) Gateway berupa komputer-komputer yang menghubungkan komputer-
komputer broker dengna trading engine.
c.) Traders Workstations terdiri dari sejumlah terminal untuk masing-masing
broker dilantai bursa.
Ada beberapa sasaran dari penerapan JATS sebagai berikut :
a.) meningkatkan kapasitas untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar dimasa
mendatang diperkirakan system manual sudah tidak dapat memadai.
b.) meningkatkan integritas dan likuiditas.
c.) meningkatkan pamor pasar modal dengan meletakan BEJ setara dengan
pasar modal dunia.
- Surabaya Market Information & Automated Remote Trading (S-Mart)
Untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah anggota bursa dan transaksi di
BES maka dikeluarkan S-Mart yang sudah terintegrasi dengan system JATS di
BEJ dan system KDEI (Kliring Deposito Efek Indonesia) untuk menyelesaikan
transaksi. Adapun fasilitas yang diberikan oleh S-Mart antara lain:
a.) Trader Workplace yaitu sarana akses langsung secara elektronik oleh
anggota bursa atau broker dari kantor mereka masing-masing. Kemudian
dibagi menjadi beberapa segmentasi transaksi seperti : 1. S-Mart 500
untuk perdagangan regular, non regular, derivative dan S-Mart FIS untu
perdagangan obligasi, 2. System S-Mart 100 untuk perdagangan odd lot.
b.) S-Mart Mail adalah sarana surat elektronik (e-mail)
c.) S-Mart Web yaitu fasilitas world wide web di internet berupa informasi
penting yang dibutuhkan
d.) S-Mart Chat fasilitas percakapan interaktif antaranggota bursa dengan
pemakai internet lainnya.
3.2.6 Periode keenam (mulai Agustus 1997-September 1998) krisis moneter

Pada bulan Agustuts 1997 krisis moneter melanda negara-negara Asia dan
tidak banyak perusahaan yang melakukan IPO yaitu sebanyak 18 perusahaan. Krisis
moneter yang terjadi pada tahun 1997-1998 terjadi dimulai dari penurunan nilai-nilai
mata uang negara Asia yang relatif terhadap dolar Amerika. Penurunan nilai mata
uang ini disebabkan karena spekulasi dari pedagang-pedagang valas, kurang
percayanya masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya sendiri dan yang tidak
kalah pentingnya adalah kurang kuatnya pondasi perekonomian.

Menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia adalah cara yang dilakukan
Bank Indonesia agar pemilik modal akan menanamkan modalnya di deposito untuk
mengurangi permintaan terhadap dolar.

Pada tanggal 3 September 1997 pemerintah tidak memberlakukan lagi


pembatasan 49% pemilikan asing. Investor asing boleh memiliki saham-saham yang
jumlahnya tidak terbatas. Pada hari Sabtu tanggal 1 November 1997, Pemerintah
mengumumkan melikuidasi 16 Bank Swasta Nasional untuk memperbaiki kondisi
perekonomian yang bergejolak.

3.2.7 Periode Ketuju (Mulai Juli 2000): Tanpa Warkat

Pada Juli 2000, BEJ mulai menerapkan perdagangan-perdagangan tanpa


warkat (scripless tradings) dikarenakan penerbitan warkat akan menghambat proses
penyelesaian transaksi secara administrasi.

3.2.8 Periode Kedelapan (Mulai Oktober 1998- Desember 2002)

Pada periode ini, sejumlah emiten baru mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta. Contohnya adalah Ciputra Surya Tbk., Citra Kebun Raya Agri Tbk., Bank
Victoria International Tbk., Samudera Indonesia Tbk. Pada Oktober 1998, IHSG
mulai mengalami peningkatan menembus kembali di atas 300 poin. Pada tanggal 5
Oktober 1998 IHSG bernilai 311,96 poin.

3.2.9 Periode Kesembilan (Mulai Januari 2003 – Januari 2008): Kebangkitan


Kembali

Pada periode kebangkitan kembali ini cukup banyak saham yang dicatatkan di
pasar modal. Sebanyak 70 saham menawarkan saham perdananya. Nilai IHSG sudah
mencapai nilai 2.446,76 pada tanggal 22 Oktober 2007.

