Disusun oleh :
Maulia Hermawati (F0316063)
Rosyida Tri Nurdyana (F0316093)
(Kelas B)
Bursa efek (pasar modal) yang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta atau
yang dikenal dengan nama Jakarta Stock Exchange (JSX). Sekuritas yang diperdagangkan di
BEJ adalah saham preferen, saham biasa, hak dan obligasi konvertibel. Bursa efek terbesar
setelah BEJ adalah Bursa Efek Surabaya (BES). Pada 30 Oktober 2007 diadakannya Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan hasilnya BEJ dan BES bergabung menjadi BEI
(Bursa Efek Indonesia) mulai efektif pada awal November 2007. BEI akan
memperdagangkan seluruh produk BEJ dan BES seperti saham, kontrak opsi saham, obligasi
dan lain sebagainya. Sampai akhir tahun 2007 jumlah saham yang tercatat di BEI sebanyak
383 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 1.988 triliun. Sampai kuartal pertama tahun 2012
terdapat jumlah saham sebanyak 442 saham dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp3.877 triliun.
Di Indonesia era pasar modal dibagi menjadi enam periode sebagai berikut :
Pada bulan Agustuts 1997 krisis moneter melanda negara-negara Asia dan
tidak banyak perusahaan yang melakukan IPO yaitu sebanyak 18 perusahaan. Krisis
moneter yang terjadi pada tahun 1997-1998 terjadi dimulai dari penurunan nilai-nilai
mata uang negara Asia yang relatif terhadap dolar Amerika. Penurunan nilai mata
uang ini disebabkan karena spekulasi dari pedagang-pedagang valas, kurang
percayanya masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya sendiri dan yang tidak
kalah pentingnya adalah kurang kuatnya pondasi perekonomian.
Menaikkan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia adalah cara yang dilakukan
Bank Indonesia agar pemilik modal akan menanamkan modalnya di deposito untuk
mengurangi permintaan terhadap dolar.
Pada periode ini, sejumlah emiten baru mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Jakarta. Contohnya adalah Ciputra Surya Tbk., Citra Kebun Raya Agri Tbk., Bank
Victoria International Tbk., Samudera Indonesia Tbk. Pada Oktober 1998, IHSG
mulai mengalami peningkatan menembus kembali di atas 300 poin. Pada tanggal 5
Oktober 1998 IHSG bernilai 311,96 poin.
Pada periode kebangkitan kembali ini cukup banyak saham yang dicatatkan di
pasar modal. Sebanyak 70 saham menawarkan saham perdananya. Nilai IHSG sudah
mencapai nilai 2.446,76 pada tanggal 22 Oktober 2007.
BEJ dan BES bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia) setelah
diadakannya RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan
pada 30 Oktober 2007.
3.2.11 Periode Kesebelas (Mulai Akhir Januari 2008- Maret 2009): Krisis Global
Pada akhir bulan Januari 2008, pasar modal dikejutkan dengan pengungkapan
kerugian Citybank sekitar 30% akibat dari kasus Subprime Mortgage di Amerika
Serikat.Karena fenomena ini, beberapa kembaga keuangan tidak hanya
mengumumkan kerugiannya tetapi juga kebangkrutannya termasuk perusahaan
keuangan terbesar dunia Lehman Brothers. Krisis global ini mengkikis habis nilai
indeks dari nilai tertinggi 2.838,476 pada bulan Januari 2008, menjadi 1.089,34 pada
tanggal 28 Otober 2008.
3.3 BAPEPAM-LK
OJK dibentuk berdasarkan UU No. 21 Tahun 2011. Berdasarkan pasal 1, OJK adalah
lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain. OJK mempunyai fungsi,
tugas dan wewenang dalam hal :
Pengaturan (regulation)
Pengawasan (supervision)
Pemeriksaan (inspection)
Penyidikan (investigation)
Pasal 2 dijelaskan bahwa Dewan Komisioner adalah pemimpin tertinggi OJK yang bersifat
kolektif dan kolegial.
Pasal 4, tujuan dibentuknya OJK agar keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa keuangan :
Pasal 6, menjelaskan bahwa OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap
kegiatan jasa keuangan di :
Sektor Perbankan
Sektor Pasar modal
Sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Keuangan Lainnya
3.5 PROSEDUR PENDAFTARAN SEKURITAS DI BEI
Jenis transaksi :
Harga saham ditawar dengan kelipatan nilai tertentu disebut fraksi. Mulai 6
Januari 2014 BEI menetapkan 1 Lot sebanyak 100 lembar saham, dan juga
mengelompokkan fraksi menjadi 3 :
Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indicator untuk mengamati pergerakan harga
dari sekuritas-sekuritas. Beberapa indeks yang dimiliki BEI :
Setelah transaksi perdagangan terjadi di lantai bursa, pekerjaan lain yang harus
dilakukan yaitu pekerjaan administrasi, pembayaran dan penerbitan sertifikasi kepemilikan.
Proses penyelesaian pekerjaan ini disebut kliring yang ditangani oleh PT Kliring Pinjaman
Efek Indonesia (KPEI) (sebelumnya adalah PT Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) dan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Pada bulan Januari 1994 PT KDEI telah berhasil mencoba sistem kliring untuk
pertama kalinya, sistem ini disebut netting yaitu sistem yang dapat menghitung penghasilan
neto dari dana dan efek terhadap seluruh transaksi yang dilakukan oleh anggota bursa pada
satu hari kerja bursa. Dengan sistem netting maka penyelesaian transaksi akan lebih mudah
diselesaikan. Target utama lain dari PT KPEI adalah mengembangkan dan menerapkan
sistem penyelesaian transaksi tanpa sertifikat.