Dosen Pengajar:
Drs. Ubaidillah, MM., Ak., CPA
I. Pendahuluan
Standar Audit SA 240 Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode
yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1
Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain
Emiten.
Ruang Lingkup
Standar Audit (SA) ini berhubungan dengan tanggung jawab auditor yang terkait
dengan kecurangan, dalam suatu audit atas laporan keuangan. Secara spesifik, SA ini
memperluas bagaimana SA 315 dan SA 330 harus diterapkan dalam kaitannya dengan
risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan.
Karakteristik Kecurangan
Kesalahan penyajian dalam laporan keuangan dapat timbul karena kecurangan atau
kesalahan. Faktor yang membedakan antara kecurangan dan kesalahan adalah apakah
tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya kesalahan penyajian dalam
laporan keuangan, adalah tindakan yang disengaja atau tidak disengaja.
Meskipun kecurangan merupakan konsep hukum yang luas, untuk kepentingan SA ini,
auditor berkepentingan terhadap kecurangan yang menyebabkan kesalahan penyajian
material dalam laporan keuangan. Terdapat dua tipe kesalahan penyajian yang relevan
dengan pertimbangan auditor kesalahan penyajian yang timbul dari pelaporan keuangan
yang mengandung kecurangan dan kesalahan penyajian yang timbul karena perlakuan
tidak semestinya terhadap aset. Meskipun auditor dapat menduga atau, dalam kasus yang
jarang terjadi, mengidentifikasi terjadinya kecurangan, auditor tidak membuat penentuan
secara hukum mengenai apakah kecurangan benar-benar telah terjadi.
Seperti yang telah dijelaskan dalam SA 200,dampak potensial akibat keterbatasan bawaan
adalah signifikan khususnya dalam kasus kesalahan penyajian yang disebabkan oleh
kecurangan. Risiko tidak terdeteksinya kesalahan penyajian material yang diakibatkan
oleh kecurangan lebih tinggi daripada risiko tidak terdeteksinya kesalahan penyajian
material yang diakibatkan oleh kesalahan. Hal ini disebabkan kecurangan mungkin
melibatkan skema yang canggih dan terorganisasi secara cermat yang dirancang untuk
menutupinya, seperti pemalsuan, secara sengaja gagal mencatat transaksi, atau penyajian
keliru yang disengaja kepada auditor. Usaha-usaha penyembunyian tersebut mungkin
akan lebih sulit untuk dideteksi jika disertai dengan kolusi. Kolusi dapat menyebabkan
auditor percaya bahwa bukti audit meyakinkan, walaupun pada kenyataannya bukti
tersebut palsu. Kemampuan auditor untuk mendeteksi kecurangan tergantung pada faktor-
faktor seperti kemahiran pelaku, frekuensi dan luasnya manipulasi, tingkat keterlibatan
kolusi, ukuran relatif jumlah individual yang dimanipulasi, dan senioritas individu-
individu yang terlibat. Meskipun auditor mungkin dapat mengidentifikasi peluang
potensial terjadinya kecurangan, sulit bagi auditor untuk menentukan apakah kesalahan
penyajian dalam area pertimbangan seperti estimasi akuntansi disebabkan oleh
kecurangan atau kesalahan.
Di samping itu, risiko auditor tidak dapat mendeteksi kesalahan penyajian material yang
diakibatkan oleh kecurangan yang dilakukan oleh manajemen lebih tinggi daripada
kecurangan yang dilakukan oleh karyawan, karena manajemen sering kali berada dalam
posisi, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk memanipulasi catatan
akuntansi, menyajikan informasi keuangan yang tidak benar, mengesampingkan prosedur
pengendalian yang dirancang untuk mencegah kecurangan yang serupa yang dapat
dilakukan oleh karyawankaryawan lainnya.
Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk:
a. Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan
keuangan yang diakibatkan oleh kecurangan;
b. Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan penilaian risiko kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan, melalui perancangan
dan implementasi respons yang tepat; dan
c. Memberikan respons terhadap kecurangan atau dugaan kecurangan yang diidentifikasi
selama audit.
II. Pembahasan
Pembahasan Diantara Tim Perikatan
SA 315 mensyaratkan adanya pembahasan di antara anggota tim perikatan dan penentuan
oleh rekan perikatan tentang hal-hal yang akan dikomunikasikan kepada anggota tim
yang tidak terlibat dalam pembahasan. Pembahasan ini akan menekankan secar khusus
tentang bagaimana dan di mana dalam laporan keuangan entitas mungkin rentan terhadap
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan, termasuk bagaimana
kecurangan dapat terjadi. Pembahasan harus terjadi yang di dalamnya, anggota tim
perikatan mengesampingkan keyakinan bahwa manajemen dan pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola adalah jujur dan berintegritas.