3.2.10 Periode Kesepuluh (Mulai Oktober 2007): Bursa Efek Indonesia.

BEJ dan BES bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia) setelah
diadakannya RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan
pada 30 Oktober 2007.

3.2.11 Periode Kesebelas (Mulai Akhir Januari 2008- Maret 2009): Krisis Global

Pada periode ini, beberapa perusahaan melakukan penawaran perdananya.


Sejumlah emiten baru mencatatkan sahamnya di BEJ. Contohnya adalah Triwira
Insanlestari Tbk., Elnusa Tbk., Yanaprima Hastapersada Tbk., Bank Tabungan
Pensiunan Nasion.

Pada akhir bulan Januari 2008, pasar modal dikejutkan dengan pengungkapan
kerugian Citybank sekitar 30% akibat dari kasus Subprime Mortgage di Amerika
Serikat.Karena fenomena ini, beberapa kembaga keuangan tidak hanya
mengumumkan kerugiannya tetapi juga kebangkrutannya termasuk perusahaan
keuangan terbesar dunia Lehman Brothers. Krisis global ini mengkikis habis nilai
indeks dari nilai tertinggi 2.838,476 pada bulan Januari 2008, menjadi 1.089,34 pada
tanggal 28 Otober 2008.

3.2.12 Periode Keduabelas (April 2009- Agustus 2011): Kejayaan

Periode dimana cukup banyak emiten melakukan penawaran perdana. Pada


tanggal 3 April tahun 2009, nilai IHSG menembus titik psikologi 1.500, yaitu sebesar
1.500,361.

3.2.13 Periode Ketigabelas (Agustus 2011- Juni 2012): Stagnasi

Beberapa emiten tetap melakukan penawaran perdana walaupun periode ini


dinamakan periode stagnasi. Contohnya adalah SMR Utama Tbk., Solusi Tunas
Pratama Tbk. Atlas Resources Tbk., Flaktuasi berakhir tanggal 4 Juni 2012 ditutup
terendah sebesar 3.654,582.

3.2.14 Periode Keempatbelas (Juni 2012- Mei 2013): Kembali Berjaya

Setelah mengalami hampir setahun stagnasi, Pasar Modal Indonesia mulai


kembali Berjaya. Beberapa saham baru juga didaftaran pada periode ini. Pada tanggal
3 Juni 2012 nilai indeks sudah mulai kembali menembus angka 4,000 yaitu sebesar
4.4049,893.

3.2.15 Periode Kelimabelas (Juni 2013- Juni 2014): Ketidakpastian Tapering AS

Tapering adalah program pengurangan pembelian obligasi yang dilakukan


oleh bank sentral (Federal Reserve atau dikenalnya dengan nama The Fed).
Pengurangan pembelian obligasi bertujuan untuk mengurani jumlah uang beredar.
Sebaliknya program The Fed yang bernama Quantitative Easing (QE) adalah
membeli kembali obligasi pemerintah (T-Bond) dari masyarakat.

3.3 BAPEPAM-LK

Melalui keputusan presiden, Departemen keuangan Indonesia mendirikan BAdan


PElaksana Pasar Modal (BAPEPAM). Fungsi BAPEPAM sesuai dengan Keputusan Presiden
No. 53 tahun 1990 yaitu sebagai pembuat regulasi,pengoordinasi dan pengawas semua bursa
pasar modal di Indonesia. Kemudian melalui Kep. Menkeu RI No. KMK 606/ KMK 01/2005
dilakukan penggabungan antara Unit Eswlon 1 BAPEPAM dan Unit Eselon 1 Direktorat
Jenderal Lembaga Keuangan menjadi BAPEPAM-LK. BAPEPAM-LK memiliki tugas untuk
mengatur, mengarahkan, dan mengawasi kegiatan sehari hari pasar modal serta merumuskan
kebijakan dibidang lembaga keuangan.

