NIM : 01044821719001
Dosen Pengajar :
Emiliya Yuniarti, S.E., Ak., M.Si.Ak.
Leland and Angle Goldberg pada Tahun 1993. ACS merupakan perusahaan konsultan
Sebagaimana ACS yang terus berkembang, penting untuk diingat bahwa para pendiri
ACS mengatasi masalah yang terjadi di setiap kantor karena model bisnis
telah menjadi bagian yang sangat penting dari manajemen strategis dari ACS, dan
telah bekerja sangat baik di masa lalu karena para pendiri ACS mampu menyebarkan
filosofi klien mereka dan gaya bisnis di seluruh organisasi saat organisasi tersebut
relatif kecil. Namun, sebagai organisasi berkembang dari Boston ke tiga pasar lainnya
(San Jose, Detroit, dan Philadelphia), filosofi organisasi yang diterapkan untuk bisnis
kecil tidak lagi diterapkan pada hal yang baru, yaitu memperluas organisasi.
Tetapi sebelum membahas solusi jangka panjang, hal yang penting untuk difokuskan
Perbaikan jangka pendek hanya akan bersifat sementara, sehingga organisasi dapat
menentukan sendiri waktu untuk bekerja diluar solusi jangka panjang untuk berbagai
masalah yang timbul pada pertemuan para pendiri ACS di bulan Agustus 2010. Isu-
insentif.
Isu-isu ini akhirnya berasal dari kurangnya kontrol dalam proses bisnis di
kantor independen. Pikiran para pendiri ACS sangat melekat pada sistem yang telah
substansial. Namun, suatu point timbul ketika desentralisasi harus diimbangi dengan
sistem formal untuk menjamin manajemen bahwa unit bisnis beroperasi dengan
oleh ACS adalah sistem disentralisasi. Yang pada dasarnya ACS memiliki 5
menjadi langkah untuk pemberdayaan pada setiap kantor cabang. Tetapi selama
sulitnya melakukan controlling oleh ACS terhadap kantor cabang. Hal ini
dari owner ACS sendiri yang mana kantor cabang di control oleh partner yang
termasuk mitra kerja ACS. Ini menjadi sebuah permasalahan tersendiri bagi ACS.
pembayaran kepada klien dengan cara yang berbeda. Pada dasarnya pemungutan
pembayaran klien dilakukan di awal atau di akhir. Tetapi San Josse Office
melakukannya secara perbulan. Hal ini tidak disetujui oleh owner ACS sendiri.
Dimana partner dari San Josse Office yakni Douglas Crowley yang harusnya
Sedangkan klien yang bersifat kecil tidak terfokuskan. Ini menjadi permasalahan
e. Permasalahan Philadelphia
Permasalahannya ialah tidak diketahuinya anggaran mengenai biaya. Padahal
biaya atau kita katakan sebagai pengeluaran itu tidak ada. Ini menjadi
permasalahan karena bisa bisa cost tidak terasa semakin besar dan dapat
merugikan perusahaan.
keluar dari visi dan misi owner perusahaan. Improvisasi berlebihan tersebut juga
dimotori oleh partner selaku mitra ACS yang seakan-akan kantor cabang sudah
dengan baik.
4. Orang ingin melakukan inovasi.
Pada dasarnya orang ingin melakukan 4 poin hal hal di atas. Namun demikian,
ada hal hal yang menghambat kemudian disebut sebagai Organizational Block.
pengendalian stratejik yang disebut dengan Four Levers of Control yang terdiri
atas 4 bagian namun kita hanya membahas 2 diantaranya yakni belief system dan
boundary system.
a. Belief System
Intinya belief system mengandalkan pernyataan misi dan nilai yang dimiliki
b. Boundary System
Berkaitan dengan memberikan batasan pada pernyataan misi dan nilai. Sehingga
orang orang di dalam perusahaan memahami apa yang diperbolehkan dan tidak
problem pada setiap kantor cabang dikarenakan tidak adanya aturan yang
mengikat kantor cabang tersebut agar tetap berjalan sesuai dengan tujuan
perusahaan. Maka dari itu dibentuklah sistem sentralisasi namun pada garis
besarnya saja. Artinya kantor cabang tetap bisa melakukan improvisasi dalam
berlaku pada setiap kantor cabang. Aturan yang bersifat sentralisasi tersebut
adalah :
a. Setiap kantor cabang memiliki Petty Cash dengan nominal yang
ditentukan.
b. Anggaran oprasional dan apabila terdapat perikatan klien setiap kantor
visi dan misi perusahaan. Namun kantor cabang tetap diberikan kesempatan
rutin terhadap seluruh karyawan yang ada di kantor cabang. Hal ini guna
memiliki satu tujuan yang sama. Training bisa dilakukan dengan pengadaan
Daftar Pustaka
Modul Chartered Accountant: Akuntansi manajemen Lanjutan. 2015. Ikatan Akuntan
Indonesia.
Robert Simons (2000). Performance Measurement and Control Systems for
Implementing Strategy. Prentice-Hal