Anda di halaman 1dari 49

BAB 23

MENGIDENTIFIKASI
RISIKO BAWAAN
KELOMPOK 3 :
1. DELA REZKI AMELIA (1962201084)

2. DES ROHANDI SIREGAR (1962201081)

3. DEVI APRILIANTI (1962201087)

4. RIZKY LILIYANI PASARIBU (1962201096)

5. SOFIAH MARTINI (1962201083)


ISAs yang menjadi acuan bab ini adalah ISA 240 dan
ISA 315.
Berikut ini terjemahan dari ISA 240 alinea 10 dan ISA
315 alinea 3 tentang tujuan auditor pada tahap ini.
 ISA 240.10
Tujuan auditor adalah :
a) Mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material
dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan
b) Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai
risiko salah saji material yang dinilai, yang disebabkan oleh
kecurangan, dengan merancang dan mengimplementasi
tanggapan yang tepat
c) Menanggapi dengan tepat kecurangan atau dugaan
mengenai kecurangan yang diidentifikasi selama audit
(berlangsung).
 ISA 315.3
Tujuan auditor adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah
saji yang material, yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan tingkat asersi,
melalui pemahaman tentang entitas dan lingkungannya,
termasuk Pengendalian internnya, yang akan memberikan
dasar untuk merancang dan mengimplementasi tanggapan
terhadap risiko salah saji material yang dinilai.
Berikut ini terjemahan alinea tertentu dari ISA 200, ISA 240, dan ISA
315 yang relevan dengan pembahasan dalam bab ini.

 ISA 200.13
Untuk tujuan ISAs istilah-istilah berikut mempunyai makna seperti
dijelaskan di bawah.
(n) Risk of material misstatement (risiko salah saji yang material)-
Risiko di mana laporan keuangan di salah sajikan secara material,
sebelum audit dilakukan. Risiko ini terdiri atas dua komponen yang
dijelaskan sebagai berikut pada tingkat asersi.
I. Inherent Risk (risiko bawaan)-kerentanan asersi mengenai jenis
transaksi, saldo akun atau pengungkapan (disclosure) terhadap salah
saji yang dapat (bersifat) material, secara terpisah/sendiri-sendiri
atau secara tergabung/agregat dengan salah saji lainnya, sebelum
memperhitungkan pengendalian terkait (atau pengendalian yang
dimaksud untuk mengatasi atau memitigasi risiko bawaan)

II. Control risk (risiko pengendalian)-risiko dimana salah saji dapat


terjadi dalam asersi mengenai jenis transaksi, saldo akun atau
pengungkapan (disclosure) dan bisa (bersifat) material, secara
terpisah/sendiri-sendiri atas secara tergabung/agregat dengan salah
saji lainnya, yang tidak dapat dicegah atau dideteksi dan dikoreksi,
pada waktunya boleh pengendalian intern entitas.
• ISA 240.11
Untuk tujuan ISAs istilah-istilah berikut mempunyai makna seperti
dijelaskan di bawah.
a) Fraud (kecurangan)-Perbuatan yang disengaja oleh seseorang atau
beberapa orang di antara manajemen, TCWG (those charged with
governance), pegawai, atau pihak ketiga, dengan menipu untuk
memperoleh keuntungan yang tidak dapat dibenarkan atau
keuntungan yang tidak sah/melawan hukum.

b) Fraud risk factors (faktor-faktor risiko kecurangan)-


Peristiwa atau kondisi yang mengindikasikan adanya
insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan atau
memberikan peluang untuk melakukan kecurangan.
 ISA 240.12
Sesuai dengan ISA 200, auditor wajib mempertahankan skeptisisme
profesional sepanjang Audit, menyadari kemungkinan terjadinya salah saji
material yang disebabkan oleh kecurangan material, sekalipun pengalaman
masa lalu mengenai kejujuran dan integritas manajemen dan TCWG.