3.4 OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

OJK dibentuk berdasarkan UU No. 21 Tahun 2011. Berdasarkan pasal 1, OJK adalah
lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain. OJK mempunyai fungsi,
tugas dan wewenang dalam hal :

 Pengaturan (regulation)
 Pengawasan (supervision)
 Pemeriksaan (inspection)
 Penyidikan (investigation)

Pasal 2 dijelaskan bahwa Dewan Komisioner adalah pemimpin tertinggi OJK yang bersifat
kolektif dan kolegial.

Pasal 4, tujuan dibentuknya OJK agar keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa keuangan :

 Terselenggara secara teratur, adil, transparan dan akuntabel


 Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;
dan
 Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat

Pasal 6, menjelaskan bahwa OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap
kegiatan jasa keuangan di :

 Sektor Perbankan
 Sektor Pasar modal
 Sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Keuangan Lainnya
3.5 PROSEDUR PENDAFTARAN SEKURITAS DI BEI

 Persiapan untuk Going Public


a) Manajemen harus memutuskan rencana untuk memperoleh dana melalui
public dan rencana ini harys diajukan dirapat umum pemegang saham dan
disetujui
b) Perusahaan bersangkutan harus menugaskan pakar pakar pasar modal dan
institusi-institusi pendukung untuk membantu didalam penyediaan dokumen-
dokumen yang dibutuhkan
c) Mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan untuk penawaran ke public
d) Mempersiapkan kontrak awal dengan bursa
e) Mengumumkan ke public
f) Mentandatangani perjanjian
g) Untuk yang akan menjual obligasi, perusahaan harus mendaftarkannya ke
agen peringkat untuk mendapatkan peringkat untuk obligasi yang akan
ditawarkan
h) Mengirimkan pernyataan registrasi dan dokumen pendukung lainnya ke
BAPEPAM-LK
 Registrasi di BAPEPAM-LK
Setelah dokumen untuk registrasi sudah dikirimkan, maka BAPEPAM-LK
akan mengevaluasinya. BAPEPAM-LK akan mempelajari dokumen yang diperlukan
lalu mendeklarasikan pernyataan registrasi efektif berlaku yang didasarkan pada
kelengkapan dokumen, kebenaran & kejelasan informasi.
 Pencatatan di Bursa
Setelah BAPEPAM-LK mendeklarasikan keefektifan dari pernyataan
registrasi, selanjutnya underwriter dapat menjual saham perdana di pasar primer dan
setelah penawaran perdana selesai maka emiten dapat mencantumkan sahamnya
dipasar sekunder dengan terlebih dahulu melalui beberapa proses.
 Pelaporan yang Diwajibkan

3.6 SISTEM PERDAGANGAN DI BEI

 Order-driven Market System


a. Transaksi jual beli hanya dilakukan broker
b. Broker dapat melakukan transaksi untuk membentuk portofolionya
c. Broker mempunyai staff yang disebut Wakil Perantara Perdagangan Efek
(WPPE)
 Lelang Kontinyu
a. Harga transaksi ditentukan oleh penawaran dan permintaan dari investor
b. Terdapat 2 sistem :
 Manual , harga penawaran penjualan dan permintaan pembelian dari
investor diteriakkan broker
 Otomatisasi dengan JATS, broker memasukkan order dari investor ke
workstation JATS kemudian akan diproses oleh computer JATS

Jenis transaksi :

a. Reguler , dilakukan dengan cara round lot :


 Non-investment fund : 500 lembar
 Investment fund :100 lembar
b. Non-reguler
 Block trades, minimum 200 lembar
 Cross trades, transaksi menjual dan membeli dengan jumlah kuantitas
dan harga yang sama oleh broker
 Cash trades, oleh anggota bursa yang ingin membayar tunai untuk
mendapatkan sertifikasi langsung
 Odd-lot trades, transaksi dibawah 500 lembar
 Foreign board trades, transaksi saham dengan investor asing

Harga saham ditawar dengan kelipatan nilai tertentu disebut fraksi. Mulai 6
Januari 2014 BEI menetapkan 1 Lot sebanyak 100 lembar saham, dan juga
mengelompokkan fraksi menjadi 3 :