Auditor harus meminta keterangan dari manajemen, dan pihak lain dalam entitas jika
dipandang tepat, untuk menentukan apakah mereka memiliki pengetahuan mengenai
setiap kecurangan yang aktual, diduga, atau dicurigai yang berdampak pada entitas.
Untuk entitas yang memiliki fungsi audit internal, auditor harus meminta keterangan dari
bagian audit internal untuk menentukan apakah mereka memiliki pengetahuan mengenai
setiap kecurangan yang aktual, diduga, atau dicurigai yang berdampak pada entitas, dan
untuk memperoleh pandangan mereka tentang risiko kecurangan.
Kecuali semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam pengelolaan
entitas, auditor harus mewawancarai pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola untuk
menentukan apakah mereka memiliki pengetahuan mengenai setiap kecurangan yang
aktual, diduga, atau dicurigai yang berdampak pada entitas. Permintaan keterangan
tersebut dilakukan sebagai bagian untuk menguatkan respons dari
permintaan keterangan kepada manajemen.
Informasi Lain
Auditor harus mempertimbangkan apakah informasi lain yang diperoleh auditor
mengindikasikan adanya risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan.
Ketika mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan
oleh kecurangan, auditor harus mengevaluasi (berdasarkan asumsi bahwa terdapat risiko
kecurangan dalam pengakuan pendapatan) tipe pendapatan, transaksi pendapatan, atau
asersi yang menimbulkan risiko kecurangan tersebut. Paragraf 47 menetapkan
dokumentasi yang disyaratkan yang di dalamnya auditor menyimpulkan bahwa asumsi
tersebut tidak berlaku dalam kondisi tertentu perikatan dan, oleh karena itu, belum
mengindetifikasi pengakuan pendapatan sebagai suatu risiko kesalahan penyajian material
yang diakibatkan oleh kecurangan.
Auditor harus memperlakukan hasil penilaian risiko kesalahan penyajian material yang
diakibatkan oleh kecurangan sebagai risiko signifikan dan oleh karena itu, sepanjang
belum dilaksanakan demikian, auditor harus memperoleh suatu pemahaman mengenai
pengendalian entitas yang terkait, termasuk aktivitas pengendalian, yang relevan dengan
risiko tersebut.
Respons Keseluruhan
Sesuai dengan SA 330, auditor harus menentukan respons keseluruhan terhadap hasil
penilaian risiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan pada
tingkat laporan keuangan.
Prosedur Audit yang Responsif terhadap Risiko yang Terkait dengan Pengabaian
Pengendalian oleh Manajemen
Manajemen berada pada posisi yang unik untuk melakukan kecurangan karena
kemampuan manajemen untuk memanipulasi catatan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan yang mengandung kecurangan melalui pengabaian pengendalian yang
seharusnya berjalan secara efektif. Meskipun tingkat risiko pengabaian pengendalian oleh
manajemen berbeda antara entitas yang satu dengan yang lain, risiko tersebut akan selalu
ada pada semua entitas. Mengingat tidak dapat diprediksi terjadinya pengabaian
pengendalian oleh manajemen, maka hal ini merupakan risiko kesalahan penyajian
material yang diakibatkan oleh kecurangan, dan oleh karena itu, merupakan risiko
signifikan.
Auditor harus menentukan apakah, dalam merespons risiko pengabaian pengendalian oleh
manajemen yang diidentifikasi, auditor perlu melaksanakan prosedur audit lain sebagai
tambahan atas prosedur spesifik yang dirujuk di atas (ketika terdapat risiko tambahan
yang spesifik atas pengabaian pengendalian oleh manajemen yang tidak tercakup sebagai
bagian dari prosedur yang dilaksanakan untuk memenuhi ketentuan dalam paragraf 32).
Jika auditor mengonfirmasikan bahwa, atau tidak dapat menyimpulkan tentang apakah,
laporan keuangan kesalahan penyajian secara material yang diakibatkan oleh kecurangan,
maka auditor harus mengevaluasi dampaknya terhadap audit.