 ISA 240.13
Kecuali jika auditor mempunyai alasan untuk berpikir sebaliknya, auditor
boleh menganggap catatan dan dokumen itu sebagai asli. Jika ditemukan
kondisi (selama audit) yang menyebabkan auditor percaya bahwa dokumen
itu tidak autentik atau syarat-syarat dalam dokumen itu sudah diubah
tetapi tidak diungkapkan kepada auditor, auditor wajib menginvestigasi (hal
ini) lebih lanjut.
 ISA 240.15
ISA 315 mengharuskan pembahasan di antara anggota tim
(audit) dan dengan keputusan partner penugasan mengenai
hal-hal yang harus dikomunikasikan kepada anggota tim yang
tidak terlibat dalam pembahasan. Pembahasan ini harus
menekankan bagaimana dan dimana laporan keuangan
rentan terhadap salah saji material dalam laporan keuangan
yang disebabkan oleh kecurangan, termasuk bagaimana
kecurangan bisa terjadi.
 ISA 240.17
Auditor wajib bertanya kepada manajemen tentang:
a) Penilaian manajemen terhadap risiko salah saji yang material
dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh kecurangan,
termasuk sifat, luas, dan frekuensi (manajemen melakukan)
penilaian
b) Proses manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi
risiko kecurangan dalam entitas, termasuk risiko yang spesifik
mengenai kecurangan yang diidentifikasi oleh manajemen atau
yang telah dilaporkan kepadanya, atau jenis transaksi, saldo
akun atau pengungkapan (disclosure) di mana risiko
kecurangan sangat mungkin ada
c) Komunikasi manajemen, jika ada, dengan TCWG (those charged
with governance) mengenai proses manajemen untuk
mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam entitas
d) Komunikasi manajemen, jika ada, dengan pegawai mengenai
pandangan manajemen tentang praktik bisnis dan perilaku etis

 ISA 240.18
Auditor wajib menanyakan kepada manajemen, dan orang lain
yang tepat dalam entitas itu, untuk menentukan apakah mereka
tahu mengenai kecurangan yang sebenarnya ada, diduga ada atau
ditujukan kepada entitas.
 ISA 240.22
Auditor wajib mengevaluasi apakah hubungan yang tidak biasa (unusual or
unexpected relationships) yang sudah diidentifikasi ketika melaksanakan prosedur
analitikal, termasuk yang berkaitan dengan akun pendapatan, mengidentifikasikan
risiko salah saji yang material karena kecurangan.

 ISA 240.23
Auditor wajib mempertimbangkan apakah informasi lain yang diperoleh auditor
mengindikasikan risiko salah saji yang material karena kecurangan.
 ISA 240.24
Auditor wajib mengevaluasi apakah informasi yang diperoleh
dari prosedur penilaian risiko lainnya dan kegiatan terkait,
mengindikasikan bahwa satu atau lebih faktor risiko
kecurangan memang ada.

 ISA 240.44
Auditor wajib memasukkan hal-hal berikut dalam
dokumentasi audit mengenai pemahaman auditor terhadap
entitas dan lingkungannya serta penilaian mengenai risiko
salah saji material yang ditetapkan ISA 315.
a) Keputusan penting yang dicapai dalam pemahaman
pembahasan dengan anggota tim audit mengenai
kerentanan laporan keuangan entitas terhadap salah saji
yang material karena kecurangan
b) Risiko salah saji yang material, yang teridentifikasi dan
melalui penilaian risiko, pada tingkat laporan keuangan dan
tingkat asersi.
 ISA 315.11
Auditor wajib memperoleh pemahaman mengenai berikut.
a) Industri, faktor perundangan dan faktor eksternal lainnya
termasuk kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku/diterapkan.
b) Sifat entitas, termasuk:
i. Operasinya
ii. Struktur kepemilikan dan governance
iii. Jenis investasi/penanaman dan rencana penanaman,
termasuk penanaman dalam entitas dengan tujuan khusus
(special-purpose entities)
iv.Bagaimana permodalan entitas distruktur dan bagaimana;
hal ini memungkinkan auditor memahami jenis transaksi,
saldo akun atau pengungkapan (disclosure) yang
diharapkan terlihat dalam laporan keuangan
c) Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas,
termasuk alasan mengubah kebijakan itu.
d) Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang
dapat mengakibatkan salah saji yang material.
e) Pengukuran dan review atas neraca keuangan entitas.
SELAYANG PANDANG
Identifikasi risiko merupakan pondasi dari suatu Audit. Identifikasi risiko
didasarkan kepada, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari,
prosedur yang dilaksanakan auditor untuk memahami entitas dan
lingkungannya.