3.7 INDEKS PASAR MODAL

Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indicator untuk mengamati pergerakan harga
dari sekuritas-sekuritas. Beberapa indeks yang dimiliki BEI :

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)


IHSG merupakan value-weigthed index, yaitu perhitungannya menggunakan nilai
(value) kapitalisasi pasar
Rumus menyesuaikan nilai dasar :

 Indeks Liquid-45 (ILQ-45)


IHSG dianggap kurang tepat sebagai indicator kegiatan pasar modal, maka dari itu
dikenalkan alternative lain yaitu ILQ-45
 Indeks-indeks IDX Sektoral
Indeks-indeks ini adalah bagian dari IHSG yang diklasifikasikan ke dalam sembilan
sektor industri menurut JASICA (Jakarta Stock Exchange Industrial Classification).
Kesembilan sektor indeks ini adalah sektor pertanian; sektor pertambangan; sektor
industri dasar dan kimia;sektor aneka industri; sektor industri barang konsumen;
sektor properti, real estate dan kostruksi bangunan; sektor infrastruktur, utiliti dan
transportasi; sektor keuangan dan sektor perdagangan, jasa dan investasi
 Jakarta Islamic Index (JII)
 Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan
Papan utama dimaksudkan untuk menampung emiten yang berukuran besar dan
mempunyai catatan kinerja yang baik. Papan pengembangan dimaksudkan untuk
penyehatan perusahaan-perusahaan yang kinerjanya menurun, perusahaan-perusahaan
yang berprospek baik tetapi belum menguntungkan
 Indeks Kompas 100
Indeks ini berisi dengan 100 saham yang berkategori mempunyai likuiditas yang baik,
kapitalisasi pasar yang tinggi, fundamental yang kuat, serta kinerja perusahaan yang
baik
 Indeks BISNIS-27
Berisi 27 saham berdasarkan criteria fundamental dan criteria teknikal atau likuiditas
transaksi
 Indeks PEFINDO25
Indeks ini berisi dengan 25 saham perusahaan-perusahaan kecil dan menengah
terdaftar di IDX yang mempunyai kinerja fundamental dan mempunyai kepemilikan
public yang tinggi
 Indeks SRI-KEHATI
Pada indeks ini, saham saham yang dimasukkan adalah yang terdaftar di IDX dengan
praktik-praktik memuaskan mendukung keberlanjutan lewat cara cara peduli terhadap
lingkungan, social dan tatakelola korporasi yang baik
 Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
 Indeks IDX30
Criteria pemilihan saham di IDX30 adalah nilai transaksi, frekuensi transaksi, total
hari transaksi dan kapitalisasi pasarnya.
 Indeks Infobank15
Indeks ini dihitung berdasarkan 15 saham unggulan perbankan
 Indeks SMintra18
Indeks ini berisi dengan 18 saham infrastruktur dan pendukung infrastruktur
 Indeks MNC36
Indeks ini dihitung berdasarkan metode rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar dan
indeks ini berisi dengan 36 saham

3.8 PENYELESAIAN TRANSAKSI

Setelah transaksi perdagangan terjadi di lantai bursa, pekerjaan lain yang harus
dilakukan yaitu pekerjaan administrasi, pembayaran dan penerbitan sertifikasi kepemilikan.
Proses penyelesaian pekerjaan ini disebut kliring yang ditangani oleh PT Kliring Pinjaman
Efek Indonesia (KPEI) (sebelumnya adalah PT Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) dan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Pada bulan Januari 1994 PT KDEI telah berhasil mencoba sistem kliring untuk
pertama kalinya, sistem ini disebut netting yaitu sistem yang dapat menghitung penghasilan
neto dari dana dan efek terhadap seluruh transaksi yang dilakukan oleh anggota bursa pada
satu hari kerja bursa. Dengan sistem netting maka penyelesaian transaksi akan lebih mudah
diselesaikan. Target utama lain dari PT KPEI adalah mengembangkan dan menerapkan
sistem penyelesaian transaksi tanpa sertifikat.

Anda mungkin juga menyukai