Representasi Tertulis
Auditor harus memperoleh representasi tertulis dari manajemen dan, jika relevan, pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola tentang:
(a) Mereka menyatakan tanggung jawab mereka untuk merancang,
mengimplementasikan, dan memelihara pengendalian internal untuk mencegah dan
mendeteksi kecurangan;
(b) Mereka telah mengungkapkan kepada auditor, hasil penilaian manajemen atas risiko
laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan;
(c) Mereka telah mengungkapkan kepada auditor pengetahuan mereka mengenai
kecurangan atau dugaan kecurangan yang memengaruhi entitas, yang melibatkan:
(i) Manajemen;
(ii) Karyawan yang memiliki peran signifikan dalam pengendalian internal; atau
(iii) Karyawan lainnya yang bisa membuat kecurangan mungkin berdampak material
terhadap laporan keuangan; dan
(d) Mereka telah mengungkapkan kepada auditor pengetahuan mereka mengenai adanya
dugaan kecurangan, yang berdampak terhadap laporan keuangan entitas, yang
dikomunikasikan oleh karyawan, mantan karyawan, analis, badan pengatur atau
pihakpihak lainnya.
Komunikasi Kepada Manajemen dan Pihak yang Bertanggung Jawab Atas Tata
Kelola
Jika auditor telah mengidentifikasi adanya kecurangan atau telah memperoleh informasi
yang mengindikasikan kemungkinan adanya kecurangan, maka auditor harus
mengomunikasikan dengan segera hal tersebut kepada tingkat manajemen yang tepat,
dengan tujuan untuk menginformasikan kepada pihak yang memiliki tanggung jawab
utama untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan tentang hal-hal relevan dengan
tanggung jawab mereka.
Kecuali semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam pengelolaan
entitas, dalam hal auditor telah mengidentifikasi atau menduga adanya kecurangan yang
melibatkan:
(a) Manajemen;
(b) Karyawan yang memiliki peran penting dalam pengendalian internal; atau
(c) Karyawan lainnya yang bisa membuat kecurangan mungkin berdampak material
terhadap laporan keuangan,maka auditor harus mengomunikasikan secara tepat waktu
hal tersebut kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Jika auditor menduga
manajemen terlibat dalam kecurangan, maka auditor akan mengomunikasikan dugaan ini
kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan membahas dengan mereka
tentang sifat, saat dan luas prosedur audit yang diperlukan untuk menyelesaikan audit.
Auditor harus mengomunikasikan kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
tentang hal-hal lainnya yang berkaitan dengan kecurangan, yang menurut pertimbangan
auditor, relevan dengan tanggung jawab mereka.
Dokumentasi
Auditor harus memasukkan hal-hal berikut dalam dokumentasi audittentang pemahaman
auditor atas entitas dan lingkungannya serta penilaian risiko kesalahan penyajian material
yang disyaratkan oleh SA 315:13
(a) Keputusan signifikan yang dicapai selama pembahasan di antara tim perikatan terkait
dengan dugaan kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan entitas yang
diakibatkan oleh kecurangan; dan
(b) Risiko kesalahan penyajian material yang telah diidentifikasi dan ditentukan yang
diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
Auditor harus memasukkan hal berikut dalam dokumentasi audit tentang respons auditor
atas risiko yang ditentukan atas kesalahan penyajian material, yang disyaratkan oleh SA
330:
(a) Respons keseluruhan terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah
ditentukan yang diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat laporan keuangan dan sifat,
saat, dan luas prosedur audit, serta hubungan prosedur tersebut dengan risiko yang
ditentukan atas kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan pada
tingkat asersi; dan
(b) Hasil pelaksanaan prosedur audit tersebut, termasuk prosedur audit yang dirancang
untuk merespons risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen.
Jika auditor telah menyimpulkan bahwa dugaan adanya risiko kesalahan penyajian
material yang diakibatkan oleh kecurangan terkait dengan pengakuan pendapatan tidak
dapat berlaku dalam kondisi perikatan, maka auditor harus mencantumkan dalam
dokumentasi audit alasan yang mendasari kesimpulan tersebut.
STANDAR AUDIT (SA) 700
Ruang Lingkup
1. Standar Audit (SA) ini mengatur tanggung jawab auditor dalam merumuskan suatu opini atas
laporan keuangan. SA ini juga mengatur bentuk dan isi laporan auditor yang diterbitkan sebagai
hasil suatu audit atas laporan keuangan.
2. SA 705 dan SA 706 mengatur bagaimana bentuk dan isi laporan auditor dipengaruhi ketika
auditor menyatakan suatu opini modifikasian atau mencantumkan suatu paragraf penekanan atau
suatu paragraf hal lain dalam laporan auditor.
3. SA ini ditulis dalam konteks laporan keuangan bertujuan umum yang lengkap. SA 800 mengatur
pertimbangan-pertimbangan khusus ketika laporan keuangan disusun berdasarkan suatu kerangka
bertujuan khusus. SA 805 mengatur pertimbanganpertimbangan khusus yang relevan dengan suatu
audit atas laporan keuangan tunggal atau unsur, akun, atau pos tertentu suatu laporan keuangan.
4. SA ini mendorong konsistensi dalam laporan auditor. Konsistensi dalam laporan auditor, ketika
audit telah dilaksanakan berdasarkan SA, mendukung kredibilitas dalam pasar global dengan
membuat audit tersebut (yang telah dilaksanakan berdasarkan standar yang diakui secara global)
lebih siap dapat teridentifikasi. SA ini juga membantu peningkatan pemahaman pengguna laporan
keuangan dan pengidentifikasian kondisikondisi yang tidak biasa ketika terjadi.
Tujuan
a. Untuk merumuskan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan suatu evaluasi atas
kesimpulan yang ditarik dari bukti audit yang diperoleh; dan
b. Untuk menyatakan suatu opini secara jelas melalui suatu laporan tertulis yang juga menjelaskan
basis untuk opini tersebut.
Definisi
(a) Laporan keuangan bertujuan umum: Laporan keuangan yang disusun berdasarkan suat
kerangka bertujuan umum.
(b) Kerangka bertujuan umum: Suatu kerangka pelaporan keuangan yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi keuangan umum dari banyak pengguna laporan keuangan.
Kerangka pelaporan keuangan dapat berupa suatu kerangka pelaporan wajar atau suatu kerangka
kepatuhan. Istilah kerangka pelaporan wajar digunakan untuk merujuk pada suatu kerangka
pelaporan keuangan yang mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan dalam kerangka tersebut
dan: (i) Mengakui secara eksplisit atau implisit bahwa, untuk mencapai penyajian laporan
keuangan yang wajar, kemungkinan perlu bagi manajemen untuk menyediakan pengungkapan
yang melebihi pengungkapan yang telah ditentukan oleh kerangka tersebut; atau(ii) Mengakui
secara eksplisit bahwa kemungkinan perlu bagi manajemen untuk menyimpang dari suatu
ketentuan kerangka untuk mencapai penyajian laporan keuangan yang wajar. Penyimpangan
tersebut hanya dapat dilakukan bila dianggap perlu dalam kondisi yang sangat jarang.
Istilah kerangka kepatuhan digunakan untuk merujuk pada suatu kerangka pelaporan keuangan
yang mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan dalam kerangka tersebut, tetapi tidak
mengandung pengakuan dalam butir (i) atau (ii) tersebut di atas.
(c) Opini tanpa modifikasian: Opini yang dinyatakan oleh auditor ketika auditor menyimpulkan
bahwa laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
Pengacuan pada laporan keuangan dalam SA ini berarti suatu laporan keuangan bertujuan
umum yang lengkap, termasuk catatan atas laporan keuangan terkait. Catatan atas laporan
keuangan terkait pada umumnya meliputi suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan
informasi penjelasan lainnya. Ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku menentukan
bentuk dan isi laporan keuangan, dan apa yang merupakan suatu laporan keuangan lengkap.
Pengacuan pada Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dalam SA ini berarti Standar
Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia, dan pengacuan pada Standar Akuntansi Pemerintahan berarti Standar Akuntansi
Pemerintahan yang ditetapkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan Kementerian
Keuangan Republik Indonesia.
KETENTUAN
Auditor harus merumuskan suatu opini tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua
hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Untuk merumuskan opini tersebut, auditor harus menyimpulkan apakah auditor telah memperoleh
keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Kesimpulan
tersebut harus memperhitungkan:
(a) Kesimpulan auditor, berdasarkan SA 330, apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah
diperoleh;
(b) Kesimpulan auditor, berdasarkan SA 450, apakah kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi
adalah material, baik secara invidual maupun secara kolektif;dan
Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material,
sesuai dengan ketentuan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Pengevaluasian
tersebut harus mencakup pertimbangan atas aspek kualitatif praktik akuntansi entitas, termasuk
indikator kemungkinan penyimpangan dalam pertimbangan manajemen.
Secara khusus, auditor harus mengevaluasi apakah, dari sudut pandang ketentuan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku:
(a) Laporan keuangan mengungkapkan kebijakan akuntansi signifikan yang dipilih dan diterapkan
secara memadai;
(b) Kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan konsisten dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku dan sudah tepat;
(d) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah relevan, dapat diandalkan, dapat
diperbandingkan, dan dapat dipahami;
(e) Laporan keuangan menyediakan pengungkapan yang memadai untuk memungkinkan pengguna
laporan keuangan yang dituju memahami pengaruh transaksi dan peristiwa material terhadap
informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan; dan
(f) Terminologi yang digunakan dalam laporan keuangan, termasuk judul setiap laporan keuangan,
sudah tepat.
Ketika laporan keuangan disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, pengevaluasian
yang diharuskan oleh paragraf 1213 juga harus mencakup apakah laporan keuangan mencapai
penyajian wajar. Pengevaluasian auditor tentang apakah laporan keuangan mencapai penyajian
wajar harus mencakup pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:
(a) Penyajian, struktur, dan isi laporan keuangan secara keseluruhan; dan
(b) Apakah laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan terkait, mencerminkan
transaksi dan peristiwa yang mendasarinya dengan suatu cara yang mencapai penyajian wajar.
Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan merujuk secara memadai pada, atau
menjelaskan, kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. (Ref: Para. A5A10)
Bentuk Opini
Auditor harus menyatakan opini tanpa modifikasian bila auditor menyimpulkan bahwa laporan
keuangan disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku.
Jika auditor:
(a) Menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan keuangan secara
keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material; atau
(b) Tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan penyajian material; auditor harus memodifikasi
opininya dalam laporan auditor berdasarkan SA 705.
Jika laporan keuangan disusun sesuai dengan ketentuan suatu kerangka penyajian wajar tidak
mencapai penyajian wajar, maka auditor harus mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen dan,
tergantung dari ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan bagaimana hal tersebut
diselesaikan, harus menentukan apakah perlu untuk memodifikasi opininya dalam laporan auditor
berdasarkan SA 705.
Ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan suatu kerangka kepatuhan, auditor tidak
diharuskan untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan mencapai penyajian wajar. Namun, jika
dalam kondisi yang sangat jarang terjadi, auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tersebut
menyesatkan, maka auditor harus mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen dan, tergantung
dari bagaimana hal tersebut diselesaikan, harus menentukan apakah, dan bagaimana,
mengomunikasikan hal tersebut dalam laporan auditor.
(a) Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit atas angka-angka
dan pengungkapan dalam laporan keuangan;
(b) Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan
maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan
pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas untuk merancang
prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi tidak untuk tujuan menyatakan suatu
pendapat atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Dalam kondisi ketika auditor juga
memiliki suatu tanggung jawab untuk menyatakan suatu pendapat atas keefektivitasan
pengendalian internal dalam kaitannya dengan audit atas laporan keuangan, auditor harus
mengabaikan frasa bahwa pertimbangan auditor atas pengendalian internal bukan untuk tujuan
menyatakan suatu pendapat atas keefektivitasan pengendalian internal; dan
(c) Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan
dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan.
Ketika laporan keuangan disusun berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, penjelasan tentang
audit dalam laporan auditor harus merujuk pada penyusunan dan penyajian wajar laporan
keuangan entitas.
Laporan auditor harus menyatakan bahwa auditor meyakini bahwa bukti audit yang telah diperoleh
oleh auditor sudah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini auditor. Opini
Auditor
Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan yang disusun
berdasarkan suatu kerangka penyajian wajar, laporan auditor harus (kecuali jika diharuskan lain
oleh peraturan perundang-undangan) menggunakan frasa di bawah ini: Laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, .. sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia.
Ketika menyatakan suatu opini tanpa modifikasian atas laporan keuangan yang disusun
berdasarkan suatu kerangka kepatuhan, opini auditor harus menyatakan bahwa laporan keuangan
disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Jika rujukan pada kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam opini auditor bukan pada
Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia atau Standar Akuntansi Pemerintahan, maka opini
auditor harus mengidentifikasi yurisdiksi asal kerangka tersebut.Tanggung Jawab Pelaporan
Lainnya
Jika auditor menyatakan tanggung jawab pelaporan lainnya dalam laporan auditor atas laporan
keuangan yang merupakan tambahan terhadap tanggung jawab auditor berdasarkan SA untuk
melaporkan laporan keuangan, maka tanggung jawab pelaporan lain tersebut harus dinyatakan
dalam suatu bagian terpisah dalam laporan auditor yang diberi judul Pelaporan Lain atas
Ketentuan Hukum dan Regulasi, atau judul lain yang dianggap tepat menurut isi bagian ini.
Jika laporan auditor mengandung suatu bagian terpisah atas tanggung jawab pelaporan lainnya,
maka judul, pernyataan, dan penjelasan yang dirujuk dalam paragraf 2337 harus diberi subjudul
Pelaporan atas Laporan Keuangan. Bagian Pelaporan Lain atas Ketentuan Hukum dan
Regulasi harus disajikan setelah bagian Pelaporan atas Laporan Keuangan.