Tujuan tahap penilaian risiko (tahap pertama dalam proses audit) adalah
mengidentifikasi sumber-sumber risiko, dan dia menilai apakah risiko
risiko ini mungkin menjadi sebab salah saji yang material dalam laporan
keuangan.

Oleh karena itu, tahap pertama dalam proses audit (tahap risk
assessment) terdiri atas dua bagian, Yani penentuan atau identifikasi
risiko (risk identification) dan penilaian risiko itu sendiri (risk assessment).
Prosedur identifikasi risiko dan prosedur penilaian risiko
dapat dijelaskan sebagai berikut

 Dalam proses identifikasi risiko pertanyaan auditor apa


yang bisa salah yang menyebabkan salah saji dalam
laporan keuangan?
 Auditor mencari jawaban atas pertanyaan itu dengan
melaksanakan prosedur penilaian risiko
 Dalam prosedur penilaian risiko ini, auditor berupaya
mengidentifikasi risiko melalui pemahamannya terhadap
identitas dan lingkungannya, seperti: (1) tujuan entitas, (2)
faktor eksternal, (3) sifat entitas, (4) kebijakan akuntansi,
(5) pengukuran kinerja keuangan, dan (6) pengendalian
internal.
 Proses pemahaman dalam butir di atas daftar dari sejumlah
faktor risiko bisnis dan faktor risiko kecurangan (business
and fraud risk factors).
JENIS RISIKO
Ada dua klasifikasi utama mengenai risiko, yakni risiko bisnis
(business risk) dan risiko kecurangan (fraud risk). Dalam
kedua risiko ini ada kemungkinan salah saji yang material.
Perbedaannya ialah, risiko kecurangan mengandung unsur
kesengajaan.
Suatu risiko mungkin berpeluang merupakan risiko bisnis
dan sekaligus risiko kecurangan. Sebagai contoh, sistem
akuntansi yang baru menimbulkan ketidakpastian, kesalahan
dapat terjadi sementara pegawai belajar menangani sistem
baru.
RISIKO BISNIS (BUSINESS RISK)

Istilah risiko bisnis, tidak merupakan sekadar risiko salah saji yang
material dalam laporan keuangan. Risiko bisnis berasal dari kondisi,
peristiwa, situasi, tindakan bahkan "tidak mengambil tindakan"(inactions)
yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan perusahaan
mencapai tujuannya dan melaksanakan strateginya.

Risiko bisnis juga meliputi peristiwa yang timbul akibat perubahan,


kompleksitas, atau gagal melihat kebutuhan untuk berubah. Perubahan
bisa berasal dari:
• Pengembangan produk baru yang bisa gagal
• Pasar yang tidak cukup besar, sekalipun produk baru
sukses dikembangkan; atau
• Kegagalan produk yang bisa menimbulkan tuntutan dan
menghancurkan reputasi
• Tuntutan hukum juga bisa terjadi justru ketika produknya
sukses, send saingan entut karena untuk bahan
pelanggaran hak cipta, seperti dalam kasus sabak elektronik
(Apple versus Samsung)
RISIKO KECURANGAN (FRAUD RISK)

Risiko kecurangan berhubungan dengan peristiwa atau kondisi yang


berindikasi adanya insentif atau tekanan untuk melakukan kecurangan
atau adanya peluang untuk melakukan kecurangan.

Pemahaman auditor akan faktor risiko bisnis dan faktor risiko kecurangan
akan meningkatkan peluang untuk mengidentifikasi adanya risiko salah
saji yang material. Namun, bukanlah tanggung jawab auditor untuk
mengidentifikasi atau menilai semua kemungkinan risiko bisnis.
SUMBER INFORMASI MENGENAI ENTITAS

Langkah pertama dalam proses penilaian risiko ialah mengumpulkan dan


memutakhirkan sebanyak mungkin informasi yang relevan mengenai
identitas. Informasi ini memberikan kerangka rujukan yang penting untuk
mengidentifikasi dan menilai faktor risiko yang mungkin ada.
Informasi mengenai identitas dan lingkungannya bisa diperoleh dari
sumber sumber internal dan eksternal. Auditor sering mulai mencari
informasi dari sumber internal. Informasi ini kemudian dapat di cek tensi
nya dengan informasi dari sumber eksternal seperti data dari asosiasi
perusahaan sejenis dan mengenai kondisi umum perekonomian yang
dapat ditemukan di internet.
PROSEDUR PENILAIAN RISIKO

Berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai entitas,


auditor sekarang dapat merancang prosedur menarasikan
dibahas dalam bab 9. Prosedur prosedur penilaian risiko ini
dirancang untuk memperoleh dan mendokumentasikan
pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internal.
• Faktor Eksternal • Sifa Industri
• Aturan perundangan dan regulator
• Kerangka pelaporan keuangan
• Sifat Entitas • Pegawai operasional dan pegawai inti
• Kepemilikan da governance
• Investasi, struktur, dan pembelanjaan
• Kebijakan Akuntansi • Pemilihan dan penerapan
• Alasan untuk mengubah
• Tepatnya kebijakan untuk entitas
• Tujuan dan Strategi Entitas • Rencana dan strategi bisnis
• Implikasi dan risiko keuangan terkait
• Pengukuran/Reviu Kinerja • Apa yang diukur?
Keuangan • Siapa yang mereviu kinerja keuangan?

• Pengendalian Internal yang • Segala proses dan pengendalian yang relevan untuk
Relevan untuk Audit memitigasi risiko di tingkat entitas dan di tingkat transaksi
Resiko Keuangan

Kecurangan adalah perbuatan yang disengaja oleh satu atau beberapa


orang dalam manajemen, TCWG, pegawai, atau pihak ketiga. Kecurangan
yang melibatkan anggota manajemen atau TCWG disebut "management
fraud". Kecurangan yang hanya melibatkan pegawai dari entitas tersebut
disebut "employee fraud". Dalam management fraud dan employee fraud
bisa terjadi persekongkolan (collusion) di dalam entitas atau dengan pihak
ketiga di luar entitas.
Ada beberapa konsep penting yang akan dibahas sepintas lalu di bawah.
Pembahasan yang lebih mendalam dapat ditemukan dalam buku
karangan penulis yang berjudul Akuntansi Forensik & Audit Investigatif
(disingkat AFAI). Konsep-konsep ini ialah:

1. Fraud Tree (AFAI, Bab 6)

2. Predication dan W5H2 (AFAI, Bab 12)

3. Fraud Triangle (AFAI, Bab 6)


Kajian berkala yang dilakukan ACFE dalam kejahatan kerah putih ini
dikenal sebagai Report to the Nations (yang terakhir terbit tahun 2012)
Kajian ini dapat diunduh secara cuma cuma di situs ACFE. Pembaca
sangat dianjurkan melihat kesimpulan kajian ini, khususnya mengenai
frand berupa manipulasi laporan keuangan, seperti:

1. berapa seringnya terjadi manipulasi laporan keuangan;

2. berapa kerugian yang ditimbulkan;

3. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mendeteksi manipulasi ini:

4. siapa yang mendeteksi manipulasi ini,

5. bagaimana manipulasi ini terdeteksi:


Segitiga Kecurangan
Segitiga kecurangan atau fraud triangle menjelaskan tiga kondisi yang dapat
memberi petunjuk mengenai adanya kecurangan, yakni:

1. tekanan (pressure):
Ini sering didorong oleh kebutuhan yang (sangat) mendesak, termasuk
kebutuhan untu "sejajar dengan tetangganya atau rekan sekerja di
perusahaan/kantor.

2. peluang (opportunity).
Peluang ini berhubungan dengan budaya korporasi dan pengendalian intern
yang tida mencegah, mendeteksi, dan mengoreksi keadaan.
3. Pembenaran (rationalization)
Pembenaran adalah cara pelaku "menenteramkan diri,
misalnya "semua orang juga korupsi" atau "nanti juga saya
kembalikan (jarahan saya).
Skeptisisme Profesional

Skeptisisme Profesional
Skeptisisme profesional adalah kewajiban auditor untuk
menggunakan dan mempertahankan skeptisisme profesional,
sepanjang periode penugasan. Terutama kewaspadaan atas
kemungkinan terjadinya kecurangan.
Mengidentifikasi Faktor Risiko Bawaan

Cara paling efektif untuk mencegah terlewatinya faktor risiko


yang relevan adalah deng membuat identifikasi risiko sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari pemahamanent Makin
auditor mengetahui dan menghayati ke enam area pemahaman
entitas, makin bes pula kemampuan auditor mengidentifikasi
faktor risiko. Memahami entitas juga bermantegidentifikasi
kesalahan dan kecurangan apa yang ketika auditor
mengidentifikasi dan kemudian menanggapi skenario
kemungkinan terjading kecurangan. Management override selalu
berpeluang terjadi. Dan jika terjadi, kecurangan disembunyikan,
khususnya dari auditor.
Mendokumentasikan proses identifikasi resiko.

Audit harus menggunakan kearifan profesional nya mengenai bagaimana


ia mendokumentasikan proses identifikasi risiko. Salah satu pendekatan
nya ialah dengan mengikuti ketiga langka yang dijelaskan dalam kotak 22-
4.

Mengikuti ketiga langka itu, dokumentasi nya terdiri atas: informasi


mengenai entitas, prosedur penilaian risiko, dan menghubungkan resiko
yang di identifikasi dengan kemungkinan kesalahan dan kecurangan
dalam laporan keuangan.
MENILAI RISIKO BAWAAN
 

• ISA 240.25
Sesuai dengan ISA 315, auditor wajib mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji
material karena kecurangan pada tingkat laporan keuangan, dan pada tingkat arsersi
untuk jenis transaksi, saldo akun dan pengungkapan.

• ISA 240.26
Ketika mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material karena kecurangan, auditor
wajib, berdasarkan anggapan tentang adanya risiko kecurangan dalam pengakuan
pendapatan, mengevaluasi jenis pendapat, transaksi pendapatan atau arsersi apa saja
yang menimbulkan risiko tersebut. Alinea 47 merinci dokumentasi yang di perlukan
dimana auditor menyimpulkan asumsi itu tidak berlaku dan karena nya, ia tidak
mengidentifikasi pengakuan pendapatan sebagai risiko salah saji material karena
kecurangan.
• ISA 240.27
Auditor wajib memperlakukan risiko yang di nilai mengenai salah saji material karena
kecurangan sebagai risiko yang signifikan dan karena nya , jika belum dilakukan, auditor
wajib memperoleh pemahaman mengenai pengendalian entitas yang terkait, termasuk
kegiatan pengendalian, yang berkenaan dengan risiko tersebut.

• ISA 315.25
Auditor wajib mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material karena kecurangan
pada:

1) Tingkat laporan keuangan dan


2) Tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun dan pengungkapan sebagai dasar
untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya.
• ISA 315.26
Untuk tujuan ini, auditor wajib :
1. Mengidentifikasi risiko melalui proses memperoleh pemahaman mengenai entitas dan
lingkungan nya, termasuk pengendalian yang relevan dengan resiko tersebut dan dengan
mempertimbangkan jenis transaksi, saldo akun dan pengungkapan dalam laporan
keuangan.
2. Menilai risiko yang diidentifikasi dan mengevaluasi apakah resiko tersebut berhubungan
lebih perevasif dengan laporan keuangan secara keseluruhan dan berpotensi mempunyai
dampak terhadap banyak asersi.
3. Menghubungkan risiko yang diidentifikasi kepada apa yang bisa salah pada tingkat
asersi dengan memperhitungkan pengendalian yang relevan dengan apa yang ingin diuji
oleh auditor.
4. Mempertimbangkan kemungkinan salah saji, termasuk kemungkinan salah saji ganda
dan apakah besarnya dari salah saji yang potensial ini bisa mengakibatkan salah saji
yang material.
Selayang pandang

Dalam mengidentifikasi risiko (lihat bab terlebih dahulu) auditor.

1. Melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk mengidentifikasi sumber


atau penyebab risiko melalui pemahaman entitas.
2. Menentukan dampak yang mungkin ada dari sumber resiko yang
identifikasi termasuk kemungkinan kecurangan.
3. Menghubungkan dampak risiko dengan area laporan keuangan dan
asersi yang dipengaruhi atau menentukan apakah risiko bersifat
prevasif terhadap laporan keuangan.
Penilaian risiko oleh entitas

Penilaian risiko oleh entitas merupakan salah satu dari lima komponen
dalam pengendalian internal yang harus di tangani manajemen.
Dalam entitas yang lebih kecil , proses penilaian resiko bersifat informal
dan tidak terrstruktur. Resiko dalam entitas yang lebih kecil sering kali
diakui secara implisit dan bukan eksplisit.
Ketika manajemen memahami proses penilaian risiko yang lebih formal,
manajemen mungkin memutuskan untuk mengembangkan,
mengimplementasikan dan mendokumentasikan proses sendiri jika ini
terjadi auditor akan mengevaluasi.
Mendokumentasikan risiko yang di nilai

Menilai faktor resiko memerlukan kearifan profesional.


Penilaian risiko salah saji material dilakukan pada dua
tingkat,yakni tingkat laporan keuangan dan tingkat asersi
untuk jenis transaksi, saldo akun dan disclovers.
RISIKO SIGNIFIKAN
BAB 24
• ISA 240-26
Ketika mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material karena kecurangan
dalam pengakuan pendapatan, mengevaluasi jenis pendapatan, transaksi
pendapatan atau asersi apa saja yang menimbulkan risiko tersebut.

• ISA 315.4
Untuk tujuan ISAs, istilah berikut mempunyai makna seperti dijelaskan dibawah.

(e) significant risk (risiko signifikan)- Risiko salah saji material yang diidentifikasi
dan dinilai (identified and assessed), yang menurut pendapat auditor,
memerlukan pertimbangan khusus.
• ISA 315.25
Auditor wajib mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material karena
kecurangan pada:

a. Tingkat laporan keuangan; dan


b. Tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan; sebagai
dasar untuk meranncang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya.

• ISA 315.27
Sebagai bagian dari penilaian risiko seperti dijelaskan dalam alinea 25, auditor
wajib menentukan apakah risiko yang diidentifikasi, menurut auditor, adalah
risiko signifikan. Dalam mnentukan hal ini, auditor wajib mengeyampingkan
dampak pengendalian yang diidentifikasi yang terkait dengan risiko tersebut.
• ISA 315-28
Dalam menentukan risiko mana merupakan risiko signifikan,
auditor wajib mempertimbangkan setidak-tidaknya:
a. Apakah risiko itu merupakan risiko kecurangan
b. Apakah risiko itu berkaitan dengan perkembangan ekonomi
akhir-akhir ini, perkembangan akuntansi atau perkembangan
lain yang signifikan dan karenanya, memerlukan perhatian
khusus
c. Kompleksitas transaksi
• ISA 315-29
Jika auditor sudah menetukan bahwaa risiko signifikan
memang ada, auditor wajib memperoleh pemahaman
mengenai pengendalian entitas, termasuk kegiatan
pengendalian yang relevan untuk menangkal risiko
tersebut
• Isa 330.21
Jika auditor sudah menentukan bahwa risiko salah saji
material yang dnilai, pada tingkat dasar asersi merupakan
risiko signifikan, auditoor wajib melaksanakan prosedur
substantif yang khusus menanggapi risiko tersebut.
• ISA 550.18
Dalam memenuhi ketentuan ISA 315 untuk mengidentifikasi dan menilai
risiko salah saji material, auditor wajib mengidentifikasi dan menilai
risiko salah saji yang terkait dengan hubungan pihak terkait dan trasaksi
pihak terkait menentukan apakah risiko tersebut merupakan risiko
signifikan.
• ISA 550.19
Jika auditor mengidentifikasi faktor risiko kecurangn (termasuk risiko
hubungan pihak berelasi dimana suatu pihak mempunyai pengaruh
dominan) ketika melaksanakn prosedur penilaian risiko dan kegiatan
dengan pihak berelasi, auditor wajib mempertimbangkan informasi
tersebut dalam mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji meterial
karena kecurangan, sesuai ISA 240.
Mengidentifikasi Risiko Signifikan

Jika risiko salah saji material sudah


ditentukan dan dinilai, yang diperlukan ialah
menelaah temuan dan kemudian memilih
(brdasarkan kearifan profesional) risiko-risiko
yang memang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai